Email.irmaca_lista@yahoo.com
ABSTRAK
1
oleh agribisnis. Karena itu meningkatkan kinerja pengembangan agribisnis sama
artinya dengan membangun perekonomian Kabupaten Karo secara keseluruhan,
karena adanya keterkaitan.
Kentang merupakan salah satu komoditas yang banyak di tanam
masyarakat sekaligus menjadi komoditas unggulan yang dipasarkan untuk
memenuhi kebutuhan lokal dan manca negara. Karena itu pengembangan
komoditas kentang tersebut akan berdampak luas bagi ekonomi rakyat.
Permasalahan pokok pembangunan komoditas kentang karo adalah pasar.
Apa yang diminta pasar (kuantitas, kualitas, kontinuitas, dan waktu) tidak selalu
sesuai dengan apa yang dihasilkan. Akibatnya harga yang diterima petani
cenderung menjadi rendah dan atau bahkan sering mengalami kesulitan dalam
memenuhi permintaan pasar baik dari segi kualitas, kontinuitas, jumlah dan
waktu.
Pengembangan komoditas kentang ke depan, perlu perubahan ke
pendekatan market driven. Perecanaan perlu dimulai dengan mengetahui dengan
jelas “apa” yang diinginkan konsumen. Kemudian diturunkan pada usaha
pengolahan, lalu ke usahatani dan selanjutnya ke sarana input (bibit, pupuk,
pestisida, dll).
Pengembangan agribisnis kentang guna memenuhi kebutuhan dalam
negeri dan ekspor merupakan upaya untuk meningkatkan penggunaan komoditas
kentang dari Kabupaten Karo oleh para konsumen. Karena itu pengembangan
agribisnis kentang di Kabupaten Karo dapat dipandang sebagai Roadmap
Agribisnis Kentang Karo menjadi Kelas Nasional.
Tentu saja menjadikan kelas nasional bukanlah target akhir dari komoditas
kentang Kabupaten Karo. Masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Karo sudah
saatnya mengembangkan agribisnis kentang berkelas Internasional yakni, mampu
bersaing di pasar ekspor secara berkesinambungan.
2. METODOLOGI
2
Data primer didapatkan dari hasil baseline survey dan dianalisis dengan metode
input-output untuk mendapatkan hasil analisis usaha tani komoditi kentang.
3. HASIL
3
atau akibat konversi ke budidaya tanaman lain. Hal ini juga berdampak pada
tingkat produksi kentang yang dihasilkan.
4
Tabel 2. Produksi Kentang Menurut Kecamatan di Kabupaten Karo, Tahun
2005-2009.
Produksi (Ton)
No Kecamatan
2005 2006 2007 2008 2009
1 Barusjahe 10.113 15.238 11.260 4.550 11.556
2 Tigapanah 24.745 33.309 17.746 11.782 23.266
3 Kabanjahe 6.075 5.806 7.399 4.298 8.638
4 Simpang IV 37.834 24.995 13.169 14.387 16.880
5 Payung - - - - -
6 Munte 20 - - - -
7 Tigabinanga - - - - -
8 Juhar - - - - -
9 Kutabuluh - - - - -
10 Mardingding - - - - -
11 Berastagi 7.705 9.936 6.578 4.741 4.436
12 Merek 21.198 27.924 22.092 19.319 13.396
13 Laubaleng - - - - -
Jumlah 107.690 117.208 78.244 59.077 78.171
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Karo, 2004
5
Hasil survei di lapangan, pada 20 petani sampel, menunjukkan bahwa
biaya bahan (pembelian benih, pupuk dan pestisida) merupakan pengeluaran
terbesar dalam biaya produksi. Hal ini disebabkan masih tingginya harga pupuk
dan pestisida di pasaran. Tetapi pengeluaran untuk biaya produksi dapat tertutupi
dengan penerimaan dari hasil penjualan kentang karena dari hasil analisis usaha
tani, nilai R/C ratio sebesar 2,25% menunjukkan bahwa petani menerima
keuntungan yang relatif besar. R/C ratio merupakan perbandingan antara total
penerimaan (nilai produksi) dengan total biaya produksi.. Secara lengkap, hasil
analisis kentang dalam satu musim tanam (6 bulan) dapat dilihat pada Tabel 3
Harga
Uraian Volume Jumlah (Rp.)
(Rp.)
A Biaya Produksi
1 Biaya Sewa Lahan 400.000
2 Bibit 1.200 kg 5.000 6.000.000
3 Pemupukan Organik Porasi 30 ton 400.000 12.000.000
4 Penyemprotan EM 6 ltr 22.500 135.000
5 Pestisida Organik EM 24 ltr 25.000 600.000
6 Tenaga Kerja:
- Pengolahan Lahan Sempurna 1.700.000 1.700.000
- Penanaman 25 HOK 25.000 625.000
- Tenaga Pemupukan 20 HOK 25.000 500.000
- Penyiangan, Pembunbunan 30 HOK 25.000 750.000
- Tenaga Penyemprotan 20 HOK 25.000 500.000
- Panen dan Pasca Panen 15 HOK 25.000 375.000
- Penjaga 4 bln 100.000 400.000
- Gubug / Lain - Lain 200.000 200.000
Jumlah Biaya 24.185.000
Biaya Lain - Lain 10 % 2.418.500
Total Biaya 26.603.500
B Produksi dan Pendapatan
Produksi Rata - Rata (Kg) 30.000
Harga Rata - Rata / Kg 2.000
Hasil Penjualan ( R ) 60.000.000
Biaya Produksi ( C ) 26.603.500
Keuntungan ( B ) 33.396.500
R/C Ratio 2,25
B/C Ratio 1,25
6
Dalam pengembangan kentang di Kabupaten Karo ke depan ada dua target
penting yang perlu dilakukan yakni:
1. Target Kelas Nasional. Dalam hal ini pengembangan agribisnis
kentang dalam jangka pendek diarahkan untuk memenuhi kebutuhan
nasional, baik kuantitas, kualitas maupun kontinuitas.
2. Target Kelas Internasional. Hal ini mengupayakan agribisnis kentang
Karo agar mampu bersaing secara internasional melalui peningkatan
produktivitas dan efisiensi biaya produksi.
7
Untuk memenuhi kontinuitas pasokan, dapat dipenuhi dengan melalui
pengaturan dan rotasi pola tanam kentang pada sentra-sentra produksi kentang di
Tanah Karo.
8
Tabel 6. Target Produksi Kentang Asal Tanah Karo Sesuai Kebutuhan Pasar
Januari Februari Maret April Mei Juni
Uraian
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Volume Kentang 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500
yang dibutuhkan
pasar (ton)
2. Volume Kentang (ton) 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550
3. Volume Kentang 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550
yang harus dihasilkan
(ton)
1. Volume Kentang 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500
yang dibutuhkan
pasar (ton)
2. Volume Kentang (ton) 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550
3. Volume Kentang 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550
yang harus dihasilkan
(ton)
32
Membuat produk kentang Karo menjadi kelas Internasional, selain perlu
perbaikan mutu secara terus-menerus, peningkatan produktivitas kentang dan upaya
efisiensi biaya produksi kentang, perlu dilakukan secara bertahap, salah satu di
antaranya melalui pengurangan biaya pestisida, dengan cara melaksanakan
Pemberantasan Hama Terpadu (PHT) yaitu menggunakan pestisida pada saat
dibutuhkan, tidak seperti yang terjadi selama ini, tiada hari tanpa penggunaan
pestisida. Mungkin juga ke depan karena populasi hama dan penyakit yang banyak,
sudah mengarah kepada pertanaman kentang dalam rumah plastik sehingga hama dan
penyakit bisa dikendalikan.
Berdasarkan hasil survei di tiga kecamatan terhadap masing-masing 20 petani,
menunjukkan bahwa produktivitas kentang di Tanah Karo secara rata-rata selama 5
tahun terakhir baru mencapai sekitar 30 ton perhektar. Sedangkan rata-rata biaya
produksi adalah Rp 890/kg
Berdasarkan uraian di atas, maka pengembangan agribisnis kentang Karo
harus malukukan perbaikan pemupukan, perbaikan mutu bibit dan Efisiensi biaya
produksi.
4. KESIMPULAN
- Usaha agribisnis kentang di Kabupaten Karo memberikan keuntungan
kepada petani sebesar Rp. 33.396.500 per musim tanam
- Untuk memenuhi kontinuitas pasokan maka perlu dilakukan pengaturan
dan rotasi pola tanam kentang pada sentra-sentra produksi kentang
- Pengembangan agribisnis kentang Karo harus malukukan perbaikan
pemupukan, perbaikan mutu bibit dan Efisiensi biaya produksi.
33
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Bina Usaha Tani Dan Pengolahan Hasil. 1998. Departemen Pertanian.
Karo Dalam Angka. 2010. Karo Dalam Angka 2009. Kerjasama Pemerintah
Kabupaten Karo dengan Biro Pusat Statistik.
34