Anda di halaman 1dari 41

KABUPATEN KEBUMEN

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)


Jl. Veteran No.2 Kebumen 54311 Jawa Tengah Telp.0287-381144
Email: pemkab_kebumen@kebumenkab.go.id
Tujuan
1
1. LATAR BELAKANG
1. Struktur ekonomi Kabupaten Kebumen didominasi oleh sektor pertanian,
Namun demikian, Jumlah penduduk usia kerja yang berkerja di bidang
pertanian sebesar 43,91 %.
2. Sektor Pertanian belum mampu berkontribusi bagi peningkatan kesejahteraan
masyarakat secara signifikan.
3. Kabupaten Kebumen telah bertekad sesuai visi misi RPJPD Kab. Kebumen
tahun 2005-2025 untuk menjadikan agrobisnis sebagai sektor andalan daerah.
4. Kabupaten Kebumen memiliki 5 klaster geografi yaitu daerah bergunung,
daerah pantai, daerah pantai bergunung, dataran rendah dan bonorawan.
5. Diperlukan upaya sinergis dari hulu ke hilir dalam pengelolaan sektor
pertanian di Kabupaten Kebumen, yang kemudian membawa pada pemahaman
pentingnya pengolaan sektor yang selanjutnya dikenal dengan Agrobisnis
40.0%

35.0%

30.0%
33.9%

25.0%

20.0%
21.7%
15.0%

10.0%
10.8% 11.4%
5.0% 7.9%
1.0% 4.1% 5.0% 4.2%
0.0%
1.PERTANIAN, 2.PERTAMBANGAN 3.INDUSTRI 4.LISTRIK, GAS DAN 5.KONSTRUKSI 6.PERDAGANGAN, 7.PENGANGKUTAN 8.KEUANGAN, REAL 9.JASA - JASA
PETERNAKAN, DAN PENGGALIAN PENGOLAHAN AIR BERSIH HOTEL DAN DAN KOMUNIKASI ESTAT & JASA
KEHUTANAN, RESTORAN PERUSAHAAN
PERIKANAN
2. MAKSUD TUJUAN SASARAN
Maksud dari pekerjaan ini adalah tersedianya informasi yang dapat
digunakan sebagai referensi dan acuan bersama bagi pemerintah,
pengusaha dan masyarakat dalam mengembangkan potensi agrobisnis di
Kabupaten Kebumen

1. Tersedianya informasi yang akurat


Tujuan dari pekerjaan ini adalah mengenai potensi agrobisnis
melakukan identifikasi dan pemetaan produk unggulan masing-masing
potensi, penentuan potensi unggulan, klaster geografi di Kabupaten
analisa daya dukung/ketersediaan sub Kebumen
sistem dan penentuan alternatif 2. Tersedianya rekomendasi alternatif
strategi pengembangan dari komoditas strategi pengembangan agrobisnis
agrobisnis unggulan masing-masing unggulan di Kabupaten Kebumen
klaster geografi di Kabupaten Dokumen hasil kajian akan menjadi
Kebumen pedoman penyusunan dokumen
rencana pengembangan agrobisnis
di Kabupaten Kebumen.
3. LINGKUP LOKASI

01 Ayah 02 Buayan 03 Puring 04 Petanahan 05 Klirong 06 Buluspesantren 07 Ambal 08


Mirit 09 Bonorowo 10 Prembun 11 Padureso 12 Kutowinangun 13 Alian 14 Poncowarno 15
Kebumen 16 Pejagoan 17 Sruweng 18 Adimulyo 19 Kuwarasan 20 Rowokele 21 Sempor 22
Gombong 23 Karanganyar 24 Karanggayam 25 Sadang 26 Karangsambung
3. LINGKUP KEGIATAN
1. Identifikasi dan pemetaan potensi produk pertanian 5 wilayah klaster
2. Penentuan komoditas unggulan daerah dengan kriteria berdasarkan Permendagri
Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pengembangan Produk Unggulan Daerah
a) Penyerapan tenaga kerja
b) Sumbangan terhadap perekonomian
c) Sektor Basis Ekonomi Daerah
d) Dapat diperbaharui
e) Sosial budaya
f) Ketersediaan pasar Kriteria Pendukung
g) Bahan baku
h) Modal
i) Sarana dan prasarana produksi
j) Teknologi
k) Manajemen usaha
l) Harga
3. Penentuan komoditas unggulan daerah yang dapat dikembangkan sebagai komoditas
agrobisnis unggulan daerah dengan menggunakan analisa terhadap sub sistem
agrobisnis
a) Subsistem Penyediaan Sarana Produksi.
b) Subsistem Usahatani atau proses produksi.
c) Subsistem Agroindustri/pengolahan hasil.
d) Subsistem Pemasaran.
e) Subsistem Penunjang.
4. Identifikasi dan pemetaan potensi faktor pendukung pada 5 wilayah klaster geografi
di Kabupaten Kebumen berdasarkan analisa subsistem agrobisnis
5. Penyusunan alternatif kebijakan dan Strategi pengembangan komoditas agrobisnis di
Kabupaten Kebumen
5. PERATURAN
1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan
2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang;
3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan
5. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang
Perlindungan dan Pemberdayaan Petani
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah
7. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang
Perkebunan
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pengembangan
Produk Unggulan Daerah
9. Keputusan Menteri Pertanian Nomor
85/Kpts/OT.160/2/2015 tentang Tim Pengembangan
Usaha Agribisnis
10. Peraturan daerah Kabupaten Kebumen Nomor 1 Tahun
2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Kabupaten Kebumen tahun 2005 – 2025
11. Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen No. 23 Tahun
2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Kebumen Tahun 2011 – 2031
4. KELUARAN & STUDI TERKAIT
1. Data base komoditas pertanian di Kabupaten
Kebumen
2. Rekomendasi komoditas pertanian unggulan
3. Rekomendasi komoditas unggulan berpotensi
agrobisnis dan
4. Rekomendasi kebijakan dan strategi komoditas
agrobisnis unggulan di Kabupaten Kebumen.

1. Rencana tata ruang wilayah Kabupaten Kebumen.


2. Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
Kabupaten Kebumen
3. Rencana pembangunan jangka menengah (RPJM)
Kabupaten Kebumen.
4. Rencana Induk Pertanian Kabupaten Kebumen
Tahun 2005.
2
1. ADMINISTRASI & MORFOLOGI

Kabupaten Kebumen terdiri atas 26 kecamatan, yang dibagi


lagi atas sejumlah 449 desa dan 11 kelurahan dengan
Bagian selatan Kabupaten Kebumen merupakan dataran
jumlah Rukun Warga (RW) sebanyak 1.930 buah dan dibagi
rendah, sedang pada bagian utara berupa pegunungan, yang
menjadi 7.027 buah Rukun Tetangga (RT). Pusat pemerintahan
merupakan bagian dari rangkaian Pegunungan Serayu. Di
berada di Kecamatan Kebumen
selatan daerah Gombong, terdapat rangkaian pegunungan
kapur, yang membujur hingga pantai selatan. Daerah ini
terdapat sejumlah gua dengan stalagtit dan stalagmit.
2. LUAS WILAYAH
Jumlah Lahan Sawah dan Lahan Kering
Kecamatan
Lahan Sawah Lahan Kering Jumlah
01 Ayah 1,298 6,339 7,637
02 Buayan 1,109 5,733 6,842
03 Puring 2,477 3,720 6,197
04 Petanahan 1,955 2,529 4,484
05 Klirong 1,313 3,012 4,325
06 Buluspesantren 2,089 2,788 4,877
07 Ambal 2,837 3,404 6,241
08 Mirit 2,030 3,205 5,235
09 Bonorowo 1,315 776 2,091
10 Prembun 955 1,341 2,296
11 Padureso 285 2,610 2,895
12 Kutowinangun 1,257 2,116 3,373
13 Alian 1,627 4,148 5,775
14 Poncowarno 1,021 1,716 2,737
15 Kebumen 2,296 1,908 4,204
16 Pejagoan 707 2,751 3,458
17 Sruweng 1,366 3,002 4,368
18 Adimulyo 3,000 1,343 4,343
19 Kuwarasan 2,027 1,357 3,384
20 Rowokele 961 4,419 5,380
21 Sempor 1,273 8,742 10,015
 Kabupaten Kebumen mempunyai luas wilayah sebesar 128.112
22 Gombong 1,053 895 1,948
ha atau 1.281,11 km² atau sebesar 3,95 % dari luas Provinsi 23 Karanganyar 817 2,323 3,140
Jawa Tengah 24 Karanggayam 1,616 9,313 10,929
25 Sadang 1,099 4,324 5,423
 39.768,00 hektar atau sekitar 31,04% sebagai lahan sawah
26 Karangsambung 1,965 4,550 6,515
dan 88,343.50 hektar atau 68.96% sebagai lahan kering KABUPATEN 39,748 88,364 128,112
2015
Kecamatan
2. JUMLAH PENDUDUK 01 Ayah
Laki-laki
27,775
Perempuan
27,492
Total
55,267 4.66%
02 Buayan 27,170 27,399 54,569 4.61%
03 Puring 26,753 26,342 53,095 4.48%
04 Petanahan 26,812 26,342 53,154 4.49%
05 Klirong 27,374 27,215 54,589 4.61%
06 Buluspesantren 26,371 26,292 52,663 4.44%
07 Ambal 27,785 27,375 55,160 4.66%
08 Mirit 22,343 21,914 44,257 3.73%
09 Bonorowo 9,266 9,399 18,665 1.58%
10 Prembun 13,014 13,505 26,519 2.24%
11 Padureso 6,614 6,802 13,416 1.13%
12 Kutowinangun 20,766 21,710 42,476 3.58%
13 Alian 27,143 27,297 54,440 4.59%
14 Poncowarno 7,306 7,715 15,021 1.27%
15 Kebumen 60,579 61,001 121,580 10.26%
16 Pejagoan 24,310 24,132 48,442 4.09%
17 Sruweng 26,593 27,240 53,833 4.54%
18 Adimulyo 16,775 17,602 34,377 2.90%
Sumber: DDA Kab Kebumen Tahun 2015 - 2016 19 Kuwarasan 22,084 22,340 44,424 3.75%
20 Rowokele 21,065 21,561 42,626 3.60%
21 Sempor 29,384 30,238 59,622 5.03%
140,000
22 Gombong 23,274 24,421 47,695 4.03%
120,000 23 Karanganyar 16,802 17,449 34,251 2.89%
24 Karanggayam 24,659 24,122 48,781 4.12%
100,000 25 Sadang 9,304 8,963 18,267 1.54%
26 Karangsambung 18,776 18,973 37,749 3.19%
80,000 KABUPATEN 590,097 594,841 1,184,938 100.00%
60,000

40,000
Rata-rata pertumbuhan
sebesar 0, 79%
20,000

-
2. TENAGA KERJA KLASIFIKASI INDUSTRI

Besar
3% Menengah
1%

UKM
96%

Sumber: DDA Kab Kebumen Tahun 2015

Angkatan Bukan
Tahun Penduduk Usia 15+ Bekerja Menganggur
Kerja Angkatan Kerja

2008 873,090 576,829 296,261 541,525 35,304


2009 880,570 606,340 274,230 557,099 49,241
2010 832,745 584,684 248,061 537,808 46,876
2011 837,694 589,330 248,364 558,785 30,545
2012 837,101 631,905 205,196 608,771 23,124
2013 827,846 593,012 234,834 571,759 21,253
2014 866,899 646,434 220,465 625,449 20,985
2015 874,766 616,089 220,465 590,568 25,521
70.43% 25.20% 95.86% 4.14%
2. KEMISKINAN
1. Data BPS 2009 menyebutkan ada 309.610 penduduk (25,73 %)
berkategori miskin. Angka itu menempatkan Kebumen pada
urutan ke-4 di Jawa Tengah dalam jumlah penduduk miskin,
dan urutan ke-3 besar dalam persentase penduduk miskin.
2. Sementara data tahun 2014 menyebutkan jumlah penduduk
miskin berkurang menjadi 265.163 jiwa (22,4 persen), tapi
masih mendudukkan Kebumen pada urutan ke-2 di Jawa
Tengah dalam jumlah penduduk miskin, setelah Kabupaten
Wonosobo.
Sumber: berita.suaramerdeka. 25 Juli 2015
program-program prioritas (agenda
bupati terpilih) dalam
penanggulangan kemiskinan, seperti:
penuntasan warga miskin
memperoleh jaminan kesehatan
melalui program by one get
one, peluncuran program ambulans
online, program integrasi program
CSR dan optimalisasi program zakat
dan infaq bagi penanganan
kemiskinan

Sumber: http://uptp2k.blogspot.co.id/2015/11
2. PDRB PER KAPITA KABUPATEN KEBUMEN MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RP) 2010-2014I
Lapangan Usaha/Industry Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2010 2011 2012 2013* 2014**
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2.97 3.34 3.73 3.81 4.31
B Pertambangan dan Penggalian 0.49 0.57 0.60 0.66 0.80
C Industri Pengolahan 1.93 2.16 2.23 2.56 3.01
D Pengadaan Listrik dan Gas 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
F Konstruksi 0.73 0.78 0.87 0.96 1.04
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1.69 1.87 1.95 2.14 2.27
H Transportasi dan Pergudangan 0.39 0.41 0.43 0.49 0.57
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0.23 0.23 0.25 0.28 0.31
J Informasi dan Komunikasi 0.18 0.20 0.22 0.23 0.26
K Jasa Keuangan dan Asuransi 0.31 0.35 0.39 0.43 0.45
L Real Estat 0.15 0.16 0.17 0.18 0.20
M,N Jasa Perusahaan 0.03 0.03 0.03 0.04 0.05
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0.42 0.43 0.48 0.51 0.54
P Jasa Pendidikan 0.53 0.71 1.04 1.25 1.46 Sumber: DDA Kab Kebumen Tahun 2015
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.09 0.11 0.13 0.15 0.18
R,S,T, Jasa lainnya 0.26 0.28 0.27 0.31 0.36
7.45 8.31 9.08 10.21 11.52
Lapangan Usaha/Industry Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013* Tahun 2014**

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 28.44 28.68 29.12 27.21 27.24


B Pertambangan dan Penggalian 4.74 4.87 4.69 4.68 5.04
C Industri Pengolahan 18.51 18.53 17.42 18.30 19.04
D Pengadaan Listrik dan Gas 0.07 0.06 0.06 0.06 0.06
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0.08 0.07 0.06 0.05 0.05
F Konstruksi 7.04 6.71 6.81 6.84 6.56
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 16.24 16.07 15.19 15.27 14.33

H Transportasi dan Pergudangan 3.78 3.55 3.33 3.46 3.62


I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2.18 2.00 1.92 1.97 1.95
J Informasi dan Komunikasi 1.77 1.72 1.70 1.65 1.64
K Jasa Keuangan dan Asuransi 2.98 3.03 3.06 3.05 2.85
L Real Estat 1.47 1.41 1.31 1.29 1.25
M,N Jasa Perusahaan 0.25 0.25 0.26 0.29 0.29
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 3.98 3.69 3.78 3.67 3.44
P Jasa Pendidikan 5.10 6.07 8.12 8.90 9.26
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.87 0.92 1.01 1.08 1.11
R,S,T, Jasa lainnya 2.50 2.36 2.14 2.21 2.28
3
RPJPD PERDA NOMOR 013 TAHUN 2010 RPJPD 2005- 2025
Memperhatikan potensi yang dimiliki dan kendala yang dihadapi
Kabupaten Kebumen serta peluang dan tantangan yang diperkirakan
muncul selama 20 (dua puluh) tahun ke depan, juga dengan mempertimbangkan konstelasi
regional Jawa Tengah dan Nasional, maka visi pembangunan daerah Kabupaten Kebumen
Tahun 2005-2025 adalah:

“Kebumen yang Mandiri dan Sejahtera Berbasis Agrobisnis”

5 (lima) misi pembangunan daerah sebagai berikut:


1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia;
2. Mengurangi tingkat kemiskinan penduduk;
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur pelayanan dasar di
wilayah strategis;
4. Mengembangkan agrobisnis serta usaha mikro, kecil dan menengah
untuk mewujudkan ekonomi kerakyatan; dan
5. Menerapkan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik (good
governance) dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
serta di semua elemen kemasyarakatan.
TUJUAN RTRW PERDA NOMOR 23 TAHUN 2012 RENCANA TATA RUANG WILAYAH KAB KEBUMEN 2011- 2031
Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten adalah mewujudkan
perkembangan wilayah Kabupaten yang mandiri secara ekonomi
dan merata pelayanannya melalui pengembangan
agrobisnis yang berkelanjutan yang aman, nyaman dan produktif

1. Strategi pengembangan kawasan perkotaan sebagai pusat pertumbuhan dan


pelayanan untuk mengembangkan potensi jasa agrobisnis dan potensi lokal lainnya
2. Strategi pengembangan kawasan perdesaan sebagai lahan dan penggerak sektor
agrobisnis, dan pusat kegiatan ekonomi masyarakat desa:
a) mengembangkan kawasan perdesaan sebagai kawasan penghasil komoditas sektor ekonomi sebagai aset
utama kegiatan agrobisnis;
b) menumbuhkan keberadaan pusat pertumbuhan perdesaan berupa Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa
yang berupa Desa Pusat Pertumbuhan dan Desa Pendukung untuk Kegiatan Agrobisnis; dan
c) meningkatkan penyediaan infrastruktur dan fasilitas pelayanan untuk meningkatkan intensitas kegiatan
perekonomian di kawasan perdesaan.
TUJUAN RTRW PERDA NOMOR 23 TAHUN 2012 RENCANA TATA RUANG WILAYAH KAB KEBUMEN 2011- 2031
PKW adalah Perkotaan Kebumen
PKL meliputi:
a. Perkotaan Gombong;
b. Perkotaan Karanganyar dan Perkotaan Prembun.
PPK meliputi:
a. Perkotaan Ayah;
b. Perkotaan Puring;
c. Perkotaan Petanahan;
d. Perkotaan Sruweng;
e. Perkotaan Ambal;
f. Perkotaan Kutowinangun;
g. Perkotaan Karangsambung;
h. Perkotaan Padureso
i. Perkotaan Rowokele;
j. Perkotaan Buayan;
k. Perkotaan Klirong;
l. Perkotaan Buluspesantren;
m. Perkotaan Mirit;
n. Perkotaan Bonorowo;
o. Perkotaan Pejagoan;
p. Perkotaan Alian;
q. Perkotaan Poncowarno;
r. Perkotaan Adimulyo;
s. Perkotaan Kuwarasan;
t. Perkotaan Sempor;
u. Perkotaan Karanggayam; dan
v. Perkotaan Sadang
RTRW PERDA NOMOR 23 TAHUN 2012 RENCANA TATA RUANG WILAYAH KAB KEBUMEN 2011- 2031
Kawasan Strategis dari sudut kepentingan
pertumbuhan ekonomi

1. Kawasan ekonomi cepat tumbuh Prembun-


Kutowinangun-Kebumen-Sruweng-Karanganyar-
Gombong;
2. Kawasan pesisir Ayah;
3. Kawasan Petanahan;
4. Kawasan Strategis Lahan Pangan Berkelanjutan di
Kecamatan Puring, Buayan, Sadang, Ayah,
Karangsambung, Prembun, Padureso, Petanahan,
Rowokele, Sempor, dan Karanggayam;
5. Kawasan perbatasan Rowokele dan Mirit;
6. Kawasan industri genteng Pejagoan; dan
7. Kawasan pelestarian sarang burung walet di
Kecamatan Ayah dan Buayan.
5 KLUSTER PERBUP KEBUMEN NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG KRITERIA DAN TATACARA
PENDATAAN PENDUDUK MISKIN

1. Klaster perkotaan meliputi Kecamatan Prembun, Kecamatan Kutowinangun,


Kecamatan Kebumen, Kecamatan Pejagoan, Kecamatan Sruweng, Kecamatan
Karanganyar, dan Kecamatan Gombong;
2. Klaster pesisir meliputi Kecamatan Mirit, Kecamatan Ambal, Kecamatan
Buluspesantren, Kecamatan Klirong, Kecamatan Petanahan dan Kecamatan Puring;
3. Klaster pesisir bergunung meliputi Kecamatan Ayah dan Kecamatan Buayan;
4. Klaster pegunungan meliputi Kecamatan Padureso, Kecamatan Poncowarno,
Kecamatan Karangsambung, Kecamatan Sadang, Kecamatan Karanggayam, Kecamatan
Sempor, Kecamatan Rowokele dan Kecamatan Alian; dan
5. Klaster bonorawan meliputi Kecamatan Bonorowo, Kecamatan Adimulyo dan
Kecamatan Kuwarasan.
4
1. PENDEKATAN AGRIBISNIS
1. Agrobisnis merupakan suatu
konsep pengembangan wilayah
yang muncul karena adanya
permasalahan ketimpangan
pembangunan antara wilayah
kota sebagai pusat kegiatan dan
pertumbuhan ekonomi dengan
wilayah pedesaan sebagai pusat
kegiatan pertanian yang tertinggal
(Rustiadi dan Pranoto, 2007).
2. Kawasan Agrobisnis merupakan
salah satu bentuk program
pembangunan ekonomi berbasis
pertanian di Kawasan Agribisnis
yang dirancang dan dilaksanakan
dengan jalan mensinergikan
berbagai potensi yang ada untuk
mendorong berkembangnya sistem
dan usaha agribisnis yang berdaya
saing, berbasis kerakyatan,
berkelanjutan, dan desentralisasi
yang digerakkan oleh masyarakat
dan difasilitasi oleh pemerintah
Diagram Lingkar Hubungan Sebab Akibat
1. PENDEKATAN AGRIBISNIS
Desa Pusat Dev
Desa Pusat Dev

Sub Urban Desa Pusat Dev

Sub Urban
Pusat Kota
Desa Pusat Dev Sub Urban
(Urban Dev)
Desa Pusat Dev

Sub Urban

Desa Sub Urban


Urban
Desa Pusat Dev Desa Pusat Dev
1. Ada keuntungan keduanya, Kota utama memperoleh tambahan space sehingga beban kota berkurang juga kepadatan
ruang. Sub Urban memperoleh tambahan pendapatan dan positive impact of local economy dari pergerakan dan perpindahan
aktivitas tersebut seperti permukiman, kawasan industri, dst. (=pendapatan pajak meningkat, tingkat employment bertambah, dst). Juga
mendorong timbulnya Backward – Foreward Linkage dan penyediaan infrastruktur.
2. Dengan adanya kegiatan di Kota kecil akan dapat mencegah aliran / pergerakan penduduk dari desa ke kota.
1. PENDEKATAN AGRIBISNIS

AGROINDUSTRI PEDESAAN
agroindustri merupakan
bagian dari sistem
agribisnis yang menempati
posisi sebagai subsistem
1. Kegiatan agroindustri merupakan bagian integral dari sektor pengolahan hasil pertanian.
pertanian yang mempunyai kontribusi penting dalam proses
industrialisasi terutama di wilayah pedesaan.

2. Efek agroindustri tidak hanya mentransformasikan produk


primer ke produk olahan tetapi juga budaya kerja dari agraris
tradisional yang menciptakan nilai tambah rendah menjadi
budaya kerja industrial modern yang menciptakan nilai tambah
tinggi.
1. PENDEKATAN AGRIBISNIS
TUJUAN AGROINDUSTRI
mendapatkan produk yang
sesuai dengan kebutuhan
manusia, baik selera maupun
nilai gizinya.

memperpanjang masa
memperluas pangsa pasar.
simpan hasil pertanian
yang mudah rusak.

memberi peluang
menciptakan
bagi perkembangan
diversifikasi produk.
industri.
1. PENDEKATAN AGRIBISNIS

PERENCANAAN AGROINDUSTRI YANG EFEKTIF DAN BERKELANJUTAN


PERLU MEMPERHATIKAN

1. Aspek produksi, yaitu harus mempertimbangkan ketersediaan bahan baku


terutama dari kuantitas, kualitas dan kontinuitas.
2. Aspek pasar, yaitu harus mampu menyesuaikan dengan permintaan pasar
yang berkembang secara dinamis.
3. Aspek distribusi, yaitu harus memperhitungkan perkembangan pesaing
atau produk substitusinya
4. Aspek teknologi, yaitu harus mampu berkembang mengikuti
perkembangan teknologi yang lebih efisien.
5. Aspek manajerial yaitu diperlukan sumberdaya manusia yang mampu
menjalankan manajemen agroindustri secara efisien.
6. Aspek sosial, yaitu harus mempertimbangkan pendayagunaan masyarakat
dan merupakan sarana transfer dari teknologi dan bukan pesaing bagi
tenaga kerja manusia.
7. Dukungan Pemerintah : Kebijakan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah
Daerah untuk mendorong agroindustri melalui pembangunan infrastruktur
yang memadai, seperti jalan raya, jaringan telekomunikasi dan listrik,
8. Dukungan Pemerintah : Pemberian kredit dengan bunga lebih murah untuk
peralatan pertanian dan subsidi pupuk bagi petani
1. PENDEKATAN AGRIBISNIS
DASAR PENENTUAN KOMODITI UNGGULAN PADA SUATU WILAYAH
Komoditas unggulan adalah komoditas andalan yang paling menguntungkan untuk diusahakan/dikembangkan
pada suatu daerah (Depkimpraswil, 2003).

ASPEK INDIKATOR KETERANGAN


Ekonomi Keuntungan & nilai tambah Lebih besar dari usaha produk lain
Skala usaha Kapasitas lebih memadai, efisien
Distribusi & pemasaran Lancar, didukung oleh kelembagaan rakyat
Peluang pasar Pasar lokal, prospek luar daerah, luar negeri
Sumber daya (potensi wil) Lebih tersedia modal, lahan, bahan baku, ten kerja
Teknis Iptek maju (modern) Menguasai iptek khusus (modern) dan membudaya
Pengembangan iptek Didukung oleh kegiatan litbang, kemampuan sdm
Sosial budaya Pendidikan & keterampilan Memp keahlian relatif khusus dan membudaya dibandingkan
wilayah lain
Kewirausahaan (profesional) Berkembangann pengusaha yg berorientasi bisnis
Demokrasi Kemauan masy sendiri Melibatkan masyarakat dalam menentukan produk
(bootom up)
Tanpa paksaan dari atas Gerakan dari bawah
Kesepakatan komoditi unggulan Tidak berarti masyarakat dilarang memproduksi produk lain
diprioritaskan yang tidak diunggulkan
Historis Lebih dikenal Produk & wil produksi sdh lama dikenal masyarakat
1. PENDEKATAN AGRIBISNIS
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN:
ONE VILAGE ONE PRODUCT (OVOP)

FAKTOR INTERNAL KEBANGGAAN FAKTOR EKSTERNAL


UNTUK TINGGAL dan
BERBISNIS
di PERDESAAN
(Kembali ke Nagari) PERKEMBANGAN
KEUANGAN/MODAL
TEKNOLOGI PESAING

DISTRIBUSI/PEMASARAN EKONOMI EKSTERNAL

TEKNOLOGI &
PERATURAN
KEMAMPUAN TENAGA WILAYAH
(LEGALITAS)
KERJA PRODUK
UNGGULAN KEBIJAKAN & PROGRAM
MANAJEMEN
PEMERINTAH

INFRASTRUKTUR

LEMBAGA
KEMASYARAKATAN 1

DINAS dan INSTANSI


(Lembaga Pendorong/Fasilitator
Pembangunan)
2. METODOLOGI KEGIATAN

1. Sumber Data Sekunder

KEBUTUHAN DATA SUMBER


Kabupaten Kabumen Dalam Angka BPS Kabupaten Kabumen
Data PDRB Kabupaten Kabumen BPS Kabupaten Kabumen
Sensus Pertanian BPS Kabupaten Kabumen
Statistik Potensi BPS Pusat
Dokumen RPJPD BAPPEDA Kabupaten Kabumen
Dokumen RPJMD BAPPEDA Kabupaten Kabumen
Dokumen RKPD BAPPEDA Kabupaten Kabumen
Dokumen RTRW BAPPEDA Kabupaten Kabumen
Kependudukan DISDUKCAPIL Kabupaten Kabumen
Ketenagakerjaan DISOSNAKERTRANS Kabupaten Kabumen
Data Pendidikan DINDIKPORA Kabupaten Kabumen
Data Pertanian DPPK Kabupaten Kabumen
Data Perindustrian dan Perdagangan Disperindag koperasi UMKM Kabupaten Kabumen
Data/Profil Investasi BPMP2T Kabupaten Kabumen
Data/Informasi/Dokumen Lainnya Bappeda dan BPS Kabupaten SKPD yang mengampu daya
saing daerah
2. METODOLOGI KEGIATAN

SUMBER DATA PRIMER


1. Wawancara mendalam dengan para stakeholder terkait dengan
alat bantu interview guide yang memuat pertanyaan mengenai
agribisnis dan jenis usaha yang ada dan kuesioner tertutup
guna penentuan komoditas pertanian unggulan :

2. Observasi lapangan. bertujuan untuk merekam keadaan kondisi


fisik. Hal-hal yang diobservasi antara lain meliputi prasarana
dan sarana yang ada, serta potensi-potensi agribisnis yang
tersedia.

3. Analisis Kebijakan
Analisa kebijakan digunakan untuk mengetahui peraturan
pemerintah (pusat dan daerah) serta isi didalamnya yang terkait
dengan pengembangan agribisnis dan produk unggulan.
2. METODOLOGI KEGIATAN

METODE ANALISIS DATA

5. Analisis Sektor Basis


a. Analisis Location Quotient (LQ)
b. Analisis Growth - Share

Growth
(+)
Komoditas Komoditas
Dominan Unggulan
(-) (+) Share
Komoditas Komoditas
Statis Potensial
(-)
2. METODOLOGI KEGIATAN
METODE ANALISIS DATA
3. Analisis Daya Dukung
a. Prasarana dan Sarana
b. Kearifan Lokal
c. Sumberdaya Manusia

4. Analisis Identifikasi Komoditas Agribisnis Unggulan menggunakan AHP


Analytical Hierarchy process (AHP) adalah salah satu bentuk model
pengambilan keputusan dengan multiple criteria
• Faktor Nilai Ekonomi Daerah
• Faktor Ketersediaan Input
• Faktor Tenaga Kerja
• Faktor Skala Produksi
• Faktor Pangsa Pasar Produksi
• Faktor Daya Saing
• Faktor Status Teknologi
• Faktor Skill Tenaga Kerja
• Faktor Turunan Produk Olahan
• Faktor Kelembangaan (Institusional)
• Faktor Kontinyuitas Produksi
2. METODOLOGI KEGIATAN

CONTOH : ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN


TANAMAN PANGAN KABUPATEN X DENGAN AHP
2. METODOLOGI KEGIATAN

CONTOH : ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN


TANAMAN PANGAN KABUPATEN X DENGAN AHP
2. DETAIL METODOLOGI FRAME

PENDAHULUAN ANTARA
2. DETAIL METODOLOGI FRAME

ANTARA / DRAFT AKHIR AKHIR


4
TIME SCHEDULE
TERIMA KASIH
Matur Nuwun

Anda mungkin juga menyukai