Anda di halaman 1dari 52

a.

Kawasan Cagar Alam Geologi Karangsambung ditetapkan dengan


Keputusan Menteri ESDM No. 2817 K/40/MEM/2006 berupa 30 lokasi bentukan
geologi (geodiversity) yang terdiri dari 28 situs batuan dan 2 situs mata air (panas)
b. Pemanfaatan Kawasan Cagar Alam Geologi Karangsambung selama ini lebih
cenderung sebagai laboratorium alam, bagi mahasiswa/ siswa yang ingin
belajar tentang geologi
c. Permasalahan berikutnya yaitu aktifitas penambang pasir dengan menggunakan
alat-alat yang dapat menyedot kandungan bebatuan mulia di dalam pasir, mengingat
sepanjang Kali Luk Ulo dipenuhi dengan situs bebatuan geologis penting
d. Menciptakan forum untuk saling berkomunikasi lintas stakeholder dan masyarakat
yang ditetapkan dalam Keputusan Bupati dalam sebuah Tim Koordinasi
Pengembangan Geopark Nasional (TKPGK) pada tahun 2016
e. Diperlukan suatu perubahan dalam pola piker masyarakat dalam pengelolaan
lingkungan dari eksploitasi menjadi konservasi dengan diambil manfaatnya
melalui konsep Geopark

PENDAHULUAN HAL 1
Maksud dari pekerjaan ini adalah menyusun
Masterplan Geopark Kawasan
Karangsambung di Kabupaten Kebumen guna
persiapan menuju Geopark Nasional.

1. Merumuskan induk dari perencanaan


pembangunan sumberdaya keragaman alam
(geologi, budaya dan biologi) yang disusun.
berdasarkan visi misi untuk mencapai
pengembangan kawasan yang
berkelanjutan.
2. Memperoleh skenario pembangunan
Geopark dengan sistem pengelolaan yang
sehat, seimbang dan berpihak pada
konservasi, serta pendidikan umum tentang
alam dan kebumian terhadap mayarakat
setempat dan pengunjung.
PENDAHULUAN HAL 2
Lokasi kegiatan yaitu Tersusunnya Dokumen Masterplan
Kawasan Geopark Geopark Kawasan Karangsambung di
Karangsambung di Kabupaten Kebumen
Kabupaten Kebumen

Kawasan Cagar Alam Geologi


Karangsambung di Kabupaten
Kebumen terletak di 5 (lima)
kecamatan, yaitu Kecamatan
Karanggayam, Kecamayan Alian,
Kecamatan Sadang, Kecamatan
Karangsambung, dan Kecamatan
Pejagoan. Kawasan yang menjadi
objek keunikan geologi ini dapat
diamati pada daerah
seluas total ± 22.154 Ha.

PENDAHULUAN HAL 3
PENDAHULUAN HAL 4
Konsep Geopark adalah salah satu konsep dalam
pengembangan kawasan yang memiliki geodiversity –
geoheritage berkelas nasional dan atau internasional
yang dilindungi dengan manejemen “multi
stakeholders” yang mampu memberikan
“significance regional impact” bagi konservasi,
edukasi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
di kawasan dan daerah sekitarnya berlandaskan
aktifitas “sustainable green tourism”.

PENDAHULUAN HAL 5
Menurut penjelasan UNESCO,
unsur utama di dalam
Geopark terbagi 3 yaitu unsur
Geodiversity, Biodiversity dan
Culturaldiversity. Konsep asas
Geopark menurut UNESCO
adalah pembangunan
ekonomi secara mapan
melalui warisan geologi atau
geotourism. Tujuan dan
sasaran dari Geopark adalah
untuk melindungi keragaman
Bumi (geodiversity) dan
konservasi lingkungan,
pendidikan dan ilmu
kebumian secara luas.

PENDAHULUAN HAL 6
GEO
MORFOLOGI

STRATIGRAFI

STRUKTUR
TEKTONIKA

SITUS
GEODIFERSITY
Satuan geomorfologi Kawasan Cagar Alam Geologi Karangsambung dapat dibagi menjadi 5 (lima) unit satuan yang meliputi :
1. SATUAN PERBUKITAN PEGUNUNGAN KOMPLEK MELANGE
2. SATUAN PERBUKITAN – PEGUNUNGAN LIPATAN
3. SATUAN BERGELOMBANG LEMAH – KUAT
4. SATUAN BUKIT TERISOLIR
5. SATUAN DATARAN ALLUVIAL PROFIL KAWASAN HAL 7
susunan lapisan batuan daerah ini meliputi :
1. KOMPLEK MELANGE LUK ULO
2. FORMASI KARANGSAMBUNG-TOTOGAN
3. FORMASI WATURANDA
4. FORMASI PENOSOGAN
5. FORMASI HALANG PROFIL KAWASAN HAL 8
1. Pada zaman Kapur – Paleosen (117 – 60
juta tahun lalu), kawasan ini merupakan
zone subduksi yang menghasilkan batuan
bancuh komplek Luk Ulo
2. Pada kala Eosen – Oligosen, zone
subduksi bergerak ke arah selatan namun
kondisi tektonik masih labil sehingga
menyebabkan proses pelongsoran gaya
berat berulang yang menghasilkan
bongkah-bongkah besar olistolit di dalam
masa dasar batu lempung bersisik.
3. Pada kala Tersier awal – tengah, terjadi
proses orogenesa serta lebih bergesernya
jalur penunjaman ke arah selatan yang
menyebabkan proses pengangkatan
kawasan CAGK dan diikuti oleh proses
vulkanisme
4. Pada Miosen Tengah – Pliosen, zone
subduksi semakin bergerak ke arah
selatan sehinggga kawasan CAGK berada
sebagai cekungan belakang busur (back
arc basin).
5. Pada kala Pliosen, seluruh P.Jawa
mengalami pengangkatan yang ikut EVOLUSI KOMPLEK MELANGE LUK-ULO (ASIKIN, 1994)
mengangkat pula kawasan CAGK.
PROFIL KAWASAN HAL 9
PROFIL KAWASAN HAL 10
1. Aktivitas penambang pasir dengan
mesin sedot telah merubah morfologi
sungai dan menyebabkan kondisi DAS
Luk Ulo semakin kritis, baik ekologi
maupun kuantitas air tanah;
2. Sepanjang daerah hilir menuju daerah
hulu, hampir seluruh bagian sungai
sudah ditambang;
3. Pertambangan juga membuat tanah
sering amblas meski sering diperbaik

aktifitas penambang pasir


dengan menggunakan alat-alat yang
dapat menyedot kandungan bebatuan
mulia di dalam pasir, mengingat
sepanjang Kali Luk Ula dipenuhi dengan
situs bebatuan geologis penting

DAS Luk Ulo dengan tutupan


vegetasi yang sangat jarang telah
menggerus pondasi Jembatan
Gebang

PROFIL KAWASAN HAL 11


1. JUMLAH
PERTUMBUHAN
KELOMPOK UMUR
2. KELOMPOK
PEKERJAAN
3. KELUARGA
SEJAHTERA

CAGAR
BUDAYA

BUDAYA
LOKAL

PEREKONOMIAN
Pertumbuhan penduduk secara
agregat di kawasan perencanaan
tercatat rata-rata adalah sekitar
0,37% (pertumbuhan ini tercatat
dari jumlah penduduk Tahun
2013-2015

PROFIL KAWASAN HAL 12


Berdasarkan data statistik Tahun
2016, penduduk yang bekerja pada 6
sektor ekonomi, distribusi terbesar
penduduk yang bekerja pada sektor
pertanian dengan prosentase sebesar
44% di ikuti dengan sektor industri
pengolahan sebesar 17%, sedangkan
sektor yang terkecil proporsinya
adalah lainnya.

PROFIL KAWASAN HAL 13


Prasejahtera: terbesar ada di
Kecamatan Karanggayam dan AIlian
Sejahtera I: Terbesar ada di
Kecamatan Sruweng
Sejahtera II: Terbesar ada di
Kecamatan Sruweng
Sejahtera III: Terbesar ada di
Kecamatan Pejagoan
Sejahtera III+: Terbesar ada di
Kecamatan Sruweng Kebumen

PROFIL KAWASAN HAL 14


SEJARAH BERDIRINYA KALIGENDING (KARANGSAMBUNG)
Danang Sutawijaya mendirikan
kerajaan mataram Islam.
Sutawijaya bergelar
Panembahan Senopati,
memerintah tahun 1587-1601 dan
wafat tahun 1601 di Desa Kajenar.
Kemudian dimakamkan di
Kotagede bersama dengan Pertabatan Danang Sutawijaya (Panembahan
ayahandanya Ki Ageng Senapati/Raja I Mataram Islam) berada di Desa
Pemanahan. Kaligending Kecamatan Karangsambung, Kabupaten
Kebumen, lebih kurang 15 Km arah utara dari kota
Perjalanan panjang mengikuti suara gamelan itu Kebumen
sampailah di pesisir Urut Sewu Kebumen. Di Pantai
Logending, yang kini masuk kecamatan Ayah
Kebumen, suara gamelan itu ternyata menuju ke
arah Utara. Danang Sutawijaya pun mengikutinya.
Di sebuah sungai yang kini bernama Luk ULa,
rombongan kerajaan Mataram itu naik perahu.
Mereka ternyata menantang arus untuk mengikuti
suara gamelan tersebut. Hingga di suatu tempat, suara
gending itu berhenti. “Setelah suara gending berhenti,
Danang Sutawijaya kemudian bubak alas (membuka
hutan) dan menjadikannya desa yang diberi nama
Kaligending“
Cerita Daerah: Gending Lukonoto (Di cuplik dari: Arif Widodo – Suara Merdeka Cetak; Rabu, 5 Januari
2011 ) PROFIL KAWASAN HAL 15
SUNGAI LUKULO DAN SEJARAH KAWASAN
Nama Kebumen yang memiliki arti
Kebumian merupakan nama baru dari
kabupaten Panjer yang berarti tonggak
awal. Sungai Luk Ula adalah nama sungai di
Kabupaten Kebumen yang dimulai dari
kecamatan Karangsambung menuju ke
Selatan hingga bermuara di samudra
Hindia. Sungai Luk Ula pada awalnya
merupakan sungai bawah laut, terbentuk
pada masa pratersier tertua diperkirakan
Pada tanggal 9 Agustus 2017 ditemukan fosil gigi gajah telah berumur sekitar 117 juta tahun;
purba oleh seorang penambang pasir. Fosil tersebut
selanjutnya di data oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya
(BPCB Jawa Tengah) pada tanggal 24 Agustus 2017 yang
tengah melakukan penyusunan Database Cagar Budaya
bergerak di Kabupaten Kebumen, mulai tanggal 14 – 28
Agustus 2017 dimana salah satu tempat yang dituju
adalah wilayah Kecamatan Bulus Pesantren
Selain gigi gajah purba tersebut ikut didata pula dua
benda cagar budaya bergerak lainnya yaitu Watu
Lumpang, berada di Desa Maduretno dan Fragmen
Yoni yang dikenal warga sebagai Watu Celengdi
pekarangan Dusun Keburuan Desa Ayam Putih.

PROFIL KAWASAN HAL 16


PERTEMPURAN KARANGSAMBUNG 1825-1900
Diambil dari: Ananda. R Mei 15, 2012 Pertempuran Karangsambung: Perspektif Kebangkitan Nasional 1825-1900
Pertempuran di Karangsambung
• Belanda yang bekerjasama dengan Arungbinang IV merencanakan
penyerbuan ke pertahanan Panjer yang telah pindah di
Karangsambung (pemerintahan darurat tersebut kini dikenal dengan
sebutan Makam Panjer; berada di Karangsambung dekat Jalan Kyai
Welaran).
• Rencana penyerbuan awal adalah markas pasukan Panjer di Baniara.
Rencana ini segera diketahui oleh mata – mata (colok) pasukan
Panjer dan segera disampaikan secara getok tular (pesan berantai) ke
pemerintahan di Panjer Gunung (sebutan untuk pemerintahan
Darurat Panjer di Karangsambung).

Pembumihangusan Pendopo Agung Panjer


Atas perintah Gubernur Jenderal Graff Van Den Bosch dengan
pertimbangan peperangan yang tetap berlangsung meski Pendopo
Panjer telah dikuasai telah memakan biaya yang cukup besar, maka
Belanda yang sudah satu tahun menduduki Pendopo Agung Panjer pun
kemudian membumihanguskan tempat tersebut dan menyerahkan
ketataprajaan Panjer kepada Arungbinang IV. Kotaraja dan Pendopo
Panjer lama dipindah ke tempat yang baru (di daerah yang sekarang
menjadi Pendopo Kebupaten Kebumen beserta alun – alunnya).

PROFIL KAWASAN HAL 17


PROFIL KAWASAN HAL 18
PROFIL KAWASAN HAL 19
1. KIRAB BUDAYA SETIAP SURO
2. KESENIAN KETOPRAK
3. KUDA LUMPING
4. WAYANG KULIT
5. REBANA

PROFIL KAWASAN HAL 20


1. PADI SAWAH
2. CENGKEH
3. JENITRI
4. KAMBING
5. SAPI POTONG
6. JATI
7. MAHONI
8. ALBASIAH
9. Akasia

KARANGSAMBUNG

1. PADI SAWAH
2. KACANG HIJAU
3. KANGKUNG
4. PISANG
1. PADI SAWAH
2. JENITRI
3. ALBASIAH

ALIAN SRUWENG PROFIL KAWASAN HAL 21


Lahan seluas 25 hektare di Desa
1. PADI SAWAH
Cangkring, kecamatan Sadang,
PEJAGOAN
2. DURIAN Kebumen disiapkan untuk
3. KLENGKENG agropolitan. Sebagai langkah awal
4. CENGKEH ditanam sebanyak 1.100 bibit pohon 1. PADI SAWAH
5. ALBASIA kelengkeng dan 6.405 bibit pohon 2. PISANG
6. SAPI POTONG durian 3. CENGKEH
4. TEMBAKAU
5. JENITRI
6. SAPI POTONG
7. KAMBING
8. AYAM RAS PEDAGING
9. LELE

KEDUNGGONG, DESA 1. PADI SAWAH


POTENSI AGROWISATA 2. KETELA POHON
3. CABE RAWIT
4. PISANG
5. PEPAYA
6. KECURTEMBAKAU
7. KAMBING
8. SAPI POTONG
9. AYAM RAS PEDAGING
10. ALBASIA

SADANG KARANGGAYAM PROFIL KAWASAN HAL 22


SUB SEKTOR
DESKRIPSI ISU STRATEGIS
SOSIODIVERSITY
PENDUDUK / Dengan meningkatnya nilai jual komoditas Banyaknya potensi akan budaya lokal
KEMASYARAKATAN jenitri, menimbulkan kerawanan pencurian seperti gotong royong dapat membuat
kawasan lebih baik dalam merespon
pembangunan
Masih tingginya jumlah penduduk miskin Potensi akan agro (pertanian) yang
untuk kluster pegunungan (diantara 5 tinggi, akan tetapi belum sepenuhnya
kluster) yang ada di Kabupaten Kebumen dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat
Pertambanhan penduduk yang cukup Masih rendahnya masyarakat terhadap
tinggi. Urbanisasi juga masih tinggi. pengelolaan sumber daya alam yang
dapat mengganggu akan lingkungan
SEJARAH KAWASAN Kawasan pegunungan di kebumen utara
mempunyai sejarah yang panjang, dengan
banyak ditemukan peninggalan/petilasan
maupun cerita rakyat yang ada
PENINGGALAN CAGAR Cagar budaya yang bernilai sejarah tinggi di Kurangnya perhatian dalam menggali
BUDAYA kawasan perencanaan terancam akan benda cagar budaya di kawasan
punah/hilang jika benda cagar budaya tidak perencanaan dari pemerintah maupun
dikelola dengan baik (pencurian, perjual dukungan masyarakat
belikan ilegal) dll.
BUDAYA LOKAL Sudah mulai menghilangnya budaya dan Menurunnya keinginan akan generasi
kesenian lokal di kawasan perencanaan penerus untuk belajar dan mengjaga
diakibatkan adanya pengaruh kemajuan IT kesenian dan budaya lokal
dan modernisasi
PEREKONOMIAN Potensi yang tinggi akan sektor pertanian Belum di olah dengan baik potensi-
dan produk unggulan lokal (seperti jenitri, potensi ekonomi lokal
empon-empon) dll. PROFIL KAWASAN HAL 23
KERAGAMAN
HAYATI

PROFIL FLORA

PROFIL
FAUNA
Keragaman hayati pada
suatu kawasan
mencerminkan
terpeliharanya kondisi
lingkungan. Keragaman
hayati mencakup
keragaman flora dan fauna
yang hidup dan
berkembang. Berdasarkan
peta sebaran Biomassa
maka luasan masing-
masing Kawasan biomassa
dapat dilihat pada gambar

PROFIL KAWASAN HAL 24


NO NAMA LOKAL NAMA ILMIAH (LATIN) NO NAMA LOKAL NAMA ILMIAH (LATIN)
1 Pinus Pinus mercusii 23 Bintaro Cerbera manghas Anggrek Kantong
2
3
Jati
Damar
Tectona grandis
Agathis Dammara
24
25
Awar-awar
Cengkeh
Ficus septica
Syzygium aromaticum
(Paphiopedilum)
4 Sengon Paraserianthes falcataria 26 Ficus Ficus sp.
5 Mahoni daun lebar Swietenia macrophylla 27 Gmelina Gmelina arborea
6 Mahoni Swietenia mahagony 28 Jambu biji Psidium guajava
7 Lamtoro Leuchaena leucochephala 29 Jambu-jambuan Eugenia sp.
8 Bayur Pterospermum javanicum 30 Jeruk Citrus sp.
9 Asem Jawa Tamarindus indica 31 Ketapang Terminalia catappa
10 Nangka Artocarpus heterophyllus 32 Kopi Coffea robusta
11 Jenitri Elaeocarpus ganitrus 33 Mangga Mangifera indica
12 Akasia mangium Acacia mangium 34 Salam Syzygium polyanthum
13 Durian Durio zibethinus 35 Sonokeling Dalbergia latifolia
14 Randu Ceiba pentandra 36 Waru Hibiscus sp. Inophyllum
15 Sukun Artocarpus communis 37 Sirsak Anonna muricata
16 Bambu Bambuceae 38 Bintaro Cerbera manghas
17 Jambu2an Syzygium cumini 39 Lada Pipper nigrum
18 Johar Cassia siamea 40 Jahe Zingiber officinale
19 Kluwek Pangium edule 41 Kunyit Curcuma longa
20 Melinjo Gnetum gnemon 42 Kapulaga Amomum compactum
21 Pulai Alstonia scholaris 43 Secang Caesalpinia sappan
22 Sirsak Anonna muricata 44 Salak Salacca zalacca

Pohon Jenitri

Pohon pinus (pinus mercusii) merupakan tanaman Tanaman kemukus


hutan produksi yang dominan dijumpai di kawasan Kemukus (Piper cubeba L.) merupakan
geopark Karangsambung salah satu jenis tanaman obat yang nyaris
punah, padahal potensi tanaman tersebut
cukup menjanjikan PROFIL KAWASAN HAL 25
NAMA LOKAL NAMA ILMIAH NAMA LOKAL NAMA ILMIAH
Bondol Jawa Lonchura leucogastroides Elang Ular Bido Spilornis cheela
Bondol Peking Lonchura punctulata Gemak Loreng Turnix suscitator
Bubut Jawa Centropus nigrorufus Kadalan Birah Phaenicophaeus curvirostris
Burung Gereja Erasia Passer montanus Layang-Layang Batu Hirundo tahitica
Burung Madu Kelapa Anthreptes malacensis Merbah Cerukcuk Pycnonotus goiavier
Burung Madu Sriganti Nectarinia jugularis Merbah Corok-Corok Pycnonotus simplex
Cabai Jawa Dicaeum trochileum Perenjak Coklat Prinia familiaris
Cekakak Jawa Halcyon cyanoventris Perenjak Jawa Prinia flaviventris
Cekakak Sungai Todirhamphus chloris Perenjak Padi Prinia inornata
Cinenen Kelabu Orthotomus ruficeps Pijantung Kecil Arachnothera longirostra
Cinenen Pisang Orthotomus sutorius Sepah Kecil Pericrocotus cinnamomeus
Cipoh Kacat Aegithina tiphia Tekukur Biasa Streptopelia chinensis
Cucak Kuning Pycnonotus melanicterus Elang Jawa Nisaetus bartelsi
Cucak Kutilang Pycnonotus aurigaster

NO NAMA LOKAL NAMA ILMIAH FAMILI


1 Bunglon Bronchocela jubata Agamidae
2 Cekibar Draco volans Agamidae
3 Ular Sanca Python reticulatus Phytonidae
4 Kadal Ekor Biru Cryptoblepharus renschi Scincidae
5 Kadal Kebun Eutropis multifasciata Scincidae
6 Kadal Seresah Eutropis rugifera Scincidae
7 Tokek Gekko gecko Gekkonidae
8 Ular Berbintik Boiga multomaculata Colubridae
PROFIL KAWASAN HAL 26
1 Kodok Buduk Bufo melansticus Bufonidae
2 Katak Sawah Fejervarya limnocharis Dicroglosidae
3 Katak Pohon Polipedates Rhacophoridae

Kera ekor panjang (macaca fascicularis) Babi Hutan (Sus scrofa)

Kera ekor panjang (macaca fascicularis) yang dijumpai di hutan sekitar G. Pager
Jawa, Soma Wangsa serta Kalikecot-Pujotirto

Rusa (Cervidae)

Macan Kumbang/ Macan Tutul (Panthera pardus)


Berdasarkan penuturan warga dan informasi petugas Perhutani,
macan tutul masih bisa dijumpai di beberapa lokasi seperti Dukuh
Jombret- Seboro, Watu Ces-sadang Wetan, G. Paras dan G. Prahu
(Karangsambung-Banioro), Wadasmalang, G. Brujul (Peniron). PROFIL KAWASAN HAL 27
PRASARANA

SARANA

UTILITAS
JALAN / AKSES UTAMA

JALAN / AKSES SEKUNDER

PROFIL KAWASAN HAL 28


Kabupaten Kebumen kini memiliki Instalasi Pengolahan
Lumpur Tinja (IPLT) yang berlokasi di TPA Kaligending,
Kecamatan Karangsambung. Instalasi pengolahan lumpur
tinja merupakan instalasi pengolahan air limbah yang
menerima lumpur tinja melalui mobil (truk tinja). IPLT
dirancang untuk mengolah lumpur tinja agar tidak lagi
membahayakan bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan
sekitarnya. Di IPTL terdapat beberapa tangki dan kolam.
Limbah akan diolah mulai dari kolam anaerobik untuk
menguraikan limbah organik, hingga mencapai kolam
maturasi yang merupakan tahap terakhir dari kolam
stabilisasi.

Berdasarkan data STBM Indonesia di


kawasan perencanaan yang terdiri dari 51
desa terdapat hampir separuhnya atau 21
desa yang prosentase akses terhadap jamban
masih di bawah 60%, dengan akses terkecil
ada pada Desa Glontor dan Selogiri (23-24%)
juga Desa Kalirejo Kecamatan Karanggayam

PROFIL KAWASAN HAL 29


TPA Kaligending sudah diselesaikan dan sejak
Januari 2017 sudah mulai difungsikan
sebagai tempat pembuangan sampah (dana
Rp 8,5 miliar APBN 2016 ). Pembangunan
tahap 2 dengan dana Rp 1,9 miliar dari APBN
2017 dikerjakan Maret 2017.
Lokasi tempat pembuangan ahkir (TPA) Kaligending merupakan tempat penimbunan sampah yang berasal dari Kota
Kebumen, lokasi TPA tersebut terletak di desa Kaligending, Kecamatan Karangsambung dan berada di dalam
Kawasan Cagar Alam Geologi Karangsambung (CAGK). Kondisi TPA yang terletak di perbukitan tentunya
menimbulkan dampak lingkungan bagi daerah yang berada dibawahnya terutama tentang kondisi airtanah pada
pemukiman dibagian bawahnya

PROFIL KAWASAN HAL 30


PROFIL KAWASAN HAL 31
1. Belum semua kawasan terakses
oleh jaringan air bersih perpipaan
PDAM maupun Non PDAM.
2. Krisis air yang menimpa warga
yang tinggal di daerah perbukitan
pada musim kemarau tahun
semakin parah. Banyak sumber
air yang mengering membuat
sebagian besar warga hanya
mengandalkan air bantuan dari
Pemkab Kebumen.
3. Air tanah di beberapa tempat
mulai menyusut. (Mata air di kaki
Gunung Parans yang airnya biasa
digunakan oleh Kampus kini
sudah mengering). Kini Kampus
membuat sumur bor di tepian
Sungai Luk Ulo untuk
memperoleh air bersih).
4. Sungai Luk Ulo, debit air pada
musim hujan besar sedangkan
pada musim kemarau air sungai
sangat kecil. . Pada musim
penghujan debitnya meningkat
tajam dan sering menimbulkan
bencana banjir Penyebab
terjadinya banjir adalah curah
hujan yang berlebih dibandingkan
dengan kapasitas infiltrasi tanah
yang ada di daerah tangkapan
hujan sehingga sebagian besar air
hujan berubah menjadi aliran
permukaan.

PROFIL KAWASAN HAL 32


III
SKENARIO PENGEMBANGAN
KEBIJAKAN : PENGELOLAAN DALAM KAWASAN GEOPARK KARANGSAMBUNG

Permukiman Ekonomi Kreatif

Alam Fisik
Menciptakan
“Magnet” &
Fasilitas MP Non
GEOPARK kawasan
Eksisting  Pemanfaatan Fisik
 Pengaturan
 Pengendalian
 Pelestarian
Untuk  Perlindungan
mengundang
Alam publik

SKENARIO PENGEMBANGAN KAWASAN HAL 33


SKENARIO PENGEMBANGAN
STRATEGI: PENGELOLAAN DALAM KAWASAN GEOPARK KARANGSAMBUNG

1. Integrasi Potensi “Geologi


Heritage Asset” dan “Alam”
2. Meciptakan point of interest
kawasan sebagai tujuan
wisata handal
3. Peningkatan, Penataan,
Pemberdayaan :
• Permukiman
• Ekonomi rakyat
• Kelompok kerajinan lokal
4. Penyediaan ruang publik dan
wisata yang memanfaatkan
potensi heritage alam
Strategi
5. Peningkatan kepariwisataan
melalui penyediaan panggung
rakyat sebagai wisata lokal.
6. Menciptakan sungai Lukulo
sebagai wajah kawasan

SKENARIO PENGEMBANGAN KAWASAN HAL 34


SKENARIO PENGEMBANGAN
KONDISI INTEGRASI ANTARA CLUSTER KAWASAN GEOPARK KARANGSAMBUNG

RUMUSAN AKIBAT YANG SKENARIO


POTENSI & MASALAH DITIMBULKAN PENGEMBANGAN

POTENSI :
Nodes-nodes kawasan
Signifikan :
1. Situs Geo,
2. Taman Edukasi,
3. Sub Terminal Integrasi daerah-
4. Kuliner Lokal Keterkaitan / daerah potensi wisata
5. Toko Souvenir Lingkage antar & Geopark (tourism
6. Wisata Alam nodes terputus paths, nodes &
7. Wisata Budaya lingkage)
8. Wisata Khas

MASALAH :
Jalur Linkages antar nodes
tidak menerus
Geo – Alam – Ekonomi rakyat
SKENARIO PENGEMBANGAN KAWASAN HAL 35
SKENARIO PENGEMBANGAN

Eksplorasi

Sejarah (history)
Fisik Wilayah
Karakteristik Bentang Alam
Sosial & Budaya
City Planning
Fungsi Kawasan Kawasan Cagar Alam Geologi

“Unik” Kawasan Geologi / Kebumian


Kawasan Cagar Alam Geologi

SKENARIO PENGEMBANGAN KAWASAN HAL 36


SKENARIO PENGEMBANGAN

Eksplorasi

VISI
SKENARIO PENGEMBANGAN KAWASAN HAL 37
SKENARIO PENGEMBANGAN

SKENARIO PENGEMBANGAN KAWASAN HAL 38


SKENARIO KERANGKA KAWASAN

KORIDOR UTAMA

KORIDOR UTAMA

KORIDOR
SEKUNDER

KORIDOR
KORIDOR
SEKUNDER
SEKUNDER
KORIDOR
SEKUNDER

KORIDOR
SEKUNDER

KORIDOR UTAMA

SKENARIO PENGEMBANGAN KAWASAN HAL 39


SKENARIO TEMATIK KAWASAN
Sungai sebagai ruang struktural memanjang yang perlu
dilindungi dan menjadi muka kawasan, dengan
KORIDOR UTAMA
mengoptimalkan akan fungsi utama
GEO AGRO
ZONA 2 GEO
GEO HERITGE

PENIRON
ZONA 1 GEO
KEBAKALAN
CLAAR DSK
CONDONG KARANGSAM
KARANGGAY BUNG
AM
ZONA 4 GEO ZONA 3 GEO
KRAKAL
WADASMALA
NG DSK

GEO WATER
GEO CULTURE
Ruang struktural hutan dan kawasan resapan
air di preservasi, sehingga dapat berfungsi
dengan bai sebagai kawasan penyangga

SKENARIO PENGEMBANGAN KAWASAN HAL 40


TAMAN SITUS GEOLOGI

GERBANG geopark WISATA


Karangsambung
SKENARIO PENGEMBANGAN KAWASAN HAL 41
SKENARIO PENGEMBANGAN KAWASAN HAL 42
TERIMA KASIH
Matur Nuwun
SKENARIO PENGEMBANGAN

Anda mungkin juga menyukai