Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu negara yang sumber pangannya berasal dari
sektor pertanian. Kegiatan pertanian di negara Indonesia sangat tinggi sekaligus sebagai
salah satu sumber pembangun perekonomian masyarakat. Karenanya kegiatan tersebut
harus diperhatikan dengan baik oleh pemerintah, terutama dalam hal pendistribusikan
kebutuhan pertanian seperti pengadaan pupuk yang merata serta pemenuhan pengairan
yang baik. Pengairan yang baik merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan hasil
panen gabah yang bermutu dan berkualitas baik. IArcrigasi merupakan salah satu
program perintah untuk memudahkan petani dalam pengadaan sumber air untuk
pertanian. Oleh sebab itu diperlukan informasi yang baik terhadap kegiatan tersebut agar
dapat dikaji tentang pemanfaatannya yang besar.
Kecamatan Kuantan Hilir merupakan salah satu kecamatan yang sebagian
wilayahnya merupakan persawahan masyarakat. Dalam pemenuhan pengairan untuk
persawahan masyarakat mengandalkan pengairan irigasi yang terpusat di Desa Kepala
Pulau sebagai penyedia air utamanya. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
mengatur secara aktif sistem pengairan tersebut ke areal persawahan di beberapa desa
dalam kabupaten Kuantan Singingi khususnya kecamatan Kuantan Hilir sendiri.
Oleh sebab itu penulis tertarik untuk membuat pemetaan mengenai pengairan
irigasi Kepala Pulau ini karena belum adanya media informasi komputasi berbasis
sistem informasi geografis yang dapat kita manfaatkan untuk kegiatan penyampaian
informasi mengenai pengairan irigasi untuk pertanian, maka penulis mencoba
melakukan penelitian untuk membuat sebuah pemetaan mengenai pengairan irigasi di
kecamatan Kuantan Hilir Seberang. Sehingga penulis dalam penelitian ini mengambil
judul skripsi “Pemetaan Daerah Aliran Irigasi Desa Kepala Pulau Kecamatan
Kuantan Hilir Menggunakan ArcGis 10.3 (Studi Kasus Pada Daerah Aliran Irigasi
Desa Kepala Pulau.)

Proposal Skripsi 1
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan suatu permasalahan yaitu :
1. Bagaimanakah langkah-langkah pembuatan peta irigasi menggunakan software
ArcGis 10.3 ?
2. Berapakah panjang irigasi yang ada pada desa Kepala Pulau Baserah ?
1.3 Pembatasan Masalah
Ruang lingkup masalah dalam penelitian ini mencakup :
1. Pembuatan peta irigasi pada daerah yang dilalui oleh saluran irigasi,
2. Objek yang didigitasi merupakan saluran irigasi utama (saluran primer),
saluran irigasi pembagi (saluran sekunder) dan Saluran Tersier, letak/lokasi
pintu air pada saluran utama, saluran pembagi dan saluran pembuang serta
areal persawahan yang dialiri irigasi Desa Kepala Pulau.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yaitu :
1. Membuat Pemetaan Saluran Irigasi Desa Kepala Pulau Kecamatan Kuantan
Hilir.
2. Menentukan Luasan Persawahan yang dialiri oleh Saluran Irigasi.
3. Menentukan panjang saluran irigasi Desa Kepala Pulau Kecamatan Kuantan
Hilir.
1.5 Manfaat Penelitian
Karena belum adanya data Kongkret tentang Irigasi Desa Kepala Pulau yang
dimiliki oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, maka dengan dilakukannya
penelitian ini penulis dapat membantu dal pembuatan peta Irigasi Desa Kepala Pulau
kemudian membandingkan dan melengkapi data yang penulis dapat secara langsung
dari lapangan dengan data yang dimiliki oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Kuantan Singingi.

Proposal Skripsi 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis (SIG)


`Perkembangan teknologi dalam bidang komputer mendorong perkembangan
pembuatan peta dengan format digital yang dikenal dengan Sistem Informasi Geografis.
Melalui penggunaan data digital, pembuatan peta menjadi lebih cepat dan efesien
sehingga mampu memenuhi kebutuhan informasi kebumian yang semakin meningkat.
SIG terdiri atas tiga kata, yaitu sistem, informasi, dan geografis. Adapun pengertian dari
masing-masing konsep tersebut adalah sebagai berikut :
a. Sistem adalah sekumpulan objek, ide, yang saling berhubungan untuk mencapai
tujuan atau sasaran bersama.
b. Informasi adalah analisa dan sintesis terhadap data. Informasi dapat juga
dikatakan sebagai data yang telah diorganisasikan ke dalam bentuk yang sesuai
dengan kebutuhan.
c. Sistem informasi yaitu suatu jaringan kegiatan mulai dari pengumpulan data,
manipulasi, pengelolaan dan analisis serta penjabaran data menjadi informasi.
d. Geografis yaitu persoalan mengenai bumi. kata ini bisa digabungkan dengan
informasi geografis karena mempunyai persamaan penjelasan.
e. Infromasi geografis adalah informasi mengenai tempat yang ada dipermukaan
bumi, pengetahuan mengenai berbagai keterangan yang terdapat dimuka bumi
yang posisinya diberikan atau diketahui.
Berdasarkan definisi dari beberapa kata penyusunan, menurut para ahli
mendefinisikan Sisten Informasi Sebagai Berikut :
Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS) atau disebut
juga dengan SIG merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk
mengolah dan menyimpan data atau informasi geografis (Aronoff, 1989). Secara umum
pengertian SIG sebagai berikut :
“Suatu komponen yang terdiri dari sistem komputer ( hardware dan software), data
spasial dan User yang bekerja bersama secara efektif untuk memasukkan, menyimpan,
memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan,

Proposal Skripsi 3
menganalisa, dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis.” SIG
mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu
di bumi, menggabungkannya, menganalisa dan akhirnya memetakan hasilnya.
Hasil Penelitian yang diambil sebagai bahan referensi dalam penyusunan proposal
tugas akhir ini yaitu diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Riansyah Putra (2013)
program studi teknik informatika Sekolah tinggi manajemen informatika dan komputer
Stmik u’budiyah indonesia Banda aceh yang berjudul ”Pemetaan Daerah Irigasi
Krueng-Jreu Di Kecamatan Indrapuri Banda Aceh Menggunakan ArcGis 10.3 Studi
Kasus Pada Daerah Aliran BJKR 1-5”. Adapun ringkasan isi dari hasil penelitian ini
yaitu : Keterbatasan secara teknis baik sarana maupun prasarana dan sumber daya
menimbulkan banyak kendala dalam mengoptimalkan pendistribusian pengairan ke
persawahan. Untuk mendukung penyempurnaan pengairan tersebut perlu adanya
pembuatan sistem informasi geografis (SIG) yang memberikan informasi secara
maksimal mengenai objek pemetaan suatu benda seperti menampilkan data dalam suatu
informasi berbasis geografis yang nantinya dapat memberikan kemudahan untuk
mengidentifikasi data pengairan. Hasil yang dicapai dalam pengolahan data pengairan
irigasi dalam kecamatan indrapuri dengan menggunakan software ArcGIS ini, Dinas
PU dapat menampilkan dan memberikan informasi yang akurat dalam melakukan
pengecekan data pengairan irigasi untuk kepentingan evaluasi, pengendalian dan
pemantauan kepada penggunanya seperti Pengolahan data menjadi data GIS digital,
menampilkan image lokasi aliran irigasi dan daerah pintu air sehingga mempermudah
manajemen informasi pengelolaan penyajian data pengairan irigasi.
Kemudian bahan yang diambil sebagai referensi untuk penulisan proposal tugas
akhir ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Adi Abrar M. Kiram (2013) Jurusan
Teknik Geodesi Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional
Malang yang berjudul “ Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis Untuk Menentukan
Kebutuhan Konsumsi Oksigen di kota Malang menggunakan Software Argis 9.3 ”
ringkasan isi penelitian tersebut yaitu : Perkembangan kota Malang yang kurang
mementingan penyediaan pembangun untuk area ruang terbuka hijau menyebabkan
semakin berkurangnya ketersediaan ruang terbuka hijau sebagai penghasil oksigen
dapat berakibat pada meningkatnya suhu di kota Malang dan berkurangnya produksi
oksigen untuk proses pernapasan makhluk hidup khususnya manusia .Kebutuhan

Proposal Skripsi 4
konsumsi oksigen di kota Malang dapat di ketahui dengan cara memanfaatkan
teknologi Sistem informasi geografis atau SIG. Dengan melakukan analisa atau
perhitungan luasan Area ruang terbuka hijau atau RTH menggunakan Software ArcGis
10.3 setelah itu dapat diketahui jumlah produksi oksigennya,
kemudian hasil dari produksi oksigen tersebut di bagikan dengan jumlah
penduduk pada tiap-tiap kecamatan sehingga dapat di ketahui kebutuhan konsumsi
oksigen untuk tiap kecamatan tersebut cukup atau tidak mencukupi, di katakan cukup
apabila hasil konsumsi oksigennya berada pada nilai konsumsi idealnya atau lebih,
sedangkan dikatakan tidak mencukupi apabila hasil konsumsi oksigennya kurang dari
nilai ideal kebutuhan konsumsi oksigennya.

Proposal Skripsi 5
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 IRIGASI
3.1.1 Pengertian Irigasi
Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untukmenunjang pertanian
yang jenisnya meliputi irigasi air permukaan, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa dan
irigasi rawa. Semua proses kehidupan dan kejadian di dalam tanah yang merupakan
tempat media pertumbuhan tanaman hanya dapat terjadi apabila ada air, baik bertindak
sebagai pelaku (subjek) atau air sebagai media (objek).
3.1.2Jenis-jenis Irigasi
Seperti yang telah dijelaskan diatas irigasi adalah suatu tindakan memindahkan
air dari sumbernya ke lahan-lahan pertanian, adapun pemberiannya dapat dilakukan
secara gravitasi atau dengan bantuan pompa air. Pada prakteknya ada 4 jenis irigasi
ditinjau dari cara pemberian airnya :

a. Irigasi gravitasi (Gravitational Irrigation)


Irigasi gravitasi adalah irigasi yang memanfaatkan gaya tarik gravitasi untuk
mengalirkan air dari sumber ke tempat yang membutuhkan, pada umumnya irigasi
ini banyak digunakan di Indonesia, dan dapat dibagi menjadi: irigasi genangan liar,
irigasi genangan dari saluran, irigasi alur dan gelombang.

b. Irigasi bawah tanah (Sub Surface Irrigation)


Irigasi bawah tanah adalah irigasi yang menyuplai air langsung ke daerah akar
tanaman yang membutuhkannya melalui aliran air tanah. Dengan demikian
tanaman yang diberi air lewat permukaan tetapi dari bawah permukaan dengan
mengatur muka air tanah.

c. Irigasi siraman (Sprinkler Irrigation)


Irigasi siraman adalah irigasi yang dilakukan dengan cara meniru air hujan
dimana penyiramannya dilakukan dengan cara pengaliran air lewat pipa dengan
tekanan (4 –6 Atm) sehingga dapat membasahi areal yang cukup luas. Pemberian
air dengan cara ini dapat menghemat dalam segi pengelolaan tanah karena dengan
pengairan ini tidak diperlukan permukaan tanah yang rata, juga dengan pengairan

Proposal Skripsi 6
ini dapat mengurangi kehilangan air disaluran karena air dikirim melalui saluran
tertutup.

d. Irigasi tetesan (Trickler Irrigation)


Irigasi tetesan adalah irigasi yang prinsipnya mirip dengan irigasi siraman tetapi
pipa tersiernya dibuat melalui jalur pohon dan tekanannya lebih kecil karena hanya
menetes saja. Keuntungan sistem ini yaitu tidak ada aliran permukaan.
3.1.3 Jaringan Irigasi
Jaringan irigasi adalah satu kesatuan saluran dan bangunan yang diperlukan
untuk pengaturan air irigasi, mulai dari penyediaan, pengambilan, pembagian,
pemberian dan penggunaannya. Secara hirarki jaringan irigasi dibagi menjadi jaringan
utama dan jaringan tersier. Jaringan utama meliputi bangunan, saluran primer dan
saluran sekunder. Sedangkan jaringan tersier terdiri dari bangunan dan saluran yang
berada dalam petak tersier. Suatu kesatuan wilayah yang mendapatkan air dari suatu
jarigan irigasi disebut dengan Daerah Irigasi.

3.3.3.1 Klasifikasi Jaringan Irigasi


Berdasarkan cara pengaturan, pengukuran, serta kelengkapan fasilitas, jaringan irigasi
dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu
a. Jaringan irigasi sederhana
b. Jaringan irigasi semi teknis
c. Jaringan irigasi teknis.

Tabel 3.1 Klasifikasi Jaringan Irigasi

Proposal Skripsi 7
Sumber: Standar perencanaan Irigasi (KP01)

3.1.3.1.1 Jaringan Irigasi Teknis


Jaringan irigasi teknis mempunyai bangunan sadap yang permanen. Bangunan
sadap serta bangunan bagi mampu mengatur dan mengukur. Disamping itu terdapat
pemisahan antara saluran pemberi dan pembuang. Pengaturan dan pengukuran
dilakukan dari bangunan penyadap sampai ke petak tersier. Untuk memudahkan sistem
pelayanan irigasi kepada lahan pertanian, disusun suatu organisasi petak yang terdiri
dari petak primer, petak sekunder, petak tersier, petak kuarter dan petak sawah sebagai
satuan terkecil.

Proposal Skripsi 8
Gambar 3.1 Contoh Jaringan Irigasi Teknis
Sumber: Kriteria Perencanaan irigasi KP01
a. Petak Primer

Petak primer terdiri dari beberapa petak sekunder yang mengambil langsung air
dari saluran primer. Petak primer dilayani oleh satu saluran primer yang mengambil
air langsung dari bangunan penyadap. Daerah di sepanjang saluran primer sering tidak
dapat dilayani dengan mudah dengan cara menyadap air dari saluran sekunder.

Proposal Skripsi 9
Gambar 3.2 Jaringan irigasi Primer

Sumber : Dokumentasi

b. Petak Sekunder
Petak sekunder terdiri dari beberapa petak tersier yang kesemuanya dilayani oleh
satu saluran sekunder. Biasanya petak sekunder menerima air dari bangunan bagi
yang terletak di saluran primer atau sekunder. Batas-batas petak sekunder pada
urnumnya berupa tanda topografi yang jelas misalnya saluran drainase. Luas petak
sukunder dapat berbeda-beda tergantung pada kondisi topografi daerah yang
bersangkutan. Saluran sekunder pada umumnya terletak pada punggung mengairi
daerah di sisi kanan dan kiri saluran tersebut sampai saluran drainase yang
membatasinya. Saluran sekunder juga dapat direncanakan sebagai saluran garis
tinggi yang mengairi lereng lereng medan yang lebih rendah.

Proposal Skripsi 10
Gambar 3.3 Jaringan Irigasi Sekunder
Sumber : Dokumentasi
c. Petak Tersier
Petak ini menerima air irigasi yang dialirkan dan diukur pada bangunan sadap (off
take) tersier. Bangunan sadap tersier mengalirkan airnya ke saluran tersier. Ini juga
menentukan ukuran petak tersier. Petak yang kelewat besar akan mengakibatkan
pembagian air menjadi tidak efisien, sebaiknya bentuk petak tersier bujur sangkar
atau segi empat untuk mempermudah pengaturan tata letak dan memungkinkan
pembagian air secara efisien. Di daerah-daerah yang ditanami padi luas petak
tersier idealnya maksimum 50 ha, tapi dalam keadaan tertentu dapat ditolelir
sampai seluas 150 ha disesuaikan dengan kondisi topografi.

Gambar 3.4 Jaringan Irigasi Tersier


Sumber : Dokumentasi

3.1.3.1.2 Jaringan Irigasi Semi Teknis

Jaringan irigasi semi teknis memiliki bangunan sadap yang permanen ataupun
semi permanen. Bangunan sadap pada umumnya sudah dilengkapi dengan bangunan
pengambil dan pengukur. Jaringan saluran sudah terdapat beberapa bangunan
permanen, namun sistem pembagiannya belum sepenuhnya mampu mengatur dan
mengukur. Karena belum mampu mengatur dan mengukur dengan baik, sistem
pengorganisasian biasanya lebih rumit.

Proposal Skripsi 11
Gambar 3.5 Contoh Jaringan Irigasi Semi Teknis
Sumber: Kriteria Perencanaan irigasi KP01

3.3.3.1.3 Jaringan Irigasi Sederhana

Jaringan irigasi sederhana biasanya diusahakan secara mandiri oleh suatu


kelompok petani pemakai air, sehingga kelengkapan maupun kemampuan dalam
mengukur dan mengatur masih sangat terbatas. Ketersediaan air biasanya melimpah
dan mempunyai kemiringan yang sedang sampai curam, sehingga mudah untuk
mengalirkan dan membagi air. Jaringan irigasi sederhana mudah diorganisasikan
karena menyangkut pemakai air dari latar belakang sosial yang sama.

Adapun kelemahan dari jaringan irigasi sederhana, yaitu:

Proposal Skripsi 12
1. Terjadi pemborosan air karena banyak air yang terbuang.
2. Air yang terbuang tidak selalu mencapai lahan di sebelah bawah yang lebih
subur.
3. Bangunan penyadap bersifat sementara, sehingga tidak mampu bertahan
lama.

Gambar 3.6 Contoh Jaringan Irigasi Sederhana


Sumber: Kriteria Perencanaan irigasi KP01

Proposal Skripsi 13
3.2 PETA
3.2.1 Pengertian Peta
Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh muka bumi dan disajikan pada bidang
datar pada skala dan proyeksi tertentu. Karena dibatasi oleh skala dan proyeksi maka
peta tidak akan pernah selengkap dan sedetil gambaran aslinya (Bumi). Pada dasarnya
bentuk bumi tidak datar, tapi mendekati bulat. Maka untuk menggambarkan sebagian
muka bumi untuk kepentingan pembuatan peta, perlu dilakukan langkah-langkah agar
bentuk yang mendekati bulat tersebut dapat didatarkan dan distorsinya dapat terkontrol.
Caranya dengan melakukan proyeksi ke bidang datar.
3.2.2 Jenis Peta
Sesuai dengan fungsi peta dan kepentingan penggunaan peta, maka peta di
kelompokkan kedalam dua jenis yaitu Peta Umum dan Peta Khusus.
3.2.2.1 Peta Umum
Peta umum sering disebut peta topografi, merupakan peta yang berisi semua
kenampakan bumi secara umum, baik kenampakan alami maupun kenampakan buatan
manusia peta jenis ini bermacam-macam data yang dituangkan data tersebut antara lain
meliputi grid (lintang dan bujur), ketinggian tempat, namanama geografi, wilayah
administrasi,dan perhubungan.Dapat dilihat pada gambar 3.7.

Gambar 3.7 Peta Umum

3.1.2.2 Peta Khusus


Disebut juga dengan peta tematik karena merupakan peta yang dibuat dengan
tujuan tertentu. Oleh karena itu, informasi yang diberikan dalam peta tersebut

Proposal Skripsi 14
merupakan informasi dengan suatu tema tertentu. Pemberian judul untuk peta tematik
disesuaikan dengan tema atau tujuan pemetaannya, misalnya peta sungai, peta
lingkungan,peta kepadatan penduduk.dapat dilihat pada gambar 3.8.

Gambar 3.8 Peta Khusus (Kepadatan Penduduk Di Indonesia)

3.2.3 Komponen Dan Kelengkapan Peta


Peta yang lengkap harus memuat komponen-komponen seperti :
A. Judul Peta
Judul sangat penting karena menunjukan ini seluruh isi peta. Judul di tulis dengan
huruf besar dengan ukuran paling besar serta diletakan pada tempat yang paling mudah
untuk dilihat.
B. Simbol Peta
Lambang-lambang yang terdapat pada suatu peta yang mengambarkan semua
formasi yang dimaksud dalam peta tersebut. Diantara lain simbol titik, simbol garis,
simbol luas, simbol volum.

Proposal Skripsi 15
Gambar 3.9 Simbol-Simbol Pada Peta

C. Skala Peta
Skala peta menunjukan perbandingan antara dua titik atau luas dalam gambar
terhadap jarak dua titik tersebut di permukaan bumi. Peran skala sangat penting apabila
kesalahan dalam penulisan skala akan mempengaruhi hasil pembacaan peta.
D. Grid Peta
Merupakan jaringan-jaringan pada peta yang terdiri dari garis vertikal yang
mewakili garis meridian dan garis horizontal yang mewakili garis paralel, Yang berguna
untuk menentukan koordinat suatu titik. Yang terdiri :
a. Garis lintang (menunjukan arah utara dan selatan)
b. Garis bujur (menunjukan arah barat dan timur)
Dalam selembar peta sering terlihat dibubuhi semacam jaringan kotak-kotak atau
grid system. Tujuan grid adalah untuk memudahkan penunjukan lembar peta dari sekian
banyak lembar peta dan untuk memudahkan penunjukan letak sebuah titik di atas
lembar peta.

Proposal Skripsi 16
Gambar 3.10 Grid Peta
E. Arah Peta
Arah utara merupakan panduan bagi pengguna peta agar dapat melihat posisi
suatu tempat. Sesuai dengan namanya, fungsi penunjuk arah memberikan informasi arah
utara, timur, selatan, barat dan atau arah daerah yang digambar. Untuk itu diberikan
petunjuk arah yang disebut arah peta, pada umumnya berbentuk anak panah dengan
huruf U pada ujungnya.

Gambar 3.11 Penunjuk Arah pada peta

F. Legenda
Legenda merupakan keterangan yang menjelaskan seluruh isi peta. Legenda
merupakan semacam kamus yang digunakan saat membaca simbol-simbol yang ada di
dalam peta.

Proposal Skripsi 17
Gambar 3.12 Contoh Legenda Pada Peta
3.2.4 Format Data
3.2.4.1 Data Spasial
Data spasial adalah data mengenai objek atau unsur geografis yang dapat
diindenfikasikan dan mempunyai acuan lokasi berdasarkan koordinat tertentu. Data
spasial meliputi data grafis dan data atribut. Salah satu syarat terwujudnya SIG adalah
data spasial. Data ini memiliki sistem koordinat tertentu sebagai dasar referensinya dan
mempunyai dua bagian penting yang berbeda dari data lain, yaitu informasi lokasi
(spasial) dan informasi deskriptif (atribut) :
a) Informasi lokasi (spasial), berkaitan dengan suatu koordinat baik koordinat
goegrafis (lintang dan bujur) dan koordinat XY, termasuk diantaranya proyeksi.
b) Informasi deskriptif (atribut) atau informasi nonspasial, suatu lokasi yang
memiliki beberapa keterangan yang berkaitan dengannya, Contoh jenis
vegetasi, populasi, luasan, dan kode pos.
3.2.4.1.1 Informasi Lokasi
Informasi lokasi atau geometri milik suatu objek spasial dapat dimasukkan ke
dalam beberapa bentuk seperti berikut :
a) Titik (dimensi nol - point)
Titik adalah representasi grafis atau geometri yang paling sederhana bagi objek
spasial. Representasi ini tidak memiliki dimensi, tetapi dapat diidentifikasikan di atas
peta dan dapat ditampilkan pada layar monitor dengan menggunakan simbol-simbol

Proposal Skripsi 18
tertentu. Format titik : koordinat tunggal, tanpa panjang, tanpa luasan. Contoh : lokasi
kecelakaan, letak pohon.
b) Garis (satu dimensi – line atau polyline)
Garis adalah bentuk geometri linier yang akan menghubungkan paling sedikit dua
titik dan digunakan untuk merepresentasikan objek-objek yang berdimensi satu.
Format : Koordinat titik awal dan akhir, dan mempunyai panjang tanpa luasan. Contoh :
jalan, sungai, utility.dapat dilihat pada gambar 3.13.

Gambar 3.13 Contoh Data Spasial Dalam Bentuk Garis

c) Polygon (dua dimensi – area)


Geometri polygon digunakan untuk merepresentasikan objek-objek dua dimensi.
Unsur unsur spasial seperti danau, batas propinsi, batas kota, batas persil tanah milik
adalah beberapa contoh tipe entitas dunia nyata yang pada umumnya direpresentasikan
sebagai objek-objek dengan geometri polygon. Format : Koordinat dengan titik awal
dan akhir sama, mempunyai panjang dan luasan. Contoh : Tanah persil, bangunan.
Dapat dilihat pada gambar 3.14.

Proposal Skripsi 19
Gambar 3.14 Contoh Data Spasial Dalam Bentuk Polygon

d) Permukaan (3D)
Setiap fenomena terkait fisik (spasial) memiliki lokasi di dalam ruang. Akibatnya,
model data yang lengkap juga harus mencakup dimensi penting yang ketiga (ruang 3
dimensi). Format : Area dengan koordinat vertikal, Area dengan ketinggian Contoh :
Peta slope, bangunan bertingkat.Dapat dilihat pada gambar 3.13

Gambar 3.15 Contoh Data Spasial Dalam Bentuk 3D

3.2.4.2 Data Raster

Proposal Skripsi 20
Data raster (atau disebut juga dengan sel grid) adalah data yang dihasilkan dari
sistem Penginderaan Jauh. Pada data raster, obyek geografis direpresentasikan sebagai
struktur sel grid yang disebut dengan pixel (picture element). Bentuk contoh data raster
dapat dilihat pada gambar 3.16.

Gambar 3.16 Bentuk Data Raster


3.2.5 Sistem Proyeksi Peta Yang Digunakan
3.2.5.1 Pengelompokan Proyeksi Peta
Bentuk bola bumi sebenarnya tidak bulat melainkan bola agak lonjong yang
disebut dengan elipsoida. Proyeksi peta dilakukan untuk menghindari kesalahan yang
mungkin terjadi akibat perubahan bentuk dari bentuk bola ke bidang datar, baik dari
bentuk-bentuk di permukaan bumi yang tidak mengalami perubahan, luas harus tetap
serta jarak tempat sesungguhnya di muka bumi tidak mengalami perubahan.
Secara umum, proyeksi peta dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
cara pemindahan data topografi dari permukaan Bumi ke atas permukaan peta.
Proyeksi peta menurut jenis bidang proyeksi dibedakan :
1. Proyeksi bidang datar / Azimuthal / Zenithal
2. Proyeksi Kerucut
3. Proyeksi Silinder
Proyeksi peta menurut kedudukan bidang proyeksi dibedakan :
1. Proyeksi normal
2. Proyeksi miring
3. Proyeksi transversal
Proyeksi peta menurut jenis unsur yang bebas distorsi dibedakan :

Proposal Skripsi 21
1. Proyeksi conform, merupakan jenis proyeksi yang mempertahankan besarnya
sudut
2. Proyeksi equidistant, merupakan jenis proyeksi yang mempertahankan besarnya
panjang jarak
3. Proyeksi equivalent, merupakan jenis proyeksi yang mempertahankan besarnya
luas suatu daerah pada bidang lengkung.

Gambar 3.17 Bentuk Proyeksi Peta

3.2.6 Interpretasi Peta


Interpretasi Pata adalah Kegiatan membaca peta dengan memberikan penafsiran
atau mamaknai isi peta atas dasar simbol yang ada dan juga mempelajari penampakan
Geografis yang di tunjukkan oleh berbagai simbol dari peta. Jika ingin memahami dan
membaca sebuah peta terlebih dahulu harus mengenal berbagai unsur dalam peta
terutama simbol-simbol.
Adapun fungsi Interpretasi peta yaitu :
a) Mengetahui berbagai objek Geografis seperti gunung, Pengunungan, sungai,
danau, daratan rendah, dataran tinggi, laut ,jalan, jalan kereta api dan lain-
lain.
b) Mengetahui daerah yang jarang dan yang padat penduduknya.
c) Mengetahui persebaran barang tambang.
d) Mengetahui potensi suatu daerah.
e) Mengetahui jarak lurus antar kota.
f) Mengetahui keadaan suatu wilayah.

Proposal Skripsi 22
3.2.7 Peta Sebagai Sumber Data SIG
Data spasial yang dibutuhkan pada SIG dapat diperoleh dengan berbagai cara,
salah satunya melalui survey dan pengamatan lapangan yaitu penentuan posisi/koordinat
di lapangan dengan berapa hal yang berkaitan dengan posisi/koordinat serta metode-
metode untuk mendapatkan informasi tersebut di lapangan.
3.2.8 Digitasi Peta
Digitasi secara umum dapat didefinisikan sebagai proses konfersi data analog
kedalam format digital seperti jalan, rumah, sawah dan lain-lain yang sebelumnya dalam
format raster pada sebuah citra satelit resolusi tertinggi dapat diubah kedalam format
digital salah satunya melalui digitasi onscreen atau digitasi di layar monitor.

3.3 ArchGIS
3.3.1 Pengertian ArcGIS
ArcGIS adalah salah satu perangkat lunak yang digunakan untuk membuat Sistem
Informasi Geografis (SIG) yang berbasis dekstop. Software ini memiliki beberapa fungsi
ekstension yang telah tersedia didalamnya serta juga mengimplementasikan konsep
berbasis data spasial. ArcGIS diciptakan khusus untuk kompabilitas sistem informasi
berbasis geografis (SIG) yang membutuhkan performance besar seperti Server GIS,
Database GIS, Web GIS dan lain sebagainya. Didalam software ArcGIS telah tersedia
berbagai macam Tool-tool, Tutorial serta Extension yang mudah dipahami dan
digunakan.

Gambar 3.18 ArcGIS versi 10.3

Proposal Skripsi 23
3.3.2 Item Yang Terdapat Pada ArcGIS
Item yang terdapat pada ArcGIS yaitu :
1. ArcEditor : Sebagai memanipulasi Shapefile serta Geodatabase,
2. ArcInfo :Yang mencakup kemampuan untuk memanipulasi data, mengedit dan
analisis.
3.3.3 Kelebihan dan Kelemahan Software ArcGIS
Kelebihan Software ArcGIS antara lain :
1. Berbasis sistem informasi geografi (SIG),
2. Memiliki versi desktop,
3. Memiliki banyak fungsi, Tool-tool serta tutorial yang mudah dipahami dan
digunakan,
4. Mengimplementasikan konsep berbasis data spasial,
5. kompabilitas dengan sistem informasi berbasis geografis (SIG) yang
membutuhkan performance yang besar,
6. Membutuhkan spesifikasi komputer PC yang relatif standar.
7. Kelemahannya yaitu, Software ArcGIS yang telah terinstalasi kedalam sistem
komputer relatif memakan area memori bebas yang besar pada Harddisk.
3.3.4 Spesifikasi Hardware ArcGIS
Perangkat lunak ArcGIS akan bekerja dengan performance stabil apabila
spesifikasi perangkat keras (Hardware) komputer PC telah sesuai dengan yang
direkomendasikan,yaitu :
1. Menggunakan Processor minimal generasi Pentium 4 atau sekelasnya,
2. Membutuhkan kapasitas RAM (Random Acces Memory) minimal sebesar 1
Gigabyte,
3. Membutuhkan perangakat penyimpanan data berupa harddisk, flesdisk
4. Terintegrasi oleh Video Grafik Adapter (VGA) minimal sebesar 128 Megabyte.
5. Membutuhkan piranti untuk memasukan data seperti Keyboard, mouse, scanner
3.3.5 Sistem Navigasi GPS
GPS (Global Position System) adalah sistem navigasi dan penentuan posisi
menggunakan satelit yang dikembangkan dan dikelola oleh departemen pertahanan
Amerika Serikat. GPS dapat memberikan informasi tentang posisi, kecepatan, dan
waktu dimana saja dimuka bumi setiap saat, dengan ketelitian penentuan posisi dalam

Proposal Skripsi 24
fraksi millimeter hingga meter. Keakuratan pengukuran GPS semakin tinggi dengan
berkembangnya teknologi dan Kemampuan jangkauannya mencakup seluruh dunia dan
dapat digunakan banyak orang setiap saat pada waktu yang sama. (Abidin, H.Z, 1995).
3.3.6 KegunaanAplikasi-aplikasi GPS
Beberapa aplikasi dari GPS diantaranya adalah :
1. Survey dan pemetaaan,
2. Survey penegasan batas wilayah administrasi dan pertambangan,
3. Geodesi, Geodinamika dan Deformasi,
4. Navigasi dan transportasi,
5. Telekomunikasi,
6. Studi traoporsif dan lonofsir,
7. GIS (Geographic Information System).

Gambar 3.19 Alat GPS tipe 78-S.

Proposal Skripsi 25
BAB IV

METODELOGI PENELITIAN

4.1 Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup masalah dalam penelitian ini mencakup :
1. Aliran irigasi yang didigitasi yaitu di desa yang di aliri oleh irigasi yaitu desa
Kepala Pulau, Kampung Tengah, dan Madinah di Kecamatan Kuantan Hilir.
2. Objek yang didigitasi merupakan saluran irigasi utama (Saluran Primer),
saluran irigasi pembagi (Saluran Skunder), dan saluran Tersier, letak atau
lokasi pintu air pada saluran utama, pintu saluran pembagi, dan pintu
pembuang serta areal persawahan yang di aliri oleh irigasi Desa Kepala Pulau.
4.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan antara lain :
Obsevasi lansung ke sumber objek penelitian, yaitu mengumpulkan data lapangan
sesuai dengan kebutuhan seperti :
a) Mencari titik koordinat serta menghitung jumlah pintu air
b) Mengukur panjang saluran irigasi utama (Saluran Primer) saluran irigasi
pembagi (Saluran Skunder) serta saluran Tersier.
c) Mengumpulkan data luas persawahan yang dialiri oleh aliran irigasi Desa
Kepala Pulau di Kecamatan Kuantan Hilir.
4.3 Rencana Penelitian
Perancangan yang penulis lakukan antara lain pengumpulan data dari sumber arsip
dari desa-desa yang dialiri oleh irigasi serta referensi lain dari buku-buku perpustakaan
yang berbasis pengairan dan geografi, serta sumber dari internet yang berkaitan dengan
penggnaan Software Arcgis. Selanjutnya pengumpulan data pokok (Primer) yang berasal
dari hasil Surve lapangan, kemudian data disaring (Filtering), diolah dan disusun sesuai
dengan kebutuhan.
Dengan data yang telah terencana nantinya penulis akan membuat sebuah peta
pengairan irigasi desa Kepala Pulau yang memiliki informasi mengenai panjang saluran
irigasi Desa Kepala Pulau, lokasi pintu air pada saluran utama, saluran pembagi dan

Proposal Skripsi 26
salurang pembuang serta luas are persawahan yang di aliri oleh aliran irigasi Desa
Kepala Pulau di Kecamatan Kuantan Hilir.
4.4 Hardware dan Software Yang Digunakan
a) 1 (satu) unit perangkat komputer portable (Laptop/Notebook)
b) 1 (satu) unit printer dan scanner
c) 1 (satu) unit perangkat atau alat GPS (Global position System) tipe 70S
d) 1 (satu) Unit kamera digital
4.5 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua (2) macam metode pengumpulan
data, yaitu :
a) Data Primer
Data utama yang diperoleh dari hasil pengamatan dan pengukuran lansung di
lapangan seperti Mencatat posisi titik koordinat dan menghitung jumlah pintu air
b) Data Skunder
Adapun data skunder yang peroleh dari beberapa sumber antara lain :
1) Data pengairan irigasi dari instansi terkait.
2) Studi kepustakaan terhadap berbagai sumber referensi yang berkaitan dengan
penelitian yang dilakukan.
3) Foto digital dari arsip pribadi

Adapun untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini :
Jenis pengumpulan data
Data Primer Data Skunder
No

1 Titik koordinat dan jumlah Denah/peta manual dari instansi


pintu air terkait
2 Panjang saluran primer Studi pustaka mengenai penelitian
dan skunder yang dilakukan
3 Areal persawahan Foto digital dari arsip pribadi
Tabel 4.1 jenis pengumpulan data

Proposal Skripsi 27
4.6 Tempat dan Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian selama lebih kurang 12 bulan di Kecamatan Kuantan Hilir Kabupaten Kuantan Singingi. Penelitian
dimulai dari bulan April 2019 sampai bulan Maret 2020 , untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini :

Bulan dan tahun


No. Kegiatan
April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret
2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2020 2020 2020

1 Studi Pustaka

2 Pengajuan Judul
Penulisan
3
Proposal
Pengumpulan
4
Data
5 Pengolahan Data

6 Pembuatan Peta
Tabel 4.2 Jadwal penelitian.

Proposal Skripsi 28
BAB V
PEMBAHASAN DAN HASIL

4.1 Pembahasan
Pada proses pengambilan data koordinat aliran irigasi Desa Kepala Pulau di ambil
lansung dilapangan langsung dengan cra menyusuri sepanjang area irigasi dan
menyimpan jejak data koordinat yang telah terbentuk pada alat GPS tersebut.
Selanjutnya data GPS dalam bentuk Track masih yang berformat *JPEG tersebut
dikonversi menggunakan software Arc catalog menjadi format *.Shp agar dapat diedit
pada ArcGIS. Selanjutnya data yang sudah diedit diberi atribut dan dilayout. Layout
merupakan area tampilan peta yang akan diediting.

4.2. Pembuatan Peta


Untuk selanjutnya penulis akan menjelaskan setiap tahapan pembuatan peta
Daerah Aliran Irigasi Desa Kepala Pulau mulai dari mengkonversikan data Ecxel
kedalam bentuk format *Shp, editing ,proses layout, yang penulis lakukan dalam
membuatan peta dan pengukuran panjang ririgasi dan menghitung luasan area
persawahan kemudian membandingkanya dengan data yang dimiliki oleh Dinas PU
Pengairan Kabupaten Kuantan Singingi .

4.2.1.Tahap Pengambilan Data Koordinat


Proses awal pendgambilan data koordinat didaerah aliran irigasi Desa Kepala
Pulau ini menggunakan alat GPS sebagai berikut :
a. Mengambil Data Track pada GPS
Langkah awal sebelum memulai proses pengambilan data yaitu menghidupkan
GPS > menu > track setelah itu kita berjalan disepanjang aliran irigasi primer dan
skunder, menentukan titik koordinat pintu air, pintu pembuangan, dan luas area
persawahan. Setelah itu disimpan pilih menu > Save Track > kemudian file diberi
nama > Ok.

Proposal Skripsi 29
Gambar 5.1 Pengambilan Data Koordinat menggunakan GPS

a. Memindahkan Data GPS Untuk Analisis di Acgis 10.3


Langkah yang dilakukan adalah memindahkan data koordinat yang berbentuk
Track pada GPS yang telah kita ambil sebelumnya di pindahkan kedalam bentuk
Excel,kemudian di beri nama ”Saluran irigasi Desa Kepala Pulau” dan kemudian
disimpan pada folder baru yang kita buat dan siap untuk dianalisis pada Arcgis 10.3.

Gambar 5.2 Data Koordinat Track GPS dalam bentuk Excel

4.2.2. Membuka ArcMap sebagai area kerja ArcGIS


Sebelum memulai proses pembuatan peta aliran irigasi tersebut kita harus
membuka data spasial menggunakan fitur ArcMap yang berfungsi sebagai area kerja

Proposal Skripsi 30
pembuatan peta yang terdapat pada aplikasi ArcGIS dengan cara meng-klik Start > All
Program > pilih Arcgis > pilih ArcMap atau dengan klik icon ArcMap pada desktop
menu.

Gambar 5.3 Icon arcMapp pada desktop dan di menu all programs.

Gambar 5.5 Membuka arcmap melalui menu all programs.

Selanjutnya, pada saat ArcMap berhasil dijalankan, maka akan terlihat kotak
dialog Startup yang akan memberikan pilihan untuk memulai sebuah sesi pekerjaan.
Kita dapat memilih antara lain membuka Project baru (open new map), membuka
format yang telah disediakan (template), atau membuka sebuah Project document yang
telah ada atau Project yang telah dibuat sebelumnya.

Proposal Skripsi 31
Pilih An new empty map, kemudian klik di Tools > Add X Y Data untuk
mengambil data Ecxel Track yang telah kita simpan sebelumnya, dilanjutkan dengan
klik OK maka secara otomatis data koordinat track yang berformat Ecxel tersebut
secara otomatis akan membentuk sebuah garis sesuai dengan bentuk irigasi yang sedang
diteliti.

Jika selesai kemudian di Save Pilih file Sesuai dengan judul penelitian, disini
penulis menggunakan pengairan Irigasi.xl, sesuai dengan judul penelitian. Cara kedua
ialah melalui ArcCatalog dengan membuka program: Start Menu > All Programs >
ArcGIS > ArcCatalog (klik pada program ArcCatalog).

Setelah itu klik pada Drive D atau arahkan langsung pada Folder yang telah
disiapkan sebelumnya. Cara membuat New Shapefile (data vector baru) baik berbentuk
polygon, line atau point ialah dengan cara klik pada File >New > Shapefile dan klik
pada Shapefile.

Proposal Skripsi 32
Maka kemudian akan muncul layar Create New Shapefiles sbb :

Kemudian tentukan Feature Type


dengan meng-klik pada drop down
menu dan pilih polyline (karena akan
menigitasi saluran)
Ganti tulisan New Shapefiles
yang telah di blok dengan
nama: A_saluran primer

Setelah itu tentukan Coordinat dan Projection System dengan cara klik
Edit>project koordinat sistem > UTM > WGS 1984 > Wgs 1984 UTM Zone 47N.prj

Proposal Skripsi 33
Sehingga muncul layar dengan keterangan sbb : (Setelah itu klik Apply dan
kemudian OK)

Buat Shapefile yang lain untuk area persawahan, saluran skunder, dan pintu air
dengan cara seperti diatas. Perlu diperhatikan New Shapefiles untuk Jalan dan Sungai
yang berbentuk garis (line) maka pilihlah Feature Type: Polyline, sedangkan Feature

Proposal Skripsi 34
Type: Point dipilih jika shapefile berbentuk titik yang menandakan lokasi atau
koordinat. dan shapefile ditambahkan pada Layers ArcMap.

Setelah itu jangan lupa klik pada icon Save-Save As untuk merekam proyek yang
kita buat dalam satu Projection File (MXD) yang kemudian di simpan dalam Folder
D:GIS IRIGASI DESA KEPALA PULAU MXD Setelah klik Save, cari Folder: GIS
DESA KEPALA PULAU/MXD pada drop down menu Save in Sehingga muncul layar
sbb :

Project Bapelkes akan tersimpan dan nama jendela ArcMap anda otomatis
berubah menjadi Irigasi desa Kepala Pulau.ArcMap.ArcInfo. Dengan adanya project
file ini maka anda dengan mudah akan memanggil kembali susunan file berikut layer-
layer yang telah anda susun dengan cara hanya memanggil File: Irigasi desa Kepala
Pulau.mxd saja. Kini Track Koordinat yang berformat mxd pada layar ArcMap siap
untuk di-digitasi.

Proposal Skripsi 35
4.2.2. Memulai Digitasi
Sebelum melakukan tahap pendigitasian Munculkan terlebih dahulu tool: Editor
dengan cara klik pada Menu: View > Toolbars > Editor (check). Untuk memulai
Digitasi, klik pada drop down menu Editor > Start Editing. Selanjutnya arahkan kursor
pada drop down menu Target dan pilih Shapefile yang ingin di edit. pada pembuatan ini
target yang akan digitasi terlebih dahulu adalah saluran irigasi pilih: L_Saluran irigasi.

.
Gambar 4.11 Jendela target.

Untuk meng-editing layer-layer yang lain seperti area persawahan, pintu air, dan
pintu utama ganti nama layer pada menu Target di toolbar menu Editor. Untuk
menghentikan digitasi, cukup double click pada titik akhir editing.

4.2.3. Menyimpan Hasil Editing


penyimpanan hasil pengolahan digitasi yang editing atau lakukan setiap kali
melakukan perubahan agar kita dapat mengediting kembali pada waktu yg akan datang.

Proposal Skripsi 36
penyimpanan hasil digitasi dapat dilakukan dengan cara klik menu Editor > Save Edits.
Untuk menghentikan editing pilih Stop Editing.

Gambar 4.14 Menu save edit.

4.2.4 Menambahkan Atribut Peta


Klik kanan pada layer yang akan diberi atribut, kemudian pilih New text, dan
menulis keterangan mengenai atribut yang akan kita tambahkan. Tuliskan isian atribut
pada kolom yang telah dibuat sebagai contoh penulis menambahkan atribut Nama
Saluran sebagai atribut utamanya, pilih Tipe data serta tentukan ukuran Precision-nya.
Setelah selesai klik Oke. Maka sebuah kolom baru selesai dibuat. Untuk menambah dan
menampilkan atribut pada layer yang lain lakukan hal yang sama sesuai dengan langkah
awal sampai dengan seterusnya hingga semua atribut berhasil ditambahkan.

Gambar 4.17 Atribut yang telah berhasil ditampilkan.

Proposal Skripsi 37
4.2.4. Mengatur Proyeksi Peta
Wilayah Indonesia (90° – 144° BT dan 11° LS – 6° LU) terbagi dalam 9 zone
UTM, dengan demikian wilayah Indonesia dimulai dari zona 46 sampai zona 54
(meridian sentral 93° – 141° BT).

Untuk Riau berada pada Zona UTM 47S.


Langkah-langkah untuk mengatur proyeksi pada peta yaitu, klik kanan pada layer
yang aktif, lalu klik menu Properties > pilih Data Frame Properties > pilih Coordinate
System. Lalu akan muncul kotak Data Frame Properties. pada penelitian ini penulis
menggunakan Projected Coordinate Systemuntuk daerah Aceh Besar kita tentukan
sistem koordinatnya adalah UTM (Universal Transverse Mercator)Zone
47Ndengan datum WGS 1984lalu klik Ok.

4.2.5. Mengatur Halaman Layout


Untuk mengatur lebar halaman. Klik kanan pada halaman layout lalu pilih Page
and Print Setup maka Akan muncul kotak Page and Print Setup. Klik menu view >
Page and Print Setup. Kemudian akan muncul kotak dialog Page and Print Setup.
Kotak dialog Page and Print Setup digunakan untuk mengubah orientasi portrait
menjadi landscape atau sebaliknya. Ukuran halaman dapat diubah dengan mengeditnya
di kotak properties.

Proposal Skripsi 38
4.2.5 Tahap Akhir Editing Peta
Setelah proses editing peta selesai maka tahap akhir dari proses editing yaitu
menambahkan elemen-elemen penting lain yang wajib dicantumkan pada sebuah peta,
antara lain adalah judul peta ,koordinat peta, skala, panah penunjuk arah serta legenda.

4.2.5.1 Menambahkan Judul Peta


Langkah-langkah untuk menambahkan judul peta yaitu, klik menu pilihan Insert >
lalu pilih Title. Selanjutnya tulis judul yang mewakili peta pada kotak judul. Untuk
mengubah bentuk dan ukuran judul sesuai kebutuhan, klik kanan pada kotak judul dan
pilih Properties. Setelah itu akan muncul kotak Properties. Ketiklah judul pada kolom
text yang telah disedia.

4.2.3.2 Menambahkan Koordinat Peta


Langkah-langkah untuk menambahkan koordinat peta yaitu, klik View pada menu
toolbar > Pilih Data Frame Properties atau bisa juga klik kanan pada data frame, pilih
Properties. Setelah itu akan muncul kotak dialog Data Frame Properties > Grids >
New Grid.

Proposal Skripsi 39
- Pilih Measured Grid
- Next
- Klik Grid and Label dan beri interval untuk masing2 X dan Y axis
- Pilih next

Proposal Skripsi 40
Secara otomatis Peta sudah nampak dengan garis Grid seperti di bawah ini :

Proposal Skripsi 41

Anda mungkin juga menyukai