BAB VI
PENUTUP
6.1 KESIMPULAN
Kesimpulan memuat beberapa aspek penting hasil suvei, investigasi, dan analisis data, serta
kajian terhadap kondisi, potensi, dan daya dukung wilayah oxbow terpilih, dalam rangka
tindak lanjut penyusunan rancangan revitalisasi oxbow
2. Topografi
Hasil akhir pengukuran disusun sebagai satu kesatuan referensi pengukuran, dari Patok
Referensi BM-03 PTSB, yang dituangkan dalam produk peta ikhtisar dan gambar
penampang memanjang serta melintang, untuk menjadi acuan dalam analisis
perencanaan dan penyusunan detail desain revitalisasi Oxbow di 3 (tiga) lokasi terpilih.
a. Sebaran Elevasi
Gambaran sebaran elevasi lahan di wilayah pekerjaan, pada lokasi Oxbow Tanjung
Jati, Oxbow Kerakah Sawai, dan Oxbow Buak, diperoleh dari hasil pengikatan patok
Benchmark (BM) dan Control Point (CP) dalam satu sistem referensi pengukuran,
yang diikatkan pada Patok BM-03 PTSB, yang terlebih dahulu telah diikatkan pada
Standar CORS CPON.
Titik referensi BM-03 PTSB, mempunyai harga koordinat:
X = 94594,559 meter
Y = 714117,705 meter
Z = 36,873 meter.
Titik referensi CORS CPON, yang mempunyai harga koordinat:
X = 314037,892 meter
Y = 9999601,237 meter
Z = 5,451 meter.
6-1
Laporan Antara/ Interim Detail Desain Revitalisasi Oxbow
Kabupaten Kapuas Hulu
Harga koordinat dan Deskripsi Benchmark (BM), serta Control Point (CP), disajikan
pada bagian Lampiran 1, dengan rekapitulasi harga koordinat dan elevasi Sistem
Referensi BM dan CP, dituangkan pada Tabel 3.23, 3.24, dan 3.25.
c. Gambar Topografi
1) Data Curah Hujan
Data curah hujan harian maskimum yang dikajia alan
2) Gambar penampang memanjang Oxbow Tanjung Jati, Oxbow Kerakah Sawai,
dan Oxbow Buak.
3) Gambar penampang melintang Oxbow Tanjung Jati, Oxbow Kerakah Sawai, dan
Oxbow Buak.
Hasil pengukuran topografi dan penggambaran, disajikan terpisah pada Album
Gambar Desain (A3), dan contoh peta dan deskripsi BM serta CP, dilampirkan pada
Lampiran -1.
3. Hidrologi
a. Data Curah Hujan
Analisis hidrologi menggunakan data curah hujan harian dari stasium pengamatan
curah hujan Pangsuma, Putussibau, untuk periode pengamatan Tahun 2011 - 2020.
Data curah hujan, lebih lanjut menjadi data dasar dalam proses analisis hidrologi,
untuk mendapatkan besaran parameter perencanaan.
T Log
Normal Log-Normal Gumbel
No Kala Pearson III
(mm) (mm) (mm)
Ulang (mm)
1 1,5 119,97 117,03 117,63 122,32
2 2 130,86 128,37 126,71 134,17
3 5 152,14 153,78 149,05 153,52
4 10 163,26 169,00 163,84 161,31
5 25 175,12 186,90 182,53 167,79
6 50 182,78 199,46 196,40 171,02
7 100 189,67 211,47 210,16 173,34
8 200 195,98 223,10 223,87 175,00
9 1000 208,98 249,14 255,64 177,27
Sumber : Hasil Analisis, 2021
6-2
Laporan Antara/ Interim Detail Desain Revitalisasi Oxbow
Kabupaten Kapuas Hulu
4. Hidrometri
a. Fluktuasi Muka Air
Pengamatan dan pengukuran pergerakan muka air dilakukan pada posisi Pos H-1
(Oxbow Tanjung Jati) di bagian hulu, dan Pos H-2 (Oxbow Buak) di bagian hilir.
Sesuai dengan hasil pengikatan nol peilschaal untuk masing-masing titik
pengamatan, diperoleh korelasi muka air sebagai berikut:
1) Pos H-1 (Tanjung Jati):
Muka air maksimum : +31,58 m
Muka air minimum : +28,60 m
2) Pos H-2 (Buak):
Muka air maksimum : +30,47 m
Muka air minimum : +27,59 m.
Dengan data jarak lintasan Sungai Kapuas pada titik oxbow yang dikaji, yaitu:
Jarak Oxbow Tanjung Jati - Oxbow Kerakah Sawai : 1,64 Km
Jarak Oxbow Tanjung Jati - Oxbow Buak : 22,30 Km.
b. Kecepatan Sesaat
6-3
Laporan Antara/ Interim Detail Desain Revitalisasi Oxbow
Kabupaten Kapuas Hulu
c. Sedimen Dasar
Uji laboratorium dilakukan untuk gradasi sedimen dasar pada masing-masing lokasi
oxbow, dengan hasil sebagai berikut.
5. Sosial Ekonomi
a. Secara administrasi wilayah kajian masuk dalam 3 (tiga) wilayah kecamatan di
Kabupaten Kapuas Hulu, yang terdiri dari:
1) Kecamatan Putussibau Utara, meliputi 2 kelurahan yaitu Kelurahan Putussibau
Kota dan Kelurahan Hilir Kantor Kecamatan (Oxbow Kerakah Sawai).
2) Kecamatan Putussibau Selatan, meliputi 2 kelurahan yaitu Kelurahan Kedamin
Hulu, Kelurahan Kedamin Hilir, dan Desa Tanjungjati (Oxbow Tanjung Jati).
3) Kecamatan Putussibau Bika, meliputi 1 desa yaitu Desa Bika (Oxbow Buak).
6-4
Laporan Antara/ Interim Detail Desain Revitalisasi Oxbow
Kabupaten Kapuas Hulu
6. Lingkungan
Berdasarkan kajian terhadap hasil uji leboratorium contoh air di lokasi Oxbow Tanjung
Jati, Oxbow Kerakah Sawai, dan Oxbow Buak, diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Untuk nilai unsur besi (Fe), seng (Zn), timbal (Pb), tembaga (Cu) sebagai unsur
logam berat dengan nilai melebihi BM air sungai dan danau, maka untuk
mendapatkan air olahan dengan kualitas yang diharapkan kemungkinan tidak dapat
dilakukan dengan hanya menggunakan satu proses tertentu, melainkan dengan
kombinasi beberapa proses seperti berikut : proses oksidasi kimia, pertukaran ion,
adsorpsi, elektrokimia, reverse osmosis serta alternatif lain dengan metoda biosorpsi.
b. Berdasarkan nilai BOD, COD dan DO di lokasi Tanjung Jati dan Kerakah Sawai,
kadarnya melebihi BM kelas I - II artinya telah tercemar sedang, dengan konsentrasi
lebih banyak dari nilai Baku Mutu atau BM air sungai yang dipersyaratkan untuk
penggunaan air baku air minum dan peternakan/perikanan. Penurunan kualitas air
atau pencemaran air juga terjadi di titik lokasi sampling Oxbow Buak dengan melebihi
BM kelas I artinya tercemar ringan, yang diduga oleh polutan dari penggunaan pakan
6-5
Laporan Antara/ Interim Detail Desain Revitalisasi Oxbow
Kabupaten Kapuas Hulu
ikan dari budidaya perikanan dengan keramba jaring apung (cukup banyak
mengandung senyawa nitrogen dan phospat).
c. Sirkulasi air dalam oxbow cenderung terhambat, sehingga kualitas air menjadi lebih
menurun karena terjadi penumpukan polutan di dalamnya. Dengan upaya
memperbaiki sistem sirkulasi air danau, diharapkan dapat mengurangi terjadinya
pencemaran dan meningkatan kelayakan kualitas air yang ada di dalam oxbow.
Kajian Penggunaan/ Pemanfaatan Sumber Air, dilakukan dengan mengacu pada :
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH).
Peraturan Kementerian Kesehatan (Permenkes) No.492/MENKES/PER/IV/2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
Mengacu pada regulasi tersebut di atas, diperoleh penjelasan tentang klasifikasi Mutu
Air:
Kelas I : peruntukan air baku, air minum.
Kelas II : peruntukan prasarana/ sarana rekreasi air, budidaya ikan tawar,
peternaiak, mengairai tanaman.
Kelas III : peruntukan budidaya ikan air tawar, peternakan, mengairai
pertanaman.
Kelas IV : peruntukan mengairi pertanaman.
6-6
Laporan Antara/ Interim Detail Desain Revitalisasi Oxbow
Kabupaten Kapuas Hulu
6-7
Laporan Antara/ Interim Detail Desain Revitalisasi Oxbow
Kabupaten Kapuas Hulu
6-8
Laporan Antara/ Interim Detail Desain Revitalisasi Oxbow
Kabupaten Kapuas Hulu
Harga elevasi untuk masing-masing lokasi Oxbow dengan periode banjir tertentu, akan
menjadi acuan dalam penetapan elevasi bangunan dan genangan dalam rangka
revitalisasi oxbow di Kabupaten Kapuas Hulu.
9. Luas Genangan
Plotting elevasi muka air pada kondisi debit banjir Q2, Q5, dan Q25, dilakukan pada
masing-masing Oxbow yang akan direvitalisasi, dan memberi hasil sesuai dengan tabel
berikut ini.
10. Arahan umum pemanfaatan oxbow, yang terdiri dari Oxbow Tanjung Jati, Oxbow
Kerakah Sawai, dan Oxbow Buak, disajikan secara rinci pada Tabel 5.8, dengan
mengkaitkan dengan 5 Pilar Pengelolaan Sumber Daya Air, yang terdiri dari konservasi
sumber daya air, pengendalian daya rusak air, pendayagunaan sumber daya air, sistem
informasi sumber daya air, dan peran serta masyarakat.
Secara prinsip lingkup arahan umum pemanfaatan oxbow, yang akan menjadi dasar
dalam penetapan konsep desain untuk masing-masing lokasi revitalisasi oxbow, adalah:
a. Konservasi Sumber Daya Air
Arahan umum pemanfaatan oxbow:
Pengawetan/ penyimpanan air dengan penambahan kapasitas tampung oxbow.
Mempertahankan kawasan sempadan untuk daerah resapan.
b. Pengendalian Daya Rusak Air
Arahan umum pemanfaatan oxbow:
Mereduksi area genangan
Penanganan Tebing rawan longsor
6-9
Laporan Antara/ Interim Detail Desain Revitalisasi Oxbow
Kabupaten Kapuas Hulu
6 - 10
Laporan Antara/ Interim Detail Desain Revitalisasi Oxbow
Kabupaten Kapuas Hulu
6 - 11
Laporan Antara/ Interim Detail Desain Revitalisasi Oxbow
Kabupaten Kapuas Hulu
6.2 REKOMENDASI
Rekomendasi sebagai masukan dalam tindak lanjut kegiatan penyusunan Detail Desain
Revitalisasi Oxbow di Kabupaten Kapuas Hulu, yaitu di Oxbow Tanjung Jati (Kecamatan
Putussibau Selatan), Oxbow Kerakah Sawai (Kecamatan Putussibau Utara), Oxbow Buak
(Lecamatan Bika), dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
6 - 12
Laporan Antara/ Interim Detail Desain Revitalisasi Oxbow
Kabupaten Kapuas Hulu
6 - 13
Laporan Antara/ Interim Detail Desain Revitalisasi Oxbow
Kabupaten Kapuas Hulu
Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas Hulu, sangat diharapkan, terutama dalam
aspek dukungan sosialisasi serta penanganan daerah terdampak, termasuk area kratom
masyarakat yang berada di wilayah sempadan oxbow.
7. Budidaya perikanan diarahkan untuk perikanan tebar, dalam upaya meminimalisir
terjadinya pencemaran dan penurunan kualitas air oxbow. Bentuk sosialisasi dan
melibatkan instansi terkait di tingkat Kabupaten Kapuas Hulu, menjadi hal mutlak untuk
dilakukan dalam rangka mendukung pengelolaan oxbow secara berkelanjutan.
8. Unit Pelaksana Tugas (UPT) pengelolaan Oxbow Tanjung Jati, Oxbow Kerakah Sawai,
dan Oxbow Buak, diharapkan dapat melibatkan masyarakat dalam mendukung
pelaksanaan operasi dan pemeliharaan kawasan oxbow masing-masing, secara optimal
dan berkesinambungan.
9. Penetapan prioritas pembangunan revitalisasi oxbow, disamping ditetapkan secara
teknis dan pembiayaan, juga dipengaruhi oleh dampak sosial yang akan ditimbulkan,
terutama berkaitan dengan lahan budidaya kratom yang terdampak pembangunan
oxbow. Dampak sosial yang kecil, akan menjadi prioritas utama pembangunan
revitalisasi oxbow di 3 (tiga) lokasi yang telah ditentukan.
10. Dalam rangka mendukung upaya pengelolaan oxbow secara berkesinambungan dan
mendukung kelestarian lingkungan, perlu digalakkan program Oxbow Bersih, yang
merekomendasi masyrakat untuk tidak membuang sampah di kawasan oxbow, Hal ini
dapat didorong dengan pengelolaan sampah secara terpadu, yang menjadi program
instansi terkait.
6 - 14