Anda di halaman 1dari 14

Laporan Antara/ Interim Detail Desain Revitalisasi Oxbow

Kabupaten Kapuas Hulu

BAB VI
PENUTUP

6.1 KESIMPULAN
Kesimpulan memuat beberapa aspek penting hasil suvei, investigasi, dan analisis data, serta
kajian terhadap kondisi, potensi, dan daya dukung wilayah oxbow terpilih, dalam rangka
tindak lanjut penyusunan rancangan revitalisasi oxbow

1. Prioritas Penanganan Revitalisasi Oxbow Kabupaten Kapuas Hulu


Berdasarkan analisis pembobotan dalam rangka penetapan skala prioritas penanganan
Revitalisasi Danau Oxbow di Kabupaten Kapuas Hulu, diperoleh hasil ranking prioritas
yang terdiri dari:
a. Danau Buak, Kecamatan Bika.
b. Tanjung Jati, Kecamatan Putussibau Selatan.
c. Kerakah Sawai, Kecamatan Putussibau Utara.
Dalam analisis selanjutnya, lebih lanjut dilakukan survei dan kajian terhadap ketiga
lokasi danau oxbow terpilih, dan ditindaklanjuti dengan penyusunan detail desain
revitalisasi sesuai arah pengembangan.

2. Topografi
Hasil akhir pengukuran disusun sebagai satu kesatuan referensi pengukuran, dari Patok
Referensi BM-03 PTSB, yang dituangkan dalam produk peta ikhtisar dan gambar
penampang memanjang serta melintang, untuk menjadi acuan dalam analisis
perencanaan dan penyusunan detail desain revitalisasi Oxbow di 3 (tiga) lokasi terpilih.
a. Sebaran Elevasi
Gambaran sebaran elevasi lahan di wilayah pekerjaan, pada lokasi Oxbow Tanjung
Jati, Oxbow Kerakah Sawai, dan Oxbow Buak, diperoleh dari hasil pengikatan patok
Benchmark (BM) dan Control Point (CP) dalam satu sistem referensi pengukuran,
yang diikatkan pada Patok BM-03 PTSB, yang terlebih dahulu telah diikatkan pada
Standar CORS CPON.
Titik referensi BM-03 PTSB, mempunyai harga koordinat:
X = 94594,559 meter
Y = 714117,705 meter
Z = 36,873 meter.
Titik referensi CORS CPON, yang mempunyai harga koordinat:
X = 314037,892 meter
Y = 9999601,237 meter
Z = 5,451 meter.

6-1
Laporan Antara/ Interim Detail Desain Revitalisasi Oxbow
Kabupaten Kapuas Hulu

Harga koordinat dan Deskripsi Benchmark (BM), serta Control Point (CP), disajikan
pada bagian Lampiran 1, dengan rekapitulasi harga koordinat dan elevasi Sistem
Referensi BM dan CP, dituangkan pada Tabel 3.23, 3.24, dan 3.25.

b. Hasil Pengikatan Peilschaal


Hasil pengikatan peilschaal pengamatan fluktuasi muka air Sungai Kapuas di Titik
Pos H-1 (Oxbow Tanjung Jati/ Hulu) dan H-2 (Oxbow Buak/ Hilir), memberi data
elevasi nol peischaal dengan rincian:
1) Pos H-1 (Oxbow Tanjung Jati) : +28,496 m
2) Pos H-2 (Oxbow Buak) : +26,241 m.

c. Gambar Topografi
1) Data Curah Hujan
Data curah hujan harian maskimum yang dikajia alan
2) Gambar penampang memanjang Oxbow Tanjung Jati, Oxbow Kerakah Sawai,
dan Oxbow Buak.
3) Gambar penampang melintang Oxbow Tanjung Jati, Oxbow Kerakah Sawai, dan
Oxbow Buak.
Hasil pengukuran topografi dan penggambaran, disajikan terpisah pada Album
Gambar Desain (A3), dan contoh peta dan deskripsi BM serta CP, dilampirkan pada
Lampiran -1.

3. Hidrologi
a. Data Curah Hujan
Analisis hidrologi menggunakan data curah hujan harian dari stasium pengamatan
curah hujan Pangsuma, Putussibau, untuk periode pengamatan Tahun 2011 - 2020.
Data curah hujan, lebih lanjut menjadi data dasar dalam proses analisis hidrologi,
untuk mendapatkan besaran parameter perencanaan.

b. Curah Hujan Maksimum Rencana


Analisis hidrologi penetapan curah hujan rencana, dilakukan dengan menggunakan
beberapa Metode Normal, Log-Normal, Gumber, dan Log-Pearson III, dan memberi
hasil akhir yang optimal dengan menggunakan Metode Log-Pearson III, dengan hasil
sebagai berikut.

T Log
Normal Log-Normal Gumbel
No Kala Pearson III
(mm) (mm) (mm)
Ulang (mm)
1 1,5 119,97 117,03 117,63 122,32
2 2 130,86 128,37 126,71 134,17
3 5 152,14 153,78 149,05 153,52
4 10 163,26 169,00 163,84 161,31
5 25 175,12 186,90 182,53 167,79
6 50 182,78 199,46 196,40 171,02
7 100 189,67 211,47 210,16 173,34
8 200 195,98 223,10 223,87 175,00
9 1000 208,98 249,14 255,64 177,27
Sumber : Hasil Analisis, 2021

6-2
Laporan Antara/ Interim Detail Desain Revitalisasi Oxbow
Kabupaten Kapuas Hulu

c. Debit Banjir Rencana


Analisis dan kajian debit banjir rencana dilakukan dengan menggunakan Metode
Hidrograf Satuan Sintetik Snyder, dengan rekapitulasi hasil perhitungan seperti
disajikan pada penjelasan berikut.

Kala Ulang Banjir


Sub DAS
Q2 Q5 Q10 Q25 Q50 Q100
Kapuas Hulu 6290.29 7803.49 8805.94 10073.34 11013.26 11946.3
Mendalam 1799.97 2232.96 2519.8 2882.46 3151.41 3418.39
Sibau 3459.48 4291.71 4843.04 5540.09 6057.04 6570.19

4. Hidrometri
a. Fluktuasi Muka Air
Pengamatan dan pengukuran pergerakan muka air dilakukan pada posisi Pos H-1
(Oxbow Tanjung Jati) di bagian hulu, dan Pos H-2 (Oxbow Buak) di bagian hilir.
Sesuai dengan hasil pengikatan nol peilschaal untuk masing-masing titik
pengamatan, diperoleh korelasi muka air sebagai berikut:
1) Pos H-1 (Tanjung Jati):
 Muka air maksimum : +31,58 m
 Muka air minimum : +28,60 m
2) Pos H-2 (Buak):
 Muka air maksimum : +30,47 m
 Muka air minimum : +27,59 m.
Dengan data jarak lintasan Sungai Kapuas pada titik oxbow yang dikaji, yaitu:
 Jarak Oxbow Tanjung Jati - Oxbow Kerakah Sawai : 1,64 Km
 Jarak Oxbow Tanjung Jati - Oxbow Buak : 22,30 Km.
b. Kecepatan Sesaat

6-3
Laporan Antara/ Interim Detail Desain Revitalisasi Oxbow
Kabupaten Kapuas Hulu

Hasil pengamatan kecepatan sesaat, memberi gambaran kecepatan aliran di masing-


masing lokasi oxbow, sebagai berikut.
Luas
Kecepatan Debit Aliran
No Lokasi Penampang Keterangan
(m/det) (m3/det)
(m2)
1 Oxbow Tanjung Jati 4,80 0,06 0,282 Pada Cross
Section P.1
2 Oxbow Kerakah Sawai 17,47 0,09 1,638 Pada Cross
Section HP.1
3 Oxbow Buak 19,09 0,29 5,576 Pada Cross
Section B1

Sumber : Hasil pengamatan, 2021

c. Sedimen Dasar
Uji laboratorium dilakukan untuk gradasi sedimen dasar pada masing-masing lokasi
oxbow, dengan hasil sebagai berikut.

MIT Classification (%)


No Lokasi Oxbow Gs Pasir (Sand) Lanau (Silt) Lempung (Clay)
D : 0,06-2,00 mm D : 0,002-0,06 mm D : ≤ 0,002 mm
1 Tanjung Jati 2.210 27,5 59,5 13,0
2 Buak, Desa Bika 2.092 8,0 47,0 45,0
3 Kerakah Sawai 2.614 33,0 52,5 14,5
Sumber : Hasil Uji Laboratorium, 2021

Berdasarkan hasil uji laboratorium tersebut, dapat disimpulkan bahwa :


 Karakteristik sedimen dasar di lokasi Oxbow Tanjung Jati (Kecamatan Putussibau
Selatan) dan Oxbow Kerakah Sawai (Kecamatan Putussibau Utara), didominasi
oleh lanau (silt) dengan kisaran 52,50% - 59,5%, diikuti oleh pasir (sand) sebesar
27,5% - 33,0%, serta lempung (clay) berkisar antara 13,0% - 14,5%.
 Karakteristik sedimen di lokasi Oxbow Buak (Kecamatan Bika), terdiri dari lanau
(silt) dengan kisaran 47,0%, diikuti oleh lempung (clay) sebesar 45,0%, serta pasir
(sand) sebesar 8,0%.
 Perbedaan karakteristik, terkait kandungan sedimen dasar, memberi gambaran
kondisi sedimen dasar yang terendapkan di dasar oxbow, sehingga menjadi
masukan terkait pekerjaan galian tanah untuk pembentukan alur oxbow.
Disamping itu, kondisi Oxbow Buak yang hanya mempunyai 1 pintu inlet/ outlet,
berdampak pada sirkulasi air oxbow, dari dan ke Sungai Kapuas.

5. Sosial Ekonomi
a. Secara administrasi wilayah kajian masuk dalam 3 (tiga) wilayah kecamatan di
Kabupaten Kapuas Hulu, yang terdiri dari:
1) Kecamatan Putussibau Utara, meliputi 2 kelurahan yaitu Kelurahan Putussibau
Kota dan Kelurahan Hilir Kantor Kecamatan (Oxbow Kerakah Sawai).
2) Kecamatan Putussibau Selatan, meliputi 2 kelurahan yaitu Kelurahan Kedamin
Hulu, Kelurahan Kedamin Hilir, dan Desa Tanjungjati (Oxbow Tanjung Jati).
3) Kecamatan Putussibau Bika, meliputi 1 desa yaitu Desa Bika (Oxbow Buak).

6-4
Laporan Antara/ Interim Detail Desain Revitalisasi Oxbow
Kabupaten Kapuas Hulu

b. Berdasarkan data BPS tahun 2019 :


1) Jumlah penduduk di Oxbow Kerakah Sawai (2 Kelurahan) sebanyak 12.259 jiwa
(jumlah penduduk kec. 25.209 jiwa), terdiri dari 6.382 jiwa laki-laki dan 5.877 jiwa
perempuan, yang terhimpun dalam 3.736 Kepala Keluarga (KK).
2) Jumlah penduduk di Oxbow Tanjungjati ( 2 Kelurahan dan 1 Desa) sebanyak
10.290 jiwa (jumlah penduduk kec. 21.232 jiwa), yang terhimpun dalam 2.876
Kepala Keluarga (KK).
3) Jumlah penduduk di Oxbow Buak (1 desa) sebanyak 782 jiwa (jumlah penduduk
kecamatan 4.713 jiwa), terdiri dari 2.423 jiwa laki-laki dan 2.290 jiwa perempuan,
yang terhimpun dalam 253 Kepala Keluarga (KK).
c. Rata-rata status kepemilikan lahan (rumah dan pekarangan) merupakan lahan milik
pribadi dan sudah bersertifikat, sedangkan lahan-lahan di sempadan oxbow yang
dimanfaatkan untuk tanaman kratom, tidak memiliki status legalitas.
d. Secara umum, pemahaman warga terdampak tentang dampak dan penanganan
bahaya banjir akibat luapan Sungai Kapuas atau oxbow sudah cukup baik, terutama
dalam segi kesiapan sebelem bencana melalui pengelolaan lingkungan (sampah
rumah tangga, jaringan drainase), serta prasarana transportasi darurat (perahu/
sampan).
e. Potensi sumber daya lokal sebagai daya dukung dalam revitalisasi oxbow di wilayah
yang akan dikembangkan, cukup tersedia, seperti sumber daya air (Sungai Kapuas),
sumber daya lahan (oxbow), sumber daya manusia (SDM), serta aksesibilitas ke
lokasi pengembangan/ pembangunan.
f. Sebagian lahan di wilayah Oxbow Tanjung Jati, Oxbow Kerakah Sawai, dan Oxbow
Buak, sudah dimanfaatkan untuk budidaya tanaman kratom. Area yang sudah
dimanfaatkan akan diplotting dalam peta topografi, dan digunakan sebagai masukan
dalam penetapan konsep desan serta penyusunan detail desain revitalisasi oxbow.

6. Lingkungan
Berdasarkan kajian terhadap hasil uji leboratorium contoh air di lokasi Oxbow Tanjung
Jati, Oxbow Kerakah Sawai, dan Oxbow Buak, diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Untuk nilai unsur besi (Fe), seng (Zn), timbal (Pb), tembaga (Cu) sebagai unsur
logam berat dengan nilai melebihi BM air sungai dan danau, maka untuk
mendapatkan air olahan dengan kualitas yang diharapkan kemungkinan tidak dapat
dilakukan dengan hanya menggunakan satu proses tertentu, melainkan dengan
kombinasi beberapa proses seperti berikut : proses oksidasi kimia, pertukaran ion,
adsorpsi, elektrokimia, reverse osmosis serta alternatif lain dengan metoda biosorpsi.
b. Berdasarkan nilai BOD, COD dan DO di lokasi Tanjung Jati dan Kerakah Sawai,
kadarnya melebihi BM kelas I - II artinya telah tercemar sedang, dengan konsentrasi
lebih banyak dari nilai Baku Mutu atau BM air sungai yang dipersyaratkan untuk
penggunaan air baku air minum dan peternakan/perikanan. Penurunan kualitas air
atau pencemaran air juga terjadi di titik lokasi sampling Oxbow Buak dengan melebihi
BM kelas I artinya tercemar ringan, yang diduga oleh polutan dari penggunaan pakan

6-5
Laporan Antara/ Interim Detail Desain Revitalisasi Oxbow
Kabupaten Kapuas Hulu

ikan dari budidaya perikanan dengan keramba jaring apung (cukup banyak
mengandung senyawa nitrogen dan phospat).

c. Sirkulasi air dalam oxbow cenderung terhambat, sehingga kualitas air menjadi lebih
menurun karena terjadi penumpukan polutan di dalamnya. Dengan upaya
memperbaiki sistem sirkulasi air danau, diharapkan dapat mengurangi terjadinya
pencemaran dan meningkatan kelayakan kualitas air yang ada di dalam oxbow.
Kajian Penggunaan/ Pemanfaatan Sumber Air, dilakukan dengan mengacu pada :
 Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH).
 Peraturan Kementerian Kesehatan (Permenkes) No.492/MENKES/PER/IV/2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
Mengacu pada regulasi tersebut di atas, diperoleh penjelasan tentang klasifikasi Mutu
Air:
 Kelas I : peruntukan air baku, air minum.
 Kelas II : peruntukan prasarana/ sarana rekreasi air, budidaya ikan tawar,
peternaiak, mengairai tanaman.
 Kelas III : peruntukan budidaya ikan air tawar, peternakan, mengairai
pertanaman.
 Kelas IV : peruntukan mengairi pertanaman.

7. Geologi dan Mekanika Tanah


a. Kondisi Umum
Kondisi tanah di lokasi rencana Revitalisasi Oxbow Kabupaten Kapuas Hulu meliputi:
1) Oxbow Tanjung Jati 1 (BH-1)
a) Lapisan Tanah di daerah timbunan (tanah di belakang Turap), merupakan:
 Lempung Lanauan berpasir halus - organis (organic silty CLAY with fine
grain SAND), coklat abu-abu, sangat lunak (very soft) pada kedalaman 0,00
hingga 1,00 meter,
 Lapisan material organis - pelapukan kayu dan daunan, berpasir halus
(organic materials - fine grain Sandy - rotten leaves), abu-abu, kehitaman,
lunak (soft) pada kedalaman antara 1,00 hingga 5,50 meter.
 Lapisan padat berupa pasir halus berkerikil, organis (organic gravelly - fine
grain SAND), abu-abu, dan pasir kasar berkerikil, bongkahan batu
(Boulderly-gravelly-coarse grain SAND), putih abu-abu kehitaman berada
pada kedalaman 6,00 meter hingga 12,00 meter.
b) Elevasi Muka Air Tanah (MAT) saat pengeboran -2,00 meter
c) Elevasi Garis Keruk (Dredge Line) terhadap Muka Tanah = - 4,50 meter.
2) Oxbow Tanjung Jati 2 (BH-2)
a) Lapisan Tanah di daerah timbunan (tanah di belakang Turap), merupakan:
 Lempung Lanauan berpasir halus - organis (organic silty CLAY with fine
grain SAND), coklat abu-abu, sangat lunak (very soft) pada kedalaman 0,00
hingga 1,00 meter,

6-6
Laporan Antara/ Interim Detail Desain Revitalisasi Oxbow
Kabupaten Kapuas Hulu

 Lapisan material organis - pelapukan kayu dan daunan, berpasir halus


(organic materials - fine grain Sandy - rotten leaves), abu-abu, kehitaman,
lunak (soft) pada kedalaman antara 1,00 hingga 5,50 meter.
 Lapisan padat berupa pasir sedang hingga kasar berkerikil, bongkahan batu
abu-abu berada pada kedalaman 6,00 meter hingga 14,00 meter.
b. Elevasi Muka Air Tanah (MAT) saat pengeboran -4,60 meter
c. Elevasi Garis Keruk (Dredge Line) terhadap Muka Tanah = - 3,75 meter.
3) Oxbow Kerakah Sawai 1 (BH-3)
a) Lapisan Tanah di daerah timbunan (tanah di belakang Turap), merupakan:
 Lapisan Lempung Lanauan (silty CLAY), coklat, sangat lunak (very soft)
pada kedalaman 0,00 hingga 1,00 meter,
 Lapisan pasir halus berlempung lanauan (fine grain SAND with silty CLAY),
abu-abu berada pada kedalaman antara 1,00 hingga 2,50 meter.
 Lapisan tanah padat berupa pasir halus hingga sedang berkerikil, bongkahan
batu (Boulderly - gravelly - fine to medium grain SAND), abu-abu kecoklatan,
berada pada kedalaman 6,00 meter hingga 12,00 meter.
b) Elevasi Muka Air Tanah (MAT) saat pengeboran -1,30 meter
c) Elevasi Garis Keruk (Dredge Line) terhadap Muka Tanah = - 3,00 meter.
4) Oxbow Kerakah Sawai 2 (BH-4)
a) Lapisan Tanah di daerah timbunan (tanah di belakang Turap), merupakan:
 Lapisan Lempung Lanauan berpasir halus (silty CLAY), coklat, sangat lunak
(very soft) pada kedalaman 0,00 hingga 1,00 meter,
 Lapisan sedang (medium Stiff), berupa pasir halus berlempung lanauan (fine
grain SAND with silty CLAY), abu-abu kecoklatan, berada pada kedalaman
antara 1,00 hingga 9,50 meter.
 Lapisan tanah padat berupa pasir halus hingga kasar berkerikil, bongkahan
batu (Boulderly - gravelly - fine to coarse grain SAND), berada pada
kedalaman 10,00 meter hingga 17,00 meter.
b) Elevasi Muka Air Tanah (MAT) saat pengeboran -1,80 meter
c) Elevasi Garis Keruk (Dredge Line) terhadap Muka Tanah = - 3,00 meter.
5) Oxbow Buak 1 (BH-5)
a) Lapisan Tanah di daerah timbunan (tanah di belakang Turap), merupakan:
 Lapisan Lempung Lanauan (silty CLAY), coklat, sangat lunak (very soft)
pada kedalaman 0,00 hingga 1,00 meter,
 Lapisan Lempung Lanauan berpasir halus (fine grain SANDY - silty CLAY),
abu-abu kecoklatan, lunak hingga sedang (soft to medium stiff) berada pada
kedalaman antara 1,00 hingga 7,50 meter.
 Lapisan tanah padat hingga sangat padat, berupa pasir sedang hingga
kasar, berlempung lanauan, berkerikil, bongkahan batu (Boulderly - gravelly
- silty Clay - medium to coarse grain SAND), abu-abu, berada pada
kedalaman 12,00 meter hingga 16,00 meter.
b) Elevasi Muka Air Tanah (MAT) saat pengeboran -1,50 meter
c) Elevasi Garis Keruk (Dredge Line) terhadap Muka Tanah = - 3,00 meter.
6) Oxbow Buak 2 (BH-6)

6-7
Laporan Antara/ Interim Detail Desain Revitalisasi Oxbow
Kabupaten Kapuas Hulu

a) Lapisan Tanah di daerah timbunan (tanah di belakang Turap), merupakan:


 Lapisan Lempung Lanauan (silty CLAY), abu-abu kuning kecoklatan, lunak
hingga sedang (soft to medium stiff) pada kedalaman 1,00 hingga 6,00
meter,
 Lapisan tanah padat hingga sangat padat, berupa pasir sedang hingga kasar
berlempung lanauan, berkerikil, bongkahan batu (Boulderly - gravelly - silty
Clay - medium to coarse grain SAND), abu-abu, berada pada kedalaman
14,00 meter hingga 21,00 meter.
a. Elevasi Muka Air Tanah (MAT) saat pengeboran -4,30 meter
b. Elevasi Garis Keruk (Dredge Line) terhadap Muka Tanah = - 4,00 meter.
b. Dengan pertimbangan kondisi lapisan tanah yang ada, maka dalam perencanaan
dinding Turap pada tebing di lokasi rencana, dapat digunakan Turap Kantilever
(Cantilever Sheet Pile Wall), baik dari bahan baja, maupun beton bertulang (cast in
Place maupun Pre Fabricated Sheet Pile Wall).
c. Untuk perhitungan Turap Baha maupun Beton, asumsi yang dipakai adalah Lapisan
Tanah, baik pada lapisan timbunan (di belakang Turap), maupun di bawah elevasi
garis keruk (Dredge Line), berupa Lapisa Pasir atau kerikil, sehingga digunakan
persamaan untuk perencanaan Turap Kantilever pada tanah berpasir.
d. Sebagai gamaran, pada perencanaan Turap Oxbow di Tanjung Jati 1 (BH-1), dari
hasil perhitungan dengan persamaan di atas, diperoleh Tekanan Tanah Aktif Total
(Pa) = 9,233 ton/m2.
Kedalaman Pemancangan Actual (D actual), setelah ditambah faktor keamanan
sebesar 1,3 x D, memberi hasil perhitungan sebesar = 11,762 meter.
Panjang Total Turap sebesar (L) = 16,26 m (≈ 16,00 m), dengan Moment Maksimum
(Mmax) ≈ 55,5517 ton m.
e. Sebagai gambaran apabila digunakan Sheet piles beton prategang product WIKA,
dapat digunakan SFW “type Corrugated Presstressed Concrete Sheet Piles”,
dengan Type W-600, Clas B, dengan panjang 15,00 m - 27,00 m, dengan Crack
Moment (Mc) = 59,60 ton m.
f. Untuk memperkuat antar bagian lembaran Sheetpile, disarankan merancanag Balok
Air dan Capping Beam, pada bagian atas sheet piles.
8. Berdasarkan hasil simulasi hidrolik Sungai Kapuas pada ruas dari Oxbow Tanjung Jati
hingga Oxbow Buak, yang berjarak ± 22,30 Km, serta Titik Oxbow Tanjung Jati hingga
Oxbow Kerakah Sawai yang berjarak ± 1,64 Km, diperoleh harga elevasi muka air
maksimum untuk titik tinjau masing-masing oxbow sebagai berikut.

Elevasi Muka Air (m)


Debit Banjir
No Oxbow Oxbow Ket.
Rencana Oxbow Buak
Tanjung Jati Kerakah Sawai
1 Q2 +33,64 +33,02 +31,04
2 Q5 +34,45 +34,00 +33,05
3 Q25 +35,60 +35,03 +34,02

Sumber : Hasil Analisis, 2021

6-8
Laporan Antara/ Interim Detail Desain Revitalisasi Oxbow
Kabupaten Kapuas Hulu

Harga elevasi untuk masing-masing lokasi Oxbow dengan periode banjir tertentu, akan
menjadi acuan dalam penetapan elevasi bangunan dan genangan dalam rangka
revitalisasi oxbow di Kabupaten Kapuas Hulu.
9. Luas Genangan
Plotting elevasi muka air pada kondisi debit banjir Q2, Q5, dan Q25, dilakukan pada
masing-masing Oxbow yang akan direvitalisasi, dan memberi hasil sesuai dengan tabel
berikut ini.

Elevasi - Keliling - Luas Genangan


Debit Banjir Keliling Luas
No Elevasi MA Ket.
Rencana Genangan (P) Genangan (A)
(m)
(m) (Ha)
I Oxbow Tanjung Jati, Kecamatan Putussibau Selatan
1 Q2 +33,64 7.263 14,50
2 Q5 +34,45 7.359 19,50
3 Q25 +35,60 7.284 64,10
II Oxbow Kerakah Sawai, Kecamatan Putussibau Utara
1 Q2 +33,02 12,755 102,00
2 Q5 +34,00 13,241 142,00
3 Q25 +35,03 13,974 207,00
II Oxbow Buak, Kecamatan Bika
1 Q2 +31,04 18,987 106,00
2 Q5 +33,05 19,013 231,00
3 Q25 +34,02 19,321 279,00

Sumber : Hasil Analisis, 2021

10. Arahan umum pemanfaatan oxbow, yang terdiri dari Oxbow Tanjung Jati, Oxbow
Kerakah Sawai, dan Oxbow Buak, disajikan secara rinci pada Tabel 5.8, dengan
mengkaitkan dengan 5 Pilar Pengelolaan Sumber Daya Air, yang terdiri dari konservasi
sumber daya air, pengendalian daya rusak air, pendayagunaan sumber daya air, sistem
informasi sumber daya air, dan peran serta masyarakat.
Secara prinsip lingkup arahan umum pemanfaatan oxbow, yang akan menjadi dasar
dalam penetapan konsep desain untuk masing-masing lokasi revitalisasi oxbow, adalah:
a. Konservasi Sumber Daya Air
Arahan umum pemanfaatan oxbow:
 Pengawetan/ penyimpanan air dengan penambahan kapasitas tampung oxbow.
 Mempertahankan kawasan sempadan untuk daerah resapan.
b. Pengendalian Daya Rusak Air
Arahan umum pemanfaatan oxbow:
 Mereduksi area genangan
 Penanganan Tebing rawan longsor

6-9
Laporan Antara/ Interim Detail Desain Revitalisasi Oxbow
Kabupaten Kapuas Hulu

c. Pendayagunaan Sumber Daya Air


Arahan umum pemanfaatan oxbow:
 Pemanfaatan tampungan oxbow untuk perikanan tebar dan hayati.
 Pemanfaatan kawasan oxbow untuk pariwisata.
d. Sistem Informasi Sumber Daya Air
Arahan umum pemanfaatan oxbow:
 Dukungan peta ikhtisar pengembangan dan pemanfaatan oxbow.
 Early Warning System antar wilayah oxbow dan kawasan kecamatan.
e. Peran Serta Masyarakat
Arahan umum pemanfaatan oxbow:
 Penataan kawasan oxbow dan sekitarnya.
 Pengembangan pariwisata.
 Dukungan operasi dan pemeliharaan oxbow, termasuk pengelolaan limbah rumah
tangga dan drainase kawasan.
11. Konsep Desain merupakan arahan dasar perancangan revitalisasi kawasan oxbow,
sesuai dengan kondisi dan potensi masing-masing lokasi. Penjelasan lengkap disajikan
pada Tabel 5.9 hingga 5.11, dan pada bagian berikut disajikan rekapitulasi terkait
konsep desain yang akan ditindaklanjuti dengan penyiapan detail desain revitalisasi.
Konsep desain yang diterapkan mengacu pada besaran perencanaan, yang
penetapannya didasarkan pada optimasi pemanfaatan kawasan oxbow untuk memberi
dampak maksimal, dengan berpedoman pada 5 Pilar Pengelolaan Sumber Daya Air
(SDA).
a. Oxbow Tanjung Jati.
Konsep Desain:
1) Oxbow didesain dengan Bangunan Inlet dan Outlet, berupa pelimpah yang
dilengkapi dengan pintu air.
2) Bangunan Inlet:
 Elevasi MAB Q2 = +33,64 m
 Elevasi Mercu Inlet = +33,64 m
 Elevasi dasar inlet = +30,00 m
 Tinggi Mercu Inlet = 3,64 m
 Lebar Pelimpah + 2 Pintu = 20,00 m
 Pintu Inlet = 2 pintu (Bpintu = 1,50 m)
 MAB (Q25) = +35,60 m
 Elevasi Dekzerk Inlet = +36,50 m (tinggi jagaan w = 0,90 m)
3) Bangunan Outlet:
 Elevasi Mercu Outlet = +33,64 m
 Elevasi dasar Outlet = +30,00 m
 Tinggi Mercu Outlet = 3,64 m
 Lebar Pelimpah + 2 Pintu = 20,00 m
 Pintu Outlet = 2 pintu (Bpintu = 1,50 m)
 MAB (Q25) = +35,60 m
 Elevasi Dekzerk Outlet = +36,50 m (tinggi jagaan w = 0,90 m)

6 - 10
Laporan Antara/ Interim Detail Desain Revitalisasi Oxbow
Kabupaten Kapuas Hulu

4) Penampang Dasar Oxbow


 Lebar dasar oxbow (B) = 60,00 m (kebutuhan lomba pacu dayung)
 Elevasi dasar Oxbow = Mendekati elevasi dasar oxbow eksisting
(meminimalisir galian tanah)
5) Kawasan Genangan Oxbow
 Pembuatan tanggul pada area permukiman, fasos/ fasum yang tergenang
 Elevasi tanggul dalam oxbow = +34,64 m
 Tinggi jagaan (w) = 1,00 m (dari MAB Q2)
6) Sarana dan Prasarana Revitalisasi:
 Jogging track di sisi luar oxbow, disesuaikan dengan kebutuhan pada kawasan
yang sudah berkembang (permukiman dan wisata).
 Jalur hijau
 Jembatan beton lebar (b) = 3,00 m.
7) Operasi dan Pemeliharaan :
 Pemasangan peilschaal untuk kebutuhan OP dan petunjuk siaga banjir.
 Penyediaan personil sesuai kebutuhan minimal, Penjaga Pintu Air (1 orang),
dan Petugas OP Oxbow (1 orang).
b. Oxbow Kerakah Sawai.
Konsep Desain:
1) Oxbow didesain dengan Bangunan Inlet dan Outlet, berupa pelimpah yang
dilengkapi dengan pintu air.
2) Bangunan Inlet:
 Elevasi MAB Q2 = +33,02 m
 Elevasi Mercu Inlet = +32,00 m
 Elevasi dasar inlet = +30,00 m
 Tinggi Mercu Inlet = 2,00 m
 Lebar Pelimpah + 2 Pintu = 20,00 m
 Pintu Inlet = 2 pintu (Bpintu = 1,50 m)
 MAB (Q25) = +35,03 m
 Elevasi Dekzerk Inlet = +36,03 m (tinggi jagaan w = 1,00 m)
3) Bangunan Outlet:
 Elevasi Mercu Outlet = +32,00 m
 Elevasi dasar Outlet = +27,45 m
 Tinggi Mercu Outlet = 4,55 m
 Lebar Pelimpah + 2 Pintu = 20,00 m
 Pintu Outlet = 2 pintu (Bpintu = 1,50 m)
 MAB (Q25) = +35,03 m
 Elevasi Dekzerk Outlet = +36,03 m (tinggi jagaan w = 1,00 m)
4) Penampang Dasar Oxbow
 Lebar dasar oxbow (B) = 60,00 m (kebutuhan lomba pacu dayung)
 Elevasi dasar Oxbow = Mendekati elevasi dasar oxbow eksisting
(meminimalisir galian tanah)
5) Kawasan Genangan Oxbow
 Pembuatan tanggul pada area permukiman, fasos/ fasum yang tergenang
 Elevasi tanggul dalam oxbow = +34,02 m
 Tinggi jagaan (w) = 1,00 m (dari MAB Q2)

6 - 11
Laporan Antara/ Interim Detail Desain Revitalisasi Oxbow
Kabupaten Kapuas Hulu

6) Sarana dan Prasarana Revitalisasi:


 Jogging track di sisi luar oxbow, disesuaikan dengan kebutuhan pada kawasan
yang sudah berkembang (permukiman dan wisata).
 Jalur hijau
 Jembatan beton lebar (b) = 3,00 m.
7) Operasi dan Pemeliharaan :
 Pemasangan peilschaal untuk kebutuhan OP dan petunjuk siaga banjir.
 Penyediaan personil sesuai kebutuhan minimal, Penjaga Pintu Air (1 orang),
dan Petugas OP Oxbow (1 orang).Konsep Desain:
c. Oxbow Buak.
Konsep Desain:
1) Oxbow didesain dengan satu Bangunan yang berfungsi sebagai Inlet dan
sekaligus Outlet, berupa pelimpah yang dilengkapi dengan pintu air.
2) Bangunan Inlet/ Outlet
 Elevasi MAB Q2 = +31,04 m
 Elevasi Mercu Inlet = +30,54 m
 Elevasi dasar inlet = +26,00 m
 Tinggi Mercu Inlet = 4,54 m
 Lebar Pelimpah + 2 Pintu = 20,00 m
 Pintu Inlet = 2 pintu (Bpintu = 1,50 m)
 MAB (Q25) = +34,02 m
 Elevasi Dekzerk Inlet = +35,02 m (tinggi jagaan w = 1,00 m)
3) Penampang Dasar Oxbow
 Lebar dasar oxbow (B) = 60,00 m (kebutuhan lomba pacu dayung)
 Elevasi dasar Oxbow = Mendekati elevasi dasar oxbow eksisting
(meminimalisir galian tanah)
4) Kawasan Genangan Oxbow
 Pembuatan tanggul pada area permukiman, fasos/ fasum yang tergenang
 Elevasi tanggul dalam oxbow = +32,04 m
 Tinggi jagaan (w) = 1,00 m (dari MAB Q2)
5) Sarana dan Prasarana Revitalisasi:
 Jogging track di sisi luar oxbow, disesuaikan dengan kebutuhan pada kawasan
yang sudah berkembang (permukiman dan wisata).
 Jalur hijau
 Jembatan beton lebar (b) = 3,00 m.
6) Operasi dan Pemeliharaan :
 Pemasangan peilschaal untuk kebutuhan OP dan petunjuk siaga banjir.
 Penyediaan personil sesuai kebutuhan minimal, Penjaga Pintu Air (1 orang),
dan Petugas OP Oxbow (1 orang).

6.2 REKOMENDASI
Rekomendasi sebagai masukan dalam tindak lanjut kegiatan penyusunan Detail Desain
Revitalisasi Oxbow di Kabupaten Kapuas Hulu, yaitu di Oxbow Tanjung Jati (Kecamatan
Putussibau Selatan), Oxbow Kerakah Sawai (Kecamatan Putussibau Utara), Oxbow Buak
(Lecamatan Bika), dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

6 - 12
Laporan Antara/ Interim Detail Desain Revitalisasi Oxbow
Kabupaten Kapuas Hulu

1. Rencana revitalisasi danau oxbow sesuai peruntukanya, mengacu pada kebijakan


daerah yang ada, seperti RTRW Kabupaten Kapuas Hulu, serta RDTR Kabupaten
Kapuas Hulu, yang saat ini baru mencakup Kecamatan Putussibau Utara dan
Kecamatan Putussibau Selatan.
2. Sosial Ekonomi
a. Dukungan masyarakat untuk revitalisasi atau penataan kawasan oxbow untuk
pariwisata dan perikanan, yang memberi dampak terhadap peningkatan
perekonomian masyarakat.
b. Perlu ada kebijakan terkait lahan oxbow yang sudah dimanfaatkan untuk budidaya
kratom, diusulkan ada pergantian biaya tanam tumbuh.
c. Diperlukan kelembagaan untuk pengelolaan masing-masing oxbow, terkait dengan
operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada.
d. Pembuatan jembatan penghubung permanen, yang menghubungkan antara lahan di
pulau (tengah) dengan kawasan daratan, baik untuk pengembangan pariwisata
maupun perekonomian masyarakat pada umumnya.
3. Lingkungan
a. Pengelolaan oxbow diharapkan dapat mengatur dan mengendalikan sirkulasi air
dalam oxbow, melalui pemasukan dan pengeluaran air melalui inlet dan outlet, dalam
rangka menjaga kualitas air di dalam oxbow.
b. Diperlukan penanganan terhadap polutan dan kandungan yang ada di masing-
masing oxbow, dengan tetap memperhatikan aspek air buangan dari rumah tangga,
dengan mengoptimalkan instalasi pengolahan air limbah (IPAL), baik terpusat,
komunal, maupun persil (masing-masing rumah tangga).
4. Oxbow dikembangkan dengan penempatan bangunan inlet dan/ atau outlet, dalam
upaya menjebak air di dalam oxbow pada elevasi tertentu, yang dibatasi dengan
besaran elevasi mercu untuk inlet dan outlet yang direncanakan. Penetapan elevasi
mercu atau elevasi penggenangan oxbow, dilakukan dengan mempertimbangkan
dampak penggenangan terhadap kawasan permukiman, fasilitas sosial (fasos) dan
fasilitas umum (fasum) yang ada di sekitar oxbow.
5. Luas penggenangan disesuaikan dengan kebutuhan untuk mendukung area pacu
dayung dengan lebar dasar oxbow sebesar 60,00 m, yang berdampak pada beberapa
area yang telah dimanfaatkan untuk budidaya kratom. Diperlukan pendekatan oleh
Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu, dalam rangka sosialisasi dampak luas genangan
pada kondisi debit Q2 atau kurang, dan dampak genangan pada kondisi kejadian Q5,
Q25, dan debit banjir yang lebih besar, serta penetapan langkah-langkah yang dapat
diambil untuk mengoptimalkan konsep desain yang disiapkan.
6. Desain bangunan dilakukan untuk kondisi Q25, terutama dalam penetapan bangunan
dan elevasi tanggul bangunan utama (dekzerk), dengan penambahan tinggi jagaan (w)
antara 0,90 m hingga 1,00 m. Penetapan elevasi dekzerk hanya pada bangunan inlet
dan outlet, serta pengaman tebing yang dibangun di sekitar bangunan inlet/ outlet,
maupun lokasi yang memerlukan perlindungan arus Sungai Kapuas.
Sedangkan untuk area di dalam oxbow, tinggi tanggul pengaman oxbow, diperhitungkan
pada kondisi MAB Q2, dengan menambah tinggi jagaan 1,0 m, terutama pada jalur
rendah yang harus dilindungi dengan pembuatan tanggul.

6 - 13
Laporan Antara/ Interim Detail Desain Revitalisasi Oxbow
Kabupaten Kapuas Hulu

Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas Hulu, sangat diharapkan, terutama dalam
aspek dukungan sosialisasi serta penanganan daerah terdampak, termasuk area kratom
masyarakat yang berada di wilayah sempadan oxbow.
7. Budidaya perikanan diarahkan untuk perikanan tebar, dalam upaya meminimalisir
terjadinya pencemaran dan penurunan kualitas air oxbow. Bentuk sosialisasi dan
melibatkan instansi terkait di tingkat Kabupaten Kapuas Hulu, menjadi hal mutlak untuk
dilakukan dalam rangka mendukung pengelolaan oxbow secara berkelanjutan.
8. Unit Pelaksana Tugas (UPT) pengelolaan Oxbow Tanjung Jati, Oxbow Kerakah Sawai,
dan Oxbow Buak, diharapkan dapat melibatkan masyarakat dalam mendukung
pelaksanaan operasi dan pemeliharaan kawasan oxbow masing-masing, secara optimal
dan berkesinambungan.
9. Penetapan prioritas pembangunan revitalisasi oxbow, disamping ditetapkan secara
teknis dan pembiayaan, juga dipengaruhi oleh dampak sosial yang akan ditimbulkan,
terutama berkaitan dengan lahan budidaya kratom yang terdampak pembangunan
oxbow. Dampak sosial yang kecil, akan menjadi prioritas utama pembangunan
revitalisasi oxbow di 3 (tiga) lokasi yang telah ditentukan.
10. Dalam rangka mendukung upaya pengelolaan oxbow secara berkesinambungan dan
mendukung kelestarian lingkungan, perlu digalakkan program Oxbow Bersih, yang
merekomendasi masyrakat untuk tidak membuang sampah di kawasan oxbow, Hal ini
dapat didorong dengan pengelolaan sampah secara terpadu, yang menjadi program
instansi terkait.

6 - 14

Anda mungkin juga menyukai