Anda di halaman 1dari 40

Anggota Kelompok : - Gerson Tappang - Dai Bianda - Ade Triyunita - Muhhamad Bey - Nur Ryshalti

Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bogor Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Lebak, Provinsi Banten dan Samudera Hindia Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Cianjur

Secara topografis profil rupa bumi Kabupaten Sukabumi umumnya bergelombang di bagian Selatan dan bergunung di bagian Utara dan wilayah bagian tengah. Kabupaten Sukabumi berada pada ketinggian berkisar antara 02960 meter di atas permukaan laut (mdpl)

Gunung-gunung yang tinggi yang terdapat di kabupaten sukabumi adalah gunung-gunung berapi yang berada di sebelah Utara. Gunung Gede Pangrango yang tingginya kurang lebih 2958 m dan Gunung Salak 2211 m yang lerengnya semakin landai ke arah Sungai Cimandiri.

Sungai yang terdapat di sana diantaranya Sungai Cimandiri dan Sungai Cikaso yang bermuara di Samudera Hindia. Terdapat pola aliran sungai annular pada bagian selatan Sukabumi. Sungainya membentuk meandering.

Struktur umum Pulau Jawa merupakan hasil interaksi tumbukan Lempeng Samudra Hindia dengan Lempeng Benua Asia, dengan arah tumbukan relative berarah utara - selatan yang menghasilkan pola struktur lipatan berarah barat - timur dan pola patahan geser berarah baratdaya timur laut dan tenggara barat laut.

Kondisi geologi daerah Sukabumi Selatan terbentuk dari serangkaian peristiwa geologi mulai zaman Oligosen sampai Kuarter yang menghasilkan berbagai jenis batuan sedimen dan vulkanik yang dikontrol oleh kegiatan tektonik yang kuat sehingga menghasilkan bentuk lahan mulai dari pedataran, perbukitan vulkanik dan perbukitan lipatan serta patahan Cimandiri yang sampai sekarang termasuk kategori patahan aktif.

Menurut Baumann dkk. (1973), daerah Jawa Barat bagian selatan di bagi atas beberapa satuan struktur yaitu :
Daerah tinggian diantaranya adalah Honje, Bayah, Sukabumi, Ciletuh, Jampang dan Cimandiri Daerah rendahan adalah Malimping dan Cibadak - Pelabuhan Ratu

Oligosen hingga Kuarter di daerah Jawa Barat bagian selatan dapat di bagi menjadi 4 fase tektonik yang diikuti oleh aktivitas vulkanik, yaitu :

Pada periode ini, batu pasir Oligosen telah mengalami perlipatan dengan arah timur laut barat daya dan beberapa struktur patahan dengan arah barat timur. Pada bagian tengah ini terjadi gerak-gerak vertikal yang diikuti oleh aktivitas vulkanik.

Pada periode ini terjadi fase tektonik yang besar. Daerah Jawa Barat bagian selatan mengalami pengangkatan dan beberapa daerah mengalami perlipatan dan pensesaran secara intensif seperti : - Perlipatan dan sesar sesar longitudinal berarah timur - barat terjadi di daerah tinggian Bayah, Hegarmanah,

Pada periode ini sebagian besar daerah Jawa Barat bagian selatan terangkat. Beberapa sesar mendatar berarah timur - barat memotong struktur yang telah ada. Akibatnya, pola struktur daerah Jampang telah mengalami perubahan kearah baratdaya pada masa itu.

Pada periode ini terjadi aktivitas vulkanik yang kuat, membentuk struktur barat daya timur laut.

Sukendar Asikin (1987), menyimpulkan adanya tiga gejala sesar yang menonjol di Jawa Barat, yaitu :

Sesar berarah timur laut barat daya yang dijumpai didaerah Pelabuhan Ratu, yang berhimpit dengan lembah Cimandiri. Sesar berarah barat laut tenggara membagi suatu jalur fisiografi, oleh van Bemmelen (1949) disebut Zona Bogor. Sesar ini dapat diikuti dari Jakarta sampai ke Cilacap. Sesar berarah timur - barat memotong Pegunungan Selatan diperkirakan sebagai sesar normal dengan bagian utara relatif naik terhadap bagian selatan.

Daerah struktur Cibadak dan sekitarnya di dominasi oleh lipatan- lipatan, sesar naik dan sesar geser. Daerah struktur Gn Walat ini adalah sesuai dengan arah Sumatra. Sesar dan lipatannya pada daerah aliran Cimandiri umumnya berubah arah mengikuti arah Cimandiri, Sedangkan disebelah selatannya (Daerah Struktur Jampang Kulon) merupakan suatu tinggian.

Ujung genteng merupakan pantai yang terletak di Samudera Hindia atau lebih dikenal sebagai Pantai Selatan Jawa. Tatanan tektonik di sepanjang Pantai Selatan merupakan Zona Subduksi. Zona Subduksi adalah zona penunjaman lempeng samudera ke dalam lempeng benua.

Untuk daerah Pelabuhan Ratu, kondisi bentuk lahannya adalah pedataran pantai dan fluvial dengan ketinggian sekitar 0 10 meter diatas permukaan laut. Dibeberapa bagian lainnya terdapat bukitbukit rendah yang terbentuk dari endapan gumuk pasir. Batuan yang menutupi daerah ini terdiri dari endapan pantai dan aluvial berumur kuarter.

Daerah Sukabumi Selatan, banyak memiliki potensi sumberdaya alam. Salah satunya adalah bahan galian C yaitu batu belah

Sungai utama yang mengalir di daerah ini merupakan bagian dari alur Ci Karang dan Ci Kaso dengan pola aliran sungai subdendritik. Jenis batuan yang menutupinya adalah sediment marin yang berumur Tersier seperti batu lempung gampingan (napal), batu gamping, batu pasir, dan batuan vulkanik (Kuarter Bawah) seperti tufa dan breksi vulkanik.

Pada batuan sedimen Formasi Cibodas, lapisan aqifernya relative dangkal sekitar 4-7 m, air tanah disini cukup prospek untuk kebutuhan domestik. Sumber mata air dan mata air panas yang terdapat di sekitar Surade adalah mata air Ciburial dan sumber mata air panas terdapat di lembah Ci Mandiri yang letaknya berdekatan dengan jalur sesar Cimandiri.

Berdasarkan pengelompokan litostratigrafi, batuan di daerah Kecamatan Surade termasuk dalam beberapa formasi, yaitu :

Formasi Cikarang yang didominasi oleh batuan tufa yang mempunyai kedudukan jurus U 10 T dengan kemiringan 85 miring kearah timur ditemukan di S. Cikarang.

Formasi Jampang yang didominasi oleh batuan tufa lapilli yang tersingkap berupa celah/ jendela di S. Cikaso dan S. Ciseureuh. Batuan tersebut diatas mempunyai umur Oligosen Atas hingga Miosen Bawah.

Formasi Bentang bagian bawah yang didominasi oleh batupasir gampingan selang-seling tufa pasiran bersisipan batuan lempung yang mempunyai kedudukan U 60 T dengan kemiringan 5 ke arah selatan. Formasi ini berumur Miosen Tengah hingga Miosen Akhir dan tersingkap di S. Cibuni

Formasi Bentang bagian atas yang didominasi oleh batuan tufa pasiran dengan kedudukan U 70 T dengan kemiringan 5 ke arah tenggara yang berumur Miosen Atas hingga Pliosen.

Formasi Cibodas yang didominasi oleh batugamping dengan kedudukan U 60 T dengan kemiring 5 ke arah tenggara berumur Miosen Akhir hingga Pliosen. Endapan sungai dan pantai yaitu berupa pasir lepas dan lempung yang mempunyai umur Kuarter, tersingkap di muara Sungai Cikaso.

Berdasarkan peta geologi lembar Jampang dan Bogor yang dibuat oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi jenis batuan dan formasi geologi beberapa wilayah adalah sebagai berikut :

Qvpo: Adalah jenis batuan endapan vulkanik gunung Pangrango. Endapan lebih tua, lahar dan lava, basal andesit dengan oligoklas-andesin, labradorit, olivin, piroksen, dan horenblenda. Terdapat pada wilayah Cibadak, Cicareuh

Qvt: Adalah jenis batuan tuf berbatu apung termasuk dalam golongan batuan gunung api tua Terdapat pada wilayah Cibadak

Qvb: Adalah batuan Breksi bersusunan andesit-basal, setempat aglomerat, lapuk. Batuan gunung api breksi termasuk batuan gunung api tua. Terdapat pada wilayah Pasir Bongkok, Cicareuh, Bantargadung

Tomr: adalah Formasi Rajamandala. Napal tufan, lempung napalan, batu pasir dan lensa lensa batugamping mengandung fosil Globigorina, oligocaenica, Globigorina praebulloides, Orbulina, Lepidocyclina dan Spiroclypeus (Budiman, 1971), yang berumur berkisar Oligosen akhir sampai miosen awal, dan menindih secara tak selaras Formasi Batuasih. Tebal formasi ini sekitar 1100 m (Musper, 1939). Terdapat di wilayah Cicareuh

Tmn: Formasi Nyalindung, Batupasir glokonit gampingan berwarna hijau, batu lempung, napal, napal pasiran, konglomerat, breksi dan batu gamping; napal tufan yang ditemui disepanjang sungai Cijarian kaya akan moluska. Satuan ini diduaga berumur miosen tengah yang secara selaras menindih Formasi Lengkong. Terdapat di wilayah Cicareuh, Bantargadung

Tmcm: Formasi Cimandiri. Batu pasir dan batupasir tufan, berselang-seling dengan konglomerat aneka bahan, batu lempung dan batu gamping, setempat dengan napal, tuf dasitis sampai andesitis atau tuf batuapung, mengandung sisipan batubara atau sisa tumbuhan terarangkan dan resin Terdapat di daerah Cijarian

Tmcb: Anggota Bojonglopang, batu gamping koral sampai bioklastik pasiran dengan sisipan napal, batupasir, batu lempung, konglomerat di bagian bawah dan lensa-lensa batubara. Terdapat di daerah Cijarian

Qha: Alluvium dan endapan pantai Terdapat di daerah Cijarian, Cikaso, dan Ujung Genteng

Tmjv: Formasi Jampang. Dibagian bawah terdiri dari napal globogerina, batupasir dan berksi tuf karbonatan berkomposisi andesitis sampai dasitis, dengan sisipan tebal batugamping mengandung foram besar. Di bagian atas disusun oleh breksi vulkanik, tuf, dan setempat mengandung nodula serta lensa-lensa batugamping serta banyak mengandung sill, retas (dike), stock berkomposisi andesitis-dasitis, dan urat (vein) kuarsa. Terdapat di daerah Cigaru, kiaradua

Qpot: Endapan Undak Tua Terdapat di daerah Kiaradua

Tmbu: Bagian atas Formasi Bentang, Tuf kristal, tuf vitric, tuf litik, sebagian besar karbonatan dan batu apungan, berselang seling dengan batu pasir tufan, napal tufan dan batu gamping napalan. Terdapat di daerah Cikaso

Tmci: Formasi Cibodas, Batugamping, batugamping tufan, batugamping pasiran dengan sisipan batu gamping karbonatan dan batu pasir tufan. Terdapat di daerah Cikaso dan Cikarang

Qpc: Batugamping terumbu karang Terdapat di daerah Ujung Genteng

Anda mungkin juga menyukai