Anda di halaman 1dari 4

ANGGI KUSUMAWARDANI, 0606071185

HENDRIK TAMPUBOLON, 0606071506


ZULFIKRI ARZI, 0606071941

GEOMORFOLOGI REGIONAL INDONESIA

GEOMORFOLOGI YAMDENA

Gambaran Umum
Pulau Yamdena merupakan bagian dari gugusan Kepulauan Tanimbar yang berada di
Provinsi Maluku. Pulau-pulau utama yang ada di gugusan Kepulauan Tanimbar diantaranya
Pulau Molu, Yamdena, Wuliara, Selu, Sera, dan Selaru. Diantara semua pulau tersebut,
Pulau Yamdena adalah pulau utama sekaligus yang terbesar dan terluas. Kota utama di pulau
ini adalah Saumlaki yang juga sebagai ibukota Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Pulau
Yamdena memiliki luas 3.333 km2 (http://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Tanimbar).

Pendahuluan
Wilayah kepulauan Tanimbar terdiri dari rangkaian pulau-pulau besar dan kecil
yang terletak agak sejajar mengelilingi cekungan Laut Banda yang merupakan suatu sistem
orogenesa yang koheren (Supriyadi, 2008). Pulau-pulau kecil sekitar Pulau Yamdena terjadi
karena proses pengangkatan yang luas dari dasar laut dan terletak di bagian Timur busur
Banda (Bemmelen, 1949 dalam Supriyadi, 2008). Kepulauan ini tidak mendapat pengaruh
vulkanik seperti gugusan kepulauan Sunda Kecil, namun yang membentuk dan
memengaruhi keadaannya yaitu pengaruh tektonik seperti pengangkatan (orogenesa) serta
penurunan (epirogenesa). Dalam makalah ini yang menjadi fokus kajian penulis adalah
geomorfologi Pulau Yamdena.

Geomorfologi Pulau Yamdena


Menurut Sandy (1996), Pulau Yamdena yang merupakan bagian dari gugusan
Kepulauan Tanimbar, dikategorikan ke dalam wilayah fisiografi non-vulkanik. Proses
geomorfologi yang terjadi di Pulau Yamdena diantaranya proses pengangkatan dan
penurunan akibat dari gaya tektonik. Sedangkan, menurut Verstappen (2000), selain dari

1
hasil proses tektonik, juga ada pengaruh dari kondisi iklim. Keterpaduan antara dua proses
ini pun membentuk gemorfologi Pulau Yamdena hingga saat ini.
Pulau Yamdena (termasuk gugusan Kep. Tanimbar) terbentuk sejak zaman
Mesozoikum yang bahan batuannya batu gamping berpasir. Jenis batuan ini ditemukan di
bagian rendah bagian barat pulau yang memiliki topografi berbukit. Batuan tersebut
merupakan bagian dasarnya, dan tertutupi oleh lapisan terumbu karang dari zaman pleistosen
yang naik hingga ketinggian 150 m. Sebagian besar pulau, telah mengalami proses
pemiringan (tilted) akibat gaya tektonik, yang mengarah ke Barat. Yang mencirikan bentuk
lahan seperti terumbu karang di Pulau Yamdena merupakan hasil pengangkatan dan
penurunan, dapat dilihat dari ciri bentukan morfologi yang berteras-teras. Contohnya, pada
beberapa bagian pantai yang lerengnya landai, selanjutnya terjadi perubahan lereng yang
langsung terjal kemiringannya. Hasil studi Damen di Pulau Yamdena, berhasil
mengklasifikasi lima macam teras terumbu karang yang mengalami pengangkatan di Pulau
Yamdena.
Secara umum, Damen pun telah membedakan klasifikasi terumbu karang yang ada
menjadi dua. Yaitu, yang tua, dengan ciri permukaan yang halus dan terdapat di wilayah
dengan elevasi tinggi.; yang berumur lebih muda, permukaannya tidak teratur dan ditemukan
di wilayah ketinggian yang lebih rendah.

Interpretasi dari simplifikasi peta geomorfologi


Unit geomorfologi Pulau Yamdena yang terdapat dalam peta terdiri dari tiga unit.
Pertama, yaitu satuan unit geomorfologi bukit yang terdenudasi. Kedua, satuan unit terumbu
karang yang mengalami pengangkatan, dan ketiga, satuan unit morfologi dataran aluvial
yang ditumbuhi oleh tumbuhan mangrove.
Secara umum, Pulau Yamdena mayoritas terdiri dari bukit yang terdenudasi. Hal ini
dapat dilihat pada peta. Unit morfologi ini dapat ditemui hampir di seluruh permukaan
pulau, mulai dari ujung Utara hingga ujung bagian Selatan. Wilayah paling dominannya
yaitu di bagian Timur pulau. Bukit-bukit yang terdenudasi tersebut merupakan hasil dari
proses endogen dan eksogen. Proses eksogen yang terjadi diakibatkan dari pengaruh iklim
yang ada di Pulau Yamdena. Pulau Yamdena terletak di bagian Selatan dan menghadap
angin yang datang dari arah Selatan (angin Selatan) sehingga mendapat hujan maksimum

2
pada bulan Mei atau Juni. Pengaruh DKAT yang melewati daerah ini diperlunak oleh sifat
maritim di Maluku (Sandy, 1996).
Dataran aluvial di Pulau Yamdena banyak terdapat di pesisir Barat pulau.
Kebanyakan bentuknya memanjang dan menyempit. Dataran aluvial ini karena terdapat di
pesisir, banyak ditumbuhi oleh tumbuhan Mangrove. Dataran aluvial merupakan wilayah
yang cocok untuk ditanami berbagai tanaman dan pepohonan. Karena terdapat tumbuhan
Mangrove yang ada di pesisirnya, akan memberi keuntungan ketika ada ombak yang datang
sehingga tenaga ombak sebagian akan diminimalisasi oleh tumbuhan pesisir ini. Selain itu,
banyak jenis hewannya karena banyak jenis ikan dan udang-udangan yang melakukan
pemijahan pada akar-akar Mangrove tersebut.
Unit geomorfologi terumbu karang merupakan salah satu bentukan akibat dari hasil
pengangkatan yang ada. Akibat terangkatnya terumbu karang selama proses pengangkatan
tersebut, memberi bentuk dan keunikan yang tampak di Pulau Yamdena hingga saat ini.
Hasil dari proses pengangkatan ini akan membentuk level teras-teras terumbu karang. Oleh
Damen, level teras terumbu karang yang terangkat ini dibagi menjadi lima level. Yaitu: level
1, level 2, sampai level 5. Teras level 1, dominan terdapat di bagian Barat dan Tenggara
Pulau Yamdena serta di Pulau Wuliara dan Sera. Teras level 2 terdapat di bagian Utara pulau
serta Selatan pulau. Teras level 3 paling dominan terdapat di bagian Selatan pulau. Teras
level 4 terdapat di pesisir Utara Pulau Weliara hanya bagian kecil di Pulau Yamdena yang
letaknya bersebaran. Teras level 5 dapat ditemukan di pesisir sebelah Utara, Barat Daya,
Selatan, dan di bagian Barat Pulau Sera.

Kesimpulan
Pulau Yamdena merupakan pulau yang terbentuk dari proses tektonik dan tidak
mendapat pengaruh dari sifat vulkanik. Proses tektonik yang terjadi yaitu pengangkatan atau
penurunan. Permukaan yang mengalami proses pengangkatan diantaranya terumbu karang.
Dari tenaga eksogen yang memengaruhi, faktor iklim amat berpengaruh dimana hasil
prosesnya dapat ditemui pada satuan unit morfologi bukit-bukit yang terdenudasi.

3
DAFTAR PUSTAKA

• Sandy, I Made. 1996. Republik Indonesia Geografi Regional. Jurusan Geografi


FMIPA UI : Jakarta.
• Supriyadi, Indarto Happy. 2008. Morfologi dan Karakteristik Sedimen Perairan
Pantai Pulau Yamdena dan Sekitarnya. Puslit Oseanologi LIPI Ambon.
Sumber : http://www.coremap.or.id/downloads/0156.pdf. (diakses 12-12-2008, pk.
10.00 WIB)
• Verstappen, Herman Th. 2000. Outline of The Geomorphology of Indonesia.
Enschede : International Inst. For Aerospace Surveys and Earth Sciences.
• Wikipedia. 2008. Kep. Tanimbar. Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Tanimbar. (diakses 12-12-2008, pk. 10.00
WIB).

Citra Pulau Yamdena

(Sumber : Google Earth)

Anda mungkin juga menyukai