&
NEOTE KTONIK
Dikompilasi oleh :
Nannang Suryono
1. Kemiringan bidang sesar sangat curam dan umumnya tegak, yaitu sekitar 75o-90o.
Slickenside pada bidang sesar horisontal hingga serong (roke 0o s/d 45o).
2. Tebing-tebing curam jalur sepanjang sesar, dapat menghadap kearah yang
berlawanan pada jarak dekat.
3. Batuan berdampingan yang dibatasi sesar dapatberbeda jenis dan usia geologi.
4. Pembreksian dan pemilonitan membentuk jalur sesar yang jelas dan tebal.
5. Pola sesar mendatar dalam peta :
o Pola sesar pa-da peta bertopografi bergelombang bia-sanya seba-gai garis-garis
lembah berjalur lurus lagi panjang. Panjang jalur sesar mencapai puluhan hingga
ratusan meter.
o Jalnr sesar mendatar sering ditandai oleh deretan kolam (sag ponds).
r Rasgk-aian seser mendater bisa berpcla sejajar, en-echelon deareby.
r Di dalam jalur sesar, garis-garis sesar bisa memperlihatkan pola anyaman
(braided). Diantara sesar, batuan yang tidak terganggu berbentuk kanta (Iaser), dan
berukuran panjang dan lebar sampai rafusan meter.
e Dalam rangkalan sesar bisa muncul bend (lengklngea), jog (dilational dan
antidilational), over step Qlnderlaping, neutr a l, ov erlap ing).
. Dragfol.d (lipatan seretan) yang berpola en echelon terdapat dalam jalur seszr.
o Drapefold yang berpola sejajar dengan jalur sesar mendatar.
e Riedel's shear (sinthetic dan dntiiheiic).Lcrdapatdi daltuT dan sckitar jal'ar scsar.
o P dan Q shear/fault (Skemton's fault) terdapat di dalam dan di sekitar jalur sesar.
o Axial Plane cleavage terdapat di dalam dan di sekitar jalur sesar.
o Pola sesar mendatar biasanya menyerong terhadap sumbu lipatan utama atau
sokunder, Can terjaCi pada daorah tekJcnlk lcrat.
6. Pada akhir sesar mendatar dapat berubah menjadi sesar nailq lipatan atau sesar
normal yang menyerong terhadap jalw sesar mendatar.
7. Arah pergeseran horisontal dapat ditunjukkan oleh :
r' IAullru
liho- lrafac
99@ lro*,,a-
V4tru.
r Perbukitan yang terpotong garis lurus dan mengalami ofset (aljfrran).
o Retakan sekunder seperti retakan rencong (en echelonfracures)"
o Gejala seretan (drag) .
e Pada scsar mcndatar hidup/at$if diiandai olch :
- Alihan terhadap bangunan.
- Alihan terhadap jembatan.
- Alihan terhadap jalan dan jalan kereta api.
- Alihen lembah sungai dan endapan yang nnesih rnuda (endapan s'ugai dan
gunungapi yang masih hidup).
- Alihan terhadap pola tanaman yang terganggu dan suatu morfologi yang dikenal
sebagai s&atter ridges.
8. -T'rmlah pergeraken nqendahr meliputi ratusan kjlometer, tetapi tiap kali terjadi
pergeseran jumlah pergerakan tidak melebihi 5 meter, bahkan umunnya hanya
beberapa desimetei saja-
9. Sesar mendatar hampir selalu disebabkan oleh gaya telitonik horisontal dan disertai
gempa berfokus dangkal (kurang dari 35 kilometer).
10. Efek sekunder dari peni'esaran 3nendar€r adalah tenah longsor pada tebing curatn,
sesar normal sepanjang bidang lemah dalam kerakbumi, penggelembungatr
perrnrlcaan tanah sampai beberapa desimeter dekat jalur sesar.
I l. Pada penampang, sesar mendatar menunjukkan negafif tlower structute ataa positif
llnwot rfiuohtto
J.rr.-.
12. Regime sesar mendatar bisa berupa transpresslonal snlke+llp fault atar neafral
strllrc-slip fault atzu transtensional strlke-sllp fault .
13. Sesar mendatar, jelas menunjulkan keadaan coaple ^rr/ess (tegasan kopel) ditempat
terbeutuknl'a. Daer* yang bany* drjumpai mendatar menunj':kJcan daerah tersebut
dalam kondisi simple shear bisa lokal atau regional.
14. Sesar mendatar bisa bersifat cover faalt (hanya lapisan-lapisan atas tanpa melibatkan
batuan alas I basement rock) atau basement invotve fault / deep smted faalt (sesar
meliba&an/me.motong batuan alas atar: sesa dalam). Tetapi ke.bm,vakan sesr
mendatar adalah melibatkan sesar dalam (bosement involvefoult / deep seatedfault)
TANDA-TANDA SESA.R NAIK HINGGA SUNGKUP
(Tjia Hong Djin, 1970 dengan tambahan)
1. Kemiringan bidang sesar landai, yaitu sekitar 4S-30" untuk sesar naik reverse sld
thrust ) atau lebih kecil dari 30o (sdsar sungkup / ovenhrust). Slickenside pada
bidang sesar tegak hingga serong (rake 90o s/d 45").
2. Batuan yang tua minindih batuan yang lebih muda.
3. Pembrelaian dan pemilonitan membentuk jalur sesar yang jelas dan tebal.
4. Pola sesarnaik hingga sungkup dalampeta :
o Pola sesar pada peta bertopografi bergelombang biasanya meliuk kuat atau
berliku-liku kuat terutama pada sesar sungkup.
o Sejajar dengan dengan stuktur daerah (yaitu sejajar sumbu lipatan), terjadi pada
daerah tektonikkuat.
5. Sesar naik hingga sungkup dapat berubatr jadi lipatan pada ujung/ akhir sesar.
6. Ada beberapa sesar naik se*under sejajar dengan sesar naik utama atau sesar
sungkup utama terdapat pada bagian yang nailq dapat menimbulkan sesarcesar
jenjang. Sering kepingan-kepingan blok batuan yang terapit sesar naik membentuk
struktur imbrikasi / pergentingan (imbricated thrust).
7. Arah pergeseran sesar naik hingga sungkup hanya dapat diketahui dari penyelidikan
terperinci, seperti memperhatikan gejala seretan, tanda-tanda kecil pada bidang sesar
(yang masih ada).
8. Suafu sistem sesar naik hingga sungkup, selalu disertai sesar-sesar turun yang
benrkuran lebih kecil. Sesar-sesar nomal tersebut dianggap sebagai akibat gaya berat
yang memulihkan keseimbangan isostasi setelah terganggu oleh penyesaran naik
hingga sungkup itu.
9. Sesar naik dan sesar sungkup dapat disebabkan oleh :
o Gaya tektonik atau
o Akibat longsoran.
Dengan lain perkataan kompresi penyebab sesar naik/sungkup adalah horisontal dan
bekerja pada bidang horisontal atau hampir horisontal baik regional (akibat gaya
tektonik) atau lokal (akibat longsoran).
10. Sesar mft dan sungkup, jelas menudulckan keadaan compression ftompresil
tekanan) ditempat terbenfirknya. Daerah yang banyak diiunpai sesar naik dan
sungkup, menu4julftan daerah tersebut dalam kondisi comprusional (kompresi /
tekanan) bisa lokal atau regional
11. Sesar naik dan sungkup juga bisa bersifat cover fault (hanya lapisan-lapisan atas
ranpa melibatkan batuan alas i basement rock) atau bqsemcnt invotve faull / deep
seatedfutlt (sesar melibatkan/memotong batran alas atau sesar dalam).
TANDA-TANDA SESAR NORMAL
(ljia Hong Djin, 1970 dengan bmbahan)
1. Kemiringan bidang sesar curam, yaitu sekitar 60o. Slickenside padabidang sesar
menukik tajam (rake 90o s/d 45o).
2. Pola sesar normal dalam peta :
o Pola sesar pada peta bertopografi bergelombang biasanya meliuk lemah atau
melengkung lemah membentuk kurve lengkung lemah.
o Sejajar dengan dengan stuktur daerah (yaitu sejajar sumbu lipatan), terjadi pada
daerah tektonik lemah.
r Tegak lurus terhadap sumbu lipatan, terjadi pada daerah tektonik kuat.
r Radial atau tangential terhadap stuktur kubah dan gunungapi
r Membentuk lengkungan-lengkungan (kume) yang melingkar (3/4 atzu %
lingkaran) pada stnrktur kubah dan gunungapi (biasanya membenhrk ring dike dan
cone sheet).
o Ada kalanya sesar nonnal tidak berpol4 atau berpola sembarangan dan stuktur
sekitarnya tidak memperlihatkan hubungan dengan sesar. Dalam hal demikian sesar
mungkin mengikuti bidang lemah yang ada pada kerakbumi.
3. Ada beberapa sesar sejajar; dapat menimbulkan sesar-sesar jenjang.
4. Kemungkinan ada sesar sintetik dan antitetik. Sesar sintetik sejajar dengan sesar
-
induk. Sesar antitetik membuat sudut dihedron sebesar 50o 60o dengan sesar
induk.
5. Ada jalur
sesar, tetapi pembreksian serta pemilonitan kurang dibandingkan gejala
serupa pada jalur sesar mendatar dan jalur sesar sungkup/ naik.
6. Tebal jalur sesar normal lebih tipis dibanding sesar mendatar atau sesar nark.
7. Nilai geraksesar tegak $aalt throw) dapat mencapai ratusan meter, akan tetapi tiap-
-
tiap satu pergerakan biasanya rata-rata berkisar antara 2 5 meter dan tidak
melebihi 10 meter.
8. Sesar normal, jelas menunjukkan keadaan tension (regangan / tadkan) ditempat
terbentukryra. Daerah yang banyak dijrnpai sesar notmal, menun_iuld€n daeratr
tersebut dalam kondisi tensional (re,gngar. / tarikan).
9. Sesar normal dapat bersumber pada :
o Sebab-sebab dangkal (seperti akibat undermining, collapselrunlthan daripada
ruang dibawah permukaan bumi, pengambilan airtanah atau minyakbumi yang
berlebih-lebihan).
o Sebab-sebab yang lebih dalam :
- Pengosongan dapur magma di bawah gunungapi.
- Pelongsoran bawahtanah sepanjang lapisan plastis (lempung anhidrit, garam
batu).
- Penggelembungan muka bumi (oleh intusi batuan beku, penyesaran sungkup).
10. Sesar normal juga bisa bersifat covet faalt (hanya lapisan-lapisan atas tanpa
melibatkan batuan alas / basement roch atau basement invotve _fault / deep seatcd
fau lt (memotong batuan alas).
11. Efek sekunder dari penyesaran nonnal adalah susutdarat (mass wastage) berupa
tanah longsor (land slide) pada tebing-tebing yang curarn.
KLASIF'IKASI SESAR MENURUT KEAKTIFAN
ffiia Hong Djin, 1970 dengan tambahan)
1. SesarAktif:
o Jika terjadi alihan/pergeseran pada waktu Holosen (11.000 tahun terakhir), atau
o Sesar terjadi selama waktu seiarah.
o Jika sesar terdapat dalam baiuan yang iebih tua dari Kwarter <ian iidak ada
keterangan lain mengenai pergerakan sesar.
o Sesar pada lereng atau kaki lereng yang curam
o Kedalam kelompok ini dimasukkan juga sesar yang terdapat dalam batugamping
Ctebih tua dari Kwarter)
o Penyesaran dapat berlangsung akibat gaya berat, yaitu dalam batugamping karena
pelarutan di bawah permukaan yang diikuti runtuhan, dan gelinciran pada lereng
atau kaki lereng yane orram.
4. Sesartidakalitif:
o Jika sesar terdapat dalan daerah pra-Kwarter yang bertektonik stabil, tidak dialasi
bafugamping atau tidak memotong lereng curam.
--
r Sesar dad kelcrrpck ini aCalah Kalimantan Bara! di Pulau Bangka dau Pulau
Belitung.
Ditinjau dari keadaan geologi Kepulauan Indonesia maka sesar golongan (1), (2) dau (3)
terdapat ditepi kedua daerah mantap, yaitu Paparan Sunda dan Paparan'Sahul serta'di
ka.;vesas k€p'dauan anbra kedua daerah mantap tersebut.
KENAMPAKAN GEOMORFIK SEPANJANG SESAR AKTIF' DAN
PERKIRAAN TINGKATAN DARI KESERINGAN KEJADIAN
Oleh:
D. Burton Slemmons (197'7)
dengan sedikit perubahan / modiflrkasi
Hampir seluruh daratan dan sebagian besar daeratr laut diwilayah Republik Indonesia
menghadapi kemungkinan menjadi pusat gempa tektonik, karena terletak dilingkungan
tektonik yang labil.
r Gempa tektonik dianggap disebabkan oleh pergerakan sepanjang sesar, baik yang
tersingkap diperrrukaan rnaupun yang terpendamjauh didalan bumi.
o Sebaliknya gempa tektonik tersebut dapat mengakibatlan pergerakan sesar-sesar lain
yang terletak dekat episenter gempabumi.
Menurut Sherad et al (1974), gempa-gempa yang telah melanda bahagian barat Amerika
Serikat selama 100 tahun terakhir ini tidak pernah menghancurkan bendungan tanah.
Bend'.rngan tersebut mengalami alihan sampai 3 meter, tetapi tida^k terjadi kebocoran.
Bendungan tanah dekat San Francisco yang tersesarkan langsung ketika terjadi
gempabumi berkekuatan M : 8,3 pada tahun 1906. Gempa yang sama tetah
menggerakkan sesar lain yang menghampiri bendungan beton sampai jarak 200 meter.
Bend'rngan inip':n tidak hanc':l'
Diantara tiga jenis sesar (naik hingga sungkup, normal, dan mendatar), pengetahuan kita
mengenai sesar naik hingga sungkup yang sangat terbatas. Dari literatur geologi dan
pengalaman lapangan penulis, agaknya sesar sungkup yang besar, akan
mengakibatkan pengangkatan tegak yang bertahap. Kesimpulan ini didasarkan atas
terdapatnya undak-undak terumbu koral dengan perrnukaan yang mendatar sampai
ratusan kilometer diatas muka laut di Pulau Timor dan di Sulawesi Timur. Rupagya
kecepatan pengangkatan dapat ditafsirkan sebagai l0 mm / tahun atau kurang.
Jika diketahui jenis sesar, berdasarkan pemetaan geologi biasa, ditambah dengan analisis
kinematika, dapatlah diramalkan tindak-tanduk sesar jika terjadi pergerakan / pergeseran.
Msalnya, jika sesar bersifat filrun, maka jarak peneunrnan tegak yang tiba-tiba dapat
mencapai dai l0 meter, tetapi biasanya hanya 5 meter atau lebih kicil. Dapat pula
ditentukan bahagian kerakbumi rrana yangakan naik dan nnna yang akan tumn. pada
sesar mendatar hidup I akfif, arah pergeseran akan tetap seperti ditunjukkan oleh anelisa
kinematika. Karena jalur sesar merupakan tempat lemah dan sering adalah tempat
hcdrelrrlrrcon air
Ancaman Langsung :
l.Pergerakan tiba-tiba pada sesar. Pergeseran mungkin mencapai nilai 5 meter dan
dapat berjumlah 10 meter pada satu kali kejadian.
3.Jalur sesar terdiri dari batuan lemah yang biasanya berkelulusan (permeability) tinggr.
10
Ancaman Tidak Langsung :
l.Penyesaran mengakibatkan keseimbangan topografi (seperti tebing curam) terganggu,
susutan darat berlangsung. Susutan darat itu dapat menggangggu sistem pengaitm.
2.Pergerakan sepanjang sesar besar, dapat menyebabkan pergerakan pada sesar png
berdekaan.
Daftar Pustaka
Tji4 Hong Diin,1976, TANDA PENGENAL SIFAT SESAR, Seminar Geologi Teknik dan
Pnyelidikan Tanah dalam Hydnaulic Engineering,3 -
14 Maret 1976, di
Bandung, Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pekerjaen Umum dan
TenagaListrik.
11
KECEPATAN GBRAK TEKTONIK
(Tjia Hong Djin, 1970 dengan tambahan)
Kepulauan Indonesia terdiri dari tiga bagian tektonik. Dua diantara bagran tektonik
adalah mantap, yaitu daerah tersebut sekurang-kurangnya sejak awal Neogen Q2,5 juta
tahun yang lalu) tidak mengalami pelipatan, penyesaran atau gangguan tektonik lain,
ialah Daratan Sunda dan Paparan Sahu!.
c Daratan Sundq meliputi Paparan Sunda, Kalimantan Barat, Bangka, Belitung, tepi
pantai timur Sumatera dan semenanjung lvlalaysia.
€ Daerah stabii Sahul, meliputi Paparan Sahul, kepulauan Aru, dan tepi selatan pantai
kianJaya.
e Terapit oleh kedua bagian mantap tersebut, disekitar tepi-tepinya adalah wilayah
busur kepulauan, palung dan cekungan laut dalam, pegunungan lipa*.an dan deretan
gunungapi hidup, merupakan wilayahyang tabil (tidak mantap).
Berdasarkan alihan yang dialami batuan yang terpotong oleh sesar, maka pergesemn
horisontal sepanjang sesar mendatar dapat diperkirakan
€ Untuk sesar mendatar Sumatera, kecepatan pergeseran rata-rata adalah 5-7 mm I
tahun (Katili dan Hehuwat 1967).
c Untuk sesar mendatar Lembang, Jawa Barat kecepatan pergeseran ruta-rataadalah
30 mm / tahun (Tjia 1970).
12
Kecepatan Rata-rata Pengangkatan (+) atau Penurunan (-), Setiap
Tahun dalam (mm)
Daerah Berdasarkan geologi Berdasarkan C-14
(selama .., ,.. .., .., ... ) (selama...r.. ,.. ... ...)
13
MORF'ONEOTBKTONIK
o Morfo-tektonik -+ bagian dari structural geomorphologv (geomorfologt strrktur),
yang mempelaj ari tektonik (paleo-tektonik dan neo-tektonik).
SARI
lvlakalatr merekome,lrdasikan sebuah progam untuk me4ganalisis kelurusan-kelurusan dan
ini
sesar-sesar aktf, yang mana dirancang untuk murdeteksi, dan membatasi sifat dan keaktifan sesar
dan menemukan bencana kerusakan atau resiko sepanjang sistem-sistem sesar.
Makalatr ini juga mengusulkari sebuah klasifikasi r:ntr:k sekala dari keaktifan sesar-sesar
berdasarkan kecepatan keterikan atau deformasi (strain or deformation rate) sepanjang sesar-
sesar dalam kaitannya dengan kejadian-kejadian geomorfik yanglberbeda untuk keaktifannYa atau
kapabilitasnya. Klasifikasi berdasarkan :
r Wallace (1970), unnrk teori dasar dari perutangan interval-interval fiarak waktu / walCu
jeda) pensesaran dari sesar-sesar.
o Mabuda (1975) & Slemmons (1977), unhrk korelasi dari kecepatan deformasi atau
perulangannya serta tanda-tanda kenampakan geomorfologi yang khas.
Grafik dari Slemmons (1977), menunjukkan hubungan antara kecepatan keterikan (strain rab),
atau waktu sejak offset terakhir sesar major (utanra), rata-rata atau mean interval perulangaa dan
besaran dari gempabumi yang berhubungan
PENDA}IULUAI.I
Perancangan dan studi tapak untuk reaktor nuklir, bendungan, dan bangunan-bangunan
teknik lainnyagmumya menghendaki evaluasi dari resiko seismik, meliputi evaluasi-
evaluasi sesil regional dan kelurusan-kelurusan regional yang memotong daerah yang
dipilih. .........Untuk ini, diperlukan metode-metode geologr untuk mendetelsi,
mengg;ambarkan dan membatasilmendefinisikan ciri tfias dan sejarah daru capablefault
(sesar berpotensi aktif) dan/atau active fault (sesar aktif) dalam hubungannya dengan
evaluasi resiko gempabumi dan bencana kerusakan yang ditimbulkannya. Proses'proses
unhrk mengevaluasi sesar-sesar untuk keaktifannya dan kemampuannya untuk meqiadi
ofset (alihan) di kemudian hari, dan kemungkinan menghasilkan besaran-besaran
eimpabumi maksimun adalah sangat sukar ditenhrkan pada daerah dengan pengetahuan
leolbgt sangat sedikig dengan endapan-endapan pennukaan (air, es atau aluvial), atilr
15
defonnasi plastis, proses detachment (perobekan/pemisahan dari alas) atau prosess-proses
decollement yang tak jelas pada sepanjang sesar dan perpindahan maksimum pada
cfnrlrfrrr-afnrl'frrr felrfnnilr dnlnrn
Batasan asli dari "active fault (sesar aktrt)" telah diusulkan dalam konteksi dua klasifikasi
sesar, yaitu "dead fauk" (sesar mati) dan "active faulf' (sesar ahf / hidup).I"ebih dari
30 definisi/batasan yang telah dikumpulkan oleh Slemmons dan Mc.Kinney (1977) untuk
istilah-istilah "active faulf', "capoble faulf', ataa spotentially active faulf' menyatakan
tidak langsung kemenerusan keterikan, dan atau reaktifasi keterikan, yang rliharapkan
akan mengbasilkanluture repfrtrc (retakan yang akan datang / masa depan) dan aktilitas
gempabumi sepanjang struktur-struktur sesar atau tektonik.
L6
v
--t
f- F
ttr o
-t
.x
H E*
{J
*J,
GT .Y
l-
E 6 =-Y,tr llE
o
{rl
-E E .- E o
(t
0 Ft-l- atr :-
ot-,
-
{rt o
g
E
==
(tt
f-
o-
F s"g .g
o
CL
v,
rtr
TU
o }{ .Fl {.,
l-
ofl
o 5
{-r u0 .4, o
.r{ o *{
Fa J4 F{
(t 5 o G q2
o
L
s *.f.l (u ao, tr
a (J \r/ o
o3r'-
a-
o
(o
arI
rqEg3
r- CL O CL'C! E=G
F
-E
(s
gE;
=Cturor EEEA o
6 S i'..r -i FEEg
T:
EE oil
b E-\''
E o. EE Hg a-
\t
o
G'
.z
€
.g
(r
L-g TI
Xv,
l-
gEFF #€EE$ lr
TT
o
L
FE i€$
o.
F
ln-
iEg E.
o
E
--
.r
J
{r,
E tr
rAr
(UF
trF a
-
au tg =
L
F"E ECD E ,E,F
6a! I-F T; tu-Y II
-r fit
T'E $E, c
Elu b-g EE
cD-
E frt
-cl o- t EN
(r
rtr
I
l,
1. PetaGeologiUmum.
2. PetaTenain (medau) Pliosen-Resen dan unsur Tektonik (Fig.6 dan Fig.3).
3. Peta Dishibusi episenter seismik (gempabumi), Fig.3.
4. Peta peroepatan seismik dan zona intensitas gempabumi.
5. Peta Kenampalon Geothermal dan kenampakan Kegunungapian.
6. Peta Pergerakan Vertikal Resen.
7. Peta Anthropogenic nature yang berisi (ialan raya, jalan kereta api, jagngan
transmisi iistriiq jembatan, bendungan, tanggul, lanai-kanai, saiuran air, bagunan-
bangunan, kebun-kebun dll).
B. Sebagian dari studi kepustakaan, dan sebagian dari analisis inderaja (sekala I :
100.000 atau I :250.000).
8. Peta OrograJis dan Hidrografis yang berisi Oalan keluar air / water course,'lembah-
lembah, batas air I water shed, gawir-gawrlscarps dll.).
C. Dari hasii analisis inderaja, (dibuat peta sekaia 1 : i00.000 atau i : 250.000) :
11. Peta Sintesis lPeta Terpadu Phase (Tahap) A (Fig.10) ,yangdibuat berdasarkan
gabungan peta-peta (1) s/d (7).
Dalam Peta Sintesis /Peta Terpadu Phase (Tahap) A (Fi910) yang disintesakan anhxa
lain dari Fig.6 dan Fig.8 berisi :
a). Kemungkinan antiklin aktif (hidup).
b). Kemungkinan sinklin aktif (hidup).
c). Kemungkinan sesar-sesar akf,if.
d). Kelurusan-kelurusan yang berkaitan dengan kemungkinan dari unsur-unsur tektonik
aktif.
18
Phase / Tahap B (analisis inderaja rinct) :
1. Peta Kelurusan-kelurusan Morfo-neotektonik Rinci (skala I : 50.000, I :
60,000 dengan dasar I : 100.000), Fig 13, lihat juga Fig 7 dan Fig.8.
o Keterangan,lihatketerangan di Fig.l3, Fig.8 dan Fig.7.
2, Peta Rekahan (sesar & kekar) / Fractures Map skala I : 100.000 (Fig.15) yang
merupakan gabungan riari Peta-peta Daerah dengan Kerapatan seria paqjang dari
rekahan gl.bahm peta ini (Fig.15) dicantumkan antara lain :
e*t
o Kelurusan-kelwusan yang melibatkan rekahan / FAL (Fracture associated
lineaments).
o Batas pemisah daeratr dengan FAL yang sama.
o Kelas kerapatan FAL (H: high, M: medium, L : low),
o DaerahtanpaFAL
. Rary diagram / rose diagram (diagram mawar).
t
o Kerapatan FAL atau panjan gfractureper km2 ( k {k ).
o Frekuensi f,'AL (jumlahfracture pqkm2 atauN I lrfr' ).
o Blok diagam dan titik-titik pengukuran yang berhubungan.
t9
Phase / Tahap D ( sintesis atfiir ) :
PETA SIF.ITIIESIS AKIIIR (1 : 10C.00C ) Fig.16 + yang disusirn berdasarkan paduan
dari peta-peta :
PETA SII{THESIS AKHIR (l : 100.000 aiau i : 250.000) Fig.16 -+ berisi antara lain :
l. Unsur-unsur tektonik aktif dan unsur-unsur tektonik yang mungkin aktif (dari
studi kepustakaan, analisis inderaja regional dan penelitian lapangan).
a. Antiklin aktif dan antiklin yang mungkin aktif.
b. Sinklin aktif dan sinklin yang mungkin aktif.
c. Sesar-sesar aktif dan sesir-sesar yang mungkin aktif.
2. Kelurusan-kelurusan yang memenuhi syarat (qaalified lineament), yang
mungkin berhubungan dengan unsur-unsur tektonik aktif (dari studi
kepustakaan, analisis inderaja regional dan penelitian lapangan).
5. Daerah bukaan (pult aparfi yang mengalami amblesan/ penurunan dan sembulan
Qtush up swe$ yang mengalami pengangkatan*).
20
NEOTECTONIC RESEARCH IN APPLIED
GEOMORPTIOLOGICAL STUDIES
( PENELITIAN NEOTEKTONIK DALAM
PAMBELAJARAN GEOMORF'OLOGI TERAPAN)
Oleh:
P afiizrab Castaldini, Bolle^riiiari, Carlon & lvlantovani
RANGKUMAN SARI
Pembelajaran geomorfologi terapan dalam penelitian neo-tektonik, melibatkan metode
dari geomorphological analysis (analisis geomorfologi) dan morpho-neotectonic analysis
(analisis morfo-neotektonik).
- gempabumi atau,
- perubahan-perubahan hidrologis atau,
- gerak-ao tauah akibat tektonik aldf, dll.
b. Penyelesaian persoalan-penoalan praktis. Merupakan cfra-cara praktis dalam
menaggulangi akibat yang ditimbulkan gempabumi dan bencana geologi lainnya.
Msalnya meramalkan daerah-daerah yang akan diterjang gempa dikemudian hari,
memrlih dae,r.*-daer& yarg amalr unhrk pe.m'.rkiman.
i
2T
Produk akhir (Phase I Tatrap D) dari penelitian ini adalah hasil dari perbandingan data-
data analisis dan perpaduan dalam Phaseffahap d
B dan C, ymg mana unsur-unsur
tektonik aktif mungkin *.an bekerja dalam inten'al $rakfir (rvaktu je&, I siklus rvaktu)
yang telah dipertimbangkan, misalnya adalah :
. Kelurusan-keltrusan yang diduga sebagai unsur-unsur tektonik aktif.
o Daerah yang mungkin mengalarni uplifi (pengangkatan /
sembulan), akibat
|iurrr|u
ql.lif w@stt-sta
onfilzlin Brql Aqnlqtat, nrrsh-rrn stralle lAqtqtan caml-ttlon\
hlt ortv..p 9ve9u4.r.
\wlqt.g
o Daerah yang mungkin mengalami subsidence (penurunan / amblesan), akibat
sinklin aktif dan/atau pull-apart Dasar (cekungan amblesan).
o Daerah yang mungkin mengalami tilting (pe\grngkitan).
e Daerah yang mirngkin mengalami pergese&n akibat terpotong sesar akiif.
o Dan lain sebagainya.
Tiap-tiap phase / tahapan dari hasil penelitian dan investigasi, digambarkan dengan data-
data dan peta-peta.
ld.(,R.PH()'fllL'l'()Nlc
Morpho-
STRUCTURAL neoiecinnics
GEOMORPIIOLOGY
Morpholithology
Passive tectonic
ffiH'.h
,trSF'
Gambar l: Hubungan-hubungan dan geomorfologi stnrktur (structural geomorphotogt)
@arrriz,a & Piace,nte, 1976; Denek & Embleon, 1978; Ollier, 1985; Paniz,za & Piacentg
1978;Pnizz+1983).
22
PEMBEI,AJARAN GEOMORT'OLOGI
DALAM KEJADHN GEMPABUMI
Strictly scientific study (pembelajaran ilmu pengetahuan yang tepat, teliti dan sempurna),
meliputi:
a. Mengindentifikasikan dan mengumpulkan sejumlah besar kemungkinan dari
kenampakan geomorfologi akibat genpabumi, misalnya :
- Gawir sesar (fault scarps) + Neogen s/dResen.
- Celah /retakan (fissure) + Neogen VdResen.
- Celah / retakan (fissure) gempabumi-+ Resen.
- Longsoran tanah (knilslide) + Resen.
- Amblesan/ penurunan bawah pennukaan (ground subsidence).'
- Pcrnhenolrllrln fqnnh (Innd swollino) -+ Resen
- Gunungapi lumpur (zud vulcano) + Neogen s/dResen.
- dll.
€ I
Semuanya itu di sentesakan (dipadu) dalam peta sekala besar ( : 50.000, 1 :
60.000 ) yang mana semua data yang telah dikumpulkan akan diidentifikasikan,
sebagaimana gambaran umum dari konselarensi logts morfotelirtonik gempabumi.
€ Studi kasus gempabuni dalam kaitannya dengan morfoneotektonilg harus
melibatkan inderaja (SLA& Landsat dan foto udara) sebelum terjadi gempabumi
dan setelah terjadi gempabumi.
Akibat goncrngan gempabumi, biasanya akanmenyebabkan :
Flg.3 : Contoh peta setelah terjadi gangguan yang berhubungan dengan gempabumi.
Fig.4 : Langkah kerja pembelajaran geomorfologi yang dilaksanakan setelah kejadian
gempabumi.
23
PBMBELAJARAN MORFONEOTEKTONIK
UI{TUK DAERAH PEGUNUNGAN
Oleh:
Paniz,za, Castaldini, Bolletinari, Carton & Mantovani
PHASE/TAHAPA:
Penelitian Kepustaloan dan Interpertasi Inderaja Regional ( Bibliographical
rcsearch and regional remote sensing lnterpreution ).
24
b). INTERPRETASI INDERAJA REGIONAL (REGIONAL REMOTE,SENS/NG
INTERPRETAnOI,{).
€ Merupakan penelitian dan identifikasi, pemilatran dan distcripsi morfologi dari
penjajaran-peqiajaran atau kelurusan-kelurus an (lineament) dari inderaja
2s
(3). Jenis-lenis Orografrs danl{idrografrs (data ditambahdarikepustdraan) :
- Jalankeluu an (water course).
- Lembah sungai yang ada ainnYa.
- Batas ai (water shed).
- Gawir-gawir (scarps).
- dll.
(4). Anthropogenic tqture (dab ditambah dari strrdi k-epr1sgfrs4 ;
- Blok-blok bangunan (pemukiman, perkantoran, pertokoan dll.)
- Jalan-jalan ra1'a dan jalan-jalan kereta api.
- Jembatan sungai jembatan layang dll.
- Bendunoan- wadr:k- tanspnrl d[1.
- Pipa-pipa minyakbumi, gasbumi.
- Jaringan fransmisi tegangan tinggi listrik.
- dll.
€ Morfo-neotektonik -+ harus menggambarkan kejadian-kejadian geomorfologr yang
menunjukkan aktifitas (kegiatan) tektonik Kuarter @liosen
s/d Holosen)
- Peta Eksprcsi Morfologi dan Litologi ftontak batuan, pola aliran sungai,
ke!'rn:san b'rkit, kelurusan lembah sungai da" lain-lain).
- Peta Kerangka Struktur Geologi (yang berisi shike & dip perlapisan, kelurusan
lipatan, kelurusan sesar-sesar, kelurusan kekar-kekar, interpretasi sementara
pergeseran sesar, sifat sesar dan lipatan, dugaan sementara arah umum tegasan
utama dan periode deforrrasi dll.).
€ Seperti dijeiaskan cfi atas, sebeium membuat ciari Peta Sintesis Tahapi Phase A
(Fig.10), harus dibuat dahulu peta-peta seperti di bawah (lihat juga di depan) :
- Peta geologi umum
26
- Peta Tenain (medan) Pliosen - Kuarter.
- Peta unsur-unsur tektonik dan kerangka struktur geologr.
- Peta peuyebarm epicenter seismik (epicenter gempabumi).
- Peta percepatan seismik dan zona intensitas gempabumi
- Peta geothermal dan fenomena kegunungapian.
- Peta pergerakan vertikal dari bawah permukaan Resen.
- Peta orografn dan hidrografis
- P eta Anthropogenic nature.
- Peta Kelurusan-kelurusan terpilih Morfologi dan Peta Geomorfologi
- Peta Kerangta Stuktur Geologi.
c Sesar dianbil dari peta tenain Pliosen-Kuarter dan unsur-unsur tektonik, yang mana
dapat dituqiulkan pada pemindahan terrain (medan) Plio-Pleistosen dan Holosen
padapetaGrg.q.
F Atau stnrktur-sfuktur iipatan yang nampak, ciikondisikan sebagai konsekwensi
tektonik.
€ Kelompok lainny4 mengandung sesar-sesar yang dltepatkan dengan kelurusan-
keltrusan pada peta kelurusan-kelurusan yang terpilah.
e Kelurusan-kelurusan harus mencerminkan sifat-sifatnya dan harus dikualifikasikan
sehingga bermakna secara kuditatif maupun kuantitatif, terutama aspek
geomorfologis dan sbruktur'geologis.
s Kenampakan-kenampakan geomorfologi, dan sesar-sesar harus <iikaitkan dengan
episenter-episenter seismik (episenter-episenter gempabumi), untulq memprediksi
sementara keaktifannya
c Peta Sintetik Phase A, harus berisi unsur-unsur tektonik yang nungkin aktii dan
kelurusan-kelurusan yang mungkin berkaitan dengan kemungkinan unsur-unsur
tektonik aktif.
€ Peta Sintetik Phase A, (Fig.10) yang daerabnya sama de,ngan Fig.6 dan Fig.8, harus
berisi:
a. AntiHin yang mungkin aktif / hidup.
b. Sinklin yang mungkin aktif / hidup.
c. Sesar-sesar yang mungkin aktif / hidup.
d. Keltrusan-kehnusan yang berkaitan dengan kemungkinan dari unsur-unsur
tektonik aktif.
PHASE/TAHAPB:
Interpretasi foto udara rinci (Detaileil aertal phohgroph interpretatan).
€ Tahap / Phase B, merupakan interpretasi rinci dari foto udara sama dengan penelitian
Phase ,\
tetapi menunjul<ftan kemungkinan yang lebih teliti dan akurat, untuk
st;ldurgeologr dan k-enanapakan genaot'ologi yeng lebih k-ecil. Olefr sebab itu
menggunakan foto udara setala besar ( 1 : 60.000 s/d 1 : 15.000 ).
2t
lvlaksudnya adalatr untuk identifikasi kelurusan-kelurusan morfo-neotektonik dan
kemudian dilalokan analisis statistik shuktur geologi.
Tipo dari analisis ini teristimewa digunakan" jika dikombinasikan dengan penelitian
permeabilitas, dan ini sangat berguna untukpembelajaran evaluasi potensial
geothermal.
28
Tidak semua kelurusan (dari analisis oifa satelit) dalam Phase 4 coook (match) dan
diperbolehkan dipakai pada interpretasi rinci foto udara(l I
: 60,000 s/d : 15.000)
dalam Phase B.
29
250.000 (Fig.15 dan lihat juga Fig.8 & Fig.l0). Dalam peta ini (Fig.lO dicantumkan
antara lain :
+ Kel'urusan-kelurusan yang melibatkan rekahan / F.AL (Fracture associateC
lineaments).
o Batas pemisah daerah dengan FAL yang sama.
o Kelas kerapatan FAL (H: high, M: medium, L : low).
e DacrahtanpaFAL
o Ray diagram / rose diagram (diagram mawar).
r Kerapatan FAL atau paqiang fracfure per tm2 ( km / tm' l.
o Frekuensi FAL atau jumlahfractureper km2 (N/kn2 ).
o Blok diagam dan titik-titik pengukwan yang berhubungan.
PHASE/TAIIAP C:
Penyelidikan Lapangan dan Analisis Statistik Struktur Geotogi Rinci (Field survEl
and Detail Geolagical Strucfrtres stalistic analysis\.
e Penelitian lapangan dari Phase C ini dilaksanakan setelah Phase B.
€ Phase C, juga untuk menentukan hipothetis neotektonik dan analisis statistik stnrktur
geologr rinci dari kelurusan-kelurusan rrnsur tektonik berdasarkan :
o Geomefri.
o Ekspresi geomorfologi dan geologr.
o Pembuktian/ ohecking geologr lapangan.
o Hubungan statigrafi dari formasi-formasi.
o Pengukuran-pengukuran dari rekahan-rekahan pada singkapan yang berarti dan
mewakili.
€ Tujuannya dari Phase C ini, menyiapkan dua peta tematik dan Periode Detbrmasi /
Evolusi Tektonik dan Tektonosfratigrafi hasil dari analisis statistik stuktur.
1. Peta Klasifikasi Kelurusan (Classified Ltneamant Map) Phase C (Fig.13).
2. Peta Re*chan / Pecahan (Fractures Map)Phase C, Fig.ls.
3. Periode Deformasi, Evolusi Tektonik -+ Tektonostatigrafi. ,
€ Resume Phase C :
a. Pengujian l,apargan atas Morfo-neotektonik :
(1). Menguji kebenaran Peta Sintesis Phase A PETA KI"ASIF'II(ASI
(2). Menguji keberuran Peta Keluntsan Phase B KELI]RUSAN PHASE C
€ Jika berhubungan dengan sesar, ienis/ tipe dan arah pergeseran harus didat4 dan jika
mungkin jumlah perpindahan neo-tektonik (sesar aktiD juga harus didata dalam data
sheet (lembar data).
1. Unsur tektonik aktif : Defonnasi dan / atau pergeseran/ perpindahan batuan pasti
serta mencul bentukan-bentukan yang berarti (signifikill)
c Tidak ada deformasi atau tidak menunjukkan pergeseran batuan atau bentuk-
bentuk yang berarti lainnya.
4. Unsur tektonik tidak aktif : Tidak ada pergeseran dan/ atau deformasi batuan
yang pasti.
31
6. Kelurusan tidak memenuhi syarat (Unqaolified lhearunt): Dengan indikasi'
indikasi geomorfologr yang tidak memenuhi syarat atau tidak berhubungan, dan
juga tidek sangglJp menunj';kkan singkapan-singkapan dari deformasi dan
perpindahan (pergeseran) yang tegas.
32
Pemilihan litho types (ienis-jenis litologi), adalatr dasar untuk analisis statistik, dan ini
berkaitan serta melibatkan ciri-oiri khas geologi dan| ataa struktur geologi daerah
tersebut, dengan ta+soa.ra (metode) tertentu dan akurat u"qtuk menganalisisny.a.
c'- Dalam peneiitian neotektonik, riinamika rian rekonstruksi geometri dari kejadian dan
urut-urutan tektonik (evolusi tektonik lokal / periode deformasi), sang;t mungkin
dilakukan duatahap pembelajaran :
1. Analisis sesar, dengan cara pembelajaran pada sesar minor (sekunder) pada
jaiur ses,ar,major: Yang diukur adaiah biciang sesar (atau tanpa bidang sesar),
liniasi slicken'sides (grooves dll.), stylolites dankekar-kekar-(shear, iybrid &
tension).
2. Analisis arah umum dan pembuatan peta lintasan tegasan utama.
33
3. Pembuatan Tektonostatigrafi lokal.
e fuialisis tegasan utama dan periode deformasi -+ Evolusi Tektonik -+
Tektonostratigrafi.
o Periode deformasi (DI, DII, DItr dst.).
o Arah umum dan lintasan tegasan utama tiap-tiap periode deformasi.
r Evohlsi sesar,
r orde stuktur (sesar, kekar dan lipatan) mesoskopis dan mikroskopis.
r Tektonosfratigrafi
€ llasil aktdr dari analisis statistik stuktur
geologr, adalah :
I . PETA PECAHAN / REKAHAN (Sesar & Kekar), Fig. 15.
2. PERIODE DEFORIVIASI / EVOLUSI IEKTONIK, yang disertai dengan
pembuatan TEKTONO-STRATIGRAFI +
dan ini digunakan untgk data
tambahan pada PETA SINTESIS AKHIR (FINAL) PHASE D.
e Resume Phase C :
a. Pengujian Lapangan atas Morfo-neotektonik :
(1). Menguji kebenaran Peta Sintesis Phase A PETA KI"ASIHKASI
(2). hieiiguji keiierlar-aii Peia Kel'urusari Pliase B KELI]RUSAN PHASE C
e Final Synthetic Map (Peta Sintesis Akhir lPeta Terpadu Akhir) phase D, Fig.l6,
dituangkan dalam Peta sekala kecil (l : 100.000 ataal: 250.000).
34
Phase D, ini dioapai melalui tiga phase (tiga tatrapan), yaitu :
l. Phase A @embelajaran kepustakaan dan analisis inderaja regional),
2. Phsse B (Interprebsi rinci dari foto udara).
3. Phase C (penelitian lapangan morfoneotektonik dan litologi serta analisis statistik
stnrktrn geologi untuk membuat Peta Rekahan dan Evolusi Tektonik).
Data-data arah umum dan lintasan tegasan utama tektonik Resen ?, mungkin dapat
diperoleh dan disarikan dari Map of Fractures I Peta Rekahan (Sesar & Kekar)
PhaseC (Fig.15).
e L€bih spesifik lagtr, Final SJtnthetic Map Qeta Sintesis Akhir I Peta Terpadu
Akhir) Phase D, Fig.16, secaf,a lengkap yang isinya antara lain adalah :
1. Unsur-unsur tektonik aktif (active tectonic elements) ,dan unsur-unsur
tektonik yang mungkin alitif (teaonic held to be active), ini terutama dihrnjang
dari penelitian lapingan, tetapi dalam beberapa kasus diinterpretasikan sebagai
"aktif'atas dasar referensi kepustakaan. Ini metiputi antara lain :
a. Antiklin aktif dan antiklin yangmungkin aktif.
b. Sinklin aktif dan sinklin yang mungkin aktif.
c. Sesar aktif dan sesar Jrrrng mungkin aktif.
2. Kelurusan-kelurusan yang memenuhi syarat (qualifud lineamenf) yang mana
berhubungan dengan kemungkinan dari unsur-unsur tektonik airtii yang mana
sebagian besar telah di check (diperiksa / dibuktikan) dilapangan dan tinggal
diinterpretasikan sebagaimana dalam kasus terdatrulu.
G Semuanya (1), (2) dan (3) dituangkan dalam Peta Sintesis Akhir Phase D sekala
kecil (1 : 100.000 atau I : 250.000).
c Berkenaan dengan sintesis neotektonik (neotektonik terpadu), arah umum dari
tegasan tektonik utama Resen, ditarik kesimpulannya dari analisis statistik struktur
geologi (Phase C ak$ir), sebagai bahan pe.rdmbangan.
35
e Semua nnsur-u
diberikand;dHiff
k-elurusan-ke lwusan ahu
'r##flhffi
stukt.r-stuktur ^fHYIi#;yi',5:';',?**l,T
tektonik.
e Lembaran-lembaran Data (Data sheet).Phase
D ringkasan dari semua data dari phase
A" Phase B dan phasg c
vans *.ng"oi*tk;tn;;;;ruugai berikut:
- Referensi kartografis.
- Arah dan panjang dari unsur_unsur.
' Data-datayang berasal dari foto udara.dan/
atau peneliti-peneliti kepustakaan.
- P_enelitian-penelifal yang dihasilkan Aari fapan6n.
- Klasifikasi yang berhubungan dengan
t.t J"ri y*g diperikan (dengan keabsahon).
e rujuan, oara kerja dan macam-macam
fu.qr Qhase A vd D) dari pemberajaran
H:ffiTh?[|an.
di daerah pesununsan, o'ilringf;- aar- skema i ;r;;;;* ;; "Ur
36
Peta Goologi Umum
PHASE ITAHAP A Peta fernbt (medan) Pliosen-Resen dnn Unsur Tektontk
-Kepustakaan (Fig.6 dan Flg.3).
Ieta lllstrtbust eplsenter seismilc (gempabuml)' $19.5'
-Inderaja Petapercepatan relsmtk dan zona lntensltas gempsbumi
1 : 100.000 Peta Kenampakan Geothermal dan kenampakan
Kegunungapian.
1 3 250.000 Peta Pergerakan Tektonik Vertikrl Resen.
Pets Aihropogqlc naturey@g b€risi (alan ftYqjalan kereta
api, jaringan transmisi listrilc, jembatal bendungan, tTggu]t
tanat-tanal, saluran air, baggnan-bsngpnan, kebun-kebun dll).
Peta Orografis dan Hidrografis
Peta Kel urus an-kelu rus on terptlih E ksp rrsl Gcomo rfologt
10. Peta Kelurusan-kelururan tetailih Struktur Geologi.
37
PHASE, ITAIIAP C
. Penyelidikan lapangan Morfo-
neotehonik (geomorioiogi &
stnrlctur geologi).
o Analisis statistik stnrktur
geologi
KETERAIIGAN:
Peta F-tasifikagi trr$lurusan Phase C (skala 1 : 100.000), Fig 13, hasi! pqrgg:abungan dari
o Peta Sintesis fase A (Fig.l0).
o Peta Kelurusan l\dorfo-neotektonik rinci Fase B (Ftg.l3).
I
Peta Rekahan (sesar & latrar) / Fractures Map Phare C skala : 100.000 (X'iC.fs) yang merupakan
gebungar dari PeA-peta Daerah dengan Kempatan ser'ra panjarrg dari rekahan frase B). Dalam pe^ra ini
@ig.ls) dicanqmkan antara lain :
r Kelunrsan-kelunrsan png melibatkan relohan /FAL (Fracture associaud lineaments).
o Batas pemisah daerah dengan FAL yang sarna.
o Kelas kerapatan FAL (II = hrgh, M = medium, L = low).
e DaerahtanpaFAL
o Roy diagram / rose diagrum(diagrarn mauar).
o Kerapatan x'AL atau ptnjanglradweper km2 1 tm ltm').
c Frekuensi f,'AL (iumlah fiacure per km2 atau N / kmt ).
c Blck diagrem Can titik-+idk pengukuran 3re,ng borhubulgian.
38
PHASN ITAHAPD
o Pengabungan dari peta-peta
PhasedPhaseB&PhaseC.
o Pembuatan Peta Sintesis Akhir
PETA SINTffiSIS AKHIR (l : 100.000 ) Fig.l6 -+ )ang disusun berdasadon paduan dari peta-
p€ta :
PETA SINTHESTS AKHrR (l : 100.000 atau I : 250.000) Fig.16 + berisi antara lain :
3. Daerahdaerah yang merupakan / mengalami geratran tektonik aktif (dari snrdi kepustakaar\
analisis indeqia regional dan penelitian lapangan).
& Daerah yang mengalami penurunan /amblesan (subsidence).
b. Daerah yang memgalani pengangkatan / senrbulan (uplin.
c. Daerah yang mengalami pengungkitm(tiltingl.
4. Arah umum dan lintasan tegasan utama terbesar dan terkecil tektonikResen *).
5. Daenah bukaan (puil qqyang mengalami amblesan/ penurunan dan sembulan (push np srrlI)
ya..ng mengalami pengangkatan, atal selraliknya, *)
39
RESUME EVOLUil TEKTONIK DAN TEKTONIK AKTIF'
TEKTONIKAKTIF:
Terutama terjadi pa&i Holosen Atas / Resen. Dikenal dengan adanya :
7. dl1.
1o
1-
xg
9|r=
iZ ql frt ={J
.y o #,
E6
ECt H rtr .g
G'Q:= ,x
G'
o
{rr
--E= :trI o
o
l-
{J
-Ytsl-
EF
g6
rr-i Gf 8 CT
ct a
qr
l-
-g
tr
c- 3n w o
CL
u
(r
ru
q, H .Fl {-t
r{ l-
rpf ?1 h0 ./+\ o
CN
ofl
Fl
G
{rf
J4
r{ so t{
ST
cf,
o
I-
g?a (J (J
sl (s
a
+r)
(J a \ral o
(1'
u,
J--
o
(g
.=
a E a3 -- crEo
{r,
.Y
F & G' rLT'
-r EEF g E^=g 3U
o
L-
HEEgF E
EEg fiE Hg oil
a-
O.
\irt
o
TU
.=
{J
.g
(U
II
l- g,
.E
E
or l-
CL
Gt sr- F j6 E
lr) '|-' a o
E
-E
5
{r,
E E
tUl-
G'F $rd =
rE ES l4.8
gE
iE
E
6uI
T'E
IrF
SF E
O'EE
$
g
EUT
rr-r f| EE Otrt
cDor- $
IL CL EN
G
rtr
SESARAKTIF
&
FI-EOTEKTOffi
NEOTEKTONIK
1. Pengumpulan dataselannder :
Foto udara / DEM-SRTM
Peta Geologi
, - Peta pemantauan/ survei kegempaan
'
PEI\TELITHN KEGEMPAAI{ & SEISMOTEKTONII(:
5. Rasio gerakan dalam arah horisontal dan vertikal harus dikaji untuk wilayah
studi unhrk mendapatkan parameter desai4 kegempaan.
6. Desain SSE (,Sale Shutdown Earthquake)hams dik4ii untuk tapak, dan nilai yang
tepat harus ditentukan.
l-
xg
o
E E gE
.EE
{rl
.y
o
t
g o {J
E .- Tt o
(1'
E
fiF $H IC
o
CL
u
(r
IU
*t
.t{o
+{ l-
r{ '60
n t
{.1 A
o *{ o
.r{
Fl J4 F{ CI o
G f
H
o o I-
fi a{
+. C) G' (u
a (, vo o
(1,
o
o
f-
G'
.=
s egT'
T- CL S
g' EFr
*r,
--(u
CL
EEEfr c'
L-
E
EE Egg EE au ou
FgF
-. \'
)-
o
G'
.=
{r,
\a
--(5
t- *at
o
II
l-
S E-E .E
=
-l
FiEg F
at,
T.E
a
V
CD
tft
GT E
c'
E
.Y
g {rt =
E
GI?
IUF rtrE J-
F'E ES s#E$ lrr
l-
aq
Tr= SF
a-- EEE
-G'
g,
EUI b-g 3tr
-cl o. cD F
cL cD
rtr
E
KLASIFIKASI SESAR MENURUT KEAKTIFAN
1. SesarAktif:
o Jika terjadi alihan/pergeseran pada waktu Holosen (11.000 tahun terakhir\, atau
o Sesar terjadi selama waktu sejarah.
Ditiqiau dari keadaan geologi Kepulauan Indonesia maka sesar eolongan (l). (2) dan
$J terdapat ditepi kedua daerah mantap, yaitu Paparan Sunda dan Paparan Sahul serta
di kawasan kepulauan antara kedua daerah mantap tersebut.
3
TATA CARA UNTUK MENGANALIS$
KELI'RUSAN-KELURUSAN DAN KEAKTIFAN SESAR
Hampir seluruh daratan dan sebagian besar daerah laut diwilayah Republik Indonesia
menghadapi kemungkinan menjadi pusat gempa tektonik, karena terletak dilinglarngan
tektonikyang labil.
o Gempa tektonik dianggap disebabkan oleh pergerakan sepanjang sesar, baik
yang tersingkap dipermukaan maupun yang terpendam jauh didalam bumi.
Ancaman Langsung:
l- Pprgerakan tiba-tiba pada sesar. Pergeseran mungkin mencapai nilai 5 meter dan
dapat berjumlatr 10 meter pada satu kali kejadian.
3. Jalur sesar terdiri dari jalu? batuan lemah yang biasanya berkelulusan
Qr erme ability) tinggr.
5
KETIDAKMANTAPAN WILAYAH & KECEPATAN PENGANGKATAN
,e lidaerah
y.ang sudah mantap, kecepatan pengangkatan tektonik rata-ratakurang
0,1 mm / iahun,dan urnumnya sekitar 0,05 mm / tahun (Tjiq 1970).
Kecepatan Rata-rata Pengangkatan (+) atau Penurunan (-), Setiap Tahun dalam
(mm)
Daerah Berdasarkan geologi
Berdasarkan c-i4
(selama ...............) (selama......... r r. ...)
6
NEOTEKTONIK
o Direct type (1enis langsung), biasanya dari Holosen Atas @esen), yang dipelajari
antara lain:
- Rekahan-rekatran gempabumi (earthquake cracks).
- Kenampakan longsoran (landslide phenomena).
- Pergesbran-pergeseran sesar aktif (diukur dengan GPS).
- Kenaikan dan penurunan undak-undak sungai dan pantai.
- Kenaikan dan penurunan permukaan tanah.
- Kenaikan dan penurunan permukaan air tanatr.
o fndirect type (1enis tak langsung), biasanya dari Neogen Vd Holosen, yang dipelajari
antara lain :
Gawir-gawir (scarps).
- Lembahlembatr asimetri (asiaetryvalley).
- Pembelokan / pembengkokan sungai (river bend), dll.
RESUME EVOLUSI TEKTONIK DAN TEKTONIK AKTIF'
7. dll.
*g
t- E
o
6 €E
{rt
EE -v
E E E#
-- tt
G'
*ar
o
-
(1'
E
F F EE -E
cr
CL
tfi
$
3u
{, t{
r;f r{ ofl tr,
t-
o +, 00
fa
o
.A'
*{ c'
.il
Fl J1
H
F{
G ;a o CI
GI n
*{ (, I-
tr +f CI (u
a (J \r/o o
(1,
U'
a-
o
rtr
.=
I. JqE;3
CL C' E=s, r- qE(,)-
*J
.E
CLT' gE,=g 3U
o
L-
HE F olt
FgF EEE EE Hg ,-
o. v o
GT
-=
{J
.-
Itr
l- llrt
oG' FJG u,
.FEFF
ct
u,€EdE #
T'
E 0,
ct f-
E E
iEE CL
F iEs
ED
ct
3T' 'a E
o
E
,g
tr =
tlJ
g
.a)
(E?
{.1 -
TU
F
= au .u =
L
E ot E, EcD r-
o
T' Bg EEg -$
tr
g =lu
cl\;
bs 8ff
cDgE $
Er
o-
IU
f,I
KELUARAN ( PRODUK YAI\G DIHASTTKAI9