Anda di halaman 1dari 47

PENERAPAN AQUIFER STORAGE

AND RECOVERY (ASR)


PENERAPAN AQUIFER STORAGE
AND RECOVERY BAWAH TANAH
DSMIIK. 03 01 /01.2/La-BHGK/2014
PUSUTBANG SUMBER DAYA AIR

NASKAH KEBIJAKAN
PENERAPAN AQUIFER STORAGE AND RECOVERY (ASR)

OUTPUT KEGIATAN
RESERVOIR BAWAH TANAH

DESEMBER, 2014

K EMENTER IA N PE K ERJ A AN UMUM


BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

~ H ~ ~ ~ \ ~ ( ~ 1 ~!, : ~!.
DSMIIK. 03 01/01.2/La-BHGK/2014
PUSLITBANG SUMBER DAYA AIR

NASKAH KEBIJAKAN
PENERAPAN AQUIFER STORAGE AND RECOVERY (ASR)

OUTPUT KEGIATAN
RESERVOIR BAWAH TANAH

DESEMBER, 2014

KEMENTERIA N PEKERJAAN UMUM


BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGA N
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYAAIR
J.lr. H. Juanda No. 193llinblg !40135~ Telp.: (022) 25018J.~4-7 ; Fax: (022) 2500163; e-mail : pusat@pusair-pu.go.id; http : /M .pusair-pu.go.id
Naskah kebijakan Penerapan Aquifer Storage And Recovery (ASR)

SAM BUTAN
MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Diiringi dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT, saya menyambut baik buku HNaskah
KebiJakan Penerapan Aquifer Storage and Recovery (ASRt. Naskah kebijakan ini dapat
memberikan masukan dan acuan dalam rangka pengelolaan sumber daya air dan menjadi
penyempurnaan terhadap kebijakan imbuhan air tanah dalam yang sudah ada.
Peningkatan jumlah penduduk dan berkembangnya perindustrian berdampak pada
permasalahan akan kebutuhan air. Salah datu solusi untuk mengatasi hal ini adalah dengan
penerapan Aquifer Storage and Recovery (ASR).
Saya berharap kiranya naskah ini dapat dijadikan sebagai acuan dan masukan pengelola air
tanah baik di tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten khususnya untuk konservasi air
tanah.

Jakarta, Desember 2014


Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Dr. lr. Basuki Hadimuljono, M.Sc

Pus at Litbang Sumber Daya Air


Naskah kebijakan Penerapan Aquifer Storage And Recovery (ASR)

SAM BUTAN
KEPALA BADAN LITBANG
Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, telah diterbitkan "Naskah Kebljakan Pemanfaatan
Aquifer Storage and Recovery (ASR)". Naskah ini berisi rekomendasi kebijakan penerapan
Aquifer Storage and Recovery (ASR) dalam rangka pengelolaan sumber daya air khususnya air
tanah. Peningkatan jumlah penduduk dan berkembangnya perindustrian berdampak pada
permasaiahan akan kebutuhan air. Salah datu soiusi untuk mengatasi hal ini adaiah dengan
penerapan Aquifer Storage and Recovery (ASR}.

Naskah ini berisi rekomendasi kebijakan sebagai acuan atau masukan dalam rangka
penyempumaan kebijakan imbuhan airtanah dalam yang sudah ada.

Kegiatan ini termasuk dalam kelompok Ketahanan Pangan dan Air dan sangat penting untuk
mendukung terselenggaranya sarana dan prasarana ke-PU-an sehingga dapat mendukung
rencana strategis BALITBANG.

Semoga dengan terbit dan disebarluaskannya "Naskah Kebijakan Pemanfaatan Aquifer


Storage and Recovery (ASR)" ini, dapat memberikan masukan kepada para pengelola air tanah
khususnya dalam membuat kebijakan air tanah. Kepada Pusat Litbang Sumber Daya Air, kami
sampaikan ucapan terima kasih atas upaya penelitian ini sehingga menjadi buku yang dapat
dimanfaatkan secara luas demi kesejahteraan rakyat dan pembangunan bangsa dan negara
Indonesia.

Jakarta, Desember 2014


Kepala,
Badan Litbang Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat

lr. Waskito Pandu, M.Sc

Pus at Litbang Sumber Oaya Air ii


KATA PENGANTAR

Naskah kebijakan untuk Penerapan Aquifer Storage And Recovery (ASR) ini disusun untuk
rnemenuhi tugas yang telah diberikan kepada tim pelaksana kegiatan dari Balai Bangunan
Hidraulik dan Geoteknik Keairan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sumber Daya Air tahun 2014.

Tujuan dari penyusunan naskah kebijakan untuk penerapanAquifer Storage And Recovery (ASR)
ini adalah sebagai acuan atau masukan dalam rangka penyempumaan kebijakan untuk air
tanah dalam yang sudah ada. Tahapan yang dilakukan dalam penyusunan naskah kebijakan ini
adalah studi literatur, koordinasi dan diskusi dengan narasumber berupa Focus Group
Discussion (FGD), serta workshop.

Bandung, Desember 2014


Kepala,
Pusat litbang Sumber Daya Air

• Dr. lr. Suprapto, M. Eng {!:


t NIP.: 195705071983011001

Pusat Litbong Sumber Daya Air


Naskah kebijakan Penerapan Aquifer Storage And Recovery (ASR)

RINGKASAN

Penyusunan Naskah Kebijakan Penerapan Aquifer Storage And Recovery (ASR) ini perlu karena :
• Air tanah memiliki peran penting dalam menunjang kelangsungan pembangunan dan
kehidupan sehari-hari bagi masyarakat, sehingga perlu dikelola secara bijaksana agar
pemanfaatannya dapat terus berkelanjutan.
• Saat ini terjadi kecenderungan pemakaian air tanah yang bertebihan dan melebihi daya
dukung air tanah dalam suatu cekungan air tanah sehingga banyak menimbulkan berbagai
permasalahan terhadap kuantitas, kualitas, dan lingkungan dari air tanah.
• lntergrasi pengelolaan antara air permukaan dan air tanah h;trus segera diwujudkan
sehingga perencanaan tidak berjalan masing-masing.
• Perundang-undangan di bidang sumber daya air khususnya bidang air tanah, disusun demi
menjaga kondisi lingkungan air tanah melalui upaya konservasi sehingga dapat terlaksana
upaya pemeliharaan keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat dan fungsi air tanah
agar senantiasa tersedia daiam kuantitas dan kualitas memadai untuk memenuhi
kebutuhan makhluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang.
• lmplementasi Undang Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air dalam
penyelenggaraan pengelolaan air tanah
• Urgensinya dilaksanakan penyusunan Naskah Kebijakan Optimalisasi Teknologi Sumur
lmbuhan Air Tanah Dalam adalah merekomendasikan pembuatan sumur imbuhan air tanah
dalam yang sumber airnya dari zona a man sebagai alternatif pengganti sumur bor.

Pus at Litbang Sumber Daya Air


DAFTAR lSI

SAMBUTAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT ......................... i


SAMBUTAN KEPAlA BADAN UTBANG ••.••••••••.••..••••••••••••••••..•.••••••••.•••••....•••..••..•••..•.•.•... ii
KATAPENGANTAR ••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••.••• iii
RINGKASAN ....................................................................................................................iv
DAFTAR 151 ......................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR ............•..................•.....•..................•....................••............................ vl
ISTILAH DAN DEFINISI .....................................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang .•••••....•..••••••••••.•••••••.•.•••••.••••.••••••••.•••...•••.....•.••••••••.••.•••.•••.•.••.••..•.. 1
1.2 Tujuan dan Sasaran .............................................................................................. 2
1.2.1 Tujuan •••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••.••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••.••.•..•....• 2
1.2.2 Sa saran ........................................................................................................ 2
1.3 Rumusan Masalah ................................................................................................ 2

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................................. 3


2.1. Konsep Tekno!ogi lmbuhan .................................................................................. 3
2.2. Komponen Teknologi lmbuhan ............................................................................ 3
2.3. Acuan ................................................................................................................... 3
2.3.1 Acuan Teknik ...............................................................................................3
2.3.2 Acuan Non Teknik (Landasan Hukum) .......................................................... 8
2.3.3 Pedoman ..................................................................................................... 8
2.3.4 Penerapan Kebijakan Yang Sudah Dilaksanakan ........................................... S

BAB Ill URGENSI OPTIMALISASI PENERAPAN AQUIFER STORAGE AND RECOVERY (ASR) 11
3.1 Urgensi Terhadap Permasalahan Regional.. .......................................................... 11
3.2 Urgensi Terhadap Permasalahan Nasional ........................................................... 11

BAB IV PENUTUP ............................................................................................................ 12


4.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 12
4.2 Saran ................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 14


DAFTARLAMPIRAN ........................................................................................................ 15
Lampiran 1. Contoh Tahapan Pelaksanaan Konstruksi Sumur lmbuhan Dalam ................ 16
Lampiran 2. Contoh Perhitungan Kapasitas Sumur Resapan ............................................ 18
Lampiran 3. Contoh Sketsa Sumur Resapan Dalam .......................................................... 23

Pusat Litbang Sumber Daya Air ii


Naskah kebijakan Penerapan Aquifer Storage And Recovery (ASR)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Manajemen Pengelolaan Air Tanah Dalam ................................................... 4


Gambar 2.2 Modellmbuhan (Sharma & Chawla, 1997; Todd, 2005) ............................... 5
Gambar 2.3 Komponen Sistem Teknologi lmbuhan Air Tanah Dalam ............................. 7

Pusot Utbong Sumber Doyo Air iii


Naskah kebijakan Penerapan Aquifer Storage And Recovery (ASR)

ISTI LAH DAN DEFI NlSI

Air baku
adalah air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan terse but

Air hujan
adalah air yang berasal dari angkasa atau yang telah melalui media lain sebelum jatuh ke
permukaan tanah

Air permukaan
adalah air yang terdapat di permukaan tanah, baik yang mengalir maupun yang tergenang
dalam suatu wilayah tertentu

Alrtanah
adalah air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan tanah

A!mifer
adalah lapisan jenuh air tanah yang dapat menyimpan dan meneruskan air tanah dalam jumlah
cukup dan ekonomis

Akuifer semi terkekang


adaiah yang dibatasi di bagian atasnya oieh iapisan setengah kedap air dan di bagian bawahnya
oleh lapisan kedap air.

Air tanah dalam


ada!ah airtanah yang terdapat di dalam terkekang dan semi terkekang

Akuifer terkekang
adalah yang dibatasi di bagian atas dan bawahnya oleh lapisan kedap air.

Bangunan pengoiah air imbuhan


adalah Bangunan yang terdiri atas beberapa bagian yang berfungsi untuk menampung dan
mengolah air hujan maupun air pemukaan sebelum diimbuhkan ke dalam sumur bor

Cekungan air tanah (C.AT}


adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis tempat semua kejadian
hidrogeologis seperti proses pengimbuhan pengaliran dan pelepasan air tanah berlangsung.

Daerah imbuhan air tanah


adaiah daerah resapan a1r yang mampu menambah a1r tanah secara aiamiah pada cekungan air
tanah

Daerah lepasan air tanah


ada!ah daerah ke!uaran air tanah yang ber!angsung secara a!amiah pada cekungan air tanah

Pusat Litbang Sumber Daya Air iv


Naskah kebljakan Penerapan Aquifer Storage And Recovery (ASR)

Debit
adalah volume air yang melalui suatu penampang tertentu persatuan waktu

Debit pemompaan
adalah volume [liter atau m3] air tanah yang dipompa dari sumur per satuan waktu [menit, jam
atau hari]

Hak guna pakal air


adalah hak untuk memperoleh dan memakai air tanah.

Hldrogeologl
adalah ilmu yang mempelajari tentang air tanah yang bertalian dengan cara terdapat,
penyebaran, pengaliran, potensi dan sifat kimia air tanah serta interaksi dengan lingkungan
hid up.

lmbuhan air tanah dalam


adalah imbuhan yang mencapai zona tertekan

lnventarisasi air tanah


adaiah kegiatan untuk memperoleh data dan informasi air tanah.

lzin pemakaian air tanah


adalah izin untuk memperoleh hak guna pakai air dari pemanfaatan air tanah.

lzln pengusahaan air tanah


adalah izin untuk memperoleh hak guna usaha air dari pemanfaatan air tanah

Kerikil pembalut
ada!ah pembalut yang terbentuk dari kerikil yang diisikan ke da!am ruang antara dinding !ubang
bor dan saringan, yang berfungsi untuk menjaga kemampuan saringan dalam meluluskan air
resapan dan me nahan butir-butir batuan lepas seperti pasir yang akan masuk ke dalam sumur

Konservasi air tanah


adalah upaya memelihara keberadaan serta keberianjutan keadaan sifat dan fungsi air tanah
agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi
kebutuhan makhluk hidup baik waktu sekarang maupun yang akan datang.

Konstruks! sumur
adalah instalasi sumur bor yang terpasang setelah proses pembuatan sumur selesai, yang
terdiri dari pipa jambang, pipa saringan, kerikil pembalut, lempung dan semen penyekat

Lempung penyekat
adaiah penyekat yang terbentuk dari iempung yang diinjeksikan ke daiam ruang antara dind1ng
lubang bor dan pipa jam bang

Meteran air
ada!ah a!at ukur yang te!ah ditera o!eh instansi berwenang untuk mengukur volume
pengambilan air tanah

Pusat Litbang Sumber Daya Air v


Naskah kebijakan Penerapan Aquifer Storage And Recovery (ASR)

Muka air tanah


Adalah ketinggian permukaan air tanah suatu sistam pada suatu lokasi dan waktu tertentu
yang diukur dari permukaan tanah atau dari titik acuan lain

Pemakaian air tanah


adalah setiap kegiatan pengambilan dan pemanfaatan air tanah yang dilakukan dengan cara
pengeboran, atau dengan cara lainnya, untuk dimanfaatkan airnya dan/atau untuk tujuan lain

Pemellharaan air tanah


adalah kegiatan perwatan air tanah untuk menjamin kelestarian fungsi air tanah.

Pemohon
adalah badan usaha baik berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum (perseorangan)
yang mengajukan permohonan untuk memperoleh izin pengeboran air tanah

Pemulihan air tanah


adalah upaya untuk mengembalikan kondisi air tanah yang telah mengalami penurunan secara
kuantitas dan kualitas.

Pendayagunaan air tanah


adaiah upaya penatagunaan, penyediaan, penggunaan, pengembangan dan pengusahaan air
tanah secara optimal agar berhasil guna dan berdaya guna.

Pendugaan geofisika sumur atau wellloging


Pekerjaan pengukuran untuk mempero!eh data mengenai sifat-sifat fisik dan resistivitas (daya
hantar listrik) batuan yang ditembus pada saat pengeboran, yang dilaksanakan mulai dari
permukaan tanah (kedalaman 0 meter) sampai kedalaman terakhir sumur bor. Selain itu
untuk mengetahui variasi batuan penyusun yang dijumpai beserta batas-batas dan ketebalan
sebagai dasar untuk menentukan konstruksi sumur

Pengambilan air tanah


adalah setiap kegiatan untuk mengeluarkan air tanah melalui sumur gali sumur bor dan
bangunan penurapan atau dengan cara lainnya.

Pengawasan air tanah


adalah pengawasan terhadap kegiatan administrasi dan teknis pengelolaan air tanah agar
sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.

Pengeboran air tanah


adalah kegiatan membuat sumur bor air tanah yang dilakukan sesuai pedoman teknis sebagai
sarana eksplorasi pengambilan pemakaian dan pengusahaan pemantauan atau imbuhan air
tanah

Pengelolaan air tanah


adalah upaya merencanakan melaksanakan, memantau, mengevaluasi penyelenggaran
konservasi air tanah, pendayagunaan air tanah, pengendalian air tanah dan pengendalian daya
rusak air tanah.

Pus at Litbang Sumber Daya Air vi


Naskah kebijakan Penerapan Aquifer Storage And Recovery (ASR)

Pengembangan air tanah


Adalah upaya peningkatan kemanfaatan fungsi air tanah sesuai dengan adanya daya
dukungnya.

Penggallan air tanah


Adalah kegiatan membuat sumur gali, saluran air, dan atau terowongan air untuk
mendapatkan air tanah yang dilaksanakan sesuai dengan pedoman teknis sebagai sarana
eksplorasi, pengambilan, pemakaian dan pengusahaan, pemantauan atau imbuhan airtanah.

Penggunaan air tanah


Adalah setiap kegiatan pemanfaatan airtanah untuk berbagai keperiuan.

Perllndungan air tanah


Adalah kegiatan pengamanan kondisi dan llngkungan air tanah dari kerusakan yang
ditimbulkan oleh manusia maupun a lam.

Persyaratan teknis
adalah persyaratan teknis yang bersifat mengikat dalam pemberian izin pemakaian air tanah
atau izin pengusahaan air tanah.

Perusahaan pengeboran air tanah


Adalah Badan Usah<~ yang sudah mendapat izin untuk bergerak dalam usaha jasa pengeboran
airtanah

Plpa buta
Adalah Pipa yang dipasang pada lapisan bukan pada sumur bor dan berfungsi mencegah
masuknya air yang bukan dari yang diharapkan

Plpa jambang
Pipa yang dipasang ada bagian atas konstruksi sumur bor, berfungsi sebagai tempat
diletakkannya pipa hisap pompa dan sekaligus sebagai pelindung runtuhnya dinding lubang bor

Pipa penyaring atau screen


Pipa yang dipasang pada dan dibuat beriubang-iubang dengan ukuran tertentu, berfungsi
sebagai penyaring material pasir dari air yang dihisap keluar
Pipa piezometer
adalah pipa dengan lubang-lubang pada dindingnya yang dipasang di luar pipa jambang, pipa
na!k, dan pipa saringan di da!am !ubang bor, untuk keper!uan pengukuran muka air tanah

Pipa produksi
Adalah pipa yang terdiri atas pipa lindung dan pipa penyaring di dalam sumur bor untuk
mengalirkan air tanah ke permukaan

Red user
Alat penyambung atau penghubung dari ujung pipa yang berdiameter besar ke ujung pipa yang
berdiamater lebih kecil

Pus at Utbang Sumber Daya Air vii


Naskah kebijakan Penerapan Aquifer Storage And Recovery (ASR)

Rehabilitasi air tanah


adalah upaya memulihkan kembali serta memperbaiki dan meningkatkan kondisi lingkungan air
tanah yang sudah rawan dan kritis agar dapat berfungsi kembali secara optimal sebagai media
pengatur tata air dan untuk perlindungan lingkungan.

Resapan buatan atau imbuhan buatan


Adalah proses masuknya air ke dalam untuk menambah cadangan air tanah yang dibantu
dengan campur tangan man usia

Semen penyekat
adalah penyekat yang terbentuk dari bubur semen yang diinjeksikan ke daiam ruang antara
dinding lubang bor dan pipa jambang. Semen penyekat berguna untuk mencegah tercemamya
air tanah serta untuk mencegah agar dinding lubang bor tidak runtuh

Sentraliser
Alat pemusat untuk menetapkan kedudukan pipa-pipa agar tetap berada di tempatnya pada
bagian pusat lubang bor

Sirkulasllumpur pemboran
Pemompaan iumpur (yang digunakan khusus daiam proses pengeboranj mulai dari kolam
lumpur masuk ke lubang pengeboran melalui pipa pengeboran, kemudian keluar kembali ke
kolam lumpur dengan membawa hancuran batuan (cuting) hasil pengeboran, begitu
seterusnya selama pengeboran berlangsung

Sumurbor
adalah sumur yang pembuatannya dilakukan sesuai dengan ketentuan dan pedoman teknis
sebagai sarana eksplorasi pengambilan,pemakaian dan pengusahaan, pemantauan atau
imbuhan air tanah

Sumurgati
adalah sumur yang dibuat dengan cara menggali tanah secara manual untuk mendapatkan air
tanah.

Sumur pantau
adalah sumur yang dibuat untuk memantau muka dan atau mutu air tanah pad a tertentu

Sumur pantek atau sumur pasak


adaiah sumur yang pembuatannya secara mekanis atau manuai dengan kedaiaman iebih dari
40 meter dan menggunakan pipa jam bang dengan garis tengah maksimum 4 inci.

Sumur produksi
Sumur yang dibuat dengan mesin bor dan pengambi!an airnya di!akukan dengan pompa turbin
atau pampa hisap

Sumur resapan dalam atau sumur imbuhan air tanah


Adalah sumur yang dibuat khusus dengan kedalaman mencapai satu atau lebih lapisan
tertentu yang difungsikan sebagai sarana untuk memasukkan air ke dalam

Pusat Litbang Sumber Daya Air viii


Naskah kebijakan Penerapan Aquifer Storage And Recovery (ASR)

Tampungan dan Pemulihan (ASR)


Padanan dari Aquifer Storage and Recovery (ASR) didefinisikan sebagai suatu tempat dalam air
tanah dalam yang dapat menampung dan memulihkan kondisi dengan memasukan atau
menginjeksikan air hujan maupun air permukaan setelah melalui bangunan perigolah air
imbuhan

Teknologl Tampungan dan Pemulihan (ASR)


Upaya teknis yang dilakukan untuk menampung dan memulihkan kondisi air tanah dalam
dengan memasukan, mengimbuhkan atau menginjeksikan air hujan maupun air permukaan
setelah melalui bangunan pengolah air imbuhan secara gravitasi.

UJi pemompaan
adalah pemompaan dalam jangka waktu tertentu dari sumur dengan tujuan untuk menguji dan
mengetahui berapa kemampuan sumur (liter/detik) yang bersangkutan.

Ujisurutan
adalah cara uji pemompaan pada sumur dengan memompa air berdebit tetap selama waktu
tertentu atau sampai kedudukan muka airtanah relatiftetap

Ujl puiihan
adalah cara uji pemompaan pada sumur dengan cara mengukur kedudukan muka air tanah
setelah pemompaan dihentikan sa.mpai muka air tanah kembali pada kedudukan sebelum
pemompaan

Zonaaman
adalah daerah yang mengalami penurunan muka air tanah <40%, zat padat terlarut kurang dari
1000 mgfliter dan daya hantar listrik kurang 1000 u S/cm

Zona kritls
adalah daerah yang mengalami penurunan muka air tanah 60%-80%, zat padat terlarut 10000-
15.000 mgfliter, klorida 400-600 mg/liter, dan daya hantar listrik 1000-5000 u S/cm

Zona rawan
adalah daerah yang mengalami penurunan muka air tanah 40".!6- 60"..6, zat padat terlarut 1000-
10.000 mg/liter, klorida 200-400 mg/liter, dan daya hantar listrik 1000-1500 uS/em

Zonarusak
adaiah daerah yang mengaiami penurunan muka air tanah >80 %, zat padat terlarut iebih dari
15.000 mg/liter, klorida lebih dari 600 mg/liter dan daya hantar listrik lebih dari 6000 u S/cm
atau telah terjadi amblesan tanah

Pusat Litbang Sumber Daya Air ix


BABI
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pesatnya perkembangan pembangunan dan meningkatnya laju populasi di Indonesia
memberikan dampak pada semakin meningkatnya kebutuhan akan air termasuk air tanah.
Sejak Indonesia menerapkan kebijakan open investment, berakibat pada peningkatan
pengambilan air tanah. Sejak tahun 1995 telah dilaporkan terjadinya penurunan muka air
secara regional pada kawasan CAT Bandung contohnya dengan ditandai terbentuknya
kerucut penurunan muka air tanah yang yang cukup luas dibeberapa wilayah. Kondisi
tersebut menimbulkan dampak yang sangat merugikan, antara iain kedudukan muka air
tanah semakin dalam, terjadinya kekeringan pada air tanah dangkal, terjadinya penurunan
kualitas air tanah karena adanya pencemaran dan terjadinya amblesan tanah.

Upaya dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut sudah dilakukan dengan penerapan
kebijakan yang berisi : pengurangan dan pembatasan pengambilan air tanah, penertiban
titik-titlk pengambilan air tanah, penghematan dan daur ulang air, pemeliharaan dan
perluasan daerah resapan, peningkatan air permukaan sebagai pemasok air baku dll. Salah
satu upaya yang dilakukan adalah mengimbuhkan air hujan maupun air permukaan
dengan kuaiitas air yang sesuai persyaratan ke daiam sumur bor baik sumur bor yang sudan
tidak produktif {kering) maupun sumur bor baru.

Dengan upaya imbuhan air tanah dalam tersebut diharapkan dapat menaikkan muka air
tanah secara bertahap. Salah satu upaya konkrit yang sudah dilakukan oleh pemerintah
Provinsi Jawa Barat adalah dengan membuat 3 buah percontohan sumur resapan dalam.

Penerapan teknologi imbuhan airtanah dalam sudah dilakukan diantaranya :


• Alih fungsi sumur kering dan tidak produktif menjadi sumur imbuhan air tanah dalam
• Memfungsikan sumur produksi sekaligus menjadi sumur imbuhan air tanah dalam
• Pemanfaatan air permukaan (Situ/Danau/Waduk) yang berkualitas baik menjadi
sumber air imbuhan untuk digunakan sebagai imbuhan air tanah dalam

Untuk mendorong pelaksanaan penerapan teknologi imbuhan air tanah dalam secara
menye!uruh dan berkesinambungan maka perlu didukung persyaratan teknis mengenai
teknologi sumur imbuhan air tanah dalam dan peraturan perundangan yang terkait.

Penyusunan Naskah kebijakan optimalisasi penerapan teknologi imbuhan air tanah dalam
ini merupakan bagian dari upaya konservasi air tanah yang menyeluruh dan
berkesinambungan yang dilakukan oleh Badan Litbang Pekerjaan Umum melalui Pusat
L1tbang SDA dalam menangguiang1 kris1s air tanah.
1.2 TUJUAN DAN SASARAN
Maksud penyusunan Naskah Kebijakan Penerapan Aquifer Storage And Recovery (ASR)
adalah sebagai bahan acuan atau masukkan dalam rangka penyempurnaan kebijakan
imbuhan air tanah dalam yang sudah ada.

1.2.1 Tujuan
Mengidentifikasi permasalahan terhadap penerapan kebijakan Penerapan Aquifer
Storage And Recovery (ASR) yang sudah ada
Mengeva!uasi kenda!a hasil pener:lpan kebljakan yang sudah ada didasarkan pada data
yang sudah tersedia.
Menyempurnakan kebijakan yang sudah ada sehingga hasil dari penerapan imbuhan air
tanah dalam dapat dilaksanakan secara optimal.

1.2.2 Sasaran
lebih meningkatkan kesadaran dan peran stakeholder dengan masyarakat pengguna
dalam pengelolaan air tanah secara lestari
Mendorong terciptanya kerjasama antara stakeholder dalam penge!o!aan a!r tanah
Menekankan terciptanya suatu mekanisme dan landasan pengelolaan data ilmiah
tentang potensi, daya dukung lingkungan, dan konservasi air tanah
Mendorong terlaksananya pola pengelolaan berbasis kebijakan pada tataran
stakeholder dalam konservasi air tanah
Memakslmaikan pemberdayaan daerah daiam menyeienggarakan pengeiolaan air
tanah yang baik
Lebih meningkatkan peran masyarakat dalam konservasi air tanah
Mendorong terciptanya alternatif teknologi imbuhan air tanah dalam

1.3 RUMUSAN MASALAH


Permasalahan utama dalam urgensi disusunnya kebijakan tentang penerapan sumur
imbuhan air tanah dalam ini adalah :
Kurangnya kesadaran dan peran stakeholder dalam konservasi air tanah secara lestari
Kurangnya terciptanya kerjasama antara stakeholder dalam konservasi air tanah
Kurangnya terciptanya suatu mekanisme dan landasan pengelolaan data ilmiah tentang
potensi, daya dukung lingkungan, dan konservasi airtanah
Beium teriaksananya konservasi berbasis kebijakan pada tataran stakehoider dalam
konservasi airtanah
Beium optimalnya pengaturan dan pelaksanaan pendaygur~ air tanah disertai
dengan upaya konservasi yang seimbang
Perlu dimaksimalkannya pemberdayaan daerah dalam menyelenggarakan konservasi
air tanah yang baik
Periu ditingkatkan peran masyarakat dalam konservasi air tanah

Pus at Litbang Sumber Daya Air 2


Naskah kebijakan Penerapan Aquifer Storage And Recovery (ASR)

BAB2
LANDASAN TEORI

2.1 KONSEP TEKNOLOGIIMBUHAN


• Konsep dasar adalah artificial recharge, atau imbuhan buatan dengan sumur berbasis ,
artinya yang air tanahnya diambil maka tersebut yang di-recharge. Berbeda dengan
sumur imbuhan (saras} yang berbasis pemanfaatan air hujan dan kedalaman yang
dangkai adalah iapisan tanahibatuan yang mempunyai kemampuan menyimpan air
dan dapat dialirkan, terutama jenis pasiran.
• Filosofi tipe ini adalah optimalisasi potensi sebagai underground reservoir sebagai
tempat menyimpan air (recovery water) dan tempat pengambilan/cadangan air (store
water}.
• Tipe ini juga berbasis rainwater harvesting (pemanenan air hujan) seoptimal mungkin
yang dikombinasi dengan pemanfaatan air permukaan. Hal ini karena tujuan teknologi
ini adalah menjaga keseimbangan antara pemanfaatan dan pengembalian air tanah
sehingga tidak mengakibatkan dampak lingkungan.

2.2 KOMPONEN TEKNOLOGI


• Komponen utama adalah sumur bor, yang dapat diketahui dengan baik mana yang
diambil. Bangunan penampung air hujan dan 3ir permukaan (air runoff) yang dapat
dilakukan dalam skala komunal, yang dapat berupa kolam atau waduk kecil yang
disertai bangunan pengolah air lmbuhan. Umumnya tipe pengolah berupa 'pasir
lambat' (dapat mengadopsi teknologi buatan/ABSAH)
• Jenis tipe teknologi imbuhan air tanah antara lain adalah single well dan double well.
Untuk penghematan biaya tipe singie well, yaitu 1 sumur berfungsi ganda, yaitu
sebagaf sumur pengambilan dan sebagaf sumur fmbuhan. Tipe single well ini bisa
langsung memodifikasi sumur bor yang sudah ada dengan dilengkapi bangunan
pelengkap dan jalur pipa imbuhan ke dalam sumur. Jika dimulai dari pembangunan dari
awa!, sumur ini bisa berfungsi 3, yaitu sebagai sumur pantau, dimana dilengkapi
pisometer air tanah setelah pada tahap pilot hole pada pengeboran air tanah.

2.3 ACUAN
2.3.1 Acuan Teknik
Metode tekno!ogi imbuhan air tanah ada!ah metode teknik manajemen sumber daya air
dimana air dimasukan ke dalam batuan yang permeabel melalui sumur bor, disimpan
dalam beberapa bulan sampai beberapa tahun untuk kemudian diambil kembali (Gambar
2.1).

Pusat Litbang Sumber Daya Air 3


Naskah kebijakan Penerapan .4 quifer Storage And Recover}' (/l.SR)

Gambar 2.1 Manajemen pengelolaan air tanah dalam

Air yang telah disirnpan tersebut dapat diambil kembali ketika dibutuhkan dengan
melakukan pemompaan pada sumur yang sama. Air yang disimpan dapat berupa air
permukaan (air sungai, air bendungan, air penampungan) yang telah dilakukan pengolahan
terlebih dahulu untuk mengurangi kontaminan; dan air hujan sehingga air yang disimpan
memiliki kualitas air yang baik. Air tersebut dapat diambil kembali dengan pemompaan
pada musim kemarau ketika dibutuhkan.

Jadi fungsi teknologi imbuhan air tanah adalah menambah resapan/imbuhan air tanah
dengan mengurangi run-off air permukaan dengan cara teknologi imbuhan air tanah
buatan. Yang ideal digunakan untuk teknologi imbuhan air tanah adalah yang permeable,
bounded, dan tidak memiliki hubungan dengan air permukaan. Dalam kondisi tersebut, air
dapat disimpan (diresapkan) dan diambil kembali tanpa kehilangan yang berarti selama
penyimpanan. Air yang diresapkan tidak menyebabkan terjadinya penyumbatan (clogging)
pada sumur boryang diakibatkan oleh sedimen dan pertumbuhan bakteri.

Secara ideal, teknologi imbuhan air tanah ditempatkan pada tertekan, yang hanya
memiliki satu jenis porositas, memiliki nilai konduktivitas hidrolik vertikal dan nilai
transmisivitas sedang. Sharma & Chawla (1997) dan Todd (2005) melakukan penelitian
untuk menghitung kecepatan debit air yang masuk kedalam tertekan dengan
menggunakan model seperti yang terdapat pada Gambar 3 dengan menggunakan
persamaan:

Pusat Utbang Sumber Daya Air 4


Naskah kebijakan Penerapan Aquifer Storage And Recovery (ASR)

Gambar 2.2 Modellmbuhan (Sharma&Chawla, 1997; Todd, 2005)

Dimana:
Qr :debit imbuhan air tanah (m3/hari)
K : kelulusan akuifer (m/hari)
b : tebai akuifer (m)
hw : ketinggian muka air tanah di atas dasar akuifer setelah periode pengimbuhan
tertentu (m)
ho : ketinggian muka air tanah di atas dasar akuifer pada saat belum dilakukan
imbuhan (m)
ro : jari-jari pengaruh imbuhan (m)
rw : jari-jari sumur imbuhan (m)

Hal-hal pokok yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan imbuhan dalam ini adalah :
a. Ketersediaan air permukaan dan pasokan curah hujan yang cukup.
Ketersediaan sumber air bisa diperoleh jika kelebihan run-off. Hal ini bisa dihitung
dengan menganalisa curah hujan (frekuensi, jumlah hari hujan dan maksimum curah
hujan dalam sehari) yang meliputi:
• Pola curah hujan
• lntensitas curah hujan
• Jumlah hari hujan
• Debit maksimum hari hujan
• Periode ulang curah hujan

Pusat Utbang Sumber Daya Air 5


Naskah kebijakan Penerapan Aquifer Storage And Recovery (ASR)

b. Kondisi geologi dan hidrogeologi yang cocok diperlukan untuk membuat reservoir
bawah permukaan melalui teknik imbuhan buatan yang efektif.
Kkondlsi geologi dan hidrogeologi detail digunakan untuk menentukan lokasi dan tipe
imbuhan. Data yang diperlukan meliputi kondisi batas geologi, kondisi batas hidrolik,
a !iran masuk dan a !iran keluar air tanah, storativitas, porositas, konduktivitas hidrolik,
transmisivitas, debit mata air, sumber air untuk diresapkan, resapan/imbuhan alami,
water balance, litologi, kedalaman, dan kondisi batas tektonik.
yang baik untuk imbuhan buatan adalah yang memiliki kemampuan menyerap air
yang besar dan memiliki kemampuan melepas air yang kecil. Artinya, ini memiliki nilai
konduktivitas hidrolik vertikai yang lebih besar dibandingkan dengan nilai
konduktivitas hidrolik horizontal. Kondisi ideal ini sangat sulit ditemukan di alam.
Kondisi yang dipakai sebagai pertlmbangan:
• kondisi batas geologi
• kondisi batas hidrolik
• aliran masuk dan aliran keluar air tanah
• storativitas
• porositas
• konduktivitas hidrolik
• transmisivitas
• debit mata air
• resapan/imbuhan alami
• water balance
• litologi
• kedalaman
c. Konstruksi Sumur Bor
Konstruksi sumur bor yang dibuat untuk metode ini haruslah didesain secara khusus
sehingga dapat dilakukan proses imbuhan pada saat musim hujan dan pengambilan
pad a musim kemarau. Faktor konstruksi sumur yang harus diperhatikan adalah:
• Konstruksi untuk imbuhan
• Konstruksi untuk pengambilan
• Sumur pantau
• Konstruksi pengambilan air dari sumber air
• Sistem pipa untuk imbuhan dan pengambilan

Evaluasi potensi daya tampung reservoir bawah permukaan didasarkan pada data
dimensi batuan yang bertindak sebagai reservoir (ketebalan dan penyebaran lateral).
Ketersediaan ruang penyimpanan bawah permukaan dan kemampuan pengisian akan
berbanding lurus dengan kemampuan resapan/imbuhan buatan. Kondisi hidrogeologi
perlu ditinjau untuk menilai kemampuan daya resap/imbuh dari formasi batuan yang
ada. Ketebalan zona tidak jenuh (unsaturated zone) yang melebihi 3 m di bawah
permukaan tanah perlu dipertimbangkan sebagai tempat menyimpan air di bawah
permukaan.

Pusat Litbang Sumber Daya Air 6


Naskah kebijakan Penerapan Aquifer Storage And Recovery (ASR)

wetland 01
dGttntion
storage

Components of weB con1lgured .ASR systam


ShoWlng barr1ers to poltunon. systems for . ..
lmgaaon supplies or taking treated water pump rOt c;) \. • I
ttom plpettnes 1generally have recovery of I (;I I

1
fewer components. stored water
. . . a '~
.. .. t •'

Gambar 2.3 Komponen sistem teknologi imbuhan air tanah dalam (Csiro, 2006)

Pusat Litbang Sumber Daya Air 7


Naskah kebijakan Penerapan Aquifer Storage And Recovery (ASR)

2.3.2 Acuan Non Teknik (Landasan Hukum)


Acuan Jandasan hukum dari naskah kebijakan ini adalah sebagai berikut:
1. Undang-undang No. 07 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
2. UU No 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
3. PP No 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
4. PP No 43 Tahun 2008 Tentang Air Tanah
5. UU No 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Retribusi Daerah
6. KepPres No. 26 Tahun Tentang 2011 Penetapan Cekungan Air Tanah
7. Perda Kab. Bandung No. 08 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Air Tanah
8. PerPres No 33 Tahun 2011 Kebijakan Nasional Pengelolaan SDA
9. UU No 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
10. Perda Jabar No. 08 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi
Jawa Barat No.5 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Air Tanah
11. PerPres No 88 Tahun 2012 Tentang Kebijakan Pengelolaan Sistem informasi Hidroiogi
12. UU No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan lingkungan Hidup
13. Peraturan Menteri Kesehatan No 9 Tahun 2001 tentang Kualitas Air
14. SNI potensi Air tanah
15, Perda Provinsi Jaw<! Barat No 16 Tahun 2010
16. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung No. 8 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Air
Tanah.
17. PERGUB Provinsi DKI Jakarta No. 113 tahun 2005 tentang Pelaksanaan Pengawasan dan
Penertiban Kegiatan Usaha Air Bawah Tanah, Pertambangan Umum, Minyak dan Gas
Bumi se!'ta Ketenagaiistrlkan

2.3.3 Pedoman
1. Pedoman Konstruksi, Operasi dan Pemeliharaan kegiatan konservasi, pendayagunaan,
dan pengendalian daya rusak airtanah
2. Pedoman Pemantauan Kondisi dan Lingkungan AirTanah
3. Pedoman Jaringan Sumur Pantau
4. Pedoman Penetapan Kawasan lindungi AirTanah
5. Pedoman Penghematan Air ianah
6. Pedoman lmbuhan Buatan
7. Pedoman Pengendalian Penggunaan dan Pengembangan Air Tanah
8. Pedoman Pengeboran dan Penggalian Air Tanah
9. Pedoman Pengendalian Daya Rusak AirTanah
10. Pedoman Pembinaan Pengelolaan Air Tanah
11. Pedoman Pengawasan Pengelolaan Air Tanah

2.3.4 Penerapan Kebijakan Yang Sudah Dilaksanakan


Beberapa contoh kebijakan yang sudah dibuat dan dilaksanakan diantaranya adalah:
1. Kebijakan yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah Propinsi Jawa Barat yang tertuang
dalam peraturan Daerah nomor 16 tahun 2001 tentang pengelolaan air tanah bawah
dan peraturan daerah nomor 6 tahun 2001 tentang pajak pengambilan dan
pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan.

Pusot Litbang Sumber Daya Air 8


Naskah kebijakan Penerapan Aquifer Storage And Recovery (ASR)

Kebijakan pengelolaan air tanah didasarkan pada prinsip "one groundwater ba.sin,one
planning, one intregrated management" dengan tujuannya adalah konseNasi air
tanah. Sedangkan mengenai penerapan pajak air tanah harus dipahami sebagai yang
harus ditingkatkan. Tindakan operasional sebagai strategi penerapan kebijakan yang
ditempuh adalah sebagai berikut :
a. Pengurangan pengambilan air tanah di zona rawan dan kritis
b. Penertiban pengambilan air tanah
c. Penetapan pajak air tanah berdasarkan nilai perolehan Air (NPA) sebagai
instrument pengendali
d. Sosialisasi periiaku hemat air dan upaya daur uiang air {recyciingj.
e. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar institusi
f. Penambahan resapan air kedalam tanah (artificial recharge) dengan membangun
percontohan sumur imbuhan air tanah dalam.

2. Strategi dan pengelolaan air tanah di DKI Jakarta


a. Membatasi pemakaian air tanah untuk keperluan komersial:
b. Memperketat perijinan pemanfaatan air tanah dalam terutama pada daerah
resiko penurunan muka tanah tinggi.
c. Daerah yang berada daerah iayanan PAM, air tanah hanya semata-mata sebagai
cadangan dalam keadaan darurat.
d. Menyiapkan, mensllsialisasikan, dan melakukan monitoring terhadap Program 5R
(Reduce, Reuse, Recycle, Recharge dan Recovery) terkait dengan upaya
pengelolaan terpadu SDA untuk tujuan konservasi.
e. Membuat sarana konse!Vasi (sumur resapan dan injeksi di Situ/danau) dan alat
pemantauan dengan AWLR dan Telemetri.
f. Peningkatan Tarif PABT (Pajak Air Bawah Tanah) yang relatif lebih tinggi dari tarif
air bersih perpipaan (PAM) untuk tujuan konseNasi.
g. Meningkatkan pengendaiian, pengawasan dan pembinaan terhadap pemboran
dan pemakaian air tanah dengan memberikan teguran, peringatan, penyegelan
dan pengecoran sumur
h. Pembangunan titik tetap/bench mark (BM) sebagai referensi ketinggian muka
tanah sampai batu<'m dasar,
i. Pembangunan stasiun monitoring penurunan tanah.
j. Pengawasan pelaksanaan dewatering pada proyek-proyek pembangunan gedung.
k. Melakukan gerakan peduli sumur resapan yang telah dicanangkan pada bulan
Maret2008
I. Melakukan penandatanganan MoU dengan pihak swasta untuk menunjang
pelestarian air tanah dengan melaksanakan 5 R yaitu penghematan (Reduce),
penggunaan kembali air bekas (Reuse), daur ulang (Recycle), pengisian kembali
(Recharge), memfungsikan kembali (Recovery).
m, Diterbitkan Peraturan Gubernur Provinsi DK! Jakarta Nomor 129 Tahun 2010
tentang Pengelolaan Air di Kawasan Bisnis untuk melaksanakan 5 R dan
menyediakan air untuk kepentingan masyarakat sekitar sebesar 10% dari batasan
debit yang diijinkan di lingkungan perusahaan masing-masing
n. Telah dibuat Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta tentang Harga Dasar Air
Tanah.

Pusat Litbang Sumber Daya Air 9


Naskah kebijakan Penerapan Aquifer Storage And Recovery (ASR)

o. Melakukan upaya pengelolaan sumber daya air terpadu lintas instansi dalam
rangka efektifitas pengelolaan menuju perbaikan pelayanan dan konservasi SDA.
p. membatasi penggunaan air tanah dalam secara bertahap dengan terlebih dahulu
memberikan akses kepada layanan air bersih perpipaan sebagai alternatif
pengganti air tanah dalam (dibutuhkan beberapa pilot project untuk membangun
efektifitas strategi dan kebijakan ini)
q. Memberikan/ memprioritaskan pelayanan air bersih perpipaan kepada wilayah
rawan air (zona kerentanan /water stress area)
r. Mengawasi pemanfaatan air tanah terutama pada batas antar provinsi, dan
mendorong provinsi sekitar untuk bersama-sama mengawasi pemanfaatan air
tanah
s. Melakukan program water audit untuk setiap gedung perkantoran dan bisnis
dalam upaya menyiapkan neraca air (water balance) mikro maupun makro
t. Me!akukan monitoring dan enforcement terhadap pemanfaatan air tanah baik
secara legal maupun ilegal secara ketat dan terpadu.
u. Berlakukan sanksi yang berat terhadap pengelola bangunan yang masih
melakukan pelanggaran pengambilan air tanah dalam.
v. Mendorong program penampungan dan pemanfaatan air hujan (rainwater
harvesting) dalam skala sedang dan besar pada daerah-daerah human dan
komersial
w. Melakukan pengimbuhan (recharge) air tanah dalam dengan menggunakan sumur
injeksi pada daerah rawan penurunan muka tanah

Pusat Litbang Sumber Daya Air 10


Naskah kebijakan Pen era pan Aquifer Storage And Recovery (ASR)

BAB Ill
URGENSI PENERAPAN AQUIFER STORAGE AND RECOVERY (ASR)

3.1 URGENSI TERHADAP PERMASALAHAN REGIONAL


Urgensi dilaksanakannya penyusunan Naskah Kebijakan Penerapan Aquifer Storage And
Recovery (ASR) adalah sebagai masukan bagi stakeholder terkait adanya permasalahan di
daerah terutama di daerah kota-kota besar sebagai berikut:
- Pengambilan airtanah semakin intensif
- Turunnya muka airtanah serta semakin bertambahnya sumur tidak berproduksi
Penurunan kualitas air
- lntrusi air laut di wilayah pantai
- Land subsidence
- Sudah terbentuknya zona air tanah kritis dan rusak di beberapa cekungan

3.2 URGENSI TERHADAP PERMASALAHAN NASIONAL


Urgensi dilaksanakannya penyusunan Naskah Kebijakan Penerapan Aquifer Storage And
Recovery (ASR) adalah sebagai pertimbangan dalam menyusun strategi kebijakan terkait
permasalahan nasional sebagai berikut:
Peran air tanah terhadap pemenuhan air baku saat ini masih penting, akibat air
permukaan tidak mencukupi.
- Di sisi lain, kondisi di beberapa Cekungan Air Tanah (CAT) semakin menurun, yang
membutuhkan interJensi teknc!ogi, diantaranya tekno!cgi imbuhan air tanah.
Kemanfaatan teknologi imbuhan air tanah sebagai salah satu alternatif penyediaan
sekaligus upaya pemulihan kondisi air tanah perlu lebih disosialisasikan.
Belum ada kebijakan khusus terkait teknologi imbuhan air tanah.
- Saat ini teknologi teknologi imbuhan air tanah baru diterapkan secara sukarela oleh
beberapa perusahaan.
Belum ada sistem insentif yang diterapkan.
Beberapa celah kebijakan sangat potensial untuk diintegrasikan dengan teknologi
imbuhan air tanah diantaranya kewajiban untuk pembuatan sumur imbuhan air tanah
da!am sebagai persyaratan bag! pemberian ijin air tanah, pengurangan vo!ume ijin di
zona kritis dan rusak.

Pus at Litbang Sumber Daya Air 11


Naskah kebijakan Penerapan Aquifer Storage And Recovery (ASR)

BABIV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Rekomendasi Kebijakan- 1
Pemerintah mewajibkan setiap pembangunan sumur bor baru untuk menerapkan
teknologi sumur imbuhan air tanah dalam sebagai persyaratan sesuai dengan wewenang
dan tanggung jawab pemerintah dalam mengatur, menetapkan dan member rekomendasi
teknis atas air tanah yang tercantum dalam daiam uu No. 7 tahun 2004.

Rekomendasl Kebljakan - 2
Pemilik sumur melakukan optimalisasi teknologi sumur imbuhan air tanah dalam pada
sumur produksi yang sudah ada dalam rangka memulihkan kondisi zona kritis dan menjaga
daya dukung akuifer sesuai PP No. 43 Tahun 2008 pasal35 sampai pasal46.

Rekomendasl Kebljakan - 3
Pengelola air tanah melakukan monitoring dan evaluasi penerapan teknologi sumur
imbuhan air tanah dalam secara intensif enam bulan sekali sebagai implementasi dari PP
No. 43 tahun 2008 Pasal32 sampai dengan pasal 34 tentang pemantauan dan pengawasan.

Rekomendasl Kebljakan - 4
Pengelola air tanah (pemerintah), aktif melakukan sosialisasi dan jejaring kerjasama
dengan semua stakeholders dalam rangka penerapan teknologi sumur imbuhan air tanah
daiam kaitannya dengan PP No. 43 tahun 2008 pasal14 sampai pasal17 yang berhubungan
dengan ketentuan pelaksanaan, pengelolaan sumber daya air dalam mengatur,
menetapkan dan memberi rekomendasi teknis.

Rekomendasi Kebijakan - 5
Pemerintah (baik propinsi maupun kabupaten) menerapkan pola insentif kepada pengguna
air tanah yang telah menerapkan sumur produksi yang berfungsi sebagai sumur imbuhan
sebagai strategi pelaksanaan pengelolaan air tanah yang tercantum dalam PP air tanah
pasaiS dan pasal6.

Rekomendasi Kebijakan - 6
Penguatan kerjasama antara pengelola air tanah dengan pengelola air permukaan dalam
rangka penerapan teknologi sumur imbuhan air tanah dalam, sebagai prinsip keterpaduan
antara kebijakan pengelolaan air permukaan, kebijakan pengelolaan dari dewan sumber
daya air dan kebijakan yang dikeluarkan oleh menteri ESDM yang bermuara pada pola
pengelolaan dan strategi yang tercakup dalam UU No. 7 tahun 2004.

Rekomendasi Kebijakan - 7
~v1emanftk ali permukaan sebagai sumbei bagi sumur imbuhan air tanah dalam untuk
memenuhi kebutuhan pokok masyarakat atas air sebagai wewenang dan tanggung jawab
pemerintah sesuai pasal14 dalam UU No.7 tahun 2004.

Pusat Litbang Sumber Daya Air 12


Naskah kebijakan Penerapan Aquifer Storage And Recovery (ASR)

Rekomendasi Kebijakan- 8
Pemerintah (pengelola air tanah) yang mempunyai wewenang dan tanggungjawab sesuai
dalam UU No. 7 tahun 2004 pasal 9 dan 11, menerapkan standar minimal kualitas air yang
akan dimasukan ke dalam sumur imbuhan air tanah dalam, untuk menjaga efektifitas,
efisiensi dan kualitas sesuai ketentuan pelaksanaan pengelolaan sumber daya air.

4.2SARAN
1. Melakukan pengumpulan data/inventarisasi sumur-sumur tidak berproduksi (sumur
kering) yang masih bisa dialih-fungsikan menjadi sumur imbuhan air tanah dalam.
2. Melakukan investigasi/studi hidrogeologi sebagai prasyarat pembuatan sumur baru.
3. Melakukan pengumpulan data kualitas dan kuantitas air permukaan
(situ/waduk/danau) secara temporal dalam rangka penyediaan air baku imbuhan oleh
pengelola.
4. Merancang !consensus bagi !cualitas air yang dimasukkan kedalam sumur imbuhan (saat
ini kriteria minimal baku mutu klas II mengacu kepada Permenkes 2001).
5. Melakukan pengkajian terhadap contoh pada daerah yang telah menerapkan kebijakan
tersebut untuk digunakan sebagai referensi. Diperlukan payung hukum untuk teknologi
imbuhan air tanah dalam yang diatur oleh pengelola air tanah
6. Disarankan adanya insentif kepada para pengguna air tanah yang melakukan penerapan
teknologi terse but.

Pusat Litbang Sumber Daya Air 13


DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Energl dan Sumberdaya Mineral, 2005, 11Air Tanah di Indonesia dan
Pengelolaannya", Dirjen GSDM, Jakarta
2 Dinas Pertambangan dan Energl Provinsi Jawa Barat, 2004 "Pemantauan Kondisi Air
Bawah Tanah Cekungan Bandung-Soreang "Distamben bekerjasama dengan ITS,
Bandung.
3. Dinas Pertambangan Energi, 2008, 11Pedoman Teknis Pembuatan Sumur Resapan
Dalam"
4. Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Jawa Barat, 2002, Rencano. lnduk
11

Pendayagunaan Air Bawah Tanah Cekungan Bandung-soreang", Distamben


bekerjasama dengan ITB, Bandung.
5. Goredon M.Fair/John G.GeyerDaniel A Okun: "Water and waste water Engineering,.
volume 2. Water Purifacatlon and Wastewater Treatment and Disposar
6. Prof. lr.Huisman, lr Th N Olsthoom,1981, nArtificial Groundwater Rechargen, Dei/
University of Technology, Department of Ctvil Engineering•.
7. Pyne,RDG,2005, "Aquifer Storage and Recovery,ASRSystem LLC Florlda,USA
8. Takashi Asano, 1985, "Artificial Recharge of Groundwater", Butterworth Publisher,
London, Wellington, Durban, Toronto
9. Todd, 1980. Groundwater Hydrology, Wiley&sons, New York.

Pusat Utbang Sumber Daya Air 14


DAFTAR LAMPIRAN

1. Contoh Perhitungan Kapasitas Sumur Resapan


2. Sketsa Sumur lmbuhan Air Tanah Dalam
3. Perundang-Undangan Dan Peraturan Pusat dan Daerah

Pus at Litbang Sumber Daya Air 15


Naskah kebijakan Penerapan Aquifer Storage And Recovery (ASR)

LAMPIRAN 1.
CONTOH TAHAPAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI
SUMUR IMBUHAN AIR TANAH DALAM
(Sumber: ESDM Jawa Barat)

I. Tahapan Konstruksl
Berdasarkan pada rencana konstruksi sumur dan hasil pengukuran penampang
lubang bor maka konstruksi sumur harus dilakukan secepat mungkin
setelah dilakukan pembesaran iubang bor (reamingj dan pembersihan sumur
(spulling). Hal ini untuk menghindari terjadinya runtuhan dinding lubang bor
yang dapat menyumbat lubang dan menjepit stang bor sehingga mengganggu
pekerjaan berikutnya.

Setelah konstruksi sumur selesai tahapan berikutnya adalah pengisian gravel


(gravel packing) dengan mengisikan gravel (kerikil) yang berukuran 2-5 mm ke
dalam ruang antara dinding lubang bor dengan dinding pipa dan dinding
saringan melalui pipa penghantar 1,5" dari dasar sumur sampai kedalaman
yang direncanakan. Bersamaan dengan pengerjaan pengisian gravel dilakukan
pemompaan lumpur (spulling) dari pampa melalui ruang pipa konstruksi.
Pekerjaan ini harus diusahakan agar lumpur keluar melalui dinding pipa konstruksi
dan dinding lubang bor tempat beradanya gravel dengan menutup ruangan di
dalam pipa konstruksi. Spulling ini bertujuan r.mtuk m~buat gradasi grav~l
yang dimasukkan sehingga gravel tersusun dengan baik dan padat.

Tahap selanjutnya adalah melakukan grouting cement, yaitu dengan cara


memasukkan adonan semen ke atas permukaan gravel (ruang antara dinding
pipa konstruksi dengan dinding lubang bor) melalui pipa penghantar 1,5",
seianjutnya pipa 1,5;; dicabut satu persatu sampai semen mencapai
permukaan. Pekerjaan grouting cement dilakukan dengan maksud untuk:
• Menyekat air yang tidak dikehendaki (agar air permukaan tidak masuk ke
dalam sumur).
• Meng!kat p!pa kcnstruks! dengan d!nd!ng lubang bcr <!gar kcnd!s! pipa
konstruksi kokoh dan tidak meluncur turun.

II. Operasl dan Pemeliharaan


Pemeliharaan, pemantauan dan pengawasan ditujukan untuk mengoptimalkan upaya
meresapkan air hujan ke sumur resapan dalam dengan kegiatan pemeliharaan
pemantauan, dan pengawasan.

1. Pemeliharaan
Pemeliharaan sumur resapan berikut bangunan pendukungnya dilakukan melalui
kegiatan pencegahan dan/atau perbaikan kerusakan dan/atau penurunan fungsi
resapan pada sumur resapan daiam benkut bangunan pendukungnya.

Pemeliharaan sumur resapan dalam menjadi kewajiban pemilik sumur dan


dilakukan secara periodik minimal setiap 6 bulan, meliputi kegiatan :

Pusat Litbang Sumber Daya Air 16


Naskah kebijakan Penerapan Aquifer Storage And Recovery (ASR)

a. Pembersihan dan perbaikan bangunan penangkap air hujan, talang dan


saluran pipa air.
b. Pengurasan dan pembersihan bak pengendap dan bak penyaring.
c. Pembersihan bak pelindung sumur
d. Pembersihan sumur jika terjadi pengendapan pada sumur hingga menutupi
saringan, sumur resapan harus dibersihkan (redevelopment) dengan cara air lift
atau dengan cara lainnya untuk menghilangkan endapan dalam sumur. Setelah
sumur dibersihkan, dilakukan pengujian sumur dengan cara falling head yang
diawasi oleh petugas dari instansi yang mengeluarkan rekomendasi teknis.
e. Pemeriksaan kuaiitas air yang akan diresapkan secara kimia dan fisika ke
laboratorium yang terakreditasi.
f. Mencatat jumlah air yang telah diresapkan pada meter air dan melaporkannya
setiap bulan kepada instansi pemberi rekomendasi teknis.

2. Pemantauan dan Pengawasan


Pemantauan dan pengawasan sumur resapan dilakukan oleh lnstansi yang
mengeluarkan rekomendasi teknis, me lip uti kegiatan :
a. Memeriksa kond1s1 konstruksi sumur resapan berikut bangunan
pendukungnya secara periodik minimall tahun sekali .
b. Mengukur kedudukan muka air tanah dan kedalaman sumur resapan setiap
6 bulan sekali pada saat musim kemarau dan musim hujan. Jika berdasarkan
hasi! pengu!wran keda!aman suma_lr telah terjadi pengendapan hingga
menutupi saringan, harus memberitahukan sumur resapan untuk dibersihkan
(redevelopment) dengan cara air lift atau dengan cara lainnya untuk
menghilangkan endapan dalam sumur.
c. Memeriksa sifat fisika dan kandungan unsur kimia air yang akan diresapkan
dan air di dalam sumur resapan;
d. Mencatat jumlah air yang telah diresapkan kedalam sumur melalui meter air.
e. Mengevaluasi jumlah air yang telah diresapkan berdasarkan data laporan
bulanan pemilik sumur resapan, apakah sesuai atau tidak dengan jumlah air
yang wajib diresapkan pemi!ik sumur di da!am rekomendasi teknis.

Pusat Litbang Sumber Daya Air 17


Naskah kebijakan Penerapan Aquifer Storage And Recovery (ASR)

LAMPIRAN 2
CONTOH HASIL PENERAPAN

1. Pemantauan Kinerja Prototipe


1.1 Lokasl dan Desaln Prototlpe
Lokasi prototip sumur imbuhan berikut bangunan pengolah sumber air imbuhan berada di
kawasan industri yang termasuk zona kritis/rawan yakni pada lapisan akuifer dalam bagian
dari Formasi Cibeureum di :
• Lokasi 1 di PT Sunson, Daerah Rancekek di Kecamatan Cimanggung, Kabupaten
Sumedang dengan kapasitas pengolahan sebesar 1 - 2 L/det, dengan sistem saringan
pasir cepat. Pada lokasi ini terdapat 2 prototipe, yaitu Prototipe 1 yang berada di
belakang Gedung Olier PT Sunson dan Prototipe 2 yang berada di samping Gedung
Boiler PT Sunson
• Lokasi 2 di PT Mulia Lestari, Kecamatan Cibaligo, Kota Cimahi dengan kapasitas
pengolahan sebesar 1 - 2 L/det, dengan sistem saringan pasir cepat. Pada Lokasi ini
terdapat 1 prototipe, yaitu dengan nama Prototipe 3 yang berada di bgian depan
Gedung DEPAN.
I
JJ -~
I
I
PIP• OV.. Flow 0 z-

j
I

e-

Gatnbar 1 . Denah dan Potongan Prototlp Pengolahan (Sartngan Paslr Cepatl


Ket.r.ng_., :
1 . Air Baku ct.r1 Air ~
2.ak~P
~ ~:"-
....
,._ ._.
~
___ fi . OO X 1.00 x 1 . 50) M
(1 . 00 X 1. 00 X '1. 60) M

Gambar 1. Denah bangunan pengolah air imbuhan di lokasi prototipe

Studi Bawah Permukaan


Penampang geologi dari daerah penelitian lokasi prototipe didapatkan dengan sumber data
pemboran sumur air tanah serta mengkorelasi dengan penampang regional dari Dinas
Pertambangan dan Energi Propinsi Jawa Barat dan LPPM-ITB, 2002 & 2006. Penampang
geoiogi yang dibuat dart Formasi Kosambi dan Formasi Cibeureum sampai Formasi
Cikapundung yang dianggap sebagai batuan dasar atau boundary dalam sistem

Pusat Utbang Sumber Daya Air 18


Naskah kebijakan Penerapan Aquifer Storage And Recovery (ASR}

hidrogeologi (Hutasoit, 2009). Penampang model geologi daerah Rancaekek lokasi sekitar
prototipe seperti terlihat Gambar 2 yang mencapai kedalaman sekitar 150 m dengan
model geologi sampai batuan dasar sebagai boundary yaitu Formasi Cikapundung.
Stratigrafi daerah prototipe didapatkan dari hasil pemboran geoteknik dan air tanah di
sekitar lokasi prototipe seperti terlihat pad a Gam bar 3.

)-;• •'r-1. .., ..,.:

Gambar 2. Penampang geologi regional daerah prototipe (Rancaekek) (Modifikasi Penulis,


2009 dengan sumber data: Dinas Pertambangan dan Energi, 2006)

Pus at Utbang Sumber Daya Air 19


Naskah kebijakan Penerapan Aquifer Storage .4 nd Recovery (ASR)

DESKRIPSI

Gambar 3. Stratigrafi daerah prototipe (Rancaekek) (Modlfikasi Penulis, 2009 dengan


sumber data: Dinas Pertambangan dan Energi, 2006)

c. Keglatan dan Hasll Pemantauan


Pemantauan efektifitas imbuhan dilakukan pada instrumen Volume imbuhan dari prototipe
yang dipasang pada bangunan pelengkap sebelum sumur imbuhan sebagai berikut:

Pemantauan volume imbuhan (mi dan curah hujan bulanan


Berikut hasil pemntauan volume imbuhan (m3) yang tercatat pada prototipe di Rancaekek
dan Cimahi sebagai berikut:

Pusat Utbang Sumber Daya Air 20


Naskah keb!jakan Penerapan Aquifer Storage And Recovery (ASR)

VOLUME IMBUHAN KUMULATIF (M"3)


PROTOTIPE 2 . PT. SUNSON, RANCAEKEK 114.05

JAN FEB MRT APRIL MEl JUNI JUU AGT SEPT OKT NO V

Gambar 4. Hasil Monitoring Volume lmbuhan Kumulatif Th. 2010 Prototipe 2 di Kawasan
PT Sunson, Rancaekek (Ket. Bulan 1 dan 2 dari sisa debit Th 2009)

Pemantauan Tinggi Muka Air Tanah (MAT}


Untuk kepentingan analisis terhadap efektifitas imbuhan dilakukan pengukuran terhadap
kedalaman sumur imbuhan tersebut sebagai bagian monitoring efektifitas dan
keberhasilan imbuhan air tanah di lokasi prototipe. Dari hasi! pengukuran didapatkan hasil
sebagai berikut:

Tabell. Tabel Hasil Pengukuran MAT di Prototipe Th 2010


Kedalaman MAT (m bmt)
TAHUN2010
RANCAKEK CIMAHI
JANUARI -32.50 -52.70
FEBRUARI -32.50 -52.66
MARET -32.47 -52.45
APRIL -32.37 -52.25
MEl -32.00 -52.04
JUNI -31.97 -51.95
JULi -31.94 -52.06
AGUSTUS -32.01 -51.97
SEPTEMBER -31.68 -51.88
OKTOBER -31.65 -51.89
NOVEMBER -31.62 -51.90

Pusot Utbang Sumber Doyo Air 21


Naskah kebijakan Penerapan Aquifer Storage And Recovery (ASR)

Pemantauan Kualitas Air


Pengamatan kualitas air dilakukan dengan pemeriksaan data kualitas air imbuhan yang
berasal dari air hujan melalui atap bangunan di 2 lokasi kawasan industri t ersebut pada
bulan pengambilan April dan Oktober 2010 didapatkan data seperti pada Tabel 2.

Tabel6.2 Evaluasi Kualitas Air Hujan dari Atap Bangunan

No P•,..meter Slit.....
Air lmbUINin Air Hu• dl Dlle,..h "-ncaekek stend•r

PROTOTIPE1 PROTOTIPE2 ")AirBeku


April, 2010 Olltober, 2010 April, 2010 Olltober, 2010 Air Berslh
FISIKA
1 Temperatur •c - -
2 Wama Unit Pt 12,4 5,4 6 .35 5 .3 50
3 Kekeruhan NTU 14,4 3 ,4 5 3 .3 25
4 Zat Padat Terlaru1 mglL se; 61 :;:o 10 1=
5 DHL - - - - -
KIMIA
6 pH - 6,1 6,8 5 .9 6 .7 6,5-9
7 Kesadahan (CeC03) mg/L 50,0 35,0 43.7 36 500
8 Besi (Fe) mg/L <0.008 <0.008 <0.008 <0.008 1 ,0
9 Mangan (Mn) mg/L <0.007 <0.007 <0,007 <0,007 0 ,5
10 Tembaga (Cu) mg/L <0.016 <0.016 <0.016 <0.016 -
11 Seng (Zn) mgll 0 .185 0 .180 0 .245 0 .260 15
12 Krom VI (Cr) mg/L <0.002 <0.002 <0,002 <0,002 0,05
13 Kadmiun (Cd) mg/L <0.004 <0.004 <0,004 <0,004 0,005
14 Timbal (Pb) mg/L <0.021 <0.021 <0,021 <0,021 1,5
15 Fluorlda (F) mg/L 0 ,04 0 ,03 <0,05 <0,05 600
iti Klorida (CI) mg/L 6 .8 b .i i .45 5 .4 0 ,05
17 Sulfa! {SO•) mg/L 6 .6 5 .6 6 .5 6 .0 400
18 Nnrat (NO,-N) mgll 1 .06 0 .09 0 .31 0 .10 10
19 Niit<n (NO,-N) mg/L 0,15 0 .08 0,07 0 ,07 1 ,0
20 Senyawa Alcllf Blrumelnen mg/L <0,02 <0,02 <0,02 <0,02 0 ,5
21 Nilal Permanganat (KMn04 ) mg/L 7 .45 7 .44 11 .7 7 .67 10

1.2 Pembahasan Penelitian


Teknologi Prototipe Sumur lmbuhan Alih Fungsi Sumur Kering
Klnerja Bangunan Pengolah Air lmbuhan
Evaluasi kinerja bangunan pengolah di lokasi 1 adalah hasil kualitas kimia air imbuhan
sebelum dan setelah melalui prototip pengolahan. Dari hasil perbandingan ternyata dapat
menurunkan beberapa parameter kualit as air hujan baik pada prototipe 1 dan prototipe 2
di Lokasi Rancaekek seperti pada tabel berikut ini;

Pusat Utbang Sumber Daya Air 22


Naskah kebijakan Penerapan Aquifer Storage And Recovery (ASR)

Tabel3. Tabel Evaluasi Kinerja Bangunan Prototip 1 di Lokasi Rancaekek


....,.....KIIIIa,.
...
1
2
........
Suhu
Wama Un~
-- •c
Pt Co
Sebellm

124
EV1111111IAPII, 21111
S.Udlh
-
3.4
Selilih

9
-~lja

Per1entale

73%
....... l'llgallll Praliallpl1, .......
E'llllllll2 (OIItolllr, 2818)
Sebellm Sesudah

5.4
3.4
Seli5il

1.9
Persentase

3.5 65%
3 Kekeruhan NTU 14.4 1.4 13 00% 1.4 2 59%
4 Zat P;d;t Tarlaru't :rot. ee 10 as 90% 61 20 41 S?%
5 I:H. - -
KIMIA
6 1*'1 6.1 6.3 0.2 3% 6.8 6.9 0.1 1%
7 Kesadahan (CaC03) n¢ 50 8.6 41 .4 83% 35 9 26 74%
8 Besi lFel roon.. <0.008 <0.008 <0.008 <0.008
9 Mangan (Mn) no'~. <0.007 <0,007 <0.007 <0,007
10 Temt.lga (CU) no'~. <0.016 <0,016 <0.016 <0,016
11 Seng (Zn) rro'l 0.165 0.107 0.078 42% 0.180 0.104 0.076 42%
12 KromVl (Q) rrgll <0.002 <0,002 <0.002 <0,002
13
14
Kadmiun (Cd)
Tmbal (Pb) •
. IT¢.
<0.004
<0.021
0,04
<0,004
<0,021
<0.004
<0.021
0.03
<0,004
<0,021
15 Auorida (F) no'~. 0.058 0.02 0.01 33%
16 Klori:la (0) no'~. 6.8 1 5.8 85% 6.1 1 5.1 84%
17 Suffat (SO,) rrgll 6.6 3.1 3.5 53% 5.6 22 3.4 61%
18 t-itrat (NOrN) rro'l 1.06 0.33 0.73 69% 0.09 0.02 0.07 78%
1Y fliilrit (t-l)z-N) II¢ 0.15 <0,002 0.08 <0,002
20 Senyawa AJo.tf Birtnneiten no'~. <0,02 <0,02 <0,02 <0,02
21 flilai Permanganat (KMnO,) rro'l 7.45 6.7 0.75 10% 7.44 5.9 1.54 21%

Efektlfftas fmbuhan terhadap pemullhan kondfsl air tanah


Dari hasil pemantauan kedalaman Muka Air Tanah pada kurun waktu Januari-Juni 2010
pada sumur imbuhan yang dilakukan didapatkan profil perubahan peningkatan kedalaman
muka air tanah (MAT). Profit perubahan MAT, didapatkan trend atau pola peningkatan
mengikuti persamaan yang berbeda-beda pada masing-masing lokasi. Untuk daerah
Rancaekek kanaikan MAT terhadap waktu perbulan mengikuti persamaan kedalaman dim
m (y) = 0.099 (bulan (x)) - 32.66, sedangkan di daerah Cimahi mengkuti persamaan
=
kedalaman dim m (y) 0.084 (bulan (x))- 52.66.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
-30.00
!~t:
+1
1~-!· I rt~. . :t
..... L, !~ I
1 ' II
I I
'' I! f L...i. I l
I 'I 1 o I I
. . I . I.

::::E
-31.00
j'! .,
I- Rancaekel<
.
~
I' l ·..L ~
''
....c -
~r ,~

::::E
-32.00
::::E
,, I I I! I I
' • y - 0 .099x - 32.66
' I I

i""' -33 .00 ' !


I

I
.. l.
• -34.00 I

'· 1 ' .. j L!J


!
tl I
!
;I i
.. .t
-35.00
TAHUN2010

Gambar 5. Profit Kedalaman MAT selama imbuhan periode Th. 2010


Secara analitik (teori) dilakukan perhitungan pengaruh dari imbuhan terhadap peningkatan
kedalaman MAT dengan mengikuti persamaan rumus dari Todd, 1980 sebagai berikut;

Pusat Utbang Sumber Daya Air 23


Naskah kebijakan Pen era pan Aquifer Storage And Recovery (ASR)

Q = 21CKb(hw -ho)
r ln(r0 I r,..)
dimana:
3
Qr :debit imbuhan air tanah (m /hari)
K : kelulusan akuifer (m/hari)
b : tebal akuifer (m)
hw : ketinggian muka air tanah di atas dasar akuifer setelah periode
pengimbuhan tertentu (m)
ho : ketinggian muka air tanah di atas dasar akuifer pad a sa at belum
dilakukan imbuhan (m)
ro : jari-jari pengaruh imbuhan (m)
rw : jari-jari sumur imbuhan (m)

Sebagai bahan perhitungan didapatkan data prototipe sebagai berikut:


1. Rancaekek
• =
Diameter sumur resapan, 2rw 0,18 m.
• Muka air tanah awal, awal januari 2010, 32.50 mbmt
• Data harga K (konduktivity) hasil pumping test adalah 4.51 x 10-5 midet dengan jari
jari pengaruh 200 m
2. Clmahl
• =
Diameter sumur resapan, 2rw 0,18 m.
• Muka air tanah awal1 awal januari 20101 52.70 mbmt
• Harga K (konduktivity) hasil pumping test adalah 5.61 x 10-5 m/det dengan jari jari
pengaruh 180m
Pembahasan terhadap perbedaan hasil antara hasil monitoring terhadap hasil analitik
(perhitungan):
• data paling pengaruh selain debit imbuhan adalah parameter hasil pumping (K dan r),
Hasil pumping dalam perhitungan adalah data teknis pada saat kontruksi sumur awal
atau sebelum menjadi sumur kering. Jadi kesimpulan sementara bahwa kemungkingan
terjadi perubahan kapasitas akuifer seiring dengan perubahan kedalaman atau head air
tanahnya.
• Hasil pada umumnya lebih besar daripada hasil analitik, ini menujukan parameter nilai K
yang semakin besar. Hal ini kemungkingan terjadi karena rongga atau pori pada akuifer
telah kosong (kering). Nilai parameter yang sesuai untuk analitik adalah nilai K dari hasil
pengujian rembesan pada sumur.

Pusat Utbang Sumber Daya Air 24


Naskah kebijakan Penerapan Aquifer Storage And Recovery (ASR)

lAMPIRAN 3
CONTOH SKETSA SUMUR RESAPAN DAIAM
(Sumber: ESDM Jawa Baratj

AIR

D DO

PERMUKAAN TANAH
PLAT BETON,
penutup sumur & bak pengendapan
D
Om
: .·. :· .
... . . .. ... .: .: ....·
~: .~·.,:; .I~=:. . .<
~ :: : :.;; .~ ~ ;:
: : ,:.
25m

150m

Pusat Utbang Sumber Daya Air 25


Nas!<ah !<ebija!<an Penerapan .4 quifer Storage And Recover>; (ASR)

GAMBAR DESAIN SUMUR IMBUHAN DALAM


(Berfungsi juga sebagai sumur produksi dan sumur pantau)

........_

------ =~15cm

- - Y~.NIWtT-

--------
- - -- - - PW~41 . .. 7.Sc:n~

Desain dan Gambar Bak Pengolah Air lmbuhan


=

-il . I . I I .
-·-------
Keterangan :
- Kedalaman umumnya diatas 40 m; sumur dibuat dengan mesin bor
- Baik diterapkan untuk perkantoran, hotel, industri, mall, (pengguna air tanah dalam)
- Dikombinasi dengan bak tampungan air hujan dan air permukaan sebelum bak pengolahan
- Dapat dibuat dengan memodifikasi sumur jetpmp yang sudah ada
- Baik diterapkan didaerah yang krisis air tanah. landsubsidence dan intrusi air laut

Pusat Utbang Sumber Daya Air 26


Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai