2/La-BHGK/2014
PUSUTBANG SUMBER DAYA AIR
NASKAH KEBIJAKAN
PENERAPAN AQUIFER STORAGE AND RECOVERY (ASR)
OUTPUT KEGIATAN
RESERVOIR BAWAH TANAH
DESEMBER, 2014
~~H~~\~~(~1~~~!~!~~~~~~!,~~!~!~~:~!.~
DSMIIK. 03 01/01.2/La-BHGK/2014
PUSLITBANG SUMBER DAYA AIR
NASKAH KEBIJAKAN
PENERAPAN AQUIFER STORAGE AND RECOVERY (ASR)
OUTPUT KEGIATAN
RESERVOIR BAWAH TANAH
DESEMBER, 2014
SAM BUTAN
MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Diiringi dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT, saya menyambut baik buku HNaskah
KebiJakan Penerapan Aquifer Storage and Recovery (ASRt. Naskah kebijakan ini dapat
memberikan masukan dan acuan dalam rangka pengelolaan sumber daya air dan menjadi
penyempurnaan terhadap kebijakan imbuhan air tanah dalam yang sudah ada.
Peningkatan jumlah penduduk dan berkembangnya perindustrian berdampak pada
permasalahan akan kebutuhan air. Salah datu solusi untuk mengatasi hal ini adalah dengan
penerapan Aquifer Storage and Recovery (ASR).
Saya berharap kiranya naskah ini dapat dijadikan sebagai acuan dan masukan pengelola air
tanah baik di tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten khususnya untuk konservasi air
tanah.
SAM BUTAN
KEPALA BADAN LITBANG
Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, telah diterbitkan "Naskah Kebljakan Pemanfaatan
Aquifer Storage and Recovery (ASR)". Naskah ini berisi rekomendasi kebijakan penerapan
Aquifer Storage and Recovery (ASR) dalam rangka pengelolaan sumber daya air khususnya air
tanah. Peningkatan jumlah penduduk dan berkembangnya perindustrian berdampak pada
permasaiahan akan kebutuhan air. Salah datu soiusi untuk mengatasi hal ini adaiah dengan
penerapan Aquifer Storage and Recovery (ASR}.
Naskah ini berisi rekomendasi kebijakan sebagai acuan atau masukan dalam rangka
penyempumaan kebijakan imbuhan airtanah dalam yang sudah ada.
Kegiatan ini termasuk dalam kelompok Ketahanan Pangan dan Air dan sangat penting untuk
mendukung terselenggaranya sarana dan prasarana ke-PU-an sehingga dapat mendukung
rencana strategis BALITBANG.
Naskah kebijakan untuk Penerapan Aquifer Storage And Recovery (ASR) ini disusun untuk
rnemenuhi tugas yang telah diberikan kepada tim pelaksana kegiatan dari Balai Bangunan
Hidraulik dan Geoteknik Keairan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sumber Daya Air tahun 2014.
Tujuan dari penyusunan naskah kebijakan untuk penerapanAquifer Storage And Recovery (ASR)
ini adalah sebagai acuan atau masukan dalam rangka penyempumaan kebijakan untuk air
tanah dalam yang sudah ada. Tahapan yang dilakukan dalam penyusunan naskah kebijakan ini
adalah studi literatur, koordinasi dan diskusi dengan narasumber berupa Focus Group
Discussion (FGD), serta workshop.
RINGKASAN
Penyusunan Naskah Kebijakan Penerapan Aquifer Storage And Recovery (ASR) ini perlu karena :
• Air tanah memiliki peran penting dalam menunjang kelangsungan pembangunan dan
kehidupan sehari-hari bagi masyarakat, sehingga perlu dikelola secara bijaksana agar
pemanfaatannya dapat terus berkelanjutan.
• Saat ini terjadi kecenderungan pemakaian air tanah yang bertebihan dan melebihi daya
dukung air tanah dalam suatu cekungan air tanah sehingga banyak menimbulkan berbagai
permasalahan terhadap kuantitas, kualitas, dan lingkungan dari air tanah.
• lntergrasi pengelolaan antara air permukaan dan air tanah h;trus segera diwujudkan
sehingga perencanaan tidak berjalan masing-masing.
• Perundang-undangan di bidang sumber daya air khususnya bidang air tanah, disusun demi
menjaga kondisi lingkungan air tanah melalui upaya konservasi sehingga dapat terlaksana
upaya pemeliharaan keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat dan fungsi air tanah
agar senantiasa tersedia daiam kuantitas dan kualitas memadai untuk memenuhi
kebutuhan makhluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang.
• lmplementasi Undang Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air dalam
penyelenggaraan pengelolaan air tanah
• Urgensinya dilaksanakan penyusunan Naskah Kebijakan Optimalisasi Teknologi Sumur
lmbuhan Air Tanah Dalam adalah merekomendasikan pembuatan sumur imbuhan air tanah
dalam yang sumber airnya dari zona a man sebagai alternatif pengganti sumur bor.
BAB Ill URGENSI OPTIMALISASI PENERAPAN AQUIFER STORAGE AND RECOVERY (ASR) 11
3.1 Urgensi Terhadap Permasalahan Regional.. .......................................................... 11
3.2 Urgensi Terhadap Permasalahan Nasional ........................................................... 11
DAFTAR GAMBAR
Air baku
adalah air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan terse but
Air hujan
adalah air yang berasal dari angkasa atau yang telah melalui media lain sebelum jatuh ke
permukaan tanah
Air permukaan
adalah air yang terdapat di permukaan tanah, baik yang mengalir maupun yang tergenang
dalam suatu wilayah tertentu
Alrtanah
adalah air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan tanah
A!mifer
adalah lapisan jenuh air tanah yang dapat menyimpan dan meneruskan air tanah dalam jumlah
cukup dan ekonomis
Akuifer terkekang
adalah yang dibatasi di bagian atas dan bawahnya oleh lapisan kedap air.
Debit
adalah volume air yang melalui suatu penampang tertentu persatuan waktu
Debit pemompaan
adalah volume [liter atau m3] air tanah yang dipompa dari sumur per satuan waktu [menit, jam
atau hari]
Hldrogeologl
adalah ilmu yang mempelajari tentang air tanah yang bertalian dengan cara terdapat,
penyebaran, pengaliran, potensi dan sifat kimia air tanah serta interaksi dengan lingkungan
hid up.
Kerikil pembalut
ada!ah pembalut yang terbentuk dari kerikil yang diisikan ke da!am ruang antara dinding !ubang
bor dan saringan, yang berfungsi untuk menjaga kemampuan saringan dalam meluluskan air
resapan dan me nahan butir-butir batuan lepas seperti pasir yang akan masuk ke dalam sumur
Konstruks! sumur
adalah instalasi sumur bor yang terpasang setelah proses pembuatan sumur selesai, yang
terdiri dari pipa jambang, pipa saringan, kerikil pembalut, lempung dan semen penyekat
Lempung penyekat
adaiah penyekat yang terbentuk dari iempung yang diinjeksikan ke daiam ruang antara dind1ng
lubang bor dan pipa jam bang
Meteran air
ada!ah a!at ukur yang te!ah ditera o!eh instansi berwenang untuk mengukur volume
pengambilan air tanah
Pemohon
adalah badan usaha baik berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum (perseorangan)
yang mengajukan permohonan untuk memperoleh izin pengeboran air tanah
Persyaratan teknis
adalah persyaratan teknis yang bersifat mengikat dalam pemberian izin pemakaian air tanah
atau izin pengusahaan air tanah.
Plpa buta
Adalah Pipa yang dipasang pada lapisan bukan pada sumur bor dan berfungsi mencegah
masuknya air yang bukan dari yang diharapkan
Plpa jambang
Pipa yang dipasang ada bagian atas konstruksi sumur bor, berfungsi sebagai tempat
diletakkannya pipa hisap pompa dan sekaligus sebagai pelindung runtuhnya dinding lubang bor
Pipa produksi
Adalah pipa yang terdiri atas pipa lindung dan pipa penyaring di dalam sumur bor untuk
mengalirkan air tanah ke permukaan
Red user
Alat penyambung atau penghubung dari ujung pipa yang berdiameter besar ke ujung pipa yang
berdiamater lebih kecil
Semen penyekat
adalah penyekat yang terbentuk dari bubur semen yang diinjeksikan ke daiam ruang antara
dinding lubang bor dan pipa jambang. Semen penyekat berguna untuk mencegah tercemamya
air tanah serta untuk mencegah agar dinding lubang bor tidak runtuh
Sentraliser
Alat pemusat untuk menetapkan kedudukan pipa-pipa agar tetap berada di tempatnya pada
bagian pusat lubang bor
Sirkulasllumpur pemboran
Pemompaan iumpur (yang digunakan khusus daiam proses pengeboranj mulai dari kolam
lumpur masuk ke lubang pengeboran melalui pipa pengeboran, kemudian keluar kembali ke
kolam lumpur dengan membawa hancuran batuan (cuting) hasil pengeboran, begitu
seterusnya selama pengeboran berlangsung
Sumurbor
adalah sumur yang pembuatannya dilakukan sesuai dengan ketentuan dan pedoman teknis
sebagai sarana eksplorasi pengambilan,pemakaian dan pengusahaan, pemantauan atau
imbuhan air tanah
Sumurgati
adalah sumur yang dibuat dengan cara menggali tanah secara manual untuk mendapatkan air
tanah.
Sumur pantau
adalah sumur yang dibuat untuk memantau muka dan atau mutu air tanah pad a tertentu
Sumur produksi
Sumur yang dibuat dengan mesin bor dan pengambi!an airnya di!akukan dengan pompa turbin
atau pampa hisap
UJi pemompaan
adalah pemompaan dalam jangka waktu tertentu dari sumur dengan tujuan untuk menguji dan
mengetahui berapa kemampuan sumur (liter/detik) yang bersangkutan.
Ujisurutan
adalah cara uji pemompaan pada sumur dengan memompa air berdebit tetap selama waktu
tertentu atau sampai kedudukan muka airtanah relatiftetap
Ujl puiihan
adalah cara uji pemompaan pada sumur dengan cara mengukur kedudukan muka air tanah
setelah pemompaan dihentikan sa.mpai muka air tanah kembali pada kedudukan sebelum
pemompaan
Zonaaman
adalah daerah yang mengalami penurunan muka air tanah <40%, zat padat terlarut kurang dari
1000 mgfliter dan daya hantar listrik kurang 1000 u S/cm
Zona kritls
adalah daerah yang mengalami penurunan muka air tanah 60%-80%, zat padat terlarut 10000-
15.000 mgfliter, klorida 400-600 mg/liter, dan daya hantar listrik 1000-5000 u S/cm
Zona rawan
adalah daerah yang mengalami penurunan muka air tanah 40".!6- 60"..6, zat padat terlarut 1000-
10.000 mg/liter, klorida 200-400 mg/liter, dan daya hantar listrik 1000-1500 uS/em
Zonarusak
adaiah daerah yang mengaiami penurunan muka air tanah >80 %, zat padat terlarut iebih dari
15.000 mg/liter, klorida lebih dari 600 mg/liter dan daya hantar listrik lebih dari 6000 u S/cm
atau telah terjadi amblesan tanah
Upaya dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut sudah dilakukan dengan penerapan
kebijakan yang berisi : pengurangan dan pembatasan pengambilan air tanah, penertiban
titik-titlk pengambilan air tanah, penghematan dan daur ulang air, pemeliharaan dan
perluasan daerah resapan, peningkatan air permukaan sebagai pemasok air baku dll. Salah
satu upaya yang dilakukan adalah mengimbuhkan air hujan maupun air permukaan
dengan kuaiitas air yang sesuai persyaratan ke daiam sumur bor baik sumur bor yang sudan
tidak produktif {kering) maupun sumur bor baru.
Dengan upaya imbuhan air tanah dalam tersebut diharapkan dapat menaikkan muka air
tanah secara bertahap. Salah satu upaya konkrit yang sudah dilakukan oleh pemerintah
Provinsi Jawa Barat adalah dengan membuat 3 buah percontohan sumur resapan dalam.
Untuk mendorong pelaksanaan penerapan teknologi imbuhan air tanah dalam secara
menye!uruh dan berkesinambungan maka perlu didukung persyaratan teknis mengenai
teknologi sumur imbuhan air tanah dalam dan peraturan perundangan yang terkait.
Penyusunan Naskah kebijakan optimalisasi penerapan teknologi imbuhan air tanah dalam
ini merupakan bagian dari upaya konservasi air tanah yang menyeluruh dan
berkesinambungan yang dilakukan oleh Badan Litbang Pekerjaan Umum melalui Pusat
L1tbang SDA dalam menangguiang1 kris1s air tanah.
1.2 TUJUAN DAN SASARAN
Maksud penyusunan Naskah Kebijakan Penerapan Aquifer Storage And Recovery (ASR)
adalah sebagai bahan acuan atau masukkan dalam rangka penyempurnaan kebijakan
imbuhan air tanah dalam yang sudah ada.
1.2.1 Tujuan
Mengidentifikasi permasalahan terhadap penerapan kebijakan Penerapan Aquifer
Storage And Recovery (ASR) yang sudah ada
Mengeva!uasi kenda!a hasil pener:lpan kebljakan yang sudah ada didasarkan pada data
yang sudah tersedia.
Menyempurnakan kebijakan yang sudah ada sehingga hasil dari penerapan imbuhan air
tanah dalam dapat dilaksanakan secara optimal.
1.2.2 Sasaran
lebih meningkatkan kesadaran dan peran stakeholder dengan masyarakat pengguna
dalam pengelolaan air tanah secara lestari
Mendorong terciptanya kerjasama antara stakeholder dalam penge!o!aan a!r tanah
Menekankan terciptanya suatu mekanisme dan landasan pengelolaan data ilmiah
tentang potensi, daya dukung lingkungan, dan konservasi air tanah
Mendorong terlaksananya pola pengelolaan berbasis kebijakan pada tataran
stakeholder dalam konservasi air tanah
Memakslmaikan pemberdayaan daerah daiam menyeienggarakan pengeiolaan air
tanah yang baik
Lebih meningkatkan peran masyarakat dalam konservasi air tanah
Mendorong terciptanya alternatif teknologi imbuhan air tanah dalam
BAB2
LANDASAN TEORI
2.3 ACUAN
2.3.1 Acuan Teknik
Metode tekno!ogi imbuhan air tanah ada!ah metode teknik manajemen sumber daya air
dimana air dimasukan ke dalam batuan yang permeabel melalui sumur bor, disimpan
dalam beberapa bulan sampai beberapa tahun untuk kemudian diambil kembali (Gambar
2.1).
Air yang telah disirnpan tersebut dapat diambil kembali ketika dibutuhkan dengan
melakukan pemompaan pada sumur yang sama. Air yang disimpan dapat berupa air
permukaan (air sungai, air bendungan, air penampungan) yang telah dilakukan pengolahan
terlebih dahulu untuk mengurangi kontaminan; dan air hujan sehingga air yang disimpan
memiliki kualitas air yang baik. Air tersebut dapat diambil kembali dengan pemompaan
pada musim kemarau ketika dibutuhkan.
Jadi fungsi teknologi imbuhan air tanah adalah menambah resapan/imbuhan air tanah
dengan mengurangi run-off air permukaan dengan cara teknologi imbuhan air tanah
buatan. Yang ideal digunakan untuk teknologi imbuhan air tanah adalah yang permeable,
bounded, dan tidak memiliki hubungan dengan air permukaan. Dalam kondisi tersebut, air
dapat disimpan (diresapkan) dan diambil kembali tanpa kehilangan yang berarti selama
penyimpanan. Air yang diresapkan tidak menyebabkan terjadinya penyumbatan (clogging)
pada sumur boryang diakibatkan oleh sedimen dan pertumbuhan bakteri.
Secara ideal, teknologi imbuhan air tanah ditempatkan pada tertekan, yang hanya
memiliki satu jenis porositas, memiliki nilai konduktivitas hidrolik vertikal dan nilai
transmisivitas sedang. Sharma & Chawla (1997) dan Todd (2005) melakukan penelitian
untuk menghitung kecepatan debit air yang masuk kedalam tertekan dengan
menggunakan model seperti yang terdapat pada Gambar 3 dengan menggunakan
persamaan:
Dimana:
Qr :debit imbuhan air tanah (m3/hari)
K : kelulusan akuifer (m/hari)
b : tebai akuifer (m)
hw : ketinggian muka air tanah di atas dasar akuifer setelah periode pengimbuhan
tertentu (m)
ho : ketinggian muka air tanah di atas dasar akuifer pada saat belum dilakukan
imbuhan (m)
ro : jari-jari pengaruh imbuhan (m)
rw : jari-jari sumur imbuhan (m)
Hal-hal pokok yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan imbuhan dalam ini adalah :
a. Ketersediaan air permukaan dan pasokan curah hujan yang cukup.
Ketersediaan sumber air bisa diperoleh jika kelebihan run-off. Hal ini bisa dihitung
dengan menganalisa curah hujan (frekuensi, jumlah hari hujan dan maksimum curah
hujan dalam sehari) yang meliputi:
• Pola curah hujan
• lntensitas curah hujan
• Jumlah hari hujan
• Debit maksimum hari hujan
• Periode ulang curah hujan
b. Kondisi geologi dan hidrogeologi yang cocok diperlukan untuk membuat reservoir
bawah permukaan melalui teknik imbuhan buatan yang efektif.
Kkondlsi geologi dan hidrogeologi detail digunakan untuk menentukan lokasi dan tipe
imbuhan. Data yang diperlukan meliputi kondisi batas geologi, kondisi batas hidrolik,
a !iran masuk dan a !iran keluar air tanah, storativitas, porositas, konduktivitas hidrolik,
transmisivitas, debit mata air, sumber air untuk diresapkan, resapan/imbuhan alami,
water balance, litologi, kedalaman, dan kondisi batas tektonik.
yang baik untuk imbuhan buatan adalah yang memiliki kemampuan menyerap air
yang besar dan memiliki kemampuan melepas air yang kecil. Artinya, ini memiliki nilai
konduktivitas hidrolik vertikai yang lebih besar dibandingkan dengan nilai
konduktivitas hidrolik horizontal. Kondisi ideal ini sangat sulit ditemukan di alam.
Kondisi yang dipakai sebagai pertlmbangan:
• kondisi batas geologi
• kondisi batas hidrolik
• aliran masuk dan aliran keluar air tanah
• storativitas
• porositas
• konduktivitas hidrolik
• transmisivitas
• debit mata air
• resapan/imbuhan alami
• water balance
• litologi
• kedalaman
c. Konstruksi Sumur Bor
Konstruksi sumur bor yang dibuat untuk metode ini haruslah didesain secara khusus
sehingga dapat dilakukan proses imbuhan pada saat musim hujan dan pengambilan
pad a musim kemarau. Faktor konstruksi sumur yang harus diperhatikan adalah:
• Konstruksi untuk imbuhan
• Konstruksi untuk pengambilan
• Sumur pantau
• Konstruksi pengambilan air dari sumber air
• Sistem pipa untuk imbuhan dan pengambilan
Evaluasi potensi daya tampung reservoir bawah permukaan didasarkan pada data
dimensi batuan yang bertindak sebagai reservoir (ketebalan dan penyebaran lateral).
Ketersediaan ruang penyimpanan bawah permukaan dan kemampuan pengisian akan
berbanding lurus dengan kemampuan resapan/imbuhan buatan. Kondisi hidrogeologi
perlu ditinjau untuk menilai kemampuan daya resap/imbuh dari formasi batuan yang
ada. Ketebalan zona tidak jenuh (unsaturated zone) yang melebihi 3 m di bawah
permukaan tanah perlu dipertimbangkan sebagai tempat menyimpan air di bawah
permukaan.
wetland 01
dGttntion
storage
1
fewer components. stored water
. . . a '~
.. .. t •'
Gambar 2.3 Komponen sistem teknologi imbuhan air tanah dalam (Csiro, 2006)
2.3.3 Pedoman
1. Pedoman Konstruksi, Operasi dan Pemeliharaan kegiatan konservasi, pendayagunaan,
dan pengendalian daya rusak airtanah
2. Pedoman Pemantauan Kondisi dan Lingkungan AirTanah
3. Pedoman Jaringan Sumur Pantau
4. Pedoman Penetapan Kawasan lindungi AirTanah
5. Pedoman Penghematan Air ianah
6. Pedoman lmbuhan Buatan
7. Pedoman Pengendalian Penggunaan dan Pengembangan Air Tanah
8. Pedoman Pengeboran dan Penggalian Air Tanah
9. Pedoman Pengendalian Daya Rusak AirTanah
10. Pedoman Pembinaan Pengelolaan Air Tanah
11. Pedoman Pengawasan Pengelolaan Air Tanah
Kebijakan pengelolaan air tanah didasarkan pada prinsip "one groundwater ba.sin,one
planning, one intregrated management" dengan tujuannya adalah konseNasi air
tanah. Sedangkan mengenai penerapan pajak air tanah harus dipahami sebagai yang
harus ditingkatkan. Tindakan operasional sebagai strategi penerapan kebijakan yang
ditempuh adalah sebagai berikut :
a. Pengurangan pengambilan air tanah di zona rawan dan kritis
b. Penertiban pengambilan air tanah
c. Penetapan pajak air tanah berdasarkan nilai perolehan Air (NPA) sebagai
instrument pengendali
d. Sosialisasi periiaku hemat air dan upaya daur uiang air {recyciingj.
e. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar institusi
f. Penambahan resapan air kedalam tanah (artificial recharge) dengan membangun
percontohan sumur imbuhan air tanah dalam.
o. Melakukan upaya pengelolaan sumber daya air terpadu lintas instansi dalam
rangka efektifitas pengelolaan menuju perbaikan pelayanan dan konservasi SDA.
p. membatasi penggunaan air tanah dalam secara bertahap dengan terlebih dahulu
memberikan akses kepada layanan air bersih perpipaan sebagai alternatif
pengganti air tanah dalam (dibutuhkan beberapa pilot project untuk membangun
efektifitas strategi dan kebijakan ini)
q. Memberikan/ memprioritaskan pelayanan air bersih perpipaan kepada wilayah
rawan air (zona kerentanan /water stress area)
r. Mengawasi pemanfaatan air tanah terutama pada batas antar provinsi, dan
mendorong provinsi sekitar untuk bersama-sama mengawasi pemanfaatan air
tanah
s. Melakukan program water audit untuk setiap gedung perkantoran dan bisnis
dalam upaya menyiapkan neraca air (water balance) mikro maupun makro
t. Me!akukan monitoring dan enforcement terhadap pemanfaatan air tanah baik
secara legal maupun ilegal secara ketat dan terpadu.
u. Berlakukan sanksi yang berat terhadap pengelola bangunan yang masih
melakukan pelanggaran pengambilan air tanah dalam.
v. Mendorong program penampungan dan pemanfaatan air hujan (rainwater
harvesting) dalam skala sedang dan besar pada daerah-daerah human dan
komersial
w. Melakukan pengimbuhan (recharge) air tanah dalam dengan menggunakan sumur
injeksi pada daerah rawan penurunan muka tanah
BAB Ill
URGENSI PENERAPAN AQUIFER STORAGE AND RECOVERY (ASR)
BABIV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Rekomendasi Kebijakan- 1
Pemerintah mewajibkan setiap pembangunan sumur bor baru untuk menerapkan
teknologi sumur imbuhan air tanah dalam sebagai persyaratan sesuai dengan wewenang
dan tanggung jawab pemerintah dalam mengatur, menetapkan dan member rekomendasi
teknis atas air tanah yang tercantum dalam daiam uu No. 7 tahun 2004.
Rekomendasl Kebljakan - 2
Pemilik sumur melakukan optimalisasi teknologi sumur imbuhan air tanah dalam pada
sumur produksi yang sudah ada dalam rangka memulihkan kondisi zona kritis dan menjaga
daya dukung akuifer sesuai PP No. 43 Tahun 2008 pasal35 sampai pasal46.
Rekomendasl Kebljakan - 3
Pengelola air tanah melakukan monitoring dan evaluasi penerapan teknologi sumur
imbuhan air tanah dalam secara intensif enam bulan sekali sebagai implementasi dari PP
No. 43 tahun 2008 Pasal32 sampai dengan pasal 34 tentang pemantauan dan pengawasan.
Rekomendasl Kebljakan - 4
Pengelola air tanah (pemerintah), aktif melakukan sosialisasi dan jejaring kerjasama
dengan semua stakeholders dalam rangka penerapan teknologi sumur imbuhan air tanah
daiam kaitannya dengan PP No. 43 tahun 2008 pasal14 sampai pasal17 yang berhubungan
dengan ketentuan pelaksanaan, pengelolaan sumber daya air dalam mengatur,
menetapkan dan memberi rekomendasi teknis.
Rekomendasi Kebijakan - 5
Pemerintah (baik propinsi maupun kabupaten) menerapkan pola insentif kepada pengguna
air tanah yang telah menerapkan sumur produksi yang berfungsi sebagai sumur imbuhan
sebagai strategi pelaksanaan pengelolaan air tanah yang tercantum dalam PP air tanah
pasaiS dan pasal6.
Rekomendasi Kebijakan - 6
Penguatan kerjasama antara pengelola air tanah dengan pengelola air permukaan dalam
rangka penerapan teknologi sumur imbuhan air tanah dalam, sebagai prinsip keterpaduan
antara kebijakan pengelolaan air permukaan, kebijakan pengelolaan dari dewan sumber
daya air dan kebijakan yang dikeluarkan oleh menteri ESDM yang bermuara pada pola
pengelolaan dan strategi yang tercakup dalam UU No. 7 tahun 2004.
Rekomendasi Kebijakan - 7
~v1emanfaatkan ali permukaan sebagai sumbei bagi sumur imbuhan air tanah dalam untuk
memenuhi kebutuhan pokok masyarakat atas air sebagai wewenang dan tanggung jawab
pemerintah sesuai pasal14 dalam UU No.7 tahun 2004.
Rekomendasi Kebijakan- 8
Pemerintah (pengelola air tanah) yang mempunyai wewenang dan tanggungjawab sesuai
dalam UU No. 7 tahun 2004 pasal 9 dan 11, menerapkan standar minimal kualitas air yang
akan dimasukan ke dalam sumur imbuhan air tanah dalam, untuk menjaga efektifitas,
efisiensi dan kualitas sesuai ketentuan pelaksanaan pengelolaan sumber daya air.
4.2SARAN
1. Melakukan pengumpulan data/inventarisasi sumur-sumur tidak berproduksi (sumur
kering) yang masih bisa dialih-fungsikan menjadi sumur imbuhan air tanah dalam.
2. Melakukan investigasi/studi hidrogeologi sebagai prasyarat pembuatan sumur baru.
3. Melakukan pengumpulan data kualitas dan kuantitas air permukaan
(situ/waduk/danau) secara temporal dalam rangka penyediaan air baku imbuhan oleh
pengelola.
4. Merancang !consensus bagi !cualitas air yang dimasukkan kedalam sumur imbuhan (saat
ini kriteria minimal baku mutu klas II mengacu kepada Permenkes 2001).
5. Melakukan pengkajian terhadap contoh pada daerah yang telah menerapkan kebijakan
tersebut untuk digunakan sebagai referensi. Diperlukan payung hukum untuk teknologi
imbuhan air tanah dalam yang diatur oleh pengelola air tanah
6. Disarankan adanya insentif kepada para pengguna air tanah yang melakukan penerapan
teknologi terse but.
1. Departemen Energl dan Sumberdaya Mineral, 2005, 11Air Tanah di Indonesia dan
Pengelolaannya", Dirjen GSDM, Jakarta
2 Dinas Pertambangan dan Energl Provinsi Jawa Barat, 2004 "Pemantauan Kondisi Air
Bawah Tanah Cekungan Bandung-Soreang "Distamben bekerjasama dengan ITS,
Bandung.
3. Dinas Pertambangan Energi, 2008, 11Pedoman Teknis Pembuatan Sumur Resapan
Dalam"
4. Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Jawa Barat, 2002, Rencano. lnduk
11
LAMPIRAN 1.
CONTOH TAHAPAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI
SUMUR IMBUHAN AIR TANAH DALAM
(Sumber: ESDM Jawa Barat)
I. Tahapan Konstruksl
Berdasarkan pada rencana konstruksi sumur dan hasil pengukuran penampang
lubang bor maka konstruksi sumur harus dilakukan secepat mungkin
setelah dilakukan pembesaran iubang bor (reamingj dan pembersihan sumur
(spulling). Hal ini untuk menghindari terjadinya runtuhan dinding lubang bor
yang dapat menyumbat lubang dan menjepit stang bor sehingga mengganggu
pekerjaan berikutnya.
1. Pemeliharaan
Pemeliharaan sumur resapan berikut bangunan pendukungnya dilakukan melalui
kegiatan pencegahan dan/atau perbaikan kerusakan dan/atau penurunan fungsi
resapan pada sumur resapan daiam benkut bangunan pendukungnya.
LAMPIRAN 2
CONTOH HASIL PENERAPAN
j
I
e-
hidrogeologi (Hutasoit, 2009). Penampang model geologi daerah Rancaekek lokasi sekitar
prototipe seperti terlihat Gambar 2 yang mencapai kedalaman sekitar 150 m dengan
model geologi sampai batuan dasar sebagai boundary yaitu Formasi Cikapundung.
Stratigrafi daerah prototipe didapatkan dari hasil pemboran geoteknik dan air tanah di
sekitar lokasi prototipe seperti terlihat pad a Gam bar 3.
DESKRIPSI
JAN FEB MRT APRIL MEl JUNI JUU AGT SEPT OKT NO V
Gambar 4. Hasil Monitoring Volume lmbuhan Kumulatif Th. 2010 Prototipe 2 di Kawasan
PT Sunson, Rancaekek (Ket. Bulan 1 dan 2 dari sisa debit Th 2009)
No P•,..meter Slit.....
Air lmbUINin Air Hu• dl Dlle,..h "-ncaekek stend•r
124
EV1111111IAPII, 21111
S.Udlh
-
3.4
Selilih
9
-~llllllja ....... l'llgallll Praliallpl1, .......
Per1entale
73%
Sebellm
5.4
3.4
E'llllllll2 (OIItolllr, 2818)
Sesudah
1.9
Seli5il
3.5
Persentase
65%
3 Kekeruhan NTU 14.4 1.4 13 00% 1.4 2 59%
4 Zat P;d;t Tarlaru't :rot. ee 10 as 90% 61 20 41 S?%
5 I:H. - -
KIMIA
6 1*'1 6.1 6.3 0.2 3% 6.8 6.9 0.1 1%
7 Kesadahan (CaC03) n¢ 50 8.6 41 .4 83% 35 9 26 74%
8 Besi lFel roon.. <0.008 <0.008 <0.008 <0.008
9 Mangan (Mn) no'~. <0.007 <0,007 <0.007 <0,007
10 Temt.lga (CU) no'~. <0.016 <0,016 <0.016 <0,016
11 Seng (Zn) rro'l 0.165 0.107 0.078 42% 0.180 0.104 0.076 42%
12 KromVl (Q) rrgll <0.002 <0,002 <0.002 <0,002
13
14
Kadmiun (Cd)
Tmbal (Pb) •
. IT¢.
<0.004
<0.021
0,04
<0,004
<0,021
<0.004
<0.021
0.03
<0,004
<0,021
15 Auorida (F) no'~. 0.058 0.02 0.01 33%
16 Klori:la (0) no'~. 6.8 1 5.8 85% 6.1 1 5.1 84%
17 Suffat (SO,) rrgll 6.6 3.1 3.5 53% 5.6 22 3.4 61%
18 t-itrat (NOrN) rro'l 1.06 0.33 0.73 69% 0.09 0.02 0.07 78%
1Y fliilrit (t-l)z-N) II¢ 0.15 <0,002 0.08 <0,002
20 Senyawa AJo.tf Birtnneiten no'~. <0,02 <0,02 <0,02 <0,02
21 flilai Permanganat (KMnO,) rro'l 7.45 6.7 0.75 10% 7.44 5.9 1.54 21%
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
-30.00
!~t:
+1
1~-!· I rt~. L, . !~ :t
.....
I
1 ' II
I I
'' I! f L...i. I l
I 'I 1 o I I
. . I . I.
::::E
-31.00
j'! .,
I- Rancaekel<
.
~
I' l ·..L ~
''
....c -
~r ,~
::::E
-32.00
::::E
,, I I I! I I
' • y - 0 .099x - 32.66
' I I !
i""'•
'
-33 .00
I
I
.. l.
-34.00 I
Q = 21CKb(hw -ho)
r ln(r0 I r,..)
dimana:
3
Qr :debit imbuhan air tanah (m /hari)
K : kelulusan akuifer (m/hari)
b : tebal akuifer (m)
hw : ketinggian muka air tanah di atas dasar akuifer setelah periode
pengimbuhan tertentu (m)
ho : ketinggian muka air tanah di atas dasar akuifer pad a sa at belum
dilakukan imbuhan (m)
ro : jari-jari pengaruh imbuhan (m)
rw : jari-jari sumur imbuhan (m)
lAMPIRAN 3
CONTOH SKETSA SUMUR RESAPAN DAIAM
(Sumber: ESDM Jawa Baratj
AIR
D DO
PERMUKAAN TANAH
PLAT BETON,
penutup sumur & bak pengendapan
D
Om
: .·. :· .
... . . .. ... .: .: ....·
~: .~·.~, :·; .I~=I:.. .<
~ :: : :.;; .~ ~ ~ ~ ;:
: : ,:.
25m
150m
........_
------ =~15cm
------ Y~.NIWtT.-.
--------
- - -- - - PW~411 . .. 7.Sc:n~
-il . I . I I .
-·-------
Keterangan :
- Kedalaman umumnya diatas 40 m; sumur dibuat dengan mesin bor
- Baik diterapkan untuk perkantoran, hotel, industri, mall, (pengguna air tanah dalam)
- Dikombinasi dengan bak tampungan air hujan dan air permukaan sebelum bak pengolahan
- Dapat dibuat dengan memodifikasi sumur jetpmp yang sudah ada
- Baik diterapkan didaerah yang krisis air tanah. landsubsidence dan intrusi air laut