1. Cekungan Salawati
Fas Collision
Fasa tektonik collision dimulai sejak Eosen Awal (Closs dkk, 2005). Fasa ini menandai
akhir dari fasa tektonik ekstensional di daerah Kepala Burung. Fasa kompresi ditandai
dengan satu struktur kompresi besar yang dikenal dengan Central Bird’s Head Monocline
(Visser dan Hermes, 1962). Fasa tektonik collision ini menyebabkan berkembangnya
struktur-struktur sesar mendatar transform dan reaktivasi terhadap struktur-struktur berumur
Mesozoik.
2. Pengisian Cekungan
Sejarah sedimentasi yang teramati dimulai dari umur 35-32,5 juta tahun (Oligosen
Bawah) dengan terbentuknya endapan karbonat New Guinea Limestone (NGL) di
lingkungan Neritik Dalam-Tengah (20-60 meter) dan proses pengendapannya berlangsung
dalam fasa trangresi seperti yang terlihat dari hubungan antara eustatik dengan
paleobatometri. Kemudian mulai dari umur 32,5 – 30 juta tahun (Oligosin Bawah-Atas)
pengendapan endapan karbonat NGL masih terus berlangsung dalam fasa regresi (yang
diperlihatkan dengan adanya “sea level drop” dan pendangkalan paleobatimetri) dan
kemudian kelompok batu gamping ini terangkat ke permukaan pada umur 30 juta tahun yang
mana pengangkatan (uplift) ini diperlihatkan dengan bertambah kecilnya laju penurunan
tektonik (tectonic subsidence)
Terjadinya pengangkatan (uplift) , ini ada hubungannya dengan terjadinya “oblique
collision” antara lempeng Australia dengan “sepic arc”. Dengan demikian akibat adari
tumbukan ini selain mengakibatkan pengangkatan (Visser dan Hermes, 1982 ; Froidavaux,
1977 ; Brash 1991) juga mengakibatkan terjadinya “sea level drop” (Lunt dan Djaafar , 1991)
Proses tumbukan ini terus berlangsung hingga umur 15 juta tahun dan mulai dari 30
juta tahun hingga 15 juta tahun (Oligosen Bawah/Atas-Miosen Tengah bagian bawah)
seluruh kelompok Batugamping New Guinea tersingkap dipermukaan dan tererosi. Selama
masa ini muka air laut purba naik kembali.
Mulai dari umur 15-10 juta tahun (Miosen tengah bagianrumbu bawah-Miosen atas
bagian bawah) terbentuk Formasi Kais tipe terumbu (Robinson & Soedirja , 1986)
dilingkungan Neritik Dalam-Tengah (10-35 meter) dan formasi Klasafet serta formasi
Klasaman bagian dilingkungan Neritik tengah (35-60 meter), selama ini muka air laut
menurun, kedalaman paleobatimetri bartambah dan laju penurunan tektonik meningkat dan
peningkatan ini berhubungan dengan terjadinya “oblique subduction” antara lempeng
Australia dengan Lempeng Pasific. Dari umur 10-2,5 juta tahun (miosen atas bagian bawah-
liosen) pertumbuhan formasi Kais tipe terumbu (Robinson dan Soedirdja, 1986) disumur
PY001 dan pembentukan formasi Klassafet berakhir yaitu masing-masing pada umur 8,9 juta
tahun (miosen atas) dan 7,6 juta tahun (miosen atas) dan digantikan dengan terbentuknya
Formasi Klasaman yang tebal. Selama masa ini muka air laut purba naik umur 5 juta tahun
dan menurun kembali hingga umur 2,5, juta tahun dengan kedalaman paleobatimetri yang
relatif bertambah besar dan terjadinya peningkatan laju penurunan tektonik.
Dari adanya peningkatan laju penurunan tektonik disimpulkan bahwa awal
pembentukan Cekungan Salawati dan juga aktivitas Sesar Sorong dimulai dari umur 10 juta
tahun hingga 2,5 juta tahun, selama berlangsungnya proses :oblique subduction” antara
Lempeng Australia dengan Lempeng Pasifik.
Selama masa ini muka air laut purba meningkat kembali, kedalaman paleobatimetri
berkurang dan laju penurunan tektonik juga berkurang. Hal ini menandakan bahwa aktivitas
Sesar Sorong masih terus berlangsung yang mana akibat dari aktivitas tersebut menimbulkan
pengangkatan dan penrunan separti yang terlihat di TBH09. Aktivitas Sesar Sorong ini
diduga ada hubungannya dengan terjadinya “oblique collision” nantara Lempeng Australia
dengan bagian dari “ Sunda trench dan Banda Forearc “ yang berlangsung hingga sekarang.
3. Prospek Cekungan Salawati
Cekungan salawati dikenal sebagai cekungan Tersier penghasil minyak yang besar di
kawasan Indonesia Bagian Timur (total produksi hingga 1998 lebih dari 300 juta barel).
Batuan sumber (source rock) Cekungan Salawati berasal dari batulempung dan serpih
Formasi Klasafet, batugamping Formasi Kais, serta batulempung dan serpih Formasi
Klasaman Awal. Formasi yang diperhitungkan menghasilkan hidrokarbon adalah Formasi
Kais. Hidrokarbon yang terakumulasi pada Formasi Kais, selain berasal dari Formasi Kais
itu sendiri, juga berasal dari Formasi Klasafet dan Formasi Klasaman. Batuan reservoir
lainnya adalah Formasi Klasafet yang berumur Miosen Akhir. Cebakan hidrokarbon pada
Cekungan Salawati terdapat pada Formasi Kais berupa komplek terumbu karbonat dan
karbonat paparan yang tersesarkan (Satyana, 2003). Batuan penutup (seal rock) berupa serpih
karbonat Formasi Klasafet dan batugamping kristalin Formasi Kais. Secara umum petroleum
system Cekungan Salawati Batuan sedimen pra-Tersier menjadi batuan yang potensial untuk
diteliti dimasa yang akan datang yaitu, Formasi Aifam, Tifuma dan Kembelangan.