Anda di halaman 1dari 10

BAB II

GEOLOGI REGIONAL

2.1 Geologi Regional Cekungan Salawati

Cekungan Salawati adalah cekungan tipe foreland yang berarah Timur–Barat

yang terletak di sebelah utara batas lempeng Indo-Australia (Gambar 2.1). Cekungan

ini dibatasi di sebelah utara dan barat oleh zona deformasi Sesar Sinistral Sorong. Pada

bagian selatan, Cekungan dibatasi oleh pengangkatan karbonat Miosen Misool-Onin

Geantiklin berumur Miosen. Dan di sebelah timur dibatasi oleh Tinggian Ayamaru

platform. Cekungan Salawati merekam sejarah statigrafi dan tektonik dari Paleozoik

hingga sekarang (Satyana, 2001).

Lapangan “X”

Gambar 2.1 Tatanan regional Cekungan Salawati (Satyana, 1999)


8

Studi ditribusi fasies dan paleogeografi formasi kais untuk pengmbangan prospek lapangan " X" pada cekungan salawati,
Papua Barat , Indonesia
Rifky Nuraza Putra
2.2 Evolusi Cekungan Salawati

Berdasarkan Awang H. Satyana (2001), Cekungan Salawati merupakan

cekungan yang memiliki sejarah pembalikan polaritas (konfigurasi geometri)

cekungan (Gambar 2.2). Sampai Miosen, cekungan miring ke selatan, kemudian

membalik selama Pliosen dan sejak itu cekungan miring ke utara dengan deposenter

sekarang berada di sebelah barat-laut. Pembalikan polaritas cekungan ini sangat

penting karena mempengaruhi perkembangan struktur, generasi-migrasi hidrokarbon,

dan penyebaran sedimen pasca-pembalikan. Pembalikan ini terjadi bersamaan dengan

aktifnya Sesar Sorong.

Sejarah cekungan diawali pada Zaman Kapur Akhir dimana cekungan miring

ke selatan. Terjadi subduksi di engsel cekungan akibat bertemunya Lempeng Samudra

Pasifik dan Lempeng Indo-Australia. Seiring dengan itu, terjadi pengangkatan pada

bagian utara cekungan bersamaan dengan intrusi granit Salawati - K.

Pada Eosen Akhir hingga Oligosen Awal, terjadi pengendapan Formasi

Faumai. Kemudian dilanjutkan dengan pengendapan Formasi Sirga pada Oligosen

Akhir.

Pada Kala Miosen Awal hingga Miosen Tengah terjadi pengendapan Formasi

Kais. Lalu pada Miosen Tengah hingga akhir terbentuk Formasi Kalsafet dan pada

awal Pliosen, cekungan mulai mengalami pergerakan akibat dari tektonik Sorong.

Selama itu terjadi pengendapan base Formasi Klasaman.

Tektonik Sorong mengalami puncaknya pada kala Pliosen Akhir yang dimana

berpengaruh terhadap terjadinya pembalikan polaritas cekungan (basin polarity

reversal). Cekungan Salawati mulai bergerak dengan kemiringan relative kearah utara.

Studi ditribusi fasies dan paleogeografi formasi kais untuk pengmbangan prospek lapangan " X" pada cekungan salawati,
Papua Barat , Indonesia
Rifky Nuraza Putra
Sepanjang pergerakan cekungan ini pengendapan Formasi Klasaman terus

berlangsung dan juga terjadi generasi – generasi hidrokarbon melalui sesar-sesar

minor yang terjadi akibat tektonik Sorong.

Pada kala Pliosen-Pleistosen, tektonik Sorong berhenti dan juga merupakan

akhir dari pembalikan polaritas Cekungan Salawati.

Gambar 2.2 Evolusi Tektonik Cekungan Salawati (Satyana, 1999)


10

Studi ditribusi fasies dan paleogeografi formasi kais untuk pengmbangan prospek lapangan " X" pada cekungan salawati,
Papua Barat , Indonesia
Rifky Nuraza Putra
2.3 Stratigrafi Regional Cekungan Salawati

Cekungan Salawati secara stratigrafi dan sejarah tektonik dimulai pada zaman

Paleozoikum, dengan formasi tertua sebagai basement adalah batuan metamorf

Formasi kemum yang berumur Silur-Devon dan sedimen pengisi Cekungan Salawati

dimulai dengan sedimen-sedimen yang terendapkan pada akhir Paleozoik, yang

direpresentasikan oleh Formasi Aifam berupa batupasir konglomeratik dan serpih,

bergradasi keatas menjadi batulempung pasiran dan sedikit batugamping argilit. Di

bagian atas, secara pararel terendapkan batulempung pasiran dan batupasir dengan

sisipan lapisan batubara, mengakhiri sekuen berumur Karbon-Permian.

Endapan Mesozoikum tidak berkembang dengan baik akibat adanya

pengangkatan sehingga di sebagian besar Cekungan Salawati menunjukkan bahwa

pada masa tersebut tidak terjadi pengendapan. Endapan Mesozoikum hanya terdapat

di bagian selatan cekungan dengan terbentuknya Formasi Kembelangan yang terdiri

dari fasies non-marin, fasies transisi hingga fasies laut dalam pada Zaman Jura–Kapur.

Sedimen berumur Paleosen dimulai dengan terbentuknya Formasi Imskin di

bagian selatan dengan endapan marly mudstone di laut dalam. Pada akhir Eocene

hingga awal Oligocene, dimulai dengan genangan laut dan diendapkan karbonat laut

dangkal berupa batugamping, dolomit dan napal serta di beberapa tempat dijumpai

batuan evaporit. Batuan sedimen yang berumur Eosen ini dinamakan Formasi Faumai.

Pada kala Oligosen diendapkan Formasi Sirga yang terdiri atas batupasir dan

serpih dengan kehadiran batugamping. Batuan ini merupakan satu even dari kelanjutan

genang laut yang terjadi pada kala Eosen.

11

Studi ditribusi fasies dan paleogeografi formasi kais untuk pengmbangan prospek lapangan " X" pada cekungan salawati,
Papua Barat , Indonesia
Rifky Nuraza Putra
Pada akhir Oligosen, pengendapan terhenti dan selanjutnya pada awal Miosen

lapisan batugamping berkembang disertai dengan meluasnya pembentukan paparan

batugamping Formasi Kais di hampir seluruh bagian cekungan. Batuan ini memiliki

ketebalan 3 sampai 4 ribu kaki yang menunjukkan intergradasi baik secara vertikal

maupun lateral dengan batugamping tipe shelf, reef serta butir halus argillaceous.

Urutan statigrafi Cekungan Salawati dari tua ke muda adalah sebagai berikut

(Gambar 2.3):

2.3.1 Formasi Kemum

Pada daerah Kepala Burung, statigrafi tertua adalah Formasi Kemum yang

terdiri dari batuan beku granit dan endapan lain yang termetamorfkan. Formasi ini

berumur Silur- Devon.

2.3.2 Formasi Aifam

Formasi Aifam diendapkan secara tidak selaras diatas Formasi kemum.

Berumur Karbon–Perm, terdiri dari serpih pasiran, sisipan pasir kuarsa dan batubara.

Formasi ini mengalami sedikit metamorfosa dan dianggap sebagai batuan dasar

ekonomik. Pengendapan Era Paleozoik berlanjut sampai Trias (Formasi Tipuma).

2.3.3 Formasi Kembelangan

Formasi Kembelangan diendapkan secara tidak selaras di atas Formasi Aifam.

Berumur Jura – Kapur, terdiri dari Batupasir karbonatan dan batulempung pada bagian

bawah, Batupasir kuarsa glaukonit pada bagian atasnya. Endapan ini tidak

berkembang dengan baik akibat pembatasan sedimentasi dan hanya terbentuk di

bagian selatan karena pada saat itu cekungan terbuka ke arah selatan.

12

Studi ditribusi fasies dan paleogeografi formasi kais untuk pengmbangan prospek lapangan " X" pada cekungan salawati,
Papua Barat , Indonesia
Rifky Nuraza Putra
2.3.4 Formasi Imskin

Pengendapan sedimen tersier di Cekungan Salawati dimulai pada Paleocene

yang ditandai dengan terbentuknya Formasi Imskin di bagian selatan dengan endapan

marly mudstone di laut dalam.

2.3.5 Formasi Faumai

Berumur Eosen Akhir –Oligosen Awal, terdiri dari endapan karbonat paparan

yang menandai transgresi laut seluruh kawaasan yang secara tektonik stabil. Formasi

ini terdiri dari foraminifera limestone massive, marly limestone, dolostone dan sedikit

batupasir kuarsa, diendapkan secara tidak selaras di atas formasi sebelumnya pada

lingkungan pengendapan laut dangkal dengan energi yang rendah.

2.3.6 Formasi Sirga

Berumur Oligosen Akhir, terdiri dari serpih, batupasir kuarsa dan konglomerat

dengan lingkungan pengendapan tepi pantai dan merupakan hasil erosi daerah sesar di

utara yang terangkat karena pengaruh gerakan – gerakan awal dari sesar mendatar

Sorong. Ke arah selatan cekungan, formasi ini menjemari dengan berbagai endapan

laut dalam, seperti serpih, napal dan gamping pelagic. Formasi ini diendapkan secara

tidak selaras di atas Formasi Faumai.

2.3.7 Formasi Kais

Berumur Miosen Awal–Miosen Akhir, terdiri dari batugamping paparan yang

menipis kearah pusat sedimentasi yaitu arah barat dimana endapan ekivalen napal dari

Formasi Klasafet. Di atas paparan terbentuk tubuh-tubuh terumbu Kais yang makin ke

timur semakin tua yang menandai sifat transgresi endapan terumbu kais tersebut.

13

Studi ditribusi fasies dan paleogeografi formasi kais untuk pengmbangan prospek lapangan " X" pada cekungan salawati,
Papua Barat , Indonesia
Rifky Nuraza Putra
Formasi kais diendapkan pada lingkungan yang variatif mulai dari lagoonal, bank

hingga fasies laut dalam, sehingga menghasilkan tipe karbonat yang bervariasi mulai

dari endapan karbonat low-energy, organic rich carbonate muds hingga moderate-

high reefal carbonate. Formasi ini diendapkan secara selaras di atas Formasi Sirga.

2.3.8 Formasi Klasafet

Berumur Miosen Tengah–Pliosen, terdiri dari endapan klastik serpih dan

batugamping serpih yang makin ke arah barat makin tebal dan makin berlingkungan

laut dalam. Formasi ini diendapkan selaras dengan Formasi Kais.

2.3.9 Formasi Klasaman

Berumur Pliosen, terdiri dari endapan klastis gampingan di bagian bawah,

lignintan di bagian tengah yang makin ke atas makin kasar. Formasi ini menandai

pengangkatan (regresi laut) yang terjadi di daerah Sesar Sorong. Formasi ini

diendapkan secara tidak selaras di atas formasi sebelumnya pada lingkungan fluvial

laut dangkal.

2.3.10 Formasi Sele

Berumur Pleistosen, terdiri dari endapan konglomerat dan batupasir yang

kurang padu yang merupakan hasil erosi disepanjang zona deformasi Sesar Sorong

dengan lingkungan pengendapan alluvial. Formasi ini secara tidak selaras diendapkan

menutupi Formasi Klasaman.

14

Studi ditribusi fasies dan paleogeografi formasi kais untuk pengmbangan prospek lapangan " X" pada cekungan salawati,
Papua Barat , Indonesia
Rifky Nuraza Putra
BATUAN RESERVOIR

Gambar 2.3 Stratigrafi Cekungan Salawati (Satyana, 2003)

2.4 Struktur Regional Cekungan Salawati

Pembentukan Cekungan Salawati dikontrol kuat oleh Sesar Sorong, sesar

mendatar sinistral besar di Indonesia Timur (Gambar 2.4). Sesar ini yang

mengakibatkan pembalikan polaritas (arah dalaman dan dangkalan cekungan) dan


15

Studi ditribusi fasies dan paleogeografi formasi kais untuk pengmbangan prospek lapangan " X" pada cekungan salawati,
Papua Barat , Indonesia
Rifky Nuraza Putra
semua fenomena geologi yang berhubungan (Satyana, 2011). Data seismik regional

dan studi-studi statigrafi menunjukkan bahwa lapisan-lapisan berumur Paleozoiukum-

sebelum Pliosen makin menebal dari utara ke selatan mengindikasi kehadiran pusat

cekungan (dalaman) disebelah selatan. Pada Miosen-Pliosen, cekungan miring kearah

barat-baratdaya akibat berubahnya interaksi antarlempeng secara regional di wilayah

ini. Fenomena ini menunjukkan mulai berperannya Sesar Sorong di sekitar Cekungan

Salawati.

Pada pertengahan Pliosen, terjadi percabangan Sesar Sorong yang masuk ke

Cekungan Salawati, sejak itu perubahan-perubahan geologi terjadi di Cekungan

Salawati. Cekungan tenggelam sangat cepat kearah utara-baratlaut dan akibat

kompensasi isostatik, bagian selatan dan timur cekungan terangkat. Ke arah utara,

akibat penenggelaman cekungan, terbentuk banyak sesar-sesar normal turun ke utara.

Kejadian sesar-sesar normal ini berhubungan dengan penyesaran mendatar Sesar

Sorong. Penenggelaman ke utara ini telah membalikkan arah dalaman dan dangkalan

cekungan, dari semula dalaman terdapat di sebelah selatan-tenggara pada sebelum

Pliosen, pindah menjadi di sebelah utara-baratlaut setelah Pliosen. Pengendapan

sedimen Klasaman terjadi sepanjang Pliosen akibat penenggelaman ini.

Sesar ini telah membalikkan polaritas cekungan dari berdeposenter di sebelah

selatan menjadi berdeposenter di sebelah utara. Sesar ini juga telah menyeret Pulau

Salawati berputar melawan arah jarum jam sehingga membuka Selat Sele dan

mengakibatkan terbentuknya jalur-jalur kompresi antiklinorium di sekeliling

cekungan (Satyana, 2011). Struktur-struktur antiklin besar sebagai bagian sistem

16

Studi ditribusi fasies dan paleogeografi formasi kais untuk pengmbangan prospek lapangan " X" pada cekungan salawati,
Papua Barat , Indonesia
Rifky Nuraza Putra
flower structure terbentuk di sekitar Selat Sele oleh mekanisme sesar mendatar sintetik

sinistral yang berasosiasi dengan Sesar Besar Sorong.

Gambar 2.4 Struktur Regional Cekungan Salawati (Satyana, 2003)

17

Studi ditribusi fasies dan paleogeografi formasi kais untuk pengmbangan prospek lapangan " X" pada cekungan salawati,
Papua Barat , Indonesia
Rifky Nuraza Putra

Anda mungkin juga menyukai