Anda di halaman 1dari 63

GEOMORFOLOGI

UMUM
Nugroho Hari Purnomo

-Bentuklahan Marin
-Bentuklahan Organik (terumbu
karang)
-Bentuklahan Fluvial
Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial & Hukum
Universitas Negeri Surabaya, 2015
3
J Bentuklahan Marin (marine)
Zona Marin
{marine  berkaitan dengan lautan (samudera) atau laut}
PESISIR (coast) LAUT (sea) LAUTAN (ocean)

0 Continental shelf

Continental slope Offshore islands arc


1

continental rise
Kedalaman (Km)

Continental Margin
3 Ridge
Trench
Trench
4

5
Basin

6
definisi
Pesisir (Coast)  Lahan dengan lebar tidak tentu (dapat beberapa
km) yang membentang dari garis pantai sampai perubahan
medan pertama yang besar di bawah laut (Snead, 1982)
Laut (Sea)  Bentuk umum kumpulan air asin di permukaan bumi,
khususnya pada kontinen
(Mediterania, Karibia, Merah, Cina Selatan, Baltik, dll.)
Lautan / samudera (Ocean)  badan air utama yang menempati
cekungan besar di permukaan planet bumi (Pasifik, Atlantik,
Hindia, Artik, dan Antartik)

PANTAI (shore)  jalur sempit daratan pada pertemuan dengan laut,


meliputi antara garis air tinggi dengan garis air rendah (CERC, 1984)
GISIK (beach)  pantai dengan material berupa sedimen lepas
TELUK (bay, gulf) tubuh air yg relatif kecil dng tiga sisinya dibatasi oleh
daratan. Teluk = semi-enclosed sea (laut setengah tertutup)
ESTUARI (estuary)  kawasan perairan muara sungai yang dipengaruhi
oleh pasang surut, dgn salinitas < dari air laut, dan > dari air sungai
PELAGIK
OSEANIK NERITIK
Garis pasang tertinggi
FOTIK

Epipelagik
Garis surut terendah
100 m

Mezopelagik
700 - 1000 m

Batipelagik
BENTIK
AFOTIK

2000 - 4000 m

Abisalpelagik
6000 m

Hadal
pelagik

10000 m

Nybakken, W. James (1992) Dibahas detail di Oseonografi


Fokus geomorfologi marin : Wilayah kepesisiran

 geomorfologi kepesisiran
Wilayah kepesisiran :
wilayah peralihan antara daratan dan lautan, ke arah darat
mencakup daerah yang masih terkena pengaruh percikan air laut
atau pasang surut, dan ke arah laut meliputi daerah paparan
benua (continental shelf) (Beatley, et al., 1994)
Daerah pertemuan antara daratan dan laut, ke arah daratan
meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air yang
masih terpengaruh sifat-sifat laut, seperti pasang surut, angin
laut, dan perembesan air asin; sedangkan ke arah laut mencakup
bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang
terjadi di daratan, seperti sedimentasi dan aliran air tawar,
maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia seperti
penggundulan hutan dan pencemaran (Soegiarto, 1976)
RELIEF
Wilayah Laut Wilayah Kepesisiran (Coastal Area) Lahan Buritan (Hinterland)
(Sea)
Pantai (Shore) Pesisir (Coast) Dat. aluvial Dataran aluvial Perbukitan dan
Gumuk Beting kepesisiran (Alluvial plain) Lerengkakinya
pasir gisik (Coastal (Hilly and Foot slope)
alluvial plain)
Shoreline

Coastline
(Sand (Beach
dune) ridge) atau
Zona Zona pecah Rawa belakang
gelombang gelombang (Back swamp)
(Wave zone) (Breakers Swale
zone) berair Swale
Gisik (Beach) (Lagoon kering
Garis pasang )
tertinggi
Beting gisik tua yang terpendam
Garis surut Material pasir
Material lempung
terendah Material pasir berlempung
berpasir
(Sand) (Clay sand)
(Sandy clay)

ZONA PECAH GELOMBANG LAUT


(Breakers Zone)
PANTAI & GISIK
WILAYAH (Shore & Beach)
KEPESISIRAN PESISIR
(Coastal Area) (Coast)
DATARAN ALUVIAL PESISIR
(Coastal Alluvial Plain) DARAT
Wilayah kepesisiran dengan cliff yang nyata

Hinterland
Wilayah Kepesisiran (Coastal
Wil. Laut
Area)
(Sea)
Pantai (Shore)

Garis pantai
(Shoreline)
Cliff
Garis pasang tertinggi
Runtuhan batuan
(Rockfall)

Wave zone Breakers zone

Garis surut terendah

Platform
Wilayah kepesisiran dengan psedo cliff

Hinterland

Wil. Laut Wilayah Kepesisiran (Coastal Area)


(Sea)
Cliff
Pantai (Shore)

Shoreline
Garis pasang tertinggi Psedo-Cliff

Wave zone Gisik saku


Breakers zone
(Pocked beach)

Garis surut terendah

Platform
PlatformPlatform
TIPOLOGI PRIMER Morfologi
pada pesisir
PESISIR SEKUNDER primer lebih
(Shepard, 1972)
dikontrol oleh
PESISIR PRIMER (PRIMARY COAST) proses-
proses
terestrial,
seperti: erosi,
deposisi,
Land
Erosion
vokanik dan
Coast Sub-aerial Deposition Coast diastropisma,
dari pada
aktivitas
organisme
Structurally maupun
Shaped proses marin
Volcanic Coast
Coast
PESISIR SEKUNDER (SECONDARY COAST)

 Morfologi pesisir yang


dibentuk akibat aktivitas
organisme seperti
pembentukan terumbu, dan
Marine
Deposition
akibat proses marin atau
Coast aktivitas gelombang.

Coast Built
by Organism

Wave
Erosion
Coast
PROSES
Faktor Variabel
Erosi Angin Kecepatan, arah, durasi
Marin Faktor laut Tinggi gelombang, panjang gelombang, periode
gelombang, kecuraman gelombang, cepat
rambat gelombang, kecepatan arus susur
pantai, julat pasut, stabilitas muka laut
Faktor pantai Kecuraman gisik, konfigurasi garis pantai,
kedalaman dasar laut, keterbukaan pantai,
resistensi batuan pantai, pasokan sedimen
Deposisi Gelombang Arus menuju pantai, arus susur pantai,
Marin pecah arus balik
Ingsutan Litoral Akresi lumpur, akresi pasir
Pasang surut Pola pasut, julat pasut, arus pasut
Organisme laut Pertumbuhan dan perkembangan
Sunarto, 2004
Proses : tenaga (energi) kepesisiran  bentuklahan spesifik

Tenaga
kepesisir
an :
 Angin
 Gelom
bang
 Arus
 pasut

Dibahas detail di Oseonografi


Energi arus  dinamika bentuklahan spesifik
wilayah pesisir
Arus :
1. On shore current(arus datang)
2. Longshore current (arus susur
pantai
3. Rip current (arus balik)
Bentuklahan kelompok gisik
Bentuklahan
Proses utama Ciri utama
spesifik
Gisik Deposisional Berupa pasir lepas hasil sedimentasi, deposisi, dan
abrasi, terpengaruh oleh pasang surut
Chenier Deposisional Gisik dengan material berupa rombakan cangkang moluska

Betinggisik Deposisional Berupa pasir lepas hasil deposisi dan ablasi, berbentuk
cembung memanjang sepanjang pantai
Ledok antar Deposisional Berupa pasir lepas hasil sedimentasi, berbentuk cekung
Betinggisik memanjang dibatasi oleh betinggisik
(swale)
Bura (spit) Deposisional Bentukan marin dari material yang berbentuk memanjang
terikat dengan daratan, sementara ujung satunya tidak
terikat
Tombolo Deposisional Bentukan marin dari material lepas yang yang mampu
menjadi penghubung dua darata yang berbeda

Penghalang Deposisional Bentukan marin dari material lepas yang kedua ujungnya
(barrier) tidak terkait dengan daratan

Foreland Deposisional Bentukan marin dari material lepas yang menjorok ke laut
Tombolo
Bentuklahan kelompok dataran
Bentuklahan spesifik Proses utama Ciri utama
Dataran aluvial Deposisional Merupakan daerah pengendapan material yang
pantai diangkut oleh air sungai dan air laut
Dataran banjir Deposisional Merupakan daerah pengendapan material
pantai proses sedimentasi yang berulang setiap kali
banjir
Laguna Deposisional Air laut diantara betinggisik dengan daratan
utama, terdapat outlet yang menghubungkan
dengan laut, sehingga masih terjadi sirkulasi
air laut
Laguna mati Deposisional Air laut diantara betinggisik dengan daratan
utama, tidak terdapat outlet yang
menghubungkan dengan laut
Rawa payau Deposisional Perairan rawa yang airnya payau dengan
kandungan bahan organik yang tinggi
Rawa belakang Deposisional Rawa yang terletak dibelakang tanggul sungai
delta pada wilayah delta
Muara Opak Yogyakarta Setelah 2014

Laguna

Bura (Spit)

Laguna : ada sirkulasi


antara air laut dengan
Sebelum 2014 tawar
Penampang melintang beting gisik dan ledok
di Pantai Selatan Kebumen
A

A
B

Pasokan material : terus menerus


Arus  berm spitlagunalaguna mati
Bekas berm dan spit  beting gisik
Laguna mati  ledok antar beting gisik
Bentuklahan kelompok delta
Bentuklahan spesifik
Proses utama Ciri utama

Delta Deposisional Dataran yang terbentuk oleh endapan material


pada wilayah delta
Delta straight (lurus) Deposisional Garis pantai lurus karena dominasi gelombang

Delta arcuate (busur ) Deposisional Garis pantai berbentuk busur atau sedikit lengkung ke
/ lobate (membulat) arah laut / Garis pantai berbentuk tonjolan membulat
ke arah laut
Delta cuspate (lancip) Deposisional Garis pantai berbentuk lancip seperti ujung tanduk

Delta elongate / Deposisional Garis pantai berbentuk memanjang dengan beberapa


digitate (menjari) aliran sungai utama menyerupai kaki burung
Delta irregular (tak Deposisional Garis pantai berbentuk tidak teratur akibat saling
teratur) pengaruh secara imbang antara pasut dengan
gelombang
Delta crenulate Deposisional Terjadi perimbangan keluarnya air sungai ke laut dan
/estuarine masuknya air laut ke sungai
Tipe Delta
AS
PNG

BRASIL
EROPA

AS
Delta membusur
Sungai Nil Mesir

Delta kaki burung Sungai


Mahakam Kalimantan Timur

Delta membulatSungai
Wulan Jepara
Bentuklahan kelompok risidual
Bentuklahan spesifik Proses
Ciri utama
utama
Teras marin (Marine Erosi Dataran berundak-undak di tepi laut yang terbentuk oleh
terrace) abrasi atau pengangkatan

Plataran pantai Erosi Pelataran hasil kikisan gelombang dan arus pantai yang
(shore platform) merupakan kelanjutan teras marin
Tebing marin (Sea Erosi Tebing sepanjang pantai akibat kikisan gelombang atau
cliff) arus, bisa juga karena pengangkatan (tektonik)
Gua marin (sea cave Erosi Gerongan pantai akibat kikisan gelombang atau arus
/ notch)
Plengkung marin (sea Erosi Lorong horisontal yang menembus tebing batuan pada
arch) sebuah tanjung akibat gelombang atau arus, dapat
merupakan kelanjutan dari gua marin
Tonggak marin (sea Erosi Pulau kecil dengan batuan resisten berbentuk pilar akibat
stack) kikisan gelombang atau arus, dapat merupakan kelanjutan
plengkung marin yang runtuh
Gerong pantai

gisik Teras Platform

Tonggak
marin Plengkung
marin
MATERIAL
Sumber material pantai :
- Erosi tebing
- Erosi sungai Sedimen pantai
- Erosi dasar laut

Sedimen Karakteristik
*Klastik Batuan lepas dari bahan rombakan
*Biogenik Material kalsium karbonat dari cangkang binatang
karang
#Kohesif Mineral lempung sekunder terikat
bersama tenaga elektrolit
#Tak kohesif Butiran padat berdiameter >0,06 mm
dan terikat bersama gaya gravitasi
Sunarto, 2004
Karakteristik sedimen Komposisi
minerologi
(jenis &
Karakteristik sedimen Kemasan jumlah)
butir
menginformasikan : (serangkaian
Ukuran butir
(gradasi
1. Diskriptif sedimen faktor yang
ukuran dlm
menyebabkan
Karak- skalamatrik)
2. Karakter lingkungan terbentuknya
pengemasan teristik
pengendapan sedimen

Orientasi butir
(kedudukan Bentuk butir
butir terhadap (keruncingan,
datangnya ketumpulan,
energi kebulatan,
gelombang/ tekstur
arus/angn) permukaan)

3. Mekanisme pengendapan
4. Variasi ukuran
menunjukkan variasi
karakter
PANTAI BERPASIR
- Sumber material masif tersedia melimpah
- Gelombang di pantai relatif kuat sehingga mampu membawa
sedimen ke perairan dalam di laut lepas
- Sering dijumpai berm (titik dari runup maksimum pada kondisi
gelombang normal)
- Dilokasi gelombang pecah terdapat longshore bar (offshore
bar) (gundukan pasir di dasar yang memanjang sepanjang
pantai)

PANTAI BERLUMPUR
- Kemiringan dasar laut / pantai sangat kecil
- Terdapat banyak muara sungai yang membawa sedimen
suspensi dalam jumlah besar ke laut
- Gelombang di pantai relatif tenang sehingga tidak mampu
membawa sedimen ke perairan dalam di laut lepas
STRUKTUR
Pantai pada
pulau yang
terbentuk
karena diduga
Pantai
akibat
pada pulau
pensesaran
yang
terbentuk
karena
pelipatan

Akibat
pengaruh
zona
subsduksi
WAKTU
Musim hujan Dinamika Pantai Baron
dalam waktu 1 tahun

Musim kemarau

Muara sungai bawah tanah


K Bentuklahan Organik
TERUMBU KARANG
Karang (coral)  hewan Terumbu karang 
tak bertulang belakang struktur di dasar laut
dari filum Coelenterata berupa deposit kalsium
ordo scleractinia, yang karbonat (CaCO3) yang
semua anggotanya dihasilkan terutama oleh
mempunyai skeleton hewan karang bersama-
(kerangka) batu kapur sama dengan biota lain
keras yang hidup di dasar laut
maupun kolom air.
Hewan karang penyusun terumbu karang,
terdiri dari polip (lunak) dan skeleton (keras)
 Polip terdapat tentakel (tangan-tangan) untuk menangkap
plankton sebagai sumber makanannya.
 Setiap polip karang
mengsekresikan zat
kapur CaCO3 yang
membentuk
kerangka skeleton
karang.
Polip dengan tentakel (tangan-tangan) yang
terlihat jelas serta yang tidak jelas
RELIEF
Zona geomorfologi
terumbu karang :
 Penyinaran,
 Sedimen & gelombang,
 Keterbukaan wilayah
Bentuk
terumbukarang
PROSES
Struktur geomorphologi & proses
pembentukan terumbu karang
Faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan terumbu karang
1. Suhu Perairan
Suhu ideal berkisar antara 27-
29°C. kenaikan suhu air laut
di atas suhu normalnya, akan
menyebabkan pemutihan
2. Cahaya Matahari
Karang hidup bersimbiosis
dengan alga zooxanthellae,
yang hidup di dalam jaringan
karang sehingga
memerlukan cahaya
matahari untuk proses
fotosintesis.
3. Salinitas
Salinitas ideal bagi pertumbuhan adalah berkisar antara 30-36 o / oo.
4. Sedimentasi
Butiran sedimen dapat menutupi polip karang
5. Kualitas perairan
Perairan yang tercemarmengganggu pertumbuhan dan
perkembangan karang.
6. Arus dan sirkulasi air laut
Arus dan sirkulasi air diperlukan dalam penyuplaian makanan,
oksigen dari laut lepas, proses pembersihan dari endapan
material yang menempel pada polip karang.
7. Substrat
Larva karang yang disebut planula memerlukan substrat yang
keras dan stabil untuk menempel, hingga tumbuh menjadi karang
dewasa. Substrat pasir akan sulit bagi planula untuk menempel.
MATERIAL
Kemampuan
Karang hermatifik
memproduksi  dapat membentuk bangunan karang,
menghasilkan terumbu dan
kapur penyebarannya hanya di daerah tropis.
Ada simbiosis mutualisme dengan
zooxanthellae, yang terdapat di
jaringan-jaringan polip binatang
karang dan melaksanakan fotosistesis.
(Bengen, 1986).
Makanan utama hewan karang
dipasok Zooxanthellae sebesar 98%
dari total kebutuhan makanan hewan
karang. Sumber makanan lainnya
berupa debris organik atau plankton
(Veron, 1986).
Karang ahermatipik
tidak menghasilkan
terumbu dan merupakan
kelompok yang tersebar
luas di seluruh dunia
L Bentuklahan Fluvial
DAERAH ALIRAN
SUNGAI (DAS) 
Unit analisis
bentuklahan fluvial
definisi
DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) Suatu wilayah
kesatuan ekosistem yang dibatasi oleh pemisah
topografi, berfungsi sebagai pengumpul, penyimpan,
dan penyalur air, sedimen, serta unsur hara dalam
sistem sungai yang keluar melalui outlet tunggal

Bentuklahan fluvial 
Bentuklahan yang terjadi
Input Hujan
akibat proses air mengalir
memusat (sungai) maupun
Proses DAS
oleh aliran permukaan
bebas (overland flow)
Output Bentuklahan
Sistem penetapan orde sungai pada suatu DAS

1 1 1 4 1 1 1 1
1 1 1
1 2 1 1
2
2 1 3 4 11 2 1 1 1
1 1 1 2 2 1
3 1 2 3 3 1
1 1 2 1
1 2 3
3 1 1
1 3 1 1 2 2 2
1 2 1 2 3 3
1
4
4

2 2 2 22 1 1 1
1 1
2 4 2 1 1 1
2 2 2
4 6 2 2 3 1 1
2 4 2 1 1 2 1
2 6 4 3
2 4 4 8 12 2 2 1 22 2 1 1
4 6
2 2 8
2
2 4 1 4 11 2
1
2 6 20 4 1 2 3 10 142 3
2 4 28 6 1
2 2 4 1038 10 1 25 5
1 19
48 24
Bentuklahan Fluvial Spesifik
Bentuklahan
Proses utama Ciri utama
spesifik
Dataran aluvial Deposisional Relief berbentuk datar yang luas di sisi aliran sungai yang
terbentuk oleh material hasil luapan sungai pada masa lalu

Dataran banjir Deposisional Relief berbentuk datar di sisi aliran sungai yang terbentuk
oleh material hasil luapan sungai yang masih sering
tergenangi apabila terjadi luapan, akan tetapi genangan
hanya bersifat sementara

Tanggul alam Deposisional Penghalang sepanjang sungai, merupakan deposit material


yang diluapkan oleh aliran air sungai

Teras deposisional Deposisional Bentuk undakan sepanjang sungai akibat penyempitan alur
yang dialiri air dengan material berupa endapan yang
dibawa oleh aliran air
Teras batuan dasar Erosional Bentuk undakan sepanjang sungai akibat penyempitan alur
yang dialiri air dengan material berupa batuan dasar
karena material deposisionalnya telah larut terbawa air
Bentuklahan Proses
Ciri utama
spesifik utama
Rawa belakang Deposisional Wilayah yang terletak di balik tanggul sungai
sungai dengan ketinggian hampir sejajar dengan sungai
sehingga apabila sungai meluap mudah tergenangi
dan genangan bertahan cukup lama
Kipas aluvial Deposisional Aliran sungai dengan bentuk menyebar dari suatu
ujung tunggal, merupakan kondisi peralihan dari
aliran yang sempit ke wilayah yang lebih luas

Gosong sungai Deposisional Pulau-pulau yang terletak di tengah aliran sungai


dengan material kasar
Meander Residual Cekungan membelok, bekas sungai yang
terpenggal / Danau terpenggal akibat terjadinya pelurusan sungai
Tapal kuda
Dasar sungai mati Deposisional Cekungan memanjang, bekas sungai yang tidak
dialiri air lagi
RELIEF & PROSES
Tanggul alam

Dataran banjir Sungai Dataran banjir


D Pembentukan teras sungai

E
Dataran banjir dengan sungai Teras Sungai
meander dan danau tapal
kuda

Kipas aluvial

Gosong Sungai
Pembentukan meander

 Semua sungai
berkecenderungan
mengalir membentuk pola
berliku-liku (sinuous
pattern)
 Air yang mengalir
cenderung turbulen
sehingga lengkungan dan
ketidakseragaman dalam
kanal membelokkan aliran
air ke sisi lain tepian
sungai
Proses di permukaan dasar sungai &
Pembentukan phothole
PENGARUH
GRADIEN
SUNGAI
TERHADAP
ARUS
1.Pelebaran Lembah
 Erosi Lateral pada Dinding Lembah oleh hydraulic
action;
 Pencucian dinding lembah oleh hujan (erosi
lembar);
 Pembentukan alur dan parit pada dinding lembah;
 Pelapukan dan gerak massa batuan/tanah pada
dinding lembah;
 Masuknya cabang sungai kedalam lembah sungai
utama.

erosional
2.Pendalaman Lembah 3.Pemanjangan Lembah
 Hydraulic ection, korosi o Erosi mundur (backward
dan korasi pada dasar erosion)
sungai o Berkembangnya sungai
 Pembentukan pot hole meander
 Pelapukan dasar lembah o Pengangkatan dataran
atau penurunan
 Peremajaan lembah
permukaan air laut
karena pengangkatan
wilayah atau penurunan deposisi
transport
air laut
Kejadian Banjir & Keadaan sungai setelah
pembentukan tanggul alam kejadian Banjir
pembentukan tanggul alam

Endapan material
yang potensial membentuk
tanggul alam
MATERIAL

Fines of Floodplain

Crossbeds of Bar

Gravel of bed

Erosion surface

Point Bar Sequence


STRUKTUR
2012 WAKTU

Sungai kecil berubah besar dalam waktu relatif cepat


Pada lintasan aliran lahar (kali Putih, Merapi) 
Dipengaruhi curah hujan, aliran, material, kemiringan dasar

Anda mungkin juga menyukai