Karst
Gisik
Samudera Lembah Karst
Pantai
Hindia
Aktif Pasif
Pasir Marin
material pasir putih yang
Platform
Batugamping Terumbu
langsung berbatasan
landai
kerucut karst.
Lepas Zona Rekreasi - Sempadan Pantai - Zona Ekonomi Zona
Pantai Subtidal Konservasi
Perikanan Wisata air dangkal Wisata pantai dan pesisir Pusat pelayanan fasilitas wisata Zona hijau
laut - Memancing - Jalan-jalan - Pelayanan fasili- - Penginapan - Parkir, WC (akasia, jati,
Wisata - Terumbu karang - Berjemur as (warung, - Warung makan - Telepon satelit, dll mahoni) dan
Bahari - Panjat tebing cliff Sempadan pantai souvenir, dll) budidaya
Agrowisata (pertanian, perkebunan,
terbatas
tambak)
Jalur hijau
Bukit
Laut Sub-tidal Gisik Pantai Lembah antar Perbukitan Karst
25 - 50 meter Aktif Pasif 100 - 300 meter
Continental
shelf landai
Continental
slope curam
Sub-aerial deposition coasts adalah pesisir yang
terbentuk akibat akumulasi secara langsung bahan-bahan
sedimen sungai, glasial, angin, atau akibat longsor lahan
ke arah laut.
Termasuk dalam kategori ini adalah proses pembentukan
DELTA dan RATAAN PASANG-SURUT.
Wilayah Wilayah Pesisir (Coastal Area) Lahan Buritan
Laut (Hinterland)
(Sea)
Pantai (Shore) Pesisir (Coast)
Dataran Perbukitan
Aluvial dan
(Alluvial Lerengkaki
Zona Zona Pecah Rataan pasang surut (Tidal Dat. plain) (Hilly and
Garis pantai (Shoreline)
UGM
Inundation in Terboyo Kulon, Semarang Utara, 2003 -2005
TPI Baru
101,7m
Reconstructed
house
Raised floor
UGM
1997
Perkembangan 2001
DELTA INDRAMAYU
di Jawa Barat
Ujunggebang Sedimen - Delta
* Tambak
* Mangrove
* Konflik Lahan
Eretan
Abrasi &
Polusi air
Drainase kota Glayem
Air bersih di
buruk àBanjir Balongan
wilayah pesisir
1998 = 1300 Ha
Decreasing of Segara
Anakan’s Lagoon Surface
(from 1995 up to April 2002)
SEMPADAN PANTAI LEBAR
2002 = 600 Ha
Main SEDIMENTATION
Problem 1 million M3 per year
Pantai (Shore)
Cliff
Garis pasang tertinggi
Platform
KARAKTERISTIK Structurally Shaped Coast
þ Topografi kasar dengan lereng terjal membentuk cliff yang
kuat, dengan pola garis pantai lurus memanjang.
þ Mampu meredam gempa dan gelombang tsunami dengan
risiko rendah, karena tebing cliff yang kokoh.
þ Erosi dan abrasi terjadi secara alami, dengan risiko rendah
(jika tidak ada infrastruktur) atau tinggi (jika ada bangunan
atau infrastruktur).
þ Tidak ada ancaman badai, banjir, atau banjir rob yang
membahayakan.
þ Padang lamun dan terumbu karang terdapat pada rataan
terumbu yang sempit (kurang berkembang di depan cliff),
atau tidak ada jika cliff berhadapan langsung dengan basin
samudra.
þ Tidak ada mangrove, estuari, lahan basah, dan gumuk pasir.
þ Aksesibilitas dan infrastruktur dapat dikembangkan dengan
kendala berat.
Sand dunes
Semenanjung dan Pantai ULUWATU
SEMPADAN PANTAI SEMPIT
Abrasi
Struktur Patahan dan Lipatan Pulau Peling
Escarpment
Coastline
Shoreline
gelombang gelombang
(Wave zone) (Breakers
zone)
Swale
berair
Swale
Gisik (Beach) (Lagoon)
kering
Garis pasang tertinggi
Permukiman
Sawah Perbukitan
Sand Bar
PANTAI
Sand Bar
Help me …!!!
!
!
GUMUKPASIR !
!
Pertumbuhan
Gumukpasir terganggu
oleh tutupan vegetasi Gumuk Pasir
hasil kebijakan !
reboisasi dan !
pembangunan rumah-
rumah liar di depan
formasi gumukpasir
Ciri Fenomena Alam di Sepanjang Pantai
Persawahan
Persawahan
Laguna
Lab.
Muara Alam
Estuari
Fm 2.410 µmhos/cm
Sd1
Fm
2.742 µmhos/cm
E Sd1
M2
M1 Gisik pantai
Fm Dataran fluviomarin
Sd1 Perbukitan Formasi Sentolo F
Sd2 Perbukitan Formasi Bemmelen
557 µmhos/cm
Sd3 Perbukitan Andesit Tua
Jalur Evolusi
Bagian Tengah
395000 mT 400000 mT 405000 mT 410000 mT 415000 mT
Sd 3
KEC. KOKAP
PETA HIDROGEOKIMIA
SATUAN BENTUKLAHAN
Genesis
Sd 2
PETA ZONASI AIRTANAH BEBAS
F
Sd 2 KEC. PENGASIH Sd 1
Pengasih Bentanglahan
Bentanglahan KwarterKepesisiran Kabupaten Bagian
Kabupaten Kulonprogo Kulonprogo
Selatan
U Hargomulyo D
D Fm U
UD U D U
9130000 mU
Sd 1
9130000
Sd 2
Hargorejo Tawangsari Bendungan
Fm D Kulur
U KEC. WATES
Kaligintung
GW 14 GW 12
Karangwuluh Temon Wetan Giripeni
GW 20 Proyeksi : Transverse Mercator
Janten Sd 1 Sistem Grid : Unit Transverse Mercator
GW 19 KEC. TEMON F2-Ca(HCO3)2 ∅ B4-CaCl2 - Datum Horizontal : WGS 84
Triharjo Fm
Fm F2-Ca(HCO3)2 ∅ Zone : 49 M
o
nt F1-Ca(HCO3)2 ∅ Kebonrejo
o
ow
GW 22 Krembangan
og
Demen
S. B
KEC. TEMON
GW 15
Kali Dengen Fb2-CaCl2 -
GW 21
GW 18 Gotakan
Fm F3-Ca(HCO
Sogan 3)2 ∅ KEC. SENTOLO
Palihan Ngestiharjo
Fb3-MgCl2 -
F2-Ca(HCO3)2 ∅ GW 17 Fm
GW 3 M2 Plumbon
GW 16 GW 13 Tayuban
Fb3-MgCl2 -
GW 4 GW 11
E
F1-Mg(HCO3)2 ∅ Glagah
Fb4-CaSO4 -
Kulwaru
Fb4-CaCl2 -
GW 10
F1-Ca(HCO3)2 ∅ B3-CaCl2 - Panjatan
9125000 mU
9125000
g
Sd 1
ran
M1 GW 2 Fm
F2-CaSO4 ∅ Bumirejo
S. Se Depok
GW 5 Bojong
F1-Ca(HCO3)2 ∅
Kanoman
Karangwuni KEC. LENDAH
F1-Ca(HCO3)2 ∅ GW 9
E Sidorejo
KEC. PANJATAN
M2 B3-CaCl2 -
Garongan GW 23 Jatirejo
GW 8 Wahyuharjo
Pleret Fb3-CaCl2 -
GW 25
Cara Pembacaan F1-Ca(HCO3)2 ∅
Bugel
Klas Brosot F2-Ca(HCO3)2 ∅
Fb - CaCl2 + K oreksi g aram lau t (Na +K +Mg )
3 GW 7
P ositif (>√12C l (e pm) M1 E
S a Tirtarahayu
Sub Tipe
K ation d omin an (Ca 2+) dan
m Pandowan
u F1-Ca(HCO3)2 ∅
Tipe
A nion domin an (Cl -) (ep m) d r
K esad ahan (Ca 2+
+ Mg 2+) a
H
T ipe 3 (S ang at ku at, 4 - 5 mmol) i n
Tipe Utama
d i GW 1
Konsen tra si C l a Karangsewu
(Ag ak payau , 1 5 0 - 3 00 p p m) Sub Tipe
9120000 mU
KEC. GALUR
9120000
F1-Mg(HCO3)2 ∅
Mg (HCO 3 )2 : Magnesium Bikarbonat GW 6
Tipe Utama Ca (HCO 3 )2 : Kalsium Bikarbonat F
Nomporejo
E
F : Airtanah tawar (Cl: < 150 ppm) MgCl2 : Magnesium Klorida F1-Ca(HCO3 )2 ∅ M2
GW 24
Fb : Airtanah agak payau (Cl: 150 - 300 ppm) CaCl2 : Kalsium Klorida
B : Airtanah payau (Cl: 300 - 1000 ppm) Kranggan
CaSO4 : Kalsium Sulfat
F2-Mg(HCO3)2 ∅
F
Tipe Klas
1 : Agak kuat (Ca+Mg: 1 - 2 mmol) ( - ) (Na+K+Mg < -√12Cl epm) M1
Banaran
2 : Kuat (Ca+Mg: 2 - 4 mmol) ( ∅ ) (-√12Cl < Na+K+Mg < +√12Cl epm)
o
og
3 : Sangat kuat (Ca+Mg: 4 - 8 mmol) ( + ) (Na+K+Mg > +√12Cl epm)
Pr
4 : Sangat kuat sekali (Ca+Mg: 8 -16 mmol)
S.
395000 400000 405000 410000 415000
Sumber:
Sumber :
LE G EN D A P R O V I NS I
J A WA T EN G A H
1. Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1 : 25.000 Tahun 1999
9 150000 mU
Satuan Bentuklahan : 1.2.Peta
Kontur Topografi CitraRupa BumiLandsat
Komposit Indonesia ETM skala
4571Tahun
: 25.000 Tahun 1999
2002
Rel Kereta Api Gisik Pantai Kompleks Beting Gisik, Swale, dan Gumuk Pasir 2.3.Citra Komposit Landsat
pApril ETM+
ada b ulan 457 Tahun
Agustus, 2 0 07 2002
M1 E Komplek Gumukpasir dan Swale Survei Lapangan, 2007
Sungai Jalan 3. Survei Lapangan, Juni 2008
M2 Beting
Beting Gisik
Gisik Tua Sd 1 Perbukitan Struktural Denudasional Formasi Sentolo P RO V I N S I
Dibuat oleh: Laboratorium,
4. Analisis Langgeng W ahyu Santosa
Juli 2008
U Lokasi Sampel D . I. Y O G Y A K A R T A
9100000 m U
a
Hi
n d
i a Dibuat oleh :
Penelitian
Antiklinal Da erah Penelitian
400000 mT 450000 mT
Langgeng Wahyu Santosa, 2008
Permukaan tanah
Muka airtanah
ρf
Up-conning
Air asin d
ρs
Interface
Q
Z = Qmax ≤ πd2K (∆ρ/ρf)
2πdK (∆ρ/ρf)
Kautu, Tinangkung Kautu, Tinangkung
ABRASI PANTAI
Lalong, Tinangkung Utara Lalong, Tinangkung Utara
ABRASI PANTAI
Wave erosion coasts merupakan pesisir dengan garis pesisir
yang terbentuk akibat aktivitas gelombang, yang mungkin
berpola lurus atau tidak teratur, tergantung pada komposisi
maupun struktur dari batuan penyusun, seperti pada proses
erosi atau abrasi gelombang pada tebing pantai.
Kerucut Karst Terjadi ABRASI terbentuk
Sea Caves
CLIFF
Batugamping Terumbu
berlapis dan diaklast
Batugamping Terumbu
berlapis dan diaklast
4
KARAKTERISTIK WAVE EROSION COAST
www.themegallery.com LOGO
Coasts built by organisms merupakan pesisir dengan
garis pesisir yang terbentuk akibat aktivitas hewan atau
tumbuhan, termasuk terumbu karang yang dibentuk oleh
alga dan oister (TERUMBU KARANG), dan padang lamun
(sea grass atau sea weed).
Pesisir tipe ini umumnya dijumpai pada daerah-daerah
tropikal, INDONESIA TENGAH dan TIMUR.
Darat Pesisir Pantai Paparan Benua Lereng Kaki Dataran
Abisal
Terumbu
karang
Endapan Endapan Endapan
kasar halus karbonat Turbidit
BANGGAI KEPULAUAN
KARAKTERISTIK Coast Built by Organism
Gisik Pantai
Zona Lithoral