BERKEMBANG
(Studi Kasus Negara Inggris dan Maladewa)
Oleh :
PASCASARJANA GEOGRAFI
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Wilayah kepesisiran merupakan suatu kawasan dengan potensi sumberdaya alam yang sangat
beragam. Wilayah ini juga sangat dinamis akan perubahan baik yang disebabkan oleh alam
maupun akibat aktifitas manusia. 15 % dari permukaan bumi pada dasarnya merupakan
kawasan pesisir dimana tidak kurang dari 40% penduduk dunia bermukim dan/atau
beraktifitas pada wilayah pesisir. Kondisi seperti ini tentu saja akan mempengaruhi
kelestarian wilayah pesisir karena dengan sempitnya wilayah pesisir yang dihuni atau
menjadi sebagian besar pusat aktifitas penduduk dunia akan memberikan tekanan-tekanan
Di Eropa, hampir sebagian penduduk beraktifitas pada kawasan yang sempit ini
kilometer garis pantai yang ada di benua Eropa. Sehingga sangat wajar jika Negara-negara
yang memiliki garis pantai atau potensi pesisir yang baik menaruh perhatian yang sangat
besar pada kawasan ini, apalagi kawasan pesisir merupakan kawasan yang bernilai sangat
Transisi antara daratan dan lautan di wilayah pesisir telah membentuk ekosistem yang
beragam dan sangat produktif serta memberikan nilai ekonomi yang luar biasa terhadap
sosial-ekonomi “nilai” wilayah pesisir terus bertambah. Konsekuensi dari tekanan terhadap
pesisir ini adalah masalah pengelolaan yang timbul karena konflik pemanfaatan yang timbul
memiliki kepedulian terhadap wilayah ini, khususnya di bidang lingkungan dalam konteks
dunia bertempat tidak jauh dari laut. Alasannya, kawasan ini memiliki potensi sumber daya
kelautan dan perikanan, serta memudahkan terjadinya perdagangan antar daerah, pulau dan
benua. Selain itu, wilayah pesisir juga merupakan daerah penghambat masuknya gelombang
Kebijakan-kebijakan apa yang di ambil oleh pemerintah negara maju dan berkembang, dalam
Inggris adalah negara bagian terbesar dan terpadat penduduknya dari negara-negara bagian
yang membentuk Persatuan Kerajaan Britania Raya dan Irlandia Utara (United Kingdom of
Great Britain and Northern Ireland). Negara-negara lainnya adalah Skotlandia, Wales dan
Irlandia Utara. Seringkali nama Inggris dipakai untuk menyebut keseluruhan negara ini.
Sesungguhnya secara politik, Inggris atau England adalah salah satu kerajaan bagian dari
serikat kerajaan (United Kingdom) bersama kerajaan bagian lainnya yaitu Wales dan
Scotland yang wilayahnya berada di pulau Britania, serta Ulster yang wilayahnya menempati
bagian Utara pulau Eire (Irlandia Utara). Sementara itu bagian selatan pulau Eire secara
politik merupakan wilayah Republik Irlandia. Dengan demikian United Kingdom atau UK
dimaksudkan pada serikat kerajaan yang terdiri atas England, Wales, Scotland dan Ulster atau
sering pula disebut Britania Raya. Namun, Inggris atau England tetap memiliki kewenangan
lebih, dalam kendali persatuan atau perserikatan kerajaan tersebut. Inggris termasuk salah
satu negara Eropa yang maju di dunia. Pendapatan per kapitanya mencapai 24.340 dolar AS.
Secara astronomis Inggris terletak diantara 50º LU – 60º LU dan 8 BBº – 2º BT. Secara
geografis terletak di sebelah barat daratan Eropa. Meninjau dari lingkup yang lebih luas lagi,
letaknya sangat strategis karena berada di jalur transportasi dan perdagangan antara Eropa
2.1.3 Iklim
Inggris memiliki iklim laut sedang, dengan suhu tidak lebih rendah dari 0 °C (32 °F)
pada musim dingin dan tidak lebih tinggi dari 32 °C (90 °F) pada musim panas. Cuacanya
relatif lembab dan seringkali berubah-ubah. Cuaca terdingin terjadi pada bulan Januari dan
Februari, terutama di wilayah pesisir. Sedangkan cuaca terpanas berlangsung pada bulan Juli.
Bulan dengan cuaca sedang dan hangat adalah bulan Mei, Juni, September dan
Atlantik. Inggris berlokasi di lintang utara dan pemanasan laut dihantarkan oleh Arus Gulf.
Curah hujan yang lebih tinggi terdapat di wilayah bagian barat, dan kawasan di bagian Danau
District menerima hujan yang lebih sering dibandingkan dengan tempat manapun di
Inggris. Sejak pencatatan cuaca mulai dilakukan, suhu tertinggi yang tercatat adalah 38,5 °C
(101,3 °F) pada tanggal 10 Agustus 2003 di Brogdale, Kent. Sedangkan suhu terendah adalah
2.1.4 Penduduk
Jumlah penduduk ±60.000.000 jiwa. Karena wilayah Inggris relatif kecil (± 244.820 Km²)
dibandingkan dengan jumlah penduduknya, maka Inggris merupakan salah satu negara
terpadat penduduknya. Kepadatan penduduknya cukup tinggi yaitu mencapai 241 jiwa/Km².
Penduduk urban atau penduduk yang tinggal di kota pun sangat tinggi yaitu mencapai 90%.
Mengingat banyaknya arus imigran atau penduduk yang masuk ke Inggris, maka akhirnya
disebut orang Inggris yaitu bangsa Kelt (Skot, Irlandia, Welsh) dan bangsa Jerman (Anglo,
2.1.5 Perekonomian
Berdasarkan indikator di atas pada awal pembahasan, jelas menunjukkan bahwa Inggris
merupakan salah satu negara maju di dunia. Sejak digulirkannya revolusi industri di Inggris,
1. Perindustrian
Pada sektor industri, Inggris telah lama berkembang dan termasuk Negara terkemuka
di Eropa. Jenis industri penting dan merupakan produk ekspor Inggris, yaitu baja,
kapal laut, mobil, kereta api, tekstil, pesawat terbang, alat pertanian, barang
h. Industri tekstil (Lancashire, Glasgow, Manchester) bahan dasar kapal diimpor dari
2. Pertambangan
Inggris memiliki deposit batu bara dalam jumlah besar. Pusat-pusat penambangan
Selatan.
Pegunungan Cambrian Utara menghasilkan tembaga, timah hitam, seng, dan mangan.
Dari pegunungan Pennine dan Cambrian dihasilkan timah hitam, tembaga, biji besi,
dan seng, sedangkan di Midlands terdapat tambang timah hitam, biji besi, dan
tembaga.
adalah kentang dan sayur mayor terdapat di Lancashire, gandum, barley, dan bit gula
terdapat di Pegunungan Anglia Timur, Kent, Worcester, dan Devon. Susu dan
mentega terdapat di England, Ternak babi dengan ayam terdapat di Yorkshire dan
Lancashire. Hasil hutan terdapat di England, Wales, Skotlandia, dan Irlandia. Ikan
haring dan cod terdapat di perairan laut utara dan Samudra Atlantik.
4. Perdagangan
Barang-barang ekspor Inggris adalah mesin-mesin, barang kimia, wol, tekstil, sintesis,
mobil, truk, plat-plat baja, lokomotif, pesawat terbang, mesin pertanian, dan alat-alat
Permasalahan yang muncul baik sebagai akibat dari kondisi alamiah pesisir maupun kegiatan
yang dilakukan di Negara Inggris ini sangatlah kompleks. Permasalahan yang ada dapat
ditinjau dari dua sisi yakni secara fisik maupun ekologis. Secara fisik permasalahan yang
muncul di sepanjang pesisir Inggris adalah erosi, abrasi dan banjir. Sementara secara
ekoloogis yakni meningkatnya tingkat sedimentasi serta banyak gumuk pasir yang terancam
Kondisi pasang surut di beberapa garis pantai juga sangat mempengaruhi bentang
alam pesisir di Negara ini. Di area pantai banyak membentuk sedimen sehingga terjadi
pelebaran garis pantai. Sedimen ini pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh kenaikan muka air
laut terhadap pantai serta ditentukan oleh morfologi pantai itu sendiri. Sementara itu, abrasi
terjadi pada tebing-tebing (cliff erosion) atau pada dataran pantai. Ancaman yang paling
Groynes merupakan penghalang arus yang terbuat dari kayu ataupun batu/beton,
sedangkan sea walls selain dapat mengatasi erosi atau abrasi juga dapat mengatasi
Bangunan ini pada dasarnya adalah blok beton besar dan batu-batu alam yang
menyaring energi gelombang dan pasang surut. Gelombang yang datang ke pantai
Cliff Stabilization ini digunakan untuk menahan tebing yang menggunakan atau
memanfaatkan struktur alami seperti tanaman, pagar dan terasering, dalam membantu
Banjir rob pada wilayah pesisir juga dapat dicegah atau diatasi dengan pembangunan
pintu air yang salah satu contohnya adalah Pintu Air Themes (Themes Barrier). Teknik
konstruksi pintu air ini pada awalnya diperkenalkan setelah Banjir Rob pada wilayah
utara Inggris di tahun 1953 dan merupakan metode profilaksis untuk mencegah
kerusakan dari badai atau jenis lain dari bencana alam yang dapat merugikan daerah
dimana tempat masyarakat bermukim. Pintu air ini pada dasarnya terbuka bebas untuk
memperlancar saluran air, namun pada kondisi tertentu dimana bahaya mengancam,
pintu air ini langsung ditutup agar debit air yang masuk sebagai aliran permukaan
dapat dikontrol.
Pendekatan ini dilakukan dengan memanfaatkan alam sebagai basis pertahanan alami
suatu wilayah. Beberapa bentuk Soft Engineering yang dikembangkan atau diterapkan di
a. Beach Replenishment.
Pada dasarnya merupakan rekayasa keteknikan yang melibatkan pasir pantai dari
daerah lain dan menumpuk di atas pasir yang ada. Pasir yang dilibatkan harus
memiliki kualitas yang sama dengan bahan pantai yang ada sehingga dapat terintegrasi
dengan proses alam yang terjadi pada wilayah yang bermasalah, tanpa menimbulkan
efek samping. Beach replenishment ini pada dasarnya dapat digunakan bersamaan
dengan konstruksi groyne, karena satu sama lain saling mendukung. Skema ini
memerlukan pemeliharaan yang baik, dimana penempatan pasir pantai harus dilakukan
secara konstan, yakni antara 1 sampai 10 tahun sekali. Biaya yang dibutuhkan
mencapai antara £ 5,000 - £ 200.000 per 100 meter, ditambah struktur kontrol,
pertumbuhan dune dengan menjebak dan menstabilkan pasir yang dihembuskan dari
laut.
c. Beach Drainage.
Beach Drainage atau drainase pantai juga dikembangkan oleh pemerintah dalam
mengatasi erosi, abrasi, penyempitan pantai maupun banjir. Drainase pantai atau
dewatering berfungsi dalam menurunkan muka air tanah di area pantai. Hal ini
air tanah pada wilayah pantai memiliki pengaruh yang sangat penting pada deposisi dan
erosi di wilayah peisisir. Muka air tanah meninggi bersamaan dengan laju erosi pantai, dan
sebaliknya, sebuah air tanah menurun seiring dengan agradasi pantai (muka pantai jenuh),
selama aliran balik dan memperpanjang aliran laminar. Sebaliknya, tingginya kondisi air
tanah dapat mengurangi erosi pantai. Dengan pantai dalam keadaan jenuh, Grant
mengusulkan bahwa kecepatan aliran balik dipercepat dengan penambahan rembesan air
tanah yang keluar dari pantai. Sistem ini mengakibatkan air laut yang dikumpulkan memiliki
kemurnian yang tinggi karena efek filtrasi pasir. Air hasil sistem ini dapat dibuang kembali
ke laut, tetapi juga dapat digunakan untuk mengoksidasi ekosistem pada laguna / marina atau
langkah-langkah preventif guna menhindari resiko dari bahaya serupa. Langkah preventif ini
dilakukan melalui monitorting wilayah kepesisiran dan sekitarnya sehingga dapat dilihat pola
atau trens dari bahaya ke depannya serta cara dalam menanggulanginya. Monitoring tersebut
dilakukan dengan berbagai tahapan atau cara diantaranya; menempatkan alat peringatan dini
yang berfungi dalam bencana-bencana catastrofi seperti tsunami, maupun badai. Pemetaan
garis pantai juga dilakukan dalam usaha monitoring wilayah pesisir. Pemetaan garis pantai
secara berkelanjutan ini sangat berguna untuk mengetahui perubahan garis pantai dari tahun
ke tahun. Data perubahan garis pantai sangat diperlukan sebagai landasan dalam penentuan
suatu wilayah masuk ke dalam rawan erosi, abrasi atau tidak, sehingga upaya-upaya
penanggulangan selanjutannya dapat diterapkan secara efisien dan efektif. Pemetaan garis
pantai ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan beberapa sumber data, diantaranya; survey
Negara Inggris merpakan negara industri yang hampir seluruh pendapatan negaranya berasal
dari industri dan pajak. Pengelolaan wilayah kepesisiran Inggris berfokus kepada Pariwisata
Republik Maladewa merupakan negara kepualauan yang terdiri dari kumpulan atol (suatu
pulau koral yang mengelilingi sebuah laguna) di Samudera Hindia. Penduduk setempat
Sejak tahun 1887 hingga kemerdekaan Maladewa pada 26 Juli 1965, negara ini
menjadi bagian dari perwalian Inggris. Sejak tahun 1153 hingga 1968, negara ini berbentuk
kesultanan Islam yang independen. Setelah memperoleh kemerdekaan dari Inggris, bentuk
pemerintahan kesultanan hanya bertahan selama tiga tahun dan kemudian dihapuskan serta
Republik Maladewa merupakan pulau dari 26 atol alami yang terdiri atas 1.190 pulau
kecil dataran rendah. Maladewa terletak di sebelah paling barat di wilayh teluk Bengal dan
berlokasi sekitar 700 km barat daya Srilangka dan 500 km selatan Pulau Lakhshadweep
India. Kepulauan Maladewa berada di sebelah barat daya pesisir India yaitu 7º 06‟ 30” LU
sampai 3 º 15‟ LU dan 72 º 32‟ 30” BT sampai 73 º 45‟ 54” BT dengan batas wilayah
sebagai berikut:
3.1.3 Iklim
Maladewa didominasi oleh iklim monsoon India yang merupakan sistem iklim utama dunia
yang mempengaruhi wilayah Africa dan Asia. Negara ini mengalami dua monsoon yang
berbeda (Desember- April) selama angin berhembus dari arah timur-utara dan monsoon barat
daya (Mei-Oktober) ketika sebagian besar angin dari arah selatan ke barat.
3.1.4 Penduduk
Penduduk Maladewa disebut orang Divehi. Mereka menamakan negara mereka Divehi
rājje yang berarti Kerajaan Kepulauan. Secara etnografi, orang Divehi dibagi menjadi tiga
kelompok yaitu kelompok utama penduduk Maldives yang menempati IhavandippuỊu (Haa
Alif) hingga Haddummati (Laamu), kelompok selatan Maladewa yang mendiami tiga atol
paling selatan di ekuator, dan penduduk Minicoy yang menempati pulau sepanjang 10 km
Berdasarkan sensus penduduk 2014 populasi Maladewa sebanyak 402.071 jiwa yang
terdiri atas 338.434 jiwa adalah penduduk local dan 63.637 adalah pendatang. Jumlah
tersebut tidak termasuk 5.589 penduduk Maladewa yang nomaden. Sehingga jika
Pada pertengahan 2015, rata-rata angka kelahiran dan kematian diperkirakan 22 jiwa
kelahiran dan 3 kematian per seribu jiwa. Biro Kependudukan Maladewa menyebutkan pada
tahun 2015 bahwa rata-rata pertumbuhan populasi mencapai 1,9% per tahun yang
mengakibatkan peningkatan dua kali lipat dalam periode 36 tahun. Peningkatan jumlah
penduduk di Maladewa dapat lebih tinggi disebabkan potensi migrasi internasional yang
bertambah.
3.1.5 Perekonomian
Sebagai negara yang dikelilingi oleh laut, Maladewa sejak lama mengandalkan sektor
merepresentasikan basis aktivitas ekonomi yang paling penting di negara Maladewa yang
menghasilkan nilai ekonomi yang besar. Nilai biodiversitas berimplikasi sangat besar secara
langsung. Sektor perikanan dan pariwisata merupakan pendapatan utama negara dengan
kontribusi 7% sektor perikanan dan 20% sektor pariwisata terhadap Gross Domestic Produk
(GDP). Pariwisata merupakan sektor ekonomi terbesar negara Maladewa sebab memainkan
peran penting dalam penghasilan pertukaran mata uang asing. Kepulauan Maladewa menjadi
menikmati keindahan dan memanjakan diri yang disuguhkan oleh alam kepada wisatawan.
Jumlah kedatangan wisatawan meningkat dengan rata-rata 10% per tahun selama
sekitar 10 tahun terakhir, kecuali saat terjadi Tsunami Desember 2004 terjadi penurunan
secara signifikan sepanjang 2005. Tsunami menyebabkan tutupnya sejumlah resort dan
pembatalan kunjungan wisata sebanyak 35.9% di tahun 2005. Meskipun begitu wisatawan
kembali mengunjunginya setelah kejadian Tsunami tersebut. Pada tahun 2006 rata-rata
1. Pencemaran Lingkungan
Republik Maladewa terdiri dari pulau-pulau kecil yang rentan terhadap kerusakan
lingkungan, salah satunya adalah pencemaran. Sumber pencemaran wilayah pesisir dapat
berasal dari darat maupun laut itu sendiri. Jarak darat dan laut yang dekat mengakibatkan
Maladewa sebagian besar bersumber dari dan oleh karenanya akan memberikan kontrol dan
yang paling berpengaruh diantaranya dari darat yaitu kontaminasi dari limbah padat, sampah
dan pembuangan air limbah, pertanian dan mariculture sedangkan dari laut yaitu penemaran
Pariwisata mulai berkembang pada tahun 1972 di Maladewa dan meningkat dari
tahun ke tahun. Sebaliknya yang terjadi, kontribusi sektor perikanan menjadi kurang penting.
Tahun 1970 sektor perikanan berkontribusi sekitar 30% terhadap GDP dibandingkan dengan
eksploitasi yang didapatkan dari aktifitas pesisir. Terdapat kekurangan integrasi lingkungan
antar sektor dan konservasi biodiversity diberikan hanya sebagai prioritas kecil dalam
laporan 5 tahun terakhir, penganggaran pemerintah pada lingkungan hanya sekitar 1% dari
semua alokasi anggaran sektor publik dan sumbangan menghabiskan hanya 3%.
4. Ancaman Lingkungan
lingkungan seperti:
1. Kenaikan muka air laut oleh pemanasan global. Sekitar 80% area daratan berada
3. Erosi pantai
4. Pencemaran air
6. Kerusakan alami dan campur tangan manusia pada sistem terumbu karang
laguna.
8. Aksesibilitas dan konektivitas pulau-pulau kecil yang sulit, garis pantai alami, luasan
Maldives Island sering kali disebut sebagai surga yang tertinggal. Memang tidak
mengherankan apabila banyak orang menyebut negara kepulauan ini dengan sebutan itu,
karena negara kecil ini mempunyai pesona pantai yang begitu eksotis dan juga memiliki
pemandangan bawah laut yang sangat indah. Pengembangan pariwisata bahari di pulau pulau
kecil di Maladewa diatur dalam Undang-undang yaitu “MALDIVES TOURISM ACT (Law
No.2/99)”. Undang undang ini sangat simpel dan terarah betul, tidak komprehensif, karena
komprehensif berpeluang besar tumpang tindih dengan Undang Undang lain yang sama sama
komprehensif.
Maldives Island saat ini tengah membangun sebuah pulau berbentuk bintang yang
akan dinamakan Star Island. Pulau super mewah ini akan menjadi hotel konvensi terapung
yang mewah setelah selesai nantinya. Star Island dirancang sedemikian rupa hingga hasil
akhirnya nanti akan berbaur secara alami dengan pulau-pulau di sekitarnya. Pulau berbentuk
bintang berwarna hijau ini seolah-olah menggambarkan Maldives Island yang ingin
menaklukkan perubahan iklim. Hotel terapung ini rencananya akan menjadi lokasi utama
1. Environment Protection Agency (EPA) telah mengidentifikasi sejumlah area laut yang
dilindungi dan lingkungan yang rentan di seluruh Maladewa dan beberapa diantaranya
sudah dibangun. Titik konsentrasi keanekaragaman hayati darat dan laut yang memiliki
Meskipun begitu, upaya pengelolaan area tersebut terhambat disebabkan oleh perencanaan
manajemen dan mekanisme perencanaan yang buruk. Hal ini memicu konflik
pemamfaatan lahan antara industri pariwisata, nelayan, dan penambang pasir. Sebuah
pariwisata. Program yang sama perlu diperkenalkan di seluruh MPA dan di lingkungan
2. Pengelolaan yang tepat dan mendesain MPA untuk mengurangi dampak aktivitas manusia
dengan pengelolaan rencana yang dikembangkan oleh lembaga pemerintah, sektor swasta
Sementara itu pemerintah Maladewa juga memberikan dukungan dalam praktek Pengelolaan
2. Mendukung pemerintah dalam pengadaan sistem pengelolaan sampah yang baik di Pulau
Thilafushi.
3.1 Kesimpulan
wilayah kepesisiran antara negara maju dan berkembang (Studi kasus Inggris dan Maladewa)
BOBLME, (2010). Coastal Pollution Loading And Water Quality Criteria, August 2010,
Male, Maldives. BOBLME-2010-Ecology-06