Disusun Oleh:
Ajeng Titis Retnowulan 03211740000049
Hanifah Chesia Fawwaz Majid 03211740000079
Sulthan Muchammad Quds 03211840000034
Bonifasius Mahardika Trihandono 03211840000048
DAFTAR ISI............................................................................................................................ i
BAB I..................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2 Gambaran Umum Lokasi.............................................................................................................2
1.3 Landasan Hukum.........................................................................................................................2
BAB II.................................................................................................................................... 5
LINGKUP KEGIATAN........................................................................................................... 5
2.1 Tujuan dan Kegunaan Studi.........................................................................................................5
2.1.1 Tujuan............................................................................................................................5
2.1.2 Kegunaan Studi..............................................................................................................5
2.2 Ruang Lingkup Pekerjaan.............................................................................................................5
2.3 Komponen Kegiatan Yang Ditelaah..............................................................................................6
2.4 Lingkup Komponen Lingkungan Yang Ditelaah............................................................................6
2.4.1 Rona Lingkungan Hidup Awal...............................................................................................6
2.4.2 Komponen Lingkungan Hidup Yang Ditelaah........................................................................7
2.5 Isu – Isu Pokok.............................................................................................................................9
2.5.1 Proses Pelingkupan AMDAL........................................................................................9
2.5.2 Lingkup Wilayah Studi.................................................................................................57
BAB III................................................................................................................................. 61
METODA STUDI.................................................................................................................. 61
3.1 Metoda Pengumpulan dan Analisis Data.................................................................................61
a. Data Kualitas Tanah.......................................................................................................61
b. Data Kualias Air...............................................................................................................61
c. Data Kualitas Udara dan Kebisingan.........................................................................62
d. Data Biologi......................................................................................................................63
e. Data Lalu Lintas..............................................................................................................65
f. Data Sosial Ekonomi......................................................................................................65
3.2 Metoda Prakiraan Dampak Penting.........................................................................................67
3.3 Metoda Evaluasi Dampak Penting............................................................................................68
BAB I
PENDAHULUAN
1
lingkungan sekitarnya, terutama terhadap komponen-komponen lingkungan Fisik-
Kimia, Biologi, Sosial-Ekonomi dan Kesehatan Masyarakat.
Dokumen Amdal ini akan merekomendasikan langkah-langkah yang diperlukan
dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan secara optimal, komprehensif untuk
mencegah pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup. Selanjutnya Amdal ini
akan dijadikan sebagai acuan utama bagi pengoperasian Bandara Udara di Kota Kediri,
Provinsi Jawa Timur dalam melaksanakan perencanaan pengelolaan bandara yang
berwawasan lingkungan.
1. Kecamatan Kota, dengan luas wilayah 14,900 Km2 terdiri dari 17 Kelurahan
2. Kecamatan Pesantren, dengan luas wilayah 23,903 Km2 tediri dari 15 Kelurahan
3. Kecamatan Mojoroto, dengan luas wilayah 24,601 Km2 tediri dari 14 Kelurahan
Seluruh Wilayah Kota Kediri dibatasi oleh wilayah Kabupaten Kediri, batas wilayah kota
Kediri:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Gampengrejo
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Wates dan Gurah
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kandat dan Ngadiluwih
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Grogol dan Semen.
2
Undang-undang:
1) Undang-undang Republik Indonesia No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
2) Undang-Undang No. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan
3) Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Peraturan Pemerintah:
1) Peraturan Pemerintah No. 40 tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestarian
Lingkungan Hidup
Peraturan Presiden:
1) Peraturan Presiden No. 40 tahun 2015 tentang Kementrian Perhubungan
Peraturan Menteri:
1) Peraturan Menteri Kesehatan No. KEP-416/Menkes/1990 tentang Kriteria Air Bersih
2) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 32 tahun 2017 tentang Standar
Baku mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk keperluan
Higine Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum
3) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep. 48/MENLH/11/1996 tentang
Baku Tingkat Kebisingan
4) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep.49/MENLH/11/1996 tentang
Baku Tingkat Getaran
5) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep.30/MENLH/10/1999 tentang
Panduan Penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan
6) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.26 tahun 2018 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penilaian serta Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup
dalam Pelaksanaan Pelayanan Perizinan Berusaha Secara Elektronik
7) Peraturan Meteri Perhubungan Republik Indonesia No. PM 39 tahun 2019 tentang
Tatanan Kebandarudaraan Nasional
8) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutaan No. P.38 tahun 2019 tentang Jenis
Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup
3
2) Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. Kep.299/11/1996
tentang Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial Dalam Penyusunan Analisis Mengenai
Dampak Lingkung
3) Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. Kep.124/12/1997
tentang Panduan Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat dalam Penyusunan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan
4) Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. Kep.08 tahun 2000
tentang Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam Proses Analisis
mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Peraturan Internasional:
Annex 14 Part IV about Standard and Recommended Aerodrome Operations.
ICAO; Annex 16 Environmental Management.
Airport Planing Manual Part 2 about Land Use and Environmental Control.
Peraturan Daerah:
Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 19 thun 2009 tentang Baku Mutu Udara Ambien
dan Emisi Sumber Tidak Bergerak
Meliputi peraturan daerah yang relevan dan terkait dengan studi ini yang dikeluarkan
oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
4
BAB II
LINGKUP KEGIATAN
5
d. Inventarisasi penanganan permasalahan kuantitatif dan kualitatif
e. Pengujian sampel analisis dan uji laboratorium faktor geofisik-kimia (kualitas
udara, kualitas air dan sebagainya), biologi, sosial ekonomi budaya dan
kesehatan masyarakat
f. Penyusunan laporan dan pengesahan AMDAL
Dalam pelaksanaan penyusunan studi tersebut, disetiap tahapan pekerjaannya
konsultan pelaksana selalu berkoordinasi dan melibatkan Dinas Perhubungan
Udara, termasuk kegiatas survei lapangan (pengambilan sampel, dan lainnnya).
6
4. Kualitas air permukaan
5. Kualitas udara
6. Kebisingan
b) Komponen Biologi
Kondisi flora dan fauna di wilayah studi
c) Komponen Sosial Ekonomi Budaya
1. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
2. Peluang berusaha
3. Pendapatan masyarakat
4. Kesempatan kerja
d) Komponen Kesehatan Masyarakat
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
e) Komponen Transportasi (Lalu Lintas)
Berkaitan dengan keselamatan dan keamanan berlalu lintas
2.4.2 Komponen Lingkungan Hidup Yang Ditelaah
Komponen lingkungan hidup yang ditelaah adalah komponen lingkungan
hidup diwilayah studi yang diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar, yaitu:
a.) Komponen Geofisik-Kimia
1. Kehilangan Tanah, Konstruksi bandara pada umumnya memerlukan
pemindahan tanah dan bahan konstruksi dalam jumlah besar. Kehilangan
tanah disebabkan karena pemindahan tanah untuk bahan urugan dan
penutupan (pengaspalan, pemadatan tanah)
2. Kualitas Tanah, Di bandara terdapat banyak zat yang berbahaya terhadap air.
Berasal dari zat berbahaya yang disimpan, dipindahkan, dan dipakai. Seperti
bahan bakar, minyak alam, bahan pembersih kimia, dan bahan pelarut.
3. Erosi tanah, Pembersihan lahan yang tidak tepat, gagal memperhatikan
karakteristik mekanika tanah dari tanah yang ada, penilaian keliru dari
kestabilan potongan atau kemiringan yang dipadatkan. Kelalaian total hal
dasar ini, dapat mengakibatkan longsoran tanah pada jalan teraspal tersebut
atau daerah langsung sekitarnya.
4. Kualitas Air Permukaan, Risiko terjadinya Polusi pada air permukaan tidak
dapat dipungkiri. Air hujan dapat terkontaminasi dengan permukaan aspal
pada lokasi bandara dimana terdapat zat zat pencemar yang tidak mungkin
dapat dihindarkan, terutama: oil residues, fuel residues, cleaning agents.
5. Kualitas udara, aktifitas pesawat terbang di udara tentu menimbulkan polusi.
Kenaikan polusi (HC, CO, NOx) dapat memberi dampak pada daerah
7
lingkungan sekitar bandara dikarenakan terdapat banyak pergerakan
pesawat, terutama pada wilayah yang pola cuacanya tidak banyak berubah.
6. Kebisingan, bunyi pesawat sering kali dianggap sebagai kebisingan terburuk
yang susah untuk dihindari. Tidak hanya itu, kegiatan lalu lintas disekitar
bandara juga bisa menjadi salah satu penyebab kebisingan.
b.) Komponen Biologi
1. Gangguan terhadap satwa liar, pencegahan khusus diperlukan di bandara
untuk mengurangi risiko terhadap lalu lintas udara yang disebabkan oleh
gangguan burung (bird strike).
2. Gangguan terhadap vegetasi, akan terjadi pemindahan tumbuhan pada
daerah yang secara langsung terdampak oleh aktivitas konsturksi fasilitas dan
sarana infrastruktur Bandara tidak dapat dihindarkan. Hal ini juga dapat
mengancam keberagaman hayati yang terdapat di daerah setempat.
3. Gangguan terhadap biota perairan, pada proses pembangunan bandara akan
terdapat air sisa pembersihan yang kemungkinan akan mengalir ke air
permukaan. Selain itu, pada tahap pengoperasian fasilitas sisi darat akan
semakin meningkat aktivitas di sekitar bandara yang mengakibatkan
meningkatnya intensitas air limbah yang akan dihasilkan dan dapat
menurunkan kualitas air permukaan. Penurunan kualitas air permukaan ini
akan mengakibatkan meningkatnya kekeruhan dan mempengaruhi biota
perairan di dalamnya.
c.) Komponen Sosial Ekonomi Budaya
1. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat, bila sebuah bandara dibangun di
dekat pemukiman, dampak yang menganggu adalah kebisingan, getaran dan
emisi gas buangan. Dengan dampak sosial yang sangat berat, pemindahan
penduduk sebaiknya dihindari dengan perencanaan yang tepat.
2. Terbukanya kesempatan kerja, dengan adanya kegiatan di bandara tersebut
akan terjadi penyerapan tenaga kerja baik di tahap konstruksi maupun tahap
operasi.
3. Terbukanya peluang membuka usaha, dengan adanya kegiatan yang
berlangsung di bandara akan meningkatkan peluang untuk membuka usaha
dikarenakan meningkatnya keramaian di sekitar bandara.
4. Peningkatan pendapatan masyarakat, dengan bertambahnya aktivitas di
sekitar bandara akan terjadi penyerapan tenaga kerja dan juga meningkatnya
peluang membuka usaha yang berpengaruh pada pendapatan masyarakat
setempat.
d.) Komponen Kesehatan Masyarakat
8
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), dalam tahapan konstruksi dan operasi
akan membutuhkan tenaga kerja pendukung demi memperlancar kegiatan.
Kegiatan tersebut berpotensi menimbulkan kecelakaan maupun dampak
kesehatan pada tenaga kerja yang dilibatkan.
e.) Komponen Transportasi (Lalu Lintas)
1. Resiko Kecelakaan, dengan adanya bandara yang berdekatan dengan tol ini,
memberbesar kemungkinan penampahan jumlah kendaraan yang akan
melaju disekitar bandara, hal ini tentunya berbanding lurus dengan
peningkatan resiko kecelakaan lalu lintas yang akan terjadi. Risiko terhadap
keselamatan harus dikurangi sebanyak mungkin dengan perencanaan dini
2. Perubahan akses transportasi, bandara baru ini dapat menyebabkan
perubahan terhadap arus lalu lintas, dan juga jalur transportasi (jalan) lainnya.
Dapat merubah system transportasi jalan masuk, seringkali dapat menopang
atau memulai perkembangan ekonomi. Atau sebaliknya dapat mempersulit
jalan masuk kalau misalnya jalur terportong oleh daerah baru untuk bandara.
2.5 Isu – Isu Pokok
Uraian isu-isu pokok yang dapat ditimbulkan akibat rencana atau usaha
dan/atau kegiatan sesuai dengan pelingkupan. Tata cara perlingkungan
sebagaimana dimaksud di dalam penjelasan umum.
2.5.1 Proses Pelingkupan AMDAL
Penentuan isu-isu pokok pembangunan Bandara Kediri dilakukan melalui
serangkain proses pelingkupan AMDAL sebagai berikut:
1. Identifikasi Dampak Potensial
Identifikasi yang dilakukan adalah dengan mempertimbangkan dan
memperkirakan dampak-dampak potensial apa saja yang sekiranya dapat terjadi
padatahap pra-konstruksi, tahap konstruksi dan tahap operasional
9
3. Peningkatan erosi
4. Penurunan kualitas udara
5. Peningkatan intensitas kebisingan
6. Kehilangan flora/fauna
7. Gangguan Keselamatan dan Keselamatan
Kerja (K3)
8. Perubahan akses transportasi karena lalu-
lalang alat berat
3 Pemadatan lahan 1. Peningkatan erosi
2. Penurunan kualitas udara
3. Peningkatan intensitas kebisingan
4. Gangguan Keselamatan dan Keselamatan
Kerja (K3)
5. Perubahan akses transportasi karena lalu-
lalang alat berat
4 Mobilisasi alat 1. Penurunan kualitas udara
2. Peningkatan intensitas kebisingan
3. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
4. Gangguan Keselamatan dan Keselamatan
Kerja (K3)
5. Perubahan akses transportasi karena lalu-
lalang alat berat
5 Proses pembangunan bandara 1. Penurunan kualitas tanah
2. Penurunan kualitas air permukaan
3. Gangguan terhadap biota perairan
4. Penurunan kualitas udara
5. Peningkatan intensitas kebisingan
6. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
7. Gangguan Keselamatan dan Keselamatan
Kerja (K3)
6 Pembangunan jalan 1. Penurunan kualitas air permukaan
2. Penurunan kualitas udara
2. Peningkatan intensitas kebisingan
4. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
5. Gangguan Keselamatan dan Keselamatan
Kerja (K3)
6. Perubahan akses transportasi karena lalu-
lalang alat berat
7 Pemasangan saluran dan 1. Penurunan kualitas tanah
penerangan 2. Penurunan kualitas udara
3. Peningkatan intensitas kebisingan
4. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
5. Gangguan Keselamatan dan Keselamatan
Kerja (K3)
6. Perubahan akses transportasi karena lalu-
lalang alat berat
10
8 Pemutusan Tenaga Kerja
Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
Konstruksi
TAHAP OPERASI
1 Pengoperasian Fasilitas Sisi Udara 1. Penurunan kualitas udara
2. Peningkatan intensitas kebisingan
3. Gangguan terhadap satwa liar
4. Gangguan Keselamatan dan Keselamatan
Kerja (K3)
5. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat
2 Pengoperasian Fasilitas Sisi Darat 1. Penurunan kualitas air permukaan
2. Gangguan terhadap biota perairan
3. Terbukanya peluang membuka usaha
4. Peningkatan pendapatan masyarakat
11
Tabel 2.2 Matriks Checklist
SUMBER DAMPAK
PRA KONSTRUKSI KONSTRUKSI TAHAP OPERASI
Rencana Persiapan Reklamasi Pembangunan Operasional
a b c d e f g h i j k l m
Pembangunan Jalan
Pengadaan Tanah
Pemadatan Lahan
Pengurusan Izin
Mobilisasi Alat
Geofisik-kimia
1 Kehilangan tanah x x
2 Kualitas tanah x x
3 Erosi x x
4 Pencemaran Air x x x x
5 Kualitas udara x x x x x x
6 Kebisingan x x x x x x x
Biologi x
7 Biota Perairan x
8 Satwa Liar x
Sosial Ekonomi Budaya
9 Kesempatan kerja x x
10 Persepsi dan sikap masyarakat x x x x x x x x x
11 Peluang berusaha x
12 Pendapatan masyarakat x x
Kesehatan Masyarakat
13 Keselamatan dan Kesehatan Keja (K3) x x x x x x x
Transportasi (Lalu Lintas)
14 Kelancaran dan Keselamatan Lalu Lintas x x x x x x x
12
Kemudian dari identifikasi dan matriks checklist tersebut, dapat dibuat bagan alir:
13
Gambar 2.2 Bagan Alir Tahap Konstruksi
14
Gambar 2.3 Bagan Alir Tahap Operasi
Kemudian dari matriks checklist dan bagan alir, dapat dikombinasikan dan
melakukan pembobotan prioritas untuk memilih dan memusatkan dampak besar dan
dampak penting hipotesis.
15
Tabel 2.3 Perlingkungan Dampak Penting
Pengelolaan Batas
Deskripsi
Lingkungan Pelingkupan Waktu
Rencana
yang Komponen Kajian
Kegiatan yag
No Direncanakan Lingkungan
Berpotensi Dampak
. Sejak Awal Terkena
Menimbulkan Dampak Evaluasi Dampak Penting Wilayah
Sebagai Bagian Dampak
Dampak Potensial Potensial Hipotetik Studi
dari Rencana
Lingkungan (DPH)
Kegiatan
Tahap Pra Konstruksi
1 Pengurusan Pasal 1 angka 1 Status Keresahan Harus mengantongi izin DPH Masyarakat 1 tahun,
Izin Peraturan kepemilikan Masyarakat dari semua tanah yang Kota Kediri dimulai dari
Pemerintah lahan oleh akan digunakan, khususnya saat
Nomor 27 tahun masyarakat meskipun sebelumnya yang dekat sosialisasi
2012 tentang tanah tersebut adalah dengan area hingga
Izin Lingkungan tanah negara, tanah pembangunan penyelesaia
komunitas, maupun (Batas n masalah
tanah perorangan. Administratif)
Penting sebelum
melakukan tindakan lain
yang lebih lanjut.
2 Publikasi Undang-undang Sikap dan Perubahan Bisa menimbulkan 2 DPH Masyarakat 2 tahun,
16
Rencana No. 14 Tahun persepsi sikap dan persepsi berbeda. Sikap Kota Kediri dimulai dari
Pembangunan 2008 tentang masyarakat persepsi positif dan menerima khususnya saat
Keterbukaan masyarakat rencana pembangunan yang dekat sosialisasi
Informasi Publik maupun sikap negatif dengan area hingga
yang cenderung untuk pembangunan penyelesaian
menolak rencana. Perlu (Batas masalah
dikaji karena Administratif)
menentukan ada
tidaknya persetujuan
dari masyarakat.
3 Pengadaan Peraturan terkait Penguasaan Perubahan Lahan harus terbebas DPH Masyarakat 2 tahun,
Tanah pembebasan dan pemilikan penguasaan dari penguasaan dan yang memiliki dimulai dari
lahan SDA dan pemanfaatan lain selain tanah di saat
pemilikan untuk usaha kawasan sosialisasi
SDA penerbangan. pembangunan hingga
Masyarakat harus bandara (Batas penyelesaian
melepaskan haknyabaik Proyek) masalah dan
hak menguasai maupun realisasinya
hak pemanfaatannya
sumber daya yang ada
diatasnya.
Tahap Konstruksi
1 Penerimaan Tenaga kerja Kesempatan Terbukanya Perusahaan akan DPH Masyarakat 5 tahun,
Tenaga Kerja yang direkrut kerja dan Kesempatan melakukan pembinaan yang memiliki dimulai saat
17
Konstruksi diprioritaskan pendapatan Kerja yang khusus yang tanah di penerimaan
70% dari tenaga diberikan kepada tenaga kawasan lapangan
kerja lokal yang kerja setempat, maka pembangunan kerja pada
bermukim di peluang tersebut akan bandara (Batas pra
area sekitar. semakin meningkat Proyek) konstruksi.
Apabila belum sehingga diharapkan Tahun ke 3
mencukupi, pada saatnya nanti diadakan
direkrut di target 70% tenaga kerja tahap
tingkat local dapat dipenuhi. konstruksi.
kecamatan dan Jika kesempatan ini
kabupaten tapi hanya dimanfaatkan
tidak menutup oleh warga pendatang
untuk tenaga maka kehadiran
kerja di luar perusahaan berpotensi
daerah. menimbulkan persoalan
kecemburuan sosial.
Kecemburuan sosial,
jika tidak tertangani
dengan baik berpotensi
menimbulkan konflik.
Pendapatan Peningkatan Ada dampak turunan DPH Masyarakat 5 tahun,
Masyarakat Pendapatan berupa peningkatan yang terlibat dimulai saat
Masyarakat pendapatan,terutama dalam kegiatan penerimaan
bagi keluarga yang Bandara (Batas lapangan
18
anggotanya bekerja di Sosial) kerja pada
bandara. Besarnya pra
peningkatan tersebut konstruksi
minimal setara dengan selama 3
UMP Provinsi Jawa tahun
Timur. Perputaran uang pertama,
yang terjadi dilokasi kemudian
dalam jangka panjang dilanjut
diperkirakan dapat tahap
merangsang konstruksi.
pertumbuhan ekonomi di
wilayah ini dengan
tumbuhnya
perdagangan dan jasa.
2. Pengangkutan Pengangkutan Kebutuhan Pengambilan Kegiatan penambangan Tidak DPH Area dimana Selama
Material material oleh tanah Tanah Urug tanah urug harus sudah tanah urug tahap
kendaraan mendapatkan izin dari berasal dan konstruksi
dilakukan tidak area asal. rute perjalanan
melebihi Pengangkutan juga menuju area
kecepatan, harus dilakukan serapih pembanguan
kapasitas dan mungkin untuk bandara (Batas
ditutup dengan menghinari ceceran. Proyek)
plastik atau
terpal untuk
19
menghindari
ceceran
material. Apabila
tidak dikelola
dengan baik,
material ini akan
menyebabkan
pengotoran
lingkungan,
serta
membahayakan
masyarakat
sekitar.
Tanah Peningkatan Kegiatan pengupasan DPH Lokasi Selama
menjadi tidak Erosi tanah diprakirakan akan pembanguan tahap
stabil mengakibatkan bandara (Batas konstruksi
penurunan kesuburan Proyek)
tanah sehingga
menyebabkan tanah
rawan erosi.
20
Satwa liar Gangguan Kehidupan satwa liar DPH Lokasi Selama
yang Satwa Liar sangat dipengaruhi oleh pembanguan tahap
sebelumnya kondisi daerah yang bandara (Batas konstruksi
telah ada di ditempatinya. Proyek) hingga
area Perubahan lahan akan operasi.
pembanguna menyebabkan
n perubahan kehidupan
satwa liar, beberapa
akan mati karena tidak
bisa beradaptasi, dan
beberapa lainnya akan
menjadi lebih sensitif
karena wilayahnya
berubah. perlu disiapkan
tempat pemindahan.
Vegetasi yang Gangguan Konversi lahan yang Tidak DPH Lokasi Selama
telah ada Terhadap menjadi bandara mau pembanguan tahap
sebelumnya Vegetasi tidak mau pasti akan bandara (Batas konstruksi
menimbulkan dampak Proyek) hingga
bagi vegetasi di area operasi.
pembangunan. Harus
melakukan tindakan
yang sepadan untuk
mengembalikan
21
kesetimbangan alam,
misalnya reboisasi.
Kualitas Penurunan Kegiatan demobilisasi DPH Lokasi Selama
Udara Kualitas alat berat dan material pembanguan tahap
Udara akan mengakibatkan bandara (Batas konstruksi.
peningkatan kadar debu Ekologis)
udara ambien disekitar
area pembangunan.
Harus diperhatikan agar
tidak mengganggu
kesehatan warga
sekitar.
Kebisingan Peningkatan Sumber kebisingan DPH Lokasi Selama
Intensitas adalah dari suara mesin pembanguan tahap
Kebisingan saat konstruksi bandara dan konstruksi
berlangsung. Namun sekitarnya hingga
dampak kbisingan ini (Batas Sosial) operasi.
bisa terus berlanjut
mengingat mesin
pesawat juga
menimbulkan
kebisingan. Kebisingan
ini harus selalu
dimonitor agar tidak
22
melebihin ambang dan
tidak membahayakan
masyarakat sekitar.
Keselamatan Gangguan Aktifitas konstruksi DPH Lokasi Selama
dan Keselamatan apapun pasti akan pembanguan tahap
Kesehatan dan berpotensi menimbulkan bandara (Batas konstruksi.
Kerja (K3) Kesehatan gangguan keselamatan Proyek)
Kerja (K3) dan kesehatan kerja
terutama bagi para
pekerja.
Lalu Lintas Gangguan Kegiatan demobilisasi Tidak DPH, Lokasi Selama
Kelancaran alat berat yang keluar dapat diatasi pembanguan tahap
dan masuk area konstruksi dengan bandara (Batas konstruksi.
Keselamatan bandara melalui jalan bantuan Proyek)
Lalu Lintas umum dapat rambu-
membahayakan rambu lalu
pengguna jalan lain. lintas /
menyediaka
n orang yang
dapat
mengatur
keluar-
masuknya
kendaraan di
23
area
konstruksi
bandara
3 Pemadatan Memilih alat dan Kualitas dan Peningkatan Adanya pemadatan DPH Lokasi Selama
Lahan metode yang Struktur Erosi lahan yang merubah pembanguan tahap
sesuai untuk Tanah Tanah jarak antar partikel tanah bandara (Batas konstruksi
pemadatan dan Kualitas semakin kecil. Ekologis)
tanah yang Air Kemudian, kemungkinan
diperlukan. akan terjadi erosi
Kemudian dimana permukaan
dilakukan tanah atas dapat terkikis
pengujian oleh kejadian alami dari
dengan megacu angin maupun air.
pada SNI 03- Kemudian dampaknya
1742-1989 dapat menyebabkan
(kepadatan tanah menjadi tidak
ringan tanah) produktiv dan
dan SNI 03- mempengaruhi kualitas
1743--1989 air tanah.
(kepadatan
berat tanah)
Kualitas Penurunan Kegiatan pemadatan DPH Lokasi Selama
Udara Kualitas lahan dapat pembanguan tahap
Udara meningkatkan jumlah bandara (Batas konstruksi
24
debu di udara ambien Ekologis)
dan akhirnya dapat
menurunkan kualitas
udara ambien hingga ke
daerah sekitar lokasi
Kebisingan Peningkatan Dalam melakukan DPH Lokasi Selama
Intensitas kegiatan pemadatan pembangunan tahap
Kebisingan lahan, tentunya bandara dan konstruksi
dibutuhkan banyak alat- sekitarnya hingga
alat berat yang (Batas Sosial) operasi.
sekiranya dapat
meningkatkan
kebisingan di daerah
sekitar. Kebisingan ini
dapat berlanjut hingga
tahap operasional
dikarenakan aktivitas
pesawat.
Keselamatan Gangguan Aktivitas pemdatan DPH Lokasi Selama
dan Keselamatan lahan tentunya pembangunan tahap
Kesehatan dan menggunakan tenaga bandara (Batas konstruksi
Kerja (K3) Kesehatan pekerja yang tentunya Proyek)
Kerja (K3) dapat berpotensi
menimbulkan gangguan
25
K3.
Lalu Lintas Gangguan Alat besar yang keluar- Tidak DPH, Lokasi Selama
Kelancaran masuk bandara saat dapat diatasi pembangunan tahap
dan proses pemadatan lahan dengan bandara (Batas konstruksi
Keselamatan dapat berpotensi bantuan Proyek)
Lalu Lintas menyebabkan gangguan rambu-
lalu lintas. rambu lalu
lintas /
menyediaka
n orang yang
dapat
mengatur
keluar-
masuknya
kendaraan di
area
konstruksi
bandara
4 Mobilisasi alat Tidak ada Kualitas Penurunan Dalam tahap mobilisasi DPH Lokasi Selama
dan bahan Udara Kualitas peralatan dan bahan pembangunan tahap
Udara untuk konstruksi, bandara (Batas konstruksi
dibutuhkan banyak Ekologis)
transportasi yang dapat
meningkatkan debu
26
pada udara ambien.
Penurunan kualitas
udara ini terjadi di
beberapa aktivitas,
tertutama pada tahap
konsturksi.
Kebisingan Peningkatan Transportasi yang lalu DPH Lokasi Selaama
Intensitas lalang dalam proses pembangunan tahap
Kebisingan mobilisasi alat dan bandara dan konstruksi
bahan dapat sekitarnya hingga
meningkatkan (Batas Sosial) operasi
kebisingan pada area
sekitar bandara.
Sikap dan Perubahan Mobilisasi alat dan Tidak DPH Lokasi Selama
persepsi sikap dan bahan merupakan tahap pembangunan tahap
masyarakat persepsi awal dalam langkah bandara (Batas konstruksi
masyarakat pembangunan bandara, Proyek)
adanya transportasi
yang membawa alat dan
bahan ke lokasi
konstruksi dapat
menimbulkan persepsi
dan ekspektasi
masyarakat terhadap
27
tahap tahap berikutnya.
Keselamatan Gangguan Alat dan bahan yang DPH Lokasi Selama
dan Keselamatan dibawa pada saat tahap pembangunan tahap
Kesehatan dan mobilisasi ada banyak bandara (Batas konstruksi
Kerja (K3) Kesehatan jumlahnya, dan Proyek)
Kerja (K3) beberapa diantaranya
ada alat berat dan
bahan yang berpotensi
menimbulkan adanya
gangguan K3.
Lalu Lintas Gannguan Kendaraan yang Tidak DPH, Lokasi Selama
Kelancaran digunakan dalam dapat diatasi pembangunan tahap
dan mobilisasi jumlahnya dengan (Batas Proyek) konstruksi
Keselamatan banyak dan ukurannya bantuan
Lalu Lintas cukup besar, sehingga rambu-
dapat meningkatkan rambu lalu
resiko kecelakaan dan lintas /
membahayakan menyediaka
pengendara lainnya n orang yang
dapat
mengatur
keluar-
masuknya
kendaraan di
28
area
konstruksi
bandara
5 Pembangunan Kualitas tanah Penurunan Proses pambangunan DPH Masyarakat Selama
Bandara kualitas membutuhkan material, Kota Kediri masa
tanah beberapa material khususnya konstruksi.
memiliki kandungan zat yang di sekitar
berbahaya yang area
disimpan, dipindahkan, pembangunan
dan dipakai.
Kualitas air Penurunan Apablila aktivitas DPH Masyarakat Selama
permukaan kualitas air pembangunan bandara Kota Kediri masa
permukaan dapat menggunakan air khususnya konstruksi.
untuk pembersihan alat, yang di sekitar
bahan campuran area
material, sehingga pembangunan
kegiatan ini akan
menghasilkan air limbah
yang banyak.
Satwa liar Gangguan Proses pambangunan DTPH Lokasi Selama
yang satwa liar dan perubahan vegetasi pembangunan masa
sebelumnya akan menyebabkan bandara konstruksi.
telah ada di hilangnya habitat,
area sehingga fauna harus
pembanguna bermigrasi untuk
29
n memperoleh habitat
baru, namun karena
kondisi lingkungan
sekitar masih terdapat
semak dan hutan,
sehingga fauna yang
ada dapat mudah
mencari habitat baru.
Kualitas Penurunan Kegiatan demobilisasi DPH Masyarakat Selama
udara kualitas alat berat dan material Kota Kediri masa
udara akan mengakibatkan khususnya konstruksi.
peningkatan debu yang yang di sekitar
cukup besar dan area
mengemisikan gas pembangunan
buang sehingga
menyebabkan
penurunan kualitas
udara. Penurunan
kualitas udara dapat
menyebabkan gangguan
pernapasan masyarakat
sekitar.
30
Kebisingan Peningkatan Sumber kebisingan dan DPH Masyarakat Selama
kebisingan getaran berasal dari yang berada di masa
suara mesin saat sekitar area konstruksi.
konstruksi dan proses pembangunan
pemasangan tiang
pancang.
31
Keselamatan Gangguan Alat dan bahan yang DPH Lokasi Selama
dan Keselamatan dibawa pada saat tahap pembangunan masa
Kesehatan dan mobilisasi ada banyak bandara konstruksi.
Kerja (K3) Kesehatan jumlahnya, dan
Kerja (K3) beberapa diantaranya
ada alat berat dan
bahan yang berpotensi
menimbulkan adanya
gangguan K3.
6 Pembangunan Kualitas air Penurunan Apablila aktivitas DPH Masyarakat Selama
Jalan permukaan kualitas air pembangunan bandara Kota Kediri masa
permukaan dapat menggunakan air khususnya konstruksi.
untuk pembersihan alat, yang di sekitar
sehingga kegiatan ini area
akan menghasilkan air pembangunan
limbah yang bercampur
dengan residu zat pada
aspal..
32
Kualitas Penurunan Kegiatan demobilisasi DPH Masyarakat Selama
udara kualitas alat berat dan material Kota Kediri masa
udara akan mengakibatkan khususnya konstruksi.
peningkatan debu yang yang di sekitar
cukup besar dan area
mengemisikan gas pembangunan
buang sehingga
menyebabkan
penurunan kualitas
udara. Penurunan
kualitas udara dapat
menyebabkan gangguan
pernapasan masyarakat
sekitar.
33
Kebisingan Peningkatan Sumber kebisingan dan DPH Masyarakat Selama
kebisingan getaran berasal dari yang berada di masa
suara mesin saat sekitar area konstruksi.
konstruksi berlangsung pembangunan
34
Sikap dan Perubahan Proses pembangunan DPH Masyarakat Selama
persepsi sikap dan bandara akan yang berada di masa
masyarakat persepsi menimbulkan kebisingan sekitar area konstruksi.
masyarkat dan getaran di lokasi pembangunan
pembangunan dan di
sekitar bandara.
35
Lalu Lintas Gangguan Pada tahap ini akan DTPH Lokasi Selama
Kelancaran dibutuhkan mobilisasi pembangunan masa
dan kendaraan pengangkut bandara konstruksi.
Keselamatan sehingga ada
Lalu Lintas kemungkinan
terganggunya lalu lintas
darat di sekitar proyek
dan keselamatan
pengendara.
36
7 Pemasangan Peraturan Kualitas tanah Penurunan Penggalian tanah DTPH Area tapak Selama
Saluran dan Pemerintah RI kualitas secara tidak bijak akan proyek dan konstruksi
Penerangan Nomor 4 Tahun tanah mengakibatkan sekitar tapak
2001 tentang berubahnya struktur proyek.
Pengendalian tanah yang kemudian
Kerusakan dan akan beresiko
atau menimbulkan masalah
Pencemaran seperti erosi dan
Linkungan Hidup meningkatnya air larian
yang Berkaitan (runoff). Hal ini dapat
dengan dicegah dengan
Kebakaran memperhatikan
Hutan dan atau peraturan yang ada,
Lahan. sehingga dampak ini
merupakan DTPH yang
dikelola dan dipantau
SOP Kualitas Penurunan Pengeboran tanah serta DTPH Area tapak Selama
Pemrakarsa dan udara kualitas mobilisasi kendaraan proyek dan konstruksi
peraturan yang udara yang tinggi dapat sekitar tapak
berlaku menurunkan kualitas proyek.
udara dikarenakan
polusi dan debu yang
timbul. Maka dari itu
perlu dilakukan upaya
37
meminimalisir dampak
sesuai dengan SOP
yang telah disiapkan
pemrakarsa. Sehingga
dampak ini merupakan
DTPH dikelola dan
dipantau
- Intensitas Peningkatan Kebisingan yang timbul DTPH Area tapak Selama
kebisingan intensitas akibat alat-alat proyek dan konstruksi
kebisingan penunjang serta sekitar tapak
kendaraan yang berada proyek.
di sekitar proyek dapat
membahayakan jika
tidak diperhatikan
tingkat kebisingannya.
Sehingga perlu
dilakukan pemantauan
serta perawatan
maksimal pada alat-alat
penunjang. Sehingga
dampak ini merupakan
DTPH tidak dikelola dan
dipantau
- Sosial budaya Perubahan Menurunnya kualitas DTPH Area tapak Selama
38
sikap dan tanah dan udara, serta proyek dan konstruksi
persepsi meningkatnya tingkat sekitar tapak
masyarakat kebisingan dapat proyek.
mengubah persepsi
masyarakat tentang
kegiatan yang sedang
dilaksanakan. Sehingga
diperlukan upaya
maksimal untuk
meminimalisir dampak
tersebut sehingga
masyarakat tidak sangsi
akan kegiatan tersebut.
Sehingga dampak ini
merupakan DTPH tidak
- Kesehatan Gangguan Pemasangan saluran DTPH Area tapak Selama
masyarakat Keselamatan dan penerangan proyek dan konstruksi
dan membutuhkan alat-alat sekitar tapak
Kesehatan penunjang yang proyek.
Kerja (K3) beresiko
membahayakan
keselamatan pekerja,
serta debu dan polusi
yang tinggi. Dampak ini
39
dapat diminimalisir
dengan penggunaan
Alat Pelindung Diri
(APD) yang menunjang.
Sehingga dampak ini
merupakan DTPH tidak
dikelola dan dipantau.
- Transportasi Gangguan Pada tahap ini akan DTPH Area tapak Selama
kelancaran dibutuhkan mobilisasi proyek dan konstruksi
dan kendaraan pengangkut sekitar tapak
keselamatan sehingga ada proyek.
lalu lintas kemungkinan
terganggunya lalu lintas
darat di sekitar proyek
dan keselamatan
pengendara. Hal ini
dapat dicegah dengan
melakukan rekayasa lalu
lintas dalam waktu
singkat sehingga lalu
lintas darat tetap lancar.
Sehingga dampak ini
merupakan DTPH yang
tidak dikelola dan
40
dipantau.
8 Pemutusan - Sosial Perubahan Dengan berakhirnya DPH - -
Tenaga Kerja ekonomi sikap dan tahap konstruksi, maka
Konstruksi persepsi tenaga kerja lokal yang
masyarakat dikaryakan berupa
unskilled labor akan
diputus kontrak
kerjanya. Hal ini
tentunya telah
disampaikan sejak awal
pada masyarakat yang
dilibatkan pada tahap
konstruksi, sehingga
mereka tau akan hal
tersebut. Namun
pemutusan tenaga kerja
ini akan membuat
masyarakat kembali
melakukan aktivitas
sebelum diadakannya
kegiatan konstruksi.
Tahap Operasi
41
1 Pengoperasia Pengelolaan Kualitas Penurunan Dengan beroperasinya DPH Area sekitar Selama
n Fasilitas Sisi berdasarkan udara kualitas bandara … , akan bandara dan operasi
Udara Permenhub udara terjadinya frekuensi lalu area pada
No.54 tahun lintas pesawat sehingga masyarakat
2017 tentang menimbulkan emisi yang Kelurahan/Des
pengelolaan akan menurunkan a … (yang
limbah dan zat kualitas udara ambien. berada dalam
kimia Hal ini dapat radius tertentu
pengoperasian mempengaruhi dari wilayah
pesawat udara kesehatan masyarakat bandara)
dan bandar yang berada dalam
udara telah wilayah bandara
mengatur maupun masyarakat
Pembangunan sekitar bandara. Untuk
Dan Pelestarian meminimalisir dampak
Lingkungan tersebut, perlu dilakukan
Hidup Bandar pengelolaan
Udara berdasarkan Permenhub
No.54 tahun 2017
tentang pengelolaan
limbah dan zat kimia
Peraturan Intensitas Peningkatan Lalu lintas pesawat DPH Area sekitar Selama
Pemerintah RI kebisingan intensitas tentunya akan bandara dan operasi
42
Nomor 40 Tahun kebisingan menimbulkan area pada
2012 tentang kebisingan, sehingga masyarakat
Pembangunan perlu dilakukan Kelurahan/Des
dan Pelestarian pengecekan tingkat a … (yang
Lingkungan kebisingan eksisting dan berada dalam
Hidup Bandara disesuaikan dengan radius tertentu
ambang batas yang dari wilayah
telah ditetapkan pada bandara)
peraturan yang belaku.
Peraturan Satwa liar Gangguan Kegiatan operasional DTPH Area sekitar Selama
Menteri terhadap bandara dapat bandara … operasi
Perhubungan satwa liar mengambil wilayah terutama pada
Republik hidup satwa liar fasilitas sisi
Indonesia terutama burung dan udara
Nomor: PM 55 lain-lain. Selain itu lalu
Tahun 2015 lintas pesawat juga
Tentang dapat menyebabkan
Peraturan kemungkinan terjadinya
Keselamatan tabrakan antara pesawat
Penerbangan terbang dan burung. Hal
Sipil Bagian 139 ini sudah diatur
(Civil Aviation Peraturan Menteri
Safety Perhubungan Republik
Regulations Part Indonesia Nomor: PM
43
139) Tentang 55 Tahun 2015 tentang
Bandar Udara Peraturan Keselamatan
(Aerodrome). Penerbangan Sipil,
sehingga dampak ini
dikategorikan sebagai
DTPH yang tidak
dikelola dan dipantau
- Kesehatan Gangguan Pada tahap DPH Area sekitar Selama
masyarakat Keselamatan pengoperasian bandara, bandara … operasi
dan akan muncul resiko terutama pada
Kesehatan terhadap tenaga kerja fasilitas sisi
Kerja (K3) penunjang di area udara
bandara seperti
kebisingan yang tinggi
serta kualitas udara
ambien yang menurun.
44
- Sosial Perubahan Pengoperasian bandara DPH Area sekitar Selama
ekonomi sikap dan yang dapat menurunkan bandara dan operasi
persepsi kualitas udara serta area pada
masyarakat menimbulkan masyarakat
kebisingan, dapat Kelurahan/Des
menimbulkan perubahan a … (yang
persepsi oleh berada dalam
masyarakat sekitar yang radius tertentu
terkena dampak. dari wilayah
bandara)
2 Pengoperasia Tidak ada Kualitas Air Penurunan Apablila aktivitas DPH Lokasi Selama
n Fasilitas Sisi Permukaan Kualitas Air pengoperasian fasilitas pembangunan tahap
Darat Permukaan fasilitas sisi darat bandara dan operasi
bandara dapat sekitarnya
menghasilkan air limbah (Batas
yang banyak ekologis)
45
banyak/tidaknya air (Batas
limbah yang dihasilkan ekologis)
pada pengoperasian
fasilitas sisi darat.
Peluang Terbukanya Dengan dibangunnya DPH Lokasi Selama
usaha dan peluang bandara, maka semakin pembangunan tahap
pendapatan membuka banyak pula penumpang bandara dan operasi
usaha dan pengunjung yang sekitarnya
datang. Hal tersebut, (Batas Sosial)
dapat dimanfaatkan
masyarakat sekitar
untuk membuka usaha
menjual barang/jasa
untuk meningkatkan
pendapatan
Pendapatan Peningkatan Hal ini tentu saja DPH Lokasi Selama
Masyarakat Pendapatan berbanding lurus pembangunan tahap
Masyarakat dengan dibukanya bandara dan operasi
peluang membuka sekitarnya
usaha, sehingga wilayah (Batas Sosial)
disekitar andara akan
mengalami
pertumbuhan di sektor
ekonomi, hal ini
46
merupakan saah satu
dampak positif yang
dapat dirasakan secara
langsung oleh
masyarakat
47
3. Pemusatan Dampak Besar dan Dampak Penting Hipotesis
Berdasarkan evaluasi dan pelingkupan yang telah dilakukan, maka Dampak
Penting Hipotesis (DPH) dapat diperingkas berdasarkan tahapan sebagai berikut :
A. Tahap Pra-Konstruksi
1) Keresahan masyarakat terkait pengurusan izin
2) Perubahan sikap dan persepsi masyarakat terkait publikasi rencana
pembangunan
3) Perubahan penguasaan dan kepemilikan lahan tanah
B. Tahap Konstruksi
1) Terbentuknya kesempatan kerja untuk konstruksi
2) Peningkatan pendapatan masyarakat
3) Peningkatan erosi yang menyebabkan tanah tidak stabil
4) Gangguan terhadap satwa liar sekitar
5) Penurunan kualitas udara
6) Kebisingan yang terjadi selama tahap konstruksi
7) Gangguan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap pekerja
8) Penurunan kualitas tanah
9) Penurunan kualitas air pemukaan
10) Perubahan sikap dan persepsi masyarakat akibat pemutusan tenaga kerja
konstruksi
C. Tahap Operasi
1) Penurunan kualitas udara
2) Peningkatan intensitas kebisingan
3) Gangguan keselamatan dan kesehatan masyarakat (K3)
4) Perubahan sikap dan persepsi masyarakatat
5) Penurunan kualitas air permukaan
6) Gangguan terhadap biota perairan
7) Peningkatan peluang membuka usaha
8) Peningkatan pendapatan masyarakat
Kemudian apabila diprakirakan sifat dari masing-masing dampak, dampak dilihat
dalam tabel berikut
48
Tabel 2.4 Sifat Dampak Penting Hipotesis
49
Setelah dilakukannya penjabaran sifat dari setiap DPH yang ada, didapatkan 3 DPH
positif yang perlu dimaksimalkan dalam rencana pembangunan Bandara Kediri ini. Tentunya
yang utama yaitu peningkatan pendapatan masyarakat sekitar lokasi rencana pembangunan.
Dalam proses konstruksi tentu akan terjadi penyerapan tenaga kerja yang berupa unskilled
worker, yang kemudian prioritas tenaga kerja yang diserap ialah penduduk sekitar lokasi yang
terkena dampak pembangunan. Selanjutnya, pada tahap operasi pun akan dibutuhkan tenaga
kerja baik berupa unskilled worker maupun skilled worker . Jika dirasa target penyerapan
tenaga kerja terhadap penduduk sekitar rencana pembangunan belum tercapai, dapat
dilakukan proses pelatihan tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan operasional bandara.
Selain itu, dengan berdirinya bandara berpotensi meningkatkan kunjungan masyarakat sekitar
Kota Kediri ke daerah rencana pembangunan. Hal ini berpotensi menciptakan peluang usaha
bagi masyarakat sekitar berupa Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), yang tentunya
dapat meningkatkan lapangan pekerjaan terhadap masyarakat sekitar lokasi rencana
pembangunan.
Berdasarkan potensi-potensi dampak positif yang telah disebutkan sebelumnya, dapat
diketahui bahwa rencana pembangunan Bandara Kediri ini sangat penting untuk dilanjutkan.
Dengan tujuan utama menunjang transportasi agar mobilitas masyarakat menjadi lebih mudah,
serta beberapa potensi bertumbuhnya ekonomi masyarakat khususnya masyarakat sekitar
lokasi rencana pembangunan Bandar Kediri ini.
50
2.5.2 Lingkup Wilayah Studi
Wilayah studi AMDAL pembangunan dan pengoperasian Bandara Kediri, Kota
Kediri, Provinsi Jawa Timur, ditentukan dengan mempertimbangkan:
1. Batas Tapak Proyek
Batas proyek adalah ruang dimana suatu rencana usaha dan/atau kegiatan akan
melakukan kegiatan pra-konstruksi dan operasi. Dari ruang rencana usaha dan/atau
kegiatan inilah bersumber dampak terhadap lingkungan hidup di sekitarnya, termasuk
dalam hal ini alternatif lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan.
Pada proyek ini, batas proyek berada pada bandar udara kediri yang berada di
daerah Desa Bulusari, Kecamatan Tarokan, Kediri Jawa Timur, yang memiliki koordinat
7o44’32.6”S 111o57’04.1”E.
51
Gambar 2.5 Batas Ekologis
3. Batas Sosial
Batas sosial adalah ruang di sekitar rencana usaha dan/atau kegiatan yang
merupakan tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang merupakan tempat
berlangsungnya berbagai interasi sosial suatu kelompok masyarakat, yang diperkirakan
akan mengalami perubahan mendasar akibat suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.
Dalam pembangunan Bandara Kediri ini, yang masuk ke dalam batas sosial
adalah wilayah Desa Bulusari, Desa Sawah, Desa Cerme, Desa Pojok dan Desa
Kalirong.
55
b. Data Kualias Air
1. Pengumpulan Data
- Parameter yang Dikaji
Konsentrasi parameter kualitas air, debut badan air, debit limbah.
- Jumlah dan Lokasi Sampling
Sampel yang diperlukan ada 2 atau lebih titik lokasi yang terdapat di dalam
lokasi rencana kegiatan.
- Teknik Pengukuran
Didapat dari hasil pengambilan sampel di berbagai titik kemudian dilakukan
analisa laboratorium untuk menentukan kualias airnya baik saat ini maupun
proyeksi masa depan. Menggunakan acuan beberapa aturan kualitas air
yang berlaku.
2. Metode Analisis Data
(Ca x Qa)+(CbxQb)
Cm=
Qa+Qb
Dimana :
Cm : Konsentrasi parameter kualitas air, badan air setelah bercampur dengan
limbah cair kegiatan (mg/l)
Ca : Konsentrasi parameter kualitas air, badan air setelah bercampur dengan
limbah cair kegiatan (mg/l)
Cb : Konsentrasi parameter kualitas air limbah cair kegiatan (mg/l)
Qa : Debit badan air sebelum bercampur dengan limbah kegiatan (m3/detik)
Qb : Debit limbah cair kegiatan (m3/detik)
56
menggunakan alat NDIR Analyzer (CO meter) menggunakan metode NIDR.
Sampel gas SO2 dan NO2 diambil dengan alat gas sampler menggunakan
penjerap dalam multiple impinger lalu dianalisis di laboratorium
menggunakan alat spektrofotometer. Sedangkan TSP dikumpulkan dengan
menggunakan High Volume Air Sampler (HVAS) dan dianalisis secara
gravimetrik menggunakan neraca analitik.
2. Metode Analisis Data
Parameter kualitas udara yang telah diukur tersebut, selanjutnya dianalisis di
laboratorium dan hasilnya akan dibandingkan dengan Baku Mutu Udara Ambien
Nasional yang tercantum di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.
41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
Leq = Lw-8-2 log1+10 log (p l/d tg 2 p l/d) + ad +al
Dimana :
Lw : Rata-rata yang ditimbulkan oleh satu kendaraan (86+0.2 V+10 log (al+5a2)
V : Kecepatan rata-rata (km/jam)
N : Rata-rata volume lalu lintas (kendaraan/jam)
D : Rata-rata spacing d = 1000 V/N
L : Jarak minimum dari sumber ke titik perkiraan
ad : Nilai terkoreksi untuk difraksi damping
a1 : Nilai terkoreksi untuk berbagai faktor
d. Data Biologi
1. Pengumpulan Data
- Parameter yang Dikaji
Nama jenis, jumlah jenis dan diameter tiang-pohon.
- Jumlah dan Lokasi Sampling
Observasi langsung ke seluruh area yang terdampak
- Teknik Pengukuran
Observasi visual dengan menggunakan adalah GPS, meteran, daftar isian
dan camera digital. Kemudian mengecek status kelangkaannya mengacu
pada Status Konservasi menurut IUCN (International Union for Conservation
of Nature and Natural Resources) Red List dan Status Perlindungan sesuai
dengan PP No. 7 th 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan Dan Satwa.
57
2. Metode Analisis Data
Menganalisis hasil pengamatan dengan menggunakan rumus baku sehingga
diperoleh nilai Indeks Nilai Penting (INP) dan Keanekaragaman Jenis (H')
INP = FR + KR + DR
Keterangan:
INP = Indeks Nilai Penting
FR = Frekuensi relatif suatu jenis
KR = Kerapatan relatif suatu jenis
DR = Dominansi relatif suatu jenis
H’ = -∑ Pi log Pi
Keterangan:
H’ = Keanekaragaman Jenis
Pi = Kelimpahan jenis
ni/N = (ni = jumlah individu suatu jenis; N = jumlah individu seluruh jenis).
58
2) Nilai H', 1 ≤ H’ ≤ 3 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies adalah
sedang melimpah;
3) Nilai H' < 1 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies adalah sedikit
atau rendah.
e. Data Lalu Lintas
1. Pengumpulan Data
- Parameter yang Dikaji
Besarnya arus lalu lintas maksimum.
- Jumlah dan Lokasi Sampling
akses jalan masuk lokasi rencana usaha/kegiatan Bandar Udara Kediri.
- Teknik Pengukuran
Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan dan pendataan
penghitungan lalu lintas di lokasi sampling dengan cara menghitung
kendaraan-kendaraan yang lewat pada pos-pos survai yang telah
ditentukan.
2. Metode Analisis Data
Menentukan kapasitas jalan untuk mengetahui padat atau tidaknya suatu jalan
dengan rumus:
C = Co x FCw x FCsp x FCsf
Dimana:
C = kapasitas (smp/jam)
Co = kapasitas dasar (smp/jam)
FCw = faktor penyesuaian lebar jalan
FCsp = faktor penyesuaian pemisahan arah
FCsf = faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan
59
berdasarkan angkatan kerja, Jumlah kebutuhan tenaga kerja proyek,
Kualifikasi tenaga kerja proyek, Jumlah penduduk menurut tingkat
pendidikan, Jumlah penduduk usia produktif, dan Data penduduk yang
diterima bekerja di lokasi kegiatan.
60
- Jumlah dan Lokasi Sampling
Random sampling meliputi anggota masyarakat dari berbagai kelompok
(petani, pedagang, ibu-ibu, remaja dsb) yang ditentukan secara berimbang.
- Teknik Pengukuran
Pengamatan lapangan dan wawancara secara langsung dengan masyarakat
di daerah sekitar proyek.
2. Metode Analisis Data
Melalui anggota masyarakat yang telah terpilih, dilakukan analisis sosial ekonomi
dengan menggunakan angka beban ketergantungan.
Jumlah penduduk yang tidak produktif ¿ ¿
dimana:
DR = angka beban tanggungan (%)
P15- = jumlah penduduk usia 0–14 tahun
P65+ = jumlah penduduk usia 65 tahun ke atas
P15-64 = jumlah penduduk usia 15–64 tahun
K = konstanta (100)
Dan menggunakan metode Non-Formal, berupal wawancara yang hasilnya
bisa digunakan untuk menentukan strategi memajukan ekonomi masyarakat lokal
yang terdampak, maupun menentukan persiapan yang bisa dilakukan guna
menunjang kesehatan masyarakat di masa mendatang.
61
b. Metode Non-Formal
Metoda non formal digunakan untuk parameter-parameter lingkungan yang tidak dapat
dikuantifikasi, sehingga untuk memperkirakan dampak dilakukan dengan analogi
maupun professional judgment. Contohnya untuk mendapatkan data persepsi
masyarakat yang perlu mempertimbangkan saran, tanggapan, dan pendapat dari
masyarakat terhadap rencana kegiatan pembangunan..
62
dampak berlangsung melebihi baku mutu, bagi yang tidak memiliki baku
mutu untuk komponen Biologi menggunakan indeks
Shannon Wienner, untuk komponen sosekbud, untuk
peningkatan pendapatan masyarakat maka dari
UMR setempat. Untuk kesempatan kerja dilihat dari
kesempatan kerja tanpa dan dengan kegiatan.
Demikian pula dengan peluang usaha.
4. Banyaknya komponen Dianggap penting bila dampak yang ditimbulkan oleh
lingkungan hidup lain rencana usaha dan/atau kegiatan menimbulkan 2
yang akan terkena atau lebih dampak lanjutan lainnya.
dampak
5. Sifat kumulatif dampak Dianggap penting bila dampak bersifat
akumulasi/bertambah, bertumpuk atau bertimbun
dan saling memperkuat atau bersifat sinergik.
6. Berbalik atau tidak Dianggap penting penting bila perubahan yang akan
berbaliknya dampak dialami oleh suatu komponen lingkungan tidak dapat
dipulihkan kembali walaupun dengan intervensi
manusia.
7. Kriteria lain sesuai Dianggap penting bila dampak yang timbul
dengan perkembangan memerlukan ilmu pengetahuan dan teknologi baru.
ilmu pengetahuan dan
teknologi
Keterangan: Berdasarkan 7 parameter penentu tingkat penting dampak maka maka
dampak dianggap penting apabila:
Komponen 1 mempunyai tingkat dampak penting, dan/atau
Komponen 2 s.d 7 mempunyai tingkat dampak penting ≥ 2 komponen.
Hasil evaluasi dampak besar dan penting ini dipakai sebagai dasar untuk
melakukan pengelolaan lingkungan dari rencana kegiatan
pembangunan/pengembangan bandara. Penanganan dampak besar dan penting
dilakukan dengan merumuskan dan atau memformulasikan pencegahan dan atau
mitigasi dampak yang timbul, dan metoda penanganannya.
63
Data
Metode
Dampa Metode Informasi Metode
N Analisis Metode
k Perkiraan yang Pengumpula
o Perkiraan Evaluasi
Penting Dampak Dibutuhka n Data
Dampak
n
1. Kualita Menggunakan Intensitas Melakukan Klasifikasi Telaah
s Metode Formal, hujan, observasi di kemungkinan menggunaka
Tanah Q = 0,00278. C. erosivitas, lapangan terjadinya n metode
I. A erodibilitas dan hasil erosi. matrik untuk
Q= debit , faktor sampel yang menentukan
limpasan (m3/dt) panjang didapat besarnya
C = koefisien air lereng, digunakan dampak.
larian (0 s/d 1) faktor untuk
I = intensitas kemiringan pengukuran
hujan (mm/jam) lereng, di
A = luas daerah faktor laboratorium.
yang dipelajari tutupan
(ha) lahan dan
A = R.K.L.S.C.P faktor
A = Besar erosi konservasi
tanah .
(ton/ha/tahun)
R = Faktor
erosivitas curah
hujan
K = Faktor
erodibilitas tanah
L = Faktor
panjang lereng
S = Faktor
kemiringan
lereng
C = Faktor
tutupan lahan
64
P = Faktor
konservasi
2. Kualita Menggunakan Konsentra Melakukan Dilakukan Telaah
s Air Metode Formal, si sampling di 2 analisa menggunaka
Cm=((Ca x Qa) + parameter atau lebih laboratorium n metode
(CbxQb))/(Qa+Q kualitas titik lokasi untuk matrik untuk
b) air, debut yang menentukan menentukan
Dimana : badan air, terdapat di kualias besarnya
Cm : Konsentrasi debit dalam lokasi airnya baik dampak.
parameter limbah, rencana saat ini
kualitas air, kandungan kegiatan. maupun
badan air setelah limbah. proyeksi
bercampur masa depan.
dengan limbah Menggunaka
cair kegiatan n acuan
(mg/l) beberapa
Ca : Konsentrasi aturan
parameter kualitas air
kualitas air, yang berlaku.
badan air setelah
bercampur
dengan limbah
cair kegiatan
(mg/l)
Cb : Konsentrasi
parameter
kualitas air
limbah cair
kegiatan (mg/l)
Qa : Debit badan
air sebelum
bercampur
dengan limbah
kegiatan
65
(m3/detik)
Qb : Debit limbah
cair kegiatan
(m3/detik)
Data
Metode
Dampa Metode Informasi Metode
N Analisis Metode
k Perkiraan yang Pengumpula
o Perkiraan Evaluasi
Penting Dampak Dibutuhka n Data
Dampak
n
3. Kualita Menggunakan kebisingan Diukur Parameter Telaah
s Udara Metode Formal, , langsung di kualitas menggunaka
Leq = Lw-8-2 konsentras lapangan udara yang n metode
log1+10 log (p l/d i SO2, NO2, maupun telah diukur matrik untuk
tg 2 p l/d) + ad CO dan pengukuran tersebut, menentukan
+al TSP di sampel di selanjutnya besarnya
Dimana : udara. laboratorium. dianalisis di dampak.
Lw : Rata-rata Sampel gas laboratorium
yang ditimbulkan CO dilakukan dan hasilnya
oleh satu analisis akan
kendaraan menggunaka dibandingkan
(86+0.2 V+10 log n alat NDIR dengan Baku
(al+5a2) Analyzer (CO Mutu Udara
V : Kecepatan meter) Ambien
rata-rata menggunaka Nasional
(km/jam) n metode yang
N : Rata-rata NIDR. tercantum di
volume lalu lintas Sampel gas dalam
(kendaraan/jam) SO2 dan Peraturan
D : Rata-rata NO2 diambil Pemerintah
spacing d = 1000 dengan alat Republik
V/N gas sampler Indonesia
L : Jarak menggunaka No. 41
minimum dari n penjerap Tahun 1999
sumber ke titik dalam tentang
perkiraan multiple Pengendalia
66
ad : Nilai impinger lalu n
terkoreksi untuk dianalisis di Pencemaran
difraksi damping laboratorium. Udara.
a1 : Nilai
terkoreksi untuk
berbagai faktor
67
Data
Metode
Metode Informasi Metode
N Dampak Analisis Metode
Perkiraan yang Pengumpula
o Penting Perkiraan Evaluasi
Dampak Dibutuhka n Data
Dampak
n
4. Ganggua Menggunakan Nama Observasi Observasi Telaah
n Metode Formal, jenis, langsung ke visual dengan menggunaka
vegetasi INP = FR + KR jumlah seluruh area menggunaka n metode
+ DR jenis dan yang n adalah matrik untuk
Keterangan: diameter terdampak GPS, menentukan
INP = Indeks tiang- meteran, besarnya
Nilai Penting pohon. daftar isian dampak.
FR = Frekuensi dan camera
relatif suatu digital.
jenis Kemudian
KR = Kerapatan mengecek
relatif suatu status
jenis kelangkaanny
DR = Dominansi a mengacu
relatif suatu pada Status
jenis Konservasi
H’ = -∑ Pi log Pi menurut
Keterangan: IUCN
H’ = (International
Keanekaragama Union for
n Jenis Conservation
Pi = Kelimpahan of Nature and
jenis Natural
Resources)
Red List dan
Status
Perlindungan
sesuai
dengan
68
PP No. 7 th
1999 tentang
Pengawetan
Jenis
Tumbuhan
Dan Satwa.
69
Data
Metode
Metode Informasi Metode
N Dampak Analisis Metode
Perkiraan yang Pengumpulan
o Penting Perkiraan Evaluasi
Dampak Dibutuhka Data
Dampak
n
5. Kelancara Menggunakan Besarnya Observasi Pengumpula Telaah
n Lalu Metode arus lalu langsung ke n data menggunaka
Lintas Formal, lintas akses jalan dilakukan n metode
C = Co x FCw maksimu masuk lokasi melalui matrik untuk
x FCsp x FCsf m. rencana pengamatan menentukan
Dimana: usaha/kegiata dan besarnya
C = kapasitas n Bandar pendataan dampak.
(smp/jam) Udara Kediri. penghitunga
Co = kapasitas n lalu lintas
dasar di lokasi
(smp/jam) sampling
FCw = faktor dengan cara
penyesuaian menghitung
lebar jalan kendaraan-
FCsp = faktor kendaraan
penyesuaian yang lewat
pemisahan pada pos-
arah pos survai
FCsf = faktor yang telah
penyesuaian ditentukan.
hambatan Kemudian
samping dan dilakukan
bahu jalan perhitungan
Selanjutnyan terhadap
untuk lebar atau
memperlihatka kepasitas
n kelayakan jalan untuk
pelayanan mengetahui
suatu jalan tingkat
70
berdasarkan kepadatan
kapasitas jalan lalu lintas.
diatas, maka
digunakan nilai
Derajat
Kejenuhan
(DS) yang
didefinisikan
sebagai rasio
arus (Q)
terhadap
kapasitas (C).
DS = Q/C
71
Data Metode
Dampa Metode Metode
N Informasi Analisis Metode
k Perkiraan Pengumpula
o yang Perkiraan Evaluasi
Penting Dampak n Data
Dibutuhkan Dampak
6. Sosial Menggunakan Data Random Melakukan Telaah
Ekonom Metode kependuduka sampling metode menggunaka
i Formal, n dan meliputi formal untuk n metode
(Jumlah perekonomia anggota mengetahui matrik untuk
penduduk n (mata masyarakat kemampuan menentukan
yang tidak pencaharian), dari berbagai ekonomidari besarnya
produktif (15- Data kelompok area dampak.
+65+))/(Jumla penduduk (petani, terdampak.
h penduduk berdasarkan pedagang, Menggunaka
usia produktif angkatan ibu-ibu, n metode
(15-64)) x K kerja, Jumlah remaja dsb) Non-Formal
dimana: kebutuhan yang dengan
DR = angka tenaga kerja ditentukan wawancara
beban proyek, secara kepada
tanggungan Kualifikasi berimbang masyarakat
(%) tenaga kerja yang terlibat
P15- = jumlah proyek, dalam
penduduk Jumlah random
usia 0–14 penduduk sampling,
tahun menurut hasilnya bisa
P65+ = jumlah tingkat digunakan
penduduk pendidikan, untuk
usia 65 tahun Jumlah menentukan
ke atas penduduk strategi
P15-64 = usia produktif, memajukan
jumlah dan Data ekonomi
penduduk penduduk masyarakat
usia 15–64 yang diterima lokal yang
tahun bekerja di terdampak,
K = konstanta lokasi maupun
72
(100) kegiatan. menentukan
Dan persiapan
menggunakan yang bisa
metode Non- dilakukan
Formal, guna
berupa menunjang
wawancara kesehatan
masyarakat
di masa
mendatang.
73