Anda di halaman 1dari 3

Gambaran Umum dan Kondisi Geografi Kota Palu

Kota Palu merupakan Ibukota Provinsi Sulawesi Tengah dengan luas wilayah 395,06 km2.
Secara administratif Kota Palu terbagi dalam 4 kecamatan dan 43 kelurahan yaitu kecamatan
Palu Barat, kecamatan Palu Selatan, kecamatan Palu Timur dan kecamatan Palu Utara.
Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Kota Palu mencapai 335.297
jiwa, terdiri dari laki-laki 169.207 jiwa dan perempuan 166.090 jiwa dengan sex rasio 102
persen, dengan tingkat kepadatan 794 jiwa per km2. Sebaran kepadatan penduduk tertinggi
berada di wilayah kecamatan Palu Selatan dan yang terendah di wilayah kecamatan Palu
Timur. Ciri akulturatif Kota Palu menunjukkan heterogenitas warganya. Penduduk Kota Palu
terdiri dari berbagai macam suku, ras dan agama. Agama Islam dianut oleh sebagian besar
penduduknya 80,25 persen, Kristen 13,70 persen, Katolik 2,67 persen, Hindu 0,99 persen dan
Budha 2,39 persen. Sedangkan suku asli yang mendiami Lembah Palu sebagian besar suku
Kaili.
Potensi

Daerah

Pada Tahun 2009 produksi Kakao Kota Palu diperkirakan sebesar 56 ton dengan luas tanam 168
Ha. Produksi Kakao tersebut disuplai oleh 3 (tiga) kabupaten terbesar sebagai penghasil Kakao
di Sulawesi Tengah yaitu Kabupaten Donggala, Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Poso.
Sebagai komoditi yang menjadi fokus produk unggulan, capaian nilai ekspor Kakao yang keluar
dari

pintu

pelabuhan

Pantoloan

mencapai

120.000

ton

hingga

180.000

ton.

Jumlah produksi Perkebunan Kelapa meningkat sebesar 296 ton dengan luas areal tanam
sebesar 276 ha, dibanding tahun 2008 yang hanya mencapai 203 ton dengan luas areal tanam
246 ha, dengan peningkatan produksi 0,5 persen. Perkebunan Kelapa menyebar di seluruh
wilayah

kecamatan

di

Kota

Palu.

Luas kawasan hutan di Kota Palu adalah 17.306 Ha, yang terdiri atas Taman Hutan Rakyat
(Tahura) seluas 5.789 Ha, Hutan Lindung seluas 7.141 Ha, dan Hutan Produksi Terbatas 4.376
Ha. salah satu hasil hutan yang juga merupakan komoditas unggulan Kota Palu yaitu rotan.
Rotan merupakan kompetensi inti Kota Palu. Beberapa jenis rotan khas (endemik) yang
diminati pasar domestik dan internasional adalah jenis Lambang Batang, Tohiti, Tohiti Noko
dan beragam jenis lainnya. Produksi Rotan Kota Palu mencapai 200 ton hingga 300 ton per
tahunnya, dengan luas kawasan hutan yang ditumbuhi diperkirakan seluas 4.000 Ha, dan

menyebar di Kelurahan Kawatuna dan Kelurahan Poboya. Produksi Rotan Kota Palu termasuk
besar mengingat produksi Rotan secara nasional mencapai 750 ton per tahun.
Bawang Goreng Kota Palu merupakan bawang khas dengan aroma rasa yang gurih. Bawang ini
diberi nama Varietas Bawang Primadona Palu yang sangat diminati oleh para wisatawan baik
domestik maupun mancanegara. Luas panen Bawang tahun 2009 sebesar 163 Ha dengan
produksi 6.526 ton, dengan rata-rata hasil produktivitas lahan 40,04 kw/ha. Selain bawang
goreng juga tersedia varietas Nangka Palu dalam bentuk kripik nangka yang menjadi
cinderamata

khas

Kota

Palu.

Luas perairan Teluk Palu yang berada dalam wilayah pengelolaan Pemda Kota Palu adalah 189
km2. Produksi perikanan laut di Kota Palu Tahun 2009 sebesar 2.789,5 ton dengan nilai
produksi 57,779 miliar rupiah.
Jenis kegiatan budidaya di perairan Teluk Palu yaitu budidaya ikan dengan metode: (1)
Keramba Jaring Apung (KJA) dan Sawah capaian produksinya 0,16 ton dengan nilai produksi
Rp. 6.000.000,- ; (2) Budidaya laut dan kolam capaian produksi 266,30 ton dengan nilai
produksi

1,674

miliar

rupiah.

Sektor Peternakan merupakan salah satu potensi unggulan di Kota Palu. Pada tahun 2009
Populasi ternak terbesar adalah Kambing yaitu 134.424 ekor, Domba yaitu 22.519 ekor, Sapi
yaitu 8.531 ekor. Sedangkan populasi unggas yang terbesar yaitu Ayam pedaging 3.766.350
ekor dengan produksi daging 4.281,59 ton, Ayam Kampung 737.774 ekor dengan produksi
daging 2.004,9 ton dan produksi telur 442,66 ton, Ayam Ras Petelur 159.260 ekor dengan
produksi daging 69,67 ton dan produksi telur 1.793,4 ton, dan Itik 2.579 ekor dengan produksi
daging 0,98 ton dan produksi telur 70,23 ton.
Potensi tambang di Kota Palu yang sudah dieksploitasi yaitu tambang galian pasir, batu dan
kerikil (sirtukil) melalui izin kategori Galian C seluas 60 Ha dari total 220 Ha yang
dicadangkan. Wilayah yang telah dieksploitasi diantaranya adalah Sungai Lambagu, Sungai
Njoli, Bukit Poilina, Sungai Nggolo, perbukitan Daenusa, Sungai Wala, Sungai Palupi, Sungai
Taipa, Sungai Tawaeli dan Bukit Buluripipi. Potensi lainnya seperti Gips juga tersebar di
sejumlah titik di Kota Palu (Kelurahan Tondo dan Layana Indah) Kecamatan Palu Timur, Tanah
Urug di Kecamatan Palu Timur dan Palu Selatan dan potensi tambang emas di Kelurahan
Poboya.
Jumlah perusahaan industri di Kota Palu tahun 2009-2010 sebanyak 374 perusahaan, yang
terdiri atas 313 perusahaan industri kecil, 44 perusahaan industri menengah dan 17

perusahaan industri besar. Semua dari jenis perusahaan industri itu telah mampu menyerap
tenaga kerja sebanyak 17.298 orang. Hal ini berdampak positif pada peningkatan nilai tambah
sektoral terhadap pendapatan regional Kota Palu.
Nilai tambah di sektor industri pengolahan mengalami peningkatan dari Rp. 610.189.000.000,tahun 2008 menjadi Rp. 672.287.000.000,- pada tahun 2009 (10,18 persen). Hasil ini diikuti
meningkatnya nilai Produk Domestik Regional Bruto berdasarkan harga berlaku dari Rp.
4.655.152.000.000,- tahun 2008 menjadi Rp. 5.332.677.000.000,- tahun 2009 (14,55 persen).
Neraca perdagangan Kota Palu menunjukkan angka surplus. Pada tahun 2009 neraca
perdagangan Kota Palu di sisi ekspor mencapai US$ 210.194,98 ribu dan nilai impor sebesar
US$ 0,02 ribu.
Kota Palu terdapat 12 pasar tradisional dan 12 pusat perbelanjaan modern yang lokasinya
menyebar di empat kecamatan. Salah satu dari pusat perbelanjaan modern yang dibanggakan
warga Kota Palu adalah Mall Tatura Palu (MTP) di jalan Emmy Saelan. Terdapat beragam
pilihan berwisata di Kota Palu. Salah satunya adalah wisata bahari. Beberapa titik lokasi
wisata bahari di Kota Palu antara lain di Taman Ria, Pantai Talise, Pantai Mamboro dan Pantai
Tumbelaka. Lokasi-lokasi tersebut berada di sepanjang garis pesisir Teluk Palu.
Selain wisata bahari, pilihan wisata kuliner khas Kota Palu juga tersedia. Wisatawan dapat
mencicipi makanan khas seperti Kaledo yang sajiannya berupa kuah sejenis sup dengan bahan
utama daging sapi pada bagian kaki dan disajikan bersama ubi kayu, jagung maupun nasi
putih. Pilihan lainnya adalah Uve Mpoi, air kuah dengan rasa asam pedas yang khas. Bahan
utama adalah daging sapi yang di iris kecil-kecil, dapat dinikmati bersama burasa (beras yang
disantan dan dimasak dengan cara direbus. Beras dibungkus dengan daun pisang muda).
Pilihan kuliner lainnya adalah Uta Dada. Jenis makanan ini serupa kari atau opor dengan
bahan utama daging ayam dan disajikan bersama ketupat.
Salah satu masakan yang menjadi hidangan favorit warga Kota Palu lainnya adalah Sayur Kelor.
Sayur yang berbahan dasar dari daun kelor, dimasak dengan santan kelapa. Sayur kelor ini
sering disantap bersama tumis ikan teri yang diracik pedas (Duo) atau dengan Palumara, yaitu
kuah asam dengan bahan dasar daging atau ikan.
(Sumber: Bappeda Provinsi Sulawesi Tengah)

Anda mungkin juga menyukai