Anda di halaman 1dari 56

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berlokasi di desa Oelnasi Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang NTT.
Bendungan Tilong dirintis sejak tahun 1995-2001 dan diresmikan oleh presiden
RI. Merupakan salah satu bendungan terbesar di kabupaten Kupang yang
mempunyai daya tampung 19 juta meter kubik. Bendungan ini memasok air ke
1.548 herktar areal persawahan di desa-desa di Kupang Tengah seperti Oelnasi,
Noelbaki, dan Tasipah. Selain itu juga Bendungan Tilong memasok air baku untuk
kebutuhan warga di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang.
Air Baku diambil dari Bendungan Tilong didorong menggunakan pompa ke
Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengelolaan Air (IPA) di Tulun Desa
Baumata Utara Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang untuk diolah setelah itu
dipompa lagi untuk didistribusikan ke masyarakat kota Kupang Melalui PDAM
Kota Kupang.
Kapasitas debit air baku untuk air bersih sebesar 150 liter per detik, namun yang
dimanfaatkan oleh BLUD SPAM sampai dengan saat ini baru 75 liter per detik.
Dan apabila dioperasikan 8 jam per hari diperoleh produksi air minum 108.000m³
per bulan. Kapasitas produksi ini dapat melayani sampai 8000 lebih pelanggan per
hari, dengan asumsi pemakaian air per kepala keluarga perhari sebesar 100 liter
atau 0,1m³. Untuk teknis pengelolaan dan pemeliharaan WTP tulun, pemerintah
provinsi NTT membentuk Badan Layanan Umum Daerah Sistem Penyediaan Air
Minum (BLUD SPAM) sejak tahun 2011 yang melekat pada Bidang Cipta Karya
Dinas PUPR NTT (sumber :radarntt).
Namun setelah 20 tahun beroperasi kinerja bendungan mulai menurun sehingga
menimbulkan berbagai masalah air, salah satunya pencemaran dan penurunan
volume tampungan bendungan.
Selain itu Air bersih masih menjadi persoalan kabupaten dan kota di Provinsi Nusa
Tengggara Timur akibat kerusakan hutan dan daerah aliran sungai (DAS).

1
Pada tahun 2019 terjadi permasalahan air baku di bendungan tilong yang
tampungannya menurun drastis akibat musim kemarau yang berkepanjangan.
Tampungan air baku pada saat itu mengkhawatirkan dan itu berpengaruh pada
kualitas air. Dampak terbesar yang dirasakan masyarakat pada saat itu adalah
terhentinya sementara distribusi air bersih akibat penurunan volume air dan
kualitas air bendungan Tilong berkurang yang terlihat dengan berubahnya warnah
air menjadi keruh dan kuning kehijuan akibat adanya aktivitas masyarakat, hewan,
serta bahan-bahan organik yang terbawa pada saat hujan yang mengalir dari sisi
bendungan atau banjir sehingga adanya penebalan lumpur pada tampungan
bendungan sehingga lebih memperkeruh air dan dikarenakan tampungannya juga
terbuka maka kotoran-kotoran lain bisa saja masuk dan tercampur dengan air.
Sehingga sarana Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengelolaan Air
(IPA) menambah kinerjanya untuk menghasilkan air yang bersih dan sehat untuk
dikonsumsi masyarakat.
Bersadarkan uraian permasalahan di atas maka penulis mengambil judul :
Studi tentang Kualitas Air Baku dan Volume Air pada Instalasi Pengolahan
Air (IPA) di Tulun Desa Baumata Utara Kecamatan Taebenu Kabupaten
Kupang.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan dalam latar belakang di atas
penulis merumuskan dalam penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Bagaimana menentukan kualitas air baku pada Instalasi Pengelolaan Air
(IPA) di Tulun Desa Baumata Utara Kecamatan Taebenu Kabupaten
Kupang agar dapat digunakan masyakat.
2. Berapa volume air di Instalasi Pengolahan Air (IPA) di Tulun untuk
kebutuhan masyarakat Kota Kupang.

2
1.3 Tujuan
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan dalam perumusan masalah
diatas maka dalam penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui kualitas dan kelayakan air baku bendungan Tilong pada
Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengelolaan Air (IPA) di
Tulun berdasarkan parameter fisik dan kimia sebagai air baku untuk
kebutuhan sehari-hari masyarakat berdasarkan standar baku mutu kualitas
air bersih Permenkes RI No.492/Menkes/Per/IV/2010 .
2. Untuk mengetahui volume air baku pada Water Treatment Plant (WTP)
atau Instalasi Pengelolaan Air (IPA) di Tulun yang dibutuhkan masyarakat
Kota Kupang

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Sebagai bahan referensi untuk pembaca
2. Sebagai bahan pembanding yang didapat pada saat di bangku perkuliahan
dan saat penulis melakukan pengamatan dilapangan
3. Sebagai salah satu tahap untuk memenuhi syarat kelulusan pada prodi
Teknik Perancangan Irigasi dan Penanganan Pantai, Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Kupang

1.5 Batasan Masalah


Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan penulis, maka penelitian ini
hanya menitik beratkan pada :
1. Menentukan kualitas air baku di Laboratorium Dinas Kesehatan Provinsi
NTT menggunakan parameter Fisik dan Kimia berupa :
Parameter Fisik : Bau, Rasa, Warna, Suhu, Kekeruhan, Zat terlarut (TDS)
Parameter Kimis : Ph, Nitrat, Nitrit, Kesadahan, Fluorida, Mangan, Besi,
Kromium,

3
pada air melalui bak koagulasi, bak flokulasi, bak sedimentasi dan bak
filtrasi.
2. Meneliti tentang volume air pada bak sumpwell (bak penampungan
sementara) di IPA Tulun untuk mencukupi kebutuhan air pelanggan
PDAM atau masyarakat Kota Kupang. Untuk konsumsi dengan debit 75
l/dt.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air Baku


2.1.1 Definisi Air Baku
Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnhya disebut air baku
adalah air yang dapat berasal dari sumber dari sumber air permukaan, cekungan air
tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air
minum (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 18,2007 : 3).
Berdasarkan Keputusan Meteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/MENKES/SK/IX/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri, air bersih adalah air yang dipergunakan untuk keperluan
sehari-hari dan kualitasnya memenuhi memenuhi persyaratan kesehatan air bersih
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila
dimasak (Kepmenkes RI No. 1405,2002 : 4).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, air minum
adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang
meemnuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum (Permenkes RI No. 492,
2010).
Air bersih secara umum diartikan sebagai air yang layak untuk dijadikan air
baku bagi air minum. Dengan kelayakan ini terkandung pula pengertian layak untuk
mandi, cuci dan kakus. Sebagai air yang layak untuk diminum, tidak diartikan bahwa
air bersih itu dapat diminum langsung, artinya masih perlu dimasak atau direbus
hingga mendidih. Secara terperinci Kementrian Kesehatan mempunyai definsi tentang
air bersih.
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan
menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih
adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum. Adapun
persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi

5
kualitas fisik, kimia, biologi dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak
menimbulan efek samping (Ketentuan PerMenkes No.416/Menkes/PER/IX/1990).
Air adalah zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar tiga
per empat bagian tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat bertahan hidup
lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain itu air juga dipergunakan untuk memasak,
mencuci, mandi dan membersihkan kotoran yang ada disekitar rumah. Air juga
digunakan untuk keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi,
transportasi, dan lain-lain (Chandra, 2017).

2.1.2 Sumber- Sumber Air


Pada dasarnya jumlah air yang ada di bumi adalah tetap dan mengikuti suatu
siklus (daur ulang) yang disebut dengan siklus hidrologi. Dengan adanya penyinaran
matahari, maka air mengalami penguapan atau evaporasi yang akan membentuk uap
air. Uap air ini kemudian akan menyatu ditempat tinggi, yang dikenal dengan awan.
Oleh angin, awan ini akan terbawa semakin tinggi sehingga mencapai temperatur yang
rendah, yang menyebabkan titik-titik air jatuh ke bumi sebagai hujan. Air hujan
sebagian akan mengalir ke dalam tanah, jika air ini keluar pada permukaan bumi atau
tanah maka air ini disebut mata air. Sedangkan air hujan yang jatuh ke bumi atau tanah
lalu mengalir ke tempat yang rendah (cekung), maka air tersebut akan membentuk
suatu danau atau telaga. Tetapi banyak diantaranya yang mengalir ke laut kembali.
Berdasarkan sumbernya, air dapat digolongkan menjadi empat kelompok, yaitu :
a. Air Atmosfer
Air atmosfer terjadi dari proses evaporasi air permukaan dan evapotranspirasi
dari tumbuh-tumbuhan oleh bantuan sinar matahari melalui proses kondensasi
kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk hujan, salju, ataupun embun. Air atmosfer
mempunyai sifat tanah (soft water) karena kurang mengandung garam-garam dan
zat-zat mineral sehingga kurang segar dan juga akan boros terhadap pemakaian
sabun. Disamping itu, air atmosfer mempunyai sifat agresif terutama pada pipa-
pipa penyalur maupun bak-bak reservoir sehingga hal ini akan mempercepat
terjadinya korosi.

6
b. Air Laut
Air laut mempunyai sifat asin karena mengandung garam (NaCl). Kadar garam
dalam air laut kurang lebih 3%. Dengan keadaan ini, maka air laut tidak memenuhi
syarat untuk air minum apabila belum diolah terlebih dahulu. Air laut jarang
digunakan sebagai air baku untuk air minum karena pengolahan untuk
menghilangkan kadar garamnya membutuhkan biaya yang cukup besar.
c. Air Permukaan
Air permukaan merupakan air hujan yang mengalir dipermukaan bumi. Pada
umumnya air ini akan mengalami pengotoran selama pengairannya. Beban
pengotoran ini untuk masing-masing air akan berada tergantung daerah pengaliran
air permukaan. Macam-macam air permukaan antara lain :
1) Air Sungai
Dalam penggunaannya sebagai air minum haruslah mengalami suatu
pengolahan yang sempurnah, mengingat bahwa air mempunyai derajat
pengotoran yang tinggi. Air sungai merupakan penampungan dari berbagai
jenis limbah yang terdapat disekitarnya baik itu limbah domestik maupun
limbah industri. Sungai yang telah tercemar oleh limbah industri yang berat
akan sulit diolah serta membutuhkan proses yang lebih kompleks.
2) Air Rawa
Pada umumnya air rawa berwarna, karena adanya zat-zat organic yang
telah membusuk. Dengan banyaknya zat organik menyebabkan kadar O₂
yang terlarut dalam air sedikit sehingga kadar Fe dan Mn yang terlarut
dalam air menjadi tinggi. Pada permukaan air akan tumbuh alga (lumut)
karena adanya sinar matahari dan O₂, maka untuk mengambil air ini
sebaiknya pada bagian tengah agar endapan-endapan Fe dan Mn serta
lumut tidak terbawa.
d. Air Tanah
Bumi memiliki sekitar 1,3 – 1,4 milyar km³ air, yang terbagi atas laut sejumlah
97,5%, dalam bentuk es 1,75%, dan sekitar 0,73% berada di darat. Air hujan yang

7
jatuh ke permukaan bumi akan mengalir ke daerah yang lebih rendah dan masuk
ke sungai akhirnya mengalir sampai ke laut, dalam perjalanan air tersebut
sebagian akan masuk kedalam tanah (infiltrasi) dan adapula yang menguap
kembali (Suripin,2001).
Air tanah adalah air yang melekat pada butir-butir tanah, air terletak diantara
butir-butir tanah dan air yang tergenang di atas lapisan tanah yang terdiri dari batu,
tanah lempung yang amat halus atau padat yang sukar ditembus air. Kebanyakan
air tanah berasal dari air hujan. Air hujan yang meresap kedalam tanah menjadi
bagian dari air tanah, perlahan mengalir ke laut, atau mengalir ke dalam tanah atau
di permukaan dan bergabung dengan aliran sungai (Sutrisno,1987).
Banyaknya air yang meresap ke tanah bergantung pada selain ruang dan waktu,
juga dipengaruhi kecuraman lereng, kondisi material permukaan tanah dan jenis
serta banyaknya vegetasi dan curah hujan. Meskipun curah hujan besar tetapi
lerengnya curam, ditutupi material impermeabel, persentase air mengalir di
permukaan lebih banyak dari pada meresap kebawah. Sedangkan pada curah
hujan sedang, pada lereng landai dan permukaannya permeabel, persentase air
yang meresap lebih banyak. Sebagian air yang meresap tidak bergerak jauh karena
tertahan oleh daya tarik molekuler sebagai lapisan pada butiran-butiran tanah.

Kecenderungan memilih air tanah sebagai sumber air bersih dibandingkan air
permukaan mempunyai keuntungan sebagai berikut :

a. Tersedia dengan tempat yang memerlukan, sehingga kebutuhan bangunan


pembawa/distribusi lebih murah.
b. Debit (produksi) sumur biasanya relative stabil.
c. Lebih bersih dari bahan cemaran (polutan permukaan).
d. Kualitasnya seragam
e. Bersih dari kekeruhan, bakteri, lumut atau tumbuhan dan binatang liar.

8
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang
Sumber Daya Air, air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau
batuan bawah permukaan tanah (Undang-undang RI No. 7, 2004).
Air tanah berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi lalu meresap
kedalam tanah dan mengalami proses filtrasi secara alamiah. Proses-proses yang
telah dialami air hujan tersebut, didalam perjalanannya kebawah tanah, membuat
air tanah menjadi lebih baik dan lebih murni dibandingkan air permukaan. Air
tanah terbagi atas :
a. Air Tanah Dangkal
Air tanah dangkal terjadi karena adanya proses peresapan air dari
permukaan tanah. Lumpur akan tertahan, demikian juga dengan sebagian
bakteri sehingga air tanah ini akan jerni tetapi lebih banyak mengandung
zat-zat kimia karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur
kimia tertentu untuk masing-masing lapisan tanah. Pengotoran juga masi
terus berlangsung terutama pada permukaan air yang dekat permukaan
tanah. Air tanah dangkal ini dimanfaatkan untuk sumber air minum melalui
sumur-sumur dangkal.
b. Air Tanah Dalam
Air tanah dalam terdapat setelah lapisan rapat air yang pertama. Untuk
mengambil air ini diperlukan bor karena kedalamannya berkisar antara
100-300 meter. Jika tekanan air tanah ini besar maka air akan menyembur
kepermukaan sumur. Sumur ini disebut sumur atesis. Jika air tidak dapat
keluar dengan sendirinya maka diperlukan pompa.
c. Mata Air
Mata air adalah adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya
kepermukaan tanah. Mata air yang berasal dari dalam, hampir tidak
terpengaruh oleh musim dan kuantitas serta meiliki kualitas yang sama
dengan air tanah dalam.

9
Tabel 2.1 Potensi Air Tanah di Pulau-pulau Besar Indonesia
NO Pulau Potensi Air Tanah (juta m³/tahun)
1 Sumatera 130.079
2 Jawa 40.898
3 Kalimantan 69.065
4 Sulawesi 20.224
5 Bali 1.598
6 NTB 2.015
7 NTT 8.429
8 Kep. Maluku 123.174
9 Papua 231.622
Sumber : Robert J. Kodoatie, 2012 : 58

2.1.3 Karakteristik Air Baku


Penyediaan air bersih, selain kuantitasnya maka kualitasnya pun harus
memenuhi standar yang berlaku. Dalam hal air bersih, sudah merupakan praktek pada
umumnya bahwa dalam menetapkan kualitas dan karakteristik untuk mendapatkan air
baku dengan mutu tertentu (standar kualitas air). Maka untuk mendapatkan gambaran
yang nyata tentang karakteristik air baku, maka diperlukan pengukuran sifat-sifat air
yang disebut kualitas air.
Standar kualitas air adalah baku mutu yang ditretapkan berdasarkan sifat
fisik,kimia,radioaktif, maupun bakteriologis yang menunjukan persyaratan kualitas air
tersebut. Peraturan Pemerintah Republik Indonesi No. 20 Tahun 1990 tentang
pengelompokan kualitas air menjadi beberapa golongan menurut peruntukannya.
Adapun penggolongan menurut peruntukannya adalah sebagai berikut :
a. Golongan A : Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung,
tanpa pengolaan terlebih dahulu.
b. Golongan B : Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.
c. Golongan C : Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan
peternakan.

10
d. Golongan D : Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha
perkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air (Hefni Effertdi,2003).

2.1.4 Manfaat Air Baku


Tidak dapat dimungkiri, air menjadi salah satu kebutuhan utama dalam hidup.
Manusia dapat bertahan hidup tanpa makan selama empat hari, tapi manusia tidak bisa
hidup tanpa minum air selama 4 hari. Namun, air bersih tidak hanya diperlukan sebagai
air minum saja. Masih ada banyak lagi manfaat air baku yang bisa dirasakan, bukan
hanya bagi manusia saja, tetapi juga lingkungan sekitar. Oleh karena itu dibawah
adalah manfaat air baku :

a. Memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh


Air merupakan komposisi utama dalam tubuh. Jumlah kadar air yang
terkandung dalam tubuh sekitar 50 – 80%, tergantung pada usia. Pada anak-
anak, volume air dalam tubuhnya mencapai 65 – 80% dari berat badan. Angka
ini akan menurun seiring pertumbuhan anak, yakni mencapai 55 – 60% saat
remaja. Lantas, karena sebagian besar tubuh manusia terdiri dari cairan, maka
tubuh sangat membutuhkan asupan cairan yang mencukupi. Asupan cairan ini
didapatkan dari air minum dan makanan yang mengandung cairan.
Kurangnya asupan cairan dalam tubuh bisa mengakibatkan menurunnya
konsentrasi seseorang. Ini tentu dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Oleh
karena itu, pastikan Anda mendapat asupan cairan yang cukup dengan
meminum air bersih setidaknya 1,5-2 liter per hari, tergantung berat badan.
Semakin tinggi berat badan seseorang, semakin banyak asupan cairan yang
diperlukan.
b. Menjaga kesehatan dan kesegaran tubuh
Air dapat membantu untuk mengurangi panas berlebih pada tubuh. Ketika
kekurangan cairan, tubuh akan terasa lemas dan tidak bugar. Kandungan
mineral yang ada di dalamnya sangat baik untuk kesehatan. Dengan adanya air
yang masuk, tubuh bisa terhindar dari dehidrasi, sakit kepala atau migrain, serta

11
melancarkan pencernaan. Air bersih juga dapat merawat kesehatan kulit. air
dapat menjaga kelembaban kulit sehingga kulit menjadi lebih sehat dan segar.
Untuk mendapatkan manfaatnya, pastikan Anda hanya mengonsumsi dan
menggunakan air bersih dalam kehidupan sehari-hari. Pasalnya, air yang kotor
justru membawa dampak buruk. Misalnya, saat Anda meminum air yang
terkontaminasi, senyawa dan bakteri kotor di dalam air akan ikut masuk ke
dalam tubuh dan bisa mengganggu kesehatan. Penyakit yang biasa muncul
akibat mengonsumsi air kotor seperti sakit perut dan diare.
c. Membersihkan badan
Manfaat air bersih lainnya adalah untuk membersihkan badan dari kotoran.
Masih banyak orang, terutama di daerah pinggiran, berpikir bahwa mandi
menggunakan air sungai saja sudah cukup untuk membersihkan badan. Namun
kita tidak tahu apakah air tersebut belum atau sudah tercemar dengan limbah
air lainnya.
Bahkan didaerah pedesaan sekalipun, air sungainya belum tentu bersih.
Pasalnya sungai bias saja tercemar limbah pertanian, limbah rumah tangga,
hingga kotoran ternak. Sementara itu, didaerah perkotaan sudah jelas air sungai
dapat terkontaminasi limbah pabrik dan rumah tangga.
Mandi menggunakan air yang terkontaminasi polusi dapat menyebabkan
penyakit kulit seperti gatal-gatal, panu, hingga bisul. Oleh sebab itu,
bersihkanlah badan menggunakan air bersih yang dapat menghilangkan kotoran
tanpa meninggalkan jejak kotoran lainnya pada badan anda.
d. Membersihkan bahan makanan
Selain membersihkan badan, air bersih juga bermanfaat membersihkan bahan
makanan dan untuk masakan. Bahan makanan yang bersih dapat menunjang
kesehatan tubuh. Hal ini karena kotoran dan bakteri yang menempel dibahan
makanan dan telah hilang saat dibersihkan menggunakan air bersih.
Jika anda mencuci bahan makanan menggunakan air kotor, maka bakteri kotor
yang ada didalamnya akan semakin bertambah dan bias menyebabkan berbagai
penyakit.

12
Begitu pula dengan memasak bahan bahan makanan. Dengan menggunakan air
yang bersih, hasil masakan tentu lebih terjamin kebersihannya dan tubuh dapat
terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh bakteri dari dalam air.
e. Membantu pekerjaan sehari-hari
Air bersih juga bermanfaat untuk membantu pekerjaan sehari-hari, seperti
pekerjaan rumah tangga. Air bersih bisa digunakan untuk mencuci pakaian dan
perabotan rumah tangga. Dengan menggunakan air bersih, pakaian yang kotor
bisa menjadi bersih dan kotoran yang tadinya menempel di pakaian dan menjadi
sumber penyakit bisa hilang sehingga pakaian menjadi layak untuk dipakai.
Untuk perabotan rumah tangga, air bersih dapat digunakan untuk
membersihkan sendok, piring, garpu, atau peralatan makan lainnya.
f. Untuk irigasi dan pertanian
Indonesia dikenal sebagai negara yang agraris karena sebagian penduduknya
mempunyai mata pencaharian di bidang pertanian, perkebunan, atau bercocok
tanam. Ketersediaan air tentu menjadi salah satu faktor suksesnya hasil panen
petani. Irigasi menjadi air bersih bermanfaat untuk menjaga kesuburan tanah
serta mutu dan hasil produksi semakin baik. Biasanya para petani menggunakan
air sungai atau danau untuk irigasi. Namun sayangnya, banyak sungai dan
danau yang mulai tercemar limbah industri yang membuat air menjadi kotor.
Air yang digunakan untuk irigasi itu berpotensi memiliki kandungan senyawa
atau organisme berbahaya yang dapat menurunkan mutu hasil panen.
Tanah yang dialiri air tercemar tersebut juga akan kehilangan kesuburannya.
Jika hasil panen yang tercemar itu dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama,
maka akan dapat memicu penyakit yang tentunya sangat berbahaya bagi
kesehatan manusia.
g. Menjaga ekosistem lingkungan
Selain manusia, air bersih juga bisa dimanfaatkan untuk menjaga ekosistem
lingkungan. Misalnya, air bersih dapat memelihara biota air sungai dan
digunakan untuk irigasi serta budi daya perikanan. Ekosistem sungai yang
terjaga dapat digunakan sebagai sarana rekreasi pendidikan dan pembelajaran.

13
h. Penyuplai energi
Seperti yang disebutkan sebelumnya, air bersih tidak hanya bermanfaat bagi
manusia saja, tetapi juga untuk makhluk hidup lain. Seperti halnya manusia,
hewan juga memerlukan air untuk memenuhi kebutuhan cairan pada tubuhnya.
Asupan cairan ini juga didapat dari air yang diminum dan masuk ke tubuh. Air
bersih yang diminum oleh hewan dapat menjadi sumber energi. Begitu pula
dengan pohon dan tumbuhan lainnya yang juga memerlukan air untuk tumbuh
subur.
i. Menghemat pengeluaran
Adanya ketersediaan air bersih ternyata bisa menghemat pengeluaran sehari-
hari. Seperti yang terjadi tahun 2017 kemarin, 13 kecamatan di Kabupaten
Sukabumi mengalami kesulitan air bersih karena musim kemarau sehingga para
warga terpaksa membeli air bersih. Meskipun ada sumber air di dekat
pemukiman warga, namun belum layak untuk dikonsumsi.
Dengan tersedianya sumber air bersih, Anda tidak perlu mengeluarkan kocek
berlebih untuk membeli air ketika membutuhkan air bersih dan bisa menghemat
biaya hidup sehari-hari.
Itulah beberapa manfaat air bersih yang bisa dirasakan dalam kehidupan sehari-
hari. Air bersih memberikan banyak sekali manfaat. Namun, masih banyak
orang yang belum menikmati air bersih karena akses yang sulit. Keterbatasan
air bersih pun menjadi salah satu masalah yang sering muncul saat ini.

2.2 Kualitas Air


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, air minum
aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi,
dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan parameter tambahan.
(Permenkes RI No.492,2010)

14
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 tahun 2001
mengenai Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, klasifikasi mutu air
ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas, yaitu
a. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air
minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut.
b. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan,
air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan air yang sama dengan kegunaan tersebut.
c. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan
ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi peretanaman, dana tau
peruntukan lain yang mempersyaratkan air yang sama dengan kegunaan
tersebut.
d. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi
pertanaman dan tau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut.

15
Tabel 2.2 Standar Kualitas Air Baku

Jenis Kadar Maksimum yang


Parameter Satuan
Parameter diperbolehlan
Parameter yang yang berhubungan dengan kesehatan
Jumlah per 100 ml
E. Coli 0
sempel
Mikrobioligi
Total Bakteri Jumlah per 100 ml
0
Koliform sempel
Arsen mg/L 0,01
Flourida mg/L 1,5
Total Kromium mg/L 0,05
Kadmium mg/L 0,003
Kimia Organik
Nitrit mg/L 3
Nitrat mg/L 50
Sianida mg/L 0,07
Selenium mg/L 0,01
Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan
Bau Tidak berbau
Warnah TCU 15
TDS mg/L 500
Fisik
Kekeruhan NTU 5
Rasa Tidak berasa
Suhu °C Suhu udara ±3
Alumunium mg/L 0,2
Besi mg/L 0,3
Kesadahan mg/L 500
Khlorida mg/L 250
Mangan mg/L 0,4
Kimia
pH 6,5-8,5
Seng mg/L 3
Sulfat mg/L 250
Tembaga mg/L 2
Amonia mg/L 1,5
Sumber : Departemen Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

2.2.1 Air Minum


Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Menurut
PERMENKES No. 492/2010 Pasal 3, “Air minum aman bagi kesehatan apabila
memenuhi syarat fisika, kimia, mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif yang dimuat
dalam parameter wajib dan tambahan.”

16
Persyaratan fisik, yaitu :

a. Bau
Bau air dapat memberi petunjuk akan kualitas air. Air yang berbau tidak
akan disukai masyarakat.
b. Jumlah Zat Padat yang Terlarut
Jumlah Zat Padat Terlarut (TDS) biasanya terdiri atas zat organik, garam
organik, dan gas terlarut. Bila TDS bertambah maka keadaan akan naik
pula.
c. Kekeruhan
Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, baik yang
bersifat anorganik maupun yang organik. Zat anorganik, biasanya berasal
dari lapukan batuan dan logam, sedangkan zat organik berasal dari lapukan
tanah atau hewan. Buangan industri juga merupakan sumber kekeruhan.
d. Suhu
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi
pelarutam zat kimia yang ada pada saluran/pipa yang dapat membahayakan
kesehatan, menghambat reaksi-reaksi biokimia didalam saluran/pipa,
mikro organisme patogen tidak mudah berkembang biak dan bila diminum
air dapat menghilangkan dahaga.
e. Warna
Air sebaiknya tidak berwarna dan untuk mencegah keracunan untuk
mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme
yang berwarna warna dapat disebabkan oleh adanya tannin dan asam humat
yang terdapat secara alamiah di air rawa, berwarna kuning muda
menyerupai urin, oleh karena khlor dapat membentuk senyawa-senyawa.
Chloroform yang beracun. Warnapun dapat berasal dari buangan industri.

17
Persyaratan Kimia :
a. Besi (Fe)
Kadar besi (Fe) yang melebihi ambang batas (1,0 mg/l) menyebabkan
berkurangnya fungsi paru-paru dan menimbulkan rasa, warna (kuning),
pengendapan pada dinding pipa, pertumbuhan bakteri besi, dan kekeruhan.
b. pH
Air sebaiknya tidak memiliki keasaman dan tidak basa untuk mencegah
terjadinya pelarutan logam berat dan korosi jaringan distribusi air. pH yang
dianjurkan untuk air bersih adalah 6,5-9.
c. Tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) sebenarnya diperlukan pada perkembangan tubuh manusia.
Tetapi untuk dosis tinggi dapat menyebabkan gejala ginjal, hati, muntaber,
pusing kepala, lemah, anemia, dan lainnya bahkan dapat meninggal dunia.
d. Klorida
Klorida adalah senyawa halogen khlor (Cl), dalam jumlah yang banyak
khlor (Cl) akan menimbulkan rasa asin, korosi pada pipa sistem
penyediaan air panas. Sebagai disinfektan, residu khlor (Cl) dalam
penyediaan air sengaja dipelihara tetapi (Cl) ini dapat terikat
padasenyyawa organic dan membentuk halogen – hidrokarbon (Cl – HC)
banyak diantaranya dikenal sebagai senyawa-senyawa karsinogenik.
Kadar maksimum klorida yang diperbolehkan dalam air bersih adalah 600
mg/l.
e. Seng (Zn)
Seng (Zn) dapat menimbulkan warnah pada opalacent dan bila dimasak
akan timbul endapan seperti pasir. Kadar maksimum seng (Zn) yang
diperbolehkan didalam air bersih adalah 15 mg/l.
f. Mangan (Mn)
Mangan (Mn) merupakan metal kelabu-kemerahan keracunan seringkali
bersifat kronis sebagai akibat inhalasi debudan uap logam.

18
2.2.2 Tahap-tahap Pengolahan Air Pada Instalasi Pengolahan Air
Sistem pengolahan air dikenal dengan istilah Water Treatment. Ada beberapa
tahap pengolahan air yang harus dilakukan sehingga air tersebut dikatakan layak untuk
dipakai. Namun, tidak semua tahap ini diterapkan oleh masing-masing pengelola air,
tergantung dari kualitas sumber airnya.
Sebagai contoh, jika sumbernya berasal dari dalam tanah (ground water), sistem
pengolahan airnya akan lebih sederhana dari pada yang sumber airnya berasal dari
sumber air permukaan, seperti air sungai, danau atau laut. Karena air yang berasal dari
tanah telah melalui penyaringan secara alami oleh struktur tanah itu sendiri dan tidak
terkontak langsung dengan udara bebas yang mengandung banyak zat-zat pencemaran
air.
Berbeda halnya dengan sumber air permukaan yang mudah sekali tercemar.
Namun demikian air yang berasal dari dalam tanahpun akan tercemar jug ajika sistem
penampungan dan penyalurannya tidak bagus.
Secara umum proses pengolahan air dibagi dalam 3 unit, yaitu :
1) Unit Penampungan Awal (Intake)
Unit ini dikenal istilah unit Sadap Air (Intake). Unit ini berfungsi sebagai
tempat penampungan air dari sumber airnya. Selain itu unit ini dilengkapi
dengan Bar Screen yang berfungsi sebagai penyaring awal dari benda-benda
yang ikut tergenang dalam air seperti sampah daun, kayu dan benda-benda
lainnya.
2) Unit Pengolahan (Water Treatment)
Pada unit ini, air dari unit penampungan awal diproses melalui beberapa
tahapan :
a. Tahap Koagolasi (Coagulation)
Pada tahap ini, air berasal dari penampungan awal diproses dengan
menambahkan zat kimia Tawas (alum) atau zat sejenis seperti zat garam
besi (Salts Iron) atau dengan menggunakan sistem pengadukan cepat
(Rappid Mixing). Air yang kotor atau keruh umumnya karena mengandung
berbagai partikel koloid yang tidak terpengaruh gaya gravitasi sehingga

19
tidak bias mengendap dengan sendirinya. Tujuan dari tahap ini adalah
untuk menghancurkan partikel koloid (yang menyebabkan air keruh) tadi
sehingga terbentuk partikel-partikel kecil namun masih sulit untuk
mengendap dengan sendirinya.
b. Tahap Flokulasi (Flocculation)
Proses flokulasi adalah proses penyisihan kekeruhan air dengan
penggumpalan partikel untuk dijadikan partikel yang lebih besar (Flok).
Pada tahap ini, partikel-partikel kecil yang terkandung dalam air
digumpalkan menjadi partikel-partikel kecil yang terkandung dalam air
dikumpulkan menjadi partikel-partikel yang berukuran besar (flok)
sehingga dapat mengendap dengan sendirinya (karena gravitasi) pada
proses berikutnya. Diproses Flokulasi ini dilakukan dengan cara
pengadukan lambat (Slow Mixing).
c. Tahap Pengendapan (Sedimentation)
Pada tahap ini partikel-partikel flok tersebut mengendap secara alami di
dasar penampungan karena massa jenisnya lebih besar dari unsur air.
Kemudian air dialirkan masuk ke tahap penyaringan di unit Filtrasi.
d. Tahap Penyaringan (Filtration)
Pada tahap ini air disaring melewati media penyaring yang disusun dari
bahan-bahan biasanya berupa pasir dan kerikil Silica. Proses ini ditujukan
untuk menghilangkan bahan-bahan terlarut dan tak terlarut.
Secara umum setelah melalui proses penyaringan ini air langsung masuk
ke unit penampungan akhir. Namun untuk meningkatkan kualitas air
kadang diperlukan proses tambahan, seperti :
 Proses Pertukaran Ion (Ion Exchange)
Proses pertukaran ion bertujuan untuk menghilangkan zat pencemar
anorganik yang tidak dapat dihilangkan oleh proses filtrasi atau
sedimentasi.

20
 Proses Penyerapan (Absorption)
Proses ini bertujuan untuk menyerap/menghilangkan zat pencemar
organik, senyawa penyebab rasa, baud an warna. Biasanya dengan
membubuhkan karbon aktif kedalam air tersebut.
 Proses Disinfeksi (Disinfection)
Sebelum masuk ke unit penampungan akhit, air melalui proses
Disinfeksi dahulu. Yaitu proses pembubuhan bahan kimia Chlorine
yang bertujuan untuk membunuh bakteri atau mikrooganisme
berbahaya yang terkandung didalam air tersebut.
3) Unit Penampungan Akhir (Reservoir)
Setelah masuk ke tahap ini berarti air sudah siap untuk didistribusikan ke
masyarakat.
2.3.2 Penjernihan Air
Dalam mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan air bersih diperlukan
penerapan teknologi penjernihan air yang sesuai dengan kondisi sumber air baku,
kondisi social budaya, ekonomi, dan SDM masyarakat setempat. Tujuan penjernihan
air adalah menghilangkan pencemar (polutan) yang ada didalam air atau mengurangi
kadarnya agar air dapat menjadi layak untuk dipergunakan untuk masyarakat pada
akhir dari proses penjernihan.
Terdapat berbagai teknik penjernihan air yang bias dilakukan. Teknik-teknik
tersebut diantaranya adalah :
a. Penyaringan
Penyaringan adalah penjernihan air dengan cara menyaring air dengan
menggunakan bahan kain, kapas, pasir, kerikil, ijuk, dan atau bahan lainnya
untuk mendapatkan mutu air yang layak untuk dipakai oleh masyarakat.

b. Perebusan
Perebusan adalah penjernihan air dengan cara dipanaskan hingga mendidih
(untuk air 100⁰C). Proses ini diperuntukan membunuh bakteri, spora, ova,
kista, dan mensterilkan air.

21
c. Disinfeksi kimia
Disinfeksi kimia merupakan teknik penjernihan air menggunakan disinfeksi
atau bahan kimia yang bersifat racun dan mempunyai kemampuan
membunuh mikroorganisme. Teknik penjernihan air dengan disinfektan
kimia dapat dipergunakan pada genangan air, air dalam sumur dan lain
sebagainya.
d. Bubuk pemutih
Bubuk pemutih adalah penjernihan air dengan cara menggunakan bubuk
pemutih semisal tawas dan kapur gamping.
e. Tablet klorin
Tablet klorin adalah penjernihan air dengan cara menggunakan tablet klorin
atau kaporit.
f. Filter
Filter adalah penjernihan air dengan cara menggunakan filter air khusus yang
dibuat oleh pabrikan tertentu. Contoh yang biasa terdapat di pasaran adalah
filter keramik ‘lilin’ dan UV filter.
g. Desalinasi
Desalinasi adalah penjernihan air dengan serangkaian metode dan alat
khusus yang memanfaatkan pemanasan dengan sinar matahari.

2.2.3 Siklus Air


Siklus air adalah suatu sirkulasi air secara terus menerus terjadi dari atmosfer
turun ke bumi dan kembali lagi ke atmosfer melalui berbagai proses. Proses yang
terjadi pada siklus air adalah sebagai berikut :
a. Proses kondensasi
Kondensasi atau pengembunan adalah suatu proses perubahan dari wujud
benda ke wujud yang lebih padat, seperti gas menjadi cair.
b. Proses prespitasi
Prespitasi adalah suatu proses turunnya air dari atmosfer ke pemukiman,
prespitasi dapat berupa hujan, hujan salju, kabut, embun, hujan es. Di

22
Indonesia yang merupakan wilayah yang beriklim tropis, yang memberikan
sumbangan paling besar adalah hujan.
c. Proses evaporasi
Evaporasi atau penguapan adalah suatu proses perubahan molekul di dalam
keadaan cair dengan spontan menjadi gas, proses ini berkebalikan dengan
kondensasi
d. Proses tranpirasi
Transpirasi adalah proses penguapan air yang berlangsung pada jaringan
hidup yang terpengaruhi oleh fisiologi tumbuhan.

Air naik ke udara dari permukaan laut menguap lalu melalui proses evaporasi,. Air
yang berada di atmosfer yang berbentuk uap tersebut dalam massa yang besar di atas
daratan serta dipanaskan oleh radiasi tanah.
Siklus hidrologi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
a. Siklus pendek : air yang berasal dari air laut menguap lalu melalui proses
kondensasai berubah menjadi butir-butir air yang halus atau awan dan
selanjutnya hujan langsung jatuh ke laut.
b. Siklus sedang : air yang berasal dari laut menguap lalu melewati proses
kondensasi berubah menjadi awan dan dibawah oleh angin menuju daratan dan
jatuh sebagai hujan di daratan dan selanjutnya meresap ke dalam tanah lalu
kembali lagi ke laut melalui sungau-sungai atau saluran air.
c. Siklus panjang : air yang berasal dari laut menguap, setelah itu menjadi awan
melalui proses kondensasi, lalu terbawa oleh angina ke tempat yang lebih
tinggi di daratan dan terjadilah hujan salju atau es di pegunungan-pegunungan.
Bongkah-bongkah es mengendap di puncak gunung yang arena gaya gravitasi
meluncur ke tempat yang lebih rendah, mencair dan terbentuklah gletser lalu
mengalir melalui sungai-sungai kembali ke laut.
Daerah aliran sungai sebagai ekosistem alami berlaku proses-proses biofisik
hidrologis di dalamnya dimana proses-proses tersebut merupakan bagian dari suatu

23
daur hidrologi atau siklus air. DAS dapat dianalogikan sebagai suatu prosesor,
karakteristik tersusun atas faktor-faktor alami.

Gambar 2.1 Daur Hidrologi (siklus air)


Sumber : Hartono.2007
2.3 Penggunaan dan Jumlah Air
Penggunaan air berbeda dari satu kota ke kota yang lain. Tergantung pada cuaca,
ciri-ciri masalah lingkungan hidup, penduduk, industrialisasi, dan faktor lainnya. Pada
suatu kota tertentu, penggunaan air juga berubah dari musim ke musim, hari ke hari,
dan jam ke jam.
2.3.1 Penggunaan Air
Penggunaan air untuk kota dapat dibagi menjadi beberapa kategori antara lain :
a. Penggunaan Rumah Tangga
Adalah air yang dipergunakan di tempat-tempat hunian pribadi, rumah-
rumah, apartment, dan sebagainya untuk minum, mandi, saniter, dan tujuan-
tujuan lainnya.
b. Penggunaan Komersial dan Industri
Adalah air yang dipergunakan oleh badan-badan komersial dan industri.

24
c. Penggunaan Umum
Meliputi air yang dibutuhkan untuk pemakaian di taman umum, bangunan
pemerintah, sekolah, rumah sakit, dan lain-lain.
2.3.2 Pemakaian Air
Secara garis besar, pemakaian air dapat dikelonpokkan sebagai berikut :
a. Kebutuhan Air Domestik (Rumah Tangga)
Kebutuhan air domestik dibagi menjadi dua sistem yaitu sistem sambungan
langsung dan sambungan tidak langsung. Sambungan tidak langsung dibagi
menjadi dua bagian yaitu sambungan halaman dank ran umum.
1) Sambungan langsung (rumah permanen) adalah jenis pelayanan air
bersih, dimana pipa pelayanan diizinkan masuk kedalam sampai
plambing.
2) Sambungan halaman (rumah semi permanen) adalah jenis pelayanan
air bersih yang dimana pelayanan hanya diizinkan sampai ke box
meter.
3) Sambungan kran umum (rumah non permanen) adalah jenis
pelayanan air bersih yang dilakukan secara massal dimana
kran/hidran umum mewakili 100 orang dengan radius pelayanan 1
km.

Menurut Departemen Pekerjaan Umum dan PDAM Tirta Lontar Kupang standar
kebutuhan air domestic dapat dilihat pada table sebagai berikut :

Tabel 2.3 Kebutuhan Air Domestik


Jenis Kebutuhan Standar Kebutuhan
Sambungan Langsung (rumah permanen) 100-200 ltr/org/hari
Sambungan Halaman (rumah semi permanen)
Sambungan Kran Umum (rumah non 80-100 ltr/org/hari
permanen)
20-40 ltr/org/hari
Sumber : Departemen Pekerjaan Umum

25
b. Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air non domestic dihitung dengan asumsi yang menurut standar
Departemen Pekerjaan Umum dan dari PDAM Tirta Lontar Kota Kupang, yang
terdapat pada table berikut ini :

Tabel 2.4 Kebutuhan Air Non Domestik (PU)


Jenis Kebututuhan Standar Kebutuhan
Perkantoran 2-4 ltr/org/hari
Pendidikan 2-4 ltr/org/hari
Kesehatan 200-400 ltr/bed/hari
Pusat Perekonomian 2-5 ltr/org/hari
Peribadatan 20 ltr/m²/hari
Hotel 100-200 ltr/bed/hari
Perindustrian 2-10 ltr/bangunan/hari
Terminal/Transportasi 50-100 ltr/bus/hari
Bioskop 2-4 ltr/m²/hari
Rumah Makan 2-4 ltr/org/hari
Pusat Rekreasi 2 ltr/m²/hari
Pusat Fasilitas 2 ltr/m²/hari
Sumber: Departemen Pekerjaan Umum

2.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Air


Menurut buku Teknik Sumber Daya Air 2, ada beberapa diantara berbagai
faktor yang mempengaruhi besarnya penyadapan air, antara lain :

a. Iklim
Kebutuhan air untuk mandi, menyiram tanaman, pengaturan udara
bagainya akan lebih bisar pada iklim hangat dan kering dari pada di iklim
dingin
b. Ciri-ciri Penduduk
Pemakaian air dipengaruhi oleh status ekonomi dan langganan. Pemakaian
air di daerah-daerah pedesaan jauh lebih rendah dari pada di daerah
perkotaan.

26
c. Masalah Lingkungan Hidup
Meningkatnya perhatian masyarakat terhadap berlebihnya pemakaian
sumber-sumber daya yang telah menyebabkan berkembangnya alat-alat
yang dapat dipergunakan untuk mengurangi jumlah pemakaian air di
daerah pemukiman.
d. Indusri dan Perdagangan
Jumlahpenggunaan air yang sebenarnya tergantung pada besarnya pabrik
dan jenis industri.
e. Iuran Air dan Perdagangan
Bila harga air mahal, orang akan lebih menahan diri dalam pemakaian air
dan industri akan lebih mengembangkan persediaannya sendiri dengan
biaya yang lebih murah.
f. Ukuran Kota
Penggunaan air perkapita pada sekelompok masyarakat yang mempunyai
jaringan limbah cenderung untuk lebih tinggi di kota-kota besar dari pada
kota-kota kecil.

2.4 Jenis Jaringan Distribusi


2.4.1 Sistem Bercabang
Pada sistem ini ujung pipa percabangan dari pipa utamabiasanya tertutup
sehingga menyebabkan tertutupnya kotoran yang mengganggu pendistribusian air.
Keuntungan sistem bercabang :
a. Sangat baik untuk areal menurun (pegunungan)
b. Cukup ekonomis karena jalurnya relatif lebih pendek sehingga pipa yang
dibutuhkan lebih sedikit.
c. Tekanan air cukup tinggi sehingga dapat dimanfaatkan untuk pengaliran
air.
d. Mudah dalam operasi karena adanya titik mati kotoran yang terbawa
selama pengaliran dapat di buat pada titik akhir pengaliran.

27
e. Mudah dalam perbaikan. Bila ada kerusakan pada satu titik otomatis titik
yang ada dibawahnya akan terganggu selama perbaikan.
Kerugian sistem bercabang :
a. Bila aliran terputus, misalnya karena ada kerusakan pada suatu titik
otomatis titik yang ada dibawahnya akan terganggu selama perbaikan.
b. Tidak bisa melayani peningkatan kebutuhan atau lonjakan kebutuhan air
secara tiba-tiba karena tidak ada aliran dari daerah lain.

Gambar 2.2 Sistem Distribusi Pipa Bercabang


Sumber : Joko,2010
2.4.2 Sistem Grid ( Petak )
Pada sistem ini ujung-ujung pipa cabang disambungkan satu sama lain, sistem
ini lebih baik dari sistem pipa bercabang karena sirkulasinya lebih baik dan kecil
kemungkinan aliran menjadi tertutup atau staguasi.
Keuntungan sistem grid :
a. Sirkulasi airnya baik
b. Pipa sulit tersumbat apabila terdapat kotoran karena air didalam pipa terus
mengalir dan selalu terjadi pergantian air sehingga sulit terjadi pengendapan.
Kerugian sistem grid :
a. Agak sulit dalam pelaksanaannya karena pada akhir sambungan terdapat dua
sambungan yang saling terbalik arah ataupun membuka.

28
b. Tidak ekonomis karena banyak menggunakan sambungan seperti sambungan
elbow, tee, dan sebagainya.

Gambar 2.3 Sistem Distribusi Pipa Grid (Petak)


Sumber : Joko,2010
2.4.3 Sistem Berbingkai (Ring)
Pada sistem ini pipa induknya melingkar dibandingkan sistem yang lain, sistem
ini lebih baik dan bilamana ada kerusakan pada saat perbaikan maka distribusi air tidak
henti.
Keuntungan sistem ini :
 Tidak terjadi penghentian aliran pada saat perbaikan pipa yang bocor karena
air masih dapat mengalir melalui pipa cabang yang lainnya.
 Tidak terjadi penyumbatan pada pipa.
Kerugian sistem ini :
 Agak sulit dalam pelaksanannya, prinsipnya sama dengan sistem petak karena
terdapat dua sambungan yang terbalik arah pada pipa yang paling luar atau pipa
membentuk lingkaran.
 Tidak ekonomis karena jaringan sistem berbingkai untuk perumahan yang
besar sehingga banyak menggunakan pipa dan sambungan-sambungan.

29
Gambar 2.4 Sistem Distribusi Pipa Berbingkai (Ring)
Sumber : Joko, 2010

2.5 Metode Perhitungan Proyeksi Jumlah Penduduk


Untuk mengetahui perkiraan jumlah penduduk pada tahun-tahun mendatang,
digunakan beberapa metode antara lain metode aritmatika, metode geometrik, dan
metode requesi eksponensial.
2.2.2 Metode Aritmatika
Metode ini digunakan bila data berkala menunjukan jumlah penambahan yang
relative sama setiap tahun. Hal ini terjadi pada kota dengan luas wilayah yang relatif
kecil.
Rumus :

Pn = Po + Ka (Tn-To)
(2.1)

(2.2)
Ka = (P₂-P₁) / (T₂-T₁)

Keterangan :
Pn = Jumlah penduduk tahun ke-n
Po = Jumlah penduduk pada tahu awal
To = Tahun awal
Ka = Konstanta
P1 = Jumlah penduduk pada tahun pertama yang diketahui
P2 = Jumlah penduduk pada tahun terakhir yang diketahui
T1 = Tahun pertama yang diketahui
T2 = Tahun terakhir yang diketahui

30
2.6.1 Metode Geometrik
Metode ini digunakan bila data jumlah penduduk menunjukan peningkatan yang
pesat dari waktu ke waktu. Metode ini tepat untuk diterapkan pada kasus pertumbuhan
penduduk dikota yang pertumbuhan ekonominya tinggi dan perkembangan kotanya
pesat.
Rumus :

Pn = P˳ + (1 + r)ⁿ (2.3)

Keterangan :

Pn : Jumlah Penduduk pada Tahun ke-n

Po : JumlahPenduduk pada Tahun Dasar

r: Laju Pertumbuhan Penduduk

n: Jumlah Interval Waktu

2.6. Perhitungan Kebutuhan Air


Kebutuhan pokok minimal pemakaian air sendiri setiap orangnya mencapai 121
liter perharinya. Pemakaian tersebut antara lain untuk minum dan masak, cuci pakaian,
mandi, bersih rumah, serta keperluan ibadah. Masih berdasarkan survei tersebut,
menurut Poedjastanto kebutuhan pokok minimal Indonesia yaitu 70 liter/orang/hari.
Dalam PP No 16 tahun 2005 disebutkan Pemerintah dan Pemerintah Daerah
menjamin hak setiap orang dalam mendapatkan air minum bagi kebutuhan pokok
minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupan yang sehat, bersih dan produktif.
Poejastanto menjelaskan, survei tersebut dilakukan karena belum adanya
informasi Pola Konsumsi Air di Indonesia. Selama ini perencanaan dan perancangan
sistem penyediaan air minum di Indonesia masih mengacu pada standar text book,
sehingga perlu adanya informasi Pola Konsumsi Air yang realistis, cocok dan khas
untuk Indonesia.

31
Dengan adanya pola konsumsi tersebut, akan dapat diketahui mengenai
pemakaian air minum rumah tangga di Indonesia secara nyata untuk penyusunan
standar pemakaian air di indonesia, kata Direktur Pengembangan Air Minum.
Survei dilaksanakan juga sebagai tindak lanjut dari PP No. 16 Tahun 2005
tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dalam rangka
mewujudkan kesejahteraan masyarakat di bidang air minum dengan kualitas,
Kuantitas, dan kontinuitas yang memenuhi syarat.
Kegiatan pendataan dilakukan pada 8 provinsi di yang mewakili tiga wilayah di
Indonesia yaitu wilayah barat, tengah dan timur. Provinsi tersebut yaitu Sumatra Utara,
Bengkulu DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara
Timur dan Papua. Beberapa tahapan penentuan survei yaitu penentuan provinsi,
kota/kabupaten dan desa, penentuan daerah yang telah dan belum terlayani PDAM dan
penentuan rumah tangga.
Berdasarkan studi literatur, pemakaian air dipengaruhi oleh faktor internal, antara
lain persepsi, sosial ekonomi, sosial budaya dan ibadah. Sedangkan faktor eksternal
dipengaruhi oleh geografis dan fisiografis serta sarana dan prasaran seperti sumber air,
PDAM, Plambiang dan saniter.

2.6.1 Perhitungan Kebutuhan Air Domestik


Perhitungan kebutuhan air Domestik merupakan kebutuhan air bersih dari rumah
tangga, yang meliputi kebutuhan untuk masak, minum, mandi, cuci, dan sebainya.
Agar dapat mengetahui total kebutuhan air Domestik, maka dapat menggunakan
rumus :

D = Pn × PA + TP (2.4)

Keterangan :
Pn : Jumlah penduduk pada tahun ke-n
PA : Pemakaian Air (lt/org/hari)
TP : Tingkat Pelayanan (%)

32
2.6.2. Perhitungan Kebutuhan Air Non-Domestik
Kebutuhan air non-Domestik merupakan kebutuhan air bersih bagi masyarakat
diluar kebutuhan rumah tangga. Kebutuhan akan air bersih tiap orang (liter/org/hari)
bergantung dari macam kegiatan yang dilakukan. Perhitungan kebutuhan air Non-
Domestik dapat diperkirakan secara presentase dari kebutuhan Domestik (misal 25%
atau 30%).
Agar dapat mengetahui total kebutuhan air non-Domestik, maka dapat
menggunakan rumus :

ND = 25% × D (2.5)

Keterangan :

25% : Perkiraan presentase dari kebutuhan Domestik

D : Total Kebutuhan Domestik

2.6.3 Perhitungan Kehilangan Air (KA)


Kehilangan air bersih merupakan hasil pengolahan yang tidak dapat digunakan
bagi kepentingan konsumen karena terbusng baik secara teknis maupun non teknis.
Perhitungan akan kehilangan air biasanya berdasarkan prensentase dari total kebutuhan
dan perhitungan sebesar maksimal 20% dari total kebutuhan.
Untuk mengetahui kehilangan air dapat menggunakan rumus :

KA = 20% × T (2.6)

Keterangan :

20% : prensentase dari Total kebutuhan dan perhitungan

T : Kebutuhan Air Total

T = Perhitungan Domestik kebutuhan + Perhitungan Non-Domestik + 20% + T


(2.7)

33
2.7 Menghitung Volume Air pada IPA Tulun
Agar kita dapat mengetahui volume airnya, maka kita dapat menghitung
volumenya dengan menggunakan rumus seperti berikut ini.

𝑉 = 𝑃 ×𝐿 × 𝑇 (2.8)

Keterangan :
V : Volume
P : Panjang
L : Lebar
T : Tinggi

34
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


3.1.1 Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini yakni di Tulun Desa Baumata Utara Kecamatan Taebenu
Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang secara geografis terletak pada
10⁰11'00" TL dan 123⁰41'45" T dengan batasan wilayah sebagai berikut :

1. Utara : Desa Penfui Timur


2. Timur : Desa Baumata Timur
3. Barat : Desa Baumata Barat
4. Selatan : Desa Oelnasi

Lokasi penelitian ini dapat di tempu menggunakan kendaraan roda 2 maupun roda 4
dengan waktu tempu ±45 menit dari kota Kupang. Berikut dengan jelas dapat dilihat
pada peta lokasi dibawah ini :

Lokasi
Penelitian

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian


Sumber : Google Earth, 2022

35
3.2 Sumber Data
3.2.1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh berdasarkan pengambilan data langsung
dilapangan, yaitu :
a. wawancara.
b. Pengujian langsung sampel air di Laboratoriun DinKes Provinsi NTT
c. Pengukuran langsung Volume bak sumpwell
3.2.2 Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi-instansi pemerintah
maupun swasta yang bias mendukung tujuan penelitian ini, meliputi :
1) Membuat peta lokasi penelitian menggunakan Google Earth.
2) Baku mutu air (PERMENKES)
3) Data jumlah penduduk atau pelanggan PDAM Tirta Lontar
4) Data penduduk kota Kupang
3.3. Pengolahan Data
Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan maka dalam pengolahan data ini
penulis melakukan :
3.3.1 Pengujian sampel air dengan pengambilan dua titik sampel yaitu pada bak
penampungan awal dan bak penampungan sementara/sumpwell dengan
pengujian menggunakan parameter fisik dan kimia antara lain :
a. Parameter Fisik
 Kekeruhan
 Warna
 Bau
 Rasa
 Zat Terlarut (TDS)
b. Parameter Kimia
 Ph
 Nitrat
 Nitrit

36
 Kesadahan
 Fluoride
 Mangan
 Besi
 Kromium

3.4 Analisa Data


Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka cara menganalisa data adalah
sebagai berikut :
a. Pengujian kualitas air pada Instalasi Pengelolahan Air (IPA) Tulun,
langkah-langkah pengujian, yaitu :
1) Pengambilan 2 (dua) sampel air baku. Metode dalam penelitian ini adalah
metode survei langsung dan pengujian di laboratorium Dinas Kesehatan
Provinsi NTT.
2) Pengujian di laboratorium berupa pengujian Rasa, Bau, Suhu, Kekeruhan, Zat
Terlarut (TDS), Ph, Nitrat, Nitrit, Kesadahan, Fluorida, Mangan, Besi, Sulfat,
Selenium, Kromium Kadmium. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yang
memberikan gambaran dan uraian secara menyeluruh tentang apa yang diteliti
di lokasi penelitian serta membandingkan data kualitas air hasil uji laboratorium
dengan baku mutu yang berlaku.
b. Perhitungan volume air pada Instalasi Pengelolahan Air (IPA) Tulun,
Langkah-langkah perhitungan volume, yaitu :
1) Perhitungan volume bak penampungan akhir Instalasi Pengolahan Air (IPA)
Tulun
2) Perhitungan proyeksi jumlah pelanggan PDAM Tirta Lontar Kota Kupang
menggunakan metode aritmatika. Metode digunakan karena dari data berkala
menunjukan jumlah penambahan penduduk Kota Kupang yang relatif sama
setiap tahun.

37
Diagram Alir Penelitian
Mulai

Pengumpulan
data

DData Primer Data Sekunder

1. Wawancara 1. Baku mutu air (PERMENKES)


2. Pengujian di Laboratorium 2. Data pelanggan PDAM kota Kupang
3. Pengukuran volume bak sumpwell 3. Data Jumlah penduduk

PPengolahan Data

1. Pengujian sampel air 2. Perhitungan


- Fisik : Rasa, Bau, Suhu, Kekeruhan, Zat volume bak
Terlarut (TDS) penampungan
- Kimia : Ph, Nitrat, Nitrit, Kesadahan, Fluorida, Sementara
Mangan, Besi, Kromium 3. Perhitungan
Proyeksi pelanggan

Analisis data :
1. Membandingkan hasil sampel
kualitas air dengan baku mutu air.
2. Mengetahui kebutuhan air yang
diperlukan untuk distribusi.

Hasil

Kesimpulan

Selesai

38
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Kualitas Air


Pengambilan sampel air dari dua titik yaitu pada bak penampungan awal dan bak
penampungan akhir pada WTP (Water Treatment Plant). Setelah itu dilakukan
pengujian di Laboratorium Dinas Kesehatan Provinsi NTT.
4.2 Langkah-langkah Pengujian Kualitas Air
a. Pengujian Bau
Mengambil sampel air dan mencium baunya.
b. Pengujian Rasa
Mengambil sampel air dan taruh ke atas telapak tangan dan dicicipi.
c. Pengujian Suhu,TDS, dan Ph
Alat :
1. Salinitymeter
2. Gelas ukur
Bahan :
1. Sampel air
Langkah-langkah :
1. Pastikan Salinitymeter dalam keadaan bersih
2. Tuang sampel air sebanyak 250 ml ke gelas ukur
3. Nyalakan alat salinitymeter dan atur pada menu untuk menentukan
parameter yang ingin di uji
4. Setelah itu masukkan salinitymeter ke dalam gelas ukur dan tekan enter
5. Hasil akan terbaca pada layar.
d. Pengujian Warna, Nitrat, Nitrit, Kekeruhan, Flourida, Mangan, Besi,
Kromium
Alat :
1. Photometer

39
Bahan :
1. Larutan Reagen
2. Sampel Air
Langkah-langkah :
1. Keluarkan botol pada ruang sampel alat Photometer lalu masukkan
sampel air dan tambahkan larutan reagen sebanyak 2 ml
2. Tutup kembali tutupan botol dengan erat
3. Tempatkan botol ke ruang sampel untuk memastikan posisinya pas maka
lihat tanda X harus sejajar dengan anak panah pada botol
4. Tekan tombol Zero pada Photometer akan muncul pilihan parameter yang
akan diuji.
5. Setelah parameter dipilih lalu tekan tombol Test
6. Baca hasil parameter pada layar Photometer
e. Pengujian Kesadahan
Alat :
1. Gelas ukur
2. Beaker glass
3. Labu elenmeyer
4. Pipet tetes
5. Buret/tabung gelas panjang
6. Spatula
Bahan :
1. Sampel Air
2. Aquades
3. Bubuk EBT ( Erichrome Black-T)
4. Larutan Buffer
5. Reagen EDTA (Ethylen Diamine Tetra Acetic Acid)
Langkah-langkah :
1. Siapkan sampel air

40
2. Sampel air dituang kedalam labu elenmeyer menggunakan gelas ukur
sebanyak 25 ml
3. Tambahkan Aqudes sebanyak 25 ml dan campurkan bersama sampel air
didalam labu elenmeyer
4. Ambil bubuk EBT menggunakan ujung spatula dan dituang kedalam labu
elenmeyer
5. Setelah itu campurkan larutan buffer kedalam sampel menggunakan pipet
tetes dan digoncangkan selama beberapa saat sampai sampel air berubah
warna menjadi ungu.
6. Setelah itu labu alenmeyer ditaruh di bawah buret untuk dilakukan titrasi.
Pada ujung buret dibuka sedikit sampai cairan EDTA menetes kedalam
sampel sambil digoncang labu elenmeyernya sampai larutan berubah
warna menjadi warna biru
7. Tutup kembali buffer dan catat penurunan cairan EDTA pada buffer.
8. Proses titrasi dilakukan sebanyak 3 kali, dan catat nilai rata-ratanya dan
tentukan hasilnya .

41
4.2.1. Hasil Pengujian Kualitas Air
Untuk hasil pengujian kualitas air baku pada Instalasi Pengolahan Air (IPA) di
Tulun Desa Baumata Utara Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang dapat dilihat pada
tabel 4.1 dibawah ini :
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Kualitas Air Baku di Tulun Desa Baumata Utara

AIR BERSIH
NO JENIS PEMERIKSAAN
SAMPEL I SAMPEL II
1 Bau Tidak Berbau Tidak Berbau
2 Rasa Tidak Berasa Tidak Berasa
3 Suhu 28⁰C 28⁰C
4 Warnah 0 TCU 2 TCU
5 Nitrat 2,3 mg/L 2,1 mg/L
6 Nitrit 0,01 mg/L 0,009 mg/L
7 TDS 217 mg/L 214 mg/L
8 Kekeruhan 0,03 NTU 0,03 mg/L
9 Kesadahan 380 mg/L 416 mg/L
10 Flourida 0,01 mg/L 0,68 mg/L
11 Besi (Fe) 0,28 mg/L 0,25 mg/L
12 Mangan (Mn) 0,1 mg/L 0,7 mg/L
13 Kromium (Cr) 0,007 mg/L 0.010 mg/L
14 pH 7,82 8,0
Sumber : Laboratorium Dinas Kesehatan Provinsi NTT, 2023

42
Tabel 4.2 Standar Kualitas Air Baku Permenkes RI No.492/Menkes/Per/IV/2010

Jenis Kadar Maksimum yang


Parameter Satuan
Parameter diperbolehlan
Parameter yang yang berhubungan dengan kesehatan
Jumlah per 100 ml
E. Coli 0
sempel
Mikrobioligi
Total Bakteri Jumlah per 100 ml
0
Koliform sempel
Arsen mg/L 0,01
Flourida mg/L 1,5
Total Kromium mg/L 0,05
Kadmium mg/L 0,003
Kimia Organik
Nitrit mg/L 3
Nitrat mg/L 50
Sianida mg/L 0,07
Selenium mg/L 0,01
Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan
Bau Tidak berbau
Warnah TCU 15
TDS mg/L 500
Fisik
Kekeruhan NTU 5
Rasa Tidak berasa
Suhu °C Suhu udara ±3
Alumunium mg/L 0,2
Besi mg/L 0,3
Kesadahan mg/L 500
Khlorida mg/L 250
Mangan mg/L 0,4
Kimia
pH 6,5-8,5
Seng mg/L 3
Sulfat mg/L 250
Tembaga mg/L 2
Amonia mg/L 1,5

Sumber : Permenkes RI No.492/Menkes/Per/IV/2010

Dari hasil Pengujian Laboratorium Kesehatan Provinsi NTT, dan dibandingkan


dengan standar mutu Kualitas Air Baku menurut Permenkes RI
No.492/Menkes/Per/IV/2010 maka kualitas air baku yang ada pada Instalasi
Pengolahan Air (IPA) Tulun Desa Baumata Utara Kecamatan Taebenu Kabupaten
Kupang, baik digunakan sebagai air baku untuk pelanggan PDAM Kota Kupang.

43
4.2.2. Hasil Wawancara
Hasil wawancara pada pegawai BLUD SPAM
Pertanyaan :
1. Selain terjadi penurunan debit di bendungan Tilong akibat musim kemarau
yang berkepanjangan pada tahun 2019, apakah pernah kualitas air baku pada
IPA Tulun menurun ?
2. Apa saja penyebab menurunnya kualitas air sepanjang tahun 2021-2022 ?
3. Dalam sehari berapa banyak air air dapat disalurkan ke PDAM kota Kupang ?
4. Berapa jam operasi dalam sehari serta berapa kali penyalurannya ?
5. Berapa banyak Tawas yang digunakan dalam sehari ?
6. Berapa kapasitas tampungan pada bak sumpwell ?
Jawaban didapat dari Ibu Ecy selaku kepala Laboratorium WTP Tulun :
1. Pernah. Yaitu pada tahun 2021 sampai 2022 dimana debit air menurun dan
warnah air keruh.
2. diakibatkan oleh ganggang, pelapukan kayu dan dedaunan serta kotoran-
kotoran organik dan anorganik dari sekitar bendungan.
3. Air yang disalurkan ke PDAM sebanyak 2160000 l/dtk atau dikonversikan
menjadi 2160 mᶟ/dtk.
4. Dalam sehari lama operasi 6-8 jam dan disalurkan sebanyak 2 kali penyaluran.
5. Banyaknya tawas yang digunakan dalam sehari sebanyak 66,5 kg/hari
6. Kapasitas tampungan pada bak sumpwell sebanyak 456435 mᶟ

4.3 Perhitungan Jumlah Penduduk


4.3.1. Perhitungan Aritmatika
Untuk perhitungan Aritmatika dapat dihitung menggunakan rumus Pn = P₀ +
Ka (Tn - T₀) pada rumus 2.1 halaman 30
Dimana :
Pn = jumlah penduduk pada tahun 2020
= 442758 jiwa
Po = Jumlah penduduk pada tahun awal

44
= 342892
Tn -T₀ = Tahun 2020 – Tahun 2011
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2020−𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2011
Ka = 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2020−𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2011
99866
= 9

= 11096

Pn = P₀ + Ka (Tn - T₀)
442758 = 342892 + 11096 (T₂₀₂₀ - T₂₀₁₁)
= 442758

4.3.2. Perhitungan Geometri


Untuk perhitungan Geometri dapat dihitung menggunakan rumus Pn = P₀ (1 + r)ⁿ
pada rumus 2.3 halaman 31
Dimana :
Pn = Jumlah penduduk tahun ke-n
= 442758 jiwa
P₀ = Jumlah penduduk tahun awal
= 342892 jiwa
r = Laju pertumubuhan penduduk
= (Jumlah penduduk tahun 2020 – Jumlah penduduk tahun 2011)⁰ˊ²
= 0,0525
n = 2020 – 2015
=9
Sehingga :
Pn = P₀ (1 + r)ⁿ

P₂₀₂₀ = P₂₀₁₁ (1 + )⁽²⁰²⁰⁻²⁰¹¹⁾

= 342892 (1 + 0.0525)⁹

= 543217 jiwa

45
Untuk perhitungan lanjutan Aritmatika dan Geometri selanjutnya dapat dilihat
pada tabel 4.3 dibawah ini :
Tabel 4.3 Perhitungan Aritmatika dan Geometrik
Hasil Perhitungan Mundur Jumlah Penduduk
Tahun Jumlah Penduduk ( Jiwa ) Hasil Perhitungan
X Y Geometrik Aritmatik
2011 342.892 543217 442.758
2012 365.348 578793 365.348
2013 378.425 599510 378.425
2014 384.112 608519 384.112
2015 390.877 619236 390.877
2016 401.784 636515 401.784
2017 412.708 653822 412.708
2018 423.800 671394 423.800
2019 434.972 689093 434.972
2020 442.758 701427 442.758
Jumlah 3977676 6301526 4077542
Sumber : Hasil Perhitungan, 2023

4.4 Perhitungan Kebutuhan Air


Dalam perencanaan kebutuhan air bersih didasarkan pada kebutuhan domestik,
kebutuhan non-domestik,kehilangan air. Kebutuhan air bersih untuk masyarakat kota
sedang debitnya 150 liter/org/perhari, tergantung tingkat daerah pelayanannya.
Berikut adalah adalah tabel kebutuhan Air :
Tabel 4.6 Kebutuhan Air
No Kategori wilayah Pemakai Air (PA) Tingkat Pelayanan
(lt/org/hari) (TP) %
1 Kota Metropolitan 190 100
2 Kota Besar 170 100
3 Kota Sedang 150 100
4 Kota Kecil 130 80
5 Desa 100 80
Sumber : Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah,2022

46
4.4.1. Kebutuhan Air Domestik
Untuk menghitung kebutuhan air domestik dapat dihitung menggunakan rumus
2.4 Halaman 32. Dibawah ini adalah contoh perhitungan air Domestik tahun 2011

𝐷 = 𝑃𝑛 × 𝑃𝐴 × 𝑇𝑃

𝐷 = 342892 × 100 × 0,8

𝐷 = 27431360 𝑙𝑡/ℎ𝑎𝑟𝑖

𝐷 = 317,49 𝑙/𝑑𝑡𝑘

4.4.2. Kebutuhan Air Non-Domestik


Untuk menghitung kebutuhan air non domestik dapat dihitung menggunakan
rumus 2.5 Halaman 33. Dibawah ini adalah contoh perhitungan air Non-Domestik
tahun 2011:

𝑁𝐷 = 25% × 𝐷
𝑁𝐷 = 25% × 317,49 𝑙𝑡/𝑑𝑡𝑘
𝑁𝐷 = 79,37 𝑙𝑡

Untuk perhitungan lanjutan kebutuhan air domestik dan non domestik tahun 2012
sampai 2020 dapat dilihat pada tabel 4.8 dibawah ini :

47
Tabel 4.8 Perhitungan Kebutuhan Air Domestik dan Non Domestik
Jumlah Kebutuhan Air
No Tahun Penduduk Domestik Non Domestik
( Jiwa ) ( Liter/Detik) ( Liter/Detik)
1 2011 342.892 317,49 79,37
2 2012 365.348 338,28 84,57
3 2013 378.425 350,39 87,60
4 2014 384.112 355,65 88,91
5 2015 390.877 361,93 90,48
6 2016 401.784 372,03 93,01
7 2017 412.708 382,13 95,53
8 2018 423.800 392,40 98,10
9 2019 434.972 402,75 100,69
10 2020 442.758 409,96 102,49
Jumlah 3683,01 920,75
Sumber : Hasil Perhitungan, 2023

4.4.3. Perhitungan Kehilangan Air (KA)

Untuk perhitungan Kehilangan Air dapat dihitung menggunakan rumus 2.6


Halaman 33.
Dibawah ini contoh perhitungan Kehilangan Air pada tahun 2011 :
𝐾𝐴 = 20% × 𝑇
T = Perhitungan Domestik + Perhitungan Non-Domestik + 20% + T
T = 317,49 + 79,37 + 0,2 T
T − 0,2 T = 396,86 lt/dtk
0,8 T = 396,86 lt/dtk

396,86 𝑙𝑡/𝑑𝑡𝑘
T=
0,8

T = 496,075 lt/dtk

KA = 20% × T

KA = 0,20 × 496,075 lt/dtk

KA = 99,216 lt/dtk

48
Untuk perhitungan lengkap Kehilangan Air dapat dilihat pada tabel 4.9 dibawah ini :

Tabel 4.9 Perhitungan Kehilangan Air


Jumlah Kebutuhan Air kehilangan
No Tahun Penduduk Domestik Non Domestik Air
( Jiwa ) ( Liter/Detik) ( Liter/Detik) ( Liter/Detik)
1 2011 342.892 317,49 79,37 99,216
2 2012 365.348 338,28 84,57 105,713
3 2013 378.425 350,39 87,60 109,497
4 2014 384.112 355,65 88,91 111,141
5 2015 390.877 361,93 90,48 113,103
6 2016 401.784 372,03 93,01 116,259
7 2017 412.708 382,13 95,53 119,416
8 2018 423.800 392,40 98,10 122,625
9 2019 434.972 402,75 100,69 125,859
10 2020 442.758 409,96 102,49 128,113
Jumlah 3683,01 920,75 1150,941
Sumber : Hasil Perhitungan, 2022

4.4.4. Perhitungan Total Kebutuhan Air


Untuk perhitungan Total Kebutuhan Air dapat dihitung menggunakan rumus 2.7
Halaman 33. Dibawah ini contoh perhitungan Total Kebutuhan Air pada tahun 2011 :
T = Perhitungan Domestik + Perhitungan Non-Domestik + 20% + T
T = 317,49 + 79,37 + 0,2 T
T − 0,2 T = 396,86 lt/dtk
0,8 T = 396,86 lt/dtk

396,86 𝑙𝑡/𝑑𝑡𝑘
T=
0,8

T = 496,075 lt/dtk

49
Untuk perhitungan lengkap Total Kebutuhan Air tahun 2012-2020 dapat dilihat pada
tabel 4.10 dibawah ini :

Tabel 4.10 Perhitungan Total Kebutuhan Air


Jumlah Kebutuhan Air kehilangan Total
No Tahun Penduduk Domestik Non Domestik Air Kebutuhan Air
( Jiwa ) ( Liter/Detik) ( Liter/Detik) ( Liter/Detik) ( Liter/Detik)
1 2011 342.892 317,49 79,37 99,216 496,078
2 2012 365.348 338,28 84,57 105,713 528,563
3 2013 378.425 350,39 87,60 109,497 547,484
4 2014 384.112 355,65 88,91 111,141 555,703
5 2015 390.877 361,93 90,48 113,103 565,516
6 2016 401.784 372,03 93,01 116,259 581,297
7 2017 412.708 382,13 95,53 119,416 597,078
8 2018 423.800 392,40 98,10 122,625 613,125
9 2019 434.972 402,75 100,69 125,859 629,297
10 2020 442.758 409,96 102,49 128,113 640,563
Jumlah 3683,01 920,75 1150,941 5754,703
Sumber : Hasil Perhitungan, 2023

4.5 Perhitungan Volume Air pada Bak Sumpwell


Untuk mengetahui Volume Air pada bak Sumpwell di Instalasi Pengolahan Air
(IPA) Tulun menggunakan rumus 2.8 Halaman 34
Diketahui :
Bak Penampungan memiliki :
P = 5,75 m
L = 5,25 m
T=7m
Maka :
V=P×L ×T
V = 5,75 m × 5,25 m × 7 m
V = 211,3125 mᶟ
Dikonversikan kedalam satuan liter :
V = 211,3125 mᶟ

50
V = 211312,5 ltr
4.6 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih pada Tahun 2025
Prediksi Kebutuhan Air bersih pada tahun 2025 dihitung dengan mengacu pada
hasil rata-rata kebutuhan air bersih masyarakat pelanggan rumah tangga di kota
Kupang. Hasil proyeksi kebutuhan air domestik kota Kupang pada tahun 2025 dapat
dilihat pada tabel 4.11 dibawah ini :
Tabel 4.11 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Kota Kupang tahun 2025
No Uraian Satuan Kebutuhan Air
1 Jumlah Penduduk Orang 701427
2 Tingkat Pelayanan % 75%
Jumlah Penduduk Berdasarkan
3 orang 526070,25
Tingkat Pelayanan
4 Jumlah Pemakaian Air l/org/hari 100
5 Total Kebutuhan Air l/hari 52607025
Sumber : Hasil Perhitungan 2023
Perolehan jumlah pemakaian air bersih perorang perhari masyarakat Kota
Kupang pelanggan PDAM diperoleh rata-rata penggunaan air bersih sebesar 120,5
ltr/org/hr. berdasarkan perhitungan jumlah pemakaian air perorang perhari di atas,
kemudian dapat dicari proyeksi kebutuhan air bersih masyarakat Kota Kupang (Total
Kebutuhan Domestik) pada tahun 2025.
Proyeksi kebutuhan air bersih masyarakat Kota Kupang pada tahun 2025
didapatkan dengan mngalikan total rata-rata air perhari dengan proyeksi jumlah
penduduk 5 tahun mendatang.

𝑗umlah penduduk × Jumlah rata − rata pemakaian air perhari


526070,25 orang × 100 = 52607025
52607025
= 913,316 ltr/dtk
86400

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh rata-rata penggunaan air bersih dari


PDAM Kota Kupang sebesar 100 ltr/org/hr. tingginya angka konsumsi air bersih
masyarakat Kota Kupang dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti, musim

51
kemarau berkepanjangan. Dari jumlah konsumsi air bersih masyarakat Kota Kupang
sebesar 150ltr/org/hr dapat dibuat rincian perkiraan penggunaan air bersih perorang
perhari seperti pada tabel 4.12 dibawah ini :

Tabel 4.12 Rincian Perkiraan Penggunaan Air Perorang Perhari


NO. Aktivitas Kebutuhan Air (liter) Jumlah / hari
1 Mandi 46 2X
2 Buang Air Kecil 6 3X
3 Buang Air Besar 6 1X
4 Sikat Gigi 4 2X
5 Cuci Muka dan Tangan 6 2X
6 Air Wudhu 10 5X
7 Cuci Piring 20 2X
8 Minum 2 8 gelas
Jumlah 100 -
Sumber : Penulis, 2023
Dari perhitungan di atas pada tahun 2025 Instalasi Pengolahan Air (IPA) Tulun
harus punya persediaan air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Kota
Kupang. Untuk itu IPA Tulun bekerja sama dengan PDAM Kota, PDAM Kabupaten,
ditambah suplai dari 2 embung serta beberapa unit sumur bor untuk kebutuhan air
bersih wilayah Kota Kupang.

52
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat diberikan kesimpulan
sebagai berikut :
1. Cara yang tepat dalam menentukan kualitas air baku pada instalasi air yaitu
dilakukan pengujian kualitas air baku pada Instalasi Pengolahan Air (IPA) Tulun
di Laboratorium Kesehatan Provinsi NTT dengan jenis pemeriksaanya yaitu Bau,
Rasa, Suhu, Warna, Ph, Nitrat, Nitrit, TDS, Kekeruhan, Kesadahan, Flourida,
Besi (Fe), Mangan (Mn), Kromium (Cr), yang dibandingkan dengan Standar
Baku Mutu Kualitas Air menurut Permenkes RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010
dengan proses pengujian yang telah diuraikan maka hasil yang disimpulkan ialah
Air Baku pada Instalasi Pengolahan Air (IPA) Tulun Desa Baumata Utara
Kabupaten Kupang baik dan layak dikonsumsi masyarakat.
2. Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan pada Bab IV Volume air di Instalasi
Pengolahan Air (IPA) di Tulun Desa Baumata Utara Kecamatan Taebenu
Kabupaten Kupang mampu menampung air baku sebanyak 211,3125 m³ atau
2111312,5 ltr/hri dan dilakukan 2 kali pembagian dalam sehari dengan waktu
operasi selama 6-8 jam. Namun dari volume air yang ada belum mampu
memenuhi kebutuhan air untuk masyarakat Kota Kupang, sehingga Badan
Layanan Umum Daerah Sistem Penyediaan Air Minum (BLUD SPAM) Tulun
bekerja sama dengan PDAM Kota dan PDAM Kabupaten Kupang untuk
meningkatkan ketersediaan air baku dalam memenuhi kebutuhan air baku
masyarakat Kota Kupang.
5.1 Saran
Berdasarkan dari hasil kesimpulan maka saran yang diberikan sebagai berikut :
1. Kepada petugas Sistem Penyediaan Air Minum Badan Layanan Umum Daerah
(SPAM BLUD) di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Tulun dan petugas Bendungan
Tilong mengadakan pengecekan dan pembersihan rutin dan diharapkan

53
masyarakat disekitar bendungan dan para pengunjung bendungan tilong agar
selalu menjaga kebersihan disekitar area bendungan, contohnya jangan
membuang sampah sembarangan termasuk bangkai hewan agar tidak
mengganggu kualitas air sehingga tetap terjaga.
2. Berdasarkan kesimpulkan pada point kedua maka diharapkan kepada Pemerintah
Provinsi agar dapat menyuplai penyediaan air baku untuk masyarakat Kota
Kupang karena setiap tahun jumlah penduduk di Kota Kupang semakin
meningkat dan kebutuhan air baku juga akan meningkat.

54
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2002, Pedoman/Petunjuk Teknis Manual Sistem Penyediaan Air Minum
Perkotaan Edisi Pertama, Departemen Pemukiman & Prasarana Wilayah Badan
Penelitian Dan Pengembangan.

Environment indonesia.com articles water treatment tahap-tahap pengolahan air

Hartono.2007. Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta. Bandung: CV. Citra Praya.

Iin Sumbada Sulistyorini, Muli Edwin, & Adriana Sampe Arung. Maret 2016. Analisis
Kualitas Air Pada sumber mata air di Kecamatan Karangan dan Kaliorang
Kabupaten Kutai. Jurnal Hutan Tropis Vol. 4 No. 1

Kolo, Maria Magdalena. 2019. Penentuan Status Mutu dan Beban Pencemaran Air Kali
Dendeng Kota Kupang. Jurnal Saintek Lahan Kering, Universitas Timor

Kemenkes RI No. 1405,2002. Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran


dan Industri.

Ketentuan PerMenkes No. 416/Menkes/PER/IX/1990 Persyaratan Kualitas Air Minum

Maria Yofina. November 2016, Pembangunan Pengolahan Air Sungai Menjadi Air
Bersih

M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Statistik 1 Edisi kedua

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492,2010. Persyaratan Kualitas Air Minum

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 20 Tahun 1990 tentang Pengelompokkan


Kualitas Air Menjadi Beberapa Golongan Menurut Peruntukannya.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005. Tentang


Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

Peratutan Menteri Pekerjaan Umum No. 18, 2007. Penyelenggaraan Pengembangan


Sistem Penyediaan Air Minum.

55
PT. News Radar NTT, September 2021 : Lembah Tilong Sumber Air

Simantu.pu.go.id Modul_2_Sistem_Air_Baku.pdf

Teddy W Sudinda. Penentuan Debit Andalan Dengan Metoda Fj Mock Di Daerah Aliran
Sungai Cisadane. Pusat Teknologi Lingkungan, BPPT, Kawasan Puspiptek,
Tangerang Selatan, 15314, Indonesia Email: teddy.sudinda@gmail.com

Theodolfi, R. Waangsir, F WF, 2014. Analisis Kebutuhan Air Bersih Kota Kupang
Menurut Ktersediaan sumber Air Bersih dan Zona Pelayanan : Kupang

Undang- Undang RI No. 7, 2004. Sumber Daya Air

Veybi Djoharama , Etty Rianib , Mohamad Yanic Analisis Kualitas Air Dan Daya
Tampung Beban Pencemaran Sungai Pesanggrahan Di Wilayah Provinsi Dki
Jakarta 2018. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Vol. 8 No.
1

Yunanto, A. 2007. Analisis Kebutuhan Air Bersih dan Ketersediaan Air Bersih di IPA
Sumur Dalam Banjar Sari PDAM Kota Surakarta terhadap Jumlah Pelanggan :
Surakarta

56

Anda mungkin juga menyukai