PENDAHULUAN
1
Pada tahun 2019 terjadi permasalahan air baku di bendungan tilong yang
tampungannya menurun drastis akibat musim kemarau yang berkepanjangan.
Tampungan air baku pada saat itu mengkhawatirkan dan itu berpengaruh pada
kualitas air. Dampak terbesar yang dirasakan masyarakat pada saat itu adalah
terhentinya sementara distribusi air bersih akibat penurunan volume air dan
kualitas air bendungan Tilong berkurang yang terlihat dengan berubahnya warnah
air menjadi keruh dan kuning kehijuan akibat adanya aktivitas masyarakat, hewan,
serta bahan-bahan organik yang terbawa pada saat hujan yang mengalir dari sisi
bendungan atau banjir sehingga adanya penebalan lumpur pada tampungan
bendungan sehingga lebih memperkeruh air dan dikarenakan tampungannya juga
terbuka maka kotoran-kotoran lain bisa saja masuk dan tercampur dengan air.
Sehingga sarana Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengelolaan Air
(IPA) menambah kinerjanya untuk menghasilkan air yang bersih dan sehat untuk
dikonsumsi masyarakat.
Bersadarkan uraian permasalahan di atas maka penulis mengambil judul :
Studi tentang Kualitas Air Baku dan Volume Air pada Instalasi Pengolahan
Air (IPA) di Tulun Desa Baumata Utara Kecamatan Taebenu Kabupaten
Kupang.
2
1.3 Tujuan
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan dalam perumusan masalah
diatas maka dalam penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui kualitas dan kelayakan air baku bendungan Tilong pada
Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengelolaan Air (IPA) di
Tulun berdasarkan parameter fisik dan kimia sebagai air baku untuk
kebutuhan sehari-hari masyarakat berdasarkan standar baku mutu kualitas
air bersih Permenkes RI No.492/Menkes/Per/IV/2010 .
2. Untuk mengetahui volume air baku pada Water Treatment Plant (WTP)
atau Instalasi Pengelolaan Air (IPA) di Tulun yang dibutuhkan masyarakat
Kota Kupang
3
pada air melalui bak koagulasi, bak flokulasi, bak sedimentasi dan bak
filtrasi.
2. Meneliti tentang volume air pada bak sumpwell (bak penampungan
sementara) di IPA Tulun untuk mencukupi kebutuhan air pelanggan
PDAM atau masyarakat Kota Kupang. Untuk konsumsi dengan debit 75
l/dt.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
kualitas fisik, kimia, biologi dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak
menimbulan efek samping (Ketentuan PerMenkes No.416/Menkes/PER/IX/1990).
Air adalah zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar tiga
per empat bagian tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat bertahan hidup
lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain itu air juga dipergunakan untuk memasak,
mencuci, mandi dan membersihkan kotoran yang ada disekitar rumah. Air juga
digunakan untuk keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi,
transportasi, dan lain-lain (Chandra, 2017).
6
b. Air Laut
Air laut mempunyai sifat asin karena mengandung garam (NaCl). Kadar garam
dalam air laut kurang lebih 3%. Dengan keadaan ini, maka air laut tidak memenuhi
syarat untuk air minum apabila belum diolah terlebih dahulu. Air laut jarang
digunakan sebagai air baku untuk air minum karena pengolahan untuk
menghilangkan kadar garamnya membutuhkan biaya yang cukup besar.
c. Air Permukaan
Air permukaan merupakan air hujan yang mengalir dipermukaan bumi. Pada
umumnya air ini akan mengalami pengotoran selama pengairannya. Beban
pengotoran ini untuk masing-masing air akan berada tergantung daerah pengaliran
air permukaan. Macam-macam air permukaan antara lain :
1) Air Sungai
Dalam penggunaannya sebagai air minum haruslah mengalami suatu
pengolahan yang sempurnah, mengingat bahwa air mempunyai derajat
pengotoran yang tinggi. Air sungai merupakan penampungan dari berbagai
jenis limbah yang terdapat disekitarnya baik itu limbah domestik maupun
limbah industri. Sungai yang telah tercemar oleh limbah industri yang berat
akan sulit diolah serta membutuhkan proses yang lebih kompleks.
2) Air Rawa
Pada umumnya air rawa berwarna, karena adanya zat-zat organic yang
telah membusuk. Dengan banyaknya zat organik menyebabkan kadar O₂
yang terlarut dalam air sedikit sehingga kadar Fe dan Mn yang terlarut
dalam air menjadi tinggi. Pada permukaan air akan tumbuh alga (lumut)
karena adanya sinar matahari dan O₂, maka untuk mengambil air ini
sebaiknya pada bagian tengah agar endapan-endapan Fe dan Mn serta
lumut tidak terbawa.
d. Air Tanah
Bumi memiliki sekitar 1,3 – 1,4 milyar km³ air, yang terbagi atas laut sejumlah
97,5%, dalam bentuk es 1,75%, dan sekitar 0,73% berada di darat. Air hujan yang
7
jatuh ke permukaan bumi akan mengalir ke daerah yang lebih rendah dan masuk
ke sungai akhirnya mengalir sampai ke laut, dalam perjalanan air tersebut
sebagian akan masuk kedalam tanah (infiltrasi) dan adapula yang menguap
kembali (Suripin,2001).
Air tanah adalah air yang melekat pada butir-butir tanah, air terletak diantara
butir-butir tanah dan air yang tergenang di atas lapisan tanah yang terdiri dari batu,
tanah lempung yang amat halus atau padat yang sukar ditembus air. Kebanyakan
air tanah berasal dari air hujan. Air hujan yang meresap kedalam tanah menjadi
bagian dari air tanah, perlahan mengalir ke laut, atau mengalir ke dalam tanah atau
di permukaan dan bergabung dengan aliran sungai (Sutrisno,1987).
Banyaknya air yang meresap ke tanah bergantung pada selain ruang dan waktu,
juga dipengaruhi kecuraman lereng, kondisi material permukaan tanah dan jenis
serta banyaknya vegetasi dan curah hujan. Meskipun curah hujan besar tetapi
lerengnya curam, ditutupi material impermeabel, persentase air mengalir di
permukaan lebih banyak dari pada meresap kebawah. Sedangkan pada curah
hujan sedang, pada lereng landai dan permukaannya permeabel, persentase air
yang meresap lebih banyak. Sebagian air yang meresap tidak bergerak jauh karena
tertahan oleh daya tarik molekuler sebagai lapisan pada butiran-butiran tanah.
Kecenderungan memilih air tanah sebagai sumber air bersih dibandingkan air
permukaan mempunyai keuntungan sebagai berikut :
8
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang
Sumber Daya Air, air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau
batuan bawah permukaan tanah (Undang-undang RI No. 7, 2004).
Air tanah berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi lalu meresap
kedalam tanah dan mengalami proses filtrasi secara alamiah. Proses-proses yang
telah dialami air hujan tersebut, didalam perjalanannya kebawah tanah, membuat
air tanah menjadi lebih baik dan lebih murni dibandingkan air permukaan. Air
tanah terbagi atas :
a. Air Tanah Dangkal
Air tanah dangkal terjadi karena adanya proses peresapan air dari
permukaan tanah. Lumpur akan tertahan, demikian juga dengan sebagian
bakteri sehingga air tanah ini akan jerni tetapi lebih banyak mengandung
zat-zat kimia karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur
kimia tertentu untuk masing-masing lapisan tanah. Pengotoran juga masi
terus berlangsung terutama pada permukaan air yang dekat permukaan
tanah. Air tanah dangkal ini dimanfaatkan untuk sumber air minum melalui
sumur-sumur dangkal.
b. Air Tanah Dalam
Air tanah dalam terdapat setelah lapisan rapat air yang pertama. Untuk
mengambil air ini diperlukan bor karena kedalamannya berkisar antara
100-300 meter. Jika tekanan air tanah ini besar maka air akan menyembur
kepermukaan sumur. Sumur ini disebut sumur atesis. Jika air tidak dapat
keluar dengan sendirinya maka diperlukan pompa.
c. Mata Air
Mata air adalah adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya
kepermukaan tanah. Mata air yang berasal dari dalam, hampir tidak
terpengaruh oleh musim dan kuantitas serta meiliki kualitas yang sama
dengan air tanah dalam.
9
Tabel 2.1 Potensi Air Tanah di Pulau-pulau Besar Indonesia
NO Pulau Potensi Air Tanah (juta m³/tahun)
1 Sumatera 130.079
2 Jawa 40.898
3 Kalimantan 69.065
4 Sulawesi 20.224
5 Bali 1.598
6 NTB 2.015
7 NTT 8.429
8 Kep. Maluku 123.174
9 Papua 231.622
Sumber : Robert J. Kodoatie, 2012 : 58
10
d. Golongan D : Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha
perkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air (Hefni Effertdi,2003).
11
melancarkan pencernaan. Air bersih juga dapat merawat kesehatan kulit. air
dapat menjaga kelembaban kulit sehingga kulit menjadi lebih sehat dan segar.
Untuk mendapatkan manfaatnya, pastikan Anda hanya mengonsumsi dan
menggunakan air bersih dalam kehidupan sehari-hari. Pasalnya, air yang kotor
justru membawa dampak buruk. Misalnya, saat Anda meminum air yang
terkontaminasi, senyawa dan bakteri kotor di dalam air akan ikut masuk ke
dalam tubuh dan bisa mengganggu kesehatan. Penyakit yang biasa muncul
akibat mengonsumsi air kotor seperti sakit perut dan diare.
c. Membersihkan badan
Manfaat air bersih lainnya adalah untuk membersihkan badan dari kotoran.
Masih banyak orang, terutama di daerah pinggiran, berpikir bahwa mandi
menggunakan air sungai saja sudah cukup untuk membersihkan badan. Namun
kita tidak tahu apakah air tersebut belum atau sudah tercemar dengan limbah
air lainnya.
Bahkan didaerah pedesaan sekalipun, air sungainya belum tentu bersih.
Pasalnya sungai bias saja tercemar limbah pertanian, limbah rumah tangga,
hingga kotoran ternak. Sementara itu, didaerah perkotaan sudah jelas air sungai
dapat terkontaminasi limbah pabrik dan rumah tangga.
Mandi menggunakan air yang terkontaminasi polusi dapat menyebabkan
penyakit kulit seperti gatal-gatal, panu, hingga bisul. Oleh sebab itu,
bersihkanlah badan menggunakan air bersih yang dapat menghilangkan kotoran
tanpa meninggalkan jejak kotoran lainnya pada badan anda.
d. Membersihkan bahan makanan
Selain membersihkan badan, air bersih juga bermanfaat membersihkan bahan
makanan dan untuk masakan. Bahan makanan yang bersih dapat menunjang
kesehatan tubuh. Hal ini karena kotoran dan bakteri yang menempel dibahan
makanan dan telah hilang saat dibersihkan menggunakan air bersih.
Jika anda mencuci bahan makanan menggunakan air kotor, maka bakteri kotor
yang ada didalamnya akan semakin bertambah dan bias menyebabkan berbagai
penyakit.
12
Begitu pula dengan memasak bahan bahan makanan. Dengan menggunakan air
yang bersih, hasil masakan tentu lebih terjamin kebersihannya dan tubuh dapat
terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh bakteri dari dalam air.
e. Membantu pekerjaan sehari-hari
Air bersih juga bermanfaat untuk membantu pekerjaan sehari-hari, seperti
pekerjaan rumah tangga. Air bersih bisa digunakan untuk mencuci pakaian dan
perabotan rumah tangga. Dengan menggunakan air bersih, pakaian yang kotor
bisa menjadi bersih dan kotoran yang tadinya menempel di pakaian dan menjadi
sumber penyakit bisa hilang sehingga pakaian menjadi layak untuk dipakai.
Untuk perabotan rumah tangga, air bersih dapat digunakan untuk
membersihkan sendok, piring, garpu, atau peralatan makan lainnya.
f. Untuk irigasi dan pertanian
Indonesia dikenal sebagai negara yang agraris karena sebagian penduduknya
mempunyai mata pencaharian di bidang pertanian, perkebunan, atau bercocok
tanam. Ketersediaan air tentu menjadi salah satu faktor suksesnya hasil panen
petani. Irigasi menjadi air bersih bermanfaat untuk menjaga kesuburan tanah
serta mutu dan hasil produksi semakin baik. Biasanya para petani menggunakan
air sungai atau danau untuk irigasi. Namun sayangnya, banyak sungai dan
danau yang mulai tercemar limbah industri yang membuat air menjadi kotor.
Air yang digunakan untuk irigasi itu berpotensi memiliki kandungan senyawa
atau organisme berbahaya yang dapat menurunkan mutu hasil panen.
Tanah yang dialiri air tercemar tersebut juga akan kehilangan kesuburannya.
Jika hasil panen yang tercemar itu dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama,
maka akan dapat memicu penyakit yang tentunya sangat berbahaya bagi
kesehatan manusia.
g. Menjaga ekosistem lingkungan
Selain manusia, air bersih juga bisa dimanfaatkan untuk menjaga ekosistem
lingkungan. Misalnya, air bersih dapat memelihara biota air sungai dan
digunakan untuk irigasi serta budi daya perikanan. Ekosistem sungai yang
terjaga dapat digunakan sebagai sarana rekreasi pendidikan dan pembelajaran.
13
h. Penyuplai energi
Seperti yang disebutkan sebelumnya, air bersih tidak hanya bermanfaat bagi
manusia saja, tetapi juga untuk makhluk hidup lain. Seperti halnya manusia,
hewan juga memerlukan air untuk memenuhi kebutuhan cairan pada tubuhnya.
Asupan cairan ini juga didapat dari air yang diminum dan masuk ke tubuh. Air
bersih yang diminum oleh hewan dapat menjadi sumber energi. Begitu pula
dengan pohon dan tumbuhan lainnya yang juga memerlukan air untuk tumbuh
subur.
i. Menghemat pengeluaran
Adanya ketersediaan air bersih ternyata bisa menghemat pengeluaran sehari-
hari. Seperti yang terjadi tahun 2017 kemarin, 13 kecamatan di Kabupaten
Sukabumi mengalami kesulitan air bersih karena musim kemarau sehingga para
warga terpaksa membeli air bersih. Meskipun ada sumber air di dekat
pemukiman warga, namun belum layak untuk dikonsumsi.
Dengan tersedianya sumber air bersih, Anda tidak perlu mengeluarkan kocek
berlebih untuk membeli air ketika membutuhkan air bersih dan bisa menghemat
biaya hidup sehari-hari.
Itulah beberapa manfaat air bersih yang bisa dirasakan dalam kehidupan sehari-
hari. Air bersih memberikan banyak sekali manfaat. Namun, masih banyak
orang yang belum menikmati air bersih karena akses yang sulit. Keterbatasan
air bersih pun menjadi salah satu masalah yang sering muncul saat ini.
14
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 tahun 2001
mengenai Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, klasifikasi mutu air
ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas, yaitu
a. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air
minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut.
b. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan,
air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan air yang sama dengan kegunaan tersebut.
c. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan
ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi peretanaman, dana tau
peruntukan lain yang mempersyaratkan air yang sama dengan kegunaan
tersebut.
d. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi
pertanaman dan tau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut.
15
Tabel 2.2 Standar Kualitas Air Baku
16
Persyaratan fisik, yaitu :
a. Bau
Bau air dapat memberi petunjuk akan kualitas air. Air yang berbau tidak
akan disukai masyarakat.
b. Jumlah Zat Padat yang Terlarut
Jumlah Zat Padat Terlarut (TDS) biasanya terdiri atas zat organik, garam
organik, dan gas terlarut. Bila TDS bertambah maka keadaan akan naik
pula.
c. Kekeruhan
Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, baik yang
bersifat anorganik maupun yang organik. Zat anorganik, biasanya berasal
dari lapukan batuan dan logam, sedangkan zat organik berasal dari lapukan
tanah atau hewan. Buangan industri juga merupakan sumber kekeruhan.
d. Suhu
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi
pelarutam zat kimia yang ada pada saluran/pipa yang dapat membahayakan
kesehatan, menghambat reaksi-reaksi biokimia didalam saluran/pipa,
mikro organisme patogen tidak mudah berkembang biak dan bila diminum
air dapat menghilangkan dahaga.
e. Warna
Air sebaiknya tidak berwarna dan untuk mencegah keracunan untuk
mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme
yang berwarna warna dapat disebabkan oleh adanya tannin dan asam humat
yang terdapat secara alamiah di air rawa, berwarna kuning muda
menyerupai urin, oleh karena khlor dapat membentuk senyawa-senyawa.
Chloroform yang beracun. Warnapun dapat berasal dari buangan industri.
17
Persyaratan Kimia :
a. Besi (Fe)
Kadar besi (Fe) yang melebihi ambang batas (1,0 mg/l) menyebabkan
berkurangnya fungsi paru-paru dan menimbulkan rasa, warna (kuning),
pengendapan pada dinding pipa, pertumbuhan bakteri besi, dan kekeruhan.
b. pH
Air sebaiknya tidak memiliki keasaman dan tidak basa untuk mencegah
terjadinya pelarutan logam berat dan korosi jaringan distribusi air. pH yang
dianjurkan untuk air bersih adalah 6,5-9.
c. Tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) sebenarnya diperlukan pada perkembangan tubuh manusia.
Tetapi untuk dosis tinggi dapat menyebabkan gejala ginjal, hati, muntaber,
pusing kepala, lemah, anemia, dan lainnya bahkan dapat meninggal dunia.
d. Klorida
Klorida adalah senyawa halogen khlor (Cl), dalam jumlah yang banyak
khlor (Cl) akan menimbulkan rasa asin, korosi pada pipa sistem
penyediaan air panas. Sebagai disinfektan, residu khlor (Cl) dalam
penyediaan air sengaja dipelihara tetapi (Cl) ini dapat terikat
padasenyyawa organic dan membentuk halogen – hidrokarbon (Cl – HC)
banyak diantaranya dikenal sebagai senyawa-senyawa karsinogenik.
Kadar maksimum klorida yang diperbolehkan dalam air bersih adalah 600
mg/l.
e. Seng (Zn)
Seng (Zn) dapat menimbulkan warnah pada opalacent dan bila dimasak
akan timbul endapan seperti pasir. Kadar maksimum seng (Zn) yang
diperbolehkan didalam air bersih adalah 15 mg/l.
f. Mangan (Mn)
Mangan (Mn) merupakan metal kelabu-kemerahan keracunan seringkali
bersifat kronis sebagai akibat inhalasi debudan uap logam.
18
2.2.2 Tahap-tahap Pengolahan Air Pada Instalasi Pengolahan Air
Sistem pengolahan air dikenal dengan istilah Water Treatment. Ada beberapa
tahap pengolahan air yang harus dilakukan sehingga air tersebut dikatakan layak untuk
dipakai. Namun, tidak semua tahap ini diterapkan oleh masing-masing pengelola air,
tergantung dari kualitas sumber airnya.
Sebagai contoh, jika sumbernya berasal dari dalam tanah (ground water), sistem
pengolahan airnya akan lebih sederhana dari pada yang sumber airnya berasal dari
sumber air permukaan, seperti air sungai, danau atau laut. Karena air yang berasal dari
tanah telah melalui penyaringan secara alami oleh struktur tanah itu sendiri dan tidak
terkontak langsung dengan udara bebas yang mengandung banyak zat-zat pencemaran
air.
Berbeda halnya dengan sumber air permukaan yang mudah sekali tercemar.
Namun demikian air yang berasal dari dalam tanahpun akan tercemar jug ajika sistem
penampungan dan penyalurannya tidak bagus.
Secara umum proses pengolahan air dibagi dalam 3 unit, yaitu :
1) Unit Penampungan Awal (Intake)
Unit ini dikenal istilah unit Sadap Air (Intake). Unit ini berfungsi sebagai
tempat penampungan air dari sumber airnya. Selain itu unit ini dilengkapi
dengan Bar Screen yang berfungsi sebagai penyaring awal dari benda-benda
yang ikut tergenang dalam air seperti sampah daun, kayu dan benda-benda
lainnya.
2) Unit Pengolahan (Water Treatment)
Pada unit ini, air dari unit penampungan awal diproses melalui beberapa
tahapan :
a. Tahap Koagolasi (Coagulation)
Pada tahap ini, air berasal dari penampungan awal diproses dengan
menambahkan zat kimia Tawas (alum) atau zat sejenis seperti zat garam
besi (Salts Iron) atau dengan menggunakan sistem pengadukan cepat
(Rappid Mixing). Air yang kotor atau keruh umumnya karena mengandung
berbagai partikel koloid yang tidak terpengaruh gaya gravitasi sehingga
19
tidak bias mengendap dengan sendirinya. Tujuan dari tahap ini adalah
untuk menghancurkan partikel koloid (yang menyebabkan air keruh) tadi
sehingga terbentuk partikel-partikel kecil namun masih sulit untuk
mengendap dengan sendirinya.
b. Tahap Flokulasi (Flocculation)
Proses flokulasi adalah proses penyisihan kekeruhan air dengan
penggumpalan partikel untuk dijadikan partikel yang lebih besar (Flok).
Pada tahap ini, partikel-partikel kecil yang terkandung dalam air
digumpalkan menjadi partikel-partikel kecil yang terkandung dalam air
dikumpulkan menjadi partikel-partikel yang berukuran besar (flok)
sehingga dapat mengendap dengan sendirinya (karena gravitasi) pada
proses berikutnya. Diproses Flokulasi ini dilakukan dengan cara
pengadukan lambat (Slow Mixing).
c. Tahap Pengendapan (Sedimentation)
Pada tahap ini partikel-partikel flok tersebut mengendap secara alami di
dasar penampungan karena massa jenisnya lebih besar dari unsur air.
Kemudian air dialirkan masuk ke tahap penyaringan di unit Filtrasi.
d. Tahap Penyaringan (Filtration)
Pada tahap ini air disaring melewati media penyaring yang disusun dari
bahan-bahan biasanya berupa pasir dan kerikil Silica. Proses ini ditujukan
untuk menghilangkan bahan-bahan terlarut dan tak terlarut.
Secara umum setelah melalui proses penyaringan ini air langsung masuk
ke unit penampungan akhir. Namun untuk meningkatkan kualitas air
kadang diperlukan proses tambahan, seperti :
Proses Pertukaran Ion (Ion Exchange)
Proses pertukaran ion bertujuan untuk menghilangkan zat pencemar
anorganik yang tidak dapat dihilangkan oleh proses filtrasi atau
sedimentasi.
20
Proses Penyerapan (Absorption)
Proses ini bertujuan untuk menyerap/menghilangkan zat pencemar
organik, senyawa penyebab rasa, baud an warna. Biasanya dengan
membubuhkan karbon aktif kedalam air tersebut.
Proses Disinfeksi (Disinfection)
Sebelum masuk ke unit penampungan akhit, air melalui proses
Disinfeksi dahulu. Yaitu proses pembubuhan bahan kimia Chlorine
yang bertujuan untuk membunuh bakteri atau mikrooganisme
berbahaya yang terkandung didalam air tersebut.
3) Unit Penampungan Akhir (Reservoir)
Setelah masuk ke tahap ini berarti air sudah siap untuk didistribusikan ke
masyarakat.
2.3.2 Penjernihan Air
Dalam mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan air bersih diperlukan
penerapan teknologi penjernihan air yang sesuai dengan kondisi sumber air baku,
kondisi social budaya, ekonomi, dan SDM masyarakat setempat. Tujuan penjernihan
air adalah menghilangkan pencemar (polutan) yang ada didalam air atau mengurangi
kadarnya agar air dapat menjadi layak untuk dipergunakan untuk masyarakat pada
akhir dari proses penjernihan.
Terdapat berbagai teknik penjernihan air yang bias dilakukan. Teknik-teknik
tersebut diantaranya adalah :
a. Penyaringan
Penyaringan adalah penjernihan air dengan cara menyaring air dengan
menggunakan bahan kain, kapas, pasir, kerikil, ijuk, dan atau bahan lainnya
untuk mendapatkan mutu air yang layak untuk dipakai oleh masyarakat.
b. Perebusan
Perebusan adalah penjernihan air dengan cara dipanaskan hingga mendidih
(untuk air 100⁰C). Proses ini diperuntukan membunuh bakteri, spora, ova,
kista, dan mensterilkan air.
21
c. Disinfeksi kimia
Disinfeksi kimia merupakan teknik penjernihan air menggunakan disinfeksi
atau bahan kimia yang bersifat racun dan mempunyai kemampuan
membunuh mikroorganisme. Teknik penjernihan air dengan disinfektan
kimia dapat dipergunakan pada genangan air, air dalam sumur dan lain
sebagainya.
d. Bubuk pemutih
Bubuk pemutih adalah penjernihan air dengan cara menggunakan bubuk
pemutih semisal tawas dan kapur gamping.
e. Tablet klorin
Tablet klorin adalah penjernihan air dengan cara menggunakan tablet klorin
atau kaporit.
f. Filter
Filter adalah penjernihan air dengan cara menggunakan filter air khusus yang
dibuat oleh pabrikan tertentu. Contoh yang biasa terdapat di pasaran adalah
filter keramik ‘lilin’ dan UV filter.
g. Desalinasi
Desalinasi adalah penjernihan air dengan serangkaian metode dan alat
khusus yang memanfaatkan pemanasan dengan sinar matahari.
22
Indonesia yang merupakan wilayah yang beriklim tropis, yang memberikan
sumbangan paling besar adalah hujan.
c. Proses evaporasi
Evaporasi atau penguapan adalah suatu proses perubahan molekul di dalam
keadaan cair dengan spontan menjadi gas, proses ini berkebalikan dengan
kondensasi
d. Proses tranpirasi
Transpirasi adalah proses penguapan air yang berlangsung pada jaringan
hidup yang terpengaruhi oleh fisiologi tumbuhan.
Air naik ke udara dari permukaan laut menguap lalu melalui proses evaporasi,. Air
yang berada di atmosfer yang berbentuk uap tersebut dalam massa yang besar di atas
daratan serta dipanaskan oleh radiasi tanah.
Siklus hidrologi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
a. Siklus pendek : air yang berasal dari air laut menguap lalu melalui proses
kondensasai berubah menjadi butir-butir air yang halus atau awan dan
selanjutnya hujan langsung jatuh ke laut.
b. Siklus sedang : air yang berasal dari laut menguap lalu melewati proses
kondensasi berubah menjadi awan dan dibawah oleh angin menuju daratan dan
jatuh sebagai hujan di daratan dan selanjutnya meresap ke dalam tanah lalu
kembali lagi ke laut melalui sungau-sungai atau saluran air.
c. Siklus panjang : air yang berasal dari laut menguap, setelah itu menjadi awan
melalui proses kondensasi, lalu terbawa oleh angina ke tempat yang lebih
tinggi di daratan dan terjadilah hujan salju atau es di pegunungan-pegunungan.
Bongkah-bongkah es mengendap di puncak gunung yang arena gaya gravitasi
meluncur ke tempat yang lebih rendah, mencair dan terbentuklah gletser lalu
mengalir melalui sungai-sungai kembali ke laut.
Daerah aliran sungai sebagai ekosistem alami berlaku proses-proses biofisik
hidrologis di dalamnya dimana proses-proses tersebut merupakan bagian dari suatu
23
daur hidrologi atau siklus air. DAS dapat dianalogikan sebagai suatu prosesor,
karakteristik tersusun atas faktor-faktor alami.
24
c. Penggunaan Umum
Meliputi air yang dibutuhkan untuk pemakaian di taman umum, bangunan
pemerintah, sekolah, rumah sakit, dan lain-lain.
2.3.2 Pemakaian Air
Secara garis besar, pemakaian air dapat dikelonpokkan sebagai berikut :
a. Kebutuhan Air Domestik (Rumah Tangga)
Kebutuhan air domestik dibagi menjadi dua sistem yaitu sistem sambungan
langsung dan sambungan tidak langsung. Sambungan tidak langsung dibagi
menjadi dua bagian yaitu sambungan halaman dank ran umum.
1) Sambungan langsung (rumah permanen) adalah jenis pelayanan air
bersih, dimana pipa pelayanan diizinkan masuk kedalam sampai
plambing.
2) Sambungan halaman (rumah semi permanen) adalah jenis pelayanan
air bersih yang dimana pelayanan hanya diizinkan sampai ke box
meter.
3) Sambungan kran umum (rumah non permanen) adalah jenis
pelayanan air bersih yang dilakukan secara massal dimana
kran/hidran umum mewakili 100 orang dengan radius pelayanan 1
km.
Menurut Departemen Pekerjaan Umum dan PDAM Tirta Lontar Kupang standar
kebutuhan air domestic dapat dilihat pada table sebagai berikut :
25
b. Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air non domestic dihitung dengan asumsi yang menurut standar
Departemen Pekerjaan Umum dan dari PDAM Tirta Lontar Kota Kupang, yang
terdapat pada table berikut ini :
a. Iklim
Kebutuhan air untuk mandi, menyiram tanaman, pengaturan udara
bagainya akan lebih bisar pada iklim hangat dan kering dari pada di iklim
dingin
b. Ciri-ciri Penduduk
Pemakaian air dipengaruhi oleh status ekonomi dan langganan. Pemakaian
air di daerah-daerah pedesaan jauh lebih rendah dari pada di daerah
perkotaan.
26
c. Masalah Lingkungan Hidup
Meningkatnya perhatian masyarakat terhadap berlebihnya pemakaian
sumber-sumber daya yang telah menyebabkan berkembangnya alat-alat
yang dapat dipergunakan untuk mengurangi jumlah pemakaian air di
daerah pemukiman.
d. Indusri dan Perdagangan
Jumlahpenggunaan air yang sebenarnya tergantung pada besarnya pabrik
dan jenis industri.
e. Iuran Air dan Perdagangan
Bila harga air mahal, orang akan lebih menahan diri dalam pemakaian air
dan industri akan lebih mengembangkan persediaannya sendiri dengan
biaya yang lebih murah.
f. Ukuran Kota
Penggunaan air perkapita pada sekelompok masyarakat yang mempunyai
jaringan limbah cenderung untuk lebih tinggi di kota-kota besar dari pada
kota-kota kecil.
27
e. Mudah dalam perbaikan. Bila ada kerusakan pada satu titik otomatis titik
yang ada dibawahnya akan terganggu selama perbaikan.
Kerugian sistem bercabang :
a. Bila aliran terputus, misalnya karena ada kerusakan pada suatu titik
otomatis titik yang ada dibawahnya akan terganggu selama perbaikan.
b. Tidak bisa melayani peningkatan kebutuhan atau lonjakan kebutuhan air
secara tiba-tiba karena tidak ada aliran dari daerah lain.
28
b. Tidak ekonomis karena banyak menggunakan sambungan seperti sambungan
elbow, tee, dan sebagainya.
29
Gambar 2.4 Sistem Distribusi Pipa Berbingkai (Ring)
Sumber : Joko, 2010
Pn = Po + Ka (Tn-To)
(2.1)
(2.2)
Ka = (P₂-P₁) / (T₂-T₁)
Keterangan :
Pn = Jumlah penduduk tahun ke-n
Po = Jumlah penduduk pada tahu awal
To = Tahun awal
Ka = Konstanta
P1 = Jumlah penduduk pada tahun pertama yang diketahui
P2 = Jumlah penduduk pada tahun terakhir yang diketahui
T1 = Tahun pertama yang diketahui
T2 = Tahun terakhir yang diketahui
30
2.6.1 Metode Geometrik
Metode ini digunakan bila data jumlah penduduk menunjukan peningkatan yang
pesat dari waktu ke waktu. Metode ini tepat untuk diterapkan pada kasus pertumbuhan
penduduk dikota yang pertumbuhan ekonominya tinggi dan perkembangan kotanya
pesat.
Rumus :
Pn = P˳ + (1 + r)ⁿ (2.3)
Keterangan :
31
Dengan adanya pola konsumsi tersebut, akan dapat diketahui mengenai
pemakaian air minum rumah tangga di Indonesia secara nyata untuk penyusunan
standar pemakaian air di indonesia, kata Direktur Pengembangan Air Minum.
Survei dilaksanakan juga sebagai tindak lanjut dari PP No. 16 Tahun 2005
tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dalam rangka
mewujudkan kesejahteraan masyarakat di bidang air minum dengan kualitas,
Kuantitas, dan kontinuitas yang memenuhi syarat.
Kegiatan pendataan dilakukan pada 8 provinsi di yang mewakili tiga wilayah di
Indonesia yaitu wilayah barat, tengah dan timur. Provinsi tersebut yaitu Sumatra Utara,
Bengkulu DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara
Timur dan Papua. Beberapa tahapan penentuan survei yaitu penentuan provinsi,
kota/kabupaten dan desa, penentuan daerah yang telah dan belum terlayani PDAM dan
penentuan rumah tangga.
Berdasarkan studi literatur, pemakaian air dipengaruhi oleh faktor internal, antara
lain persepsi, sosial ekonomi, sosial budaya dan ibadah. Sedangkan faktor eksternal
dipengaruhi oleh geografis dan fisiografis serta sarana dan prasaran seperti sumber air,
PDAM, Plambiang dan saniter.
D = Pn × PA + TP (2.4)
Keterangan :
Pn : Jumlah penduduk pada tahun ke-n
PA : Pemakaian Air (lt/org/hari)
TP : Tingkat Pelayanan (%)
32
2.6.2. Perhitungan Kebutuhan Air Non-Domestik
Kebutuhan air non-Domestik merupakan kebutuhan air bersih bagi masyarakat
diluar kebutuhan rumah tangga. Kebutuhan akan air bersih tiap orang (liter/org/hari)
bergantung dari macam kegiatan yang dilakukan. Perhitungan kebutuhan air Non-
Domestik dapat diperkirakan secara presentase dari kebutuhan Domestik (misal 25%
atau 30%).
Agar dapat mengetahui total kebutuhan air non-Domestik, maka dapat
menggunakan rumus :
ND = 25% × D (2.5)
Keterangan :
KA = 20% × T (2.6)
Keterangan :
33
2.7 Menghitung Volume Air pada IPA Tulun
Agar kita dapat mengetahui volume airnya, maka kita dapat menghitung
volumenya dengan menggunakan rumus seperti berikut ini.
𝑉 = 𝑃 ×𝐿 × 𝑇 (2.8)
Keterangan :
V : Volume
P : Panjang
L : Lebar
T : Tinggi
34
BAB III
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian ini yakni di Tulun Desa Baumata Utara Kecamatan Taebenu
Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang secara geografis terletak pada
10⁰11'00" TL dan 123⁰41'45" T dengan batasan wilayah sebagai berikut :
Lokasi penelitian ini dapat di tempu menggunakan kendaraan roda 2 maupun roda 4
dengan waktu tempu ±45 menit dari kota Kupang. Berikut dengan jelas dapat dilihat
pada peta lokasi dibawah ini :
Lokasi
Penelitian
35
3.2 Sumber Data
3.2.1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh berdasarkan pengambilan data langsung
dilapangan, yaitu :
a. wawancara.
b. Pengujian langsung sampel air di Laboratoriun DinKes Provinsi NTT
c. Pengukuran langsung Volume bak sumpwell
3.2.2 Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi-instansi pemerintah
maupun swasta yang bias mendukung tujuan penelitian ini, meliputi :
1) Membuat peta lokasi penelitian menggunakan Google Earth.
2) Baku mutu air (PERMENKES)
3) Data jumlah penduduk atau pelanggan PDAM Tirta Lontar
4) Data penduduk kota Kupang
3.3. Pengolahan Data
Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan maka dalam pengolahan data ini
penulis melakukan :
3.3.1 Pengujian sampel air dengan pengambilan dua titik sampel yaitu pada bak
penampungan awal dan bak penampungan sementara/sumpwell dengan
pengujian menggunakan parameter fisik dan kimia antara lain :
a. Parameter Fisik
Kekeruhan
Warna
Bau
Rasa
Zat Terlarut (TDS)
b. Parameter Kimia
Ph
Nitrat
Nitrit
36
Kesadahan
Fluoride
Mangan
Besi
Kromium
37
Diagram Alir Penelitian
Mulai
Pengumpulan
data
PPengolahan Data
Analisis data :
1. Membandingkan hasil sampel
kualitas air dengan baku mutu air.
2. Mengetahui kebutuhan air yang
diperlukan untuk distribusi.
Hasil
Kesimpulan
Selesai
38
BAB IV
PEMBAHASAN
39
Bahan :
1. Larutan Reagen
2. Sampel Air
Langkah-langkah :
1. Keluarkan botol pada ruang sampel alat Photometer lalu masukkan
sampel air dan tambahkan larutan reagen sebanyak 2 ml
2. Tutup kembali tutupan botol dengan erat
3. Tempatkan botol ke ruang sampel untuk memastikan posisinya pas maka
lihat tanda X harus sejajar dengan anak panah pada botol
4. Tekan tombol Zero pada Photometer akan muncul pilihan parameter yang
akan diuji.
5. Setelah parameter dipilih lalu tekan tombol Test
6. Baca hasil parameter pada layar Photometer
e. Pengujian Kesadahan
Alat :
1. Gelas ukur
2. Beaker glass
3. Labu elenmeyer
4. Pipet tetes
5. Buret/tabung gelas panjang
6. Spatula
Bahan :
1. Sampel Air
2. Aquades
3. Bubuk EBT ( Erichrome Black-T)
4. Larutan Buffer
5. Reagen EDTA (Ethylen Diamine Tetra Acetic Acid)
Langkah-langkah :
1. Siapkan sampel air
40
2. Sampel air dituang kedalam labu elenmeyer menggunakan gelas ukur
sebanyak 25 ml
3. Tambahkan Aqudes sebanyak 25 ml dan campurkan bersama sampel air
didalam labu elenmeyer
4. Ambil bubuk EBT menggunakan ujung spatula dan dituang kedalam labu
elenmeyer
5. Setelah itu campurkan larutan buffer kedalam sampel menggunakan pipet
tetes dan digoncangkan selama beberapa saat sampai sampel air berubah
warna menjadi ungu.
6. Setelah itu labu alenmeyer ditaruh di bawah buret untuk dilakukan titrasi.
Pada ujung buret dibuka sedikit sampai cairan EDTA menetes kedalam
sampel sambil digoncang labu elenmeyernya sampai larutan berubah
warna menjadi warna biru
7. Tutup kembali buffer dan catat penurunan cairan EDTA pada buffer.
8. Proses titrasi dilakukan sebanyak 3 kali, dan catat nilai rata-ratanya dan
tentukan hasilnya .
41
4.2.1. Hasil Pengujian Kualitas Air
Untuk hasil pengujian kualitas air baku pada Instalasi Pengolahan Air (IPA) di
Tulun Desa Baumata Utara Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang dapat dilihat pada
tabel 4.1 dibawah ini :
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Kualitas Air Baku di Tulun Desa Baumata Utara
AIR BERSIH
NO JENIS PEMERIKSAAN
SAMPEL I SAMPEL II
1 Bau Tidak Berbau Tidak Berbau
2 Rasa Tidak Berasa Tidak Berasa
3 Suhu 28⁰C 28⁰C
4 Warnah 0 TCU 2 TCU
5 Nitrat 2,3 mg/L 2,1 mg/L
6 Nitrit 0,01 mg/L 0,009 mg/L
7 TDS 217 mg/L 214 mg/L
8 Kekeruhan 0,03 NTU 0,03 mg/L
9 Kesadahan 380 mg/L 416 mg/L
10 Flourida 0,01 mg/L 0,68 mg/L
11 Besi (Fe) 0,28 mg/L 0,25 mg/L
12 Mangan (Mn) 0,1 mg/L 0,7 mg/L
13 Kromium (Cr) 0,007 mg/L 0.010 mg/L
14 pH 7,82 8,0
Sumber : Laboratorium Dinas Kesehatan Provinsi NTT, 2023
42
Tabel 4.2 Standar Kualitas Air Baku Permenkes RI No.492/Menkes/Per/IV/2010
43
4.2.2. Hasil Wawancara
Hasil wawancara pada pegawai BLUD SPAM
Pertanyaan :
1. Selain terjadi penurunan debit di bendungan Tilong akibat musim kemarau
yang berkepanjangan pada tahun 2019, apakah pernah kualitas air baku pada
IPA Tulun menurun ?
2. Apa saja penyebab menurunnya kualitas air sepanjang tahun 2021-2022 ?
3. Dalam sehari berapa banyak air air dapat disalurkan ke PDAM kota Kupang ?
4. Berapa jam operasi dalam sehari serta berapa kali penyalurannya ?
5. Berapa banyak Tawas yang digunakan dalam sehari ?
6. Berapa kapasitas tampungan pada bak sumpwell ?
Jawaban didapat dari Ibu Ecy selaku kepala Laboratorium WTP Tulun :
1. Pernah. Yaitu pada tahun 2021 sampai 2022 dimana debit air menurun dan
warnah air keruh.
2. diakibatkan oleh ganggang, pelapukan kayu dan dedaunan serta kotoran-
kotoran organik dan anorganik dari sekitar bendungan.
3. Air yang disalurkan ke PDAM sebanyak 2160000 l/dtk atau dikonversikan
menjadi 2160 mᶟ/dtk.
4. Dalam sehari lama operasi 6-8 jam dan disalurkan sebanyak 2 kali penyaluran.
5. Banyaknya tawas yang digunakan dalam sehari sebanyak 66,5 kg/hari
6. Kapasitas tampungan pada bak sumpwell sebanyak 456435 mᶟ
44
= 342892
Tn -T₀ = Tahun 2020 – Tahun 2011
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2020−𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2011
Ka = 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2020−𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2011
99866
= 9
= 11096
Pn = P₀ + Ka (Tn - T₀)
442758 = 342892 + 11096 (T₂₀₂₀ - T₂₀₁₁)
= 442758
= 342892 (1 + 0.0525)⁹
= 543217 jiwa
45
Untuk perhitungan lanjutan Aritmatika dan Geometri selanjutnya dapat dilihat
pada tabel 4.3 dibawah ini :
Tabel 4.3 Perhitungan Aritmatika dan Geometrik
Hasil Perhitungan Mundur Jumlah Penduduk
Tahun Jumlah Penduduk ( Jiwa ) Hasil Perhitungan
X Y Geometrik Aritmatik
2011 342.892 543217 442.758
2012 365.348 578793 365.348
2013 378.425 599510 378.425
2014 384.112 608519 384.112
2015 390.877 619236 390.877
2016 401.784 636515 401.784
2017 412.708 653822 412.708
2018 423.800 671394 423.800
2019 434.972 689093 434.972
2020 442.758 701427 442.758
Jumlah 3977676 6301526 4077542
Sumber : Hasil Perhitungan, 2023
46
4.4.1. Kebutuhan Air Domestik
Untuk menghitung kebutuhan air domestik dapat dihitung menggunakan rumus
2.4 Halaman 32. Dibawah ini adalah contoh perhitungan air Domestik tahun 2011
𝐷 = 𝑃𝑛 × 𝑃𝐴 × 𝑇𝑃
𝐷 = 27431360 𝑙𝑡/ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐷 = 317,49 𝑙/𝑑𝑡𝑘
𝑁𝐷 = 25% × 𝐷
𝑁𝐷 = 25% × 317,49 𝑙𝑡/𝑑𝑡𝑘
𝑁𝐷 = 79,37 𝑙𝑡
Untuk perhitungan lanjutan kebutuhan air domestik dan non domestik tahun 2012
sampai 2020 dapat dilihat pada tabel 4.8 dibawah ini :
47
Tabel 4.8 Perhitungan Kebutuhan Air Domestik dan Non Domestik
Jumlah Kebutuhan Air
No Tahun Penduduk Domestik Non Domestik
( Jiwa ) ( Liter/Detik) ( Liter/Detik)
1 2011 342.892 317,49 79,37
2 2012 365.348 338,28 84,57
3 2013 378.425 350,39 87,60
4 2014 384.112 355,65 88,91
5 2015 390.877 361,93 90,48
6 2016 401.784 372,03 93,01
7 2017 412.708 382,13 95,53
8 2018 423.800 392,40 98,10
9 2019 434.972 402,75 100,69
10 2020 442.758 409,96 102,49
Jumlah 3683,01 920,75
Sumber : Hasil Perhitungan, 2023
396,86 𝑙𝑡/𝑑𝑡𝑘
T=
0,8
T = 496,075 lt/dtk
KA = 20% × T
KA = 99,216 lt/dtk
48
Untuk perhitungan lengkap Kehilangan Air dapat dilihat pada tabel 4.9 dibawah ini :
396,86 𝑙𝑡/𝑑𝑡𝑘
T=
0,8
T = 496,075 lt/dtk
49
Untuk perhitungan lengkap Total Kebutuhan Air tahun 2012-2020 dapat dilihat pada
tabel 4.10 dibawah ini :
50
V = 211312,5 ltr
4.6 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih pada Tahun 2025
Prediksi Kebutuhan Air bersih pada tahun 2025 dihitung dengan mengacu pada
hasil rata-rata kebutuhan air bersih masyarakat pelanggan rumah tangga di kota
Kupang. Hasil proyeksi kebutuhan air domestik kota Kupang pada tahun 2025 dapat
dilihat pada tabel 4.11 dibawah ini :
Tabel 4.11 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Kota Kupang tahun 2025
No Uraian Satuan Kebutuhan Air
1 Jumlah Penduduk Orang 701427
2 Tingkat Pelayanan % 75%
Jumlah Penduduk Berdasarkan
3 orang 526070,25
Tingkat Pelayanan
4 Jumlah Pemakaian Air l/org/hari 100
5 Total Kebutuhan Air l/hari 52607025
Sumber : Hasil Perhitungan 2023
Perolehan jumlah pemakaian air bersih perorang perhari masyarakat Kota
Kupang pelanggan PDAM diperoleh rata-rata penggunaan air bersih sebesar 120,5
ltr/org/hr. berdasarkan perhitungan jumlah pemakaian air perorang perhari di atas,
kemudian dapat dicari proyeksi kebutuhan air bersih masyarakat Kota Kupang (Total
Kebutuhan Domestik) pada tahun 2025.
Proyeksi kebutuhan air bersih masyarakat Kota Kupang pada tahun 2025
didapatkan dengan mngalikan total rata-rata air perhari dengan proyeksi jumlah
penduduk 5 tahun mendatang.
51
kemarau berkepanjangan. Dari jumlah konsumsi air bersih masyarakat Kota Kupang
sebesar 150ltr/org/hr dapat dibuat rincian perkiraan penggunaan air bersih perorang
perhari seperti pada tabel 4.12 dibawah ini :
52
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat diberikan kesimpulan
sebagai berikut :
1. Cara yang tepat dalam menentukan kualitas air baku pada instalasi air yaitu
dilakukan pengujian kualitas air baku pada Instalasi Pengolahan Air (IPA) Tulun
di Laboratorium Kesehatan Provinsi NTT dengan jenis pemeriksaanya yaitu Bau,
Rasa, Suhu, Warna, Ph, Nitrat, Nitrit, TDS, Kekeruhan, Kesadahan, Flourida,
Besi (Fe), Mangan (Mn), Kromium (Cr), yang dibandingkan dengan Standar
Baku Mutu Kualitas Air menurut Permenkes RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010
dengan proses pengujian yang telah diuraikan maka hasil yang disimpulkan ialah
Air Baku pada Instalasi Pengolahan Air (IPA) Tulun Desa Baumata Utara
Kabupaten Kupang baik dan layak dikonsumsi masyarakat.
2. Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan pada Bab IV Volume air di Instalasi
Pengolahan Air (IPA) di Tulun Desa Baumata Utara Kecamatan Taebenu
Kabupaten Kupang mampu menampung air baku sebanyak 211,3125 m³ atau
2111312,5 ltr/hri dan dilakukan 2 kali pembagian dalam sehari dengan waktu
operasi selama 6-8 jam. Namun dari volume air yang ada belum mampu
memenuhi kebutuhan air untuk masyarakat Kota Kupang, sehingga Badan
Layanan Umum Daerah Sistem Penyediaan Air Minum (BLUD SPAM) Tulun
bekerja sama dengan PDAM Kota dan PDAM Kabupaten Kupang untuk
meningkatkan ketersediaan air baku dalam memenuhi kebutuhan air baku
masyarakat Kota Kupang.
5.1 Saran
Berdasarkan dari hasil kesimpulan maka saran yang diberikan sebagai berikut :
1. Kepada petugas Sistem Penyediaan Air Minum Badan Layanan Umum Daerah
(SPAM BLUD) di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Tulun dan petugas Bendungan
Tilong mengadakan pengecekan dan pembersihan rutin dan diharapkan
53
masyarakat disekitar bendungan dan para pengunjung bendungan tilong agar
selalu menjaga kebersihan disekitar area bendungan, contohnya jangan
membuang sampah sembarangan termasuk bangkai hewan agar tidak
mengganggu kualitas air sehingga tetap terjaga.
2. Berdasarkan kesimpulkan pada point kedua maka diharapkan kepada Pemerintah
Provinsi agar dapat menyuplai penyediaan air baku untuk masyarakat Kota
Kupang karena setiap tahun jumlah penduduk di Kota Kupang semakin
meningkat dan kebutuhan air baku juga akan meningkat.
54
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2002, Pedoman/Petunjuk Teknis Manual Sistem Penyediaan Air Minum
Perkotaan Edisi Pertama, Departemen Pemukiman & Prasarana Wilayah Badan
Penelitian Dan Pengembangan.
Hartono.2007. Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta. Bandung: CV. Citra Praya.
Iin Sumbada Sulistyorini, Muli Edwin, & Adriana Sampe Arung. Maret 2016. Analisis
Kualitas Air Pada sumber mata air di Kecamatan Karangan dan Kaliorang
Kabupaten Kutai. Jurnal Hutan Tropis Vol. 4 No. 1
Kolo, Maria Magdalena. 2019. Penentuan Status Mutu dan Beban Pencemaran Air Kali
Dendeng Kota Kupang. Jurnal Saintek Lahan Kering, Universitas Timor
Maria Yofina. November 2016, Pembangunan Pengolahan Air Sungai Menjadi Air
Bersih
55
PT. News Radar NTT, September 2021 : Lembah Tilong Sumber Air
Simantu.pu.go.id Modul_2_Sistem_Air_Baku.pdf
Teddy W Sudinda. Penentuan Debit Andalan Dengan Metoda Fj Mock Di Daerah Aliran
Sungai Cisadane. Pusat Teknologi Lingkungan, BPPT, Kawasan Puspiptek,
Tangerang Selatan, 15314, Indonesia Email: teddy.sudinda@gmail.com
Theodolfi, R. Waangsir, F WF, 2014. Analisis Kebutuhan Air Bersih Kota Kupang
Menurut Ktersediaan sumber Air Bersih dan Zona Pelayanan : Kupang
Veybi Djoharama , Etty Rianib , Mohamad Yanic Analisis Kualitas Air Dan Daya
Tampung Beban Pencemaran Sungai Pesanggrahan Di Wilayah Provinsi Dki
Jakarta 2018. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Vol. 8 No.
1
Yunanto, A. 2007. Analisis Kebutuhan Air Bersih dan Ketersediaan Air Bersih di IPA
Sumur Dalam Banjar Sari PDAM Kota Surakarta terhadap Jumlah Pelanggan :
Surakarta
56