Anda di halaman 1dari 12

Oseana, Volume XXXVI, Nomor 4, Tahun 2011: 31-43 ISSN 0216-1877

BIOGEOGRAFI BIOTA KARANG :


PENDEKATAN TEORITIS ASAL USUL, SEBARAN, SPESIASI DAN
KEANEKARAGAMAN KARANG DUNIA

Oleh

Muhammad Abrar"

ABSTRACT

CORALS BIOGEOGRAPHY. There are many theories and concept related [0


biogeography of organism, including for coral organism. Biogeographic studies of
coral species has been developed since early 17th century. Thispaper discusses some
concept of coral biogeography including the concept of center of origin,
panbiogeography; vicariance, and dispersal biogeography

PENDAHULUAN Biogeografi biota karang dan hipotesa


tentang bagaimana mekanisme terbentuknya
Biogeografi adalah kajian tentang pola spesies karang (speciation) meropakan kajian
distribusi dan keanekaragaman spesies serta yang saling berkaitan dan tidak bisa
keterkaitanya antar proses biologi-ekologi, dipisahkan. Pendekatan dalam kajian ini
evolusi dan kejadian-kejadian geologis yang didasarkan pada prinsip-prinsip dasar (konsep)
saling mendukung dalam skala ruang dan. biogeografi, observasi terhadap pola distribusi
waktu (VERON, 1995; eRISCl, 2001; karang, dan hipotesis yang menjelaskan
POSADAS et al., 2006,). Pola Sebaran dan bagaimana karang saat ini terdistribusi.
keanekaragaman spesies dapat dijelaskan Biogeografi dan distribusi karang sebelumnya
melalui gabungan berbagai faktor biologi- hanya dipahami sebagai sesuatu yang terjadi
evolusi seperti spesiasi, kekerabatan, begitu saja dan sering tidak:menjadi perhatian.
endemisasi, kepunahan, serta faktor geologi Ada dua hal yang menjadi alasan, yaitu:
dan iklim masa lalu seperti gerakan lempeng pertama kelangkaan kernampuan dalam bidang
tektonik, hanyutan benua, glasialisasi, taksonomi yang memadai sampai tingkat
perubahan tinggi muka air laut dan ketersedian spesies terutama untuk membandingkan
sumberdaya alarn. Salah satu objek kajian dari antara spesies dalam wilayah yang sarna
biogeografi tersebut adalah mengetahui asal (inter-regional species); dan yang kedua
usul dan keanekaragaman biota karang di adalah minimnya bukti-bukti sejarah seperti
dunia serta bagaimana mereka tersebar seperti fosil yang menjelaskan bagairnana kaitan
sekarang dalam ruang dan waktu (VERON, spesies dengan lokasi asal usul kejadiannya
1995). (ROSEN, 1988;VERON, 1995).

I) UPT Loka PengembanganKompetensi SDM Oseanografi, Pulau Pari - LIP!, Jakarta

31
KONSEP BIOGEOGRAFl sampai abad XIX dan menjadi dasar kelabiran
konsep historical biogeography (POSADAS
Ada dua pendekatan penting dalam et al., 2006).
menjelaskan konsep biogeografi, yaitu DARWIN (l859) menegaskan bahwa
observasi terhadap pola distribusi dan pemencaran merupakan penyebab awal
penjelasan bagaimana distribusi tersebut terjadinya evolusi yaitu terbentuknya jenis
sebagai sebuah proses (VERON, 1995). baru melalui proses seleksi alam selarna
POSADAS et al. (2006) menjelaskan, bahwa pemencarannya. Proses pernencaran
biogeografi memberikan gambaran sebaran menggambarkan pemencaran jenis-jenis yang
suatu spesies di bumi serta memberikan alasan- lebih primitif dari daerah asal (center of origin)
alasan bagaimana distribusi seperti itu dapat dan kemudian terjadi kompetisi sehingga
terjadi. Observasi terhadap poia distribusi jumlahnya semakin berkurang karena dibatasi
dan penjelasan bagaimana distribusi tersebut oleh jarak yang semakin jauh (MATIHEW,
dapat terjadi akan memberikan penguatan 1915). Banyak pengikut teori center of origin
terhadapat mekanisme spesiasi dan poia setelah Darwin menggunakan istilah migration
sebaran suatu spesies saat ini (VERON, 1995; untuk menggantikan istilah pemencaran
POSADAS et al., 2006). (dispersal) yang'membentuk kelompok sendiri
Penjelasan dan interprestasi kajian yaitu migrasionistldispersalist (WILSON
biogeografi dilakukan dalam dua bentuk studi, 1991). Teori center of origin ini sangat
yaitu kajian sejarah kejadian (historical) dan tergantung dan didukung oleh pengetahuan
ekologi biogeografi (ecological biogeography), tentang catatan fosil dan iklim masa lalu
dalam skala ruang dan waktu. Berikut adalah (purba) sebagai faktor pembatas dan
bentuk-bentuk pendekatan yang dilakukan pendorong terjadinya pemencaran spesies.
dalam studi biogeografi dan bagaimana Teori Darwin Center of Origin dan
penjelasannya terhadap poia distribusi spesies penyempurnaanya tidak dapat dipertahakan
karang. setelah muncul teori hanyutan benua
, , (continental drifting) yang menyatakan bahwa
1. Pusat asal usul (Center of Origin) benua yang ada sekarang berasal dari satu
Teori Center of Origin dari Darwin daratan utarna (center of geography) pada
merupakan salah satu teori utama dalam kajian tabun 1960-an dan mendapat banyak
biogeografi dan teori tersebut masih terus sanggaban dari pemikic teori evolusi dan
diperdebatkan sampai saat ini. Darwin biogeografi setelah Darwin. STEHLI & WELLS
menjelaskan bahwa spesies-spesies tidak (1971) menyatakan bahwa kebanyakan tulisan
diciptakan begitu saja, namun berkembang dari biogeografi karang saat ini tidak menunjukan
pusat sebuah penciptaan sebagai asal muasal adanya bubungan antara distribusi karang dan
pemencarannya, namun secara teknis tidak posisi benua. Tahun 1974, Briggs dan banyak
dijelaskan bagaimana mekanismenya sebingga ahli biologi laut lainnya dalam tulisannya
sering menjadi kontroversi. Alasan mendasar Marine Zoogeography menjelaskan tentang
kejadian suatu spesies adalah basil dari sebuah pergerakan lempeng tektonik kaitannya dengan
proses evolusi, namun sangat sedikit sekali distribusi biota laut. Saat ini, teori center of
penjelasan tentang mekanismenya (VERON, origin dengan konsep dispersal tetap menjadi
1995; POSADAS et al., 2006). Selanjutnya, dasar dalam ~menjelaskan bagaimana
teori evolusi dari Darwin yang didukung oleh pengembangan wilayah distribusi nenek
Wallace sangat berkembang pada abad XVIII moyang suatu spesies (BREMER, 1992;
POSADAS et al., 2006)

32
Pengembangan dan revisi teori center Teori center of origin secara umum
of origin untuk evolusi dan biogeografi biota menjelaskan dan memprediksi pola geografis
karang diperkenalkan oleh BRIGGS (1984). spesifik dalam proses pembentukan spesies.
Briggs menjelaskan pola distribusi Dalam skala lokal, pola ini akan memberikan
(pemenceran dari daerah asaJ) yang melintasi prediksi sebaran spesies secara amphitropikal
batas geografis serta isolasi dan l'emisahan (amphiequatoriallbipo!arlre!ict), sebaran
telah menyebabkan terjadinya spesiasi melaJui terpisah (disjunction), dimana populasi dari
proses evolusi pada wilayah geografis tertentu. spesies yang sarna terisolasi pada sisi ekuator
Teori ini dikenal dengan pusat evolusi yang berlawanan (kedua sisi subtropis) diikuti
(evolutionary centre) atau pusat radiasi dengan kepunahan spesies di daerah ekuator.
evolusi (evolutionary radiation centre) yang Kejadian terse but berlangsung pada rnasa
menetapkan Sentral Indo-Pasifik sebagai pusat Mioscn - Pleistosen (24-0,01 juta yang lalu)
evolusi tersebut yang dicirikan oleh akibat peningkatan suhu, gerakan lempeng
keanekaragaman tinggi (cenfer of biodiversity), tektonik, pentautan daratan/pulau dan
namun bukan pusat asal usul (center of perubahan suhu secara vertikal. Sebaran
origin). Hal ini ditandai dengan beberapa pernisahan ini tidak begitu jelas pada spesies
karakteristik pendukung antara lain: 1) cakupan karang, dimana jenis-jenis yang ada di
wilayah geografis yang lebih luas; 2) topografi Kepulauan Hawai hampir mirip dengan yang
yang berbeda-beda; 3) kehangatan dan suhu ada di Selatan-Timur Pasifik (VERON, 1995).
perairan yang relatif konstan; 4)
keanekaragaman jenis yang maksimum; serta 2. Panbiogeografi
5) spesies dan genera yang lebih maju. Panbiogeografi diperkenalkan oleh
Berbeda dengan teori Biogeografi Kladistik Leon Croizat, seorang penulis biogeografi
oleh HENNIG (1966) yang mengatakan, bahwa terkenal yang bertentangan dengan teori center
karekter-karakter primitif spesies ditemukan of origin dan vicariance biogeography.
pada bagian wilayah yang berdekatan, bukan Metode Panbiogeografi menjelaskan bahwa
yang berjauhan atau yang saling terpisah. peta lintasan distribusi (road map) suatu taksa
Briggs memberikan penekanan jika suatu dapat dihubungkan satu sarna lain
spesies tersebar melewati suatu pembatas menghasilkan lalu lintas distnbusi kehidupan
kemudian secara perlahan-lahan pada tempat organisme. Pola distribusi ditentukan
yang baru tersebut terdiferensiasi menjadi berdasarkan ketersedian peta sebaran
kelompok taksa baru (allopatric speciation). geografis yang ada pada saat sekarang dan
Wilayah SentraJ Indo-Pasifik dikenal distribusinya telah terpolakan. Daerah sebaran
sebagai pusat distribusi keanekaragaman yang berdekatan akan bersinggungan dengan
karang dunia. Berdasarkan teori center of daerah sebaran di sebelahnya, membentuk jaJur
origin, wiJayah SentraJ Indo-Pasifik merupakan distribusi (track), dimana kalau jalur
wiJayah sebaran karang yang relatif baru, distribusinya serupa atau bertepatan akan
ditandai dengan genera yang lebih maju dan terbentuk jalur distribusi bersarna (generalize
umur rata-ratanya lebih muda dibanding genera track) dan akan saling berpotongan dengan
pada daerah asaJnya. Argumen tersebut cukup yang Jainnya serta membentuk simpul (gate
jelas, paling tidak sebagian besar biota laut atau node). Wilayah sirnpul ini diduga sebagai
dangkal tropis terkosentrasi di wilayah Sentral wilayah asal muasal pemencaran organisme,
Indo-Pasifik dan kemudian menyebar ke dimana secara keseluruhan sirnpuJ tersebut
wilayah sekitamya (VERON, 1995; GLYNN et cenderung mengelilingi belahan bumi bagian
al., 2007; VERON et al., 2009). selatan. Pada prinsipnya, panbiogeografi

33
menunjukkan sebaran organisme seeara rnassal bentuk yang pro/kontra dengan teori center of
ke berbagai wilayah, bukan pembatasan origin dan melahirkan konsep baru teotang
sebaran (WILSON, 1991; VERON, 1995; rnekanisme spesiasi.
MORRONE & CRISCI, 1995) Persyaratan spesiasi vicariance terjadi
Prinsip teori Panbiogeografi oleh jika suatu popuJasi spesies yang mendiami
Croizat juga mempertimbangkan observasi suatu area geografis dan kemudian area
terhadap fosil yang dikenal juga dengan tersebut rnenjadi terpisah dan berikutnya dalam
paleobiogeografi. Berdasarkan hal tersebut, skala waktu mengalami perkembangan. Untuk
teori ini lebib tepat diterapkan pada biota itu, proses spesiasi vicariance selalu
teresterial dibanding biota laut karena minimoya meoingkatkan jumlah spesies, masing-rnasing
data fosil dan pola pemencaran biota laut pada menempati area yang selalu meningkat
skala Juas. Oisamping itu, pendekatan dengan luasannya namun berbeda kondisioya akibat
melihat peta sebaran saat sekarang (termasuk isolasi. Pada akhirnya, vicariance
pola distribusi vicarian), pada akhimya tidak biogeography memicu terjadinya proses
ada arti karena adanya perbedaan yang endemisasi, oleh karena itu sangat dekat
siginifikan antara kondisi ikJim masa lalu kaitannya dengan pernbentuk spesies endemik
(purba), pola arus samudera, pola pemenearan (WILSON, 1991). Spesiasi vicariance banya
biota laut dalam skala luas, dan perubahan terjadi pada ketidakadaan pemencaran yang
muka air laut dengan kondisi sekarang melintasi pembatas yang telah disebutkan
(WILSON, 1991; HEADS, 2005). sebelumya. Suatu organisme, bagaimanapun
akan melakukan pemencaran (migrasi) dari
3. Vicariance Biogeography tempat asalnya, sehingga menigkatkan luasan
Teori vicariance biogeography distnbusinya, jika tidak terjadi pemencaran,
mendapat banyak pertentangan dan kritikan, maka proses vicariance lebih berperan
namun disepakati pada masa Darwin sebagai (VERON, 1995; WILEY, 1988)
sebuah pengertian bersama (WILEY, 1988). Sebagai konsep umum, proses
Jika ada satu atau lebih peristiwa alam seperti spesiasi vicariance dapat diaplikasikan pada
kejadian dan bencana geologi dan atau banyak biota terutama biota bentik sessil
perubahan iklim yang memisahkan distribusi tennasuk karang. Pada biota karang, terjadi
suatu spesies, maka spesies tersebut terbagi proses fonnasi spesies yang terus berubah-
menjadi populasi yang berbeda dalam skala rubah pada sirkulasi permukaao samudera, yang
ruang, dan dalam skala waktu (temporal) akan merupakan salah satu vicariance. Oleh karena
mernbentuk dua atau lebib spesies yang iru, teori biogeografi karang dan teori
berbeda. Jika tetap terisolasi setelah peristiwa vicariance menjadi bagian yang selalu bersama
a1am tersebut tidak lagi terjadi, rnaka kemudian dengan alasan-alasan antara lain: spesiasi
dua atau lebih spesies yang berbeda akan vicariance tidak mensyaratkan terjadinya
terbentuk. Proses ini berlangsung dalam pemencaran, sedangkan di alam proses ini
skala luas dan mengarah pada pembentukan selalu terjadi; tempat asal usul spesies karang
spesies, bukan menjadi pusat asal usul spesies tidak terbatas kaitannya dengan kejadian
(center of origin). Pada kejadian ini tidak ada spesies-spesies baru saat ini; perubahan
persyaratan terjadinya pemencaran spesies melalui proses evolusi tidak berhenti pada
dalam proses tersebut (VERON, 1995; WILEY, skala waktu, walaupun interval pembentukan
1988). Penegasannya, babwa konsep spesies dipisabkan dari interval pemencaran;
vicariance biogeography muncul sebagai dan ada hubungan dinarnis antara penarnbahan

34
jumJah spesies oleh vicariance dan penurunan sehiogga menghasilkan variasi dengan nama-
jurnJah spesies oleh hibridisasi. Disamping nama yang berbeda. Metode biogeografi
sebagai konsep, ada dua rnasalah dalam kladistik yang paling tua didefinisikan oleh
aplikasi vicariance untuk karang yaitu: pertama BRUNDIN (1981) sebagai studi bubungan
aplikasi tersebut tidak didukung oleh sebab akibat antara phylogenesis
pengetahuan taksonomi sampai pada tingkatan (perkembangan dari tingkatan ruang dan
spesies, dan yang kedua hal tersebut sangat waktu), anagenesis (transformasi karakter
berkaitan sekali dengan asumsi-asumsi dalam waktu dan ruang) allopatry
terbatas dari teori kladistik (VERON, 1995). {vicariencey, sympatr; (dispersal), dan
Metode kladistik meogbasilkan kejadian paleographycal.
kJadogram untuk menyusun grup-grup taksa
yang berbeda. Taksa pada masing-rnasing 4. Dispersal Biogeograji
kJadogram yang terpisah dapat saja diganti Konsep dasar dari dispersal
dengan kemungkinan lainoya, sehingga sangat biogeografi diusulkan oleh MAYR (1942) dan
mungkin banyak sekali pola kladograrn yang disempurnakan oleh CARSON (1971). Suatu
terbentuk. Di antara sekian banyak pola spesies yang datang dan mendiami suatu
kJadogram yang terbentuk akan diperoleh pola ternpat yang belum pernah didiami dengan
umum kladogram sebagai bentuk yang sangat cara dispersal (migrasi) dan dianggap sebagai
memungkinkan meIaIui analisis parsimoni penerrrulfounder.Apabila terjadi pembatas pada
(KLUGE 1988; BROOKS, 1990) atau dengan komunikasi genetik dalam satu spesies maka
analisis komponen. akan terbentuk spesies barn, sebagai hasil
Asumsi kladogram len tang dari proses spesiasi. Pada vicariance
pemindahan karakter seeara vertikal disebabkan biogeografi, spesiasi terjadi seeara allopatric
oleh adanya pewarisan karakter dari generasi dan menghasilkan pola endemisme. Perbedaan
sebelurnnya, tidak termasuk pemindaban paling besar antara konsep ini (dispersal
karakter seeara horizontal melalui hibridisasi biogeografi) dan vicariance adalah, proses
dan pernenearan, dua proses ini analog, namun dispersal biogeografi mensyaratkan terjadinya
tidaklah sarna. Pada sistematik molekuJer, pemenearan, sedangkan pada vicariance tidak.
dimana metode kladistik sepenuhnya Bila spesies baru terjadi bersama setelah
digunakan dengan tingkatan akhir suatu taksa spesiasi, ditambah kejadian dispersal, maka
adalah genom. Kladogram memberi indikasi konsep spesiasi sarna-sarna berlaku pada kedua
pola-pola yang saling berkaitan, namun bukan kejadian ini.
tingkat keterkaitan antara genom. Perubahan Dispersal biogeografi umumnya
genom pada spesies dan perubahan spesies menunjukan hubungan dengan center of
pada area kladogram yang sarna membutuhkan origin sebagai pengganti spesiasi vicariance
asumsi berbeda, sangat ditentukan oleh (SIMBERLOFF et al., 1981), namun sarna
ketersedian data (kualitatif atau kuantitatif), halnya dengan banyak teori biogeografi,
anal is dan interprestasinya. Pada sebagian pokok-pokok teori tersebut lebih baik dibanding
besar kelompok organisme, analisis kladistik teori lainnya. Dinamika hipotesis yang
biogeografi membutuhkan sebaran data yang melibatkan kecoeokan variasi dari ukuran dan
banyak dan interprestasinya (VERON, 1995; komposisi relatif dari gen induk dan anak
MORRONE & CRISCI, 1995). (perempuan); tingkatan komunikasi genetiknya;
Pembahasan biogeografi dapat jarak pemisahnya; dan dinamika dalam melewati
dilakukan dengan berbagai bentuk pendekatan, waktu, merupakan pol a distribusi 11011-

35
allopatric intergrade. PoIa allopatric dapat (VERON, 1995; CRISCI, 2001). Observasi
juga bersarnaan dengan non allopotric, dan ekologi, bagimanapun akan sesuai dengan
dapat terjadi antara populasi yang sangat jauh biogeografi. Sebagai eontoh pada pemyataan
terpisah (seperti antara Sentral dan Timur "long live", toleransi terhadap stress (tekanan)
Pasifik). Sebagian besar isu evolusi mengenai adalah evolusi konservatif dan bentuk
pemisahan spasial antar populasi dari spesies bertahan hidup terhadap kepunahan (VERON,
yang sarna tidak relevan untuk karang, sebab 1995; POSADAS et al., 2006).
kernampuan pemencaran karang dapat terjadi Teori kesetimbangan biogeografi
pada jarak yangjauh (VERON,1995). pulau (PRESTON, 1962 ; Me ARTHUR
Perbedaan-perbedaan prinsip teori &WILSON 1963, 1967), merupakan sebuah teori
biogeografi juga berlaku pada biota karang, ekologi penting, yang muneul dari konsep
Center of origin biogeography mensyaratkan biogeografi 20 tabun yang lalu. Teori tersebut
simpatrik spesiasi, dimana pemenearan terjadi menjelaskan adaltidaknya kehadiran suatu
selama dan setelah spesiasi. Vicariance spesies pada suatu pulau serta menunjukan
biogeography mensyaratkan bahwa tidak bagaimana proses kolonisasi dan laju
terjadi pemenearan selama spesiasi, namun kepunahan suatu spesies sebagai fungsi
mengarah kepada peningkatan keanekaragaman luasan area, jarak dan kondisi ekologi lainnya
spesies. Dispersal biogeography (HOLT, 1992). Ketika terjadi imigrasi ke
mensyaratkan babwa pemencaranldispersal sebuah pulau, maka akan diimbangi oleb
terjadi sebelum spesiasi. Panbiogegraphy kepunaban lokal, sehingga pada akhimya
sebagai sebuah metode tidak membuat asumsi laju kepunahan akan sarna dengan laju imigrasi.
apapun tentang pemenearan. Konsep lainnya Prinsipnya adalah, bahwa jumlah spesies dalam
tidak berpengaruh pada terjadinya pergantian sebuah pulau cenderung menuju jumlah yang
keragaman spesies di wilayah asal usulnya. seimbang (Me ARTHUR & WILSON 1963,
Semua konsep memiliki sebuah hubungan 1967). Berdasarkan teori tersebut, luasan
sebab akibat antara tempat (atau pola) evolusi pulau dan posisinya (jarak) dengan lokasi
dan tempat (atau pola) kejadian, serta pola- sumber koloni sangat menentukan nilai
pola tersebut berbeda pada setiap kasus keseimbangan ini (WHITEHEAD & JONES,
(VERON 1985; 1995). 1969; BROWN & KODRICH, 1977). Teori
kesetimbangan spesies pulau tidak begitu
s. Biogeografi Ekologi jelas dengan pol a sebaran karang, dimana
Dalam menjelaskan konsep sebarannya lebih sesuai deogan konteks
biogeografi, pendekatan ekologi sangat regional (VERON, 1995).
mendukung dalam penjelasannya, serta dapat
menggambarkan sesuatu yang lebih spesifik
dalam skala ruang dan waktu (POSADAS et DISTRIBUSI BIOTA KARANG
al., 2006). Biogeografi sangat berdekatan
dengan ekologi dan sering terlihat sebagai Berdasarkan sejarah, studi distribusi
turunan ekologi pada skala waktu dan ruang. karang telah dilakukan dengan pendekatan
Dalam pembabasan ini, batasan antara melalui observasi dan analisis data global
biogeografi dan ekologi eukup jelas, dan distribusi genera, dan pada observasi geografis
memiliki dasar yang sangat kuat, bahwa setiap yang terbatas tentang spesies. Kajian
perubahan dalam kerangka waktu evolusi, distribusi biota karang masih sangat terbatas
akan memiliki kodisi ekologi yang berbeda dan banyak kekurangan, antara lain minimnya

36
studi perkawinan silang antara genera, cabaya, namun dari kelompok karang
perbedaao ioterprestasi terhadap data-data ahermatifik, tanpa zooxhantella, tersebar di laut
yang ada, tujuan dan ruang Jingkupnya dalam dan tidak berasosiasi dengan terumbu
(VERON, 1995). (Non-Reefal). Ada sebagian kecil wilayah di
Indo-Psifik merniliki genera unik, spesifik dan
1. Distribusi Genera endemic. lumlah genera akan semakin
Ketertarikan pada distribusi karang berkurang dari wilayab dengan
dimuJai dari observasi paling awal oleb DANA keanekaragaman tinggi ke wilayah dengan
(1843) dan DARWIN (1859) dengan kesimpulan keanekaragaman rendah, namun sebaliknya
umum bahwa distribusi karang dibatasi oleh memiliki komposisi genera yang semakin mirip
subu permukaan Iaut, Kajian serupa banyak (VERON, 1995).
muncul antara lain oleh VAUGHAN (1918; Peta kontur dari distribusi global
1919), DAVIS, (1928); YONGE, (1940); dan genera karang yang lengkap dan terbaik
VAUGHAN & WELLS, (1943), dimana pertama kali diperkenalkan oleh STEHLI &
sebelumnya banya menggunakan data global WELLS (1971), dan dapat dibandingkan
yang dikompilasi. Evolusionis yang sepaham dengan peta yang dibuat setelah itu oleh
dengan Darwin, telah memberikan dorongan ROSEN (1988), COUDRAY & MONTAGGIONI
untuk akumulasi data biogeografi karang (1982) dan VERON (1985). Pada peta scbaran
melalui simulasi mekanisrne evolusi dan genera karang oleh Wells, wilayah Indo-Pasifik
bubungan antara spesies. merupakan pusat keanekaragarnan karang,
Wells adalah taksonomis karang sama dengan yang digambarkan penulis
pertama yang telah mengkoleksi secara lainnya, dao pada prinsipnya secara bujur dan
menyeluruh data distribusi untuk skala lintang terlihat pola sebaran keanekaragaman
biogeografi yang dimaksud. Data pada genera karang yang semakin berkurang dari
tingkatan genera ini meliputi wiJayah Indo- pusat keanekaragaman tersebut. Pada pusat
Pasifik, yang ditandai dengan publikasinya keanekaragaman karang kedua yaitu di bagian
pada tahun 1954. Sajian data Wells, di-update barat Samudera Hindia dan atau Laut Merah,
berulang dan terus menerus dikernbangkan, yangjumlah generanya lebih sedikit dibanding
sebagai hasil kontribusi besar pada studi lndo-Pasifik. Namun, genera karang di Laut
biogeografi karang. Hasil observasi Well Merah, relatif lebih tinggi dibanding daerah
menyatakan babwa sebagian besar genera lain dalam wilayah tersebut. Pada
tersebar luas di wilayab Indo-Pasifik dan keoyataannya, beberapa perbedaan antara
seragarn, narnun beberapa genera memiliki peta-peta tersebut terlihat dari garis kontur
distribusi yang terbatas, dan lainnya tersebar yang kosong ketika melewati Selatan Samudera
luas namun jarang. Sebaran genera karang Hindia.
sangat umum pad a perairan dangkal dan cukup

37
..
.... ........
.. .",

t' ........ "

".

Sumber: Veron 1985

Gambarl. Petasebarangenera karangdidunia,A. WELLS (1954),B. STEHLI &'VELLS (1971),


ROSEN (1971), COUDRAY dan MONTAGGIONl (1982), dan VERON (1985)

38
Observasi umum yang dibuat dari Komposisi spesies dari genera
basil analisis global genera dapat diringkaskan menjadi penting ketika genera digunakan untuk
sebagai berikut; Terdapat area-area dengan . grup-grup spesifik dari suatu spesies,
keanekaragaman tinggi eli wilayab tepi barat contohnya pada peta distnbusi genera. Pada
tropis tiga samudera dunia, kecuali Samudera kasus ini, genus akan mempunyai arti bila
Hindia; Wilayah Indo-Pasifik, sebagai pus at genus terse but mewakili sebuah gnrp dari
keanekaragaman tertinggi, memiJiki sedikit suatu jenis yang terkait dengan asal usulnya.
variasi genera-genera di dalamnya; Terdapat Permasalahannya akan menucul jika pada unit
pengurangan jumlah keanekaragaman spesies genera merniliki spesies dengan variasi
secara bujur dan lintang dari pusat morfologi yang beragam (ekomorfis) atau pada
keanekaragaman tersebut. Hal ini dapat dilihat spesies yang merniliki karakter morfologi pada
dari wilayah-wilayah yang jauh dari pusat dua genera yang berbeda sehingga hal ini
keanekaragaman spesies (Wilayab Indo-Pasifik) jadi meragukan jika dibuat peta disrribusinya,
cenderung memiliki genera yang mirip; Jumlah Pada umurnnya, spesies dari genera yang
jenis karang yang semakin berkurang di ekomorfis tidak signifikan jumlabnya untuk
sepanjang garis bujur ke arah barat dan timur mempengruhi nilai genus sebagai unit
dari pus at keanekaragaman karang, mirip taksonomi, sehingga sering memberikan
atau sama di sepanjang garis lintang ke arah keraguan dalam identifikasi seperti pada kasus
utara dan selatan, karena perubaban subu nama berbeda pada spesies yang sarna
permukaan air laut; Umur rata-rata genera (sinonim), hanya sebagai nama tanpa status
karang di Karibia dua kali karang yang terdapat (VERON, 1985; 1995).
di Indo Pasifik dan wilayab pusat
keanekaragamannya cenderung terdapat pada 2. Distribosi Spesies
wilayah dengan genera berumur muda (basil Pernbahasan dan penjelasan distribusi
studi STEHLJ & WELLS 1971). Pola sebaran spesies dalarn konsep biogeografi melibatkan
genera karang tersebut di atas adalah basil- studi taksonomi dengan identifikasi sampai
basil observasi secara umum, dan setelah itu tingkatan spesies. Pada awalnya, studi
banyak sekali kajian dan penjelasan distribusi distribusi karang sampai tingkatan spesies
karang di dunia (VERON, 1985). sering dihindari oleh peneliti biogeografi,
Kajian sampai tingkatan genera namun dalam prakteknya kedua studi ini sangat
memiliki kekurangan untuk menjelaskan lebih berkaitan dan selalu ada, paling tidak secara
rinci poJa sebaran karang sampai tingkatan teori. Begitu juga studi taksonomi, pada
spesies. Nama-nama genera yang digunakan awalnya jarang sekali yang melakukan
pada karang, biasanya hanya sebagai simbol pengamatan terbadap pola distribusi pada
basil identifikasi dan tidak menunjukan jum1ab tingkatan spesies, sehingga sering
spesies, namun terkadang tidak sesuai dengan menimbulkan kesalahan dalam mengambil
posisi filogeninya. Pada kajian biogeografi, kesimpulan. Contob studi taksonomi dapat
tingkatan genera mencirikan suatu karakter menjelaskan karakter fenotip, yaitu cukup
yang dimiliki bersama oleb spesies yang dengan melihat dan membandingkan sarnpel
berbeda dalam genus yang sarna. Jumlah karang dari berbagai negara pada suatu
spesies yang diwakili oleh genus, memiliki museum, KesaJahan muncul ketika banyak studi
variasi karakter morfologi yang lebih banyak, memberikan nama berbeda terbadap spesies
sehingga data genera kurang banyak yang sama (polymorphic species). Ini
digunakan sebagai indikator keanekaragaman membuktikan bahwa belum ada teori bersama
(VERON, 1985).

39
BROWN, JR. and A. KODRIC-BROWN. 1977. GLYNN, P.W,GM. WELLINGTON, B. RIEGL,
Turnover rates in insular D.B. OLSON, E. BORNEMAN and
biogeography: effect of immigration EA. WIETERS. 2007. Diversity and
on extinction. Ecology. 74 : 1847- biogeography of the scleractinian
1855. coral fauna of Easter Island (Rapa
Nui). Pacific Science. 61(1) : 67-90
BRUNDIN, L. 1981. Croizat's biogeography
versus phylogenetic biogeography. HEADS, M. 2005. Towards a panbiogeography
In: G NELSON and D.E. ROSEN of the seas. Biological Journal of
(ed). Vicariance biogeography: A the Linnean Society. 84: 675-723
critique. 94-158. Columbia
University Press. New York. HENNIG, W. 1966. Phylogenetic Systematics.
Univ. Illinois Press, Urbana, Ill., 263
CARSON, H. L. 1971. The ecology of pp.
Drosophila breeding sites.
Arboretum Lecture Nwnber 2. Univ. HOEKSEMA, B.W. 1989. Systematics and
Of Hawaii, Honolulu. ecology of mushroom corals
(Scleractinia: Fungiidae). Zool.
COUDRAY, J. and L. MONTAGGIONl. 1982. Verh. Leiden. 254 pp
Coraux et recifs coralliens de la
province Indo-Pacifique: repartition HOLT, R.D. 1992. A Neglected facet of island
geographique et altitudinale biogeography: The role of internal
spatial dynamics in area effects.
CRISCI, J.V. 2001. The voice of historical Reprinted from Theoretical
biogeography. Journal of Population Biology Vol 4 No.3.
Biogeography, 28:157-168. Academic Press. Belgium

DARWIN, C. 1859. The origin of species by HUMPRIES, C.J. 1985. Temperate


means of natural selection, or the biogeography and intemperate
preservation of favoured races in botanist. Taxon. 34: 480-492
the struggle for life. Murray
KLUGE, A.G 1988. Parsimony in vicariance
DANA, J. D. 1843. On the temperature limiting biogeography: a quantitative
the distribution of corals. Amer. J. method and a greater Antillean
Sci. 45: 130-131. example. 137:315-328

DARLINGTON, PJ. 1965. The biogeography MATTIiEW, WD. 1915. Climate and evolution.
of the southern end of the world. Anuals of New York Academy of
Harvard University Press. Sciences 24, 171-318
Cambridge. pp 236
MAYR, E. 1942.Systematics and the Origin of
DAVIS, W.M. 1928. The coral reef problems. Species From the Viewpoint of a
Special PublicationAmerican Zoologist, Columbia University
Geographic Society 9. New York. Press, New York.

41
McARTHUR,R.H. &E.O. WILSON 1963. An Vicariance Biogeography: A Critique.
equilibrium theory of insular Columbia University Press, N.V 40-
zoogeography. Evolution. 17: 373- 63
387. En relation avec la tectonique
globale. Bull. Soc. Geol. Fr. 24: 981- STEHLI, F.G and J.W, WELLS 1971. Diversity
993 and age patterns in hermatypic
corals. Syst. tool. 20: 115-126
McARTHUR, R.H and E.O. WILSON ]967.
The theory of island biogeography. VAUGHAN, T.W. 1918. Temperature of the
Princeton University Press, Florida coral-reef tract. Carnegie
Princeton, New Jersey. 203 pp /nst. Washington Publ. 213: 321-339

MORRONE, J.J and J.v. CRISCI 1995. Historical VAUGHAN, T.W. 1919. Corals and formation
biogeography: Introduction to of coral reefs. Smithson. Inst. Annu.
methods. Annu. Rev. Ecol. Syst. 26: Rep. 189-238
373-401
VAUGHAN, T.W. and J.W, WELLS 1943.
POSADAS, P , J.V. CRISCI, L. KATINAS 2006. Revision of the suborder, families
Historical biogeography: A review and genera of the Scleractinia. Geol.
of its basic concept and critical Soc. Am. Spec. Pap. 44
issues. Journal of A rid
Environment. 66 : 389-403 VERON. J.E.N. 1985. Aspect the biogeography
of hermatypic corals. Proc. 5/A into
PRESTON, F.W. 1962. The canonical Coral Reef Congr. Tahiti. 4: 83-88
distribution of commonness and
rarity: Part 1. Ecology, 43, 185-215. VERON, J.E.N. 1995. Coral in space and time.
Comstock. Cornel. Ithica. New
ROSEN, B.R. 1988. Progress, problem and York. pp 321
pattern in biogeography of reef
corals and other tropical marine VERON, J.E.N, , M.D. LINDON,T. EMRE, L.G
organisms. Helgolander Meersunter. ALISON, K. STUARTH, S-S.
42: 269-301 MARY, and P. NATE 2009.
Delineating the Coral Triangle.
SCHEER, G 1984. The distribution of reef corals Galaxea, Journal of Coral Reef
in the Indian Ocean with a historical Studies. 11: 91-100
review of its investigation. Deep-
Sea Res. A. 31: 885-900 WELLS, J.W. 1954. Recent corals of the
Marshall Island. U.s. Geol. Survey
SIMBERLOFF, D.S. HECK, K. L. McCOY E.D, Prof Pap. 260: 385-486
and E. CONNOR 1981. There have
been no statistical test of cladistic WELLS, J.W. 1966. Evolutionary development
biogeographical hyphothesesln G. in the scleractinian family
Nelson and D.E. Rosen (eds.) Funggiidae. Symp. Zool. Soc. Lond.
16: 223-416

42
WHITEHEAD, D.R. and C.E, JONES 1969. YABE, Hand T, SUGIYAMA 1935. Revised
Small islands and the equilibrium list of the reef corals from Japanese
theory of insular biogeography. seas and of fossil reef corals of the
Evolution, 23:171-179 rised reefs and the Ryukyu
limestone of Japan. 1. Geol. Soc.
WILEY, E.O. 1988.Vicariance biogeography. Japan. 42 (502):279-403
Ann. Rev. Ecol. Syst. 19: 513-542
YONGE, C.M. 1940.The biology of the reef
WILSON, J.B. 1991. A comparison of building corals. Scientific Report,
biogeographic models: Migration, Great BarrierReef Expedition 1928-
vicariance and panbiogeography. 1929. British Museum (Natural
Global Ecology and Biogeography History) 1 (13): 353-891
Letters. 1(3).84-87

43

Anda mungkin juga menyukai