Anda di halaman 1dari 48

Faktor - faktor Penyebab Persebaran Flora dan Fauna

Persebaran Flora dan Fauna dimuka bumi dipengaruhi oleh 3 faktor utama,yaitu :
A. Penyebab Persebaran :
1. Tekanan Populasi, semakin banyak atau bertambahnya populasi akan
menyebabkan kebutuhan akan persediaan bahan makanan menjadi semakin sulit
dipenuhi sehingga menyebabkan migrasi.
2. Persaingan, ketidakmampuan fauna dalam bersaing memperebutkan wilayah
kekuasaan dan bahan makanan yang dibutuhkan juga mendorong terjadinya
migrasi ke daerah lain.
3. Perubahan Habitat, berubahnya lingkungan tempat tinggal dapat menyebabkan
ketidakmampuan dalam beradaptasi terhadap perubahan tersebut dan menjadi
merasa tidak cocok untuk terus menempati daerah asal.

B. Sarana Penyebaran :
1. Udara, dengan media udara fauna dapat bermigrasi dari kekuatan terbang
sedangkan flora dapat menggunakan angin untuk bermigrasi dari berat ringannya
benih.
2. Air, kemampuan fauna dalam berenang terutama hewan - hewan air
menyebabkan perpindahan mudah terjadi. Benih umbuhan dapat tersangkut dan
berpindah tempat dengan menggunakan media aliran sungai atau arus laut.
3. Lahan, hampir semua fauna daratan menggunakan lahan sebagai media untuk
berpindah tempat.
4. Pengangkutan Manusia, baik secara sengaja maupun tidak sengaja manusia
dapat menyebabkan perpindahan flora dan fauna.

C. Hambatan Persebaran ( barrier) :


1. Hambatan Iklim, keadaan iklim terutama yang bersifat ekstrim dapat
menghambat persebaran misalnya kondisi temperatur, kelembaban udara dan
curah hujan.
2. Hambatan Edafik (tanah), tanah sangat berpengaruh bagi tanaman/tumbuhan
karena sangat memerlukan unsur - unsur penting dalam tanah yaitu unsur hara,
udara, kandungan air yang cukup. Lapisan tanah yang tipis dan keras membuat
hewan - hewan yang terbiasa menggali tanah dan bertempat tinggal di dalam tanah
memilih mencari daerah yang lapisan tanahnya tebal dan gembur.
3. Hambatan Geografis, bentang alam muka bumi dapat menghambat persebaran
flora dan fauna seperti samudera, padang pasir, sungai dan pegunungan.

4. Hambatan Biologis, kondisi lingkungan yang cocok untuk hidup serta persediaan
bahan makanan yang melimpah menjadi faktor penghambat flora dan fauna dalam
bermigrasi. Hal ini berkaitan dengan kecocokan dengan kondisi alam.

Faktor - faktor Penyebab Terjadinya Keanekaragaman Flora dan Fauna di Dunia :


Keanekaragaman flora dan fauna di suatu wilayah tidak terlepas dari dukungan
kondisi di wilayah itu. Ada tumbuhan yang hanya dapat tumbuh di daerah yang
beriklim tropis, dimana banyak curah hujan dan sinar matahari, dan ada yang
hanya dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis, dimana banyak curah hujan
dan sinar matahari, dan ada yang hanya dapat tumbuh di daerah yang dingin dan
lembab. Kita tentu tidak pernah melihat pohon Meranti atau Anggrek tropik pada
daerah dingin di daerah tundra. Dukungan kondisi suatu wilayah terhadap
keberadaan flora dan fauna berupa faktor - faktor fisik (abiotik) dan faktor non fisik
(biotik). Taukah anda, apa saja yang termasuk abiotik dan biotik? Yang termasuk
abiotik adalah iklim, suhu, kelembaban udara, angin, air, tanah dan ketinggian, dan
yang termasuk biotik adalah manusia,hewan, dan tumbuh - tumbuhan.

A. Iklim
Faktor iklim termasuk di dalamnya keadaan suhu, kelembaban udara dan angin
sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan setiap makhluk di dunia. Faktor
suhu udara berpengaruh terhadap berlangsungnya proses pertumbuhan fisik
tumbuhan. Sinar matahari sangat diperlukan bagi tumbuhan hijau untuk
fotosintesa. Kelembaban udara berpengaruh pula terhadap pertumbuhan fisik
tumbuhan. Sedangkan angin berguna untuk peroses penyerbukan. Faktor iklim yang
berbeda - beda pada suatu wilayah menyebabkan jenis tumbuhan maupun
hewannya juga berbeda. Tanaman di daerah tropis, banyak jenisnya, subur dan
selalu hijau sepanjang tahun karena bermodalkan curah hujan yang tinggi dan
cukup sinar matahari. Berbeda dengan tanaman di daerah yang beriklim sedang,
ragam tumbuhannya tidak sebanyak di saerah tropis yang kaya sinar matahari,
disana banyak diteui pohon berkayu keras dan berdaun jarum. Daerah Gurun yang
beriklim panas dan kurang curah hujan, hanya sedikit tumbuhan yang dapat
menyesuaikan diri, seperti misalnya pohon kaktus dapat tumbuh suburr, karena
mempunyai persediaan air dalam batangnya. Kehidupan faunanya juga sangat
bergantung pada pengaruh iklim yang mampu memberikan kemungkinan bagi
kelangsungan hidupnya. Binatang di daerah dingin beda dengan binatang di daerah
tropis, dan sulit menyesuaikan diri bila hidup di daerah tropis yang beriklim panas.

B. Tanah
Tanah banyak mengandung unsur-unsur kimia yang diperlukan bagi pertumbuhan
flora di dunia. Kadar kimiawi berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah.
Keadaan struktur tanah berpengaruh terhadap sirkulasi udara di dalam tanah

sehingga memungkinkan akar tanaman dapat bernafas dengan baik. Keadaan


tekstur tanah berpengaruh terhadap daya serap tanah terhadap air. Suhu tanah
berpengaruh terhadap pertumbuhan akar serta kondisi air di dalam tanah.
Komposisi tanah umumnya terdiri dari bahan mineral anorganik (70%-90%), bahan
organik (1%-15%), udara dan air (0%-9%). Hal - hal tersebut menunjukkan betapa
pentingnya faktor tanah bagi pertumbuhan tanaman. Perbedaan jenis tanah
menyebabkan perbedaan jenis dan keanekaragaman tumbuhan yang dapat hidup di
suatu wilayah. Contohnya di Nusa Tenggara jenis hutannya adalah Sabana karena
tanahnya yang kurang subur. Perhatikan hutan di daerah yang subur di pegunungan
dengan hutan di daerah yang tenahnya banyak mengandung kapur atau tanah liat.
Apakah ada keanekaragaman tanamannya?

C. Air
Air mempunyai peranan yang penting bagi pertumbuhan tanaman karena dapat
melarutkan dan membawa makanan yang diperlukan tumbuhan dari dalam tanah.
Adanya air tergantung dari iklim di daerah yang bersangkutan. Jenis flora di suatu
wilayah sangat berpengaruh pada banyaknya curah hujan di wilayah tersebut. Flora
di daerah yang kurang curah hujannya keanekaragaman tumbumbuhannya kurang
dibandingkan dengan daerah yang banyak curah hujannya. Misalnya di daerah
gurun, hanya sedikit tumbuhan yang dapat hidup, contohnya adalah Kaktus dan
tanaman semak berdaun keras. Di daerah Tropis banyak hutan lebat, pohonnya
tinggi - tinggi dan daunnya selalu hijau.

D. Tinggi rendahnya permukaan bumi


Faktor ketinggian permukaan bumi umumnya dilihat dari ketinggiannya dari
permukaan laut (elevasi). Misalnya ketinggian tempat 1500 m berarti tempat
tersebut berada pada 1500 m di atas permukaan laut. Semakin tinggi suatu daerah
semakin dingin suhu di daerah tersebut. Demikian juga sebaliknya biloa lebih
rendah berarti suhu udara di daerah tersebut lebih panas. Setiap naik 100 meter
suhu rata - rata turun sekitar 0,5 derajat Celcius. Jadi semakin rendah suatu daerah
semakin dingin daerah tersebut. Oleh sebab itu ktinggian permukaan bumi besar
pengaruhnya terhadap jenis dan persebaran tumbuhan. Daerah yang suhu
udaranya lembab, basah di daerah tropis, tanamannya lebih subur dari pada daerah
yang suhunya panas dan kering.

E. Manusia, hewan dan tumbuh - tumbuhan


Manusia mampu mengubah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan tertentu.
Misalnya daerah hutan diubah menjadi daerah pertanian, perkebunan atau
perumahan dengan melakukan penebangan, reboisasi atau pemupukan. Manusia
dapat menyebarkan tumbuhan dari suatu tmpat ke tempat lainnya. Selain itu
manusia juga mampu mempengaruhi kehidupan fauna di suatu tempat dengan

melakukan perlindungan atau perburuan binatang. Hal ini menunjukkan bahwa


faktor manusia berpengaruh terhadap kehidupan flora dan fauna di dunia ini. Selain
faktor tersebut hewan juga memiliki peranan terhadap penyebaran tumbuhan flora.
Misalnya serangga dalam proses penyerbukan, kelelawar, burung, tupai membantu
dalam penyebaran biji tumbuhan. Peranan faktor tumbuh - tumbuhan adalah untuk
menyuburkan tanah. Tanah yang subur memungkinkan terjadi perkembangan
kehidupan tumbuh - tumbuhan dan juga mempengaruhi kehidupan faunanya.
Contoh bakteri saprofit merupakan jenis tumbuhan mikro yang membantu
penghancuran sampah - sampah di tanah sehingga dapat menyuburkan tanah.

Liise, asrin, 2013; Keragaman Flora dan Fauna di Indonesia (bag. 1);
http://asrinliise.blogspot.co.id/2013/09/keragaman-flora-dan-fauna-diindonesia.html#fp-prev; diakses 18 september 2016

Keragaman Flora dan Fauna di Indonesia (bag. 1)

Indonesia memiliki keragaman flora dan fauna (keanekaragaman hayati) yang


sangat besar. Bahkan, keanekaragaman hayati Indonesia termasuk tiga besar di dunia bersama-sama
dengan Brazil di Amerika Selatan dan Zaire di Afrika. Berdasarkan data dari Departemen Kehutanan dan
Perkebunan, pada tahun 1999 jumlah spesies tumbuhan di Indonesia mencapai 8.000 spesies yang
sudah teridentifikasi dan jumlah spesies hewan mencapai 2.215 spesies. Spesies hewan terdiri atas 515
mamalia, 60 reptil, 1.519 burung, dan 121 kupu-kupu.Besarnya keanekaragaman hayati di Indonesia
berkaitan erat dengan kondisi iklim dan kondisi fisik wilayah. Suhu dan curah hujan yang besar
memungkinkan tumbuhnya beragam jenis tumbuhan. Mengapa demikian? Tumbuhan memerlukan air
dan suhu yang sesuai. Makin banyak air tersedia makin banyak tumbuhan yang dapat tumbuh dan
karena itu makin banyak hewan yang dapat hidup di daerah tersebut.

1. Persebaran Flora (dunia tumbuhan) di Indonesia

Tumbuh-tumbuhan yang hidup di suatu tempat ada yang tumbuh secara alami dan ada juga yang
dibudidayakan oleh manusia. Flora ataua dunia tumbuhan di berbagai tempat di dunia pasti berbedabeda,
hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut :

Iklim

Jenis tanah

Relief atau tinggi rendah permukaan bumi

Biotik (pengaruh makhluk hidup).

Adanya faktor-faktor tesebut, Indonesia memeliki keanekara- gaman jenis tumbuh-tumbuhan. Iklim
memiliki pengaruh yang sangat besar terutama suhu udara dan curah hujan. Daerah yang curah
hujannya tinggi memiliki hutan yang lebat dan jenis tanaman lebih bervariasi, misalnya: di Pulau
Sumatera dan Kalimantan
Sedangkan daerah yang curah hujannya relatif kurang tidak memiliki hutan yang lebat seperti di Nusa
Tenggara. Daerah ini banyak di tum- buhi semak belukar dengan padang rumput yang luas.
Suhu udara juga mempengaruhi tanaman yang dapat hidup di suatu tempat. Junghuhn telah membuat
zonasi (pembatasan wilayah) tumbuh- tumbuhan di Indonesia sebagai berikut :

Daerah panas (0 650 meter), tumbuhan yang cocok di daerah ini adalah kelapa, padi, jagung,
tebu, karet.

Daerah sedang ( 650 1500 meter), tumbuhan yang cocok di daerah ini adalah kopi, tembakau,
teh, sayuran.

Daerah sejuk ( 1500 2500 meter), tumbuhan yang cocok di daerah ini adalah teh, sayuran,
kina, pinus.

Daerah dingin (di atas 2500 meter) tidak ada tanaman budidaya

Flora di Indonesia ternyata dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu Indo-Malayan dan IndoAustralian. Kelompok Indo-Malayan meliputi kawasan Indonesia Barat. Pulau-pulau yang masuk ke
dalam kelompok ini adalah Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Bali. Kelompok Indo-Australian meliputi
tumbuhan yang ada kawasan Indonesia Timur. Pulau-pulau yang termasuk dalam kawasan ini adalah
Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. Perbandingan karakteristik flora yang ada di Indonesia
Barat dan Indonesia Timur adalah sebagai berikut.

Beberapa jenis flora di Indonesia yang dipengaruhi oleh iklim antara lain sebagai berikut :

Hutan Musim, terdapat di daerah Indonesia yang memiliki suhu udara tinggi dan memiliki
perbedaan kondisi tumbuhan di musim hujan dan musim kemarau. Pada musim kemarau
pohonnya akan meranggas dan pada musim hujan akan tumbuh hijau kembali. Contoh hutan
musim ialah hutan jati dan kapuk randu. Hutan musim banyak terdapat di Jawa Tengah dan Jawa
Timur.

Hutan Hujan Tropis, terdapat di daerah yang curah hujannya tinggi. Indonesia beriklim tropis
dan dilalui garis khatulistiwa sehing- ga Indonesia banyak memperoleh sinar matahari sepanjang
tahun, curah hujan tinggi dan temperatur udara tinggi. Di Indonesia hutan hujan tropis terdapat di
Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.

Sabana, terdapat di daerah yang curah hujannya sedikit. Sabana berupa padang rumput yang
diselingi pepohonan yang bergerombol. Sabana terdapat di Nusa Tenggara Barat dan Nusa
Tenggara Timur.

Steppa, adalah padang rumput yang sangat luas. Stepa terdapat di daerah yang curah hujannya
sangat sedikit atau rendah. Stepa terda- dapat di Nusa Tenggara Timur, baik untuk peternakan.

Hutan Bakau atau Mangrove, adalah hutan yang tumbuh di pantai yang berlumpur. Hutan
bakau banyak terdapat di pantai Papua, Sumatera bagian timur, Kalimantan Barat dan
Kalimantan Selatan.

(a). Hutan Hujan Tropis, (b). Sabana, (c). Steppa, (d). Hutan Mangrove

Berbagai jenis flora tersebut telah dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia, baik sebagai
bahan furniture, bahan bangunan, bahan makanan, dan lain-lain. Sebagai contoh, rotan banyak
dimanfaatkan sebagai bahan utama pembuatan kursi, meja, dan perabotan rumah tangga lainnya.
Berbagai jenis kerajinan dihasilkan dengan memanfaatkan bahan dari rotan. Sentra penghasil produk
kerajinan tersebut banyak berkembang di daerah-daerah tertentu, misalnya di Cirebon dan daerah
lainnya di Pulau Jawa.

Pada bagian awal telah dikemukakan bahwa tidak seluruh wilayah di muka bumi
dapat dihuni oleh makhluk hidup. Berdasarkan hasil penelaahan kondisi fisik
wilayah, diperkirakan hanya sekitar 1/550 bagian dari muka bumi yang berpotensi
sebagai lingkungan hidup. Beberapa faktor yang memengaruhi persebaran flora
dan fauna di muka bumi antara lain faktor klimatik, edafik, fisiografi, dan biotik.
a. Faktor Klimatik
Kondisi iklim merupakan salah satu faktor dominan yang mempengaruhi pola
persebaran flora dan fauna. Wilayah-wilayah dengan pola iklim yang ekstrim,
seperti daerah kutub yang senantiasa tertutup salju dan lapisan es abadi, atau
gurun yang gersang, sudah tentu sangat menyulitkan bagi kehidupan suatu
organisme. Oleh karena itu, persebaran flora dan fauna pada kedua wilayah ini
sangat minim baik dari jumlah maupun jenisnya. Sebaliknya, daerah tropis
merupakan wilayah yang optimal bagi kehidupan flora dan fauna. Faktor-faktor iklim
yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup di permukaan bumi ini,
antara lain suhu, kelembapan udara, angin, dan tingkat curah hujan.
1) Suhu

Permukaan bumi mendapatkan energi panas dari radiasi matahari dengan


intensitas penyinaran yang berbeda-beda di setiap wilayah. Daerah-daerah yang
berada pada zona lintang iklim tropis, menerima penyinaran matahari setiap
tahunnya relatif lebih banyak jika dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya.
Selain posisi lintang, faktor kondisi geografis lainnya yang mempengaruhi tingkat
intensitas penyinaran matahari antara lain kemiringan sudut datang sinar matahari,
ketinggian tempat, jarak suatu wilayah dari permukaan laut, kerapatan penutupan
lahan dengan tumbuhan, dan kedalaman laut. Perbedaan intensitas penyinaran
matahari menyebabkan variasi suhu udara di muka bumi.
Kondisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap kehidupan hewan dan tumbuhan,
karena berbagai jenis spesies memiliki persyaratan suhu lingkungan hidup ideal
atau optimal, serta tingkat toleransi yang berbeda-beda di antara satu dan lainnya.
Misalnya, flora dan fauna yang hidup di kawasan kutub memiliki tingkat ketahanan
dan toleransi yang lebih tinggi terhadap perbedaan suhu yang tajam antara siang
dan malam jika dibandingkan dengan flora dan fauna tropis.
Pada wilayah-wilayah yang memiliki suhu udara tidak terlalu dingin atau panas
merupakan habitat yang sangat baik atau optimal bagi sebagian besar kehidupan
organisme, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Hal ini disebabkan suhu yang
terlalu panas atau dingin merupakan salah satu kendala bagi makhluk hidup.
Khusus dalam dunia tumbuhan, kondisi suhu udara adalah salah satu faktor
pengontrol persebaran vegetasi sesuai dengan posisi lintang, ketinggian tempat,
dan kondisi topografinya. Oleh karena itu, sistem penamaan habitat flora seringkali
sama dengan kondisi iklimnya, seperti vegetasi hutan tropis, vegetasi lintang
sedang, vegetasi gurun, dan vegetasi pegunungan tinggi.
2) Kelembapan Udara
Selain suhu, faktor lain yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup di
muka bumi adalah kelembapan. Kelembapan udara yaitu banyaknya uap air yang
terkandung dalam massa udara. Tingkat kelembapan udara berpengaruh langsung
terhadap pola persebaran tumbuhan di muka bumi. Beberapa jenis tumbuhan
sangat cocok hidup di wilayah yang kering, sebaliknya terdapat jenis tumbuhan
yang hanya dapat bertahan hidup di atas lahan dengan kadar air yang tinggi.
Berdasarkan tingkat kelembapannya, berbagai jenis tumbuhan dapat
diklasifikasikan ke dalam empat kelompok utama, yaitu sebagai berikut.
a) Xerophyta, yaitu jenis tumbuhan yang sangat tahan terhadap lingkungan hidup
yang kering atau gersang (kelembapan udara sangat rendah), seperti kaktus dan
beberapa jenis rumput gurun.
b) Mesophyta, yaitu jenis tumbuhan yang sangat cocok hidup di lingkungan yang
lembap, seperti anggrek dan jamur (cendawan).
c) Hygrophyta, yaitu jenis tumbuhan yang sangat cocok hidup di lingkungan yang
basah, seperti eceng gondok, selada air, dan teratai.

d) Tropophyta, yaitu jenis tumbuhan yang mampu beradaptasi terhadap perubahan


musim kemarau dan penghujan. Tropophyta merupakan flora khas di daerah iklim
muson tropis, seperti pohon jati

3) Angin
Di dalam siklus hidrologi, angin berfungsi sebagai alat transportasi yang dapat
memindahkan uap air atau awan dari suatu tempat ke tempat lain. Gejala alam ini
menguntungkan bagi kehidupan makhluk di bumi, karena terjadi distribusi uap air di
atmosfer ke berbagai wilayah. Akibatnya, secara alamiah kebutuhan organisme
akan air dapat terpenuhi. Gerakan angin juga membantu memindahkan benih dan
membantu proses penyerbukan beberapa jenis tanaman tertentu.
4) Curah Hujan
Air merupakan salah satu kebutuhan vital bagi makhluk hidup. Tanpa sumber daya
air, tidak mungkin akan terdapat bentuk-bentuk kehidupan di muka bumi. Bagi
makhluk hidup yang
menempati biocycle daratan, sumber air utama untuk memenuhi kebutuhan hidup
berasal dari curah hujan. Melalui curah hujan, proses pendistribusian air di muka
bumi akan berlangsung secara berkelanjutan. Sebagaimana telah Anda pelajari di
kelas X, bahwa titik-titik air hujan yang jatuh ke bumi dapat meresap pada lapisanlapisan tanah dan menjadi persediaan air tanah, atau bergerak sebagai air larian
permukaan, kemudian mengisi badan-badan air, seperti danau atau sungai.
Begitu pentingnya air bagi kehidupan mengakibatkan pola penyebaran dan
kerapatan makhluk hidup antarwilayah pada umumnya bergantung dari tinggirendahnya curah hujan. Wilayah-wilayah yang memiliki curah hujan tinggi pada
umumnya merupakan kawasan yang dihuni oleh aneka spesies dengan jumlah dan
jenis jauh lebih banyak dibandingkan dengan wilayah yang relatif lebih kering.
Sebagai contoh daerah tropis ekuatorial dengan curah hujan tinggi merupakan
wilayah yang secara alamiah tertutup oleh kawasan hutan hujan tropis (belantara
tropis) dengan aneka jenis flora dan fauna dan tingkat kerapatan yang tinggi.
Tingkat intensitas curah hujan pada suatu wilayah akan membentuk karakteristik
yang khas bagi formasi-formasi vegetasi (tumbuhan) di muka bumi.
Karakter vegetasi yang menutupi hutan hujan tropis sangat jauh berbeda dengan
vegetasi yang menutupi kawasan muson, stepa, atau gurun. Karakter vegetasi di
wilayah muson didominasi oleh tumbuhan gugur daun untuk menjaga kelembapan
saat musim kemarau. Wilayah gurun didominasi oleh jenis tumbuhan yang sangat
tahan terhadap kekeringan. Kekhasan pola dan karakteristik vegetasi ini tentunya
mengakibatkan adanya hewan-hewan yang khas pada lingkungan vegetasi tertentu.
Pada dasarnya tumbuhan merupakan salah satu sumber bahan makanan
(produsen) bagi hewan.

b. Faktor Edafik
Faktor kedua yang memengaruhi persebaran bentuk-bentuk kehidupan di muka
bumi terutama tumbuhan adalah kondisi tanah atau faktor edafik. Tanah merupakan
media tumbuh dan berkembangnya tanaman. Kondisi tanah yang secara langsung
berpengaruh terhadap tanaman adalah kesuburan. Adapun yang menjadi
parameter kesuburan tanah antara lain kandungan humus atau bahan organik,
unsur hara, tekstur dan struktur tanah, serta ketersediaan air dalam pori-pori tanah.
Tanah-tanah yang subur, seperti jenis tanah vulkanis dan andosol merupakan media
optimal bagi pertumbuhan tanaman.

c. Faktor Fisiografi
Faktor fisiografi yang berkaitan dengan persebaran makhluk hidup adalah
ketinggian tempat dan bentuk wilayah. Anda tentu masih ingat gejala gradien
thermometrik, di mana suhu udara akan mengalami penurunan sekitar 0,5o C0,6o
C setiap wilayah naik 100 meter dari permukaan laut. Adanya penurunan suhu ini
sangat berpengaruh terhadap pola persebaran jenis tumbuhan dan hewan, sebab
organisme memiliki keterbatasan daya adaptasi terhadap suhu lingkungan di
sekitarnya. Oleh karena itu, jenis tumbuhan yang hidup di wilayah pantai akan
berbeda dengan yang hidup pada wilayah dataran tinggi atau pegunungan.

d. Faktor Biotik
Manusia adalah komponen biotik yang berperan sentral terhadap keberadaan flora
dan fauna di suatu wilayah, baik yang sifatnya menjaga kelestarian maupun
mengubah tatanan kehidupan flora dan fauna. Dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidupnya sehari-hari, manusia berusaha mengolah dan memanfaatkan lingkungan
hidup di sekitarnya semaksimal mungkin, walaupun terkadang dapat merusak
kelestarian alam. Misalnya, dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
dalam waktu yang relatif singkat manusia mampu mengubah kawasan hutan
menjadi daerah permukiman dan areal pertanian. Perubahan fungsi lahan tersebut
berakibat terhadap kestabilan ekosistem yang secara alamiah telah terjalin dalam
periode jangka waktu yang lama.

Sumber : Geografi Membuka Cakrawala Dunia Kelas XI, Bambang Utoyo

DAUZ ,2013, MIGRASI DAN PEMENCARAN TUMBUHAN,


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Biologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan makhluk hidup. Studi tentang
makhluk hidup ini bercabang dua yaitu ilmu tumbuhan (botani) dan ilmu hewan (zoologi).
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena-fenomena
geosfera yaitu atmosfera, hidrosfera, litosfera, dan biosfera dengan sudut pandang kelingkungan,
kewilayahan
dalam
konteks
keruangan.
Biologi yang dikaitkan dengan geografi memunculkan biogeografi, yaitu ilmu yang mempelajari
penyebaran makhluk hidup diatas permukaan bumi serta hubungan-hubungannya dengan ruang
dan waktu.
Biogeografi ini terbagi atas tiga disiplin ilmu yaitu geografi manusia (human geography),
geografi hewan (zoogeography) dan geografi tumbuhan (plant geography = Phythogeography).
Geografi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari fenomena-fenomena tumbuhan dalam hal

persamaan maupun perbedaan dalam kaitannya dengan kelingkungan, kewilayahan dalam


konteks keruangan. Demikian juga dengan geografi hewan adalah sebagai ilmu yang
mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena dunia hewan yang berkaitan dengan aspek
kelingkungan maupun kewilayahan dalam konteks keruangan.
Dalam geografi tumbuhan, daerah yang di capai merupakan subjek studi yang paling
utama, meskipun hal ini dapat dipengaruhi oleh sejarah masa lampau dan selanjutnya sangat
dibatasi oleh fisiologi tumbuhan itu sendiri, daerah itu sampai suatu tingkat yang tinggi, dan
fungsi kemampuan tumbuhan itu sendiri. Dalam analisis akhir, Perluasan areal sering dibatasi
oleh reaksi ekologi tumbuhan terhadap lingkungan baru, yang mungkin, sebagai contoh, bagi
tumbuhan itu merupakan tempat yang terlalu dingin atau terlalu kering untuk dapat tumbuh tetap
di situ.
Reaksi yang demikian ini terutama bersifat fisiologis, dan meskipun hasilnya sering
berupa kemampuan untuk mengadakan adaptasi pada umumnya reaksi-reaksi itu menentukan
luas daerah yang secara pontensial atau secara actual benar-benar dapat di huni tumbuhan itu,
bila terjadi pemencaran (dispersal) yang sepenuhnya efektif. Areal sebenarnya berada dalam
potensi fisiologi untuk sebagian besar ditentukan oleh penghalang keberhasilan perpindahan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka adapun yang menjadi rumusan masalah
dalam pembuatan makalah ini, yaitu:
1. Apa pengertian migrasi tumbuhan?
2. Apa yang di maksud dengan pemencaran tumbuhan?
3. Bagaimana model pemencaran tumbuhan berdasarkan faktor yang mempengaruhinya?
4. Apa faktor penghalang pemencaran tumbuhan?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yang mengacu pada rumusan masalah yang
diuraikan di atas :
1. Mengetahui pengertian migrasi tumbuhan.
2. Mengetahui pengertian pemencaran tumbuhan.
3. Mengetahui model pemencaran tumbuhan berdasarkan faktor yang mempengaruhinya.
4. Mengetahui faktor penghalang dalam pemencaran tumbuhan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. MIGRASI TUMBUHAN
Menurut kamus lengkap Biologi (2002:354) migrasi yaitu pola distribusi tata ruang individu
yang satu relative terhadap yang lain dalam populasi. Proses migrasi pada tumbuhan di pengaruhi factor
kemampuanya berevolusi, kemampuanya dalam menyesuaikan dirinya untuk mempertahankan
hidupnya, melakukan persebaran untuk tumbuh dan hidup seperti spora yang terbang di tiup angin, dan
sifat yang dimiliki kosolitnes mempunyai kemampuan menyebar secara luas.

Salah satu factor yang mempengaruhi penyebaran tumbuhan di permukaan bumi adalah Tinggi
rendahnya permukaan bumi. Permukaan bumi terdiri dari berbagai macam relief, seperti pegunungan,
dataran rendah, perbukitan dan daerah pantai. Perbedaan tinggi-rendah permukaan bumi
mengakibatkan variasi suhu udara. Variasi suhu udara mempengaruhi keanekaragaman tumbuhan.
Hutan yang terdapat di daerah pegunungan banyak dipengaruhi oleh ketinggian tempat.
Faktor ketinggian permukaan bumi umumnya dilihat dari ketinggiannya dari permukaan laut
(elevasi). Misalnya ketinggian tempat 1500 m berarti tempat tersebut berada pada 1500 m di atas
permukaan laut. Semakin tinggi suatu daerah semakin dingin suhu di daerah tersebut. Demikian juga
sebaliknya bila lebih rendah berarti suhu udara di daerah tersebut lebih panas. Setiap naik 100 meter
suhu udara rata-rata turun sekitar 0,5 derajat Celcius. Jadi semakin rendah suatu daerah semakin panas
daerah tersebut, dan sebaliknya semakin tinggi suatu daerah semakin dingin daerah tersebut. Oleh sebab
itu ketinggian permukaan bumi besar pengaruhnya terhadap jenis dan persebaran tumbuhan. Daerah
yang suhu udaranya lembab, basah di daerah tropis, tanamannya lebih subur dari pada daerah yang
suhunya panas dan kering.
Menurut Fr. Junghuhn seorang penyelidik bangsa Jerman membedakan jenis tumbuhtumbuhan berdasarkan ketinggian tempatnya adalah : (1) Tingkat tropis setinggi 700 m, terdiri atas
tumbuh-tumbuhan tropis, (2) Tingkat subtropis hingga 1.000 m, sudah mulai tidak ada tumbuhtumbuhan hutan dataran
rendah, (3) Ketinggian 1.000-2.000 m, terdapat tumbuh-tumbuhan dari
iklim sedang. Daerah ini banyak terdapat kabut, pohon-pohonnya telah ditumbuhi lumut (hutan kabut
dan hutan lumut), (4) Lebih tinggi dari 2.000 m, hanya sedikit pohon, dan hanya terdapat belukar dan
rumput (Novi Silvia Hardiany : 2013).

B. PEMENCARAN TUMBUHAN
Pemencaran dan perpindahan merupakan dua aktivitas yang berlainan, walaupun
mempunyai kaitan yang erat. Pemencaran hanya melibatkan diseminasi dari induk dan
penyebaran ( dalam arti dinamik) ke suatu tempat yang baru, sedang perpindahan mencakup pula
keberhasilan pertumbuhan dan penghunian yang tetap.
Pemencaran merupakan proses esensial yang mendahului migrasi, yang sesungguhnya
hanya dapat tercapai dengan penghuniantetap di tempat yang baru. Di dalam alam hanya
sebagian kecil begian tubuh tumbuhan yang dapat dipancarkan, dan yang dapat dengan tepat
disebut sebagai diseminul atau diaspora, benar-benar tumbuh di sutu tempat dan benar-benar
melakukan migrasi. Bukan hanya karena sebagian besar telah mati awal (premature) atau jatuh di
tanah gundul,atau terhenti di tempat yang tidak member kesempatan bagi mereka untuk mulai
dengan suatu kehidupan baru, atau gagal untuk mempertahankan diri dalam perjuangan melawan
persaingan yang lebih kuat, tetapi kondisi ekologi dan reaksi fisiologi harus terletak dalam batasbatas yang sempit untuk keberhasilan terakhir.
C. MODEL PEMENCARAN BERDASARKAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
1. Pemencaran Tumbuhan Tanpa Bantuan Faktor Luar
Cara pemencaran ini dinamakan pula pemencaran mekanik. Pemencaran ini disebabkan
oleh proses yang terjadi pada organism itu sendiri sehingga jarak pemencarannya tidak begitu
jauh dari induknya. Pemencaran tanpa bantuan factor luar dapat dilakukan melalui pertumbuhan
bagian vegetatif, mekanisme letupan, dan gerak higroskopis. Pemencaran ini biasanya
menggunakan alat pemencaran yang biasanya tidak memungkinkan penyebaran yang luas.

a.

Pemencaran
melalui
Pertumbuhan
Bagian
Vegetatif
Bagian vegetatif yang biasanya digunakan dalam pemencaran tumbuhan adalah akar, batang,
daun, dan buah beserta modifikasinya. Bagian vegetatif ini tidak memungkinkan penyebaran
yang luas, misalnya:
Stolon
atau
Geragih
Batang yang menjalar di atas tanah, Tunas tumbuh di sepanjang batang. Contoh : pada rumput
teki, pegagan, rumput gajah, strawberi.
Umbi
Batang
Bagian batang yang digunakan untuk menyimpan makanan umbi, ini mempunyai banyak tunas,
bila keadaan lingkungan cocok, mata tunas akan tumbuh menjadi tumbuhan baru. Contoh :
kentang.
Umbi
Lapis
Merupakan batang dengan ruas-ruas yang sangat pendek dan sangat rapat. Pada setiap ruas
terdapat lapisan sisik yang merupakan modifikasi dari daun. Contoh : bawang merah, bakung,
tulip, leli.
Akar
Rimpang
atau
Akar
Tinggal
(Rizom)
Merupakan batang yang menjalar di bawah permukaan tanah. Contoh : beberapa jenis rumput,
kunyit, lengkuas, jahe, dahlia.
b. Pemencaran melalui Mekanisme Letupan
Mekanisme pemencaran melalui letupan biasanya tumbuh denngan intensif sehingga
menjadi keuntungan besar dalam migrasi tumbuhan. Maka, tumbuhan yang dapat menembakan
benihnya ke luar, sekaligus dapat melontarkan benih itu ke dalam angin yang sedang bertiup atau
kepada hewan yang sedang lewat yang akan membawa benih tadi sampai sejauh beberapa mil.
Mekanisme pemencaran letupan umumnya dilakukan oleh tumbuhan polong-polongan,
seperti turi. Tanaman lainnya misalnya jarak (Ricinus communis), bunga keembung, dan karet
(Hevea brasiliensis) juga melakukan pemencaran dengan cara ini. Melalui mekanisme
pemencaran ini, buah akan pecah melontarkan buah ataupun sporanya.
c.

Pemencaran
melalui
Mekanisme
Gerak
Higroskopis
Mekanisme pemencaran ini juga berupa letupan, namun terjadinya jika dalam kondisi basah.
Contoh tumbuhan yang melakukan pemencaran seperti ini adalah pacar air dan kapsul spora
pada lumut.

2. Pemencaran Tumbuhan dengan Bantuan Faktor Luar


Pemencaran tumbuhan dapat pula dibantu oleh factor luar. Alat pembiakan tumbuhan
yang pemencarannya dibantu oleh factor luar tersebut biasanya memiliki beberapa modifikasi
yang mendukung proses pemencaran tersebut. Berdasarkan factor yang menjadi perantara dalam
penyebarannya, pemencaran jenis ini dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu berdasarkan
bantuan angin, bantuan air, bantuan hewan, dan bantuan manusia.
a. Pemencaran dengan Bantuan Angin (Anemokori)
Anemokori (Anemos berarti angin dan chorein berarti penyebaran) akan berlangsung efektif jika
alat kembang biak yang dipencarkan mengalami modifikasi yang mendukung gerak pemencaran.
b. Pemencaran dengan Bantuan Air

Pemencaran dengan bantuan air (hidrokori) terjadi melalui air sungai maupun air
laut. Setiap jenis benih yang ringan berkemungkinan untuk dipencarkan oleh air secara efektif
sampai batas kemampuannya untuk mengapung dan mempertahankan daya untuk berkecambah,
yaitu ketika benih jenuh akan air dan tenggelam atau menjadi busuk (gagal). Persyaratan utama
dalam pemencaran oleh air adalah daya apung yang cukup dan impermeabilitas bagi air.
Tumbuhan yang pemencarannya dengan bantuan air memiliki struktur buah yang terdiri
dari 3 lapis kulit, yaitu:
Eksokarp,kulit yang paling luar mengilap,tipis dan kuat.
Mesokarp, kulit yang tengah yang tebal berisi rongga udara sehingga biji menjadi ringan dan
mengambang di air.
Endokarp, kulit yang paling dalam kuat dan keras yang berfungsi untuk melindungi embrio.
Selain itu masih ada beberapa ciri tanaman yang bijinya di pencarkan oleh air, yaitu:
Memiliki tempurung yang kuat, tahan lama dan pada air serta mampu menahan korosi dari air
garam.
Benih memiliki kantong udara sehingga mampu untuk mengapung.
Cadangan makanan cenderung lebih keras dan dalam jumlah yang agak banyak.
Tumbuhan yang di pencarkan oleh air adalah tanaman yang umumnya tumbuh dekat air.
Cara utama pemencaran tanaman oleh air adalah:
Arus laut. Arus laut dapat menyebabkan pemencaran jarak jauh yang sangat efektif untuk jenis
benih yang mampu mengapung selama waktu yang panjang tanpa menjadi jenuh oleh air dan
juga termasuk dalam jenis tumbuhan (benih normal) yang mampu hidup di daerah pesisir
sehingga dapat tinggal menetap di bawah kondisi kadar garam tinggi (pantai berpasir,
berlumpur).
Sungai dan Selokan. Sungai dan selokan biasa mengangkut buah, biji dan bagian-bagian
lain pada tumbuh-tumbuhan yang terkadang bergerak jauh hingga ke laut. Pemencaran dengan
air hanya terbatas pada arah aliaran air dan daratan yang bersangkutan, dikaraenakan benih yang
tumbuh tidak mampu mencakup ke area yang lebih luas (bukan tumbuhan pantai atau laut
sehingga tidak mampu bertahan jika terlalu lama mengapung di samudera).
Penghanyutan oleh Hujan, Banjir dan Danau. Air hujan tidak hanya memercikan ke
luar biji atau spora dari organ-organ yang terbuka, tetapi jika membentuk aliran dapat membawa
biji atau spora lebih jauh daripada factor yang lain. Hampir setiap tumbuhan dapat dipencarkan
secara drastic oleh banjir, seperti penumbangan pohon dan pengangkutan semua jenis reruntuhan
yang dapat mencapai jarak cukup jauh hingga terdampar di dataran banjir berlumpur yang cocok
untuk ditempati oleh tumbuhan yang mengadakan migrasi.Pada danau cara pemencaran dan
jenis-jenis tumbuhan yang dipencarkan hampir sama dengan yang terjadi di sungai-sungai, tetapi
terdapat lebih banyak keterbatasan pemencaran bagi jenis-jenis tumbuhan akuatik dan semi
akuatik, dan jarak pemencaran pendek.
Gunung Es atau Gumpalan Es. Es yang mengapung ke arah hilir di sungai-sungai atau
hanyut ke danau memilki peranan penting sebagai pengangkut benih yang tidak dapat
mengapung. Sebagai contoh Puccinellia phryganodes.Selain pemencaran dapat dilakukan oleh
air tidak semua hal tersebut dapat dilakukan dikarenakan adanya penghambat jalannya
pemencaran, antara lain tidak tersedianya air yang cukup, setiap rintangan penghalang gerak air,
pembekuan yang terjadi hingga dasar air, samudera yang luas bagi benih yang tidak dapat

mengapung dan hidup lama, begitupula pengaruh iklim yang berbeda sehingga tidak sesuai
untuk menetapkan tumbuhan yang ditransportasikan.
Contoh penyebaran tanaman oleh air adalah spora ganggang, spora terdiri dari zoospora
dan aplanospora. Zoospora memiliki bulu getar yang dapat bergerak bebas dalam air untuk
berpindah tempat,kemudian tumbuh dan berkembang menjadi individu baru. Selain spora
beberapa contoh tanaman lainnya yaitu kelapa (Cocos nucifera), nyamplung (Calophylumsp.),
eceng gondok, teratai, dan bakau.
c.

Pemencaran dengan Bantuan Manusia (Antropokori)


Manusia secara sengaja atau tidak sengaja dapat memencarkan alat perkembangbiakan
tumbuhan. Manusia merupakan penyebab perubahan vegetasi yang paling aktif, termasuk
pemencaran tumbuhan. Apalagi di jaman modern. Dengan perjalanan di dunia dalam jumlah
yang kian lama semakin besar dan dengan kecepatan dan kemudahan yang terus-menerus
meningkat, manusia selalu mengangkut benih tumbuhan baik sengaja maupun tidak diketahui.
Sebagai contoh manusia secara sengaja mendatangkan kina dari Amerika Selatan, kopi dan
kelapa sawit dari Afrika ke Indonesia. Secara tidak sengaja, manusia memakan buah yang bijinya
tidak tercerna dan dikeluarkan bersama kotoran, dapat pula biji rumput-rumputan yang
menempel pada baju/celana. Akibatnya, hanya sedikit tempat di bumi ini yang vegetasi dan flora
penyusunnyatidak menunjukan adanya bekas campur tangan manusia.
Pada waktunya tanda-tanda adanya campur tangan manusia akan semakin hilang,
namun campur tangan ini sudah semakin luas dan mengaburkan tumbuhan-tumbuhan endemic
disuatu daerah dan semakin mengaburkan daerah asal tumbuhan.

D. FAKTOR PENGHALANG PEMENCARAN PADA TUMBUHAN


Jika kita membayangkan bahwa pada banyak jenis tumbuhan berbunga, seperti misalnya
sisymbrium Sophia dan Amaranthus retroflexus, satu batang tumbuhan dapat menghasilkan
sejuta biji atau lebih dalam satu musim panas, dan bahwa beberapa jenis tumbuhan spora, seperti
jamur kelentos raksasa (Lycoperdon Calvatia giganteum) dapat menghasilkan berjuta spora,
namun tidak adasatupun yang memenuhi bumi.
Maka jelas bahwa hanya satu bagian yang sangat kecil dari benih tumbuhan yang dapat
memenuhi atau benar-benar mencapai target. Untuk mewujudkan potensialnya yang penuh, suatu
alat perkembangbiakan (calon tumbuhan baru) harus berkembang menjadi tumbuhan dewasa,
yang pada pada waktunya mengadakan perkembangbiakan. Jumlah kematian yang menakjubkan
disebabkan adanya kegiatan berbagai macam penghalang, baik terhadap pemencaran maupun
terhadap kemampuan untuk mempertahankan diri yang sesungguhnya. Penghalang-penghalang
tersebut dapat dibedakan dalam empat tipe utama :
1. Fisiografi
Fisiografi merupakan penghalang yang disebabkan oleh sifat permukaan bumi. Salah satu
contoh yang paling jelas adalah wilayah perairan yang samgat luas untuk tumbuhan darat. Dan
tumbuhan permukaan air adalah daratan yang sangat luas. Penghalang fisiografik lain dapat
berupa gunung-gunung, baik yang berwujud rintangan langsung yang bersifat mekanik maupun
tidak langsung dengan mengubah keadaan iklim dan sejenisnya seperti suhu udara dan angin.
Banyak angin setempat ditumbuhkan oleh kombinasi factor-faktor fisiografi dan iklim yang

merupakan penghalang nyata bagi pemencaran ke suatu arah, tetapi factor tersebut juga dapat
membantu di lain arah.
2. Iklim
Iklim dapat mencakup suhu yang berbeda-beda, kelembaban, cahaya, dan keadaan lain.
Ketergantungan yang erat antara tumbuhan dan kondisi iklim mengakibatkan lingkungan
vegetasi dan iklim cenderung menunjukan kesamaan satu dengan yang lain, dimana iklim dapat
menentukan batas-batas umum suatu persebaran tumbuhan. Perubahan iklim yang besar
merupakan pnghalang yang benar-benar tak dapat diatasi bagi tumbuhan yang baru mengalami
migrasi. Berikutnya, setiap keadaan termasuk juga tenggang waktu, yang terbukti dapat menjadi
factor utama penyebab kematian paada benih.
3. Tanah
Kondisi tanah yang berupa kombinasi maupun terpisah-pisah menyebabkan wilayah
persebaran tumbuhan menjadi terbatas. Hal ini dapat berupa faktor-faktor tanah yang berbedabeda, antara lain berupa faktor edafik yaitu termasuk dalam struktur fisik, komposisi kimia,
kandungan lengas, keadaan suhu, dan termasuk kandungan-kandungan organisme-organisme
hidup, yang masing-masing dapat mencegah suatu benih untuk menetap di daerah baru,
walaupun demikian perkecambahan dapat terlaksana dengan baik.
4. Makhluk hidup (termasuk tumbuhan lain)
Persaingan untuk mendapatkan ruangan, cahaya, air, dan lainnya dengan tumbuhan lain
yang sudah menetap di suatu daerah dan telah tumbuh dalam keseimbangan yang cukup baik
dengan kondisi setempat, juga besar kemungkinannya menjadi penghalang yang tak teratasi bagi
pendatang baru untuk menetap di suatu tempat, seperti penyenggutan atau gangguan lain oleh
hewan dan manusia. Akibatnya, migrasi yang tersebar luas menjadi sangat terbatas pada tempattempat yang sedikit banyak dalam keadaan terbuka (belum dihuni) saja, seperti pada tebingtebing pasir, lahan-lahan yang terganggu, dimana penghalang baru akan memainkan peranannya.
Jika hal tersebut tidak terjadi, maka jelas bahwa setiap jengkal tanah atau seleret sinar akan
dimanfaatkan, karena memperjuangkan eksistensi merupakan suatu hal yang sangat nyata,
terutama terjadi antara organisme di tempat-tempat dengan kondisi kehidupan yang lebih baik
dengan faktor-faktor fisik lingkungan di tempat-tempat yang kondisinya buruk.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian tentang migrasi dan pemencaran tumbuhan dalam makalah di atas
maka dapat kita simpulkan bahwasannya migrasi dan tumbuhan adalah dua hal yang berbeda tapi
saling berkaitan satu sama lain. Migrasi tumbuhan dilakukakn melalui pemencaran dari
tumbuhan itu sendiri dan dikatakan bermigrasi apabila tumbuhan yang melakukan pemencaran
telah tumbuh dan menetap ditempat dimana tumbuhan itu berhenti dari pemencarannya.

Pemencaran tumbuhan merupakan salah satu upaya atau cara yang dilakukan oleh
tumbuhan itu sendiri maupun adanya faktor luar yang mampu mengembangbiakan dan mampu
melestarikan suatu jenis tumbuhan tertentu. Adanya pemencaran tumbuhan di bumi
menyebabkan distribusi atau agihan dapat terleksana dengan merata. Peran serta lingkungan
sekitar tumbuhan hidup juga mempengaruhi tingkat pemencaran suatu tumbuhan. Sebagai
contoh adanya penghalang-penghalang yang berupa perbedaan iklim antara tempat yang satu
dengan tempat yang lain akan menyulitkan proses pemencaran. Di dalam proses pemencaran itu
sendiri terdapat keanekaragaman model pemencaran, yang keseluruhanya memilki kekhasan
masing-masing. Dari kekhasan itulah model pemencaran antara jenis yang satu dengan yang lain
dapat teridentifikasi.
B. SARAN
Harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Dengan membaca dan mempelajari isi makalah ini, diharapkan pengetahuan pembaca tentang
migrasi dan pemencaran tumbuhan dimuka bumi ini dapat bertambah, serta mengerti tentang
pola-pola persebaran tumbuhan dan pengaruhnya terhadap keseimbangan dan keberlangsungan
sebuah ekosistem.
Penulis
menyadari bahwa penulisan
makalah ini
belum sempurna dan masih
banyak terdapat kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
diharapkan demi perbaikan penulisan yang akan datan

MAKALAH KEANEKARAGAMAN HAYATI


Desember 11, 2012 by anasunni

in LAPORAN PRAKTIKUM.

LAPORAN PRAKTIKUM (MAKALAH)


KEANEKARAGAMAN HAYATI (Spesies dan Populasi
tumbuhan)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kita ketahui bahwa Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki keaneka
ragaman hayati tertinggi didunia. Di dunia ini tidak ada dua individu yang benar-benar sama.
Setiap individu memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda sehingga menunjukkan adanya
keanekaragaman makhluk hidup di Bumi ini. Kekhasanan dan tingginya tingkat
keanekaragaman makhluk hidup sangat bermanfaat untuk kelangsungan hidup umat
manusia. Keanekaragaman makhluk hidup yang ada di Bumi ini disebut sebagai keanekaragaman
hayati.
Keanekaragaman hayati dapat terbentuk karena adanya keseragaman dan
keanekaragaman untuk sifat atau ciri makhluk hidup. Keanekaragam hayati dapat terjadi pada
berbagai tingkat kehidupan. Saat ini tekanan terhadap keanekaragaman hayati makin tinggi.
Kemajuan tekhnologi telah mengubah fungsi berbagai flora dan fauna sebagai hasil hutan.
Akibatnya dimasa mendatang diramalkan degradasi lingkungan makin tinggi. Oleh karena itu
keaekaragaman hayati perlu dilestarikan.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan keanekaragamn hayati
2. Sebutkan tingkatan keanekaragaman hayati
3. Apa yang menyebabkan variasi genetik
4. Sebutkan pengaruh manusia terhadap keanekaragaman hayati
5. Sebutkan manfaat dan konservasi keanekaragaman hayati
6. Sebutkan fungsi dari sumber daya hayati

7. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi keanekaragaman hayati


1.3 TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui berbagai tingkatan keanekaragaman hayati
2. Untuk mengetahui persebaran keanekaragaman hayati di Indonesia
3. Untuk mengetahui bagaimana terjadinya keanekaragaman hayati
4. Untuk menegetahui fungsi dari sumber daya hayati
BAB 11
PEMBAHASAN
11.1 PENGERTIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI
Keanekaragam hayati merupakan ungkapan pernyataan terdapatnya berbagai macam
variasi, bentuk, penampilan, jumlah dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan ekosistem,
tingkatan jenis dan tingkatan genetik. Keanekaragaman hayati menurut UU no 50 tahun 1994
adalah keanekaragaman diantara makhluk hidup dari semua sumber yang termasuk diantaranya
dataran, ekosistem ekuatik lain, serta komplek-komplek ekologi yang merupakan bagian dari
keanekaragamannya, mencakup keanekaragaman dalam spesies , antara spesies dan ekosistem.
Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai dari
organisme tingkat rendah sampai tingkat tinggi. Secara garis besar, keanekaragaman hayati
terbagi menjadi tiga tingkatan yaitu
1. Keanekaragam gen
Keanekaragaman gen merupakan sifat yang terdapat dalam satu jenis. Dengan
demikian tidak ada satu makhluk pun yang sama persis dalam penampakannya. dengan tekhnik
budaya semakin banyak jenis tumbuhan hasil rekayasa genetik seperti padi, jagung, ketela,
semangka tanpa biji, jenis-jenis anggrek, salak pondoh, dll.
Perlu kita ketahui bahwa perangkat genetik mampu berinteraksi dengan lingkungannya.
Misalnya, dua individu memiliki perangkat gen yang sama hidup dilingkungan yang berbeda
maka kedua individu tersebut dapat saja memunculkan ciri dan sifat yang berbeda. Keadaaan
sebaliknya dapat juga terjadi dua individu yang memiliki perangkat gen yang berbeda, tetapi
hidup dilingkungan yang sama dapat memunculkan ciri yang sama. Hal ini terlihat jelas bahwa
dalam spesies yang sama dapat terjadi keanekaragaman susunan gen sehingga memunculkan
variasi antara individu. Begitu banyak kemungkinan susunan gen pada setiap individu dalam satu
spesies, menyebabkan tidak adanya individu yang benar-benar sama dalam segala hal, sekalipun
saudara kembar. Keanekaragam inilah yang disebut sebagai keanekaragaman individu yang
terjadi akibat keanekaragaman pada tingkat genetik.

2. Keanekaragaman jenis
Keanekaragaman hayati tingkat jenis (antar spesies) mudah diamati karena
perbedaannya yang mencolok. contohnya yaitu variasi antara kucing dan harimau, kucing dan
harimau termasuk salah satu kelompok kucing. Meskipun demikian antara kucing dan harimau
terdapat pebedaan fisik, tingkah laku dan habitat. Keanekaragaman hayati tingkat jenis ini
menunjukkan adanya variasi bentuk, penampilan dan frekuensi gen.

3. Keanekaragaman ekosistem
Semua makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungannya yang berupa faktor biotik dan
abiotik. Faktor bitik meliputi berbagai jenis makhluk hidup lain, sedangkan yang termasuk faktor
abiotik adalah iklim, cahaya, suhu, air, tanah, kelembapan, dll. Baik faktor biotik maupun abiotik
sangat bervariasi. Oleh karena itu, ekostem yang merupakan kesatuan dari biotik dan abiotik pun
bervariasi pula.
Didalam ekosistem, komponen biotik harus dapat berinteraksi dengan komponen biotik
lainnya dan juga dengan komponen abiotik agar tetap bertahan hidup. Jadi, interaksi antar
organisme didalam ekosistem ditentukan oleh komponen biotik dan abiotik yang
menyusunnya.Komponen biotik sangat beranekaragam dan komponen abiotik berbeda kulitas
dan kuantitasnya, perbedaan komponen-komponen penyusun tersebut mengakibatkan
perubahan dari interaksi yang ada sehingga menciptakan ekosistem yang berbeda pula. Jadi
jelaslah bahwa keanekaragaman hayati pada tempat yang berlainan akan menyusun ekosistem
yang berbeda.
11.2 MANFAAT DAN PENGARUH KEGIATAN MANUSIA TEHADAP KEANEKARAGAMAN
HAYATI
1) Manfaat keanekaragaman hayati
Manfaat dari keanekaragaman hayati yaitu:
o

Merupakan manfaat dari sumber kehidupan, kehidupan dan kelangsungan hidup manusia.

Merupakan sumber ilmu pengetahuan dan teknologi

Mengembangkan sosial budaya umat manusia

Membangkitkan nuansa keindahan yang merefleksikan penciptanya

Keanekaragaman hayati dapat menghasilkan produk berupa materi atau jasa yang
manfaatnya dapat ditukar dengan uang

Keanekaragaman hayati dapat memberikan kebanggaan karena karena keindahan dan


kekhasannya

Sebagai kebutuhan dasar dan skunder

Keanekaragaman hayati masih terus diteliti oleh para ahli karena sebagai sumber ilmu
atau tujuan lain.(misalnya pemulihan hewan dan tumbuhan, pelestarian alam, pencarian
alternative bahan pangan dan energi), jadi keanekaragaman hayati memiliki nilai

pendidikan.
2) Pengaruh manusia terhadap keanekaragaman hayati
Terdapat dua akibat dari kegiatan manusia terhadap keanekaragaman hayati yaitu
sebagai berikut:

a) Kegiatan yang mengakibatkan makin berkurangnya keanekaragaman hayati yaitu


antara lain:

Ladang berpindah

Intensifikasi pertanian

Penemuan bibit tanaman dan hewan baru yang unggul mengakibatkan terdesaknya bibit
lokal

Perburuan liar dan penebangan liar

Industrilisasi

b) Kegiatan manusia yang tidak menyebabkan berkurangnya keanekaragaman hayati:

Penghijauan dan reboisasi

Pengendalian hama secara biologi

Penebangan hutan dengan perencanaan yang baik

Usaha pemuliaan hewan dan tanaman

Usaha-usaha pelesarian alam

11.3 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEANEKARAGAMAN HAYATI


1. Fragmentasi (pemecahan) habitat
Fragmentasi habitat terjadi akibat pembukaan lahan untuk berbagai keperluan manusia.
Sebagai akibat, populasi hewan atau tumbuhan terpecah menjadi komplek-komplek kecil yang
telah rentan terhadap gangguan. Dalam populasi yang kecil, kemungkinan tidak terdapat cukup
organisme dalam usia produktif.
Ketahanan suatu populasi terhadap kepunahan bergantung pada:
o

Besar populasi tersebut

o
Pebandingan laju kelahiran dan laju kematian
2. Pencemaran lingkungan
o

Perubahan iklim global akibat pencemaran udara, diperkirakan akan mempengaruhi


penyebaran dan ketahanan makhluk hidup.

Akumulasi pencemaran seperti DDT, dioxin, dll.

Dalam perairan telah mengakibatkan kematian sebagai populasi spesies seperti, anjing
laut, paus dan limba-lumba (berbagai pencemar organik laut dalam dan terakumulasi dalam
tubuh manusia).
3. Perubahan hewan liar
o

Perubahan hewan yang berlebihan telah mengakibatkan kepunahan bagi spesies dalam
sejarah.

Kini banyak hewan yang populasinya terancam karena diburu untuk dijadikan sumbersmber makanan, diperjual belikan hidip-hidup dan diambil bagian tertentu dari tubuhnya.

4. Pengendalian predator

Populasi hewan atu tumbuhan yang tidak diinginkan telah sengaja diberantas oleh
manusia.

Penggunaan pestisida, hebrisida, dan lain-lain sering kali menurunkan populasi spesies
yang bukan merupakan sasaran utama.

5. Introduksi spesies eksotis (secara alami atau atau tidak sengaja)

Spesies yang masuk habitat yang bukan habitat asalnya dapat menjadi pencemaran
bilogis. Suatu organisme yang dikeluarkan dari habitat aslinya kemingkinan menjadi
terbebas dari pemangsa, pesaing, parasit atau penyakit yang mengendalikan populasinya
dalam kondisi alami. Pada habitatnya yang baru organisme ini kemungkinan dapat
tumbuh dan berkembang baik dengan pesat dan mengalahkan populasi asli.

Spesies eksotis juga dapat membawa penyakit yang baru kedalam suatu daerah.

6. Asimilasi genetik

Spesies langka dapat menjadi terancam apabila berkembangbiak silang dengan spesies
berkerabat dekat yang berjumlah lebih banyak atau lebih kuat.

11.4 PERSEBARAN KEANEKARAGAMAN HAYATI DI INDONESIA


Dipandang dari segi biodivirsitas, posisi geografis Indonesia sangat menguntungkan,
Indonesia terletak didaerah khatulistiwa. Dengan posisi seperti ini Indonesia merupakan salah

satu negara yang memilki kekayaan keanekaragaman hayati terbesar didunia. Keadaan
lingkungan abiotik yang sangat bervariasi membuat Indonesia kaya akan hewan dan tumbuhan.
Indonesia dengan luas wilayah 1,3% dari seluruh luas muka bumi memiliki 10% flora berbunga
dunia, 12% mamalia dunia, 17% jenis burung dunia, dan 25% jenis ikan dunia.
Penyebaran tumbuhan, Indonesia tercakup dalam kawasan Malesia yang juga meliputi
Filipina, Malaysia, dan Papua Nugieni. Flora dan fauna Malesia memiliki tingkat keanekaragaman
tinggi yang didominasi oleh pohon-pohon yang aktif melakukan fotosintesis. Dikawasan Malesia
termasuk indonesia terdapat beberapa jenis tumbuhan yang khas. Misalnya pohon kayu Ramin
(gonystylus bancanus) yang tersebar di Sumatra, Kalimantan, Maluku, Meranti rawa, dan
beberapa jenis tumbuhan memanjat (liana) di Kalimantan.
Pola penyebaran hewan di Indonesia diwarnai oleh pola kelompok kawasan Oriental
disebelah barat, dan kelompok kawasan Australia disebelah timur. Dua kawasan ini sangat
berbeda, namun demikian karena Indonesia terdiri dari deretan pulau yang sangat berdekatan,
maka migrasi fauna antara peluang percampuran unsur dari dua kelompok kawasan tersebut.
Karena peluang percampuran unsur fauna didaerah ini sangat besar, akibatnya didaerah transisi
ini terdapat unsur campuran anatara barat dan timur.
Adapun hewan-hewan yang hidup didaerah oriental antara lain: gajah, banteng, harimau
jaya, harimau sumatra, beruang madu, dan orag utan kalimantan. Hewan-hewan yang terdapat
dikawasan timur Indonesia antara lain burung cendarawasi, burung kaswari, dan burung kakak
tua raja di Papua, buaya papua, biawak raksasa, walabi, kangguru pohon, dan kuskus berbintik di
Papua.
BAB 111
PENUTUP
111.1 KESIMPULAN
Keanekaragaman hayati merupakan ungkapan pernyataan terdapatnya berbagai macam
variasi, betuk, penampilan, jumlah dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan persekutuan
makhluk hidup yaitu tingkatan ekosistem, tingkatan jenis, dan tingkatan genetik.
adapun manfaat dari keanekaragaman hayati:
1. Keanekaragaman hayati sebagai sumber kehidupan dan kelangsungan hidup bagi
umat manusia, karena potensialnya sebagai sumber pangan, papan, sandang, dan obatobatan serta kebutuhan hidup yang lain
2. Keanekaragaman hayati merpakan sumber ilmu pengetahuan dan tekhnologi
3. Mengembangkan sosial budaya umat manusia dan membangkitkan nuansa keindahan
yang merefleksikan penciptanya.
111.2 SARAN
Berdasarkan permasalahan diatas kami sebagai generasi muda berharap, keanekaragaman
hayati yang ada di Indonesia maupun didunia tetap terjaga dan dilestarikan dan menjadi tugas
kita semua untuk melestarikan keanekaragaman yang ada.
Sumber artikel : http://anisah-edelwise.blogspot.com/2010/12/makalah-keanekaragamanhayati.html

Read more: http://enjoyl1ve.blogspot.com


Share this:

Tekan Ini

Twitter

Facebook

Terkait

Laporan praktikum Ekologi Tumbuhandalam "LAPORAN PRAKTIKUM"


Makalah Akhlak Tasawuf (Manusia dan Tujuan Hidupnya)dalam "Akhlak Tasawuf"
MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAANdalam "MAKALAH UIN SUNAN KALIJAGA"

Tag: Apa yang menyebabkan variasi genetik, Apakah yang dimaksud dengan keanekaragamn
hayati, Asimilasi genetik, biodivirsitas, degradasi lingkungan, faktor-faktor yang mempengaruhi
keanekaragaman hayati, Fragmentasi habitat, fungsi berbagai flora dan fauna sebagai hasil
hutan, fungsi dari sumber daya hayati, Introduksi spesies eksotis,keaneka ragaman
hayati, keanekaragaman dalam spesies, Keanekaragaman gen,Keanekaragaman hayati sebagai
sumber kehidupan, Kegiatan yang mengakibatkan makin berkurangnya keanekaragaman
hayati, komponen biotik, LAPORAN PRAKTIKUM (MAKALAH) KEANEKARAGAMAN HAYATI (Spesies dan
Populasi tumbuhan),MAKALAH KEANEKARAGAMAN HAYATI, manfaat dan konservasi keanekaragaman
hayati, MANFAAT DAN PENGARUH KEGIATAN MANUSIA TEHADAP KEANEKARAGAMAN
HAYATI, Pencemaran lingkungan, Pengendalian hama secara biologi, Pengendalian
predator, PENGERTIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI,Penghijauan dan reboisasi, PERSEBARAN
KEANEKARAGAMAN HAYATI DI INDONESIA, Perubahan hewan liar, Pola penyebaran hewan di
Indonesia, tingkat keanekaragaman makhluk hidup, tingkatan keanekaragaman hayati, Usaha
pemuliaan hewan dan tanaman

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Biologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan makhluk hidup. Studi
tentang makhluk hidup ini bercabang dua yaitu ilmu tumbuhan (botani) dan ilmu
hewan (zoologi).
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan
fenomena-fenomena geosfera yaitu atmosfera, hidrosfera, litosfera, dan biosfera
dengan sudut pandang kelingkungan, kewilayahan dalam konteks keruangan.
Biologi yang dikaitkan dengan geografi memunculkan biogeografi, yaitu ilmu yang
mempelajari penyebaran makhluk hidup diatas permukaan bumi serta hubunganhubungannya dengan ruang dan waktu.
Biogeografi ini terbagi atas tiga disiplin ilmu yaitu geografi manusia (human
geography), geografi hewan (zoogeography) dan geografi tumbuhan (plant
geography
=
Phythogeography).
Geografi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari fenomena-fenomena tumbuhan
dalam hal persamaan maupun perbedaan dalam kaitannya dengan kelingkungan,
kewilayahan dalam konteks keruangan. Demikian juga dengan geografi hewan
adalah sebagai ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena dunia
hewan yang berkaitan dengan aspek kelingkungan maupun kewilayahan dalam
konteks keruangan.

Dalam geografi tumbuhan, daerah yang di capai merupakan subjek studi


yang paling utama, meskipun hal ini dapat dipengaruhi oleh sejarah masa lampau
dan selanjutnya sangat dibatasi oleh fisiologi tumbuhan itu sendiri, daerah itu
sampai suatu tingkat yang tinggi, dan fungsi kemampuan tumbuhan itu sendiri.
Dalam analisis akhir, Perluasan areal sering dibatasi oleh reaksi ekologi tumbuhan
terhadap lingkungan baru, yang mungkin, sebagai contoh, bagi tumbuhan itu
merupakan tempat yang terlalu dingin atau terlalu kering untuk dapat tumbuh tetap
di situ.
Reaksi yang demikian ini terutama bersifat fisiologis, dan meskipun hasilnya
sering berupa kemampuan untuk mengadakan adaptasi pada umumnya reaksireaksi itu menentukan luas daerah yang secara pontensial atau secara actual benarbenar dapat di huni tumbuhan itu, bila terjadi pemencaran (dispersal) yang
sepenuhnya efektif. Areal sebenarnya berada dalam potensi fisiologi untuk sebagian
besar ditentukan oleh penghalang keberhasilan perpindahan.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka adapun yang menjadi
rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini, yaitu:
1.

Apa pengertian migrasi tumbuhan?

2.

Apa yang di maksud dengan pemencaran tumbuhan?

3.
4.

Bagaimana
model
mempengaruhinya?

pemencaran

tumbuhan

berdasarkan

faktor

yang

Apa faktor penghalang pemencaran tumbuhan?

C. TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yang mengacu pada rumusan
masalah yang diuraikan di atas :
1.

Mengetahui pengertian migrasi tumbuhan.

2.

Mengetahui pengertian pemencaran tumbuhan.

3.
4.

Mengetahui
model
mempengaruhinya.

pemencaran

tumbuhan

berdasarkan

Mengetahui faktor penghalang dalam pemencaran tumbuhan.

faktor

yang

BAB II
PEMBAHASAN

A. MIGRASI TUMBUHAN
Menurut kamus lengkap Biologi (2002:354) migrasi yaitu pola distribusi tata ruang individu
yang satu relative terhadap yang lain dalam populasi. Proses migrasi pada tumbuhan di pengaruhi factor
kemampuanya berevolusi, kemampuanya dalam menyesuaikan dirinya untuk mempertahankan
hidupnya, melakukan persebaran untuk tumbuh dan hidup seperti spora yang terbang di tiup angin, dan
sifat yang dimiliki kosolitnes mempunyai kemampuan menyebar secara luas.
Salah satu factor yang mempengaruhi penyebaran tumbuhan di permukaan bumi adalah Tinggi
rendahnya permukaan bumi. Permukaan bumi terdiri dari berbagai macam relief, seperti pegunungan,
dataran rendah, perbukitan dan daerah pantai. Perbedaan tinggi-rendah permukaan bumi
mengakibatkan variasi suhu udara. Variasi suhu udara mempengaruhi keanekaragaman tumbuhan.
Hutan yang terdapat di daerah pegunungan banyak dipengaruhi oleh ketinggian tempat.
Faktor ketinggian permukaan bumi umumnya dilihat dari ketinggiannya dari permukaan laut
(elevasi). Misalnya ketinggian tempat 1500 m berarti tempat tersebut berada pada 1500 m di atas
permukaan laut. Semakin tinggi suatu daerah semakin dingin suhu di daerah tersebut. Demikian juga
sebaliknya bila lebih rendah berarti suhu udara di daerah tersebut lebih panas. Setiap naik 100 meter
suhu udara rata-rata turun sekitar 0,5 derajat Celcius. Jadi semakin rendah suatu daerah semakin panas
daerah tersebut, dan sebaliknya semakin tinggi suatu daerah semakin dingin daerah tersebut. Oleh sebab
itu ketinggian permukaan bumi besar pengaruhnya terhadap jenis dan persebaran tumbuhan. Daerah
yang suhu udaranya lembab, basah di daerah tropis, tanamannya lebih subur dari pada daerah yang
suhunya panas dan kering.
Menurut Fr. Junghuhn seorang penyelidik bangsa Jerman membedakan jenis tumbuhtumbuhan berdasarkan ketinggian tempatnya adalah : (1) Tingkat tropis setinggi 700 m, terdiri atas
tumbuh-tumbuhan tropis, (2) Tingkat subtropis hingga 1.000 m, sudah mulai tidak ada tumbuhtumbuhan hutan dataran
rendah, (3) Ketinggian 1.000-2.000 m, terdapat tumbuh-tumbuhan dari
iklim sedang. Daerah ini banyak terdapat kabut, pohon-pohonnya telah ditumbuhi lumut (hutan kabut
dan hutan lumut), (4) Lebih tinggi dari 2.000 m, hanya sedikit pohon, dan hanya terdapat belukar dan
rumput (Novi Silvia Hardiany : 2013).

B.

PEMENCARAN TUMBUHAN
Pemencaran dan perpindahan merupakan dua aktivitas yang berlainan,
walaupun mempunyai kaitan yang erat. Pemencaran hanya melibatkan diseminasi
dari induk dan penyebaran ( dalam arti dinamik) ke suatu tempat yang baru,
sedang perpindahan mencakup pula keberhasilan pertumbuhan dan penghunian
yang tetap.
Pemencaran merupakan proses esensial yang mendahului migrasi, yang
sesungguhnya hanya dapat tercapai dengan penghuniantetap di tempat yang baru.

Di dalam alam hanya sebagian kecil begian tubuh tumbuhan yang dapat
dipancarkan, dan yang dapat dengan tepat disebut sebagai diseminul atau
diaspora, benar-benar tumbuh di sutu tempat dan benar-benar melakukan migrasi.
Bukan hanya karena sebagian besar telah mati awal (premature) atau jatuh di
tanah gundul,atau terhenti di tempat yang tidak member kesempatan bagi mereka
untuk mulai dengan suatu kehidupan baru, atau gagal untuk mempertahankan diri
dalam perjuangan melawan persaingan yang lebih kuat, tetapi kondisi ekologi dan
reaksi fisiologi harus terletak dalam batas-batas yang sempit untuk keberhasilan
terakhir.

C. MODEL PEMENCARAN BERDASARKAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

1.

Pemencaran Tumbuhan Tanpa Bantuan Faktor Luar


Cara pemencaran ini dinamakan pula pemencaran mekanik. Pemencaran ini
disebabkan oleh proses yang terjadi pada organism itu sendiri sehingga jarak
pemencarannya tidak begitu jauh dari induknya. Pemencaran tanpa bantuan factor
luar dapat dilakukan melalui pertumbuhan bagian vegetatif, mekanisme letupan,
dan gerak higroskopis. Pemencaran ini biasanya menggunakan alat pemencaran
yang biasanya tidak memungkinkan penyebaran yang luas.

a.

Pemencaran
melalui
Pertumbuhan
Bagian
Vegetatif
Bagian vegetatif yang biasanya digunakan dalam pemencaran tumbuhan adalah
akar, batang, daun, dan buah beserta modifikasinya. Bagian vegetatif ini tidak
memungkinkan penyebaran yang luas, misalnya:

Stolon
atau
Geragih
Batang yang menjalar di atas tanah, Tunas tumbuh di sepanjang batang. Contoh :
pada rumput teki, pegagan, rumput gajah, strawberi.
Umbi
Batang
Bagian batang yang digunakan untuk menyimpan makanan umbi, ini mempunyai
banyak tunas, bila keadaan lingkungan cocok, mata tunas akan tumbuh menjadi
tumbuhan baru. Contoh : kentang.
Umbi
Lapis
Merupakan batang dengan ruas-ruas yang sangat pendek dan sangat rapat. Pada
setiap ruas terdapat lapisan sisik yang merupakan modifikasi dari daun. Contoh :
bawang merah, bakung, tulip, leli.
Akar
Rimpang
atau
Akar
Tinggal
(Rizom)
Merupakan batang yang menjalar di bawah permukaan tanah. Contoh : beberapa
jenis rumput, kunyit, lengkuas, jahe, dahlia.
b.

Pemencaran melalui Mekanisme Letupan

Mekanisme pemencaran melalui letupan biasanya tumbuh denngan intensif


sehingga menjadi keuntungan besar dalam migrasi tumbuhan. Maka, tumbuhan
yang dapat menembakan benihnya ke luar, sekaligus dapat melontarkan benih itu
ke dalam angin yang sedang bertiup atau kepada hewan yang sedang lewat yang
akan membawa benih tadi sampai sejauh beberapa mil.
Mekanisme pemencaran letupan umumnya dilakukan oleh tumbuhan
polong-polongan, seperti turi. Tanaman lainnya misalnya jarak (Ricinus communis),
bunga keembung, dan karet (Hevea brasiliensis) juga melakukan pemencaran
dengan cara ini. Melalui mekanisme pemencaran ini, buah akan pecah melontarkan
buah ataupun sporanya.

c.

2.

Pemencaran
melalui
Mekanisme
Gerak
Higroskopis
Mekanisme pemencaran ini juga berupa letupan, namun terjadinya jika dalam
kondisi basah. Contoh tumbuhan yang melakukan pemencaran seperti ini adalah
pacar air dan kapsul spora pada lumut.

Pemencaran Tumbuhan dengan Bantuan Faktor Luar


Pemencaran tumbuhan dapat pula dibantu oleh factor luar. Alat pembiakan
tumbuhan yang pemencarannya dibantu oleh factor luar tersebut biasanya memiliki
beberapa modifikasi yang mendukung proses pemencaran tersebut. Berdasarkan
factor yang menjadi perantara dalam penyebarannya, pemencaran jenis ini
dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu berdasarkan bantuan angin, bantuan air,
bantuan hewan, dan bantuan manusia.

a.

Pemencaran dengan Bantuan Angin (Anemokori)


Anemokori (Anemos berarti angin dan chorein berarti penyebaran) akan
berlangsung efektif jika alat kembang biak yang dipencarkan mengalami modifikasi
yang mendukung gerak pemencaran.

b.

Pemencaran dengan Bantuan Air


Pemencaran dengan bantuan air (hidrokori) terjadi melalui air sungai maupun
air laut. Setiap jenis benih yang ringan berkemungkinan untuk dipencarkan oleh air
secara
efektif
sampai
batas
kemampuannya
untuk
mengapung
dan
mempertahankan daya untuk berkecambah, yaitu ketika benih jenuh akan air dan
tenggelam atau menjadi busuk (gagal). Persyaratan utama dalam pemencaran oleh
air adalah daya apung yang cukup dan impermeabilitas bagi air.
Tumbuhan yang pemencarannya dengan bantuan air memiliki struktur buah
yang terdiri dari 3 lapis kulit, yaitu:

Eksokarp,kulit yang paling luar mengilap,tipis dan kuat.

Mesokarp, kulit yang tengah yang tebal berisi rongga udara sehingga biji menjadi
ringan dan mengambang di air.

Endokarp, kulit yang paling dalam kuat dan keras yang berfungsi untuk melindungi
embrio.
Selain itu masih ada beberapa ciri tanaman yang bijinya di pencarkan oleh
air, yaitu:

Memiliki tempurung yang kuat, tahan lama dan pada air serta mampu menahan
korosi dari air garam.

Benih memiliki kantong udara sehingga mampu untuk mengapung.

Cadangan makanan cenderung lebih keras dan dalam jumlah yang agak banyak.

Tumbuhan yang di pencarkan oleh air adalah tanaman yang umumnya tumbuh
dekat air.
Cara utama pemencaran tanaman oleh air adalah:

Arus laut. Arus laut dapat menyebabkan pemencaran jarak jauh yang sangat efektif
untuk jenis benih yang mampu mengapung selama waktu yang panjang tanpa
menjadi jenuh oleh air dan juga termasuk dalam jenis tumbuhan (benih normal)
yang mampu hidup di daerah pesisir sehingga dapat tinggal menetap di bawah
kondisi kadar garam tinggi (pantai berpasir, berlumpur).
Sungai dan Selokan. Sungai dan selokan biasa mengangkut buah, biji dan bagianbagian lain pada tumbuh-tumbuhan yang terkadang bergerak jauh hingga ke laut.
Pemencaran dengan air hanya terbatas pada arah aliaran air dan daratan yang
bersangkutan, dikaraenakan benih yang tumbuh tidak mampu mencakup ke area
yang lebih luas (bukan tumbuhan pantai atau laut sehingga tidak mampu bertahan
jika terlalu lama mengapung di samudera).
Penghanyutan oleh Hujan, Banjir dan Danau. Air hujan tidak hanya memercikan ke
luar biji atau spora dari organ-organ yang terbuka, tetapi jika membentuk aliran
dapat membawa biji atau spora lebih jauh daripada factor yang lain. Hampir setiap
tumbuhan dapat dipencarkan secara drastic oleh banjir, seperti penumbangan
pohon dan pengangkutan semua jenis reruntuhan yang dapat mencapai jarak cukup
jauh hingga terdampar di dataran banjir berlumpur yang cocok untuk ditempati oleh
tumbuhan yang mengadakan migrasi.Pada danau cara pemencaran dan jenis-jenis
tumbuhan yang dipencarkan hampir sama dengan yang terjadi di sungai-sungai,
tetapi terdapat lebih banyak keterbatasan pemencaran bagi jenis-jenis tumbuhan
akuatik dan semi akuatik, dan jarak pemencaran pendek.
Gunung Es atau Gumpalan Es. Es yang mengapung ke arah hilir di sungai-sungai
atau hanyut ke danau memilki peranan penting sebagai pengangkut benih yang

tidak dapat mengapung. Sebagai contoh Puccinellia phryganodes.Selain


pemencaran dapat dilakukan oleh air tidak semua hal tersebut dapat dilakukan
dikarenakan adanya penghambat jalannya pemencaran, antara lain tidak
tersedianya air yang cukup, setiap rintangan penghalang gerak air, pembekuan
yang terjadi hingga dasar air, samudera yang luas bagi benih yang tidak dapat
mengapung dan hidup lama, begitupula pengaruh iklim yang berbeda sehingga
tidak sesuai untuk menetapkan tumbuhan yang ditransportasikan.
Contoh penyebaran tanaman oleh air adalah spora ganggang, spora terdiri
dari zoospora dan aplanospora. Zoospora memiliki bulu getar yang dapat bergerak
bebas dalam air untuk berpindah tempat,kemudian tumbuh dan berkembang
menjadi individu baru. Selain spora beberapa contoh tanaman lainnya yaitu kelapa
(Cocos nucifera), nyamplung (Calophylumsp.), eceng gondok, teratai, dan bakau.

c.

Pemencaran dengan Bantuan Manusia (Antropokori)


Manusia secara sengaja atau tidak sengaja dapat memencarkan alat
perkembangbiakan tumbuhan. Manusia merupakan penyebab perubahan vegetasi
yang paling aktif, termasuk pemencaran tumbuhan. Apalagi di jaman modern.
Dengan perjalanan di dunia dalam jumlah yang kian lama semakin besar dan
dengan kecepatan dan kemudahan yang terus-menerus meningkat, manusia selalu
mengangkut benih tumbuhan baik sengaja maupun tidak diketahui. Sebagai contoh
manusia secara sengaja mendatangkan kina dari Amerika Selatan, kopi dan kelapa
sawit dari Afrika ke Indonesia. Secara tidak sengaja, manusia memakan buah yang
bijinya tidak tercerna dan dikeluarkan bersama kotoran, dapat pula biji rumputrumputan yang menempel pada baju/celana. Akibatnya, hanya sedikit tempat di
bumi ini yang vegetasi dan flora penyusunnyatidak menunjukan adanya bekas
campur tangan manusia.
Pada waktunya tanda-tanda adanya campur tangan manusia akan semakin
hilang, namun campur tangan ini sudah semakin luas dan mengaburkan tumbuhantumbuhan endemic disuatu daerah dan semakin mengaburkan daerah asal
tumbuhan.

D. FAKTOR PENGHALANG PEMENCARAN PADA TUMBUHAN


Jika kita membayangkan bahwa pada banyak jenis tumbuhan berbunga,
seperti misalnya sisymbrium Sophia dan Amaranthus retroflexus, satu batang
tumbuhan dapat menghasilkan sejuta biji atau lebih dalam satu musim panas, dan
bahwa beberapa jenis tumbuhan spora, seperti jamur kelentos raksasa
(Lycoperdon Calvatia giganteum) dapat menghasilkan berjuta spora, namun tidak
adasatupun yang memenuhi bumi.

Maka jelas bahwa hanya satu bagian yang sangat kecil dari benih tumbuhan
yang dapat memenuhi atau benar-benar mencapai target. Untuk mewujudkan
potensialnya yang penuh, suatu alat perkembangbiakan (calon tumbuhan baru)
harus berkembang menjadi tumbuhan dewasa, yang pada pada waktunya
mengadakan perkembangbiakan. Jumlah kematian yang menakjubkan disebabkan
adanya kegiatan berbagai macam penghalang, baik terhadap pemencaran maupun
terhadap kemampuan untuk mempertahankan diri yang sesungguhnya.
Penghalang-penghalang tersebut dapat dibedakan dalam empat tipe utama :
1.

Fisiograf
Fisiografi merupakan penghalang yang disebabkan oleh sifat permukaan
bumi. Salah satu contoh yang paling jelas adalah wilayah perairan yang samgat
luas untuk tumbuhan darat. Dan tumbuhan permukaan air adalah daratan yang
sangat luas. Penghalang fisiografik lain dapat berupa gunung-gunung, baik yang
berwujud rintangan langsung yang bersifat mekanik maupun tidak langsung dengan
mengubah keadaan iklim dan sejenisnya seperti suhu udara dan angin. Banyak
angin setempat ditumbuhkan oleh kombinasi factor-faktor fisiografi dan iklim yang
merupakan penghalang nyata bagi pemencaran ke suatu arah, tetapi factor
tersebut juga dapat membantu di lain arah.

2.

Iklim
Iklim dapat mencakup suhu yang berbeda-beda, kelembaban, cahaya, dan
keadaan lain. Ketergantungan yang erat antara tumbuhan dan kondisi
iklim mengakibatkan lingkungan vegetasi dan iklim cenderung menunjukan
kesamaan satu dengan yang lain, dimana iklim dapat menentukan batas-batas
umum suatu persebaran tumbuhan. Perubahan iklim yang besar merupakan
pnghalang yang benar-benar tak dapat diatasi bagi tumbuhan yang baru
mengalami migrasi. Berikutnya, setiap keadaan termasuk juga tenggang waktu,
yang terbukti dapat menjadi factor utama penyebab kematian paada benih.

3.

Tanah
Kondisi tanah yang berupa kombinasi maupun terpisah-pisah menyebabkan
wilayah persebaran tumbuhan menjadi terbatas. Hal ini dapat berupa faktor-faktor
tanah yang berbeda-beda, antara lain berupa faktor edafik yaitu termasuk dalam
struktur fisik, komposisi kimia, kandungan lengas, keadaan suhu, dan termasuk
kandungan-kandungan organisme-organisme hidup, yang masing-masing dapat
mencegah suatu benih untuk menetap di daerah baru, walaupun demikian
perkecambahan dapat terlaksana dengan baik.

4.

Makhluk hidup (termasuk tumbuhan lain)


Persaingan untuk mendapatkan ruangan, cahaya, air, dan lainnya dengan
tumbuhan lain yang sudah menetap di suatu daerah dan telah tumbuh dalam
keseimbangan yang cukup baik dengan kondisi setempat, juga besar
kemungkinannya menjadi penghalang yang tak teratasi bagi pendatang baru untuk
menetap di suatu tempat, seperti penyenggutan atau gangguan lain oleh hewan
dan manusia. Akibatnya, migrasi yang tersebar luas menjadi sangat terbatas pada
tempat-tempat yang sedikit banyak dalam keadaan terbuka (belum dihuni) saja,
seperti pada tebing-tebing pasir, lahan-lahan yang terganggu, dimana penghalang
baru akan memainkan peranannya. Jika hal tersebut tidak terjadi, maka jelas bahwa
setiap jengkal tanah atau seleret sinar akan dimanfaatkan, karena memperjuangkan
eksistensi merupakan suatu hal yang sangat nyata, terutama terjadi antara
organisme di tempat-tempat dengan kondisi kehidupan yang lebih baik dengan
faktor-faktor fisik lingkungan di tempat-tempat yang kondisinya buruk.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian tentang migrasi dan pemencaran tumbuhan dalam
makalah di atas maka dapat kita simpulkan bahwasannya migrasi dan tumbuhan
adalah dua hal yang berbeda tapi saling berkaitan satu sama lain. Migrasi
tumbuhan dilakukakn melalui pemencaran dari tumbuhan itu sendiri dan dikatakan
bermigrasi apabila tumbuhan yang melakukan pemencaran telah tumbuh dan
menetap ditempat dimana tumbuhan itu berhenti dari pemencarannya.
Pemencaran tumbuhan merupakan salah satu upaya atau cara yang
dilakukan oleh tumbuhan itu sendiri maupun adanya faktor luar yang mampu
mengembangbiakan dan mampu melestarikan suatu jenis tumbuhan tertentu.
Adanya pemencaran tumbuhan di bumi menyebabkan distribusi atau agihan dapat
terleksana dengan merata. Peran serta lingkungan sekitar tumbuhan hidup juga
mempengaruhi tingkat pemencaran suatu tumbuhan. Sebagai contoh adanya
penghalang-penghalang yang berupa perbedaan iklim antara tempat yang satu
dengan tempat yang lain akan menyulitkan proses pemencaran. Di dalam proses
pemencaran itu sendiri terdapat keanekaragaman model pemencaran, yang
keseluruhanya memilki kekhasan masing-masing. Dari kekhasan itulah model
pemencaran antara jenis yang satu dengan yang lain dapat teridentifikasi.

B. SARAN
Harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Dengan membaca dan mempelajari isi makalah ini, diharapkan pengetahuan
pembaca tentang migrasi dan pemencaran tumbuhan dimuka bumi ini dapat
bertambah, serta mengerti tentang pola-pola persebaran tumbuhan dan
pengaruhnya terhadap keseimbangan dan keberlangsungan sebuah ekosistem.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini belum sempurna dan masih
banyak terdapat kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun
sangat diharapkan demi perbaikan penulisan yang akan datang.
LABEL: MAKALAH

10 Migrasi Hewan di Dunia


yang Menakjubkan

berkembangbiak, binatang, hewan, menakjubkan, migrasi, unik

Sejumlah satwa melakukan migrasi mengagumkan dan kerap misterius dalam mencari sumber makanan,
pasangan hidup, dan tempat terbaik untuk membesarkan keluarga. Dari kesemuanya, ada hewan yang
berekspedisi hanya berjarak beberapa inci dari rumahnya dan terdapat pula yang menempuh jarak ribuan
kilometer. Berikut adalah daftar sepuluh migrasi hewan yang menakjubkan.

1.

Wildebeasts

Hewan herbivora ini akan melakukan apa saja demi menemukan padang rumput yang lebih hijau.
Serengeti wildebeest beserta zebra dan rusa mampu berkelana ratusan kilometer dalam sebuah
rombongan untuk menghindari musim kering di Tanzania dan Kenya.

2.

Salmon

Setelah menghabiskan bertahun-tahun di lautan, ikan salmon akan kembali ke tempat kelahirannya di
wilayah sungai air tawar untuk berkembangbiak dan mati. Demi mencapai tujuan, mereka rela
berenang melawan arus deras sejauh ratusan kilometer, walaupun itu berarti tiba dalam keadaan
menyedihkan.

3.

Kupu-kupu Monarch

Migrasi jarak jauh adalah ciri khas dari kupu-kupu Monarch. Setiap musim semi, ribuan kupu-kupu
bersayap lebar ini terbang ke barat menuju California dan Mexico. Sedangkan pada musim panas,
kupu-kupu Monarch berekspedisi sejauh 4828 kilometer melalui AS dan Kanada. Hingga kini,
kekompakan kupu-kupu Monarch dalam bermigrasi masih menjadi misteri bagi kaum ilmuwan.

4.

Belut Air Tawar

Belut yang satu ini sudah siap semenjak lahir untuk menghadapi kerasnya kehidupan di air. Setelah
menetas di laut Sargasso, belut ini berenang menuju sejumlah sungai berair tawar di Inggris dan di
pesisir timur Amerika Utara. Dalam perjalanan, ginjal mereka akan beradaptasi terhadap tingkat
salinitas air. Saat tiba waktu untuk meletakan telur, ginjal belut air tawar akan kembali ke kondisi
semula.

5.

Tonggeret

Setelah menghabiskan 17 tahun di dalam tanah, serangga bersuara nyaring, tonggeret akan
bermigrasi menuju dunia luar untuk berkumpul bersama, bernyanyi, dan kawin. Penampilan mereka

yang sinkron, efektif menjauhkan tonggeret dari pemangsa selama lima minggu kehidupan
dewasanya. Jarak migrasi tonggeret beragam, mulai dari beberapa inci hingga ribuan kilometer.

6.

Lemming

Hewan pengerat mirip hamster dan tikus ini akan melakukan migrasi dengan kecepatan tinggi dari
habitat asalnya, Kutub Utara. Sejumlah ilmuwan mengatakan penyebab migrasi besar-besaran ini
terjadi karena populasi lemming membludak tanpa diiringi oleh persediaan pangan yang cukup.
Lemming dapat bergerak sejauh 16 kilometer dalam satu hari.

7.

Kura-kura Hijau

Insting keibuan seekor kura-kura hijau memaksanya kembali ke tempat kelahiran untuk memulai
kehidupan dengan keluarganya. Kura-kura hijau yang sedang hamil dapat berenang ribuan kilometer
dari tempat berkembangbiak di Brasil menuju lautan Atlantik Selatan ke pulau Ascension.

8.

Hummingbird Berleher Rubi

Sebelum terbang sejauh 804 kilometer menuju Amerika Pusat, burung hummingbird berleher rubi
akan hinggap di bunga, memakan serangga, dan menghisap getah pohon. Burung yang memiliki
kepakan supercepat ini akan mengkonsumsi dua gram lemak, hampir dua kali bobot tubuhnya untuk
melakukan perjalanan tanpa henti dari Amerika Utara melintasi teluk Meksiko.

9.

Bangau Whooping

Burung berkaki panjang yang satu ini terancam kepunahan. Para ilmuwan telah melakukan berbagai
cara untuk menyelamatkan spesies ini, termasuk mengajarkan pelajaran terbang. Dengan
menggunakan mesin ultraringan menyerupai bangau dengan pengendali jarak jauh, bangau whooping
dituntun menuju daerah perlindungan di selatan.

10.

Paus Punggung Bungkuk

Humpback Whale atau paus punggung bungkuk mempertahankan rekor sebagai hewan yang
berkelana dalam jarak terjauh di dunia. Beberapa kawanan paus berbobot 36.000 kilogram
menghabiskan waktunya mengkonsumsi berton-ton makanan di semenanjung arktik. Saat musim
dingin, mereka akan berenang sejauh 8046 kilometer menuju tempat berkembangbiak di dekat
Kolombia dan di wilayah garis ekuator.

MIGRASI BURUNG DI INDONESIA DAN DUNIA


Migrasi Burung di Indonesia dan Dunia
Ayo coba sobat terka mengapa burung-burung melakukan migrasi atau berpergian dari satu tempat
ketempat lain?

Migrasi adalah pergi dari satu tempat ketempat lain untuk tujuan tertentu. Nah, burung-burung
bermigrasi memiliki bermacam-macam tujuan yang secara garis besar disebabkan oleh 2 hal berikut
ini, yaitu:

1.

Untuk menggunakan lingkungan yang berbeda sebagai bagian dari siklus hidup mereka

2.

Untuk memberikan tanggapan terhadap tekanan yang disebabkan oleh kondisi alam, untuk
kelangsungan hidup mereka.

Jadi, secara garis besar burung-burung melakukan migrasi karena dihabitatnya kurang mendukung
untuk proses kehidupan. Mereka harus pergi ketempat lain dalam rangka bertahan hidup, entah untuk
mencari sumber makanan, mencari tempat berbiak, ataupun menghindari kondisi lingkungan yang
ekstrem.
Burung-burung yang melakukan migrasi memilki strategi sendiri-sendiri. Periode bermigrasinya pun
berbeda-beda, ada yang bermigrasi singkat selama 1 musim ada pula yang bermigrasi dalam waktu
yang sangat lama untuk membesarkan anak. Burung-burung tersebut sudah memperhitungkan waktu
yan pas untuk bertahan hidup.

Peta Migrasi Burung di Dunia. Sumber: wildlifeconservationstamp.

Migrasi Burung di Dunia


Berbagai jenis burung melakukan migrasi dengan jarak yang berbeda-beda, dari yang berjarak pendek
(hop) hingga migrasi dengan jarak jauh (jump) ribuan kilometer. Tahukah sobat, jika Burung-burung
yang sering kita lihat di pantai seperti burung Trinil dan Gajahan memiliki rute migrasi yang sangat
jauh lintas benua. Burung-burung pantai datang dari belahan bumi utara (Siberia) ke belahan bumi
selatan (Australia). Mereka melakukan perjalanan beribu-ribu kilometer melewati banyak Negara
hanya untuk berbiak. Pada musim-musim tertentu kita dapat menjumpai ribuan ekor burung pantai,
namun pada musim tertentu tidak kita jumpai sama sekali.

Berbagai jenis burung didunia yang terkenal melakukan migrasi, yaitu:

Burung Camar Artik (Sterna paradisaea) adalah jenis burung camar yang melakukan migrasi
jarak jauh. Burung Camar Artik sangup bermigrasi dari Kutub Utara menuju Kutub Selatan. Burung
Camar Artik tercatat sebagai burung yang paling jauh dalam bermigrasi, yaitu dengan jarak tempuh
18 ribu kilometer.

Biru Laut Ekor Blorok (Limosa lapponica) dan Kedidi Besar (Calidris tenuirostris) bermigrasi
dari Australia menuju Sanghai atau dari Alaska menuju Selandia Baru. Jarak tempuh migrasi kedua
jenis burung ini mencapai 13 ribu kilometer.

Cerek Kernyut Kecil (Pluvialis dominica) bermigrasi dari Alleutians menuju Hawai dengan jarak
tempuh 3.300 kilometer. Mereka terbang dengan jarak ribuan kilometer tanpa berhenti melewati
Samudera Pasifik.

Burung Camar Artik (Sterna paradisaea). Sumber: nordfold.deviantart

Selain jenis-jenis burung diatas ribuan jenis burung didunia juga melakukan migrasi. Menurut
catatan Birdlife International, sedikitnya ada 2.000 spesies burung yang dikenal membuat gerakan
musiman. Kemudian jumlah ini terus menurun hingga 40% karena berbagai ancaman seperti
kerusakan habtat. Lihat: Migratory Birds and Flyways

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Walter and Carsten, lebih dari 300 spesies burung
berkembang biak di wilayah Paleartik Barat yang bermigrasi selama perubahan suhu menjadi lebih
dingin di Afrika. Lihat listnya: Spesies Burung Migrasi di Afrika. Daftar ini diperbarui hingga tahun
2005, artinya sangat mungkin sekali terjadi peningkatan spesies karena tekanan musim. Selain itu
banyak dari jenis burung-burung yang bermigrasi didunia mengalami ancaman.

Di Amerika banyak sekali jenis burung yang juga melakukan pergerakan musiman. Banyak dari jenis
burung yang bermigrasi tersebut terancam karena degradasi habitat dan ganguan lainnya. Pada saat
ini telah dikeluarkan daftar jenis burung migrasi yang terancam punah dan dilindungi oleh undangundang. Sebanyak 386 jenis burung dilindungi, lihat daftarnya: FWS Birdlist

Bagaimana dengan Indonesia?


Indonesia merupakan salah satu tempat persinggahan ratusan jenis burung pantai yang bermigrasi
menuju Australia atau pulang ke Belahan Bumi Utara. Berbagai pantai di Jawa dan Sumatera selalu
didatangi oleh ribuan burung pantai yang bermigrasi setiap musimnya. Sebagai contoh, di Delta
Sungai Musi yang memiliki areal mangrove lebih dari 100 ribu hektar selalu didatangi 115.000 ekor
burung pantai. Daerah ini menjadi salah satu lokasi terpenting persingahan burung pantai migran.
Selain Delta Suangai Musi, daerah-daerah lainnya seperti Tanjung Datuk, Tanjung Bakung, Muara
Angke, Delta Bengawan Solo, Suwung Bali dan Sumba NTT juga menjadi tempat persinggahan
burung.
Selain burung pantai yang memiliki dominansi tertingi dalam bermigrasi, berbagai jenis burung
lainnya seperti raptor (pemangsa) contohnya Alap-alap Cina (Accipiter soloensis), Alap-alap Jepang
(Accipiter gularis) dan Sikep Madu Asia (Pernis ptilorhyncus), Burung Laut, dan Passerine juga
melakukan migrasi dengan jarak yang lebih dekat.
Burung-burung melakukan migrasi, sedangkan manusia melakukan transmigrasi dan emigrasi.
Ya,Semua makhluk hidup melakukan perjalanan dalam rangka mempertahankan hidup.

Referensi:
Howes, J., D. Bakewell , and Y.R., Noor. 2003. Panduan Studi Burung Pantai. Wetlands InternationalIndonesian Program. Bogor.
Tribunnews, Macroecology, FWS, dan Birdlife International

Anda mungkin juga menyukai