Anda di halaman 1dari 266

GEOMORFOLOGI TERAPAN UNTUK

BENCANA GEOLOGI

Bambang Kuncoro
Wregoseno Giamboro

Jurusan Teknik Geologi


Universitas Pembangunan Nasional (UPN)
“Veteran” Yogyakarta
MATERI TATAP MUKA PENDAHULUAN

Isu tentang proses pembelajaran di ruang


kuliah

Kesepakatan perkuliahan

Pengertian geomorfologi

Ruang lingkup mempelajari geomotfologi

Arti penting geomorfologi


TEMU POKOK
DOSEN SUB POKOK BAHASAN
KE BAHASAN
1. Pengertian denudasional
Bentuklahan 2. Bentuklahan denudasional
11 HP
Denudasional 3. Gerakan massa
4. Aspek keekonomian bentuklahan denudasional
1. Pengertian pemetaan geomorfologi
Pemetaan 2. Aspek-aspek geomorfologi
12 BK
Geomorfologi 3. Analisis bentuklahan
4. Penyajian peta
1. Konsep pendekatan pragmatik
2. Peran geomorfologi untuk eksplorasi: endapan primer
dan sekunder, minyak bumi, bahan galian industri, air
Geomorfologi
13 BK tanah, panas bumi, batubara.
Terapan 1
3. Peran geomorfologi untuk konstruksi: penentuan as
bendungan, pelabuhan, keterlintasan jalan dan jembatan,
pengembangan wilayah, obyek wisata alam dll
1. Konsep pendekatan pragmatik
Geomorfologi 2. Berbagai bencana alam: bencana gempa bumi, bencana
14 SS
Terapan 2 tsunami, bencana abrasi, bencana gunungapi, bencana
banjir, bencana gerakan massa/longsor

UJIAN AKHIR SEMESTER


Kegunaan peta geomorfologi

Bersifat umum dan khusus:


1. Bersifat umum:
Menekankan pada kegunaan kajian yang bersifat
analitik dan sintetik.
2. Bersifat khusus:
Berorientasi pada aspek terapan yang bersifat
pragmatik
Pendekatan Analitik

Menyajikan satuan-satuan pemetaan dan informasi


geomorfologi yang meliputi aspek-aspek geomorfologi
utama, yaitu morfometri, morfografi, morfogenesa,
morfokronologi dll.

Pada pendekatan analitik, satuanbentuklahan di-


klasifikasikan berdasarkan genesanya.
Pendekatan Sintetik

Merupakan suatu survey multidisiplin yang menyajikan


informasi terrain dalam konteks lingkungan dan
hubungannya dengan ekologi bentuklahan.

Pada pendekatan sintetik, diperoleh empat tingkatan


klasifikasi, yaitu terrain, unit terrain, sistem terrain, dan
provinsi terrain
Pendekatan Pragmatik

Merupakan gabungan dari pendekatan analitik dan


sintetik.

Pendekatan pragmatik adalah untuk tujuan pemetaan


kelerengan, survey penutup lahan, keterlintasan jalan,
pemetaan morfokonservasi, bahaya banjir, bencana
letusan gunugapi, gerakan massa, hidromorfologi, dll
TERAPAN GEOMORFOLOGI
(Verstappen, 1985 dalam Sutikno, 1987)

1. Geomorfologi dalam survey dan pemetaan


2. Survey geologi, tanah, hidrologi, dan vegetasi
3. Survey penggunaan lahan, urbanisasi, keteknikan,
eksplorasi, perencanaan pengembangan wilayah
4. Sintesa medan, banjir, kekeringan, gerakan massa,
erosi, tsunami dll.
Bencana Gerakan Massa
(Longsor)

Gerakan massa fungsi dari:


1. Kelerengan
2. Geologi (litologi, stratigrafi, struktur geologi)
3. Tebal tanah
4. Curah hujan
5. Penggunaan lahan
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Timur

Gambar 2. Peta geologi dan titik gerakan tanah

Aluvial Endapan Lahar

171

36

45

19

151

82

Morfoset Pawonsewu Batuan Gn. api Anjasmara Muda


157
144

169 158

Morfonit Gajahmungkur Batuan Gn. api Kelud Tua

Morfoset Pawonsewu Morfonit Klotok Endapan Lahar Batuan Gn. api Kelud Tua
BENCANA BANJIR

Beberapa indikasi daerah banjir yang dapat diketahui


dari peta topografi , antara lain ditunjukkan oleh :
• Daerah dengan kelembaban tanah tinggi.
• Daerah dataran/hamparan banjir sepanjang sungai
yang diperlihatkan oleh braided stream.
• Dataran rendah di sepanjang aliran sungai stadium
tua.
• Dataran rendah di sekitar perpotongan sungai besar.
• Dataran rendah sekitar tanggul alami sungai.
Banjir Kalsel (2008) dari pesawat
Banjir di Kalsel dilihat
dari darat
Penajaman terhadap
obyek air
TSUNAMI

Kondisi pantai yang ber


beda dapat memberi pe-
ngaruh yang tidak sama
apabila terjadi tsunami

1. Pantai lurus landai


atau terjal
2. Pantai berteluk landai
atau terjal
KEGUNUNGAPIAN

1. Gunungapi aktif umumnya ditutupi oleh endapan


piroklastika, sedangkan pada gunung yang sudah
tidak aktif umumnya ditutupi oleh hutan lebat.
2. Abu dan bahan lain produk letusan gunungapi
umumnya berona cerah.
3. Berdasarkan citra merah infrar panas, abu gunungapi
mencerminkan rona suhu sekitarnya.
4. Apabila dimonitor secara periodik, maka sebaran abu
dapat diikuti.
GEOTEKNIK

Penerapan foto udara dan citra lainnya di dalam geologi


teknik adalah:
1. Melokalisir bahan baku bangunan (sirtu dll).
2. Menghindari daerah labil (zona sesar, zona rawan
longsor) dan daerah yang lemah daya dukungnya.
3. Menentukan as bendungan.

Beberapa parameter yang dapat diketahui dari citra dan


foto udara adalah:
1. Litologi dan struktur geologi.
2. Vegetasi dan tanda gerakan massa (lereng terjal, road
cut, massa tanah terpotong sungai, seepage).
3. Kelembaban tanah, depresi memanjang dan tertutup
PENGEMBANGAN WILAYAH

Keadaan dan
bentuk medan:
topografi, potensi
air permukaan, po
la pengaliran, ke-
rapatan aliran, dae
rah tererosi dan
jenis erosi, daerah
sedimentasi, pola
pendangkalan su-
ngai, daerah ra-
wan banjir, pola
sedimentasi
pantai dan muara.
Keadaan masyarakat
sekitar: kota dan
kampung di sekitarnya,
penyebaran bangunan,
sistem transportasi,
sumberdaya manusia.
Penggunaan lahan:
adanya tambak, sawah,
ladang, kebun, hutan,
hutan campuran,
bahkan jumlah dan
volumenya dapat
dihitung.
Penginderaan
jauh sebagai alat
monitoring
perkembangan
delta, daerah
rawan bencana dll
TSUNAMI

Kondisi pantai yang ber


beda dapat memberi pe-
ngaruh yang tidak sama
apabila terjadi tsunami

1. Pantai lurus landai


atau terjal
2. Pantai berteluk landai
atau terjal
PETA MORFO-KONSERVASI
Kegunaan peta geomorfologi

Bersifat umum dan khusus:


1. Bersifat umum:
Menekankan pada kegunaan kajian yang bersifat
analitik dan sintetik.
2. Bersifat khusus:
Berorientasi pada aspek terapan yang bersifat
pragmatik
Pendekatan Analitik

Menyajikan satuan-satuan pemetaan dan informasi


geomorfologi yang meliputi aspek-aspek geomorfologi
utama, yaitu morfometri, morfografi, morfogenesa,
morfokronologi dll.

Pada pendekatan analitik, satuanbentuklahan di-


klasifikasikan berdasarkan genesanya.
Pendekatan Sintetik

Merupakan suatu survey multidisiplin yang menyajikan


informasi terrain dalam konteks lingkungan dan
hubungannya dengan ekologi bentuklahan.

Pada pendekatan sintetik, diperoleh empat tingkatan


klasifikasi, yaitu terrain, unit terrain, sistem terrain, dan
provinsi terrain
Pendekatan Pragmatik

Merupakan gabungan dari pendekatan analitik dan


sintetik.

Pendekatan pragmatik adalah untuk tujuan pemetaan


kelerengan, survey penutup lahan, keterlintasan jalan,
pemetaan morfokonservasi, bahaya banjir, bencana
letusan gunugapi, gerakan massa, hidromorfologi, dll
TERAPAN GEOMORFOLOGI
(Verstappen, 1985 dalam Sutikno, 1987)

1. Geomorfologi dalam survey dan pemetaan


2. Survey geologi, tanah, hidrologi, dan vegetasi
3. Survey penggunaan lahan, urbanisasi, keteknikan,
eksplorasi, perencanaan pengembangan wilayah
4. Sintesa medan, banjir, kekeringan, gerakan massa,
erosi, tsunami dll.
Bencana Gerakan Massa
(Longsor)

Gerakan massa fungsi dari:


1. Kelerengan
2. Geologi (litologi, stratigrafi, struktur geologi)
3. Tebal tanah
4. Curah hujan
5. Penggunaan lahan
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Timur

Gambar 2. Peta geologi dan titik gerakan tanah

Aluvial Endapan Lahar

171

36

45

19

151

82

Morfoset Pawonsewu Batuan Gn. api Anjasmara Muda


157
144

169 158

Morfonit Gajahmungkur Batuan Gn. api Kelud Tua

Morfoset Pawonsewu Morfonit Klotok Endapan Lahar Batuan Gn. api Kelud Tua
BENCANA BANJIR

Beberapa indikasi daerah banjir yang dapat diketahui


dari peta topografi , antara lain ditunjukkan oleh :
• Daerah dengan kelembaban tanah tinggi.
• Daerah dataran/hamparan banjir sepanjang sungai
yang diperlihatkan oleh braided stream.
• Dataran rendah di sepanjang aliran sungai stadium
tua.
• Dataran rendah di sekitar perpotongan sungai besar.
• Dataran rendah sekitar tanggul alami sungai.
Banjir Kalsel (2008) dari pesawat
Banjir di Kalsel dilihat
dari darat
Penajaman terhadap
obyek air
TSUNAMI

Kondisi pantai yang ber


beda dapat memberi pe-
ngaruh yang tidak sama
apabila terjadi tsunami

1. Pantai lurus landai


atau terjal
2. Pantai berteluk landai
atau terjal
KEGUNUNGAPIAN

1. Gunungapi aktif umumnya ditutupi oleh endapan


piroklastika, sedangkan pada gunung yang sudah
tidak aktif umumnya ditutupi oleh hutan lebat.
2. Abu dan bahan lain produk letusan gunungapi
umumnya berona cerah.
3. Berdasarkan citra merah infrar panas, abu gunungapi
mencerminkan rona suhu sekitarnya.
4. Apabila dimonitor secara periodik, maka sebaran abu
dapat diikuti.
GEOTEKNIK

Penerapan foto udara dan citra lainnya di dalam geologi


teknik adalah:
1. Melokalisir bahan baku bangunan (sirtu dll).
2. Menghindari daerah labil (zona sesar, zona rawan
longsor) dan daerah yang lemah daya dukungnya.
3. Menentukan as bendungan.

Beberapa parameter yang dapat diketahui dari citra dan


foto udara adalah:
1. Litologi dan struktur geologi.
2. Vegetasi dan tanda gerakan massa (lereng terjal, road
cut, massa tanah terpotong sungai, seepage).
3. Kelembaban tanah, depresi memanjang dan tertutup
PENGEMBANGAN WILAYAH

Keadaan dan
bentuk medan:
topografi, potensi
air permukaan, po
la pengaliran, ke-
rapatan aliran, dae
rah tererosi dan
jenis erosi, daerah
sedimentasi, pola
pendangkalan su-
ngai, daerah ra-
wan banjir, pola
sedimentasi
pantai dan muara.
Keadaan masyarakat
sekitar: kota dan
kampung di sekitarnya,
penyebaran bangunan,
sistem transportasi,
sumberdaya manusia.
Penggunaan lahan:
adanya tambak, sawah,
ladang, kebun, hutan,
hutan campuran,
bahkan jumlah dan
volumenya dapat
dihitung.
Penginderaan
jauh sebagai alat
monitoring
perkembangan
delta, daerah
rawan bencana dll
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Timur

Gambar 2. Peta geologi dan titik gerakan tanah

Aluvial Endapan Lahar

171

36

45

19

151

82

Morfoset Pawonsewu Batuan Gn. api Anjasmara Muda


157
144

169 158

Morfonit Gajahmungkur Batuan Gn. api Kelud Tua

Morfoset Pawonsewu Morfonit Klotok Endapan Lahar Batuan Gn. api Kelud Tua
BENCANA BANJIR

Beberapa indikasi daerah banjir yang dapat diketahui


dari peta topografi , antara lain ditunjukkan oleh :
• Daerah dengan kelembaban tanah tinggi.
• Daerah dataran/hamparan banjir sepanjang sungai
yang diperlihatkan oleh braided stream.
• Dataran rendah di sepanjang aliran sungai stadium
tua.
• Dataran rendah di sekitar perpotongan sungai besar.
• Dataran rendah sekitar tanggul alami sungai.
TSUNAMI

Kondisi pantai yang ber


beda dapat memberi pe-
ngaruh yang tidak sama
apabila terjadi tsunami

1. Pantai lurus landai


atau terjal
2. Pantai berteluk landai
atau terjal
PETA MORFO-KONSERVASI
Kegunaan peta geomorfologi
(Verstappen, 1985)

Bersifat umum dan khusus:


1. Bersifat umum:
Menekankan pada kegunaan kajian yang bersifat
analitik dan sintetik.

2. Bersifat khusus:
Berorientasi pada aspek terapan yang bersifat
pragmatik
Pendekatan Analitik

Menyajikan satuan-satuan pemetaan dan informasi


geomorfologi yang meliputi aspek-aspek geomorfologi
utama, yaitu morfometri, morfografi, morfogenesa,
morfokronologi dll.

Pada pendekatan analitik, satuanbentuklahan di-


klasifikasikan berdasarkan genesanya.
Pendekatan Sintetik

Merupakan suatu survey multidisiplin yang menyajikan


informasi terrain dalam konteks lingkungan dan
hubungannya dengan ekologi bentuklahan.

Pada pendekatan sintetik, diperoleh empat tingkatan


klasifikasi, yaitu terrain, unit terrain, sistem terrain, dan
provinsi terrain
Pendekatan Pragmatik

Merupakan gabungan dari pendekatan analitik dan


sintetik.

Pendekatan pragmatik adalah untuk tujuan pemetaan


kelerengan, survey penutup lahan, keterlintasan jalan,
pemetaan morfokonservasi, bahaya banjir, bencana
letusan gunugapi, gerakan massa, hidromorfologi, dll
TERAPAN GEOMORFOLOGI
(Verstappen, 1985 dalam Sutikno, 1987)

1. Geomorfologi dalam survey dan pemetaan


2. Survey geologi, tanah, hidrologi, dan vegetasi
3. Survey penggunaan lahan, urbanisasi, keteknikan,
eksplorasi, perencanaan pengembangan wilayah
4. Sintesa medan, banjir, kekeringan, gerakan massa,
erosi, tsunami dll.
Bencana Gerakan Massa
(Longsor)

Gerakan massa fungsi dari:


1. Kelerengan
2. Geologi (litologi, stratigrafi, struktur geologi)
3. Tebal tanah
4. Curah hujan
5. Penggunaan lahan
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Timur

Gambar 2. Peta geologi dan titik gerakan tanah

Aluvial Endapan Lahar

171

36

45

19

151

82

Morfoset Pawonsewu Batuan Gn. api Anjasmara Muda


157
144

169 158

Morfonit Gajahmungkur Batuan Gn. api Kelud Tua

Morfoset Pawonsewu Morfonit Klotok Endapan Lahar Batuan Gn. api Kelud Tua
BENCANA BANJIR

Beberapa indikasi daerah banjir yang dapat diketahui


dari peta topografi , antara lain ditunjukkan oleh :
• Daerah dengan kelembaban tanah tinggi.
• Daerah dataran/hamparan banjir sepanjang sungai
yang diperlihatkan oleh braided stream.
• Dataran rendah di sepanjang aliran sungai stadium
tua.
• Dataran rendah di sekitar perpotongan sungai besar.
• Dataran rendah sekitar tanggul alami sungai.
Banjir di Kalsel dilihat
dari darat
TSUNAMI

Kondisi pantai yang ber


beda dapat memberi pe-
ngaruh yang tidak sama
apabila terjadi tsunami

1. Pantai lurus landai


atau terjal
2. Pantai berteluk landai
atau terjal
KEGUNUNGAPIAN

1. Gunungapi aktif umumnya ditutupi oleh endapan


piroklastika, sedangkan pada gunung yang sudah
tidak aktif umumnya ditutupi oleh hutan lebat.
2. Abu dan bahan lain produk letusan gunungapi
umumnya berona cerah.
3. Berdasarkan citra merah infrar panas, abu gunungapi
mencerminkan rona suhu sekitarnya.
4. Apabila dimonitor secara periodik, maka sebaran abu
dapat diikuti.
GEOTEKNIK

Penerapan foto udara dan citra lainnya di dalam geologi


teknik adalah:
1. Melokalisir bahan baku bangunan (sirtu dll).
2. Menghindari daerah labil (zona sesar, zona rawan
longsor) dan daerah yang lemah daya dukungnya.
3. Menentukan as bendungan.

Beberapa parameter yang dapat diketahui dari citra dan


foto udara adalah:
1. Litologi dan struktur geologi.
2. Vegetasi dan tanda gerakan massa (lereng terjal, road
cut, massa tanah terpotong sungai, seepage).
3. Kelembaban tanah, depresi memanjang dan tertutup
PENGEMBANGAN WILAYAH

Keadaan dan
bentuk medan:
topografi, potensi
air permukaan, po
la pengaliran, ke-
rapatan aliran, dae
rah tererosi dan
jenis erosi, daerah
sedimentasi, pola
pendangkalan su-
ngai, daerah ra-
wan banjir, pola
sedimentasi
pantai dan muara.
Keadaan masyarakat
sekitar: kota dan
kampung di sekitarnya,
penyebaran bangunan,
sistem transportasi,
sumberdaya manusia.
Penggunaan lahan:
adanya tambak, sawah,
ladang, kebun, hutan,
hutan campuran,
bahkan jumlah dan
volumenya dapat
dihitung.
KEGUNAAN PETA GEOMORFOLOGI

1. Bersifat umum:
Menekankan pada kegunaan kajian
yang bersifat analitik dan sintetik.

2. Bersifat khusus:
Berorientasi pada aspek terapan
yang bersifat pragmatik.
Aspek-aspek geomorfologi (cakupan utama di
dalam studi geomorfologi)
1. Studi bentuklahan atau morfologi, mempelajari
relief yang terdiri atas:
a. Aspek morfografi: bersifat pemerian suatu
daerah, seperti bukit, lembah, gunung, teras, be-
ting/pematang dll.
b. Aspek morfometri: aspek kuantitatif suatu
daerah, seperti
lereng, bentuk le-
reng, relief, beda
tinggi, ketinggi-
an, bentuk lem-
bah, tingkat pe-
ngikisan.
2. Studi mengenai morfogenesa, yaitu proses yang
mengakibatkan perubahan dan proses terjadinya
bentuklahan. Dibedakan menjadi:
a. Aspek morfo-struktur pasif: meliputi litologi
dan berhubungan dengan pelapukan.
b. Aspek morfo-struktur aktif: tenaga endogen,
yaitu pengangkatan, perlipatan, dan pensesaran.
c. Aspek morfo-dinamik: tenaga eksogen, ber-
hubungan dengan tenaga angin, air, es, gerakan
massa, kegunungapian.
3. Studi mengenai geomorfologi yang menekankan
pada evolusi pertumbuhan bentuklahan atau morfo-
kronologi, menentukan dan memerikan urutan
bentuklahan dan proses yang mempengaruhinya dari
segi umur.
4. Studi mengenai hubungan antara bentuklahan dan
lingkungan atau morfo-kelingkungan dan morfo-
asosiasi, seperti hubungan antara bentuklahan dan
unsur bentuklahan seperti batuan, struktur geologi,
air, tanah, vegetasi, dan penggunaan lahan.
Tugas mencari
hubungan antara obyek
survey pragmatic dan
survey analitik serta
holistik/sintetik
PENDEKATAN ANALITIK

Menyajikan satuan-satuan pemetaan


dan informasi geomorfologi yang meliputi
aspek-aspek geomorfologi utama, yaitu
morfometri, morfografi, morfogenesa,
Morfoasosiasi, morfokronologi dll.

Pada pendekatan analitik, satuan bentuk


lahan diklasifikasikan berdasarkan
genesanya.
PENDEKATAN SINTETIK

Merupakan suatu survey multi disiplin yang


menyajikan informasi terrain dalam
konteks lingkungan dan hubungannya
dengan ekologi bentuklahan.

Pada pendekatan sintetik, diperoleh empat


tingkatan klasifikasi, yaitu terrain, unit
terrain, sistem terrain, dan provinsi terrain
PENDEKATAN PRAGMATIK

Merupakan gabungan dari pendekatan


analitik dan sintetik.

Pendekatan pragmatik adalah untuk tujuan


pemetaan kelerengan, eksplorasi sumber
daya bumi, survey penutup lahan, bahaya
banjir, bencana letusan gunugapi, gerakan
massa keterlintasan jalan, pemetaan mor-
fokonservasi, hidromorfologi, dll.
TERAPAN GEOMORFOLOGI
1. Geomorfologi untuk berbagai survey dan
pemetaan (eksplorasi sumber daya
bumi)
2. Bencana geologi: bencana gempa bumi,
tsunami, letusan gunung api, banjir,
erosi, gerakan massa,
3. Survey tanah, hidrologi, kekeringan,
abrasi dan vegetasi.
4. Survey penggunaan lahan, urbanisasi,
keteknikan, perencanaan pembangunan
wilayah.
Morfografi Geomorfologi: bentuk
Morfo
logi Morfometri dan lereng

Morfostruk. Stratigrafi terbatas

GEOOLOGI
pasif dan litologi
Morfo Morfostruk. Struktur geologi:
genesa aktif lipatan, sesar
Morfo Proses-proses: fluvial,
dinamis karstifikasi dll.

Morfo- Hubungan
asosiasi Menunjang genesa
sekitar

KONSEP-KONSEP DASAR
GEOMORFOLOGI
BENCANA GEMPA BUMI
TATAAN TEKTONIK DI INDONESIA
LEMPENG
PASIFIK
120 mm/tahun
LEMPENG
EURASIA

LEMPENG INDIA-AUSTRALIA
50 - 70 mm/tahun 148
TUMBUKAN ANTARA
LEMPENG SAMUDERA DAN BENUA

PUSAT GEMPA
TEKTONIK
PETA PUSAT GEMPA DAN TSUNAMI
DI SUMATERA
BENCANA TSUNAMI

Kondisi pantai yang ber


beda dapat memberi pe-
ngaruh yang tidak sama
apabila terjadi tsunami

1. Pantai lurus landai


atau terjal
2. Pantai berteluk landai
atau terjal
Bencana tsunami
ABRASI DI PROVINSI ACEH
(STA 500+900) Desa Pasi Kuala Bau (STA 516+200) Desa Krueng Kuala Cangkuy

(STA 139+700) Desa Lhok Timun (STA 423+


800) Desa Pulole
ABRASI DI PROVINSI LAMPUNG
(STA 274+050) Desa Krul

(STA 274+050) Desa Krul (STA 273+300) Desa Krul


BENCANA ABRASI

Kondisi pantai yang ber


beda dapat memberi pe-
ngaruh yang tidak sama
apabila terjadi tsunami

1. Pantai lurus landai


atau terjal
2. Pantai berteluk landai
atau terjal
(STA 516+200) Desa Krueng Kuala Cangkuy

(STA 139+700) Desa Lhok Timun (STA 423+800) Desa Pulole


(STA 48+800) Kecamatan Kerkap (STA 27) Kecamatan Kerkap

(STA 273+300) Desa Krul

(STA 144+900) Desa Selalai


Korosi
stadium
berat
BENCANA BANJIR
Indikasi daerah banjir yang dapat diketahui dari peta
topografi dan citra antara lain ditunjukkan oleh:
• Daerah dengan kelembaban tanah tinggi.
• Daerah dataran/hamparan di sepanjang sungai yang
diperlihatkan oleh adanya braided stream.
• Dataran rendah di sepanjang aliran sungai stadium
tua atau berupa meandering.
• Dataran rendah di sekitar perpotongan sungai besar.
• Dataran rendah sekitar tanggul alami sungai.
• Penyempitan lebar tubuh sungai (bottle neck).
Bencana banjir
fungsi dari:
1. Kelerengan
2. Bentuk lahan
3. Litologi
4. Curah hujan
5. Penggunaan lahan
6. Kepadatan penduduk
7. …………………………….
Kondisi normal di
daerah Pagatan
(STA 221+300) Sungai Long
(STA 185+400) Desa Paya Baro Pangoh, Desa Suak Pandan

(STA 636+800) Jembatan Silatong (STA 576) Jembatan Gelombang


Desa Tunas Harapan Kampung Sigrun
BANJIR DI PROVINSI LAMPUNG
(STA 110) Sungai Way Ngarip,
Desa Dadisari

(STA 268) Sungai Way Pedada, (STA 298) Sungai Way Lemang,
Desa Way Pedada Desa Way Lemong
BANJIR DI PROVINSI BENGKULU
(STA 27) Kecamatan Kerkap (STA 35+750) Kecamatan Kerkap

(STA 110+860) Desa Maras (STA 4+100) Kecamatan Pondok


BANJIR DI PROVINSI SUMATERA BARAT

(STA 58+970) Kecamatan Pariaman Utara


(STA 133+900) Desa Padang Sawah

(STA 215+240) Kecamatan Hulu Tapan (STA 284+400) Desa Ala Gadang Barat
BANJIR DI PROVINSI SUMATERA UTARA
(STA 82+300) Desa Sangkunur (STA 24+500) Desa Satahi Nauli

(STA 120) Desa Nai Pos Pos Barat (STA 99) Desa Hapesong Baru
Banjir Kalsel (2008) dari pesawat
Banjir di Kalsel dilihat
dari darat
Penajaman terhadap
obyek air
BENCANA GERAKAN MASSA
(LONGSOR)
Gerakan massa fungsi
dari:
1. Kelerengan
2. Bentuk lahan
3. Litologi
4. Struktur geologi
5. Tebal tanah
6. Curah hujan
7. Penggunaan lahan
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Timur

Gambar 2. Peta geologi dan titik gerakan tanah

Aluvial Endapan Lahar

171

36

45

19

151

82

Morfoset Pawonsewu Batuan Gn. api Anjasmara Muda


157
144

169 158

Morfonit Gajahmungkur Batuan Gn. api Kelud Tua

Morfoset Pawonsewu Morfonit Klotok Endapan Lahar Batuan Gn. api Kelud Tua
TIMOR LT22 STA 166+400
(STA 70+80) Kecamatan Ketahun

FLORES
Ruas: 011 Maruni-Oransbari
(Km. 038+800).
Koord: X: 395998;
Y:9882757
Kepala jebatan tergerus
aliran sungai.

Ruas: 011 Maruni-Oransbari


(Km.029+900).
Koord: X:392565; Y:9889173
Tidak ada proteksi pada pilar
jembatan.
Bencana gerakan tanah
(Maret, 2004)
(Juli, 2002)

(Juli, 2002)
AWAS !
Luncuran bahan rombakan dan
pondasi tiang listrik retak-retak
Juni 2003

Maret 2004

AWAS !
Luncuran batu di atas
bidang gelincir dan
perlapisan batuan miring
ke arah jalan
(STA 660) Desa Situban Makmur

Badan jalan turun

(STA 214+5) Desa Suak Pandan


(STA 456) Desa Panjupihan
Badan jalan turun

(STA 456) Desa Panjupihan


Kondisi Jalan di Provinsi Bengkulu
(STA 70+80) Kecamatan Ketahun

(STA 40+660)
Kecamatan Kedurang

(STA 41+200) Kecamatan Kedurang


(STA 125) Desa Sukaraja

(STA 128) Desa Bengkunat (STA 136) Desa Bengkunat


BENCANA LETUSAN
GUNUNG API
Beberapa bidang rekayasa yang menggunakan
citra penginderaan jauh adalah :
1. Survei-survei material konstruksi.
2.Pemilihan rute untuk sistem transportasi.
3.Pemilihan lokasi yang potensial untuk
struktur-struktur rekayasa yang kritis, seperti
bendungan, pembangkit tenaga nuklir, dan
terowongan.
4.Penyelidikan longsoran.
5.Survei-survei kerusakan akibat bencana alam.
6.Penyelidikan polusi air.
7.Pengawasan gangguan-gangguan di lokasi
pertambangan.
8.Inventarisasi stockpile.
Bencana letusan gunungapi

1. Gunungapi aktif umumnya ditutupi oleh endapan


piroklastika, sedangkan pada gunung yang sudah
tidak aktif umumnya ditutupi oleh hutan lebat.
2. Abu dan bahan lain produk letusan gunungapi
umumnya berona cerah.
3. Berdasarkan citra merah infrar panas, abu gunungapi
mencerminkan rona suhu sekitarnya.
4. Apabila dimonitor secara periodik, maka sebaran abu
dapat diikuti.
KARAKTERITIK BENCANA GEMPABUMI
KARAKTERISTIK PENJELASAN
Fenomena sebab- Pergeseran/perpindahan batuan kerak bumi di sepanjang daerah sesar yang
akibat bergetar hingga kembali kedalam susunan kesetimbangan yang baru

Karakteristik Bergetarnya lapisan permukaan bumi akibat pelepasan energi gesekan


umum lempeng-lempeng tektonik, gunungapi, atau tanah longsor besar
Kemungkinan pemunculannya dapat diramalkan, tetapi waktu yang tepat
Kemungkinan tidak dapat dipastikan. Peramalan didasarkan pada pemantauan aktivitas
Peramalan seismik, sejarah kegempaan dan daerah yang dipengaruhinya dan observasi

Faktor-faktor (1) lokasi hunian di daerah sesar aktif, (2) bangunan yang tidak tahan
yang memberi terhadap gerakan tanah, (3) kompleks bangunan yang padat dengan tingkat
andil kerentanan hunian yang tinggi, (4) kurangnya akses informasi tentang risiko gempa
(1) kerusakan fisik: kerusakan bangunan atau infra struktur kebakaran, jebol-
nya bendungan, tanah longsor, kemungkinan terjadinya banjir. (2) korban:
Pengaruh- banyak di dekat pusat gempa yang berpenduduk padat /di sekitar bangunan
pengaruh khusus yang tidak tahan gempa, (3) kesehatan umum: luka-luka sampai meninggal,
yang merugikan diikuti ancaman banjir, cadangan air terkontaminasi, rusaknya fasilitas sani-
tasi, (4) cadangan air: sistem air rusak, polusi sumber air, perubahan tata air
Tindakan (1) pemetaan bahaya, (2) pelatihan dan program kesadaran umum, (3) peni-
pengurangan laian dan pengurangan kerentanan struktural, (4) kontrol penggunaan lahan /
risiko zonasi, peraturan, (5) pembangunan dan asuransi
Tindakan khusus Peringatan akan bahaya gempa
Kebutuhan (1) mencari dan menyelamatkan (SAR), (2) bantuan medis emergensi, (3)
khusus paska kebutuhan pemulihan kerusakan dan survei penilaian, (3) reparasi dan
bencana rekonstruksi, (4) pemulihan ekonomi
penilaian dampak Skala (Mercalli yang dimodifikasi, MSK), formulir kegunaan dan kerusakaan
BIDANG REKAYASA

Penerapan foto udara dan citra lainnya di dalam


bidang rekayasa adalah:

1. Melokalisir bahan baku bangunan (sirtu dll).

2. Menghindari daerah labil (zona sesar, zona


rawan longsor) dan daerah yang lemah daya
dukungnya.

3. Menentukan as bendungan.
BIDANG REKAYASA
PENGEMBANGAN WILAYAH

Keadaan dan
bentuk medan:
topografi, potensi
air permukaan, po
la pengaliran, ke-
rapatan aliran, dae
rah tererosi dan
jenis erosi, daerah
sedimentasi, pola
pendangkalan su-
ngai, daerah ra-
wan banjir, pola
sedimentasi
pantai dan muara.
Keadaan masyarakat
sekitar: kota dan
kampung di sekitarnya,
penyebaran bangunan,
sistem transportasi,
sumberdaya manusia.
Penggunaan lahan:
adanya tambak, sawah,
ladang, kebun, hutan,
hutan campuran,
bahkan jumlah dan
volumenya dapat
dihitung.
Penginderaan
jauh sebagai alat
monitoring
perkembangan
delta, daerah
rawan bencana dll
Upaya pencegahan bencana
lebih utama daripada upaya
penanganan akibat bencana
Upaya pengurangan dan
pencegahan bencana bukan
merupakan biaya,
tetapi investasi
SEGERA SOSIALISASIKAN
GERAKAN SADAR BENCANA DI
LINGKUNGAN MASYARAKAT
DAN PEMERINTAH
Kegunaan peta geomorfologi

Bersifat umum dan khusus:


1. Bersifat umum:
Menekankan pada kegunaan kajian yang bersifat
analitik dan sintetik.
2. Bersifat khusus:
Berorientasi pada aspek terapan yang bersifat
pragmatik
LAPORAN AKHIR 2012
LOKASI TITIK-TITIK RAWAN BENCANA
DI LINTAS BARAT SUMATERA

B. Kuncoro - 4 Desember 2012


Direktorat Bina Teknik, Dirjen Bina Marga, Kementerian PU
BANJIR DI PROVINSI BENGKULU
(STA 27) Kecamatan Kerkap (STA 35+750) Kecamatan Kerkap

(STA 110+860) Desa Maras (STA 4+100) Kecamatan Pondok


GERAKAN TANAH TERHADAP BADAN JALAN
GERAKAN TANAH TERHADAP BADAN JALAN
GERAKAN TANAH DI PROVINSI LAMPUNG
(STA 125) Desa Sukaraja (STA 128) Desa Bengkunat

(STA 128) Desa Bengkunat (STA 136) Desa Bengkunat


KONDISI JALAN DI (STA 270) Desa Panjupihan
PROVINSI LAMPUNG
(STA 147) Desa Bengkunat

(STA 135) Desa Bengkunat


GERAKAN TANAH DI PROVINSI SUMATERA BARAT

(STA 32) Ruas Jalan Kayu Arau - Painan (STA 132+100) Desa Padang Sawah

(STA 31) Ruas Jalan Kayu Arau - Painan (STA 127+675) Desa Salareh Ala
ABRASI DI PROVINSI LAMPUNG
(STA 274+050) Desa Krul

(STA 274+050) Desa Krul (STA 273+300) Desa Krul


ABRASI DI PROVINSI BENGKULU
(STA 48+800) Kecamatan Kerkap (STA 27) Kecamatan Kerkap

(STA 144+900) Desa Selalai

(STA 144+900) Desa Selalai


BENCANA LINGKUNGAN KOROSIF
Korosi awal

(STA 273+300) Desa Krul


BENCANA LINGKUNGAN KOROSIF

Korosi stadium menengah


BENCANA LINGKUNGAN KOROSIF

Korosi stadium berat


BENCANA LINGKUNGAN KOROSIF

Korosi stadium berat


Hilangnya elemen-elemen penting jembatan
Bencana akibat beban berlebih
(STA 228) Jembatan Way Tenubang, (STA 104) Jembatan Way Tenubang,
Desa Balai Desa Wonosobo

(STA 228) Jembatan Way Tenubang,


Desa Balai
(STA 118+600) Jembatan Air Lalang
Desa Ketahun
Peta-peta tematik yang berpengaruh
terhadap bencana

BENCANA
PETA-PETA Gempa Tsuna Gerakan
Abrasi Banjir
bumi mi tanah
1. Peta pola pengaliran
2. Peta kelerengan
3. Peta bentuklahan
4. Peta kekasaran pantai
5. Peta geologi
6. Peta magnitude gempa
7. Peta kedalaman gempa
8. Peta curah hujan
9. Peta penggunaan lahan
10. Peta kepadatan penduduk
Upaya pencegahan bencana
lebih utama daripada upaya
penanganan akibat bencana
Upaya pengurangan dan
pencegahan bencana bukan
merupakan biaya,
tetapi investasi
KEPADA KITA SEMUA
SELAMAT MENYONGSONG FAJAR
MENYINGSING MEMBANGUN KETAHANAN
GERAKAN SADAR BENCANA
Bencana banjir
fungsi dari:
1. Kelerengan
2. Bentuk lahan
3. Litologi
4. Curah hujan
5. Penggunaan lahan
6. Kepadatan
penduduk
7. …………………………….
BENCANA GERAKAN
MASSA (LONGSOR)
Gerakan massa fungsi
dari:
1. Kelerengan
2. Bentuk lahan
3. Litologi
4. Struktur geologi
5. Tebal tanah
6. Curah hujan
7. Penggunaan lahan
Ilmu pengetahuan tentang
Studi tentang bentuklahan
bentuklahan (Thornburry,
(Lobeck, 1939).
1954).

Apa itu,
Geomorfologi?
Studi yang menguraikan ben-
tuklahan dan proses yang Studi mengenai bentuklahan,
mempengaruhi pembentukan terutama tentang sifat alami,
nya serta menyelidiki hubung asal mula, proses,
an timbal balik antara bentuk perkembangan, dan
lahan dan proses dalam komposisi materialnya
tatanan keruangannya (van (Cooke, et al., 1974).
Zuidam, et al., 1979).
Selamat menyongsong
fajar menyingsing
Content

LATAR BELAKANG

PENGALAMAN SIMADA

PERMASALAHAN PERBATASAN

PERAN SERTA PERGURUAN TINGGI


RENCANA USULAN PROGRAM KE
KEMENTERIAN/LEMBAGA

KEMENTERIAN KEMENTERIAN
PERTAHANAN: ESDM:
BADAN NASIONAL
PENGELOLA Seminar Penyusunan Peta
PERBATASAN (BNPP) Kebangsaan dan wilayah
Belanegara pertambangan di
Kajian Penguatan
kawasan
Kelembagaan Lomba Olimpiade
perbatasan.
BNPP. Kebangsaan
Untuk Tingkat Program
Kajian Aspek Sosial
PAUD, Sekolah pemetaan potensi
Ekonomi Lintas
Dasar, Sekolah sumberdaya bumi
Batas Negara
Menengah di wilayah
Pertama dan Atas. perbatasan.
Edit Title Here

Edit Text Here Edit Text Here

Edit Text Here

Edit Text Here


Edit Title Here

Edit Text
Here

Edit Text
Here

Edit Text Edit Text Edit Text


Here Here Here
Edit Title Here

Anda mungkin juga menyukai