BENCANA GEOLOGI
Bambang Kuncoro
Wregoseno Giamboro
Kesepakatan perkuliahan
Pengertian geomorfologi
171
36
45
19
151
82
169 158
Morfoset Pawonsewu Morfonit Klotok Endapan Lahar Batuan Gn. api Kelud Tua
BENCANA BANJIR
Keadaan dan
bentuk medan:
topografi, potensi
air permukaan, po
la pengaliran, ke-
rapatan aliran, dae
rah tererosi dan
jenis erosi, daerah
sedimentasi, pola
pendangkalan su-
ngai, daerah ra-
wan banjir, pola
sedimentasi
pantai dan muara.
Keadaan masyarakat
sekitar: kota dan
kampung di sekitarnya,
penyebaran bangunan,
sistem transportasi,
sumberdaya manusia.
Penggunaan lahan:
adanya tambak, sawah,
ladang, kebun, hutan,
hutan campuran,
bahkan jumlah dan
volumenya dapat
dihitung.
Penginderaan
jauh sebagai alat
monitoring
perkembangan
delta, daerah
rawan bencana dll
TSUNAMI
171
36
45
19
151
82
169 158
Morfoset Pawonsewu Morfonit Klotok Endapan Lahar Batuan Gn. api Kelud Tua
BENCANA BANJIR
Keadaan dan
bentuk medan:
topografi, potensi
air permukaan, po
la pengaliran, ke-
rapatan aliran, dae
rah tererosi dan
jenis erosi, daerah
sedimentasi, pola
pendangkalan su-
ngai, daerah ra-
wan banjir, pola
sedimentasi
pantai dan muara.
Keadaan masyarakat
sekitar: kota dan
kampung di sekitarnya,
penyebaran bangunan,
sistem transportasi,
sumberdaya manusia.
Penggunaan lahan:
adanya tambak, sawah,
ladang, kebun, hutan,
hutan campuran,
bahkan jumlah dan
volumenya dapat
dihitung.
Penginderaan
jauh sebagai alat
monitoring
perkembangan
delta, daerah
rawan bencana dll
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Timur
171
36
45
19
151
82
169 158
Morfoset Pawonsewu Morfonit Klotok Endapan Lahar Batuan Gn. api Kelud Tua
BENCANA BANJIR
2. Bersifat khusus:
Berorientasi pada aspek terapan yang bersifat
pragmatik
Pendekatan Analitik
171
36
45
19
151
82
169 158
Morfoset Pawonsewu Morfonit Klotok Endapan Lahar Batuan Gn. api Kelud Tua
BENCANA BANJIR
Keadaan dan
bentuk medan:
topografi, potensi
air permukaan, po
la pengaliran, ke-
rapatan aliran, dae
rah tererosi dan
jenis erosi, daerah
sedimentasi, pola
pendangkalan su-
ngai, daerah ra-
wan banjir, pola
sedimentasi
pantai dan muara.
Keadaan masyarakat
sekitar: kota dan
kampung di sekitarnya,
penyebaran bangunan,
sistem transportasi,
sumberdaya manusia.
Penggunaan lahan:
adanya tambak, sawah,
ladang, kebun, hutan,
hutan campuran,
bahkan jumlah dan
volumenya dapat
dihitung.
KEGUNAAN PETA GEOMORFOLOGI
1. Bersifat umum:
Menekankan pada kegunaan kajian
yang bersifat analitik dan sintetik.
2. Bersifat khusus:
Berorientasi pada aspek terapan
yang bersifat pragmatik.
Aspek-aspek geomorfologi (cakupan utama di
dalam studi geomorfologi)
1. Studi bentuklahan atau morfologi, mempelajari
relief yang terdiri atas:
a. Aspek morfografi: bersifat pemerian suatu
daerah, seperti bukit, lembah, gunung, teras, be-
ting/pematang dll.
b. Aspek morfometri: aspek kuantitatif suatu
daerah, seperti
lereng, bentuk le-
reng, relief, beda
tinggi, ketinggi-
an, bentuk lem-
bah, tingkat pe-
ngikisan.
2. Studi mengenai morfogenesa, yaitu proses yang
mengakibatkan perubahan dan proses terjadinya
bentuklahan. Dibedakan menjadi:
a. Aspek morfo-struktur pasif: meliputi litologi
dan berhubungan dengan pelapukan.
b. Aspek morfo-struktur aktif: tenaga endogen,
yaitu pengangkatan, perlipatan, dan pensesaran.
c. Aspek morfo-dinamik: tenaga eksogen, ber-
hubungan dengan tenaga angin, air, es, gerakan
massa, kegunungapian.
3. Studi mengenai geomorfologi yang menekankan
pada evolusi pertumbuhan bentuklahan atau morfo-
kronologi, menentukan dan memerikan urutan
bentuklahan dan proses yang mempengaruhinya dari
segi umur.
4. Studi mengenai hubungan antara bentuklahan dan
lingkungan atau morfo-kelingkungan dan morfo-
asosiasi, seperti hubungan antara bentuklahan dan
unsur bentuklahan seperti batuan, struktur geologi,
air, tanah, vegetasi, dan penggunaan lahan.
Tugas mencari
hubungan antara obyek
survey pragmatic dan
survey analitik serta
holistik/sintetik
PENDEKATAN ANALITIK
GEOOLOGI
pasif dan litologi
Morfo Morfostruk. Struktur geologi:
genesa aktif lipatan, sesar
Morfo Proses-proses: fluvial,
dinamis karstifikasi dll.
Morfo- Hubungan
asosiasi Menunjang genesa
sekitar
KONSEP-KONSEP DASAR
GEOMORFOLOGI
BENCANA GEMPA BUMI
TATAAN TEKTONIK DI INDONESIA
LEMPENG
PASIFIK
120 mm/tahun
LEMPENG
EURASIA
LEMPENG INDIA-AUSTRALIA
50 - 70 mm/tahun 148
TUMBUKAN ANTARA
LEMPENG SAMUDERA DAN BENUA
PUSAT GEMPA
TEKTONIK
PETA PUSAT GEMPA DAN TSUNAMI
DI SUMATERA
BENCANA TSUNAMI
(STA 268) Sungai Way Pedada, (STA 298) Sungai Way Lemang,
Desa Way Pedada Desa Way Lemong
BANJIR DI PROVINSI BENGKULU
(STA 27) Kecamatan Kerkap (STA 35+750) Kecamatan Kerkap
(STA 215+240) Kecamatan Hulu Tapan (STA 284+400) Desa Ala Gadang Barat
BANJIR DI PROVINSI SUMATERA UTARA
(STA 82+300) Desa Sangkunur (STA 24+500) Desa Satahi Nauli
(STA 120) Desa Nai Pos Pos Barat (STA 99) Desa Hapesong Baru
Banjir Kalsel (2008) dari pesawat
Banjir di Kalsel dilihat
dari darat
Penajaman terhadap
obyek air
BENCANA GERAKAN MASSA
(LONGSOR)
Gerakan massa fungsi
dari:
1. Kelerengan
2. Bentuk lahan
3. Litologi
4. Struktur geologi
5. Tebal tanah
6. Curah hujan
7. Penggunaan lahan
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Timur
171
36
45
19
151
82
169 158
Morfoset Pawonsewu Morfonit Klotok Endapan Lahar Batuan Gn. api Kelud Tua
TIMOR LT22 STA 166+400
(STA 70+80) Kecamatan Ketahun
FLORES
Ruas: 011 Maruni-Oransbari
(Km. 038+800).
Koord: X: 395998;
Y:9882757
Kepala jebatan tergerus
aliran sungai.
(Juli, 2002)
AWAS !
Luncuran bahan rombakan dan
pondasi tiang listrik retak-retak
Juni 2003
Maret 2004
AWAS !
Luncuran batu di atas
bidang gelincir dan
perlapisan batuan miring
ke arah jalan
(STA 660) Desa Situban Makmur
(STA 40+660)
Kecamatan Kedurang
Faktor-faktor (1) lokasi hunian di daerah sesar aktif, (2) bangunan yang tidak tahan
yang memberi terhadap gerakan tanah, (3) kompleks bangunan yang padat dengan tingkat
andil kerentanan hunian yang tinggi, (4) kurangnya akses informasi tentang risiko gempa
(1) kerusakan fisik: kerusakan bangunan atau infra struktur kebakaran, jebol-
nya bendungan, tanah longsor, kemungkinan terjadinya banjir. (2) korban:
Pengaruh- banyak di dekat pusat gempa yang berpenduduk padat /di sekitar bangunan
pengaruh khusus yang tidak tahan gempa, (3) kesehatan umum: luka-luka sampai meninggal,
yang merugikan diikuti ancaman banjir, cadangan air terkontaminasi, rusaknya fasilitas sani-
tasi, (4) cadangan air: sistem air rusak, polusi sumber air, perubahan tata air
Tindakan (1) pemetaan bahaya, (2) pelatihan dan program kesadaran umum, (3) peni-
pengurangan laian dan pengurangan kerentanan struktural, (4) kontrol penggunaan lahan /
risiko zonasi, peraturan, (5) pembangunan dan asuransi
Tindakan khusus Peringatan akan bahaya gempa
Kebutuhan (1) mencari dan menyelamatkan (SAR), (2) bantuan medis emergensi, (3)
khusus paska kebutuhan pemulihan kerusakan dan survei penilaian, (3) reparasi dan
bencana rekonstruksi, (4) pemulihan ekonomi
penilaian dampak Skala (Mercalli yang dimodifikasi, MSK), formulir kegunaan dan kerusakaan
BIDANG REKAYASA
3. Menentukan as bendungan.
BIDANG REKAYASA
PENGEMBANGAN WILAYAH
Keadaan dan
bentuk medan:
topografi, potensi
air permukaan, po
la pengaliran, ke-
rapatan aliran, dae
rah tererosi dan
jenis erosi, daerah
sedimentasi, pola
pendangkalan su-
ngai, daerah ra-
wan banjir, pola
sedimentasi
pantai dan muara.
Keadaan masyarakat
sekitar: kota dan
kampung di sekitarnya,
penyebaran bangunan,
sistem transportasi,
sumberdaya manusia.
Penggunaan lahan:
adanya tambak, sawah,
ladang, kebun, hutan,
hutan campuran,
bahkan jumlah dan
volumenya dapat
dihitung.
Penginderaan
jauh sebagai alat
monitoring
perkembangan
delta, daerah
rawan bencana dll
Upaya pencegahan bencana
lebih utama daripada upaya
penanganan akibat bencana
Upaya pengurangan dan
pencegahan bencana bukan
merupakan biaya,
tetapi investasi
SEGERA SOSIALISASIKAN
GERAKAN SADAR BENCANA DI
LINGKUNGAN MASYARAKAT
DAN PEMERINTAH
Kegunaan peta geomorfologi
(STA 32) Ruas Jalan Kayu Arau - Painan (STA 132+100) Desa Padang Sawah
(STA 31) Ruas Jalan Kayu Arau - Painan (STA 127+675) Desa Salareh Ala
ABRASI DI PROVINSI LAMPUNG
(STA 274+050) Desa Krul
BENCANA
PETA-PETA Gempa Tsuna Gerakan
Abrasi Banjir
bumi mi tanah
1. Peta pola pengaliran
2. Peta kelerengan
3. Peta bentuklahan
4. Peta kekasaran pantai
5. Peta geologi
6. Peta magnitude gempa
7. Peta kedalaman gempa
8. Peta curah hujan
9. Peta penggunaan lahan
10. Peta kepadatan penduduk
Upaya pencegahan bencana
lebih utama daripada upaya
penanganan akibat bencana
Upaya pengurangan dan
pencegahan bencana bukan
merupakan biaya,
tetapi investasi
KEPADA KITA SEMUA
SELAMAT MENYONGSONG FAJAR
MENYINGSING MEMBANGUN KETAHANAN
GERAKAN SADAR BENCANA
Bencana banjir
fungsi dari:
1. Kelerengan
2. Bentuk lahan
3. Litologi
4. Curah hujan
5. Penggunaan lahan
6. Kepadatan
penduduk
7. …………………………….
BENCANA GERAKAN
MASSA (LONGSOR)
Gerakan massa fungsi
dari:
1. Kelerengan
2. Bentuk lahan
3. Litologi
4. Struktur geologi
5. Tebal tanah
6. Curah hujan
7. Penggunaan lahan
Ilmu pengetahuan tentang
Studi tentang bentuklahan
bentuklahan (Thornburry,
(Lobeck, 1939).
1954).
Apa itu,
Geomorfologi?
Studi yang menguraikan ben-
tuklahan dan proses yang Studi mengenai bentuklahan,
mempengaruhi pembentukan terutama tentang sifat alami,
nya serta menyelidiki hubung asal mula, proses,
an timbal balik antara bentuk perkembangan, dan
lahan dan proses dalam komposisi materialnya
tatanan keruangannya (van (Cooke, et al., 1974).
Zuidam, et al., 1979).
Selamat menyongsong
fajar menyingsing
Content
LATAR BELAKANG
PENGALAMAN SIMADA
PERMASALAHAN PERBATASAN
KEMENTERIAN KEMENTERIAN
PERTAHANAN: ESDM:
BADAN NASIONAL
PENGELOLA Seminar Penyusunan Peta
PERBATASAN (BNPP) Kebangsaan dan wilayah
Belanegara pertambangan di
Kajian Penguatan
kawasan
Kelembagaan Lomba Olimpiade
perbatasan.
BNPP. Kebangsaan
Untuk Tingkat Program
Kajian Aspek Sosial
PAUD, Sekolah pemetaan potensi
Ekonomi Lintas
Dasar, Sekolah sumberdaya bumi
Batas Negara
Menengah di wilayah
Pertama dan Atas. perbatasan.
Edit Title Here
Edit Text
Here
Edit Text
Here