Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PEMENCARAN DAN MIGRASI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Biogeografi

ABKA563

Yang Diampu Oleh

Dr. H. Sidharta Adyatma, M.Si

Disusun Oleh

Aprilia Rahmadiana

1910115220027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

2022
KATA PENGANTAR

Saya panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah melimpahkan
hidayahnya dan memberi saya kesempatan dalam menyelesaikan makalah ini.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Biogeografi bagi para Mahasiswa
dari Program Studi Pendidikan Geografi angakatan 2019.

Dikesempatan ini,penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan
dukungan moral dan juga bimbingannya. Ucapan terima kasih saya tunjukan kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa


2. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungannya kepada saya.
3. Bapak Dr. H. Sidharta Adyatma, M.Si
4. Teman-teman yang telah membantu memahamkan dalam hal-hal yang saya tidak
mengerti.

Susunan makalah ini sudah dibuat dengan sebaik-baiknya. Namun tentu masih banyak
kekurangan. Oleh sebab itu,jika ada kritik dan saran apapun yang sifatnya membangun bagi
penulis,dengan senang hati penulis terima.

Banjarmasin , 24 Febuari 2022

Penulis

DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang........................................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah...................................................................................................................1

1.3. Tujuan Penulisan.....................................................................................................................1

BAB II KAJIAN TEORI

2.1. Pengertian dan Ruang Lingkup Biogeografi.........................................................................2

2.2. Pengertian Migrasi Hewan..................................................................................................2-3

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pengertian geografi tumbuhan............................................................................1

3.2. Pengertian pemencaran pada tumbuhan........................................................................1-2..

3.3. Model pemencaran berdasarkan faktor yang mempengaruhi....................................2-10

3.4. Penghalang pemencaran pada tumbuhan...........................................................10--12

3.5. Pengertian Migrasi Hewan..............................................................................12-14

BAB V PENUTUP

4.1. Kesimpulan..........................................................................................................................15

4.2. Saran.....................................................................................................................................15

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Migrasi adalah gerak berkepanjangan yang membawa binatang keluar dari habitat akrab,
cenderung linear, tidak zigzag, melibatkan perilaku khusus seperti persiapan (overfeeding),
sampai saat tibanya, dan menuntut alokasi energy khusus.

Mahluk hidup dapat menyebar dengan kisaran luas maupun sempit, tergantung cara
pemencarannya. Ada organisme yang tersebar luas (organisme kosmopolit), misalnya: kecoa dan
lumut, ada pula yang hanya berada disuatu daerah tertentu (organisme endemik), misalnya:
bunga raflesia dan badak jawa.

Berdasarkan hal tersebut, maka makalah ini dibuat guna memberikan pemahaman yang
lebih mengenai migrasi atau pemencaran hewan dan tumbuhan.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Bagaimana migrasi hewan dan pemencaran tumbuhan?

1.2.2. Bagaimana migrasi hewan dan pemencaran tumbuhan serta barier atau faktor penghambat
migrasi hewan?

1.3. Tujuan Penulisan

1.3.1. Dapat menambah wawasan atau pengetahuan mengenai bagaimana migrasi hewan dan
pemencaran tumbuhan.

1.3.2. Dapat memahami maksud dari migrasi hewan dan pemencaran tumbuhan serta barier atau
faktor penghambat.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Pemencaran Tumbuhan

Pemencaran dan migrasi (perpindahan) merupakan dua aktivitas yang berlainan, walaupun pada
dasarnya memiliki kaitan yang erat. Pemencaran hanya melibatkan diseminasi dari induk dan
penyebaran (dalam arti dinamik) kesuatu tempat yang baru, sedangkan migrasi (perpindahan)
mencakup keberhasilan pertumbuhan dan penghunian yang tetap.

Pemencaran merupakan proses esensial yang mendahului migrasi yang sesungguhnya hanya
dapat tercapai dengan penghunian yang tetap ditempat yang baru. Di alam hanya sebagian kecil
bagian tubuh tumbuhan yang dapat dipancarkan, dan yang dapat dengan tepat disebut sebagai
diseminul atau diaspora, benar-benar tumbuh disuatu tempat dan benar-benar melakukan
migrasi. Bukan hanya karena sebagian besar telah mati awal (premature), atau jatuh ditanah
gundul, atau terhenti ditempat yang tidak memberikan kesempatan bagi mereka untuk mulai
dengan kehidupan baru, atau gagal untuk mepertahankan diri dalam perjuangan melawan
persaingan yang lebih kuat, tetapi kondisi ekologi dan reaksi fisiologi harus terletak dalam batas-
batas yang sempit untuk keberhasilan terakhir.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pemencaran tumbuhan dapat diartikan sebagai
proses perkembangbiakan tumbuhan. Pada hakekatnya pemencaran dan perkembangbiakan
sama-sama bertujuan untuk memperbanayak jumlah dari tumbuhan tersebut, tapi pada dasrnya
keduanya berbeda.

2.2. Pengertian Migrasi Hewan

Migrasi hewan adalah sebuah gerakan periodik hewan dari tempat dimana ia telah tinggal
kedaerah yang baru dan kemudian melakukan perjalan kehabitat asli. Migrasi hewan pada
umumnya menggunakan rute yang sama dari tahun ke tahun, dari generasi ke generasi. Tanas
lintasan berupa gunung, sungai, dan padang yang luas. Pada umunya, factor utama hewan
bermigrasi biasaya untuk mencari makanan yang berlimpah, dan tempat yang baik untuk
berkembang biak. Gerakan perpindahan hewan biasanya terkait dengan perubahan musim.
Banyak hewan bermigrasi kedaerah utara selama bulan-bulan musim panas. Dalam musim panas
yang panjang bumi bagian utara terdapat keterjaminan pasokan makanan.

Migrasi hewan berdasarkan luas cakupannya dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:

1. Cakupan geografis, yaitu daerah penyebarannya yang meliputi daratan dan sistem
perairan.
2. Cakupan geologis, yaitu keadaan daratan dan lautan dimasa lampau.
3. Cakupan ekologis, yaitu daerah penyebarannya dengan kondisi yang sesuai.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian geografi tumbuhan

Biologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan makhluk hidup. Studi tentang makhluk
hidup ini bercabang dua yaitu ilmu tumbuhan (botani) dan ilmu hewan (zoologi).

Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena-fenomena geosfera
yaitu atmosfera, hidrosfera, litosfera, dan biosfera dengan sudut pandang kelingkungan,
kewilayahan dalam konteks keruangan.

Biologi yang dikaitkan dengan geografi memunculkan biogeografi, yaitu ilmu yang mempelajari
penyebaran makhluk hidup diatas permukaan bumi serta hubungan-hubungannya dengan ruang
dan waktu.

Biogeografi ini terbagi atas tiga disiplin ilmu yaitu geografi manusia (human geography),
geografi hewan (zoogeography) dan geografi tumbuhan (plant geography = Phythogeography).

Geografi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari fenomena-fenomena tumbuhan dalam hal
persamaan maupun perbedaan dalam kaitannya dengan kelingkungan, kewilayahan dalam
konteks keruangan. Demikian juga dengan geografi hewan adalah sebagai ilmu yang
mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena dunia hewan yang berkaitan dengan aspek
kelingkungan maupun kewilayahan dalam konteks keruangan.

3.2. Pengertian pemencaran pada tumbuhan

Pemencaran dan perpindahan merupakan dua aktivitas yang berlainan, walaupun mempunyai
kaitan yang erat. Pemencaran hanya melibatkan diseminasi dari induk dan penyebaran ( dalam
arti dinamik) ke suatu tempat yang baru, sedang perpindahan mencakup pula keberhasilan
pertumbuhan dan penghunian yang tetap. Pemencaran merupakan proses esensial yang
mendahului migrasi, yang sesungguhnya hanya dapat tercapai dengan penghuniantetap di tempat
yang baru. Di dalam alam hanya sebagian kecil begian tubuh tumbuhan yang dapat dipancarkan,
dan yang dapat dengan tepat disebut sebagai diseminul atau diaspora, benar-benar tumbuh di
sutu tempat dan benar-benar melakukan migrasi. Bukan hanya karena sebagian besar telah mati
awal (premature) atau jatuh di tanah gundul,atau terhenti di tempat yang tidak member
kesempatan bagi mereka untuk mulai dengan suatu kehidupan baru, atau gagal untuk
mempertahankan diri dalam perjuangan melawan persaingan yang lebih kuat, tetapi kondisi
ekologi dan reaksi fisiologi harus terletak dalam batas-batas yang sempit untuk keberhasilan
terakhir.

3.3. Model pemencaran berdasarkan faktor yang mempengaruhi

1. Pemencaran Tumbuhan Tanpa Bantuan Faktor Luar

Cara pemencaran ini dinamakan pula pemencaran mekanik. Pemencaran ini disebabkan oleh
proses yang terjadi pada organism itu sendiri sehingga jarak pemencarannya tidak begitu jauh
dari induknya. Pemencaran tanpa bantuan factor luar dapat dilakukan melalui pertumbuhan
bagian vegetatif, mekanisme letupan, dan gerak higroskopis. Pemencaran ini biasanya
menggunakan alat pemencaran yang biasanya tidak memungkinkan penyebaran yang luas.

a. Pemencaran melalui Pertumbuhan Bagian Vegetatif

Bagian vegetatif yang biasanya digunakan dalam pemencaran tumbuhan adalah akar, batang,
daun, dan buah beserta modifikasinya. Bagian vegetatif ini tidak memungkinkan penyebaran
yang luas, misalnya:

 Stolon atau Geragih

Batang yang menjalar di atas tanah, Tunas tumbuh di sepanjang batang. Contoh : pada rumput
teki, pegagan, rumput gajah, strawberi.

 Umbi Batang

Bagian batang yang digunakan untuk menyimpan makanan umbi, ini mempunyai banyak tunas,
bila keadaan lingkungan cocok, mata tunas akan tumbuh menjadi tumbuhan baru. Contoh :
kentang.

 Umbi Lapis
Merupakan batang dengan ruas-ruas yang sangat pendek dan sangat rapat. Pada setiap ruas
terdapat lapisan sisik yang merupakan modifikasi dari daun. Contoh : bawang merah, bakung,
tulip, leli.

 Akar Rimpang atau Akar Tinggal (Rizom)

Merupakan batang yang menjalar di bawah permukaan tanah. Contoh : beberapa jenis rumput,
kunyit, lengkuas, jahe, dahlia.

b. Pemencaran melalui Mekanisme Letupan

Mekanisme pemencaran melalui letupan biasanya tumbuh denngan intensif sehingga menjadi
keuntungan besar dalam migrasi tumbuhan. Maka, tumbuhan yang dapat menembakan benihnya
ke luar, sekaligus dapat melontarkan benih itu ke dalam angin yang sedang bertiup atau kepada
hewan yang sedang lewat yang akan membawa benih tadi sampai sejauh beberapa mil.
Mekanisme pemencaran letupan umumnya dilakukan oleh tumbuhan polong-polongan, seperti
turi. Tanaman lainnya misalnya jarak (Ricinus communis), bunga keembung, dan karet (Hevea
brasiliensis) juga melakukan pemencaran dengan cara ini. Melalui mekanisme pemencaran ini,
buah akan pecah melontarkan buah ataupun sporanya.

c. Pemencaran melalui Mekanisme Gerak Higroskopis

Mekanisme pemencaran ini juga berupa letupan, namun terjadinya jika dalam kondisi basah.
Contoh tumbuhan yang melakukan pemencaran seperti ini adalah pacar air dan kapsul spora
pada lumut.

2. Pemencaran Tumbuhan dengan Bantuan Faktor Luar

Pemencaran tumbuhan dapat pula dibantu oleh factor luar. Alat pembiakan tumbuhan yang
pemencarannya dibantu oleh factor luar tersebut biasanya memiliki beberapa modifikasi yang
mendukung proses pemencaran tersebut. Berdasarkan factor yang menjadi perantara dalam
penyebarannya, pemencaran jenis ini dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu berdasarkan
bantuan angin, bantuan air, bantuan hewan, dan bantuan manusia.

a. Pemencaran dengan Bantuan Angin (Anemokori)


Anemokori (Anemos berarti angin dan chorein berarti penyebaran) akan berlangsung efektif jika
alat kembang biak yang dipencarkan mengalami modifikasi yang mendukung gerak pemencaran.
Berdasarkan modifikasi alat kembang biak tersebut, pemencaran secara anemokori dilakukan
dengan cara berikut.

 Buah bersayap

Buah ini yang terutama juga terdapat pada pohon-pohon dan semak-semak, merupakan buah
yang mengalami modifikasi sedemikian rupa, sehingga menyebabkan pada waktu lepas oleh
angin,setidak-tidaknya keluar dari pengaruh lingkungan dekatinduknya,atau untuk
menggelinding pergiseperti halnya pada buah-buah yang menggelembung. Sering kali
penerbangannya bersifat terpuntir-puntir, dan jarak yang dicapai tidak begitu jauh. Tiap buah,
seperti pada Betula spp., atau separuh buah yang terpisah, seperti pada Acer spp., biasanya salah
satu bijinya berfungsi.

 Biji Bersayap

Pada biji-biji bersayap ini biasanya terdapat bagian kulit yang tipis yang membentuk sayap, yang
bila biji-biji itu dibebaskan misalnya dengan pecahnya kulit buah biji yang dihasilkan dalam
jumlah yang cukup besar itu akan terbawa oleh angin dan memungkinkan biji dipencarkan lebih
jauh. Biasanya gerak pemencaran kelompok biji ini dengan cara meluncur dan memutar.
Tumbuhan yang melakukan cara ini diantaranya adalah pinus, mahoni (Sweitenia mahagoni),
angsana (Pterocarpus sp.), mapel, damar (Agathis alba), meranti (Shorea sp) dan tanaman suku
Dipterocarpaceae.

 Buah berjambul/berjumbai

Dalam golongan ini termasuk tumbuhan taraxacum spp. Yang lazim dikenal, buah seperti bulu
yang panjang seperti Avena spp., (Genum), dan buah-buahan berambut sutra pada rumput kapas
(Eriophorum spp.). Alat-alat tambahannya menyebabkan buah-buahan itu terlepas dari angindan
melayang-layang pergi, sering untuk jarak yang cukup jauh.Tumbuhan yang bersangkutan
biasanya berupa terna dan mencakup banyak rambut.

 Biji Berjambul/berjumbai
Jambul pada buah merupakan alat tambahan hasil perluasan kulit buah yang berguna untuk
melayang pada saat jatuh sehingga dapat terpencar lebih jauh. Jambul tersebut dapat berupa
rambut jambut (pappus), misalnya pada aster dan Gerbera, ataupun berupa rambut wol, misalnya
pada kapas.

 Biji Serbuk dan Spora

Ukuran biji dan spora yang sangat kecil memungkinkan alat perkembangbiakan ini terbawa
angin sampai ke tempat yang jauh. Contoh tumbuhan yang melakukan pemencaran ini adalah
jamur dan anggrek.

 Rumput Gulung (rumput lomba-lomba)

Istilah “rumput gulung” digunakan untuk menggambarkan pemencaran berupa tercabutnya biji
dalam buah atau perbungaan yang bergulung-gulung di permukaan tanah akibat tiupan angin
yang mengakibatkan biji terpencar sepanjang daerah yang dilaluinya. Rumput-rumput yang
demikian itu, atau sebagian tubuhnya yang mengandung biji, cenderung untuk menggulung
disaat angin melintasi lahan terbuka, biasanya menaburkan biji-biji atau buahnya pada waktu
yang bergulung-gulung. Pada umumnya tumbuha itu merupakan tanaman berumur pendek yang
bercabang-cabang rapat yang kaku dan memencar dari suatu batang yang terletak di pusat dan
keseluruhan mempunyai bentuk yang membulat.

Tumbuhan yang melakukan pemencaran ini adalah rumput grinting (Spinifex sp.) yang hidup di
pantai, distel Rusia (Salsola pestifer) di Amerika Utara dan Erynngium sp, di batas utara Sahara
di Mesir.

 Pedupaan (Lontaran)

Mekanisme pemencaran jenis ini untuk menggambarkan keluarnya biji-bii dari buah yang
berlubang yang terletak pada pucuk tangkai akibat bergoyangnya buah karena bertiup angin atau
terguncang oleh sentuhan hewan yang lewat. Tangkai yang panjang dan tinggi melengkung
akibat tiupan angin dan kemudian melengkung kembali dengan serta melontarkan sebagian isi
buahnya ke luar ke arah berlawanan. Buah opium (Popover somniferum) dan Aristolochia
merupakan contoh tumbuhan yang memencarkan bijinya melalui pedupaan.
 Lain organ atau lain cara

Dalam kategori ini termasuk potongan-potongan tumbuhan epifit (tumbuhan yang hidup pada
tumbuhan lain) seperti misalnya lumut Spanyol ( tillandsia usneoides) yang terhembus ke
tempat-tempat baru pada poohon tempat tumbuhnya, sering dalam jumlah yang melimpah. Biji-
biji yang kebetulan melekat atau ikut tergulung dalam daun-daun kering terangkut bersama daun-
daun itu sampai jarak yang cukup jauh. Biji-biji atau buah-buah yang menempel pada tangkai-
tangkai berperekat (misalnya pada penangkap lalat, lychnis spp.) yang terhembus angin setelah
terlepas dan soredium lumut kerak, demikian pada kuncup-kuncup eram misalnya yang terdapat
pada rumput seperti Poa alpina,yang mungkin berguna untuk pemencaran oleh angin.

Dalam pemencaran tumbuhan dengan bantuan angin, terdapat pula halangan-halangan yang
sering menghalangi tumbuhan untuk tumbuh lebih efektif. Pada daerah terbuka seperti padang,
kutub ataupun pegunungan yang tinggi tidak berpohon, pemencaran ini sangat mudah hingga
dapat ditemukan proporsi yang luar biasa dari tumbuhan asli yang dipencarkan oleh angin.
Berbeda dengan daerah yang memiliki vegetasi yang lebat seperti hutan rimba, pemencaran
angin kurang efektif. Penghalang lain adalah ketika biji yang disebarkan jatuh di daerah air,
meskipun pada jalur air sekalipun. Oleh sebab itu, tumbuhan yang pemencarannya tergantung
pada biji atau buah sayap, jarang sekali ditemukan di kepulauan di tengah-tengah samudra.

Deretan pegunungan juga terbukti merupakan penghalang dalam berbagai hal, meskipun
semakin ringan benihnya semakin mudah benih untuk terhembus melalui pegunungan.
Begitupula dengan tebing, dinding dan pagar dengan dengan kemiringan tertentu.

b. Pemencaran dengan Bantuan Air (Hidrokori)

Bentuk-bentuk kehidupan tumbuhan yang paling awal mungkin dipencarkan oleh air dan bersifat
akuatik, dan air memainkan peranan yang sangat penting dalam pemencaran tumbuhan
khususnya yang tumbuh di air atau didekatnya. Setiap jenis benih yang ringan berkemungkinan
untuk dipencarkan oleh air secara efektif sampai batas kemampuannya untuk mengapung dan
mempertahankan daya untuk berkecambah, yaitu ketika benih jenuh akan air dan tenggelam atau
menjadi busuk (gagal). Persyaratan utama dalam pemencaran oleh air adalah daya apung yang
cukup dan impermeabilitas bagi air.
Alat perkemban biakan yang sesuai untuk pemencaran dengan bantuan air ini adalah yang
mempunyai berat jenis biji lebih kecil daripada air dan memiliki pelindung bagi embrionya
sehingga selama dalam air tidak mengalami kerusakan.

Tanaman yang disebarkan dengan cara ini biasanya mempunyai struktur buah dengan 3 lapis
kulit, eksokarp (lapisan terluar), licin dan berkilat dan kedap air, mesokarp (lapisan tengah), tebal
dan banyak rongga udara sehingga mengapung di air, endokarp (lapisan dalam) yang keras dan
kuat sebagai pelindung lembaga/embrio.

Contoh tumbuhan yang dipencarkan dengan bantuan air adalah kelapa (Cocos nucifera), tanaman
bakau (Baringtonia sp.), nyamplung (Calophyllum sp.), Vallisneria spiralis, dan teratai (Lotus
sp.). Alat perkembangbiakan yang dihanyutkan air tidak hanya berupa buah, tetapi juga dapat
berupa tunas (anak) yang terpisah dari induknya dan kemudian terapung, misalnya eceng gondok
(Eichornis crassipes).

Cara utama pemencaran oleh air :

 Arus laut

Arus laut dapat menyebabkan pemencaran jarak jauh yang sangat efektif untuk jenis benih yang
mampu mengapung selama waktu yang panjang tanpa menjadi jenuh oleh air dan juga termasuk
dalam jenis tumbuhan (benih normal) yang mampu hidup di daerah pesisir sehingga dapat
tinggal menetap di bawah kondisi kadar garam tinggi (pantai berpasir, berlumpur). Contoh jenis
tumbuhan yang tumbuh di rawa-rawa bakau yaitu berupa jenis Rhizophora dan Avicennia yang
dalam penyemaianya mampu meengapung sangat luas. Contoh lain yang sangat menonjol
melalui pemenaran oleh air laut adalah rumput laut (Angiospermae).

 Sungai dan selokan

Sungai dan selokan biasa mengangkut buah, biji dan bagian-bagian lain pada tumbuh-tumbuhan
yang terkadang bergerak jauh hingga ke laut. Pemencaran dengan air hanya terbatas pada arah
aliaran air dan daratan yang bersangkutan, dikaraenakan benih yang tumbuh tidak mampu
mencakup ke area yang lebih luas (bukan tumbuhan pantai atau laut sehingga tidak mampu
bertahan jika terlalu lama mengapung di samudera). Dengan demikian semua cara biji, buah dan
tumbuhan air atau tumbuhn yang hidup di tepi-tepi sungai dapat terlihat di antara reruntuhan
yang mengapung ke arah hilir dan terdampar sebagai tempat yang cocok untuk tumbuhan
berkembang, sedangkan di muara-muara yang dipengaruhi pasang surut benih mampu berpindah
jauh hingga ke muara sungai. Contoh tumbuhannya adalah gulma kolam (Potamogeton Spp.)
yang buahnya mampu mengapung di aatas air dalam waktu yang cukup lama (berbulan-bulan)
dan teratai kuning (Nuphar lutea) yang buahnya mampu bertahan beberapa hari sebelum
akhirnya membusuk. Sedangkan contoh biji-bijian Leucojum aestivum.

 Penghanyutan oleh hujan, banjir, dan danau

Air hujan tidak hanya memercikan ke luar biji atau spora dari organ-organ yang terbuka, tetapi
jika membentuk aliran dapat membawa biji atau spora lebih jauh daripada factor yang lain.
Hampir setiap tumbuhan dapat dipencarkan secara drastic oleh banjir, seperti penumbangan
pohon dan pengangkutan semua jenis reruntuhan yang dapat mencapai jarak cukup jauh hingga
terdampar di dataran banjir berlumpur yang cocok untuk ditempati oleh tumbuhan yang
mengadakan migrasi.

Pada danau cara pemencaran dan jenis-jenis tumbuhan yang dipencarkan hampir sama dengan
yang terjadi di sungai-sungai, tetapi terdapat lebih banyak keterbatasan pemencaran bagi jenis-
jenis tumbuhan akuatik dan semi akuatik, dan jarak pemencaran pendek. Umumnya tumbuhan
yang tumbuh berupa tumbuhan berupa tumbuhan bergabus atau mengandung udara sehingga
dapat mengapung atau bagian vegetatif yang melayang-layang terlepas oleh hewan atau unggas
liar.

 Gunung es atau gumpalan es

Es yang mengapung ke arah hilir di sungai-sungai atau hanyut ke danau memilki peranan penting
sebagai pengangkut benih yang tidak dapat mengapung. Sebagai contoh Puccinellia
phryganodes.

Selain pemencaran dapat dilakukan oleh air tidak semua hal tersebut dapat dilakukan
dikarenakan adanya penghambat jalannya pemencaran, antara lain tidak tersedianya air yang
cukup, setiap rintangan penghalang gerak air, pembekuan yang terjadi hingga dasar air,
samudera yang luas bagi benih yang tidak dapat mengapung dan hidup lama, begitupula
pengaruh iklim yang berbeda sehingga tidak sesuai untuk menetapkan tumbuhan yang
ditransportasikan.

c. Pemencaran dengan Bantuan Hewan (Zookori)

Pada pemencaran ini, alat perkembangbiakan mungkin menempel pada bagian luar tubuh hewan
(epizookori) atau dimakan kemudian dikeluarkan besama-sama feses (endozookori).

Alat perkembangbiakan yang dipencarkan dengan cara epizookori mempunyai cirri-ciri khusus
seperti memiliki penait, duri-duri, dan rambut yang keras dan runcing. Contoh tumbuhan yang
dipencarkan secara epizookori adalah rumput jarum (Andropogon aciculatus) dan pulutan
(Polanisia viscosa). Alat perkembangbiakan yang dipencarkan secara zookori dapat
dikelompokkan berdasarkan kelompok binatang yang memencarkannya.

 Entomokori

Pemencaran ini dilakukan dengan perantaraan serangga. Pemencaran ini biasanya terjadi pada
tumbuhan yang bijinya kecil dan mengandung lemak sehingga menarik serangga, misalnya wijen
(Sesamum sp., dan tembakau (Nicotiana tabacum).

 Ornitokori

Pemencaran ini dilakukan dengan perantara burung. Ciri-ciri tumbuhan yang pemencarannya
secara ornitokori adalah memiliki biji yang tidak dapat dicerna burung dan dikeluarkan bersama
kotoran, misalnya beringin (Ficus benjamina), benalu (Loranthus sp.), dan kersen (Muntingia
calabura).

 Kiropterokori

Pemencaran ini dilakukan dengan perantara kelelawar. Ciri-ciri tumbuhan yang pemencarannya
secara kiropterokoti adalah biji tidak dapat dicerna dan buah memiliki aroma yang harum,
misalnya apel dan sawo.

 Mamakori

Pemencaran ini dilakukan oleh hewan menyusui seperti musang. Contoh tanaman yang
pemencarannya secara mamakori adalah kopi (Coffes sp.) dan pupulutan (Urena lobata).
 Hewan rendah

Salah satu hewan rendah yang mampu memencarkan biji atau buah adalah jenis ikan air tawar,
yang sebagian besar bukan merupakan pemakan daging. Banyak diantara ikan-ikan tersebut
mrupakan pemakan tumbuhan terutama biji tumbuhan air atau tumbuhan semi akuatik, dan
beberapa jenis ikan ada yang bermigrasi lewat darat, biasanya melalui rumput basah. Contoh
tumbuhan yang dipencarkan oleh hewan tipe ini antara lain kacang rawa (Menyanthes trifoliate)
dan gulma kolam (potamogeton).

d. Pemencaran dengan Bantuan Manusia (Antropokori)

Manusia secara sengaja atau tidak sengaja dapat memencarkan alat perkembangbiakan
tumbuhan. Manusia merupakan penyebab perubahan vegetasi yang paling aktif, termasuk
pemencaran tumbuhan. Apalagi di jaman modern. Dengan perjalanan di dunia dalam jumlah
yang kian lama semakin besar dan dengan kecepatan dan kemudahan yang terus-menerus
meningkat, manusia selalu mengangkut benih tumbuhan baik sengaja maupun tidak diketahui.
Sebagai contoh manusia secara sengaja mendatangkan kina dari Amerika Selatan, kopi dan
kelapa sawit dari Afrika ke Indonesia. Secara tidak sengaja, manusia memakan buah yang
bijinya tidak tercerna dan dikeluarkan bersama kotoran, dapat pula biji rumput-rumputan yang
menempel pada baju/celana. Akibatnya, hanya sedikit tempat di bumi ini yang vegetasi dan flora
penyusunnyatidak menunjukan adanya bekas campur tangan manusia.

Pada waktunya tanda-tanda adanya campur tangan manusia akan semakin hilang, namun campur
tangan ini sudah semakin luas dan mengaburkan tumbuhan-tumbuhan endemic disuatu daerah
dan semakin mengaburkan daerah asal tumbuhan.

3.4. Penghalang pemencaran pada tumbuhan

Jika kita membayangkan bahwa pada banyak jenis tumbuhan berbunga, seperti misalnya
sisymbrium Sophia dan Amaranthus retroflexus, satu batang tumbuhan dapat menghasilkan
sejuta biji atau lebih dalam satu musim panas, dan bahwa beberapa jenis tumbuhan spora, seperti
“jamur kelentos raksasa“ (Lycoperdon “Calvatia“ giganteum) dapat menghasilkan berjuta spora,
namun tidak adasatupun yang memenuhi bumi. Maka jelas bahwa hanya satu bagian yang sangat
kecil dari benih tumbuhan yang dapat memenuhi atau benar-benar mencapai target. Untuk
mewujudkan potensialnya yang penuh, suatu alat perkembangbiakan (calon tumbuhan baru)
harus berkembang menjadi tumbuhan dewasa, yang pada pada waktunya mengadakan
perkembangbiakan. Jumlah kematian yang menakjubkan disebabkan adanya kegiatan berbagai
macam penghalang, baik terhadap pemencaran maupun terhadap kemampuan untuk
mempertahankan diri yang sesungguhnya. Penghalang-penghalang tersebut dapat dibedakan
dalam empat tipe utama :

1. Fisiografi

Fisiografi merupakan penghalang yang disebabkan oleh sifat permukaan bumi. Salah satu contoh
yang paling jelas adalah wilayah perairan yang samgat luas untuk tumbuhan darat. Dan
tumbuhan permukaan air adalah daratan yang sangat luas. Penghalang fisiografik lain dapat
berupa gunung-gunung, baik yang berwujud rintangan langsung yang bersifat mekanik maupun
tidak langsung dengan mengubah keadaan iklim dan sejenisnya seperti suhu udara dan angin.
Banyak angin setempat ditumbuhkan oleh kombinasi factor-faktor fisiografi dan iklim yang
merupakan penghalang nyata bagi pemencaran ke suatu arah, tetapi factor tersebut juga dapat
membantu di lain arah.

2. Iklim

Iklim dapat mencakup suhu yang berbeda-beda, kelembaban, cahaya, dan keadaan lain.
Ketergantungan yang erat antara tumbuhan dan kondisi iklim mengakibatkan lingkungan
vegetasi dan iklim cenderung menunjukan kesamaan satu dengan yang lain, dimana iklim dapat
menentukan batas-batas umum suatu persebaran tumbuhan. Perubahan iklim yang besar
merupakan pnghalang yang benar-benar tak dapat diatasi bagi tumbuhan yang baru mengalami
migrasi. Berikutnya, setiap keadaan termasuk juga tenggang waktu, yang terbukti dapat menjadi
factor utama penyebab kematian paada benih.

3. Tanah

Kondisi tanah yang berupa kombinasi maupun terpisah-pisah menyebabkan wilayah persebaran
tumbuhan menjadi terbatas. Hal ini dapat berupa faktor-faktor tanah yang berbeda-beda, antara
lain berupa faktor edafik yaitu termasuk dalam struktur fisik, komposisi kimia, kandungan
lengas, keadaan suhu, dan termasuk kandungan-kandungan organisme-organisme hidup, yang
masing-masing dapat mencegah suatu benih untuk menetap di daerah baru, walaupun demikian
perkecambahan dapat terlaksana dengan baik.

4. Makhluk hidup (termasuk tumbuhan lain)

Persaingan untuk mendapatkan ruangan, cahaya, air, dan lainnya dengan tumbuhan lain yang
sudah menetap di suatu daerah dan telah tumbuh dalam keseimbangan yang cukup baik dengan
kondisi setempat, juga besar kemungkinannya menjadi penghalang yang tak teratasi bagi
pendatang baru untuk menetap di suatu tempat, seperti penyenggutan atau gangguan lain oleh
hewan dan manusia. Akibatnya, migrasi yang tersebar luas menjadi sangat terbatas pada tempat-
tempat yang sedikit banyak dalam keadaan terbuka (belum dihuni) saja, seperti pada tebing-
tebing pasir, lahan-lahan yang terganggu, dimana penghalang baru akan memainkan peranannya.
Jika hal tersebut tidak terjadi, maka jelas bahwa setiap jengkal tanah atau seleret sinar akan
dimanfaatkan, karena memperjuangkan eksistensi merupakan suatu hal yang sangat nyata,
terutama terjadi antara organisme di tempat-tempat dengan kondisi kehidupan yang lebih baik
dengan faktor-faktor fisik lingkungan di tempat-tempat yang kondisinya buruk.

3.5. Pengertian Migrasi Hewan

Migrasi hewan adalah sebuah gerakan periodik hewan dari tempat dimana ia telah tinggal
kedaerah yang baru dan kemudian melakukan perjalan kehabitat asli. Migrasi hewan pada
umumnya menggunakan rute yang sama dari tahun ke tahun, dari generasi ke generasi. Tanas
lintasan berupa gunung, sungai, dan padang yang luas. Pada umunya, factor utama hewan
bermigrasi biasaya untuk mencari makanan yang berlimpah, dan tempat yang baik untuk
berkembang biak. Gerakan perpindahan hewan biasanya terkait dengan perubahan musim.
Banyak hewan bermigrasi kedaerah utara selama bulan-bulan musim panas. Dalam musim panas
yang panjang bumi bagian utara terdapat keterjaminan pasokan makanan.

Migrasi hewan berdasarkan luas cakupannya dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:

a. Cakupan geografis, yaitu daerah penyebarannya yang meliputi daratan dan sistem
perairan.
b. Cakupan geologis, yaitu keadaan daratan dan lautan dimasa lampau.
c. Cakupan ekologis, yaitu daerah penyebarannya dengan kondisi yang sesuai.
A. Gambaran Fenomena Migrasi Hewan

Migrasi hewan adalah fenomena alam yang unik, ketika hewan bermigrasi mereka
melakukannya secara bersama-sama. Berikut merupakan gambaran fenomena migrasi hewan:

a. Migrasi Burung

Migrasi burung merujuk pada perjalanan musiman yang banyak dilakukan oleh banyak spesies
burung. Banyak burung melakukan perjalanan panjang dengan terbang. Pola umumnya adalah
terbang keutara untuk berkembang biak pada musim panas dan terbang kembali keselatan yang
hangat ketika utara sedang mengalami musim dingin.

b. Migrasi Gray Whales (Sejenis Ikan Paus)

Gray whales merupakan daya tarik wisata yang popular didalam dan disekitar baja California,
tetapi sedikit yang menyadari bahwa migrasi mahluk adalah migrasi yang terpanjang dari setiap
mamalia darat atau laut (10.000-12.000 miles)

B. Barier Atau Faktor-Faktor Penghambat Migrasi Hewan

Pada umumnya barier atau factor penghambat migrasi hewan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:

a. Barier fisik

Pada umumnya terdapat dua jenis barier fisik, yaitu barier fisik air dan barier fisik darat. Kedua
jenis barier ini saling mempengaruhi. Barier fisik air menjadi penghambat penyebaran hewan
darat, sebaliknya barier darat menjadi penghambat penyebaran hewan air. Misalnya: katak tidak
dapat hidup pada air asin. Jadi salinitas menjadi penghambat bagi penyebaran hewan katak.
Sedangkan luas benua menjadi factor penghambat bagi penyebaran hewan air.

b. Barier iklim

Faktor iklim seperti temperatur rata-rata, musim, kelembapan, kuat lemahnya penyinaran
matahari, dan lama penyinaran matahari juga merupakan salah satu barier atau faktor
penghambat migrasi hewan, hal tersebut dikarenakan tidak semua jenis hewan dapat hidup dan
beradaptasi pada temperatur, musim, kelembapan, kuat lemahnya penyinaran matahari, dan lama
penyinaran matahari yang sama.
c. Barier biologis

Barier atau faktor penghambat secara biologis yaitu seperti tidak adanya makanan, adanya
predator dan competitor pesaing atau adanya penyakit. Penyebaran suatu jenis serangga dibatasi
penyebarannya oleh jenis tanaman sebagai makanan, tempat berlindung dan tempat reproduksi.

Pada kenyataannya ketiga jenis barier tersebut bekerja secara terpadu untuk mempengaruhi atau
mengahambat migrasi hewan. Hal lain yang dapat menghambat migrasi hewan yaitu: rendahnya
toleransi terhadap kondisi faktor lingkungan yang maksimum atau factor lngkungan yang
minimum.
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Pemencaran tumbuhan merupakan salah satu upaya atau cara yang dilakukan oleh tumbuhan itu
sendiri maupun adanya faktor luar yang mampu mengembangbiakan dan mampu melestarikan
suatu jenis tumbuhan tertentu. Adanya pemencaran tumbuhan di bumi menyebabkan distribusi
atau agihan dapat terleksana dengan merata. Peran serta lingkungan sekitar tumbuhan hidup juga
mempengaruhi tingkat pemencaran suatu tumbuhan. Sebagai contoh adanya penghalang-
penghalang yang berupa perbedaan iklim antara tempat yang satu dengan tempat yang lain akan
menyulitkan proses pemencaran. Di dalam proses pemencaran itu sendiri terdapat
keanekaragaman model pemencaran, yang keseluruhanya memilki kekhasan masing-masing.
Dari kekhasan itulah model pemencaran antara jenis yang satu dengan yang lain dapat
teridentifikasi.

Adapun kesimpulan lain dari makalah ini yakni:

1. Pemencaran tumbuhan merupakan proses perkembangbiakan tumbuhan.


2. Pemencaran tumbuhan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: pemencaran tumbuhan
tanpa bantuan faktor luar dan pemancaran tumbuhan dengan bantuan faktor luar.
3. Migrasi hewan pada umumnya bertujuan untuk mencari makanan yang berlimpah dan
tempat terbaik untuk berkembang biak.
4. Pada umumnya terdapat 3 barier atau factor penghambat migrasi hewan, yaitu barier
fisik, iklim dan biologis.

4.2. Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan yaitu: sebaiknya pembuatan tugas makalah mengenai
migrasi hewan dan pemencaran tumbuhan ini bagi mahasiswa prodi tetap diadakan, agar
mahasiswa prodi geografi dapat lebih memahami bagaimana proses migrasi hewan dan
pemencaran tumbuhan.

Anda mungkin juga menyukai