Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari 9
ACARA 3.2
PENGAMATAN SISTEM PENGGOLONGAN DARAH MANUSIA
MENGGUNAKAN SISTEM ABO DAN Rh
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Genetika merupakan salah satu cabang ilmu dari biologi yang menjelaskan
mengenai persamaan dan perbedaan sifat yang diturunkan pada makhluk hidup. Selain itu,
genetika juga menjawab pertanyaan mengenai hubungan sifat pewarisan dari induk kepada
keturunannya, bagaimana mekanisme materi genetika itu diturunkan, dan bagaimana peran
materi genetika tersebut (Effendi, 2020).
Terminologi pada genetika mencakup gen, alel, lokus, genotip, fenotip, lokus,
homozigot-heterozigot, dan dominan-resesif (Urry et al., 2020). Gen adalah unit terkecil
dari genetika, alel adalah gen yang telah berpasangan, dan lokus adalah letak posisi gen
atau alel. Genotip artinya sifat keturunan yang tidak tampak sedangkan fenotip artinya
sifat keturunan yang tampak pada individu. Homozigot adalah individu yang memiliki alel
yang sama sedangkan Heterozigot adalah individu yang memiliki lebih dari satu alel atau
bercampur (Effendi, 2020; Urry et al., 2020).
Selain sistem golongan darah ABO, Karl Landsteiner beserta A.S. Weiner
menemukan sistem golongan darah Rh pada tahun 1940. Melalui percobaanya, Rh
ditemukkan dari darah merah (eritrosit) spesies kera Macaca rhesus. Tipe sistem golongan
darah Rh digolongkan menjadi Rh positif (+) dan Rh negatif (-).Golongan darah yang
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 3 dari 9
fenotipnya Rh+ memiliki genotip IRh IRh atau IRh Irh sedangkan golongan darah yang
fenotipnya Rh- memiliki genotip Irh Irh (Torabizade maatoghi et al., 2016; Behboudi et al.,
2021). Oleh karena itu praktikum kali ini bertujuan untuk memahami sistem golongan
darah manusia, baik sistem golongan darah ABO maupun Rh.
B. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mempelajari mengenai sistem penggolongan darah
manusia, baik sistem penggolongan darah ABO maupun Rh.
Golongan darah ABO pada manusia dapat ditentukan berdasarkan jenis antigen dan
antibodi yang terkandung dalam darah, yaitu golongan darah A memiliki sel darah merah
dengan antigen A dipermukaan eritrositnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B
dalam serum darahnya. Golongan darah B memiliki antigen B di permukaan eritrositnya
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 4 dari 9
dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Golongan darah AB
memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B di permukaan eritrositnya serta tidak
menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun antigen B dalam serum darahnya.
Sedangkan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tetapi dalam serumnya
terdapat antibodi terhadap antigen A dan B (Darmawati, 2019; Dian Fita Lestari et al.,
2020).
Serum
Serum merupakan cairan darah yang berwarna kuning, serum memilki dua protein
didalamnya yaitu albumin dan globulin. Antibodi berada di dalam serum dikarenakan
Antibodi golongan darah merupakan protein globulin, yang bertanggung jawab sebagai
kekebalan tubuh alamiah untuk melawan antigen asing. Komposisi serum sama dengan
plasma darah yaitu 91% air, 8% protein, dan 0,9% mineral. Tetapi didalam serum tidak
ada faktor pembekuan (fibrinogen). Dikarenakan serum tidak diberi anti koagulan,
fibrinogen dapat diubah menjadi benang – benang fibrin sehingga terjadi pembekuan
darah. Dimana antikoagulan ini mengikat kalsium sebagai faktor pembekuan sehingga
fibrinogen tidak di ubah menjadi benang – benang fibrin. (Oktari and Silvia, 2016).
Aglutinasi ialah peristiwa penggumpalan akibat terjadi ikatan antara antibodi dengan
antigen pada sel darah merah (Torabizade maatoghi et al., 2016).
negatif (Rh-) ditemukan pada sekitar 15% pada ras kulit putih, pada ras Asia jarang
dijumpai rhesus negatif, kecuali terjadi perkawinan campuran dengan orang asing yang
bergolongan rhesus negatif (Dian Fita Lestari et al., 2020; Alalshaikh et al., 2021).
METODE
A. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah jarum lanset dan 4gelas
benda sedangkan bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah kapas, alkohol
70%, tusuk gigi, sampel darah (A,B,AB, dan O), dan serum anti-A, serum anti-B, serta
serum anti-D.
B. Cara Kerja
Tentukan 4 orang probandus yang memiliki golongan darah yang berbeda, kemudia
Nsediakan 4 gelas benda, tandai pada tiap gelas benda untuk serum anti-A, anti-B, serta
anti-D. Tahap selanjutnya, ssap salah satu ujung jari biasanya salah satu jari tengah
dengan kapas yang telah dibasahi alkohol.Ditusukan jari tersebut dengan menggunakan
jarum lanset, kemudian teteskan darah sebanyak 3 tetes pada masing-masing gelas benda.
Setelah itu, tambahkan setetes serum anti-A pada tetes pertama, serta serum anti-B dan
anti-D pada tetes darah lainya sesuai tanda pada gelas benda. Campurkan setetes serum
dan darah dengan menggunakan tusuk gigi. Amati hasilnya dan catat hasilnya pada tabel.
IAIAXIAIO
IAIOXIAIO
2 IAIOXIBIB
IAIOXIBIO
IAIBXIBIB
IAIBXIBIO
IAIBXIAIO
- + + B+ IBIB / IBIO
IAIBXIAIB
IBIBXIBIB
IBIBXIBIO
IBIOXIBIO
3 IAIOXIBIB
IAIOXIBIO
IAIAXIBIB
IAIAXIBIO
+ + + AB+ IAIB IAIBXIBIB
IAIBXIBIO
IAIBXIAIA
IAIBXIAIO
IAIBXIAIB
4 IOIO IAIOXIOIO
IBIOXIOIO
IOIOXIAIO
- - + O+ IOIOXIBIO
IOIOXIOIO
IAIOXIBIO
B. Pembahasan
Percobaan dengan judul “PENGAMATAN SISTEM PENGGOLONGAN DARAH
MANUSIA MENGGUNAKAN SISTEM ABO DAN Rh” bertujuan untuk mempelajari
mengenai sistem penggolongan darah manusia, baik sistem penggolongan darah ABO
maupun Rh.
Fungsi perlakuan, pada saat ingin mennaruhkan jarum lanset ke dalam lanset harus
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 7 dari 9
dipastikan bahwa jarum lanset sudah steril hal ini bertujuan untuk menghindari
kontaminasi bakteri atau zat yang dapat masuk saat penyuntikkan. Pemberian kapas
dengan alkohol 70% pada jari voluntir, juga diperlukan untuk mensterilkan daerah yang
akan disuntikkan. Setelah penyuntikan jarum lanset yang sudah terpakai harus dibuang dan
diganti yang baru supaya menghindari kontaminasi. Darah yang menetes dari jari, segera
ditaruh di gelas benda untuk menentukan golongan darah, pemberian serum anti-A dan
Serum anti-B ialah untuk mengetahui dan menentukan tipe golongan darah.
Larutan anti-A dan anti-B dapat bereaksi karena merupakan serum. Serum
merupakan cairan darah yang berwarna kuning, serum memilki dua protein didalamnya
yaitu albumin dan globulin. Antibodi berada di dalam serum dikarenakan Antibodi
golongan darah merupakan protein globulin, yang bertanggung jawab sebagai kekebalan
tubuh alamiah untuk melawan antigen asing (Oktari and Silvia, 2016). Golongan darah
ABO pada manusia dapat ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang
terkandung dalam darah (Darmawati, 2019).
Mekanismenya ialah saat golongan darah A memiliki sel darah merah dengan
antigen A dipermukaan eritrositnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam
serum darahnya. Golongan darah B memiliki antigen B di permukaan eritrositnya dan
menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Golongan darah AB
memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B di permukaan eritrositnya serta tidak
menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun antigen B dalam serum darahnya.
Sedangkan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tetapi dalam serumnya
terdapat antibodi terhadap antigen A dan B (Darmawati, 2019; Dian Fita Lestari et al.,
2020).
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 8 dari 9
Golongan darah parental dapat digunakan untuk mengetahui golongan darah anak,
dan sebaliknya pernyataan tersebut dapat dibuktikan melalui Hukum Mendel yakni
persilangan antara dua individu. Berdasarkan hukum mendel, misalnya anak golongan
darah O (IOIO) maka gamet anaknya ialah IO, dari situ kita dapat melakukan suatu perkiraan
untuk parental orangtuanya yang memilki gamet IO untuk kasus ini parental orang tuanya
bisa IAIOXIOIO , IBIOXIOIO, IOIOXIOIO , IAIOXIBIO melalui perkiraan tersebut dapat diketahui
parentalnya begitu pula sebaliknya untuk mengetahui golongan darah anak dari parental.
IV. KESIMPULAN
Golongan darah ABO pada manusia dapat ditentukan berdasarkan jenis antigen
dan antibodi yang terkandung dalam darah, yaitu golongan darah A memiliki sel darah
merah dengan antigen A dipermukaan eritrositnya dan menghasilkan antibodi terhadap
antigen B dalam serum darahnya. Golongan darah B memiliki antigen B di permukaan
eritrositnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya.
Golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B di permukaan
eritrositnya serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun antigen B
dalam serum darahnya. Sedangkan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen,
tetapi dalam serumnya terdapat antibodi terhadap antigen A dan B.
Rh merupakan Tipe sistem golongan darah yang digolongkan menjadi Rh
positif (+) dan Rh negatif (-).Golongan darah yang fenotipnya Rh+ memiliki genotip
IRh IRh atau IRh Irh sedangkan golongan darah yang fenotipnya Rh- memiliki genotip
Irh Irh. Orang yang positif (Rh+) mengindikasikan bahwa darahnya memiliki antigen D
yang saat ditambahkan/ditetesi dengan reagen anti-D (antibodi D) ditandai dengan
reaksi positif berupa aglutinasi pada darah. Sedangkan orang yang memiliki rhesus
negatif (Rh-), mengindikasikan darahnya tidak memiliki antigen-D, sehingga saat
ditambahkan/ditetesi dengan reagen anti-D (antibodi D) akan menunjukkan reaksi
negatif atau tidak terjadi penggumpalan
DAFTAR PUSTAKA
Alalshaikh, M., Almalki, Y., Hasanato, R., Almomen, A., Alsughayir, A., Alabdullateef,
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Revisi 00
UMUM
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 9 dari 9
A., Sabbar, A., & Alsuhaibani, O. 2021. Frequency of Rh and K antigens in blood
donors in Riyadh. Hematology, Transfusion and Cell Therapy, xx: 1–5.
https://doi.org/10.1016/j.htct.2021.03.003
Behboudi, E., Hamidi, V., Gholizadeh, F., Grala, E. M., Ghelmani, Y., Nakhaie, M.,
Charostad, J., & Astani, A. 2021. Association between ABO blood groups and rhesus
antigen and susceptibility to COVID-19 in the Yazd hospital. New Microbes and New
Infections,44: 100934. https://doi.org/10.1016/j.nmni.2021.100934
Darmawati, S. 2019. Penentuan Golongan Darah Sistem Abo Dengan Serum Dan Reagen
Anti-Sera Metode Slide. Gaster, 17(1), 77–85.
https://doi.org/10.30787/gaster.v17i1.330
Dian Fita Lestari, Fatimatuzzahra, F., & Jarulis, J. 2020. Pemeriksaan Golongan Darah dan
Rhesus Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Bengkulu Utara. Jurnal SOLMA, 9(2):
308–315. https://doi.org/10.22236/solma.v9i2.5346
Effendi, Y. 2020. Buku Ajar Genetika Dasar. In D. A. Nugroho (Ed.), Genetika (p. 164).
Pustaka Rumah C1nta.
Oktari, A., and N.D., Silvia. 2016. Pemeriksaan Golongan Darah Sistem ABO Metode
Slide dengan Reagen Serum Golongan Darah A , B , O. Teknologi Laboratorium,
5(September,2): 49–54.
Torabizade maatoghi, J., Paridar, M., Mahmodian Shoushtari, M., Kiani, B., Nori, B.,
Shahjahani, M., Khosravi, A., Amani kelarijani, N., Kiani ghalesardi, O., & Jalali Far,
M. A. 2016. Distribution of ABO blood groups and rhesus factor in a Large Scale
Study of different cities and ethnicities in Khuzestan province, Iran. Egyptian Journal
of Medical Human Genetics, 17(1): 105–109.
https://doi.org/10.1016/j.ejmhg.2015.07.004
Urry, L. A., Cain, M. L., Wasserman, S. A., Minorsky, P. V., & Orr, R. 2020. Campbell
Biology 12th Edition (12th ed., pp. 921–923). Pearson. New York.