Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

ACARA 2.2.2
(KONSUMSI OKSIGEN PADA GRYLLOIDEA)

Disusun oleh
Nama : Muhammad Zayyan Muafi

NIM : 20/456625/PT/08474
Gologan/Lab : Senin Genap 06/BBB
Asisten : Unggul Fajar Hidayat

LABORATORIUM BIOLOGI UMUM


FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2020
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Respirasi merupakan proses ekstasi dari molekul makanan yang bergantung pada
adanya oksigen. Setiap makhluk hidup memerlukan energi untuk bertahan hidup. Dan
energi tersebut tidak terbentuk atau tersedia begitu saja dalam tubuh tapi diperoleh dari
makanan yang dikonsumsi. Dan proses respirasilah yang merubah makanan (seperti
karbohidrat) itu kedalam bentuk yang lain. Serangga juga melakukan respirasi yang
menggunakan trakea untuk memperoleh udara. Dalam percobaan ini kita akan mengetahui
berapa banyak oksigen yang dikomsumsi oleh jangkrik dalam beberapa menit. Dan hal ini
dapat diketahui dengan menghitung jumlah konsumsi oksigen yang diperlukan oleh
jangkrik. Respirasi dilakukan oleh organisme setiap saat dan berlangsung secara aerob dan
anaerob. Aerob adalah respirasi yang memerlukan oksigen bebas, sementara anaerob tidak
memerlukan oksigen bebas pada respirasi aerob jika akseptor hidrogen terakhir adalah
oksigen, sedangkan anaerob itu akseptor terakhir ion hidrogennya bukan oksigen misalnya
etanol (Ruahno, 2007).
Kecepatan respirasi bergantung pada aktivitas, berat tubuh, posisi tubuh, dan kadar
O2 yang ada dilingkungan tersebut (Tim Ganesha Operation, 2004). Jumlah oksigen yang
dikonsumsi atau dihirup pada waktu inspirasi dapat diukur dengan alat yang disebut
respirometer (Campbell, 1995). Cara mengukur respirasi yaitu dengan menghitung oksigen
yang dikonsumsi makhluk hidup per satuan waktu. Karena oksigen dari bahan makanan
memerlukan oksigen untuk menghasilkan energi yang dapat diketahui jumlahnya juga. Laju
metabolisme biasanya cukup diekspresikan dalam bentuk laju konsumsi oksigen. Beberapa
faktor yang mempengaruhinya antara lain temperatur, spesies hewan, ukuran badan, dan
aktivitas (Tobin, 2005).

B. Tujuan
Tujuan pada percobaan ini adalah untuk
1. Mengetahui laju konsumsi oksigen pada hewan Jangkrik (Grylloidea).
2. Mengetahui jumlah laju konsumsi oksigen yang dihasilkan pada hewan Jangkrik
(Grylloidea).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Respirasi
Respirasi merupakan proses katabolisme atau penguraian senyawa organik menjadi
senyawa anorganik. Respirasi sebagai proses oksidasi bahan organik yang terjadi didalam
sel berlangsung secara aerobik maupun anaerobik. Dalam respirasi aerob diperlukan
oksigen dan dihasilkan karbondioksida serta energi. Sedangkan dalam respirasi anaerob
dimana oksigen tidak atau kurang tersedia dan dihasilkan senyawa selain karbondioksida,
seperti alkohol, asetaldehida atau asam asetat dan sedikit energi. (Lovelles, 2011)
Bahan yang digunakan untuk proses respirasi yaitu pati (C6H12O6) dan oksigen
(O2). Hasil yang didapatkan dari proses respirasi berupa 6 molekul karbondioksida (6CO2)
dan 6 molekul air (6H2O). Proses pelepasan energi yang terjadi pada respirasi terjadi secara
terkontol, terjadi sedikit demi sedikit, dan menghasilkan energi yang tidak dikeluarkan
secara langsung, melainkan energi dalam bentuk ATP yang kemudian akan digunakan
untuk proses metabolisme sel. Respirasi berdasarkan kebutuhan oksigen digolongkan
menjadi dua. Pertama yaitu respirasi anaerob, yaitu respirasi yang membutuhkan sedikit
oksigen atau tanpa membutuhkan adanya oksigen. Respirasi anaerob dikenal juga dengan
nama fermentasi. Kedua yaitu respirasi aerob, yaitu respirasi yang membutuhkan oksigen
dalam berproses. Respirasi aerob dibagi menjadi 3 peristiwa yaitu glikolisis, siklus asam
trikarboksilat (TCA), dan fosfolirasi oksidatif (OXPHOS) (Toro, 2015).
Menurut Berney (2014), proses respirasi yang terjadi antara aerob dan anaerob
dapat dibantu oleh bakteri, yaitu mikrobakterium smegmatis. Mikrobakterium tersebut
dapat berpindah-pindah antara siklus aerob dan siklus anaerob. Mikrobakterium smegmatis
dalam siklus hidupnya sangat bergantung terhadap oksigen, tetapi bacterium ini mampu
mengadopsi hydrogen saat kekurangan oksigen atau minim oksigen. Peristiwa ini sesuai
dengan proses siklus oksidasi dalam respirasi aerob, dimana terjadi pelepasan hydrogen dari
senyawa gula heksosa, dan dalam peristiwa siklus oksidasi terjadi penerimaan hydrogen 4
dalam bentuk molekul air oleh oksigen. Hasil dari peristiwa oksidasi berupa perombakan
ikatan karbon yang menyebabkan terbentuknya moleku-molkeul karbon yang lebih kecil
dan perombakan kembali hingga terbentuknya satu molekul karbon yang dinamakan
dengan karbondioksida.
Menurut Haryanti (2015), proses respirasi aerob membutuhkan cukup oksigen
untuk melakukan aktifitas respirasi, jika tanaman tersebut diletakkan pada tempat yang
kurang mendapatkan oksigen maka akan terjadi perlambatan proses respirasi atau proses
respirasi terhambat dan terjadi keterlambatan dalam kinerja enzim-enzim dalam
perombakan karbohidrat menjadi ATP. Keterlambatan pembentukan ATP akan
menyebabkan keterlambatan beberapa proses eperti pengeluaran panas, sintesis senyawa-
senyawa baru, dan pengambilan ion-ion dalam tanah. Menurut Gout (2015), hasil respirasi
berupa ATP memberikan pengaruh kuat terhadap proses respirasi, karena ATP merupakan
hasil utama dari proses respirasi. Kandungan bahan yang digunkan untuk proses respirasi
berpengaruh terhadap hasil respirasi yaitu ATP dan karbondioksida. Perkecambahan,
kandungan sukrosa yang tepat yaitu 60g/l. Konsentrasi kandungan sukrosa 60g/l pada
perkecambahan akan menyebabkan peningkatan energi yang dihasilkan pada proses
respirasi, sehingga proses pertumbuhan dalam sel tanaman berkembang baik, karena jumlah
energi yang dibutuhkan mampu terpenuhi dengan lebih baik (Laisina, 2013).
BAB III METODE
A. Alat dan bahan
Alat yang diperlukan untuk percobaan ini adalah tabung metabolisme berfungsi
sebagai tempat hewan percobaan yang diletakkan didalamnya, forsep untuk mengambil
sampel/hewan percobaan, pipa kapiler dengan selang penghubung berfungsi sebagai alat
pengukuran laju konsumsi oksigen pada hewan percobaan (jangkrik), sedangkan pada
bahan yang digunakan adalah larutan KOH 0,5 M berfungsi untuk menghasilkan CO2
diruang (chamber), dan larutan index berwarna berfungsi untuk mengetahui skala laju
konsumsi oksigen dari hewan percobaan (jangkrik).

B. Cara kerja
Hal pertama yang dilakukan pada percobaan ini yakni, jangkrik jantan
dimasukkan ke dalam tabung berongga dan tabung tersebut ditutup dengan penyumbat
plastik dengan jarak 2,5 cm, hal yang serupa pada jangrik betina. Lalu, tabung berongga
dimasukkan ke dalam tabung metabolisme. Setelah itu, langkah yang sama dari langkah
awal sampai pemasukkan ke dalam tabung metabolisme untuk perlakuan kontrol. Lalu,
KOH 0,5 M dimasukkan ke dalam tabung metabolisme tetapi diluar tabung berongga
dengan mengunakan penjepit plastik yang disediakan. Larutan index yang berwarna
dimasukkan ke dalam tabung kapiler yang disediakan kira-kira 0,2 ml, pipa kapiler
disambungkan dengan tutup tabung metabolisme. Setelah itu, langkah yang sama dari
pemasukkan larutan KOH hingga pemasukkan index warna untuk tabung kontrol. Lalu,
tabung metabolisme diletakkan secara horizontal dan dibiarkan beberapa saat agar tekanan
udara mencapai keseimbangan. Setelah itu, posisi larutan berwarna dicatat pada pipa
kapiler sebagai kondisi awal, kemudian perubahan dicatat yang terjadi setiap 3 menit.
Setelah itu didata dan diperhitungkan laju konsumsi oksigen dengan persamaan yang telah
tersedia (sesuai dengan panduan).
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Tabel 1. Konsumsi oksigen jangkrik jantan dan jangkrik betina
No Jangkrik Menit ke- Menit ke- Menit ke- Menit ke- Rata-rata
0 3 6 9
1 Jangkrik jantan 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8
2 Jangkrik betina 3,2 3,2 3,2 3,2 3,2
3 kontrol 0,57 0,57 0,57 0,57 0,57

Respirasi Jangkrik
3.5
laju konsumsi oksigen (ml)

3
2.5
2
Jangkrik Jantan
1.5
Jangkrik Betina
1
Kontrol
0.5
0
0 2 4 6 8 10
waktu (menit)

Grafik 1. Respirasi Jangrik jantan, betina, dan kontrol

B. Pembahasan
Pada percobaan ini dapat diperhatikan bahwa mula-mula pada jangkrik jantan laju
konsumsi oksigen berada diskala 1,8, jangkrik betina laju konsumsi oksigen berada
diskala 3,2 , dan pada kontrol (tidak ada jangkrik) laju oksigen berada diskala 0,57.
pada saat menit ke 1-3 jangrik jantan berada diskala 1,8, jangkrik betina berada diskala
3,2, dan kontrol berada diskala 0,57. Pada saat menit ke 3-6 menit jangrik jantan berada
diskala 1,8, jangkrik betina berada diskala 3,2, dan kontrol berada diskala 0,57. Pada
saat menit ke 6-9 menit jangrik jantan berada diskala 1,8, jangrik betina 3,2, dan
kontrol berada diskala 0,57. Hal ini dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan skala laju
konsumsi oksigen antara jangrik jantan dan betina dan hal itu dapat terjadi karena
ukuran tubuh jangkrik betina lebih besar daripada jantan dan dengan demikian ukuran
tubuh hewan mempengaruhi laju konsumsi oksigen. Dalam percobaan ini aktivitas dari
jangrik jantan dan betina tidak begitu nampak dikarenakan set waktu yang masih
singkat yakni 9 menit dan dimungkinkan jangkrik tidak melakukan respirasi secara
berlebihan. Adapun faktor yang mempengaruhi respirasi yakni, Berat tubuh, semakin
berat tubuh suatu organisme, maka semakin banyak oksigen yang dibutuhkan dan
semakin cepat proses respirasinya. Ukuran tubuh, semakin besar tubuh maka
keperluan oksigen makin banyak. Kadar O2, bila kadar oksigen rendah maka frekuensi
respirasi akan meningkat sebagai kompensasi untuk meningkatkan pengambilan
oksigen. Aktivtas, makhluk hidup yang melakukan aktivitas memerlukan energi, jadi
semakin tinggi aktivitasnya, maka semakin banyak kebutuhan energinya, sehingga
pernafasannya semakin cepat. Dalam percobaan ini juga dapat dilihat dari hasil grafik
yang telah ditunjukkan dan hal paling menonjol terhadap pengaruh konsumsi oksigen
adalah pada ukuran tubuh serangga untuk jenis kelamin betina memerlukan/melakukan
respirasi yang lebih besar pada jangkrik betina daripada jangrik jantan.
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah didapat, maka dapat disimpulkan
bahwa tingkat respirasi pada jangkrik betina lebih besar daripada jangrik jantan, hal itu
dikarenakan ukuran tubuh yang berbeda yakni, jangkrik betina memiliki tubuh besar
sedangkan jangkrik jantan memiliki tubuh kecil sehingga daya laju konsumsi oksigennya
tidak terlalu signifikan. Dalam hal tersebut juga dapat dihitung bahwa laju konsumsi
oksigen jangkrik jantan pada menit ke 0-3 menghasilkan 3,24 cc, menit ke 3-6
menghasilkan 6,48 cc, dan menit ke 6-9 menghasilkan 9,72 cc, sedangkan pada jangkrik
betina pada menit ke 0-3 menghasilkan 5,76 cc, menit ke 3-6 menghasilkan 11,52 cc, dan
menit ke 6-9 menghasilkan 17,28 cc.
DAFTAR PUSTAKA
Berney,M., C. Greening, and R. Conrad, 2014, An Obligately Aerobic Soil Bacterium Activates

Fermentative Hydrogen Production To Survive Reductive Stress During Hypoxia, Vol


111(31): 1-6.

Campbell. 1995, Biologi, Edisi Kelima. Erlangga, Jakarta

Gout, E., F. Rabelle, and R. Douce, 2014, Interplay Of Mg2+, ADP, And ATP In The Cytosol And

Mitochondria: Unravelling The Role Of Mg2+ In Cell Respiration, 1(1): 1-8.

Haryanti, S., dan R. Budihastuti. 2015, Morfoanatomi, Berat Basah Kotiledon dan Ketebalan Daun

Kecambah Kacang Hijau (Phaseolus vulgaris L.) pada Naungan yang Berbeda. Anatomi
dan Fisiolpgi, 23(1): 1-10.

Laisina, J.K.J, 2013, Konsentrasi Sukrosa danAgar di Dalam Media Pelestarian In-Vitro Ubi Jalar

Var. Sukuh. Agrologia, Vol 2(1): 59-67.

Lovells, A. R., 2011, Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk daerah Tropik, PT.Gramedia, Jakarta

Ruahno, Benny, 2007, Permata Biologi, Cahaya Pustaka, Solo

Tim Ganesha Operation, 2004, Instan Biologi, Erlangga, Jakarta

Tobin, 2005, Asking About Life, Thomson Brooks Cole, Canada

Toro, G and M. Pinto, 2015, Plant Respiration Under Low Oxygen. Agriculture Research. Vol 75

(1): 1-14.
LAMPIRAN

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM


ACARA 2.2.2
(KONSUMSI OKSIGEN PADA GRYLLOIDEA)

Disusun oleh
Nama : Muhammad Zayyan Muafi
NIM : 20/456625/PT/08474
Gologan/Lab : Senin Genap 06/BBB
Asisten : Unggul Fajar Hidayat

LABORATORIUM BIOLOGI UMUM


FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2020
BAB I PENDAHULUAN
C. Latar belakang
Respirasi merupakan proses ekstasi dari molekul makanan yang bergantung pada
adanya oksigen. Setiap makhluk hidup memerlukan energi untuk bertahan hidup. Dan
energi tersebut tidak terbentuk atau tersedia begitu saja dalam tubuh tapi diperoleh dari
makanan yang dikonsumsi. Dan proses respirasilah yang merubah makanan (seperti
karbohidrat) itu kedalam bentuk yang lain. Serangga juga melakukan respirasi yang
menggunakan trakea untuk memperoleh udara. Dalam percobaan ini kita akan mengetahui
berapa banyak oksigen yang dikomsumsi oleh jangkrik dalam beberapa menit. Dan hal ini
dapat diketahui dengan menghitung jumlah konsumsi oksigen yang diperlukan oleh
jangkrik. Respirasi dilakukan oleh organisme setiap saat dan berlangsung secara aerob dan
anaerob. Aerob adalah respirasi yang memerlukan oksigen bebas, sementara anaerob tidak
memerlukan oksigen bebas pada respirasi aerob jika akseptor hidrogen terakhir adalah
oksigen, sedangkan anaerob itu akseptor terakhir ion hidrogennya bukan oksigen misalnya
etanol (Ruahno, 2007).
Kecepatan respirasi bergantung pada aktivitas, berat tubuh, posisi tubuh, dan kadar
O2 yang ada dilingkungan tersebut (Tim Ganesha Operation, 2004). Jumlah oksigen yang
dikonsumsi atau dihirup pada waktu inspirasi dapat diukur dengan alat yang disebut
respirometer (Campbell, 1995). Cara mengukur respirasi yaitu dengan menghitung oksigen
yang dikonsumsi makhluk hidup per satuan waktu. Karena oksigen dari bahan makanan
memerlukan oksigen untuk menghasilkan energi yang dapat diketahui jumlahnya juga. Laju
metabolisme biasanya cukup diekspresikan dalam bentuk laju konsumsi oksigen. Beberapa
faktor yang mempengaruhinya antara lain temperatur, spesies hewan, ukuran badan, dan
aktivitas (Tobin, 2005).

D. Tujuan
Tujuan pada percobaan ini adalah untuk
3. Mengetahui laju konsumsi oksigen pada hewan Jangkrik (Grylloidea).
4. Mengetahui jumlah laju konsumsi oksigen yang dihasilkan pada hewan Jangkrik
(Grylloidea).
Perhitungan laju konsumsi oksigen pada jangkrik jantan dan betina

Tabel 1. Konsumsi oksigen jangkrik jantan dan jangkrik betina

No Jangkrik Menit ke- Menit ke- Menit ke- Menit ke- Rata-rata
0 3 6 9
1 Jangkrik jantan 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8
2 Jangkrik betina 3,2 3,2 3,2 3,2 3,2
3 kontrol 0,57 0,57 0,57 0,57 0,57

Respirasi Jangkrik
3.5
laju konsumsi oksigen (ml)

3
2.5
2
Jangkrik Jantan
1.5
Jangkrik Betina
1
Kontrol
0.5
0
0 2 4 6 8 10
waktu (menit)

Grafik 1. Respirasi Jangrik jantan, betina, dan kontrol

Anda mungkin juga menyukai