Anda di halaman 1dari 12

No.

Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

ACARA 2.2.1
Respirasi pada Kecambah Biji Kacang Hijau (Vigna radiata)

Proposal : 4,7
Judul : 2
Pendahuluan : 13
Tinjauan pustaka : 15
Metode : 10
Hasil dan pembahasan : 34
Kesimpulan : 8
Daftar Pustaka : 5
Lampiran : 5

96,7
Nama : Devi Ramdani
NIM : 22/494865/TP/13443
Gol(Hari)/Kel : Rabu/B2
Asisten : M. Berliando Gavintri

LABORATORIUM BIOLOGI UMUM


FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2022
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

Acara 2.2.1
Respirasi pada Kecambah Biji Kacang Hijau (Vigna radiata)

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu ciri yang dimiliki oleh makhluk hidup ialah berespirasi.
Tak hanya pada manusia saja sama seperti makhluk hidup lain, tumbuhan
juga memerlukan proses respirasi dalam siklus hidupnya (Novitasari 2017).
Respirasi merupakan proses biologis penyerapan oksigen yang kemudian
mengalami proses oksidasi untuk menghasilkan suatu energi dan sisa zat
pembakaran berupa CO2 dan H2O . Oksigen memiliki peran sangat penting
dalam respirasi. Substrat respirasi adalah setiap senyawa organik yang
dioksidasikan dalam respirasi. Glukosa, fruktosa, sukrosa, pati, asam
organik, dan protein merupakan beberapa substrat respirasi yang penting
(Rakatika & Hernawati 2014).
Semua tumbuhan memerlukan proses respirasi di dalam
keberlangsungan hidupnya, termasuk tumbuhan polong-polongan salah
satunya yaitu tumbuhan kacang hijau (Vigna radiata). Kacang hijau (Vigna
radiata) memiliki jumlah penggemar yang cukup banyak di Indonesia, tak
heran sebab kacang hijau (Vigna radiata) ini memiliki banyak keunggulah
dibandingkan dengan jenis kacang-kacangan lain. Kandungan bahan baku
berprotein nabati tinggi di kacang hijau dapat dimanfaatkan untuk berbagai
jenis olahan produk pangan dan dapat dijadikan sebagai pengganti kacang
kedelai (Mustakim 2015).
Kecambah dapat pula didefinisikan sebagai proses tumbuhan kecil
yang baru mulai muncul dan hidup dengan keterbatasannya untuk
memperoleh persediaan makanan, masih sangat bergantung pada persediaan
makanan yang terdapat didalam biji. Kecambah akan terus tumbuh dari
anakan hingga menjadi dewasa. Saat kacang hijau berkecambah, kotiledon
berperan sebagai daun pertama untuk sumber nutrisi dikala berlangsungnya
proses fotosintesis. Perkecambahan tidak akan dapat terjadi apabila tanaman
itu sendiri tidak menjalankan proses respirasi (Hasanah 2018). Maka dari itu
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

dilakukan percobaan ini untuk menguji respirasi pada tumbuhan kecambah


kacang hijau, serta faktor yang mempengaruhi respirasi pada tumbuhan.

B. Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari proses terjadinya
respirasi kacang hijau terhadap lamanya nyala api, serta bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses respirasi pada
biji kacang hijau (Vigna radiata).

II. TINJAUAN PUSTAKA


Respirasi adalah penguraian bahan makanan menjadi energi.
Respirasi pada mahkluk hidup terjadi di dalam mitokondria dan sitoplasma.
Sitoplasma merupakan unit terkecil yang berada pada sitoplasma yang
terlibat dalam proses respirasi, penyedian energi, dan metabolisme sel
(Arfelli et al. 2015). Respirasi memecah bahan bakar glukosa menggunakan
oksigen dan menghasilkan ATP, hasil dari proses respirasi ini menghasilkan
karbon dioksida untuk nantinya sebagai bahan baku dalam proses fotosintesis
(Campbell et al. 2017).
Respirasi termasuk ke dalam reaksi katabolisme yaitu proses
penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana, dalam hal ini
metabolisme yang terjadi ialah pemecahan dari glukosa yang telah dihasilkan
dari proses fotosintesis menjadi CO2 dan ATP. Proses ini berlangsung di
dalam sel tepatnya mitokondria, sehingga organel ini dikenal sebagai
penghasil energi (Dhaniaputri 2016). Respirasi dibagi menjadi dua. Pertama
adalah respirasi anaerob, yaitu respirasi yang tidak membutuhkan adanya
oksigen atau bisa disebut fermentasi. Kedua ialah respirasi aerob, yaitu
respirasi yang membutuhkan oksigen (Toro & Pinto 2015). Adapun
persamaan reaksi respirasi anaerob dan aerob. Reaksi anaerob:
C6H12O6 → 2 C2H5OH + 2 CO2 + ATP
Reaksi aerob:
C6H12O6 → 6 H2O + 6 CO2 + ATP
(Silaen 2022)
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

Respirasi aerob dibagi menjadi 3 peristiwa yaitu glikolisis, siklus


krebs, dan transport elektron. Bahan yang digunakan untuk proses respirasi
adalah pati (C6H12O6) dan oksigen (O2). Hasil yang didapatkan dari proses
respirasi berupa 6 molekul karbondioksida (6CO2) dan 6 molekul air
(6H2O). Proses pelepasan energi yang terjadi pada respirasi terjadi secara
terkontrol, sedikit demi sedikit, hingga menghasilkan energi dalam bentuk
ATP sebagai bahan untuk proses metabolisme sel (Toro & Pinto 2015).
Tanaman kacang hijau (Vigna radiata ) sejak lama dikenal dan
dibudidayakan oleh masyarakat tani indonesia. Kacang hijau berasal dari
kawasan india dibawa oleh pedagang Cina hingga akhirnya masuk ke
Indonesia. Kacang hijau memiliki keunggulan dibandingkan dengan tanaman
pangan lain, yaitu berumur genjah, lebih tahan kekeringan, mudah ditanam di
lahan yang kurang subur, proses budidaya mudah serta hama yang menyerang
relatif sedikit (Riono & Apriyanto 2020). Kecambah kacang hijau (Vigna
radiata) dipilih sebab kecambah tersebut belum banyak melakukan proses
fotosintesis sehingga lebih aktif melakukan respirasi untuk membakar
makanan yang ada pada endosperma (Sholikah et al. 2018)
Salah satu faktor terpenting di dalam proses respirasi pada tumbuhan
ialah ketersediaan oksigen atau O2. Sebab pada tingkat fisiologis,
keterbatasan ketersediaan O2 menyebabkan pembatasan metabolisme aerob.
Oleh karena itu, tanaman harus menyesuaikan metabolisme mereka untuk
menjamin pasokan energi yang cukup untuk bertahan hidup (Jethva et al.
2022).

III. METODE
A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada percobaan ini di antaranya yaitu gelas
musium sebagai wadah air beserta tumbuhnya kecambah kacang hijau (Vigna
radiata ) beserta tutupnya (gelas berbahan kaca agar pada saat api menyala
zat di dalamnya tidak bereaksi), kawat sebagai indikator nyalanya api, kapas
sebagai media tumbuh kecambah kacang hijau, korek api sebagai pematik
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

api. Sedangkan untuk bahan yang diperlukan pada percobaan ini di antaranya
yaitu kecambah kacang hijau (Vigna radiata ) sebagai objek pengamatan,
air katalisator atau untuk mengontrol dan mempercepat dormansi kecambah
, lalu ada spirtus sebagai bahan bakar api.

B. Cara Kerja
Cara kerja yang dilakukan pada percobaan ini dimulai dengan 2 buah
gelas musium dipersiapkan. Lalu sisipkan masing-masing gelas, pada gelas
pertama kecambah kacang hijau (Vigna radiata) 10 gram dimasukkan
dengan kapas yang sudah dibasahi dengan air. Sedangkan pada gelas kedua,
kecambah kacang hijau (Vigna radiata) 10 gram dimasukkan tanpa diberi
apa-apa. Setelah itu kawat dibasahi menggunakan spirtus dan dinyalakan
dengan korek api. Setelah kawat menyala, segera masukkan ke dalam gelas
musium yang telah berisikan dengan kecambah kacang hijau (Vigna radiata).
Kemudian hitung lama waktu nyala api pada masing-masing gelas musium.
Lalu catat hasil dari kedua gelas.

II. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
Setelah melakukan percobaan ini didapatkan hasil yaitu sebagai berikut
Tabel 1. Hasil pengamatan nyala api pada gelas musium
Perlakuan Lama nyala api (detik)
Kecambah (24 jam) 2 detik
Air (24 jam) kontrol 14 detik

Keterangan:
- Hasil respirasi berupa CO2 yang menyebabkan nyala api semakin singkat
dibandingkan dengan yang diberikan perlakuan kontrol.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa lama nyala api pada kecambah
kacang hijau (Vigna radiata) paling lama hanya sekitar 2 detik saja.
Sedangkan pada air yang telah didiamkan selama 24 jam yang termasuk
kontrol, nyala api lebih lama yaitu sekitar 14 detik.
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

B. Pembahasan
Percobaan ini menggunakan kecambah kacang hijau sebagai objek
percobaan. Alasan penggunaan kecambah kacang hijau (Vigna radiata)
berkaitan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh (Rakatika & Hernawati
2014) yang menyebutkan bahwa pada kecambah belum banyak melakukan
proses fotosintesis dan proses respirasi berlangsung lebih aktif untuk
membakar makanan yang ada pada endosperma. Sehingga penggunaan
kecambah kacang hijau (Vigna radiata) dapat mempermudah di dalam
mempelajari proses respirasi pada tanaman. Penggunaan alat dan bahan pada
percobaan ini juga sangat diperhatikan, salah satunya pada penggunaan
wadah objek percobaan yang melibatkan api di dalamnya. Penggunaan gelas
musium pada percobaan ini guna menghindari hal yang tidak diinginkan
yaitu adanya kebakaran saat percobaan berlangsung. Penggunaan indikator
nyala api pada percobaan ini didasari oleh asal usul dari api itu sendiri, yang
mana api berasal dari proses pembakaran yang berlangsung reaksi kimia
antara oksigen di atmosfer dengan beberapa molekul lainnya yang saling
mempengaruhi sehingga terjadi nyala api (Ahmed et al. 2018)
Dari hasil percobaan pada tabel 1 di atas menunjukkan bahwa
respirasi yang terjadi pada kecambah kacang hijau (Vigna radiata) terjadi
sebab adanya kehadiran O2 yang kemudian akan menghasilkan CO2, hasil
respirasi berupa CO2 tersebut akan mempengaruhi lamanya api menyala.
Semakin banyak kadar CO2 yang dihasilkan, maka akan menyebabkan lama
api menyala semakin singkat. Sebab api tidak akan bisa menyala jika berada
pada ruangan yang tidak memiliki oksigen (O2).Terlihat pada uji nyala api
pada kecambah kacang hijau (Vigna radiata) tanpa perlakuan kontrol padam
lebih cepat dibandingkan dengan uji nyala api pada kecambah kacang hijau
(Vigna radiata) dengan perlakuan kontrol. Hal tersebut membuktikan adanya
faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya proses respirasi pada tanaman,
salah satunya yaitu oksigen (O2). Sesuai dengan pernyataan yang
diungkapkan oleh (Jethva et al. 2022) bahwasanya ketersediaan oksigen (O2)
menjadi faktor penting dari terjadinya proses respirasi.
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

II. KESIMPULAN
Melewati percobaan ini dibuktikan bahwa pada percobaan kecambah
kacang hijau (Vigna radiata)tanpa perlakuan kontrol didapati waktu lamanya
nyala api yaitu selama 2 detik, berselisih jauh dengan lamanya nyala api
dengan perlakuan kontrol yang berlangsung selama 14 detik. Berdasarkan
data tersebut dapat disimpulkan bahwa proses respirasi pada kecambah
kacang hijau (Vigna radiata) dipengaruhi oleh faktor ketersediaan oksigen
(O2) yang menghasilkan CO2. Akibat adanya keberlimpahan CO2 pada
percobaan tersebut menyebabkan nyala api lebih singkat, sebab api tidak
akan bisa menyala jika berada pada ruangan yang tidak memiliki oksigen
(O2).

III. DAFTAR PUSTAKA


Ahmed, L, Zhang, B, Shen, R, Agnew, RJ., Park, H, Cheng, Z., Mannan, MS
& Wang, Q, 2018, ‘Fire reaction properties of polystyrene-
based nanocomposites using nanosilica and nanoclay as
additives in cone calorimeter test’, Journal of Thermal
Analysis and Calorimetry, vol.132, no.3, pp.1853-1865.
Arfelli, VC., Liesenfeld, V., Silva, TMD., & Oliveira, JMPD, 2015,
‘Photosynthesis: an Interactive Didactic Model’s Use to the
Learning and Teaching Process’, Revista de Ensino de
Bioquímica, vol. 13, no. 1, pp. 9-26.
Campbell, NA, JB Reece, LA Urry, ML Cain., SA Wasserman, PV, Minorsky,
2017, Campbell Biology 11th Edition. New York: Pearson
Higher Education.
Dhaniaputri, R, 2016, ‘Mata kuliah struktur dan fisiologi tumbuhan sebagai
pengantar pemahaman proses metabolisme senyawa
Fitokimia’, Research Report, viewed 19 September 2022.
http://research-report.umm.ac.id/index.php/research-
report/article/viewFile/507/730
Hasanah, F Saefullah, A, 2018, ‘Pengaruh intensitas spektrum cahaya
warna merah dan hijauterhadap perkecambahan dan
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

fotosintesis kacang hijau (Vigna radiata L.)’, Gravity, vol.


4, no. 2, pp. 25-35.
Jethva, J, Schmidt, RR, Sauter, M & Selinski, J, 2022, ‘Try or Die: Dynamics
of Plant Respiration and How to Survive Low Oxygen
Conditions’, Plants, vol.11, no.2, p.205.
Mustakim, M, 2015, ‘Budidaya kacang hijau secara intensif’, Yogyakarta :
Pustaka Baru press, viewed 10 September 2022.
Novitasari, R, 2017, ‘Proses respirasi seluler pada tumbuhan’, In Prosiding
Seminar Nasional Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Biologi,
Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, viewed 10
September 2022.
Rakatika, RR, & Hernawati, D, 2014, ‘Perbedaan Konsumsi Oksigen (O2)
pada Proses Respirasi Kecambah’, Penelitian Internal, pp. 1-
7.
Riono, Y & Apriyanto, M, 2020, ‘Pemanfaatan Abu Sekam Padi dalam Inovasi
Pemupukan Kacang Hijau (Vigna Radiate L) Di Lahan
Gambut’, Selodang Mayang: Jurnal Ilmiah Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri
Hilir, vol.6, no.2, p.60.
Sholikah, N, Rahmawati, K & Prajoko, S, 2018, ‘Pengembangan Respirometer
Sederhana dari Bahan Daur Ulang’, Indonesian Journal of
Natural Science Education (IJNSE), vol.1. no.1.
Silaen, S, 2022, Biologi Umum, Perkumpulan Rumah Cemerlang Indoneisa
(PRCI), Tasikmalaya, viewed 18 September 2022.
https://repositori.uhnp.ac.id/bitstream/handle/123456789/142
/Biologi%20Umum.pdf?sequence=
Toro, G & Pinto, M, 2015,’ Plant Respiration Under Low Oxygen’,
Agriculture Research. 75 (1): 1-14.
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

IV. LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabel hasil pengamatan nyala api dalam gelas musium.


No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

PROPOSAL PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

ACARA 2.2.1
Respirasi pada Perkecambahan Biji Kacang Hijau (Vigna radiata) Commented [Ma1]: Judul sudah oke, kata
“perkecambahan” di ganti menjadi “kecambah” saja ya

Nama : Devi Ramdani


NIM : 22/494865/TP/13443
Gol(Hari)/Kel : Rabu/B2
Asisten : M. Berliando Gavintri

LABORATORIUM BIOLOGI UMUM


FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2022
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

Acara 2.2.1
Respirasi pada Perkecambahan Biji Kacang Hijau (Vigna radiata)

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Commented [Ma2]: Latar belakang sudah oke, dapat
digunakan di laporan... perbaiki saja paragraf awal latar
Menurut Novitasari (2017) Setiap makhluk hidup tentunya memiliki belakang

ciri kehidupan, salah satunya yaitu berespirasi. Seperti makhluk hidup lain, Commented [Ma3]: Usahakan atau seharusnya pada awal
paragraf pembuka, kamu menjelaskan dulu pernyataanmu
tumbuhan juga memerlukan proses respirasi di dalam siklus hidupnya. Tanpa baru dilanjutkan pernyataan orang lain.

berespirasi tumbuhan akan terancam oleh kerusakann fisiologis, sebab


respirasi merupakan sebuah proses yang penting bagi keberlangsungan hidup
tumbuhan.
Respirasi merupakan proses biologis penyerapan oksigen yang
kemudian mengalami proses oksidasi untuk menghasilkan suatu energi dan
sisa zat pembakaran berupa CO2 dan H2O . Oksigen memiliki peran sangat
penting dalam respirasi. Substrat respirasi adalah setiap senyawa organik
yang dioksidasikan dalam respirasi. Glukosa, fruktosa, sukrosa, pati, asam
organik, dan protein merupakan beberapa substrat respirasi yang penting
(Rakatika & Hernawati 2014). Arfelli et al. (2015) Menyebutkan bahwa
Respirasi berlangsung di dalam organ tanaman yaitu mitokondria dan
sitoplasma.
Semua tumbuhan memerlukan proses respirasi di dalam
keberlangsungan hidupnya, termasuk tumbuhan polong-polongan salah
satunya yaitu tumbuhan kacang hijau (Vigna radiata). Kacang hijau (Vigna
radiata) memiliki jumlah penggemar yang cukup banyak di Indonesia, tak
heran sebab kacang hijau ini memiliki banyak keunggulah dibandingkan
dengan jenis kacang-kacangan lain. Kandungan bahan baku berprotein nabati
tinggi di dalamnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai jenis olahan produk
pangan dan dapat dijadikan sebagai pengganti kacang kedelai (Mustakim
2015).
Kecambah dapat pula didefinisikan sebagai proses tumbuhan kecil
yang baru mulai muncul dan hidup dengan keterbatasannya untuk
memperoleh persediaan makanan, masih sangat bergantung pada persediaan
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

makanan yang terdapat didalam biji. Kecambah akan terus tumbuh dari
anakan hingga menjadi dewasa (Hasanah 2018). Saat kacang hijau
berkecambah , kotiledon berperan sebagai daun pertama untuk sumber nutrisi
dikala berlangsungnya proses fotosintesis. Perkecambahan tidak akan dapat
terjadi apabila tanaman itu sendiri tidak menjalankan proses respirasi.
Keterkaitan antara keduanya tidak dapat dipisahkan sebab proses
perkecambahan dan respirasi terjadi secara beriringan Oleh sebab itu,
diperlukan suatu percobaan untuk mengetahui faktor-faktor keberhasilan dan
juga kadar respirasi dalam perkecambahan biji kacang hijau (Vigna radiata).

B. Tujuan Commented [Ma4]: Tujuan sudah oke, dapat digunakan di


laporan
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui proses terjadinya
perkecambahan biji, respirasi kecambah, hasil respirasi, dan faktor-faktor
yang mempengaruhi proses respirasi pada biji kacang hijau (Vigna radiata).

II. DAFTAR PUSTAKA

Arfelli, VC., Liesenfeld, V., Silva, TMD., & Oliveira, JMPD, 2015,
‘Photosynthesis: an Interactive Didactic Model’s Use to the Learning
and Teaching Process’, Revista de Ensino de Bioquímica, vol. 13, no.
1, pp. 9-26.

Hasanah, F, Saefullah, A, 2018, ‘Pengaruh intensitas spektrum cahaya


warna merah dan hijauterhadap perkecambahan dan fotosintesis
kacang hijau (Vigna radiata L.)’, Gravity, vol. 4, no. 2, pp. 25-35.

Mustakim, M, 2015, ‘Budidaya kacang hijau secara intensif’, Yogyakarta :


Pustaka Baru press, viewed 10 September 2022.

Novitasari, R, 2017, ‘Proses respirasi seluler pada tumbuhan’, In Prosiding


Seminar Nasional Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas
MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, viewed 10 September 2022.

Rakatika, RR, & Hernawati, D, 2014, ‘Perbedaan Konsumsi Oksigen (O2)


pada Proses Respirasi Kecambah’, Penelitian Internal, pp. 1-7.

Anda mungkin juga menyukai