Anda di halaman 1dari 20

FO-UGM-BI-07-

No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM


ACARA 3
(Imitasi Persilangan Monohibrid dan Dihibrid pada Hukum
Mendel dengan Uji Chi-Square)

Disusun oleh:

Nama : Aisyah Sasmita Alfachsan

NIM : 20/459658/PT/08484

Golongan/Lab : Senin Genap/BBB

Asisten : Amalia Eka Puspita

LABORATORIUM BIOLOGI UMUM


FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 2

2020
ACARA 3
(Imitasi Persilangan Monohibrid dan Dihibrid pada Hukum
Mendel dengan Uji Chi-Square)

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perbandingan genetis adalah suatu cara untuk membedakan dua
atau tiga hal berbeda dalam pewarisan sifat dari orang tua kepada
keturunannya yang akan menghasilkan perbandingan yang signifikan
(Cahyono, 2010). Informasi genetis diwariskan dari generasi ke generasi
melalui gen, dimana di dalam gen terdapat alel. Interaksi antar alel dalam
gen akan membentuk suatu genotipe yang nantinya akan diekspresikan
menjadi fenotipe. Fenotipe merupakan karakteristik atau sifat individu
yang dapat dilihat secara fisik. Keberadaan fenotip dan genotip membuat
ilmuwan asal Austria bernama Gregor Mendel melakukan penelitian
tentang keterkaitan fenotipe dan genotipe terhadap pewarisan sifat pada
makhluk hidup (Starr et al. 2011., Mader, 2010., Reece et al. 2017)
Gregor Mendel menyatakan bahwa unit warisan ada dalam
pasangan, memisah secara independen selama pembentukan gamet, dan
satu dari setiap orang tua membentuk pasangan baru pada keturunannya.
Mendel menyilangkan kapri galur murni, yang memiliki perbedaan ciri-
ciri secara jelas dapat diamati. Hasil percobaan Mendel pada persilangan
monohibrid menunjukkan bahwa pada seluruh tanaman F1 hanya ciri
dari salah satu tetua yang muncul. Pada generasi F2, semua ciri yang
dipunyai oleh tetua (P) yang disilangkan muncul kembali dengan rasio
fenotipe 3:1 karena adanya ciri resesif dan dominan. Sebagai salah satu
kesimpulan dari percobaan monohibridnya, Mendel menyatakan bahwa
setiap sifat organisme ditentukan oleh faktor dan saat pembentukan
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 3

gamet. Peristiwa ini dikenal sebagai Hukum Mendel I atau hukum


segregasi (Arumingtyas, 2016).
Pada penyilangan dengan kombinasi sifat yang berbeda, Mendel
mendapatkan hasil yang secara tetap sama dan tidak berubah-ubah
dengan rasio fenotipe F2 9:3:3:1. Pengamatan ini menghasilkan rumusan
Hukum Mendel II (perpaduan bebas) yang menyatakan bahwa selama
pembentukan gamet pasangan faktor keturunan yang bersegresi akan
saling berpadu secara bebas dan akan terjadi pilihan secara acak pada
keturunannya (Syukur, 2015).
Untuk memahami lebih lanjut mengenai fenotipe pada pewarisan
sifat maka dilakukanlah praktikum ini dengan melakukan proses imitasi
perbandingan genetic dengan menggunakan kancing berbagai warna
yang diibaratkan sebagai fenotipe pada individu. Hasil dari proses imitasi
kemudian di uji dengan Chi-Square Test untuk mengetahui apakah sesuai
dengan hukum Mendel atau tidak.
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil pengujian
dengan Chi-Square Test dapat dianggap baik atau tidak dan juga untuk
mendapatkan gambaran tentang kemungkinan gen-gen yang dibawa oleh
gamet akan bertemu secara acak.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Genetika merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang
informasi genetik yang diwariskan oleh parental atau induk terhadap filial
atau keturunannya. Informasi genetik yang bervariasi pada tiap individu
seperti tekstur daun atau warna kulit disebut dengan karakter. Variasi pada
karakter seperti tekstur daun yang kasar atau warna kulit yang kecoklatan
disebut dengan sifat. Salah satu unit pewarisan sifat yang ada pada makhluk
hidup adalah gen, dimana sepasang gen akan membentuk alel yang mewakili
satu sifat. Susunan dari alel akan membentuk genotipe, yakni susunan alel
yang mengkode sifat pada makhluk hidup yang akan diekspresikan secara
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 4

fisik. Sifat yang diekspresikan secara fisik tersebut dinamakan dengan


fenotipe (Solomon et al. 2010., Reece et al. 2017).
Alel terbagi menjadi dua jenis, yakni alel heterozigot dan alel homozigot.
Alel yang memiliki susunan identik seperti AA atau aa disebut dengan alel
homozigot. Sedangkan alel yang tidak memiliki susunan identik seperti Aa
disebut dengan alel heterozigot. Pada umumnya, alel dilambangkan dengan
dua huruf. Huruf kapital menandakan sifat dominan dan huruf kecil
menandakan sifat resesif. Sifat dominan dan resesif suatu alel dapat dilihat
secara fenotipe. Apabila terdapat sifat fenotipe yang muncul pada satu alel
namun tidak muncul pada alel lainnya, maka sifat yang muncul tersebut
dinamakan sifat dominan. Sifat yang tertutupi oleh sifat dominan
dinamankan dengan sifat resesif. Alel heterozigot dapat ditemui pada hibrid
atau tanaman yang dihasilkan dari proses hibridisasi. Hibridisasi merupakan
proses penyilangan antara dua individu yang memiliki sifat berbeda satu
sama lain (Starr et al. 2010., Brooker et al.2010., Phelan, 2015).
Gregor Mendel, seorang ilmuwan asal Austria, mengamati pewarisan
sifat melalui hibridisasi. Penelitian Mendel terfokus pada sifat yang terdapat
pada hibrid yang dihasilkan. Setelah melakukan ribuan kali penyilangan,
Mendel mengemukakan dua huku yang dikenal dengan hukum segregasi dan
hukum asortasi bebas. Hukum segregasi menyatakan bahwa dua buah alel
dalam satu gamet pada tiap parental akan berpisah saat fertilisasi, untuk
menggabung secara acak dalam pembentukan gamet. Alel yang terdapat
pada gamet yang dihasilkan merupakan gabungan dari kedua alel yang
sebelumnya berpisah (Raven et al. 2010., Gayon, 2016).
Hukum segregsi dikemukakan setelah Mendel melakukan persilangan
monohibrid. Persilangan monohibrid adalah persilangan antara dua parental
yang memiliki satu sifat berbeda yang bertujuan untuk mengetahui
keberadaan dominai pada alel. Mendel melakukan penyilangan terhadap
bunga berwarna putih dan ungu. Keseluruhan hibrid yang dihasilkan
merepresentasikan sifat dari salah satu parental, yakni ungu. Hal ini
disebabkan karena sifat ungu yang terekspresi secara fenotipik, maka sifat
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 5

ungu bersifat doinan sepenuhnya terhadap sifat putih. Persilangan ini


menghasilkan F1 dengan alel heterozigot yang dapat dilambangkan dengan
Pp. Hal ini disebabkan oleh keberadaan alel dari sifat ungu dan putih pada
filial. F1 kemudian disilangkan dengan sesamanya dan dihasilkan F2,
dimana terdapat sifat putih pada filial yang dihasilkan. Keragaman fenotipe
ini disebabkan oleh faktor genetic dominan dan resesif. Sifat putih
tersembunyi pada persilangan pertama, namun muncul pada saat persilangan
kedua karena alel resesif pada kedua parental melebur menjadi satu. Melalui
percobaan ini, Mendel menemukan rasio genotipe yang terjadi sebesar 1:2:1,
dengan rasio fenotipe sebesar 3:1 (Raven et al. 2010., Millah et al. 2012).
Persilangan monohibrid juga dapat terjadi secara dominansi tidak penuh.
Dominansi tidak penuh terjadi saat sifat dominan maupun resesif yang
terdapat pada alel heterozigot tidak terekspresikan. Sifat yang terekspresikan
adalah sifat intermediet atau penggabungan dari sifat dominan dan resesif.
Pada persilangan monohibrid dominansi tidak penuh, rasio genotipe dan
fenotipe yang dihasilan adalah 1:2:1 (Sadava et al. 2011., Reece et al. 2017).
Hukum Mendel kedua atau huku asortasi bebas menyatakan bahwa alel
dari masing-masing parental akan bergabung ketika fertilisasi dimana alel
akan diekspresikan secara bebas. Hukum Mendel kedua didasarkan pada
penyilangan dihibrid, dimana terdapat dua sifat berbeda yang disilangkan
pada dua individu untuk mengetahui dominansi yang terjadi pada alel.
Seperti penyilangan monohibrid, dominansi penuh dan tidak penuh juga
terjadi pada persilangan dihibrid. Perbedaan dari keduanya trletak pada rasio
genotipe dan fenotipe yang dihasilkan, dimana rasio fenotipe yang dihasilkan
pada persilangan dihibrid dominansi penuh dan tidak penuh sebesar 9:3:3:1.
Rasio genotipe pada persilangan dihibrid dominansi pennuh sebesar 9:3:3:1
dan rasio pada persilangan dihibrid dominansi tidak penuh sebesar
1:2:1:2:4:2:1:2:1 (Phelan, 2015., Starr et al. 2010).
Kesesuaian hukum Mendel dalam berbaai percobaan genetika dapat diuji
dengan menggunakan uji Chi-Square yang merupakan pengujian yang
dilakukan secra numerical guna mengukur deviasi atau peyimpangan dengan
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 6

derajat kebebasan dan distribusiyang diharapkan sebagai parameter (Thaseen


& Kumar, 2017). Secara matematis, uji Chi-Square dirumuskan dengan:
( Ʃd )2
X2=
e
Dimana e atau expected merupakan hasil yang diharapkan dan sesuai dengan
hukum Mendel, sedangkan d merupakan hasil yang diperoleh pada saat
praktikum (Oktakrisna et al. 2013).
III. METODE
A. Alat dan Bahan
Dalam praktikum ini, alat dan bahan yang digunakan adalah
kancing baju berukuran sama dengan warna yang berbeda serta dua
kantong kain. Pada imitasi persilangan monohibrid dominansi penuh dan
tidak penuh, terdapat 12 kancing baju yang terdiri dari 6 kancing baju
warna merah dan 6 kancing baju warna putih yang akan digunakan.
Sedangkan pada persilangan dihibrid dominansi penuh dan tidak penuh
digunakan 16 kancing baju yang terdiri dari 4 kombinasi kancing warna
merah biru, 4 kombinasi kancing warna merah kelabu, 4 kombinasi
kancing warna putih biru dan 4 kombinasi kancing warna putih kelabu.
Keseluruhna kancing diibaratkan sebagai gamet dengan karakteristik
yang berbeda.
B. Cara Kerja
1. Imitasi Monohibrid Dominansi Penuh dan Tidak Penuh
Yang pertama dilakukan dalam percobaan ini adalah kancing baju
sebanyak 12 buah dimasukkan ke dalam kantong kain, dimana
kantong pertama diisi dengan 6 kancing merah dan 6 kancing biru.
Pada percobaan kali ini, kancing merah diibaratkan sebagai gen yang
mengkode warna merah pada bunga dengan gen dominan R,
sedangkan kancing putih diibaratkan sebagai gen yang mengkode
warna putih pada bunga dengan alel resesif r. Kantong kedua juga
diisi kancing baju sebanyak 12 buah dengan kancing merah dan putih
masing-masing sebanyak 6 buah.
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 7

Kancing pada masing-masing kantong kemudian diambil dengan


menggunakan kedua tangan secara bersamaan. Pengambilan
dilakukan tanpa melihat isi dari kedua kantong. Gabungan kancing
yang telah diambil tersebut diibaratkan sebagai zigot, sehingga ada
tiga kemungkinan yang dapat terjadi, yaitu:
a. Apabila didapat dua kancing merah, berarti zigot mempunyai
genotipe RR, dan fenotipenya bunga merah.
b. Apabila didapat satu kancing merah dan satu kancing putih,
berarti zigot mempunyai genotipe Rr, dan fenotipenya bunga
merah.
c. Apabila didapat dua kancing putih, berarti zigot mempunyai
genotipe rr, dan fenotipenya bunga putih.
Hasil pengambilan kancing kemudian dicatat, lalu kancing
dimasukkan kembali ke dalam kantong kain. Tahap ini diulangi
hingga 10 kali. Lalu, hasil yang diperoleh dicatat di tabel dan
dilakukan tes X 2 terhadap hasil yang telah diperoleh.
Hasil yang diperoleh dari percobaan imitasi persilangan
monohibrid dominansi penuh digunakan untuk percobaan imitasi
persilangan monohibrid dominansi tidak penuh, dengan mengingat
adanya sifat intermediet, sehingga apabila mendapatkan satu kancing
merah dan satu kancing putih, berarti zigot mempunnyai genotipe Rr,
maka fenotipenya adalah bunga merah muda. Hasil yang diperoleh
kemudian di catat di tabel dan dilakukan tes X 2 terhadap hasil yang
telah diperoleh.
2. Imitasi Dihibrid Dominansi Penuh dan Tidak Penuh
Ke dalam kedua kantong kain masing-masing diisi 16 kancing
baju yang terdiri dari 4 kombinasi kancing merah-biru yang dianggap
mengkode alel RB, 4 kombinasi kancing merah-kelabu yang dianggap
mengkode alel Rb, 4 kombinasi kancing putih-biru yang dianggap
mengkode alel rB, dan 4 kombinasi kancing putih-kelabu yang
dianggap mengkode alel rb. Kancing pada masing-masing kantong
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 8

kemudian diambil secara bersamaan tanpa melihhat isi kantong. Hasil


pengambilan lalu dicatat, dan kancing yang telah diambil dimasukkan
kembali ke dalam kantong kain. Tahap ini dilakukan sebanyak 16 kali
pengambilan. Setelah 16 kali pengambilan, hasil yang didapat diuji
dengan tes X 2 .
Hasil yang diperoleh dari percobaan di atas yakni percobaan
imitasi persilangan dihibrid dominansi penuh digunakan untuk
percobaan imitasi persilangan dihibrid tidak penuh dengan mengingat
adanya sifat intermediet. Hasil yang diperoleh kemudian di catat di
tabel dan dilakukan tes X 2 terhadap hasil yang telah diperoleh.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
Berdasarkan praktikum kali ini, diperoleh hasil sebgai berikut:
Tabel 1. Perhitungan Chi-Square monohibrid dominansi penuh

Perlakuan Bunga Merah Bunga Putih


Diperoleh (o) 8 2
Expected (e) 7,5 2,5
Deviasi (d) 0,5 -0,5
1 0 -1
( )
d−
2
1 2 0 1
( )
d−
2
1 2 0 0,4
( )
X2 =
d−
2
e
X dihitung 0,4
X tabel = 3,84 0,4˂ 3,84
Diterima
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 9

Pada imitasi persilangan monohibrid dominasi penuh, diperoleh hasil


pada fenotipe bunga merah sebesar 8 dengan hasil yang diharapkan
sebesar 7,5. Pada fenotipe bunga putih diperoleh hasil sebanyak 2
dengan hasil yang diharapkan sebesar 2,5. Deviasi atau hasil
pengurangan hasil yang diperoleh dengan hasil yang diharapkan pada
bunga merah sebesar 0,5 dan pada bunga putih sebesar -0,5. Hasil deviasi
lalu dikuadratkan dan dibagi dengan hasil yang diharapkan untuk
memperoleh nilai X pada bunga merah sebesar 0 dan untuk bunga putih
sebesar 0,4. Akumulasi nilai X kedua fenotipe merupakan nilai X 2 , yang
diperoleh sebesar 0,4. Derajat kebebasan sebesar 1 dan standar deviasi
sebesar 0,05 menunjukkan nilai X 2 sebesar 3,8. X 2 yang diperoleh
kurang dari X 2 pada tabel, sehingga hasil diterima.

Tabel 2. Perhitungan Chi-Square monohibrid dominansi tidak penuh

Perlakuan Merah Merah Muda Putih

Diperoleh (o) 1 7 2

Expected (e) 2,5 5 2,5

Deviasi (d) -1,5 2 -0,5

d2 2,25 4 0,25

2 d2 0,9 0,8 0,1


X =
e
X hitung 1,8

X tabel 5,99

1,8 ˂ 5,99 = Diterima


Pada imitasi monohibrid dominansi tidak penuh diperoleh hasil pada
fenotipe bunga merah sebesar 1 dengan hasil yang diharapkan sebesar
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 10

2,5. Pada fenotipe bunga merah muda hasil yang diperoleh sebesar 7
dengan hasil yang diharapkan sebesar 5. Dan pada bunga putih hasil
yang diperoleh sebesar 2 dengan hasil yang diharapkan sebesar 2,5.
Deviasi pada bunga merah sebesar -1,5, pada bunga merah muda
sebesar 2, dan pada bunga putih sebesar -0,5. Hasil kuadrat deviasi
dibagi dengan hasil yang diharapkan untuk memperoleh X 2 , dimana
nilai X 2 pada bunga merah sebesar 0,9, pada bunga merah muda sebesar
0,8, dan pada bunga putih sebesar 0,1. Dan akumulasi ketiga nilai
tersebut sebesar 1,8. Nilai X 2 yang diperoleh pada tabel Chi-Square
sebesar 5,99, dan nilai X 2 yang diperoleh kurang dari X 2 pada tabel,
sehingga hasil diterima.

Tabel 3. Perhitungan Chi-Square dihibrid dominansi penuh

R_BB R_bb rrB_ rrbb


Merah, Merah, oval Putih, Bulat Putih, oval
Bulat
Diperoleh (o) 10 2 4 0
Expected (e) 9 3 3 1
Deviasi (d) 1 -1 1 -1
d2 1 1 1 1
X2 0,11 0,33 0,33 1
X hitung 1,77
X tabel 7, 82
Pada imitasi dihibrid dominansi penuh diperoleh hasil pada genotipe
R_B_ yang mengkode sifat bunga merah dengan buah bulat sebesar 10
dengan hasil yang diharapkan sebesar 9. Hasil dari genotipe R_bb yang
mengkode sifat bunga merah dengan buah oval sebesar 2 dengan hasil
yang diharapkan sebesar 3. Hasil pada genotipe rrB_ yang mengkode
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 11

sifat bunga putih dengan buah bulat sebesar 4 dengan hasil yang
diharapkan sebesar 3. Dan hasil yang diperoleh pada genotipe rrbb yang
mengkode sifat bunga putih dengan buah oval sebesar 0 dengan hasil
yang diharapkan sebesar 1. Deviasi pada bunga merah dengan buah
bulat sebesar 1, pada bunga merah buah oval sebesar -1, pada bunga
putih buah bulat sebesar 1, dan pada bunga putih buah oval sebesar -1.
Hasil deviasi lalu dikuadratkan dan dibagi dengan hasil yang diharapkan
untuk memperoleh nilai X 2 dimana nilai X 2 pada bunga merah buah
bulat sebesar 0,11, pada bunga merah buah oval sebesar 0,33, pada
bunga putih buah bulat sebesar 0,33, dan pada bunga putih buah oval
sebesar 1. Akumulasi nilai X 2 dari keempat fenotipe diperoleh sebesar
1,77. Pada tabel Chi-Square nilai X 2 yang diperoleh menunjukkan nilai
X 2 sebesar 7,82. Sigma X 2 yang diperoleh melalui perhitungan (X
hitung) kurang dari nilai X 2 yang ditunjukkan pada tabel Chi-Square,
sehingga hasil dapat diterima.

Tabel 4. Perhitungan Chi-Square dihibrid dominansi tidak penuh

RRBB RRBb RRbb RrBB RrBb Rrbb rrBB rrBb rrbb


Merah, Merah, Merah Mera Merah Mera Putih Putih, Putih,
Bulat Agak , oval h muda, h , Agak Oval
bulat muda, Agak muda, Bulat bulat
Bulat bulat Oval
Diperole 1 4 2 1 3 1 1 1 2
h (o)
Expected 1 2 1 2 4 2 1 2 1
(e)
Deviasi 0 2 1 -1 -1 -1 0 -1 1
(d)
d2 0 4 1 1 1 1 0 1 1
X2 0 2 1 0,5 0,25 0,5 0 0,5 1
X hitung 5,75
X tabel 15,51
Pada imitasi dihibrid dominansi tidak penuh diperoleh hasil pada
genotipe RRBB sebesar 1 dengan hasil yang diharapkan sebesar 1. Pada
genotipe RRBb diperoleh hasil sebesar 4 dengan hasil yang diharapkan
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 11

sebesar 2. Pada genotipe RRbb diperoleh hasil sebesar 2 dengan hasil


yang diharapkan sebesar 1. Pada genotipe RrBB diperoleh hasil sebesar
1 dengan hasil yang diharapkan sebesar 2. Pada genotipe RrBb
diperoleh hasil sebesar 3 dengan hasil yang diharapkan sebesar 4. Pada
genotipe Rrbb diperoleh hasil sebesar 1 dengan hasil yang diharapkan
sebesar 2. Pada genotipe rrBB diperoleh hasil sebesar 1 dengan hasil
yang diharapkan sebesar 1. Pada genotipe rrBb diperoleh hasil 1 dengan
hasil yang diharapkan sebesar 2. Dan pada genotipe rrbb hasil yang
diperoleh sebesar 2 dengan hasil yang diharapkan sebesar 1. Diperoleh
deviasi pada genotipe RRBB sebesar 0, genotipe RRBb sebesar 2,
genotipe RRbb sebesar 1, genotipe RrBB sebesar -1, genotipe RrBb
sebesar -1, genotipe Rrbb sebesar -1, genotipe rrBB sebesar 0, genotipe
rrBb sebesar -1, dan genotipe rrbb sebesar 1. Hasil deviasi lalu
dikuadratkan dan dibagi dengan hasil yang diharapkan untuk
memperoleh nilai X 2 . Akumulasi nilai X 2 yang diperoleh sebesar 5,75.
Derajat kebebasan pada dominasi tidak penuh sebesar 8 dan standar
deviasi 0,05 pada tabel Chi-Square menunjukkan nilai X 2 sebesar 15,51.
X 2 pada percobaan kurang dari hasil X 2 pada tabel, sehingga hasil dapat
diterima.

B. Pembahasan
Dalam praktikum kali ini, dilakukan imitasi terhadap penyilangan
monohibrid dan dihibrid. Perbedaan dari kedua penyilangan tersebut
terdapat pada banyaknya sifat berbeda pada kedua parental yang
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 13

disilangkan, dimana pada persilangan monohibrid hanya ada satu sifat


berbeda dari kedua parental. Sedangkan pada persilangan dihibrid
terdapat dua sifat berbeda dari kedua parental. Penggunaan kancing
dengan warna yang berbeda-beda diibaratkan sebagai sifat dari gamet.
Kedua kantong kain tempat diletakkannya kancing diibaratkan sebagai
parental jantan dan betina.
Pada imitasi penyilanagan monohibrid digunakan kancing merah
dan putih yang diibaratkan sebagai gamet yang mengkode sifat warna
dan pada imitasi penyilangan dihibrid digunakan kancing merah-biru,
merah-kelabu, putih-biru, dan putih-kelabu sebagai gamet yang
mengkode sifat warna dan bentuk buah pada bunga. Kancing pada
masing-masing kantong kemudian diamil secara acak. Hal ini dilakukan
karena pada kenyataanya, alel akan berpisah secara acak saat terjadinya
fertilisasi (Gayon, 2016)
Pada penyilangan monohibrid dan dihibrid terdapat fenomena
yang terjadi pada alel dominan dan ressif. Fenomena tersebut dinamakan
dominansi, yakni ketika salah satu sifat alel menutupi sifat alel yan lain.
Ketika sifat yang terekspresikan adalah sifat dominan dari salah satu alel,
maka dominansi yang terjadi dinamakan dominansi penuh. Sedangkan
apabila salah satu sifat yang terekspresikan pada filial yang dihasilkan
adalah sifat gabungan dari alel dominan dan resesif atau sifat intermediet
dinamakan dengan dominansi tidak penuh. Keberadaan sifat intermediet
akan mengubah rasio fentie pada hasil. Pada imitasi penyilangan
monohibrid dan dihibrid dengan dominansi penuh dan tidak penuh, rasio
yang diperoleh kemudian diuji dengan metode Chi-Square.
Dalam imitasi genetika, uji Chi-Square dilakukan untuk
mengetahui kesesuaian data dari hasil segregasi yang diperoleh saat
pengujian dengan hukum Mendel (Widiatmoko et al. 2016). Hasil yang
diperoleh pada imitasi genetika akan diuji dengan uji Chi-Square agar
dapat diperoleh sigma X 2 yang akan dibandingkan dengan nilai X 2 yang
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 14

terdapat dalam tabel Chi-Square dengan berdasarkan pada derajat


kebebasan dan standar deviasi yang berlaku pada tiap-tiap penyilangan.
Pada imitasi persilangan monohibrid dominansi penuh diperoleh
hasil X 2 sebesar 0,4 dan nilai X 2 pada tabel Chi-Square sebesar 3,84.
Pada imitasi persilangan monohibrid dominansi tidak penuh diperoleh
sigma X 2 sebesar 1,8 dan nilai X 2 pada tabel Chi-Square sebesar 5,99.
Pada imitasi persilangan dihibrid dominansi penuh diperoleh sigma X 2
sebesar 1,77 dan nilai X 2 pada tabel Chi-Square sebesar 7,82. Dan pada
imitasi persilangan dihibrid dominansi tidak penuh diperoleh sigma X 2
sebesar 5,75 dan nilai X 2 pada tabel Chi-Square sebesar 15,51.
Keseluruhan sigma X 2 yang diperoleh pada keempat percobaan
imitasi genetika dibandingkan terhadap nilai X 2 yang terdapat pada tabel
Chi-Square. Berdasarkan hasil yang diperoleh, nilai dari perhitungan X 2
pada keempat percbaan jauh lebih kecil dibanding dengan nilai X 2 pada
tabel Chi-Square sehingga hasil yang diperoleh pada praktikum kali ini
relevan dengan huku Mendel.

V. KESIMPULAN
Hukum segregasi terjadi pada persilangan monohibrid dan menghasilkan
rasio genotipe 1:2:1, dimana pada monohibrid dominansi penuh, rasio
fenotipe yang dihasilkan sebesar 3:1. Untuk monohibrid doinansi tidak
penuh, rasi fenotipenya sama seperti rasio genotipenya yakni 1:2:1. Hukum
asortasi bebas terjadi persilangan dihibrid dan pada dihibrid dominansi
penuh, rasio genotipe yang dihasilkan adalah 9:3:3:1 dengan rasio fenotipe
sebesar 9:3:3:1. Pada persilangan dihibrid dominansi tidak penuh, rasio
fenotipenya 1:2:1:2:4:2:1:2:1.
Data yang diperoleh melalui imitasi genetika dengan sampel acak telah
diuji dengan uji Chi-Square dan hasilnya sesuai dengan hukum Mendel.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Arumingtyas, E.L., 2016. Genetika Mendel: prinsip dasar pemahaman
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 14
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 15

genetika. Universitas Brawijaya Press, Malang. Pp: 5-6


Brooker, R.J., Graham, L.E., Stiling, P.D., and Widmaler, E. 2010. Biology.
2nd ed. McGraw-Hill, New York. Pp: 331
Cahyono, F. 2010. Kombinatorial dalam hukum pewarisan Mendel. Institut
Teknologi Bandung. Bandung
Gayon, J. 2016. From Mendel to epigenetics : History of genetics. Comptes
Rendus Biologies, 339(7-8): 225-230.
Mader, S. 2010. Biology: Concepts and applications. 8th ed. McGraw-Hill
Higher Education, New York.
Millah, Z., Hidayat, S.H., and Susiprihati, S. 2012. Pewarisan karakter
ketahanan terhadap CHIVMV (Chili veinal mottle potyvirus)
pada tanaman cabai. Jurnal Agroekotek, 4(1): 47-54.
Oktakrisna, F.A., Soegianto, A., and Sugiharto, A.N. 2013. Pola pewarisan
sifat warna polong pada hasil persilangan tanaman buncis
(Phaseoulus vulgaris L.) varietas introduksi dengan varietas
lokal. Jurnal Produksi Tanaman, 1(2): 81-89.
Phelan, J. 2015. What is life? : a guide to biology. 3rd ed. W.H. Freeman and
Company, New York
Raven, P., Johnson, G., Mason, K., Losos, J., and Singer, S. 2011. Biology.
9th ed. McGraw-Hill, New York.
J.B. Reece, L.A. Urry, M.L. Cain, S.A. Wasserman, P.V. Minorsky. 2017.
Campbell biology. 11th ed. Pearson Higher Education, New York
Sadava, D., Barenbaum, M., Heller, C., and Hillis, D. 2011. Life: the science
of biology. 9th ed. Massachussets Sinaver Associates Inc,
Massachussets.
Solomon, E., Berg, L., and Martin, D. 2010. Biology. 9th ed. Brooks/Cole,
Belmont.
Starr, C., Evers, C., and Starr, L. 2010. Biology: concepts and applications.
8th ed. Cengage Learning, Belmont.
Thaseen, S. & Kumar, A. 2017. Intrusion detection model using fusion of
chi-square feature selection and multi class SVM. Journal of
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 16

King Saud University-Computer and Information Science, 29(4):


462-472.
Widiatmoko, G.W., Basunanda, P., and Purwantoro, A. 2016. Analisis
genetik F2 persilangan cabai (Capsicum annum L.) jalapeno
dengan tricolor variegate. Vegetalika, 5(2): 26-37.

VII. LAMPIRAN
a. Perhitungan
1) Monohibrid Dominansi penuh
Perlakuan Merah Putih
Diperoleh (o) 8 2
Expected (e) 3 1
x 10 = 7,5 x 10 = 2,5
4 4
Deviasi (d) 8-7,5 = 0,5 2- 2,5 = - 0,5
1 0,5-0,5 = 0 -0,5-0,5 = -1
( )
d−
2
1 2 0x0=0 -1 x -1 = 1
( )
d−
2
2
1 0 x 0 : 7,5 = 0 -1 x -1 : 2,5 = 0,4
X = (
2 d− )
2
e
Derajat kebebasan : Fenotip – 1
: 2-1 = 1
Standar deviasi : 0,05
Berdasarkan tabel Chi-Square perhitungan ini sesuai dengan hukum Mendel
karena 0,4 ˂ 3,84
2) Monohibrid dominansi tidak penuh
Perlakuan Merah Merah Muda Putih
o 1 7 2
e 1 2 1
x 10 = 2,5 x 10 = 5 x 10 = 2,5
4 4 4
d 1- 2,5 = - 1,5 7-5 = 2 2- 2,5 = -0,5
d2 -1,5 x -1,5 = 2,25 2x2=4 -0,5 x -0,5 = 0,25
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 17

X 2,25 4 0,25
= 0,9 = 0,8 = 0,1
2,5 5 2,5
Derajat kebebasan : 3-1 = 2
Standar deviasi : 5,99
X akumulasi : 1,8
Berdasarkan tabel Chi-Square, perhitungan ini sesuai dengan hukum Mendel
karena 1,8 ˂ 5,99
3) Dihibrid Dominansi Penuh
Perlakuan R_B_ R_bb rrB_ rrbb
o 10 2 4 0
e 9 3 3 1
x 16 = x 16 = x 16 = x 16 =
16 16 16 16
9 3 3 1
d 10-9 = 1 2-3 = -1 4-3 = 1 0-1 = -1
2
d 1 x 1 = 1 -1 x -1 = 1 1x1=1 -1 x -1 = 1
X 1 1 1 1
= 0,11 = 0,33 = 0,33 =1
9 3 3 1
Derajat kebebasan : 4-1 = 3
Standar deviasi : 7,82
X akumulasi : 1,77
Berdasarkan tabel Chi-Square, perhitungan ini sesuai dengan hukum Mendel
karena 1,77 ˂ 7,82
4) Dihibrid Dominansi Tidak Penuh
Perlakua RRB RRBb RRbb RrBB RrBb Rrbb rrBB rrBb rrb
b
n
o 1 4 2 1 3 1 1 1 2
e 1 2 1 2 4 2 1 2 1
x 16 x x x x x x x
16 16 16 16 16 16 16 16 16
=1 16 = 2 16 = 1 16 = 2 16 = 4 16 = 16 = 16 = x
16
2 1 2 =1
d 1-1 = 0 4-2 = 2-1 = 1-2 = 3-4 = 1-2 = 1-1 1-2 2-1
2 1 -1 -1 -1 =0 = -1 =1
2
d 0x0= 2x2= 1x1 -1 x -1 -1 x -1 -1 x 0 x 0 -1 x 1x
0 4 =1 =1 =1 -1= 1 =0 -1= 1=
1
1
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 17

X 0 4 1 1 1 1 0 1 1
=0 =2 =1 = 0,5 = = =0 =
1 2 1 2 4 2 2 2 1
0,25 0,5 0,5 =1
Derajat kebebasan : 9-1 = 8
Standar deviasi : 15,51
X akumulasi : 5,75
Berdasarkan tabel Chi-Square, perhitungan ini sesuai dengan hukum Mendel
karena 5,75 ˂ 15,51
b. Data

c.
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 19

d. Revisi Proposal

Anda mungkin juga menyukai