Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1

PERCOBAAN C-2
KONTROL KEASAMAN LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

Disusun oleh:

Nama : Ronald Hutajulu


NIM : 19/443648/TK/48844
Hari, Tanggal : Senin, 23 September 2019
Kelompok : IV
Partner : Ryan Nelson Rukyanto
Prodi/Fakultas : Teknik Fisika
Asisten Pembimbing : Lisa Dwi Hanifah

LABORATORIUM KIMIA DASAR


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA

2019
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1

KONTROL KEASAMAN LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

Telah dipersiapkan dan disusun oleh


Ronald Hutajulu
19/443648/TK/48844

Yogyakarta, September
2019

Lisa Dwi Hanifah Nama Mahasiswa


Asisten Pembimbing Praktikum Praktikan
FORMAT LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA DASAR
I/ANORGANIK
PERCOBAAN C-2
KONTROL KEASAMAN LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

- COVER (3)
- LEMBAR PENGESAHAN (2)
- INTISARI (dua paragraf, max 250 kata, kata kunci min 3)
Judul dari praktikum ini adalah Kontrol Keasaman Larutan
Penyangga (Buffer). Kontrol keasaman larutan penyangga yang
dilakukan dalam praktikum ini bertujuan untuk memahami manfaat
mengontrol pH terutama dalam sistem fisiologi, mempelajari teknik
mempertahankan nilai pH, serta memahami sistem buffer dan fungsi
sistem tersebut.
Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah titrasi. Titrasi
air dilakukan untuk mengetes apakah pengenceran dapat mempengaruhi
perubahan pH larutan. Sementara itu, hasil yang didapatkan
menunjukkan bahwa tidak adanya perubahan signifikan dalam larutan
penyangga ketika ditambahkan larutan asam atau basa. Hal ini
menunjukkan bahwa larutan penyangga merupakan larutan yang dapat
mempertahankan pH.

Kata Kunci : Buffer, Larutan, Mengontrol, Titrasi

I. TUJUAN (3)
1. Memahami manfaat mengontrol pH, terutama dalam system
fisiologi
2. Mempelajari teknik mempertahankan nilai pH larutan dalam
berbagai aplikasi
3. Memahami system buffer dan fungsi sistem tersebut

II. METODE PERCOBAAN (10)


II.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu gelas beker
ukuran 50 mL, labu takar 50 mL, pengaduk piset, corong, pipet
gondok 5 mL, pipet pump, tabung reaksi.
Sedangkan bahan yang digunakan yaitu larutan HCl 0,1 M
sebanyak 5 mL, larutan NaOH 0,1 M sebanyak 5 mL, larutan
NaH2PO4 0,5 M sebnyak 10 mL, larutan Na2HPO4 0,5 M sebanyak
10 mL, larutan CH3COOH 1 M sebanyak 10 mL, larutan
CH3COONa 1 M sebanyak 10 mL, larutan NH4OH 1 M sebanyak
10 mL, larutan NH4Cl 1 M sebanyak 10 mL, larutan NH4OH 1 M
sebanyak 5 mL, larutan NH4Cl 1 M sebanyak 20 mL, dan aquades.

II.2 Cara Kerja


1. Pembuatan Larutan HCl 0,0001 M
Pertama, larutan HCL 0,1 M diambil sebanyak 5 mL dengan
pipet gondok 5 mL dan dimasukkan ke dalam labu takar 50
mL. Lalu, aquades ditambahkan sampai tanda batas dan
dikocok sampai homogen. Kemudian, larutan HCl 0,01 M yang
baru dibuat diambil dan dimasukkan ke dalam labu takar 50
mL. Aquades ditambahkan sampai tanda batas dan dikocok
sampai homogen. Setelah itu, larutan tersebut (HCl 0,001 M)
diambil sebanyak 5 mL dan dan dimasukkan ke dalam labu
takar 50 mL. lalu, ditambahkan kembali aquades sampai tanda
batas dan dikocok. Kemudian, larutan tersebut (HCl 0,0001 M)
dibagi ke dalam tiga buah tabung reaksi. Lalu, tabung reaksi
pertama dibiarkan tetap, tabung reaksi kedua ditambahkan HCl
1 M sebanyak 1 tetes, dan tabung reaksi ketiga ditambahkan
NaOH 1 M sebanyak 1 tetes. Selanjutnya ketiganya dites
pHnya.

2. Pembuatan Larutan NaOH 0,0001 M


larutan NaOH 0,1 M diambil sebanyak 5 mL dengan pipet
gondok 5 mL dan dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL. lalu,
aquades ditambahkan sampai tanda batas dan dikocok sampai
homogen. . Kemudian, larutan NaOH 0,01 M yang baru dibuat
diambil dan dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL. Aquades
ditambahkan sampai tanda batas dan dikocok sampai homogen.
Setelah itu, larutan tersebut (NaOH 0,001 M) diambil sebanyak
5 mL dan dan dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL. lalu,
ditambahkan kembali aquades sampai tanda batas dan dikocok.
Kemudian, larutan tersebut (NaOH 0,0001 M) dibagi ke dalam
tiga buah tabung reaksi. Lalu, tabung reaksi pertama dibiarkan
tetap, tabung reaksi kedua ditambahkan HCl 1 M sebanyak 1
tetes, dan tabung reaksi ketiga ditambahkan NaOH 1 M
sebanyak 1 tetes. Selanjutnya ketiganya dites pHnya.

3. Pembuatan Larutan Buffer H2PO4- dan HPO42-


Sebanyak 10 mL larutan NaH2PO4 0,5 M dicampurkan dengan
10 mL larutan Na2HPO4 0,5 M dalam gelas beaker 50 mL dan
diaduk sampai homogen. Kemudian, larutan dibagi ke dalam 2
tabung reaksi. Lalu, tabung reaksi pertama ditambahkan HCl 1
M sebanyak 1 tetes dan tabung reaksi kedua ditambahkan
NaOH 1 M sebanyak 1 tetes. Selanjutnya, kedua tabung reaksi
dites pHnya.

4. Pembuatan Larutan Buffer CH3COOH 1 M dan CH3COONa 1


M
Sebanyak 10 mL larutan CH3COOH 1 M dicampurkan dengan
10 mL larutan CH3COONa 1 M dalam gelas beaker 50 mL dan
diaduk sampai homogen. Kemudian, larutan dibagi ke dalam 2
tabung reaksi. Lalu, tabung reaksi pertama ditambahkan HCl 1
M sebanyak 1 tetes dan tabung reaksi kedua ditambahkan
NaOH 1 M sebanyak 1 tetes. Selanjutnya, kedua tabung reaksi
dites pHnya.

Perubahan
Perlakuan Larutan Larutan Larutan
pH pH pH
Non Buffer Buffer Buffer
HCl 0,0001 CH3COOH H2PO4-
M 1 M 0,5
HCl 1 M ditambahkan ke dan
larutan asam CH3COONa M dan
1M HPO42-
0,5 M
HCl 0,0001 CH3COOH H2PO4-
M 1 M 0,5
NaOH 1 M ditambahkan dan
ke larutan asam CH3COONa M dan
1M HPO42-
0,5 M
NaOH NH4OH 1 M NH4OH
HCl 1 M ditambahkan ke 0,0001 M dan NH4Cl 1 M dan
larutan basa 1 M (1:1) NH4Cl 1
M (1:4)
NaOH NH4OH 1 M NH4OH
NaOH 1 M ditambahkan 0,0001 M dan NH4Cl 1 M dan
ke larutan basa 1 M (1:1) NH4Cl 1
M (1:4)
HCl 1 M ditambahkan ke Akuades - - - -
larutan netral
NaOH 1 M ditambahkan Akuades - - - -
ke larutan netral
5. Pembuatan Larutan Buffer NH4OH 1 M dan NH4Cl 1 M (1 : 1)
Sebanyak 10 mL larutan NH4OH 1 M dicampurkan dengan 10
mL larutan NH4Cl 1 M dalam gelas beaker 50 mL dan diaduk
sampai homogen. Lalu, larutan dibagi ke dalam 2 tabung
reaksi. Kemudian, tabung reaksi pertama ditambahkan HCl 1
M sebanyak 1 tetes dan tabung reaksi kedua ditambahkan
NaOH 1 M sebanyak 1 tetes. Selanjutnya, kedua tabung reaksi
dites pHnya.

6. Pembuatan Larutan Buffer NH4OH 1 M dan NH4Cl 1 M (1 : 4)


Sebanyak 5 mL larutan NH4OH 1 M dicampurkan dengan 20
mL larutan NH4Cl 1 M dalam gelas beaker 50 mL dan diaduk
sampai homogen. Lalu, larutan dibagi ke dalam 2 tabung
reaksi. Kemudian, tabung reaksi pertama ditambahkan HCl 1
M sebanyak 1 tetes dan tabung reaksi kedua ditambahkan
NaOH 1 M sebanyak 1 tetes. Selanjutnya, kedua tabung reaksi
dites pHnya.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN (40)


a. Hasil (10)
b. Pembahasan (30)
- Perubahan pH larutan non buffer
• Bahas metode yang digunakan dalam percobaan ini
Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode
titrasi. Titrasi merupakan proses penentuan banyaknya suatu
laruan dengan konsentrasi yang telah diketahui sebelumnya
untuk bereaksi secara lengkap dengan larutan yang
konsentrasinya belum diketahui (Keenan, 1980). Titrasi
dilakukan dengan menambahkan air pada larutan dengan
konsentrasi tertentu untuk menurunkan konsentrasi larutan
tersebut dan membutnya menjadi semakin encer. Hal tersebut
dapat mempermudah dalam mengamati perubahan pH yang
terjadi bila ditambah sedikit asam atau basa yang cukup pekat.

• Fungsi perlakuan alat


Setelah menambahkan asam, basa, atau aquades untuk proses
pengenceran, labu takar diaduk sehingga larutan tersebut
homogen dan dapat tercampur dengan sempurna sehingga
perubahan pH yang didapat pun akan seakurat mungkin.

• Fungsi penambahan HCl dan NaOH


Penambahan HCl & NaOH dilakukan dengan tujuan untuk
memberikan suasana asam atau basa. Penambahan ini
dilakukan dalam volume sedikit supaya tidak penambahan
volume (Syukri, 1999). Penambahan asam pada larutan asam
akan menyebabkan penurunan nilai pH. Hal ini dibuktikan
oleh hasil percobaan dan hasil teoritis. Lalu penambahan basa
pada larutan asam akan membuat pH larutan naik. Selain itu,
pada larutan basa pun dilakuka penambahan asam (HCl) dan
basa (NaOH). Penambahan basa terhadap larutan basa akan
membuat larutan semakin basa karena basa yang ditambahkan
lebih pekat dari larutan basa tersebut. Lalu penambahan asam
pada larutan basa akan membuat pH larutan turun. Hal ini
sesuai dengan teori dan hasil yang didapatkan.

• Reaksi saat H2O diberi penambahan asam dan basa


H2O bereaksi sesuai dengan penambahan asam atau basa.
Aquades (H2O) diketahui memiliki pH netral. Apabila
ditambahkan sedikit asam, pH larutan akan bergeser ke arah
asam dan jika ditambahkan sedikit basa, maka pH larutan akan
bergeser ke arah basa. Dalam percobaan ini, pH larutan yang
didapatkan ketika ditambahkan HCl adalah 2, dan ketika
ditambahkan NaOH adalah 13.

• Fungsi pengenceran HCl 0,0001 M dan NaOH 0,0001 M


Dalam percobaan ini, pengenceran NaOH & HCl dilakukan
untuk melihat apakah pengenceran mempengaruhi pH larutan.
Hal ini juga bertujuan untuk mempermudah dalam mengamati
perubahan pH yang terjadi bila ditambah sedikit asam atau
basa yang cukup pekat. Apabila tidak dilakukan pengenceran,
perubahan pH akan cukup kecil sehingga sulit diamati.
Semakin encer larutan maka perubahan pH akan semakin
signifikan (Saparamadu, 2010).

• Reaksi saat HCl 0,0001 M dan NaOH 0,0001 M ketika tidak


diberi perlakuan, ditambah asam dan basa
Pada saat larutan HCl ditambahkan dengan HCl, pH larutan
akan menjadi semakin asam karena jika asam kuat
ditambahkan dengan asam kuat akan tetap menjadi asam kuat.
Sementara itu., ketika ditambahkan dengan NaOH, pH akan
menjadi semakin basa. Reaksi yang terjadi adalah :
REAKSI
Pada saat larutan NaOH ditambah dengan NaOH, pH larutan
akan semakin basa. Namun, jika diberikan HCl, larutan NaOH
akan memiliki pH yang semakin asam. Reaksi yang terjadi
adalah :
REAKSI

• Pembahasan data hasil percobaan


Dari percobaan di atas, terdapat kesalahan sehingga hasil yang
didapatkan tidak sesuai dengan teori bahwa pH awal larutan
NaOH 0,0001 M sebesar 10. Hal ini disebabkan karena adanya
air yang mengkontaminasi larutan basa tersebut. Hal tersebut
juga terjadi pada hasil pengukuran pH awal larutan HCl
0,0001 M yang didapatkan yaitu 6. Berdasarkan perhitungan
teoritis, pH awal larutan tersebut seharusnya 4. Hasil lainnya
juga menunjukkan bahwa perubahan pH larutan HCl dan
NaOH yang diteteskan asam (HCl) dan basa (NaOH) sudah
sesuai dengan teori. Namun, nilai pH yang didapatkan berbeda
dengan perhitungan teoritis. Hal ini disebabkan karena adanya
kesalahan praktikan dalam kebersihan alat praktikum dan
menjaga larutan agar tidak terkontaminasi. Pada pengukuran
pH air, terjadi kesalahan karena pH air yang didapatkan 6.
Berdasarkan teori, pH air yang seharusnya adalah 7 karena
bersifat netral. Kesalahan ini terjadi karena adanya
kontaminasi akibat dari alat praktikum yang kurang bersih.

- Perubahan pH larutan buffer


• Bahas metode yang digunakan dalam percobaan ini
Dalam percobaan ini, metode yang digunakan adalah
pencampuran larutan. Pencampuran larutan dilakukan supaya
terjadi reaksi antarlarutan sehingga menghasilkan larutan baru.

• Fungsi perlakuan alat dan penambahan bahan


Penambahan asam basa dilakukan dengan tujuan untuk
membuat peruahan ke suasana asam atau basa. Penambahan
ini dilakukan dalam volume sedikit supaya tidak penambahan
volume. Setelah penambahan bahan tersebut dilakukan, gelas
beker diaduk supaya larutan tercampur dengan sempurna
sehinggan hasil yang didapatkan akan seakurat mungkin.

• Reaksi antara CH3COOH 1 M dan CH3COONa 1 M ketika


tidak diberi perlakuan, ditambah asam dan basa
Pada larutan CH3COOH 1 M dan CH3COONa 1M terjadi
perubahan pH ketika ditambahkan asam atau basa. Reaksi
yang terjadi adalah sebagai berikut.
CH3COOH + NaOH = CH3COONa + H2O
CH3COONa + HCl = CH3COOH + NaCl
• Reaksi kimia yang terjadi antara H2PO4- 0,5 M dengan HPO42-
0,5 M ketika tidak diberi perlakuan, ditambah asam dan basa
Pada larutan NaH2PO4 dan Na2HPO4, tidak terjadi perubahan
pH ketika ditambahkan asam atau basa. Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut.
NaH2PO4 + NaOH = Na2HPO4 + H2O
Na2HPO4 + HCl = NaH2PO4 + NaCl
• Reaksi antara NH4OH 1 M dan NH4Cl 1 M (1:1) ketika tidak
diberi perlakuan, ditambah asam dan basa
Pada larutan NH4OH 1 M & NH4Cl 1 M (1:1) dan larutan
NH4OH 1 M & NH4Cl 1 M (1:4) ketika diberikan asam atau
basa, tidak terjadi perubahan pH. Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut.
NH4OH + HCl = NH4Cl + H2O
NH4Cl + NaOH = NH4OH + NaCl
• Pembahasan data hasil percobaan
Pada percobaan ini, terjadi kesalahan dalam melakukan
pengukuran pH. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa
terjadi perubahan pH pada larutan buffer CH3COOH dan
CH3COONa. Hal ini terjadi karena adanya kesalahan
praktikan yang kurang teliti dalam membuat takaran larutan
atau kurang bersih ketika mencuci sehingga terjadi
kontaminasi. Hasil pada larutan NH4OH 1 M & NH4Cl 1 M
serta NaH2PO4 & Na2HPO4 menunjukkan bahwa tidak ada
perubahan pH karena larutan buffer tersebut mempertahankan
pH-nya. Larutan penyangga (Buffer) adalah larutan yang
terbuat dari asam/basa lemah dan garamnya. Larutan ini
mempunyai kapasitas buffer yaitu kemampuan larutan dalam
mempertahankan pH-nya (Chang, 2010).

IV. KESIMPULAN (5)


1. Mengontrol pH memiliki manfaat untuk menjaga kestabilan nilai
pH terutama dalam sistem fisiologi yang cukup sensitif pada
perubahan pH. Dalam tubuh manusia terdiri atas sebagian besar
cairan, maka sangat perlu untuk mengontrol pH-nya pada kisaran
7,2 – 7,45.
2. Teknik mempertahankan pH adalah dengan menggunakan larutan
penyangga atau buffer dengan kapasitas dan pH yang sesuai.
3. Sistem buffer adalah campuran larutan asam/basa lemah dan
garamnya. Sistem ini berfungsi untuk menjaga kestabilan pH.

V. DAFTAR PUSTAKA (2)


Chang, R., 2010, Chemistry 10th Edition, The McGraw-Hill Companies
Inc., New York
Keenan, C.W., 1980, Ilmu Kimia Untuk Universitas, Erlangga, Jakarta
Saparamadu, J.S., 2010, A Low Cost Nutrient Formulation with a Buffer
for Simplified Hydroponics System, Jurnal of Holticulture and
Forestry, Vol.2, 5
Syukri, S., 1999, Kimia Dasar 2, ITB Press, Bandung

- LAMPIRAN (10)
a. Laporan sementara
b. Perhitungan
c. Review Jurnal (pretest <60)

Anda mungkin juga menyukai