BBB - 5 - Laporan Acara 3.2
BBB - 5 - Laporan Acara 3.2
Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari
ACARA 3.2
ACARA 3.2
Uji Golongan Darah Manusia dengan Sistem ABO dan Rheus
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Darah merupakan komponen yang penting dalam pembuluh darah
yang berperan sebagai cairan tubuh pada manusia yang salah satu
fungsinya untuk mengangkut oksigen dan nutrisi ke semua jaringan dan
organ yang ada di tubuh manusia serta membawa karbondioksida
(Daneman & Prat 2015). Darah dari suatu individu dapat ditransfusikan
kepada individu lain dengan syarat tertentu. Transfusi darah dapat
dilakukan jika mereka memiliki golongan darah yang sama, karena jika
tidak sesuai dengan golongan darhnya dapat menyebabkan reaksi transfusi
imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan
kematian (Indayanie & Rahmawati 2015). Golongan darah adalah ciri
khusus dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat
serta protein pada permukaan membran sel darah merah.
Ada dua jenis sistem penggolongan darah yaitu sistem ABO dan
sistem rhesus. Penentuan golongan darah ABO pada manusia didasarkan
pada jenis antigen dan antibodi yang terdapat di dalam darah tersebut.
Pengertian dari antigen adalah senyawa kimia yang merangsang antibodi
dalam darah. Sedangkan antibodi adalah senyawa kimia yang bereaksi
terhadap suatu antigen tertentu sehingga terjadi penggumpalan atau
aglutinasi pada darah (Andriko et al. 2020). Selain itu golongan darah
dikelompokkan berdasarkan rhesusnya pengelompokan terbagi menjadi
dua rhesus positif (Rh+) dan rhesus negatif (Rh-) (Chandra & Gupta
2012). Oleh karena itu, berdasarkan data-data yang ada praktikum akan
dilakukan untuk mengidentifikasi kebakaan golongan darah pada manusia
dengan uji kedua sistem darah tersebut.
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi
golongan darah sebagai salah satu sifat yang diturunkan (kebakaan) pada
manusia. Selain itu, praktikum ini juga bertujuan untuk menentukan
mekanisme pewarisan sifat yang terjadi pada golongan darah manusia
dengan uji sistem ABO dan rheus.
penggolongan darah yang pertama kali ditemukan sisitem ABO oleh Karl
Lansterner. Sistem ini berdasarkan pada prinsip reaksi antara aglutinogen
pada permukaan eritrosit dengan aglutinin yang terdapat pada plasma
darah. Golongan darah mengacu pada pola reaksi tertentu terhadap
pengujian antiserum dalam sistem tertentu (Oktari & Silvia 2016).
Golongan darah merupakan karakteristik khusus dari sel darah
merah yang memiliki kandungan protein dan karbohidrat yang berbeda.
Jenis golongan darah dan rhesus sangat penting diketahui, khususnya
dalam proses transfusi darah. Hal ini dikarenakan untuk menghindari
reaksi imunologik karena perbedaan komposisi kimia eritrosit antara
resipien dan donor (Suyasa et al. 2017). Tidak hanya mencakup masalah
yang berhubungan dengan transfusei darah, melainkan juga hubungan
penyakit spesifik dengan permukaan sel darah merah. Di antara 33
pembagian golongan darah, sistem ABO tetap menjadi yang paling banyak
digunakan dalam transfusi dan transplantasi. Hal tersebut disebabkan
karena semua orang di atas usia 6 bulan memiliki antibodi anti-A dan/atau
anti-B yang signifikan dalam serumnya. Orang dengan golongan darah A
memiliki antibodi terhadap darah golongan B dalam serum, dan
sebaliknya. Sedangkan golongan darah O tidak mengandung antigen A
atau B (Rath et al. 2014).
Golongan darah manusia dapat diketahui dengan pengujian
menggunakan serum dengan kandungan aglutinin. Aglutinasi adalah
perlengketan sel darah merah yang disebabkan oleh antibodi yang melekat
pada antigen sel darah merah (Handoko et al. 2017).
III. METODE
A. Alat dan Bahan
Pada praktikum uji golongan darah dengan sistem ABO dan
Rhesus pada acara ini menggunakan alat-alat laboratorium seperti lanset
dan jarum lanset yang digunakan untuk melukai kulit agar pengambilan
sampel darah dapat dilakukan. Alat lain yang digunakan adalah 4 buah
gelas benda yang digunakan sebagai alas dari sampel darah dan tempat
pencampuran dengan serum, dan juga menggunakan tusuk gigi untuk
pengaduk dalam pencampuran darah dengan serum.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah alkohol 70%
yang berfungsi untuk mensterilkan ujung jari tangan sebelum dilakukan
pengambilan sampel darah. Bahan lain yang digunakan adalah serum anti-
A, serum anti-B, dan serum anti-D yang berfungsi sebagai reagen.
B. Cara Kerja
Langkah pertama yang dilakukan adalah persiapan alat dan bahan
yang digunakan dalam praktikum ini. Selanjutnya ditentukan 4 probandus
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari
serum anti-B, dan serum anti-D hasilnya positif. Hal ini menandakan
probandus 3 memiliki golongan darah tipe AB. Pada probandus 4, ketika
sampel darah dicampur dengan serum anti-A, serum anti-B, dan serum
anti-D hasilnya negatif. Hal ini menandakan probandus 4 memiliki
golongan darah tipe O.
V. KESIMPULAN
Pada percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
pengujian golongan darah menggunakan sistem ABO dan Rhesus dapat di
uji menggunakan serum anti-A, anti-B, dan anti-D. Golongan darah A
memiliki antigen A, golongan darah B memiliki antigen B, golongan darah
AB memiliki antigen A dan B, golongan darah O tidak memiliki antigen
A maupun B. Sedangkan pada golongan darah A memiliki antibodi B,
golongan darah B memiliki antibodi B, golongan darah AB tidak memiliki
antibodi A maupun B, golongan darah O memiliki antibodi A dan B.
Penentuan golongan darah seseorang sangat berkaitan dengan antigen dan
antibodi dengan melihat adanya aglutinasi yang terjadi pada sel
eritrositnya. Setiap golongan darah memiliki aglutinogen yang ada di
dalam darah akan mengalami aglutinasi (penggumpalan) saat ditetesi
dengan aglutinin masing-masing. Semua sampel darah yang diuji
memiliki rhesus positif (+). Dan golongan darah manusia merupakan salah
satu penentu sifat keturunan yang ditentukan oleh alel-alel IO IA dan IB.
Faktor yang mempengaruhi pewarisan sifat pada manusia adalah faktor
genetik dan lingkungan.
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari
VII. LAMPIRAN
Laporan Sementara
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari