ABSTRAK
Penelitian ini mengetahui adaptasi masyarakat kawasan pesisir di Kecamatan Sayung
terhadap banjir rob. Dari data yang dikumpulkan serta dianalisis secara deskriptif diketahui
bahwa daerah pesisir di Kecamatan Sayung yang terkena banjir rob pada ketinggian 0,25m
adalah Desa Sriwulan, Desa Surodadi, Desa Bedono dan Desa Timbulsloko. Dampak banjir
rob antara lain: kerusakan bangunan tempat tinggal, salinitas air tanah, kerusakan lahan
tambak, dan, kehilangan lahan, serta kerusakan pada kendaraan atau peralatan kerja.
Respon masyarakat terhadap banjir rob yang terjadi yakni masyarakat tetap tinggal dan
pindah atau mengungsi. Adaptasi dilakukan pada bangunan tempat tinggal, ketersediaan
air bersih dan pada lahan tambak. Adaptasi pada bangunan tempat tinggal yaitu meninggikan
lantai rumah, meninggikan rumah dan atapnya, membuat tanggul, membuat saluran air.
Adaptasi pada ketersediaan air bersih yaitu menggunakan air bersih yang dipasok dari daerah
lain, sedangkan adaptasi pada lahan tambak yaitu meninggikan tanggul, memasang
jaring/waring dan penanaman bakau.
Kata Kunci : Dampak Banjir Rob, Respon Masyarakat, Adaptasi Masyarakat, Daerah Pesisir
Kecamatan Sayung.
ABSTRACT:
This study to know the adaptation of coastal communities to flooding in the District Sayung
rob. From the data collected and analyzed descriptive note that coastal areas in the flood
affected district Sayung rob at an altitude of 0.25 m is the Village Sriwulan, Surodadi
Village, the Village and Village Timbulsloko Bedono. Rob the floods include: damage to
residential buildings, groundwater salinity, land degradation ponds, and loss of land, as well as
damage to the vehicle or work equipment. Public response to the flooding that occurred rob the
people to stay and moved or displaced. Adaptations carried out in residential buildings, water
supply and land on the pond. Adaptation in residential buildings are home raised floor, raised
the house and the roof, making the embankment, making waterways. Adaptation to the
availability of clean water using water that is supplied from other areas, while the adaptation to
the land that is elevated embankment pond, install net / waring and mangrove planting.
Keywords: Rob Flood Impact, Community Response, Community Adaptation, Sayung Coast
District.
PENDAHULUAN gelombang (breakers zone), pantai (shore),
rataan pasang-surut (tidal flat) dapat
Sejak tahun 1980-an Kabupaten
berupa rataan lumpur (mud flat) maupun
Demak merupakan salah satu daerah yang
rawa payau (saltmarsh), sampai daerah -
sering terkena banjir rob menyebabkan
daerah yang secara morfogenesis
perubahan penggunaan lahan. Empat
pembentukannya masih dipengaruhi
kecamatan yang terkena banjir rob, yaitu
aktivitas marine (Gunawan dkk, 2005).
Kecamatan Sayung, Karang Tengah,
Daerah yang dipengaruhi aktivitas marine
Bonang, dan Wedung. Namun, Kecamatan
yang dimaksud yakni beting gisik, gumuk
Sayung yang dampaknya terparah.
pasir, laguna, dan dataran alluvial
Intensitas semakin meninggi, terjadi lama
kepesisiran.
genangan 6-8 jam setiap harinya, dan
Daerah kepesisiran (coastal area)
semakin parah tiap tahunnya. Maka,
mencakup pesisir, pantai, dan perairan laut
semakin luas daerah yang terdampak.
dekat pantai. Apabila daerah kepesisiran
Banyak lahan tambak yang hilang dan
(coastal area) merupakan daerah yang
bangunan rusak. 26 desa tenggelam akibat
membentang dari darat hingga laut, batas
banjir rob. Banjir rob juga memberikan
di darat sejauh pengaruh laut masuk ke
ancaman serius yaitu abrasi pada bibir
darat dan batas di laut sejauh pengaruh
pantai, sehingga menjadikan cekungan
darat masuk ke laut, maka pesisir (coast)
bibir pantai semakin masuk kedaratan.
adalah daerah yang membentang di darat
Dampaknya mempengaruhi peta pantai
saja, sedangkan pantai (shore) adalah
Kabupaten Demak. Banjir rob juga
suatu jalur yang membatasi antara pesisir
mempengaruhi kehidupan masyarakat
dan laut (Sunarto,2001). Dari definisi
pesisir kecamatan tersebut karena harus
daerah kepesisiran, maka dapat
melakukan adaptasi terhadap banjir rob.
disimpulkan bahwa daerah kepesisiran
Daerah kepesisiran (coastal area) (coastal area) merupakan suatu daerah
merupakan daerah yang membentang dari yang masih dipengaruhi aktivitas
darat hingga laut, batas di darat sejauh lingkungan fisik darat dan laut, sedangkan
pengaruh laut masuk ke darat dan batas di pesisir dan pantai merupakan bagian dari
laut sejauh pengaruh darat masuk ke laut daerah kepesisiran tersebut.
(Sunarto, 2001). Daerah kepesisiran Agar lebih jelas mengenai daerah
(coastal area) dimulai dari zona pecah kepesisiran tersebut, maka dapat dilihat
dalam penampang melintang daerah
kepesisiran pada Gambar .1.
Gumuk pasir
a) Adaptasi pada tempat tinggal yang Gambar.3. Bak penampungan air bersih.
dilakukan masyarakat pesisir kec.
Sayung yakni dengan membuat c) Adaptasi pada lahan tambak
tanggul, meninggikan rumah dan dilakukan untuk mengurangi
atapnya, meninggikan lantai rumah dampak dan kerugian akibat banjir
dengan cara mengurug , membuat rob yang dilakukan dengan
saluran air disekitar rumah. membuat tanggul, memasang
jarring atau waring disekeliling
tambak, peninggian tanggul,
pembuatan saluran air penghubung
antar kolam tambak serta
penanaman dan perawatan
tananaman bakau di sekitar pantai
dan tambak. Penanaman bakau
berfungsi pula untuk mengurangi
Tabel. Usaha melindungi rumah / tempat dampak banjir rob lainnya seperti
tinggal. kehilangan lahan dan abrasi pantai.
Saran
Gambar. 5. Kegiatan penanaman bakau.
Berdasarkan hasil dan kesimpulan
yang telah diperoleh dan dijelaskan di atas,
KESIMPULAN DAN SARAN
maka saran yang diberikan penulis ialah
Kesimpulan sebagai berikut:
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Marfai, MA., L King., Sartohadi J.,
Demak., 2009. Statistik Dinas Sudrajat S., Budiani SR., Fajar Y.,
Kelautan dan Perikanan Kabupaten 2008. The impact of tidal flooding
Demak. DKP Kabupaten Demak. on a coasstal comunity in Semarang,
Kabupaten Demak. Indonesia. Springer Journal (28)
halaman 237-248
Freddy, N., 2007. Perubahan Iklim.
Implikasinya Terhadap Kehidupan Manumono, D., 2007, Dampak Abrasi
Di Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Dan ROB Terhadap Perilaku
Kecil. Universitas Gadjah Mada. Masyarakat Kawasan Pesisir Di
Yogyakarta. Kabupaten Demak. Instiper.
Yogyakarta.
Gunawan, B., (3 November 2008).
Kenaikan Muka Air Laut Dan Manumono, D., 2008, Perubahan Perilaku
Adaptasi Masyarakat. Diakses Masyarakat Kawasan Pesisir Akibat
dalam: Penurunan Pendapatan Sebagai
http://www.walhi.or.id/index.php?op Dampak Abrasi Dan ROB Di
tion=com Kabupaten Demak. Seminar
_content&view=article&id=520:ken Nasional. Dinamika Pembanguan
aikan-muka-airlaut-dan- Pertanian dan Pedesaan. Instiper.
adaptasi.artikel.html. Pada tanggal Halaman 376-388. Yogyakarta.
18 April 2010. Jam 16.31.WIB.
Malingreau, J., Paul dan Christiani, R.,
Gunawan, T., Santosa, L.W., Muta’ali, L., 1982. A Landcover / Landuse
Santosa, S.H.M.B. 2005. Pedoman Classification For Indonesia.
Survey Cepat Terintergrasi Wilayah Laporan Penelitian. PUSPICS.
Kepesisiran.Yogyakarta : Fakultas UGM. Yogyakarta.
Geografi, UGM
Murtidjo, B.A., 1989. Tambak Air Payau
Hermawan, A., (22 Oktober 2009). Banjir Budidaya Udang dan Bandeng.
Merusak 21 Rumah. Di akses dalam: Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
http://www.ahmadheryawan.Com/lin
Sarbidi, ST., 2001, Geomorfologi dan
taskabupatenkota/kabupatenkarawan
Wilayah Pantai Kota Semarang.
Prosiding Seminar Nasional. UGM., Masyarakat Kawasan Pesisir Semarang
Dampak Kenaikan Muka Air Laut Pada Disarankan Waspada Banjir ROB.
Kota-kota Pantai di Indonesia, Bandung. Diakses dalam: http: // www. ugm. ac. id/
index. php? Page
Sarbidi, ST., 2005, Pengaruh ROB Pada = rilis & artikel =1599. Pada tanggal
Pemukiman Pantai (Kasus 17 April 2010. Jam 20.10. WIB.
Semarang). Makalah dan Presentasi
Kerugian pada Bangunan dan UNDPI., (14 Juni 2009). Sisi Lain
Kawasan Akibat Kenaikan Muka Air Laut Perubahan Iklim: Adaptasi Untuk
pada Kota-Kota Pantai di Masyarakat Pesisir. Diakses dalam:
Indonesia, Bandung. http://blogodril.blogspot.com/2009/0
6/sisi-lain-perubahan-iklim-
Sebastian, Ligal., 2008. Pendekatan adaptasi.html. Pada tanggal 17 April
Pencegahan dan Penanggulangan Banjir. 2010. Jam 20.15. WIB.
BKU-PLP, Konservasi Tanah
dan Air. Program Widiyanto.,dkk.2006. Pengenalan Bentang Lahan
PascaSarjana Universitas Sriwidjaya. Jawa Bagian Tengah. Fakultas
Palembang. Geografi UGM. Yogyakarta
Sudibyakto., 2010, Perubahan Iklim Di Widyanto., U (9 Juli 2009). Perlu bantuan pihak
Indonesia. Konsep, Adaptasi, dan luar agar warga miskin cepat beradaptasi
Mitigasi Dampak. Universitas terhadap perubahan iklim.
Gadjah Mada. Yogyakarta. Diakses dalam: http:
//www.pili.
Soegiarto, A., 1976. Pedoman Umum or.id/index.php?option=com_content
Pengelolaan Wilayah Pesisir. &task=view&id=747&Itemid=167. Pada
Lembaga Oseanologi Indonesia, tanggal 17 April 2010. Jam
Jakarta. Hal. 68. 20.42. WIB.
Suara Merdeka., (15 Juni 2007). Pantura Jateng Worosuprojo, S., 2008. Evaluasi
Kembali Terendam ROB. Sumberdaya Lahan Untuk
Diakses dalam: Perencanaan Penggunaan. Dalam: Suhardjo,
http://www.suaramerdeka.com/cyber A.J., Geografi Pedesaan, Sebuah
news/harian/0706/15 /dar2.htm. Pada Antologi. Ideas Media.
tanggal 17 April 2010. Jam 20.35. WIB. Yogyakarta. Hal 203.
Sunarto., 2001. Geomorfologi Kepesisiran dan Fajar,Dp.,2007. Laporan Praktikum Pengantar
Peranannya dalam Oseanografi.ITS
Pembangunan Nasional Indonesia: Pidato N.Surabaya.diakses
Pengukuhan Jabatan Lektor Kepala di:http://www.scribd.com/talitha_nat
Fakultas Geografi UGM. Fakultas hania/d/52866409-Laporan- Praktikum-
Geografi. UGM. Pengantar-Oseanografi- diah. Pada tanggal
Yogyakarta. 20 April 2010, jam 18.49 WIB.
Sunarto. 2003. GeomorfologiPantai.:
DinamikaPantai. FakultasGeografi UGM.
Yogyakarta.