Anda di halaman 1dari 10

1.

Kabupaten Pekalongan
a. Pantai Wonokerto
1) Kondisi dan Karakteristik Pantai
Pantai Wonokerto merupakan pantai yang terletak di sebelah timur
muara sungai wonokerto yang secara administrasi pantai ini berada di
Desa Wonokerto Kulon, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten
Pekalongan. Garis Pantai Wonokerto membentang dari koordinat 49M
347919 9243691 sampai dengan 49M 349400 9242985.

Pantai

Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan Wonokerto

Di sepanjang Pantai Wonokerto telah ditanami pohon cemara udang


oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2016 lalu. Area
di belakang pantai merupakan kawasan tambak dan perkebunan selain
itu juga terdapat pemukiman penduduk namun relatif tidak padat.
Vegetasi disekitar pantai selain tanaman cemara udang juga terdapat
tanaman bakau, tanaman api-api juga rumput ilalang. Akses untuk
menuju pantai relatif mudah karena terdapat akses jalan darat untuk
menuju pantai.
B
A

D
E

Gambar 2. Citra Google Earth Situasi Pantai Wonokerto

A B

C D
Gambar 3. Situasi Pantai Wonokerto

Pantai Wonokerto memiliki lebar pantai yang cukup lebar dengan


material pembentuk pantai berupa pasir berwarna kecoklatan, sumber
sedimen pantai kemungkinanan berasal dari laut. Profil pantai relatif
landai dengan kemiringan kurang dari 20. Tinggi gelombang berkisar 30
cm sampai dengan 80 cm dengan arah dominan dari arah utara dan
timur laut.
2) Erosi dan Sedimentasi
Kondisi Pantai Wonokerto relatif stabil, proses erosi di pantai ini relatif
tidak membahayakan kawasan dibelakang pantai. Pantai akan
mengalami erosi pada musim baratan, kemudian akan kembali normal
pada musim timuran. Erosi kemungkinan terjadi diakibatkan oleh
adanya jetty di muara sungai wonokerto.

Garis Pantai
Garis Pantai
2003
Garis Pantai
2006
2014
Garis Pantai
2017

Gambar 4. Perubahan Garis Pantai Wonokerto dari Tahun ke Tahun

Dari gambar citra diatas terlihat bahwa perubahan garis pantai dari
tahun ke tahun tidak mengalami perubahan yang signifikan bahkan
garis pantai cenderung mengalami penambahan.
Dibagian barat pantai wonokerto tepatnya di perbatasan antara desa
wonokerto kulon dengan desa api-api terdapat sungai yang sudah
mengalami sedimentasi bahkan sudah tertutup pasir dan sudah tidak
tampak lagi muara sungai, yang tersisa hanya suatu bangunan yang
menjorok ke arah laut yang kemungkinan merupakan sebuah jetty
beton.
Tahun 2003 Tahun 2017
Jetty
Jetty

Gambar 5. Peta Citra Muara Sungai Merican

Gambar 6. Kondisi Muara Sungai Merican


Gambar 7. Bekas Jetty di Muara Sungai Merican

3) Land Subsidance dan ROB


Permasalahan yang yang terjadi di desa Wonokerto adalah Banjir ROB
dengan intensitas banjir harian. Berdasarkan kajian yang dilakukan
pada tahun 2016 lalu, Banjir ROB di desa Wonokerto Kulon ini di
akibatkan oleh penurunan muka tanah atau sering disebut juga Land
Subsidence. Subsidence ini terjadi di area pemukiman dan area
tambak. Penyebab terjadinnya subsidence ini adalah banyaknya
ekstraksi air tanah untuk keperluan sehari-hari masyarakat. (Laporan
ROB kab. Pekalongan, 2016)
Laju subsidence di kabupaten pekalongan rata-rata sekitar 4,8
cm/tahun sedangkan rata-rata maksimal subsidence sebesar 10,5
cm/tahun. (Chaussard dkk, 2012).
b. Pantai Wiradesa- Api api
1) Kondisi dan Karakteristik Pantai
Pantai Api-api merupakan pantai yang terletak di sebelah timur muara
sungai wonokerto yang secara administrasi pantai ini berada di Desa
Api-api, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan. Garis Pantai
Wonokerto membentang dari koordinat 49M 349400 9242985 sampai
dengan 49M 350161 9242818.

Pantai
Wiradesa Api
api

Gambar 8. Peta Administrasi Kecamatan Wonokerto

Sama dengan Pantai Wonokerto, pantai ini juga telah ditanami pohon
cemara udang oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun
2016 lalu. Area di belakang pantai merupakan kawasan tambak
dengan vegetasi disekitar pantai selain tanaman cemara udang juga
terdapat tanaman bakau dan tanaman api-api. Akses untuk menuju
pantai relatif mudah karena terdapat akses jalan darat untuk menuju
pantai. Terdapat pemukiman yang cukup padat dengan jarak pantai
dari pemukiman cukup jauh.
B
A
C

Gambar 9. Citra Google Earth Situasi Pantai Api api - Wiradesa

A B

Gambar 10. Situasi Pantai Api api - Wiradesa

Pantai Api-api memiliki lebar pantai yang cukup lebar dengan material
pembentuk pantai berupa pasir berwarna kecoklatan, sumber sedimen
pantai kemungkinanan berasal dari laut. Profil pantai relatif landai
dengan kemiringan kurang dari 2 0. Tinggi gelombang berkisar 30 cm
sampai dengan 80 cm dengan arah dominan dari arah utara dan timur
laut. Pantai Api-api dan Pantai Wonokerto memiliki karaktersitik
morfologi yang sama karena keduanya masih dalam satu area. Pantai
ini dijadikan penduduk sekitar sebagai pantai wisata. Terdapat warung-
warung di pinggir pantai.

2) Erosi dan Sedimentasi


Kondisi Pantai Api-api memiliki karakteristik yang beragam dimana
sebagian pantai kondisinya tetap sedangkan sebagian lainnya
mengalami erosi. Pada bagian sebelah barat atau dekat dengan muara
sungai merican kondisi pantai sangat stabil berdasarkan informasi
warga sekitar dari sejak dulu garis pantainya tidak mengalami
perubahan. Berbeda halnya dengan garis pantai sebelah timur yang
mengalami erosi bahkan sudah mencapai tambak-tambak terdekat.

Geotube
Stabil

Erosi

Gambar 11. Peta Citra Kondisi Pantai Api-Api

Erosi
Salient

Gambar 12. Peta Citra Kondisi Pantai Wiradesa

Untuk mengatasi permasalahan erosi yang terjadi di pantai api-api telah


dipasang suatu struktur pemecah gelombang ambang rendah (Geotube)
berupa karung geotekstil yang diisi dengan pasir. Pekerjaan ini dilaksanakan
oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang bekerjasama dengan
Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan (DKPP) pada tahun 2016.

Gambar 13. Papan Pekerjaan Pemasangan Sabuk Pantai Geotube

Gambar 14. Perubahan Garis Pantai Wonokerto dari Tahun ke Tahun

Sedangkan pantai Wiradesa mengalami erosi yang cukup parah dan


sangat membahayakan lahan-lahan tambak warga. Sama dengan
pantai api-api, permasalahan pantai wirasdesa pun sudah ditangani
dengan memasang geotube. Dibeberapa lokasi sudah didapatkan hasil
cukup baik dimana timbul daratan berupa salient terutama didekat
muara sungai sengkarang.

3) Land Subsidance dan ROB


sama halnya dengan Desa Wonokerto Kulon permasalahan yang yang
terjadi di desa Api-api juga berupa Banjir ROB dengan intensitas banjir
harian, air ROB masuk melalui sungai-sungai dan saluran tambak.
Penyebab terjadinnya banjir adalah subsidence yang diakibatkan
banyaknya ekstraksi air tanah untuk keperluan sehari-hari masyarakat.
Sehingga permukaan tanah menurun dan (Laporan ROB kab.
Pekalongan, 2016)
Laju subsidence di kabupaten pekalongan rata-rata sekitar 4,8
cm/tahun sedangkan rata-rata maksimal subsidence sebesar 10,5
cm/tahun. (Chaussard dkk, 2012).

Gambar 15. Pemukiman yang terkena ROB

Anda mungkin juga menyukai