Anda di halaman 1dari 14

UJI KOMPETENSI MANAJERIAL

PEMERINTAH KABUPATEN KONAWE SELATAN

BEHAVIORAL EVENT QUESTIONNAIRE

Nama Suwardi, S.Pt, M.Si

Jabatan Sekretaris

Unit Kerja Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan

Jawablah pertanyaan di bawah ini berdasarkan pengalaman pribadi Anda


yang diceritakan secara kronologis di situasi kerja kurang lebih dalam 2
tahun terakhir.
1. Ceritakan pengalaman Anda saat menemukan adanya penyimpangan nilai,
norma, dan etika organisasi di unit kerja Anda maupun ketika mengidentifikasi
potensi penyimpangan penyimpangan nilai, norma, dan etika organisasi lalu
berupaya mencegah atau meminimalisirnya.

1.a. Ceritakan situasi dan peran Anda pada saat itu.

Ketika saya menemuakan adanya penyimpangan nilai norma dan etika organisasi di unit kerja
saya maka yang akan saya lakukan menelaah dan mengkaji serta mempelajari sebab terjadinya
penyimpangan nilai, norma dan etika dalam organisasi. Salah satu situasi yang saya dapatkan
pada masa pandemi Covid 19 tahun 2020-2021, saya melihat etos kerja dan kinerja OPD dimana
saya bertugas menurun, banyak staf di kantor tidak beraktivitas dikarenakan banyak
program/kegiatan yang direncanakan sebelum masa pandemi teralihkan untuk penanganan
Covid 19, banyak staf yang masuk kantor hanya sekedar mengisi daftar hadir saja dan saya
melihat beberapa staf lebih banyak bermain di kantor tidak melakukan tugas-tugasnya sesuai
tupoksi. Pada suatu waktu, situasi yang terjadi di kantor mendapat perhatian dari beberapa
mitra kerja yang sedang berkunjung dan menyampaikan kepada saya bahwa apa yang dilakukan
oleh staf pada saat jam kantor berlangsung tidaklah benar dan melanggar etika sebagai ASN.
Pada saat itu posisi saya masih menjabat sebagai kepala bidang, dan sayapun mengambil
tindakan dengan memanggil dan memberikan nasihat kepada para staf bahwa apa yang
dilakukan pada saat jam pelayanan kantor tidak dibenarkan dan melanggar aturan
1.b. Jelaskan tindakan yang Anda lakukan.

1. Memanggil staf yang bersangkutan


Saya memanggil staf yang melakukan pelanggaran dan berbicara secara terbuka
menanyakan mengapa melakukan tindakan tersebut, kemudian memberikan nasihat
dalam posisi saya sebagai pimpinan di bidang kerja tersebut.
2. Melakukan rapat kepada seluruh staf
Untuk mengantisipasi kejadian serupa terjadi lagi maka saya melakukan rapat staf dan
menyampaikan apa saja tugas dan tanggungjawab sebagai ASN di dalam lingkup
pemerintahan Kabupaten Konawe Selatan
3. Membuat SOP/Standar Operasional Prosedur
SOP dibuat dan disepakati bersama staf untuk menjadi acuan dalam menjalankan tugas
pokok dan fungsinya masing-masing.
4. Membuat pakta integritas kepada semua
5. Untuk memastikan staf/ASN menjalankan Tupoksinya dan mematuhi tata aturan, norma,
nilai-nilai dan etika organisasi, maka dibuat pakta integritas dan ditandatangani oleh
seluruh ASN yang bekerja di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kab.Konawe
Selatan
1.c. Bagaimana dampak/hasil dari tindakan Anda tersebut?

1. Meningkatnya disiplin pegawai


Pegawai/staf rutin melaksanakan apel pagi dan masuk kantor tepat waktu, jika ada
kunjungan lapangan dilaporkan terlebih dahulu kepada atasan/pimpinan.
2. Meningkatnya kinerja pegawai
Seluruh staf telah memahami tugas dan perannya masing-masing.
3. Tercapainya target kegiatan yang telah ditetapkan dalam Renstra dan Renja OPD
Program dan kegiatan yang direncanakan berjalan dengan baik, program/kegiatan yang tahun
sebelumnya tidak menjadi prioritas kini menjadi prioritas utama dan mendapat dukungan dari
Kepala daerah dan legislative dalam proses perencanaan dan penganggaran
2. Ceritakan pengalaman Anda saat membangun hubungan kerja sama antarunit
kerja/ pihak eksternal yang berdampak pada pencapaian target organisasi.

2.a. Ceritakan situasi dan peran Anda pada saat itu.

Pengalaman saya dalam membangun hubungan kerja sama dengan pihak eksternal terjadi pada
Tahun 2017 saat itu Dinas Peternakan dan Kesehatan Kab.Konawe Selatan baru saja terbentuk
menjadi satu OPD yang berdiri sendiri dan terpisah dari Dinas Pertanian. Kemudian pada saat itu
juga proyek NSLIC/NSELRED yaitu proyek kerjasama antara Pemerintah Indonesia melalui
BAPPENAS dan Pemerintah Kanada melalui GAC masuk ke Kabupaten Konawe Selatan sebagai
salah satu wilayah proyek yang ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara. Saat itu,
melalui pertemuan koordinasi di BAPPEDA Konawe Selatan, ditetapkan salah satu komoditas
unggulan daerah yang akan didukung oleh proyek adalah Sapi bali. Berdasarkan keputusan
tersebut dilakukan kajian ekonomi terkait komoditas sapi dengan melibatkan Dinas peternakan
dan Kesehatan Hewan serta OPD teknis lainnya yang relevan dengan kegiatan tersebut. Pada
saat itu posisi saya di dinas adalah Kepala Bidang Kesehatan Hewan. Saya pun ditunjuk melalui SK
Bupati Konawe Selatan untuk membantu dan mendampingi pelaksanaan proyek di lapangan
bersama bidang teknis lainnya di Dinas tempat saya bertugas.

2.b. Jelaskan langkah-langkah yang Anda lakukan.


Langkah langkah yang saya lakukan sebangai pendamping yaitu:
a. Bersama-sama Tim Proyek melakukan Identifikasi potensi peternakan sapi dan
permasalahan yang dihadapi peternak
b. Memetakan sentra/wilayah pengembangan peternakan sapi di Kab.Konawe Selatan
c. Melakukan pertemuan lintas sektoral di Kab.Konawe Selatan yang terkait seperti
Bapedda, Dinas Pertanian, Dinas Perizinan , Dinas Perindustrian dan perdagangan serta
Dinas UMKM dan Koperasi.
d. Bersama-sama OPD teknis terkait menyusun rencana kerja dan lokasi pelaksanaan
program
e. Pelaksanaan program/kegiatan di lokasi yang telah ditetapkan
f. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program/kegiatan

2.c. Jelaskan dampak/hasil dari tindakan Anda tersebut?


Dampak dan hasil yang diperoleh dari kegiatan tersebut adalah
a. Tersedianya hasil kajian ekonomi terkait pengembangan komoditas sapi bali di Kab.Konawe
Selatan
b. Meningkatnya jumlah kelompok tani/ternak dengan adanya intervensi program, baik yang
berfokus pada usaha penggemukan sapi, pembibitan sapi dan Inseminasi buatan
c. Meningkatnya kapasitas/keterampilan teknis kelompok peternak dalam budidaya, usaha
penggemukan sapi, IB, produksi pakan ternak dan produksi pupuk organic dari limbah
peternakan sapi (feces dan urine)
d. Terjalinnya kerja sama antara Pemda Konawe Selatan melalui Dinas Peternakan dengan
perguruan tinggi/Universitas Halu Oleo Fakultas Peternakan dalam mendukung
pengembangan sektor peternakan sapi di Kab.Konawe Selatan; seperti kegiatan KKN
Tematik dan penelitian/pengabdian masyarakat.
e. Adanya kerja daerah dengan daerah (KSDD) antara Kota Kendari dan Kab.Konawe Selatan
terkait perdagangan sapi potong;
f. Meningkatnya dukungan anggaran dalam APBD Kab.Konawe Selatan untuk mendukung
program/kegiatan pengembangan peternakan sapi di Kab.Konawe Selatan
g. Adanya Peraturan Bupati tentang lalu lintas ternak
3. Ceritakan pengalaman Anda saat harus melakukan negosiasi untuk
membangun kesepakatan dengan berbagai pihak dalam meningkatkan kinerja
organisasi.

3.a. Ceritakan situasi dan peran Anda pada saat itu.


Pada bulan Juni 2021, Prof. Dr. Ir Laoede Nafiu dari Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo
menghubungi saya untuk membuat Rencana Dokumen Pengembangan Produk Unggulan
Daerah Yaitu Sapi Potong yang bekerja sama dengan Litbang Provinsi Sulawesi Tenggara serta
Badan Riset dan Inovasi Nasional. Pada saat itu saya ditunjuk oleh Kepala Dinas untuk mewakili
dinas melakukan pertemuan dan melakukan negosiasi dengan para pihak tersebut. Hasil
negosiasi tersebut menetapkan Kabupaten Konawe Selatan sebagai salah satu Kabupaten yang
mewakili Sulawesi Tenggara dalam program Pengembangan Sapi Pedaging Unggulan Daerah.
Pertemuan tersebut dilaksanakan di Kota Bandung pada tahun 2021.

3.b. Jelaskan langkah-langkah yang Anda lakukan.


Langkah langkah yang dilakukan dalam mensukseskan kegiatan tersebut:
a. Kordinasi dengan Tim UHO, badan Litbang Sulawesi Tenggara dan BRIN.
b. Identifikasi lokasi pelaksanaan bersama tim UHO, badan Litbang Provinsi Sulawesi
Tenggara dan BRIN di UPTD Anduna
c. Penyusunan Dokumen di Bandung
d. Pemaparan hasil dokumen di Kantor Bupati Konawe Selatan yang dihadiri oleh Bupati,
Sekda, Kepala Badan Litbang Provinsi Sulawesi Tenggara dan Kabupaten Konawe Selatan
serta Kabag Kerjasama dan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan.

3.c. Bagaimana dampak/hasil dari tindakan Anda tersebut?


Dampak dari hasil kegiatan tersebut:
a. Alokasi dana di UPTD Anduna sebanyak Rp. 800.000.000., Untuk membiayai
1. Pembangunan jalan masuk UPTD Anduna
2. Penanaman Rumput
3. Perbaikan Jembatan
4. Perbaikan Pagar
b. Tersedianya dokumen pengembangan sapi pedaging
4. Ceritakan pengalaman Anda yang paling berkesan dalam meningkatkan kinerja unit atau
keberhasilan dalam mencapai suatu target yang sulit untuk dipenuhi.

4.a. Ceritakan situasi dan peran Anda pada saat itu.


Pengalaman yang paling berkesan dalam meningkatkan kinerja unit yaitu pada saat
pelaksanaan program SIKOMANDAN (Sapi Kerbau Komoditi Andalan Negeri) Kabupaten
Konawe Selatan mendapatkan target inseminasi buatan sebanyak 5000 dosis sementara pada
saat itu kondisi negara kita terkena wabah virus Korona, yang membuat kegiatan tidak berjalan
dengan lancar. Namun Kabupaten Konawe Selatan masih mampu mencapai target yang telah
ditetapkan oleh kementerian Pertanian. Hal ini terjadi karena kerjasama antara petugas
inseminator dengan Dinas peternakan Kabupaten Konawe Selatan dimana pada waktu itu saya
sebagai kepala bidang Produksi dan Perbibitan. Saat itu saya juga masih sempat mengirim
petugas inseminator mengikuti pelatihan petugas pemeriksa kebuntingan di balai besar
peternakan Batu Malang.
4.b. Jelaskan langkah-langkah yang Anda lakukan.
Langkah langkah yang dilakukan saat itu:
1. Identifikasi asseptor IB
2. Membuat Standar SOP IB
3. Penandatangan petugas inseminator untuk membuat fakta integritas
4. Membuat SK petugas tim inseminator
5. Pendropran sarana dan prasarana IB ke Petugas inseminator
6. Evaluasi setiap bulan melalui laporan yang dikirim ke ISIKNAS
7. Komunikasi dengna kepala balai pelatihan peternakan Batu Malang

4.c. Bagaimana dampak/hasil dari tindakan Anda tersebut?

Dampak yang terjadi adalah:


1. Kabupaten Konawe Selatan mampu mencapai target IB dari Kementerian Pertanian
2. Realisasi Kebuntingan cukup tinggi
3. Realisasi kelahiran cukup tinggi
4. Pendapat petani/peternak meningkat
5. Mengirimm 2 petugas inseminator mengikuti pelatihan

5. Ceritakan pengalaman Anda dalam menetapkan strategi layanan jangka panjang di


unit kerja Anda.

5.a. Ceritakan situasi dan peran Anda pada saat itu.

Pengalaman saya dalam menetapkan strategi layanan jangka panjang adalah pada saat
membuat program peningkatan produksi ternak. Saat itu saya berperan sebagai kepala bidang
produksi dan perbibitan ternak. Saya menyusun program tersebut berdasarkan RPJMD tahun
2021-2026 yang tertuang dalam visi misi Bupati Konawe Selatan dituangkan dalam Renstra
Dinas Peternak dan Kesehatan Hewan. Program tersebut sampai saat ini masih berjalan yang
meliputi pelayanan IB kepada masyarakat dan pemeriksaan kebuntingan pada ternak sapi,
dengan berjalannya kegiatan tersebut hingga saat ini diharapkan dapat meningkatkan populasi
ternak di Kabupaten Konawe Selatan.

5.b. Jelaskan strategi yang Anda lakukan.


Strategi yang saya terapkan dalam penyusuna program adalah:
1. Melakukan pendataan populasi ternak sapi yang ada dikabupaten konawe selatan.
2. Inventarisasi kelompok tani yang bergerak dibidang peternakan sapi
3. Melakukan sosialisasi kepada ternak peternak
4. Membuat SK petugas inseminator masing2 wilayah yang mempunyai populasi ternak yng
tinggi
5. Membuat petunjuk teknis pelaksaan kegiatan inseminasi buatan.

5.c. Jelaskan dampak/hasil dari tindakan Anda tersebut?


Dampak dan hasil dari tindakan tersebut:
1. Populasi ternak sapi meningkat
2. Memperbaiki kualitas ternak
3. Menghindari penularan penyakit akibat perkawinan alam
4. Menghemat penggunaan pejantan
5. Menghindari perkawinan sedarah
6. Meningkatkan pendapatan masyarakat
7. Memperluas lapangan kerja
8. Memberikan kontribusi terhadap PAD
6. Ceritakan pengalaman Anda dalam menyusun program pembelajaran jangka panjang
atau terencana di unit kerja Anda untuk mengembangkan kemampuan seluruh tim.

6.a. Ceritakan situasi dan peran Anda pada saat itu.

Pengalaman saya dalam menyusun program pembelajaran jangka panjang adalah ketika saya
ditugaskan untuk menyusun program pelatihan inseminator di Kabupaten Konawe Selatan. Saat
itu Dinas Peternakan masih kekurangan petugas inseminator yang ditugaskan di Lapangan.
Maka saya menyusun program pelatihan dengan mendata kecamatan-kecamatan yang memiliki
populasi ternak yang tinggi dan memiliki sistem pemeliharaan intensif tetapi tidak mempunyai
petugas inseminator. Berkat penyusunan program tersebut jumlah petugas inseminator
bertambah yang sebelumnya hanya 10 orang meningkat menjadi 17 orang sampai saat ini.
Petugas inseminator tersebut telah sertifikat inseminator.

6.b. Hal yang dilakukan sebagai berikut :

Langkah langkah yang dilakukan dalam meyusun program pembelajaran adalah:


1. Memberikan arahan kepada kepala seksi produksi dan perbibitan untuk menghitung
kebutuhan petugas inseminator
2. Menyusun anggaran pelatihan inseminator
3. Menentukan tempat pelatihan untuk calon inseminator
4. Menyusun SK tim pelatihan inseminator
5. Menentukan dan mengundang pemateri yang akan memberikan pengajaran
mengenai inseminator
6. Melaksanakan pelatihan inseminator sesuai waktu yang ditentukan

6.c. Bagaimana dampak/hasil dari tindakan Anda tersebut?


Dampak yang dihasilkan dari pembelajaran tersebut:
1. Terjanya peningkatan jumlah inseminator
2. Tercapainya target realisasi IB
3. Meningkaktan motivasi petugas inseminator dalam bekerja
4. Meningkatkan pendapatan masyarakat.
5 meningkatnya pengatahuan dan keterampilan petugas inseminator
7. Ceritakan pengalaman Anda dalam memimpin perubahan di unit kerja Anda.
7.a. Ceritakan situasi dan peran Anda pada saat itu.

Pengalaman saya dalam memimpin perubahan di unit kerja adalah pada waktu Kabupaten
Bombana terserang penyakit Brucellosis dimana hampir 80% ternaknya terserang penyakit
Brucellosis sementara Kabupaten Konawe Selatan merupakan Kabupaten yang berpapasan
langsung dengan Kabupaten Bombana sehingga kemungkinan terserang penyakit Brucellosis
tinggi, karena penyakit ini sangat mudah menular. Namun diketahui bahwa Kabupaten Konawe
Selatan merupakan sumber sapi bali yang ditetapkan oleh Kementrian Pertanian. Akan tetapi
ini menjadi tantangan bagi Konawe Selatan, karena untuk mencapai pencapaian ini daerah
harus bebas dari penyakit Brucellosis. Untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut, maka
dilakukan pengawasan lalu lintas lebih ketat dan pengambilan sampel darah untuk mengetahui
ternak tersebut positif Brucellosis atau tidak. Semenjak diberlakukannya pengawasan lalu
lintas yang ketat dan melakukan pemeriksaan sampel darah secara rutin tersebut kasus
penyebaran penyakit Brucellosis dapat ditekan.

.b. Jelaskan tindakan yang Anda lakukan.


Tindakan yang dilakukan:
1. Mengarahkan petugaspenyuluh peternakan dilapangang untuk melakukan identifikasi
pemilik ternak
2. Melakukan sosialisasi kepada peternak dan kelompok ternak
3. Membuat SOP Pengambilan sampel darah
4. Mengarahkan petugas untuk memperketat pengawasan lalu lintas ternak
7.c. Jelaskan langkah-langkah yang Anda ambil untuk memastikan perubahan tersebut
diterapkan secara efektif. (Semua orang/pihak terkait dapat beradaptasi terhadap perubahan
tersebut)

Langkah langkah yang dilakukan :


1. Melakukan kordinasi dengan kepala desa, camat, penyuluh, dokter hewan dan kamtibnas
2. Membuat tim teknis penanggulangan penyakit Brucellosis yang ditanda tangani Bupati
Konawe Selatan
7.d. Bagaimana dampak/hasil dari tindakan Anda tersebut?
Dampak dari kegiatan tersebut adalah:
1. Laporan penyakit Brucellosis menurun
2. Populasi ternak sapi meningkat
3. Permintaan sapi dari Kabupaten Konawe Selatan semakin meningkat
4. Pendapatan sapi meningkat
5. Kabupaten Konawe Selatan mendapatkan bantuan vaksin Brocellosis dari Kementerian
Pertanian

5. Ceritakan pengalaman pribadi Anda yang paling berkesan dalam


6. mengambil keputusan yang memiliki risiko terkait pekerjaan di unit kerja
`Anda .
8.a Ceritakan situasi dan peran Anda pada saat itu.

Pengalaman dalam mengambil keputusan yang memiliki risiko adalah ketika saya dihadapi
pada masalah rabies yang terjadi sekitar tahun 2019 pada bulan desember, saat itu terjadi
kasus penggiggitan anjing yang terkena rabies. Setelah kejadian tersebut, saya menugaskan
penyuluh peternakan untuk mengambil sampel kepala anjing yang diduga terkena rabies
tersebut untuk dibawa ke laboratorium. Dari hasil laboratorium tersebut ternyata anjing yang
diduga terkena rabies tersebut memang positif terkena rabies. Orang yang digigit dibawa ke
puskesmas untuk dilakukan pengobatan, dan hasilnya orang tersebut selamat dari virus rabies.
Risiko yang cukup tinggi pada pengambilan sampel yang saya perintahkan kepada petugas,
dimana petugas tersebut bisa saja tertular virus rabies melalui sentuhan, selain itu petugas
juga harus berkordinasi untuk meminta izin dengan pemilik anjing.

8.b. Jelaskan langkah-langkah yang Anda lakukan


Langkah langkah yang saya lakukan saat itu
adalah:
1. Pendataan pemilik anjing
2. Berkordinasi dengan kepala desa setempat
3. Berkordinasi dengan kepala puskesmas
4. Sosialisasi kepada pemilik anjing untuk
diadakan vaksinasi

8.c. Apa saja aspek yang menjadi pertimbangan Anda?

Aspek yang menjadi pertimbangan adalah


1. Pelayanan kepada masyrakat
2. Aspek kemanusian karena apabila tidak segera ditangani penyakit rabies dapat
menyebar dan kematian.
3. Aspek keamanan.
4. Aspek ekonomi.

8.d. Langkah antisipatif apa yang Anda susun untuk memastikan solusi tersebut dapat
diimplementasikan?

Langkah langkah antisipatif


1. Melakukan vaksinasi rabies pada anjing anjing dipenduduk sekitar
2. Memebuat tim penanggulangan penyakit rabies yang melibatkan penyuluh, petugas
peternakan, dokter hewan, dan kamtibnas.
3. Sosialisasi kepada masyarakat
4. Melakukakan eliminasi terhadap anjing yang berkeliaran.

8.e. Bagaimana dampak/hasil dari tindakan Anda tersebut?

Dampak hasil tindakan tersebut:


1. Pelaksanaan vaksinasi rabies berjalan lancar
2. Jumlah anjing yang cukup banyak
3. Menurunnya kasus penyakit rabies
4. Mendapatkan bantuan dana oprasional vaksinasi dari Kementerian Pertanian.
7. Ceritakan pengalaman Anda dalam mengelola dan mendayagunakan
keberagaman individu/kelompok untuk mendukung tujuan organisasi.

9.a. Ceritakan situasi dan peran Anda pada saat itu.

Pengalaman saya dalam mendayagunakan atau mengelola keberagaman adalah ketika saya
diberi tugas untuk memberikan rekomendasi penempatan pegawai unit kerja pegawai
dinas peternakan dam kesehatan kabupaten konawe selatan,saya memberikan
rekomendasi sesuai dengan pendidikan pangkat golongan yang dimilikinya atau menempat
seseorang sesuai profesi yang dia miliki, dan tidak berdasarkan kepada suku dan agama
atau hubungan kekerabatan. Saya menilai sesuai kemampuan dan keahlian yang dimiliki
serta kedisplinan dan tanggung jawab apabila diberikan tugas. Dinas Peternakan saat ini,
terdiri dari beberapa pegawai yang beragam suku diantaranya suku tolaki, bugis, muna,
jawa dan buton maupun agama diantaranya agama islam, kristen, hindu, namun kami
semua bekerja secara profesional sesuai keahlian dan kemampuan serta tupoksi jabatan.
Keberagaman tersebut saya anggap sebagai sebuah harmoni yang mempererat persatuan
dan kesatuan.
9.b. Jelaskan tindakan yang Anda lakukan.

Hal hal yang dilakukan untuk mengelola keberagaman individu adalah


1. Saling menghargai akan memberikan manfaat yang baik
2. Saling membantu satu sama lain
3. Tidak saling menjatuhkan
4. Saling menjalin kebersamaan

9.c. Bagaimana dampak/hasil dari tindakan Anda tersebut?


Dampak yang ditimbulkan adalah:
1. Tidak terjadi permasalahan dalam pelaksanaan tugas
2. Tercapainya tujuan yang telah ditetapkan
3. Terciptanya rasa kekeluargaabn di dalam kantor dan unit kerja
4. Mempunyai rasa kebersamaan yang tinggi dalam melaksanakan tugas
5. Menumbuhkan sikap toleransi
Andoolo, 5 Juli 2022

(Suwardi, S.Pt., M.Si)

Anda mungkin juga menyukai