Anda di halaman 1dari 9

Nama: M.

Syarif

Nim : 1810115210004

Kelas : A

Mata Kuliah : Geomorfologi Indonesia

Soal

1. Jelaskan yang dimaksud dengan bentuklahan asal proses marin  disertai dengan macam dan
gambarnya

2. Jelaskan bentuklahan asal proses marin yang ada di Indonesia, disertai dengan gambar dan
lokasi dari bentuklahan tersebut

Jawab

1. PENGERTIAN

Bentuk lahan asal marine adalah suatu bentuk lahan yang terjadi akibat pengerjaan
gelombang dan arus laut, baik yang bersifat konstruksif (pengendapan) maupun yang bersifat
destruktif (abrasi) dan terdapat pada wilayah pesisir. 
Gelombang dan arus laut tidak pernah berhenti membentuk dan merubah pantai. Gerakan
gelombang di laut makin dekat dengan pantai sebenarnya kekuatannya semakin berkurang,
namun apabila sampai pada dasar pantai yang dangkal, maka bentuk dan gerakan gelombang
tersebut berubah menjadi gerakan ke arah depan yang kuat (arus yang kuat), kemudian
mengikis pantai dan mengangkut bahan-bahan hancuran untuk selanjutnya diendapkan pada
suatu tempat tertentu. Pada umumnya, dasar laut pada pinggir pantai lebih halus (licin) dan
melandai ke arah laut. Ombak yang bergerak ke arah pantai, gerakannya menjadi lambat
(berkurang) sehingga menyebabkan kedudukan puncak-puncak gelombang semakin rapat.

Hal ini juga menyebabkan tinggi dan sudut lereng ombak bertambah yang selanjutnya
gelombang tersebut condong ke depan, mejadi pecah dan berbuih menghantam pantai.
Hantaman ombak ke pantai menyebabkan terjadinya proses abrasi dan pantai akan terkikis
sedikit demi sedikit. Hasil kikisan kemudian dihanyutkan secara selektif.
Hancuran yang halus terbawa arus ke tengah laut dan diendapkan sebagai lumpur atau liat,
sedangkan pasir dan kerikil tertinggal didekat tebing membentuk pantai pesisir serta gosong-
gosong pantai.

Pesisir (shore) adalah zone atau sejalur daerah tempat pertemuan daratan dengan laut, mulai
dari batas muka air pada waktu pasang-surut terendah menuju arah darat sampai batas
tertinggi yang mendapat pengaruh gelombang pada waktu badai.

Garis pesisir (shore line) adalah tempat letak muka air pada pesisir pada suatu saat. Dengan
demikian garis pesisir berubah-ubah letaknya tergantung dari perubahan muka laut. Tempat
kedudukan garis pesisir itu adalah daerah pesisir.

Pantai (coast) adalah suatu daerah mulai dari pesisir, ke arah daratan sampai batas yang
kurang jelas, atau sampai pengaruh kemaritiman tercapai ke arah daratan.

Garis pantai (coast line) yaitu batas antara pantai dan pesisir. Daerah pertemuan antara
daratan dan lautan dapat dibagi dalam beberapa zone. Perkembangan tebing di suatu pantai
dapat terjadi oleh dua faktor penentu yaitu peninggian daratan atau permukaan laut yang naik.
Kemudian melalui erosi marine keadaan pantai itu, mengalami suatu perkembangan pantai
meninggalkan bentukan-bentukan khusus seperti (1) pantai cliff, (2) gerbang laut (arch), (3)
tiang-tiang laut (stock), (4) pantai takikan (notch), (5) gua pantai (cave), (6) pantai rataan
abrasi (abrasion platform.
PROSES EROSI MARINE
Erosi marine dengan gaya dan proses gelombang serta arus memegang peranan penting,
masih dipengaruhi oleh beberapa faktor lain seperti:
(1) Jenis batuan,
(2) struktur batuan,
(3) stabilitas pantai,
(4) terbuka tidaknya pantai terhadap gelomabng,
(5) kedalaman laut dimuka pantai,
(6) bahan hancuran yang terdapat dalam gelombang tersebut.
Gejala perubahan arah atau kelokan ombak pada waktu sampai ke tempat pantai disebut
sebagai biasan ombak (wave refraction). Bila ombak menghampiri pantai maka kedangkalan
akan menjadi faktor tahanan bagi lajunya ombak. Oleh karena itu pada tanjung gerakan
ombak akan berubah menyesuaikan diri dengan bentuk tanjung. Di depan tanjung ombak
akan terbias atau membelok (meliuk) ke dalam atau ke arah teluk yang digambarkan sebagai
garis-garis 1,2,3 dan seterusnya.
Sehubungan dengan perubahan-perubahan arah gelombang tersebut, maka terjadi pula
perubahan kekuatan arus tenaga ombak seperti yang digambarkan dengan titik-titik a,b,c,d
dan seterusnya.
Terlihat bahwa kekuatan gelombang itu bertumpuh pada tanjung sedang di teluk sudah
menjadi lemah. Akibat dari hal tersebut terjadilah proses abrasi (erosi) di depan tanjung dan
proses sedimentasi di bagian teluk.
Pengangkutan (Hanyutan) Litoral
Penghanyutan hasil erosi marine dapat bergerak ke arah laut, maupun kembali ke pantai
oleh hempasan gelombang ke depan, serta arus balik setelah hempasan.
Gerakan hanyutan-hanyutan ini disebut “beach driffing”. Gerakan ini secara terus menerus
akan membentuk suatu daerah pesisir (shore). Apabila jumlah sedimentasi lebih banyak
dibandingkan pengikisan, maka pesisir akan bertambah lebar ke arah laut.
Perubahan atau peristiwa ini dikenal dengan progradasi (progradation). Sebaliknya jika
bahan hancuran dari pantai lebih banyak diangkut daripada yang diendapkan, sehingga
daerah pesisir menjadi sempit dan pantai lebih cepat mundur ke darat, maka proses perubahan
ini disebut retogradasi (retrogradation).
Pengkikisan dan penghanyutan marine ini, dibantu pula oleh tiupan angin laut yang dapat
menyebabkan penimbungan-penimbunan pasir maupun kerikil disepanjang pesisir di daerah
yang tenang dan terlindung seperti teluk.
Pada kawasan pesisir daerah teluk terdapat bahan-bahan endapan yang dibawa sebagai bahan
hanyutan dari daerah tanjung.
SUMBER:
Suharini, Erni dan Abraham Palangan. 2009. Geommorfologi (gaya, proses dan bentuk lahan).
Semarang: Widya Karya.
Berikut ini adalah macam bentang lahan yang terbentuk adanya bentuk lahan marine:
1.      Gisik
a.      Relief               :  berombak
b.      Batuan/struktur:  pasir lepas
c.       Proses            :  sedimenrasi, deposisi, abrasi
d.      Karakteristik   :  pasir lepas, berombak, dipengaruhi pasang surut
2.      Beting gisik
a.         Relief               :  berombak
b.         Batuan/struktur:  pasir lepas
c.         Proses             :  sedimenrasi, deposisi, abrasi
d.         Karakteristik   :  sejajar garis pantai, materi pasir lepas, beromabak.

3.      Clief
a.         Relief               :  terjal dan berbukit
b.         Batuan/struktur:  batuan dasar
c.         Proses             :  abrasi dan tektonik
d.         Karakteristik   :  tebing terjal ditepi pantai
4.      Dataran Abrasi
a.      Relief                :  datar
b.      Batuan/struktur :  batuan sedimen
c.       Proses             :  abrasi dan angin
d.      Karakteristik    :  dataran ditepi pantai

5.      Rataan Pasang Surut


a.      Relief               :  datar
b.      Batuan/struktur:  batuan sedimen
c.       Proses             :  abrasi dan angin
d.      Karakteristik   :  dataran ditepi pantai
6.      Rataan Lumpur
a.      Relief               :  datar
b.      Batuan/struktur:  batuan sedimen
c.       Proses            :  abrasi, denudasional,
d.      Karakteristik   :  dataran ditepi pantai

7.      Rawa Payau
a.      Relief               :  datar
b.      Batuan/struktur:  batuan sedimen
c.       Proses             :  abrasi dan denudasional
d.      Karakteristik   :  dataran ditepi pantai, air campuran asin dan tawar
8.      Rataan Terumbu
a.      Relief               :  datar
b.      Batuan/struktur:  batuan dasar
c.       Proses             :  abrasi dan tektonik
d.      Karakteristik   :  dataran ditepi pantai

9.      Dataran Aluvial Pantai


a.      Relief               :  datar
b.      Batuan/struktur:  batuan vulkan, batuan sedimen, batuan beku
c.       Proses             :  abrasi dan tektonik
d.      Karakteristik    :  dataran ditepi pantai
2. A.Gisik di pantai Tumpaan, Sulawesi selata

Salah satu kawasan pantai yang secara aktual memiliki lahan gisik adalah pantai Tumpaan
Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara. Kawasan pantai ini terdapat di Teluk
Amurang yang secara aktual telah dimanfaatkan secara beragam oleh manusia yaitu sebagai
tempat penambatan perahu, kawasan industri, pemukiman penduduk, pariwisata dan
bangunan di sekitar lahan gisik. Keberadaan gisik di sepanjang pantai Tumpaan memiliki
peran yang penting bukan hanya dari aspek pemanfaatan, tetapi juga dari aspek perlindungan
pantai.

B.Dataran Abrasi

Gambar Dampak Abrasi di Pantai Depok (Dokumen pribadi) 8° 0’54.54″S dan


110°17’44.59″E
Gambar Peta lokasi Ablasi dan Abrasi di DI Yogyakarta

C.Rawa payau di HSU, Kalimantan Selatan

D.tombolo di ujung tarusan, semenanjung

E.Delta dikaki burpung (lobben) di Delta mahakam, Kalimantan Timur

Anda mungkin juga menyukai