SARI
Berbagai peta hasil analisis dinamika kawasan pesisir dan laut wilayah Indramayu yang diekstraksi dari citra satelit
menunjukan kuantifikasi perubahan, baik perubahan garis pantai, luasannya maupun daerah potensi erosi dan
sedimentasi. Bentang alam pesisir dan laut Kabupaten Indramayu merupakan produk proses interaktif biogeokimia dan
hidro-oseanografi daerah hulu dan hilir. Dengan demikian pemecahan masalah abrasi dan akresi kawasan pesisir di
Indramayu harus diselesaikan secara lintas sektor dan bersifat koordinatif.
Kata kunci: abrasi, akresi, pesisir, garis pantai, citra satelit
ABSTRACT
Marine and coastal dynamic maps of Indramayu extracted from satellite imageries indicate the quantification of
changes; those are changes of coastline, extension and the potential areas of erosion and sedimentation. The
J
biogeochemical and hydro-oceanographic interactive processes of the up and downstream areas produce the marine
and coastal physiographic of Indramayu. Therefore, the problem solving of coastal abrasion and accretion in Indramayu
have to be executed through inter-sector coordination.
G
hilangnya daratan pantai dan proses akresi yang diusulkan oleh Hilman dkk. (1998). Harian Umum
ditandai dengan majunya garis pantai. Sedimentasi Pikiran Rakyat (16 Juli 2005) memberitakan bahwa
di muara-muara sungai dan perairan, serta dinamika abrasi yang menggerus pesisir pantai wilayah
perubahan bentuk muara dan garis pantai di daerah Kabupaten Indramayu kian hari kian parah. Abrasi
ini, telah sejak lama diduga sebagai dampak adanya yang terjadi mampu menenggelamkan daratan
interaksi antara aktivitas darat dan laut yang sangat antara 2-10 m per tahun, dan kini dari panjang
kompleks (Hehanussa dkk., 1975). Pantai-pantai pantai 114 km, telah tergerus sekitar 50 km. Dari
maju terjadi di daerah muara-muara sungai dan sepanjang 50 km pantai yang terkena abrasi, ada
berkembang menjadi daerah pemukiman, pertanian, sejumlah daerah yang dinilai cukup parah, yakni
dan pertambakan. Dengan berjalannya waktu,
pantai yang terdapat di wilayah Kecamatan Sukra,
banyak faktor yang merusak lingkungan pantai di
muara Cimanuk, Kabupaten Indramayu. Di tepatnya di pantai Desa Ujunggebang, Tegal Taman,
antaranya adalah ekspansi manusia yang tidak dan Desa Sukahaji. Di Kecamatan Kandanghaur,
memperhitungkan daya dukung lingkungan, seperti abrasi mengganas di wilayah pantai Desa Eretan
eksploitasi yang tidak terkendali terhadap hutan Kulon. Sementara di Kecamatan Juntinyuat,
bakau untuk dijadikan daerah pertambakan, kerusakan pantai akibat abrasi terlihat di Desa
penambangan pasir di sekitar pantai dan lepas Limbangan serta lokasi kawasan wisata pantai
pantai. Faktor-faktor ini selanjutnya mengurangi daya Tirtamaya. Selanjutnya Harian Umum Pikiran Rakyat
tahan pantai terhadap hempasan gelombang laut, ini memberitakan bahwa dalam kurun waktu sepuluh
dan berakibat terjadinya abrasi serta kerusakan tahun terakhir, abrasi telah menghilangkan hampir
lingkungan biotik pantai. setengah dari wilayah desa tersebut. Abrasi di
penyebab utama terjadinya degradasi di kawasan tertua di daerah ini adalah substrata Praholosen.
pesisir Indramayu, terutama kawasan hutan Satuan batuan ini ditutupi oleh beragam endapan
mangrove yang dijadikan area pertambakan ikan. aluvium yang terdiri atas endapan dataran banjir,
G
series. Salah satu penggunaan data citra satelit mengandung humus. Endapan dataran banjir ini
adalah untuk pemantauan perubahan lingkungan dapat dibedakan menjadi tujuh bagian, yaitu :
wilayah pesisir. Dengan demikian, pemetaan dan endapan dekat pantai dan laut dangkal; endapan
monitoring perubahan garis pantai di sepanjang (rawa) bakau, serta endapan dekat pantai dan laut;
pesisir Indramayu yang disebabkan oleh proses endapan dekat pantai dan laut dangkal berlensa pasir
abrasi dan akresi pantai dapat diketahui, baik > 1 m; endapan alur sungai di atas endapan dekat
penyebab maupun kecepatannya. pantai dan laut dangkal; endapan alur sungai di
atas endapan (rawa) bakau serta endapan dekat
GEOLOGI UMUM pantai dan endapan laut dangkal; endapan pantai
dan pematang pantai di atas endapan dekat pantai
Kabupaten Indramayu setidaknya dicirikan oleh tiga dan laut dangkal; endapan pantai dan pematang
satuan geomorfologi, yaitu satuan pegunungan pantai di atas endapan (rawa) bakau, serta endapan
curam, satuan perbukitan bergelombang, dan satuan dekat pantai dan laut dangkal.
dataran rendah. Ketiga satuan morfologi tersebut
dapat dilihat pada citra Digital Elevation Model Endapan alur sungai; terdiri atas lanau pasiran, pasir
(DEM) yang ditunjukkan oleh perbedaan ketinggian lanauan, di beberapa tempat kerakalan (terpilah
daerah dengan menggunakan perbedaan warna buruk), menghalus ke bagian atas.
(Gambar 1). Warna biru menunjukkan satuan Endapan pantai dan pematang pantai; tersusun atas
morfologi dataran rendah yang luas, dan ditempati pasir dengan lapisan tipis lanauan, di beberapa
oleh endapan aluvium yang hingga saat ini kawasan tempat berhumus, di bagian atas terpilah baik dan
108° 109°
-06°
J
G
INDRAMAYU
S
M
CIREBON
-07°
Gambar 1. Digital Elevation Model (DEM) wilayah Indramayu.
lebih citra yang telah direktifikasi, sehingga Landsat 2001, ASTER 2003 dan Peta RBI 1995
mempunyai datum dan proyeksi yang sama, serta ditekankan pada pemetaan dinamika perubahan
telah diproses dengan koreksi atmosfer. Perangkat garis pantai dan luasannya (Tabel 2).
lunak yang digunakan dalam pemrosesan citra satelit Dalam Tabel 2 tampak jelas bahwa garis pantai
S
ini adalah ER Mapper 6.3 dan Global Mapper 8, daerah Indramayu sejak tahun 1995 - 2003 berubah
sedangkan spesifikasi data citra yang digunakan
dengan sangat dinamis. Dari tabulasi abrasi dan
terdapat dalam Tabel 1. di bawah ini :
akresi daerah Indramayu terlihat jelas bahwa abrasi
M
-06°20’
108°08’ 108°24’
-06°10’
S
M
-06°20’
-06°20’
108°08’ 108°24’
-06°10’
S
M
-06°20’
Gambar 2d. Tumpang susun garis pantai dari RBI (1995) = hitam, Landsat = hijau, ASTER (2003) = merah.
-06°20’
Perubahan tataan lingkungan pantai dipengaruhi antara suplai endapan sungai ke laut dengan
oleh kondisi daerah setempat, seperti topografi pergerakan sedimen yang terkandung di dalam
S
pantai, morfologi dasar laut, gelombang, dan angin massa air laut. Interaksi antara aliran pengendapan
musim. Topografi daerah pesisir Indramayu pada material sungai dan aliran pasang surut, terutama di
umumnya merupakan dataran rendah yang cukup muara-muara sungai besar yang aktif, merupakan
luas tempat Sungai Cimanuk bermuara. Morfologi karakter fisik yang dapat diamati secara langsung di
M
dasar laut pantai utara Indramayu pada umumnya lapangan, dan menunjukkan bukti adanya berbagai
merupakan morfologi yang berkembang mengikuti bentuk sirkulasi pengendapan muatan sedimen.
kelurusan garis pantai, yang kedalamannya Akibat langsung adalah adanya pengendapan dan
mengikuti pola garis pantai yang berkembang. pendangkalan pantai, sehingga terjadi perubahan
garis pantai secara cepat. Gejala-gejala seperti ini
Proses sedimentasi yang terjadi di depan garis
terutama dijumpai di kawasan sayap bagian barat
pantai, selain akibat kondisi daerah setempat, juga
delta sungai Cimanuk.
dipengaruhi oleh faktor gelombang, arus, dan angin
musim. Angin musim yang membangkitkan Di daerah ini, penampang dan relief pantai
gelombang, memberikan suatu fenomena perubahan berkembang ke arah laut (akresi) yang disebabkan
lingkungan pantai pada saat angin musim barat dan oleh pertumbuhan sedimen yang membentuk delta,
angin musim timur. Pada saat angin musim barat, endapan sungai dan endapan laut, selain adanya
pergerakan sedimen akan cenderung ke arah timur, tumbuhan khas pantai seperti bakau. Hal ini
sedangkan pada saat angin musim timur, pergerakan membentuk tanah timbul. Dari uraian di atas, terlihat
sedimen juga akan cenderung bergerak ke arah barat. bahwa faktor utama yang berpengaruh terhadap
pembentukan pantai maju adalah karena besar dan
Pantai maju (progradation coas) / akresi : cepatnya suplai sedimen yang dibawa oleh sungai,
Kemantapan pesisir pantai maju pada umumnya selain adanya proses pasang surut walaupun tidak
bergantung sekali pada kesetimbangan dinamis begitu dominan.
gelombang pada tebing pantai, sedangkan “atrisi” Hasil analisis peta kawasan pesisir daerah
adalah proses pemecahan batuan pantai menjadi Indramayu yang diturunkan dari citra satelit,
fragmen-fragmen yang lebih kecil. Proses hidrolik menunjukan kuantifikasi perubahan yang signifikan,
yang terjadi di daerah abrasi, merupakan media erosi baik perubahan garis pantai maupun luasannya.
S
yang paling efektif. Di lapangan, proses ini secara Perubahan peruntukan lahan yang terjadi di
kualitatif dapat berlangsung sebagai aksi gelombang Indramayu berdasarkan penafsiran Citra Landsat dan
yang menghempas dasar tebing pantai yang pada ASTER adalah: kebun olahan menjadi pemukiman,
tanah olahan menjadi tambak/empang, hutan
M