Anda di halaman 1dari 10

STUDI ZONASI MANGROVE DI MUARA SUNGAI KAWAL

KELURAHAN KAWAL KECAMATAN GUNUNG KIJANG


KABUPATEN BINTAN
Sahrol Fadli1), Chandra J.K, S.Pi, M.Si2), Falmi Yandri, S.Pi, M.Si2)
Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan
Universitas Maritim Raja Ali Haji
sahrolfadli@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan zonasi mangrove di Muara Sungai Kawal
Kelurahan Kawal Kabupaten Bintan. Metode yang di gunakan adalah metode Transek Garis dan
Petak Contoh (Transect Line Plot). Data yang diperoleh dianalisis untuk mengetahui kerapatan relatif,
frekuensi relatif, penutupan relatif, indeks nilai penting dan indeks keanekaragaman jenis. Ditemukan
12 spesies mangrove di Muara Sungai Kawal, yaitu Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata,
Rhizophora stylosa, Bruguiera gymnorrhiza, Bruguiera cylindrica, Lumnitzera littorea, Sonneratia
alba, Ceriop decandra, Xylocarpus granatum, Scyphyphora hydrophyllaceae, Aegyceras
corniculatum, dan Nypa fruiticans. Berdasarkan Kerapatan Relatif dan INP perspesies zonasi
mangrove di muara Sungai Kawal mulai dari laut hingga ke daratan adalah Rhizophora apiculata,
Bruguiera cylindrica, Lumnitzera littorea dan Xylocarpus granatum. Indeks keanekaragaman jenis
dari ketiga stasiun tergolong sedang yaitu berkisar antara 1,6192-2,0273. Jenis Bruguiera
gymnorrhiza adalah jenis yang memiliki indeks nilai penting(INP) tertinggi untuk tingkat pohon dari
ke tiga stasiun penelitian.

Kata Kunci : Spesies, Dominansi, Zonasi, Indeks Keanekaragaman jenis, INP.

STUDY OF THE MANGROVE ZONATION


AT THE MOUTH OF KAWAL RIVER
THE DISTRICT OF KAWAL
THE SUBDISTRICT OF GUNUNG KIJANG BINTAN REGENCY
Sahrol Fadli1), Chandra J.K, S.Pi, M.Si2), Falmi Yandri, S.Pi, M.Si2)
The Maritime Department, the Faculty of Maritime and Fisheries
The University of Maritime Raja Ali Haji
sahrolfadli@yahoo.com

ABSTRACT
The research has a purpose for knowing kinds of Mangrove, and The zonation of Mangrove at
the mouth of Kawal River, the district administration of Kawal, Bintan Regency. The method will be
used in this research is Transect Line Plot. The result of data is to be analyzed for knowing the
relative of the density of Mangrove, the relative of Mangrove frequency, the relative of covering, the
important value of index, and the variety of Mangrove index. This research has found 12 species of
Mangrove at the mouth of Kawal River, that is Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata,
Rhizophora stylosa, Bruguiera gymnorrhiza, Bruguiera cylindrica, Lumnitzera littorea, Sonneratia
alba, Ceriop decandra, Xylocarpus granatum, Scyphyphora hydrophyllaceae, Aegyceras
corniculatum, dan Nypa fruiticans. Based on the relative of Mangrove density and INP perspesies
zoning mangrove estuary from the sea to Guard inland is Rhizophora apiculata, Bruguiera cylindrica,
Lumnitzera littorea dan Xylocarpus granatum. The variety of Mangrove index from the three stations
is classified medium, it is range from 1,6192 to 2,0273. Bruguiera gymnorrhiza type is a type that has
an important value index (INP) for the highest level of the three research stations.

Keywords : Species, Dominant, Zonation, The variety of index, INP.


PENDAHULUAN 1.3. Tujuan

1.1. Latar Belakang Tujuan dari penelitian ini adalah: untuk


mengetahui jenis dan zonasi ekosistem
Sungai kawal merupakan kawasan mangrove di muara sungai Kawal.
estuaria yang berada di perairan Kelurahan
Kawal yang merupakan bagian wilayah pesisir 1.4. Manfaat
yang sangat dipengaruhi oleh pencampuran
massa air sungai dan massa air laut. Hasil akhir dari penelitian ini
Pertambahan penduduk serta besarnya aktifitas diharapkan dapat dijadikan literatur untuk
di muara Sungai Kawal ini, terutama di daerah penelitian lanjutan, serta dengan diketahuinya
pesisir pantai merupakan salah satu penyebab zonasi mangrove di muara Sungai Kawal dapat
perubahan tata guna lahan dan pemanfaatan menambah informasi ilmu pengetahuan
sumberdaya alam secara berlebihan, yang secara mengenai salah satu zonasi mangrove di
tidak langsung menyebabkan terjadinya Indonesia. Dan dengan diketahuinya faktor-
perubahan zonasi secara nyata. Perubahan faktor pembatas pertumbuhan mangrove
zonasi mangrove ini memiliki dampak yang menyebabkan perbedaan zonasi mangrove dapat
buruk bagi ekosistem pesisir salah satunya membantu dalam penentuan zonasi mangrove di
dikarenakan fungsi perakaran mangrove untuk kawasan lainnya.
zona terdepan adalah sebagai penahan arus dan
gelombang air laut yang bisa menyebabkan METODE
abrasi pantai dan lain-lain, untuk itulah
penelitian ini sangat dibutuhkan. Berbagai 1.1. Waktu dan Tempat
macam faktor penyebab kerusakan mangrove,
namun yang dominan adalah dikarenakan ulah Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan
manusia sendiri. pada bulan Februari 2013 s/d April 2013 mulai
Beragam kegiatan terjadi di kawasan dari penyusunan usulan penelitian sampai
muara sungai kawal ini, seperti aktivitas penyusunan laporan hasil penelitian. Untuk
pelabuhan, pemukiman, perikanan/pertambakan, pengumpulan data dilapangan diperlukan waktu
dan lain sebagainya. Jika pemanfaatan yang selama 1 (satu) minggu baik itu data vegetasi
dilakukan kurang memperhatikan aspek mangrove maupun data parameter/faktor
lingkungan akan menimbulkan dan pembatas pertumbuhan mangrove. Lokasi
mempercepat terjadinya proses perubahan fisik pelaksanaan penelitian ini berada di muara
dan biologi sehingga bisa merusak zonasi alami Sungai Kawal Kelurahan Kawal
muara sungai dan pantai di sekitarnya. Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan.
Zonasi merupakan suatu kondisi ekologi PETA STASIUN PENELITIAN
104°36' 104°39'

yang menarik di perairan pesisir, yang 1 0 1 2 km

merupakan daerah yang terkena ritme pasang b Stasiun

U Jalan
surut air laut. Dengan pengaruh adanya pasang
1°3'
1°3'

sungai kecil
Sungai
surut air laut yang berbeda untuk tiap zona, Sedimentasi
Pemukiman
sehingga memungkinkan berkembangnya Mangrove
Laut
Pulau
komunitas yang khas untuk masing-masing
sumber : citra SPOT 2007
zona.

1.2. Perumusan masalah


1°00'
1°00'

(TIGA ) b
Berdasarkan latar belakang di atas, b
(SAT U)

maka permasalahan yang dapat dirumuskan: (D UA) b


1. Bagaimana zonasi/sebaran vegetasi
mangrove saat ini di muara Sungai 104°36' 104°39'

Kawal?
Gambar 1. Lokasi Penelitian
2. Bagaimana kondisi existing parameter Keterangan :
lingkungan yang mempengaruhi zonasi Stasiun I : 0⁰ 59' 23,6" ⁰LU 104⁰ 38' 06,7" ⁰BT
mangrove muara Sungai Kawal? Stasiun II : 0⁰ 59' 19,3" ⁰LU 104⁰ 38' 02,8" ⁰BT
Stasiun III : 0⁰ 57' 26,5" 0LU 1040 26' 30,6" 0BT
1.2. Metode Pengumpulan Data  Frekuensi Relatif Jenis (RFi) 



 F   100
RFi = Frekuensi relatif jenis RF   i 
i

F 
Pengumpulan data dilakukan melalui Fi = Frekuensi jenis ke i  
i 1
i

survei lapangan. Data yang dikumpulkan terdiri 𝑓 = Jumlah frekuensi untuk seluruh jenis
n
dari data sekunder dan data primer. Data F
i 1
i

sekunder dikumpulkan dari studi kepustakaan  Penutupan Jenis (Ci)


dan instansi-instansi terkait. Sedangkan BA = π DBH2 : 4 (dalam Cm2)  BA
pengumpulan data primer dilaksanakan dengan Ci A  i 1

π = konstanta (3,14)
metode verifikasi lapangan secara langsung ke DBH = diameter pohon dari jenis i
lapangan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat A = luas area total pengambilan contoh
pada tabel berikut: (luas total petak/plot/kuadrat)
DBH = CBH/ π (dalam Cm), CBH adalah
1.2.1. Jenis dan Zonasi Mangrove lingkaran pohon setinggi dada
 Penutupan Relatif Jenis (RCi)
Pengambilan data mangrove dilakukan RCi = Penutupan relatif jenis dan luas total
dengan menggunakan Transek Garis dan Petak area  
 
Contoh (Transect Line Plot). Metode Transek Ci = Luas area penutupan jenis i RC   C  100 i
i
Garis dan Petak Contoh (Transect Line Plot) 𝑐 = Penutupan untuk seluruh jenis  C 
 
 
adalah metode pencuplikan contoh populasi
 INP (IVi) (Wibisono, 2005):
suatu ekosistem dengan pendekatan petak Untuk Pohon :
contoh yang berada pada garis yang ditarik IVi = Indeks nilai penting
melewati wilayah ekosistem tersebut. RDi = Kerapatan relatif
Teknik pengidentifikasian jenis RFi = Frekuensi relatif
IVi = RDi + RFi + RCi
mangrove dapat di lakukan dengan cara melihat RCi = Penutupan relatif
bentuk/karakteristik/ciri umum dari bentuk Untuk Pancang dan Semai :
pohon, bentuk akar, bentuk buah, dan bentuk IVi = Indeks nilai penting
bunga. Untuk mengurangi tingkat kesalahan RDi = Kerapatan relatif IVi = RDi + RFi
dalam pengidentifikasian, dapat digunakan RFi = Frekuensi relatif
gambar/refrensi jenis-jenis dari spesies Nilai penting suatu jenis berkisar antara
mangrove yang ada. Selanjutnya spesies 0 dan 300. Nilai penting ini memberikan suatu
mangrove pada setiap petak diidentifikasi, dan gambaran mengenai pengaruh atau peranan
diukur diameter batang setiap pohon mangrove suatu jenis tumbuhan mangrove dalam
pada setinggi dada (sekitar 1,3 m). komunitas mangrove.
1.3. Analisis Data 1.3.1.1. Zonasi Mangrove
1.3.1. Vegetasi Mangrove (Bengen, 2002):
Penentuan zonasi mangrove muara
 Kerapatan Jenis (Di) ni sungai kawal ditentukan dengan cara
Di = kerapatan jenis i Di  A penggeneralisasian berdasarkan tingkat
ni = jumlah total individu dari jenis dominansi kerapatan relatif dan INP dari tiap
A = luas area total pengambilan contoh plot penelitian tingkat pohon. Adapun analisis
Dalam hal ini unit luasan yang digunakan penentuan zonasi muara Sungai kawal dilakukan
adalah meter persegi (m2). dengan cara:
 Kerapatan Relatif Jenis (RDi) 


  Penetapan transek penelitian dengan
(RDi) = Kerapatan relatif jenis  n 
RD     100
i

 n 
i perwakilan plot 10x10 (untuk pohon),
(ni) = Jumlah individu jenis i   i
  5x5 (untuk pancang), 1x1 (untuk
𝑛 = Total individu seluruh jenis
n
semai).
 ni p  Setelah itu dilakukan analisis
i 1
 Frekuensi Jenis (Fi) F  i
i

p identifikasi spesies mangrove


Fi = Frekuensi jenis i i 1
berdasarkan buku pedoman
Pi = Jumlah petak contoh dimana ditemukan
pengidentifikasian mangrove dengan
jenis i
n melihat bentuk/karakteristik/ciri umum
 P = Jumlah total petak contoh yang diamati
i 1
i
dari bentuk pohon, bentuk akar, bentuk
buah, dan bentuk bunga, yang kemudian
dicatat jumlah spesies-spesies yang Hasil pengamatan mangrove di muara
ditemukan dalam tiap plot-plot Sungai Kawal dengan ketebalan mangrove pada
penelitian. transek I yaitu 50 meter sehingga didapatkan 3
 Setelah didapatkan spesies-spesies plot pada transek I dengan jarak 10 meter antar
mangrove dari tiap plot baik pohon, plot. Pada transek I, plot I jenis mangrove yang
pancang, maupun semai, kemudian di mendominasi adalah jenis Rhizophora
analisis nilai kerapatan, kerapatan apiculata.
relatif, frekuensi, frekuensi relatif, Plot II didominasi oleh jenis Bruguiera
DBH2, BA, Penutupan Jenis, penutupan gymnorrhiza.
relatif, dan INP. Dari analisis Plot III jenis mangrove yang
perhitungan kerapatan relatif dan INP mendominasi dilihat dari kerapatan relatif
masing-masing spesies tiap plot adalah jenis Bruguiera gymnorrhiza dan
didapatkan suatu formasi/tegakan Bruguiera cylindrica sedangkan jika dilihat dari
spesies yang mendominasi tiap plot INP Bruguiera gymnorrhiza lebih memiliki
tersebut. peran penting sehingga spesies ini lah yang
 Setelah didapatkan formasi spesies yang mendominasi.
mendominasi dalam tiap plot,
selanjutnya dirata-ratakan tiap transek 5.1.2. Stasiun I (Transek II)
antara plot satu (transek satu) dengan
plot satu (transek dua) begitu juga Tabel 2. Parameter Perairan Transek II
P Salinitas(‰)
dengan plot satu pada transek yang Stas Tran l Substrat
Ketergenangan
lainnya, plot dua (transek satu) dengan iun sek o P S (%)
t
plot dua (transek dua) begitu juga Tergenang pada saat
1 34 30 Lumpur
dengan plot dua pada transek yang pasang rata-rata harian
Tergenang pada saat
lainnya dan seterusnya, yang kemudian I II 2 34 30 Pasir Halus
pasang rata-rata harian
akan dihasilkan sebuah zonasi Tergenang saat pasang
3 30 27 Lumpur
rata-rata harian
mangrove untuk muara Sungai Kawal.
Hasil pengamatan mangrove di muara
HASIL DAN PEMBAHASAN Sungai Kawal dengan ketebalan mangrove pada
transek I yaitu 50 meter sehingga didapatkan 3
5.1. Analisis Zonasi Mangrove plot pada transek I dengan jarak 10 meter antar
plot. Plot I jenis mangrove yang mendominasi
Analisis zonasi mangrove menggunakan adalah jenis Rhizophora apiculata.
transek dan plot contoh untuk mendapatkan Plot II didominasi oleh jenis Bruguiera
spesies yang mendominasi dalam satu plot yang gymnorrhiza.
dilihat berdasarkan kerapatan relatif dan jika Plot III jenis mangrove yang
dalam satu plot terdapat dua jenis yang mendominasi adalah jenis Bruguiera
mendominasi akan dilihat INP nya sehingga gymnorrhiza.
didapatkan satu spesies yang mendominasi,
setelah itu akan di generalisasikan antar plot 5.1.3. Stasiun I (Transek III)
tiap-tiap transek menjadi satu zonasi di muara
Sungai Kawal. Tabel 3. Parameter Perairan Transek III
Salinitas
Stasiu Tran Plo Substrat
5.1.1. Stasiun I (Transek I) (‰) Ketergenangan
n sek t (%)
P S
Tergenang pada saat
1 29 26 Lumpur
Tabel 1. Parameter Perairan Transek I pasang rata-rata harian
Tergenang pada saat
P Salinitas I III 2 29 22 Pasir Halus
Tr Substra pasang rata-rata harian
Stas l (‰) Tergenang pada saat
ans t Ketergenangan 3 21 20 Lumpur
iun o pasang rata-rata harian
ek P S (%)
t
Tergenang pasang
1 32 31 Lumpur
rata-rata harian Hasil pengamatan mangrove di muara
Pasir Tergenang pasang
I I 2 30 26
halus rata-rata harian Sungai Kawal dengan ketebalan mangrove pada
Pasir Tergenang pasang
3 31 25
halus rata-rata harian transek I yaitu 50 meter sehingga didapatkan 3
plot pada transek I dengan jarak 10 meter antar
plot. Plot I jenis mangrove yang mendominasi
adalah jenis Rhizophora apiculata dan Hasil pengamatan mangrove di muara
Rhizophora stylosa, namun jika dilihat dari INP Sungai Kawal dengan ketebalan mangrove pada
Rhizophora stylosa lebih memiliki peran transek II yaitu 90 meter sehingga didapatkan 5
penting sehingga spesies ini lah yang plot pada transek II dengan jarak 10 meter antar
mendominasi. plot. Pada transek II, plot I jenis mangrove yang
Plot II didominasi oleh jenis Bruguiera mendominasi adalah jenis Rhizophora apiculata
gymnorrhiza dan Sonneratia alba, namun jika dan Rhizophora mucronata, namun jika dilihat
dilihat dari INP Bruguiera gymnorrhiza lebih dari INP Rhizophora mucronata lebih memiliki
memiliki peran penting sehingga spesies ini lah peran penting sehingga spesies ini lah yang
yang mendominasi. mendominasi.
Plot III jenis mangrove yang Plot II didominasi oleh jenis Bruguiera
mendominasi adalah jenis Bruguiera gymnorrhiza.
gymnorrhiz . Plot III jenis mangrove yang
mendominasi adalah jenis Bruguiera
5.1.3.1. Stasiun II (Transek I) gymnorrhiza.
Plot IV jenis mangrove yang
Tabel 4. Parameter Perairan Transek I mendominasi adalah jenis Xylocarpus
P Salinitas granatum.
Stas Tran l (‰) Substrat
Ketergenangan Plot V jenis mangrove yang
iun sek o (%)
P S
t
Tergenang pada saat
mendominasi adalah jenis Lumnitzera littorea.
1 29 25 Lumpur pasang rata-rata
harian
Tergenang pada saat 5.1.3.3. Stasiun II (Transek III)
Pasir
II I 2 29 23 pasang rata-rata
Sedang
harian
Tergenang pada saat Tabel 6. Parameter Perairan Transek III
Pasir
3 21 15 pasang rata-rata P Salinitas(‰)
Kasar
harian Tran l Substrat
Stasiun Ketergenangan
sek o P S (%)
t
Hasil pengamatan mangrove di muara 1 31 25
Pasir sangat Tergenang pada saat pasang
halus rata-rata harian
Sungai Kawal dengan ketebalan mangrove pada Pasir sangat Tergenang pada saat pasang
II III 2 22 21
transek I yaitu 50 meter sehingga didapatkan 3 halus rata-rata harian
Pasir sangat Tergenang pada saat pasang
plot pada transek I dengan jarak 10 meter antar 3 15 11
halus rata-rata harian
plot. Pada transek I, plot I jenis mangrove yang
mendominasi adalah jenis Rhizophora Hasil pengamatan mangrove di muara
apiculata. Sungai Kawal dengan ketebalan mangrove pada
Plot II didominasi oleh jenis Bruguiera transek III yaitu 50 meter sehingga didapatkan 3
gymnorrhiza. plot pada transek III dengan jarak 10 meter antar
Plot III jenis mangrove yang plot. Pada transek III, plot I jenis mangrove
mendominasi adalah jenis Xylocarpus yang mendominasi adalah jenis Rhizophora
granatum. apiculata.
Plot II didominasi oleh jenis Bruguiera
5.1.3.2. Stasiun II (Transek II) gymnorrhiza.
Plot III jenis mangrove yang
Tabel 5. Parameter Perairan Transek II mendominasi adalah jenis Xylocarpus
P Salinitas(
Stasiu Tran l ‰) Substrat
granatum.
Ketergenangan
n sek o (%)
P S
t
Tergenang pada saat pasang 5.1.3.4. Stasiun III (Transek I)
1 31 29 Lumpur
rata-rata harian
Tergenang pada saat pasang
2 30 27 Pasir halus
rata-rata harian Tabel 7. Parameter Perairan Transek I
Tergenang pada saat pasang P Salinitas
3 30 25 Pasir halus Tr
rata-rata harian tasiu l (‰) Substrat
II II ans Ketergenangan
Tergenang pada saat pasang n o (%)
4 25 23 Pasir halus ek P S
rata-rata harian t
Tergenang pada saat pasang Tergenang pada saat
1 27 22 Lumpur
tertinggi pasang rata-rata harian
5 19 13 Pasir halus
(beberapa hari dalam Pasir sangat Tergenang pada saat
2 27 21
sebulan) III I halus pasang rata-rata harian
Pasir sangat Tergenang pada saat
3 27 23
halus pasang rata-rata harian
4 26 19 Pasir sangat Tergenang pada saat
halus pasang rata-rata harian 5.1.3.5. Stasiun III (Transek II)
Pasir Tergenang pada saat
5 25 20
Sedang pasang rata-rata harian
Tergenang pada saat
6 25 19 Pasir sedang
pasang rata-rata harian
Tabel 8. Parameter Perairan Transek II
Tergenang pada saat P Salinitas
pasang tertinggi Stasi Tran l (‰) Substrat
7 23 19 Pasir halus Ketergenangan
(beberapa hari dalam un sek o (%)
P S
sebulan) t
Tergenang pada saat Pasir
Tergenang pada saat
pasang tertinggi 1 25 23 sangat
8 18 15 Pasir halus pasang rata-rata harian
(beberapa hari dalam halus
sebulan) Pasir
Tergenang pada saat
Tergenang pada saat 2 25 22 sangat
pasang rata-rata harian
pasang tertinggi halus
9 17 11 Pasir kasar Pasir
(beberapa hari dalam Tergenang pada saat
sebulan) 3 24 23 sangat
pasang rata-rata harian
halus
Tergenang pada saat
4 23 21 Pasir halus
Hasil pengamatan mangrove di muara Sungai pasang rata-rata harian
Tergenang pada saat
Kawal dengan ketebalan mangrove pada transek 5 23 20 Pasir halus
III II pasang rata-rata harian
Tergenang pada saat
I yaitu 170 meter sehingga didapatkan 9 plot 6 19 18 Pasir halus
pasang rata-rata harian
pada transek I dengan jarak 10 meter antar plot. 7 18 17 Pasir halus
Tergenang pada saat
pasang rata-rata harian
Pada transek I, plot I jenis mangrove yang Tergenang pada saat
mendominasi adalah jenis Rhizophora 8 17 16 Pasir halus
pasang tertinggi
(beberapa hari dalam
apiculata. sebulan)
Plot II didominasi oleh jenis Tergenang pada saat
Pasir pasang tertinggi
Rhizophora apiculata dan Rhizophora stylosa, 9 16 13
sedang (beberapa hari dalam
sebulan)
namun jika dilihat dari INP Rhizophora
apiculata lebih memiliki peran penting
sehingga spesies ini lah yang mendominasi. Hasil pengamatan mangrove di muara
Plot III jenis mangrove yang Sungai Kawal dengan ketebalan mangrove pada
mendominasi adalah jenis Rhizophora transek II yaitu 170 meter sehingga didapatkan
apiculata. 9 plot pada transek II dengan jarak 10 meter
Plot IV jenis mangrove yang antar plot. Pada transek II, plot I jenis mangrove
mendominasi adalah jenis Rhizophora stylosa yang mendominasi adalah jenis Rhizophora
dan Bruguiera gymnorrhiza, namun jika dilihat apiculata.
dari INP Bruguiera gymnorrhiza lebih memiliki Plot II didominasi oleh jenis
peran penting sehingga spesies ini lah yang Rhizophora apiculata .
mendominasi. Plot III jenis mangrove yang
Plot V didominasi oleh jenis Bruguiera mendominasi adalah jenis Rhizophora
gymnorrhiza. mucronata.
Plot VI jenis mangrove yang Plot IV jenis mangrove yang
mendominasi adalah jenis Xylocarpus mendominasi adalah jenis Bruguiera
granatum. gymnorrhiza.
Plot VII jenis mangrove yang Plot V didominasi oleh jenis
mendominasi adalah jenis Lumnitzerra littorea Scyphiphora hydrophyllaceae dan Lumnitzerra
dan Aegiceras corniculatum, namun jika dilihat littorea, namun jika dilihat dari INP
dari INP Lumnitzerra littorea lebih memiliki Lumnitzerra littorea lebih memiliki peran
peran penting sehingga spesies ini lah yang penting sehingga spesies ini lah yang
mendominasi. mendominasi.
Plot VIII jenis mangrove yang Plot VI jenis mangrove yang
mendominasi adalah jenis Aegiceras mendominasi adalah jenis Aegiceras
corniculatum dan Xylocarpus granatum, namun corniculatu.
jika dilihat dari INP Xylocarpus granatum lebih Plot VII jenis mangrove yang
memiliki peran penting sehingga spesies ini lah mendominasi adalah jenis Xylocarpus
yang mendominasi. granatum.
Plot IX jenis mangrove yang Plot VIII jenis mangrove yang
mendominasi adalah jenis Xylocarpus mendominasi adalah jenis Lumnitzerra littorea
granatum. dan Xylocarpus granatum, namun jika dilihat
dari INP Xylocarpus granatum lebih memiliki
peran penting sehingga spesies ini lah yang 5.1.4. Zonasi Mangrove muara Sungai
mendominasi. Kawal
Plot IX jenis mangrove yang
mendominasi adalah jenis Xylocarpus Hutan mangrove di muara Sungai
granatum. Kawal di bagi kedalam empat zona. Zona satu
sampai zona lima berturut-turut dari wilayah
5.1.3.6. Stasiun III (Transek III) laut sampai ke daratan. Dari tingkat dominansi
kerapatan relatif dan INP spesies kategori
Tabel 9 Parameter Perairan Transek III pohon, maka didapat sebuah kesimpulan zonasi
P Salinitas yang di generalisasikan berdasarkan kerapatan
Stasi Tran l (‰) Substrat
Ketergenangan
un sek o
P S
(%) relatif dan INP spesies perplot penelitian maka
t
Pasir sangat Tergenang pada saat
zonasi mangrove di muara Sungai Kawal di bagi
1 22 20
halus pasang rata-rata harian kedalam empat zona, yaitu:
 Zona 1
Tergenang pada saat
2 22 21 Lumpur
pasang rata-rata harian
3 22 21
Pasir sangat Tergenang pada saat Zona ini memiliki salinitas rata-rata
halus pasang rata-rata harian
III III 4 20 17 Pasir halus
Tergenang pada saat sebesar 27,28‰. Wilayah zona ini
pasang rata-rata harian didominasi oleh substrat berlumpur,
Tergenang pada saat
5 19 18 Pasir sedang
pasang rata-rata harian dengan jenis mangrove yang
Tergenang pada saat
6 19 16 Pasir halus
pasang rata-rata harian
mendominasi adalah Rhizophora
7 18 16 Pasir Kasar
Tergenang pada saat apiculata.
pasang rata-rata harian
 Zona 2
Zona ini memiliki salinitas 23,73‰.
Hasil pengamatan mangrove di muara
Wilayah zona ini didominasi oleh
Sungai Kawal dengan ketebalan mangrove pada
substrat berpasir, dengan jenis
transek II yaitu 130 meter sehingga didapatkan
mangrove yang mendominasi adalah
7 plot pada transek II dengan jarak 10 meter
Bruguiera gymnorrhiza.
antar plot. Pada transek II, plot I jenis mangrove
yang mendominasi adalah jenis Rhizophora  Zona 3
mucronata. Zona ini memiliki salinitas 20,13‰.
Plot II didominasi oleh jenis Rhizophora Wilayah zona ini didominasi oleh
apiculata. substrat berpasir, dengan jenis
Plot III jenis mangrove yang mangrove yang mendominasi adalah
mendominasi adalah jenis Rhizophora Lumnitzera littorea.
apiculata.  Zona 4
Plot IV jenis mangrove yang Zona ini memiliki salinitas 17,5‰.
mendominasi adalah jenis Bruguiera Wilayah zona ini didominasi oleh
gymnorrhiza dan Rhizophora apiculata, namun substrat berpasir, dengan jenis
jika dilihat dari INP Rhizophora apiculata lebih mangrove yang mendominasi adalah
memiliki peran penting sehingga spesies ini lah Xylocarpus granatum.
yang mendominasi.
Plot V didominasi oleh jenis Untuk lebih jelasnya zonasi muara
Scyphiphora hydrophyllaceae. Sungai Kawal dapat dilihat pada tabel dibawah
Plot VI jenis mangrove yang ini:
mendominasi adalah jenis Xylocarpus
granatum. Tabel 10. Teknik Penentuan Zonasi dan Zona
Plot VII jenis mangrove yang Mangrove Muara Sungai Kawal
Stasiun
mendominasi adalah jenis Lumnitzerra littorea I II III
Zo
Pl Zonasi
dan Xylocarpus granatum, namun jika dilihat ot
TR TR TR TR TR TR TR TR TR na
1 2 3 1 2 3 1 2 3
dari INP Xylocarpus granatum lebih memiliki
1 RA RA RS RA RM RA RA RA RM RA 1
peran penting sehingga spesies ini lah yang 2 BG BG BG BG BG BG RA RA RA BG
mendominasi. 3 BG BG BG XG BG XG RA RM RA BG 2
4 - - - - XG - BG BG RA BG
5 - - - - LL - BG LL SH LL 3
6 - - - - - - XG SH XG XG
7 - - - - - - LL XG XG XG
4
8 - - - - - - XG XG - XG
9 - - - - - - XG XG - XG
Keterangan :
satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada
 RA : Rhizophora apiculata
 RS : Rhizophora mucronata Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Ilmu Kelautan
 RM : Rhizophora stylosa dan Perikanan Uniersitas Maritim Raja Ali Haji.
 BG : Bruguiera gymnorrhiza
 XG : Xylocarpus granatum Dalam penulisan skripsi ini mulai dari
 LL : Lumnitzera littorea usulan penelitian hingga laporan hasil
 SH : Scyphyphora hydrophyllaceae
penelitian, peneliti banyak mendapatkan
bantuan serta dukungan dari berbagai pihak.
Untuk itu dari lubuk hati serta keiklasan yang
KESIMPULAN DAN SARAN tulus peneliti ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
6.1. Kesimpulan. 1. Allah S.W.T yang telah
melancarkan dan mempermudah
Vegetasi mangrove sejati di muara penulis dalam menyelesaikan
Sungai Kawal ditemukan 12 (dua belas) jenis skripsi ini.
yaitu Rhizophora apiculata, Rhizophora 2. Bapak Chandra Joei Koenawan,
mucronata, Rhizophora stylosa, Bruguiera S.Pi, M.Si dan Bapak Falmi
gymnorrhiza, Bruguiera cylindrica, Lumnitzera Yandri, S.Pi, M.Si selaku
littorea, Sonneratia alba, Ceriop decandra, pembimbing yang telah banyak
Xylocarpus granatum, Scyphyphora memberikan bimbingan serta
hydrophyllaceae, Aegyceras corniculatum, dan informasi yang sangat bermanfaat,
Nypa fruiticans. serta dengan penuh pengertian
Zonasi mangrove di muara Sungai meluangkan waktu dan
Kawal berdasarkan hasil analisis mulai dari laut kesabarannya dalam memberikan
hingga ke daratan adalah Rhizophora apiculata, arahan kepada penulis mulai dari
Bruguiera cylindrica, Lumnitzera littorea dan awal hingga terselesaikan skripsi
Xylocarpus granatum. ini.
Salinitas rata-rata muara sungai kawal 3. Bapak Arief Pratomo, ST, M.Si,
pada stasiun I adalah 28,17, stasiun II adalah Bapak Dony Apdillah, S.Pi, M.Si,
23,77, dan stasiun III adalah 20,36. Sedangkan dan Bapak Andi Zulfikar, S.Pi,
subtrat yang mendominasi pada stasiun I adalah MP selaku penguji yang telah
lumpur, stasiun II substrat berpasir, stasiun III banyak memberikan saran dan
substrat berpasir. Sedangkan pasang surut yang kritikan yang sangat bermanfaat
terjadi adalah semidiurnal yaitu dua kali pasang dalam penyempurnaan skripsi ini
dan dua kali surut dalam 24 jam. dan selama perkuliahan di Jurusan
Ilmu Kelautan telah banyak
6.2. Saran. memberikan ilmu serta pandangan
hidup yang bermanfaat.
Dikarenakan belum adanya metode 4. Bapak Dony Apdillah, S.Pi, M.Si
baku penetapan zonasi mangrove untuk sebagai penasehat akademik atas
pengembangan ilmu pengetahuan serta segala nasehat dan bimbingannya
informasi ilmiah, disarankan perlu adanya selama penulis menempuh
kajian lebih lanjut tentang penetapan zonasi pendidikan di Jurusan Ilmu
mangrove berdasarkan aspek-aspek lingkungan Kelautan Universitas Maritim Raja
yang ada. Ali Haji.
5. Ketua Jurusan Ilmu Kelautan
yang telah memberikan kebijakan
UCAPAN TERIMA KASIH selama penulis aktif dalam
perkuliahan, serta seluruh staf
Alhamdulillah tiada kata yang dapat Pegawai dan Administrasi Fakultas
menggambarkan rasa syukur penulis atas semua Ilmu Kelautan dan Perikanan.
yang telah diberikankan oleh Allah S.W.T, 6. Kepada kedua orang tuaku tercinta
segala puji bagi Allah S.W.T yang telah meridoi Ali Usman dan Asniar yang telah
jalan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini membesarkan penulis dengan
lembar demi lembar hingga akhirnya sempurna dan kasih sayang hingga
terselesaikan. Laporan ini disusun sebagai salah saat ini dengan doa yang terus
mengalir untuk keberhasilan penulis
dalam mencapai tujuan hidup. DAFTAR PUSTAKA
Keluarga tercinta Eli yusmaniar,
Nazarrudin, Lina, Indra, Yusnita, Affandi, Z. 2012. Identifikasi dan Zonasi
Rahmad dan Rasyid yang telah Vegetasi Mangrove Di Pulau Los
banyak membantu dan selalu Kelurahan Senggarang Kota
menyemangati dan memberikan Tanjungpinang. Skripsi. Universitas
dukungan kepada penulis. Serta Maritim Raja Ali Haji.
wanita spesial dalam hidup penulis
Syarifah Rubiah, SE, yang selalu Anwar, J., S.J. Damanik, N. Hisyam dan A.J.
menyemangati dan mendengarkan Whitten. 1984. Ekologi Ekosistem
keluh kesah penulis selama lebih Sumatera. Gadjah Mada University
kurang 4 tahun ini. Press: Yogyakarta.
7. Ibnu Hafizh dan Safri terimakasih
atas waktunya yang telah banyak Baskoro, W. A. 2009. Kajian Pengaruh
membantu penulis di lapangan. Pembangunan Jeti Terhadap Kapasitas
8. Saudara-saudara teman Sungai Muara Way Kuripan Kota
seperjuangan angkatan “IKL dan Bandar Lampung. (Tesis). Universitas
MSP 2009” yang selalu mengisi Diponegoro Semarang.
keseharian penulis dan tiada
hentinya memberikan bantuan, Bengen, D. G. 2002. “Pedoman Teknis”
pengalaman berharga yang tak Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem
terlupakan selama kurang lebih 4 Mangrove. Bogor: Pusat Kajian
tahun bersama kalian. Penulis Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB.
menjadi tahu arti persaudaraan
sebenarnya. Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi
Sulawesi Selatan. Buku Saku Mangrove
Penulis memohon kepada Allah S.W.T, Media dan Informasi Kegiatan Dinas
atas bantuan, bimbingan dan dorongan dari Perikanan dan Kelautan Provinsi
semua pihak, kiranya mendapatkan imbalan Sulawesi Selatan TA. 2004.
yang setimpal dari Allah S.W.T. Semoga Allah
S.W.T memberikan yang lebih dari bantuan Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air “bagi
yang diberikan. Semoga ALLAH SWT pengelolaan sumberdaya dan
memberikan rahmat-Nya bagi kita semua. lingkungan perairan”. Kanisius:
Aminnn. Yogyakarta.

Effendi, Eko. Mangrove.


Tanjungpinang, 23 Juli 2013 http://staff.unila.ac.id/ekoefendi/2012/0
5/29/mangrove/ (diakses tanggal 29 Mei
2012).
Sahrol Fadli
Fachrul, M. F. 2007. Metode Sampling
Bioekologi. Bumi Aksara: Jakarta.

Famal, S. 2012. Identifikasi dan Zonasi Vegetasi


Mangrove Di Pulau Dompak Kelurahan
Dompak Kota Tanjungpinang. Skripsi.
Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Handayanto, E dan K. Hairiah. 2007. Biologi


Tanah. Cetakan 1. Pustaka Adipura:
Yogyakarta

Kementrian Lingkungan Hidup (KLH). 2004.


Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor : 201 Tahun 2004. KLH:
Jakarta.

Lovelock, Catherine. 1993. Field guide to the


Mangroves of Queensland. Australian
Institute of Marine Science.

Nontji, A. 2007. Laut Nusantara. Djambatan:


Jakarta.

Noor, Y. R., M. Khazali dan I N. N.


Suryadiputra. 2006. Panduan
Pengenalan Mangrove di Indonesia.
PHKA/WI-IP: Bogor.

Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut Suatu


Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia
Pustaka Utama: Jakarta.

Pratiwi, A. 2005. Ujicoba pembibitan


Rhizophora apiculata. Jurnal balai
taman nasional baluran.

Romimohtarto, K., dan S. Juwana. 2009.Biologi


Laut. Djambatan: Jakarta.

Ruutana, F. F. 2011. Studi Kesesuaian


Ekosistem Mangrove sebagai Obyek
Ekowisata di Pulau Kapota Taman
Nasional Wakatobi Sulawesi Tenggara.
Skripsi. Universitas Hasanuddin.
Makasar

Supriharyono. 2009. Konservasi Ekosistem


Sumberdaya Hayati “di wilayah pesisir
dan laut tropis”. Pustaka Pelajar:
Yogyakarta.

Undang-undang Republik Indonesia No. 27


Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil.

Wibisono, M.S. 2005. Pengantar Ilmu


Kelautan. PT. Grasindo: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai