Anda di halaman 1dari 6

1

TEMA :

PEMANFAATAN DATA PENGINDERAAN JARAK JAUH UNTUK


PENGELOLAAN PERAIRAN PESISIR

Nama Mahasiswa : IB Dhana Jayawardana

NIM : 2081211007

Program Pascasarjana Universitas Udayana


2

I. Pendahuluan setempat. Beberapa kegiatan yang


Tema Penelitian pertama yang dipilih sedang dikembangkan adalah wisata
ini dilakukan pada tahun 2016 yang pantai, penangkapan ikan dengan
diulas oleh Halim, Halili, dan La Ode menggunakan sero, penggalian batu
Alirman Afu bertemakan “Studi untuk bahan bangunan dan wisata
Perubahan Garis Pantai Dengan pantai serta pembuatan dermaga. Selan
Pendekatan Penginderaan Jauh Di itu, pantai di wilayah pesisir
Wilayah Pesisir Kecamatan Soropia Kecamatan Soropia secara langsung
(Sulawesi Tenggara)”. Dimana latar mendapat pengaruh hempasan
belakang masalah tersebut membahas gelombang dari Laut Banda. Pengaruh
tentang, wilayah Indonesia salah hempasan dari energi gelombang yang
satunya di daerah Sulawesi Tenggara menyusur pantai di wilayah pesisir
telah menunjukkan adanya perubahan Kecamatan Soropia dapat
garis pantai di wilayah pesisir menimbulkan gejala perubahan garis
Kecamatan Soporia. Penyebab pantai. Perubahan yang terjadi pada
terjadinya kerusakan pantai akibat garis pantai dapat dipantau dengan
kegiatan manusia (antropogenik) di menggunakan suatu teknologi.
antaranya konversi dan alih fungsi Teknologi yang sering digunakan
lahan pelindung pantai untuk sarana dalam pemantauan perubahan garis
pembangunan di kawasan pesisir yang pantai adalah dengan menggunakan
tidak sesuai dengan kaidah yang teknologi penginderaan jauh melalui
berlaku sehingga keseimbangan perekaman citra satelit (Landsat 5 TM
transpor sedimen disepanjang pantai tahun 1990,Landsat 7ETM + tahun
dapat terganggu, penambangan pasir 2002, dan Landsat 8 OLI / TIRS.
yang memicu perubahan pola arus dan Penelitian lain yang kedua dengan
gelombang (Shuhendry, 2004). Saat ini memanfaatkan teknologi penginderaan
pantai di wilayah pesisir Kecamatan jauh dengan tema, “Pemetaan
Soropia digunakan dalam berbagai Kerusakan Mangrove Menggunakan
kegiatan penggunaan lahan untuk Citra Landsat OLI Di Delta
menunjang pendapatan masyarakat Mahakam, Kalimantan Timur”, di
3

ulas tahun 2017 oleh Ratri Marifatun Mahakam ditutupi oleh jenis mangrove
Nisa dan Nurul Khakim. Latar dominan yakni jenis Nipah (Nypa
belakang masalah dengan, mangrove fruticans) seluas sekitar 66.000 ha yang
merupakan suatu tipe hutan tropik dan merupakan salah satu jenis mangrove
subtropik yang khas, tumbuh terluas di dunia. Hutan mangrove di
disepanjang pantai atau muara sungai Delta Mahakam mengalami kerusakan
yang dipengaruhi air laut. Mangrove akibat dari konversi mangrove menjadi
banyak dijumpai di wilayah pesisir tambak. Luas hutan mangrove yang
yang memiliki topografi landai dan berkurang diestimasi 60.000 ha atau
terlindung dari terpaan ombak (Dahuri, sekitar 55% dari total luas Delta
2003). Hutan mangrove memiliki Mahakam. Oleh karena itu, diperlukan
berbagai fungsi baik fungsi ekologis data dan informasi yang sesuai tentang
berupa pengendalian erosi pantai dan kondisi hutan mangrove sebagai upaya
menjaga stabilitas sedimen, dan fungsi konservai dan rehabilitasi hutan
ekonomis berupa kawasan ekowisata. mangrove yang rusak. Penginderaan
Berdasarkan data FAO 2005, luas jauh sangat efektif dan penting dalam
hutan mangrove di Indonesia dari tahun memonitoring tutupan hutan mangrove
1980 hingga 2005 terus mengalami sehingga dapat diketahui seberapa luas
penurunan, yaitu dari 4,2 juta ha area hutan mangrove yang rusak atau
menjadi 2,9 juta ha. Diperkirakan laju berkurang. Penginderaan jauh memiliki
kerusakan hutan mangrove di Indonesia banyak keunggulan jika dibandingan
mencapai 200.000 ha/tahun. Mengingat dengan survei langsung di lapangan.
hutan mangrove memiliki fungsi yang Penggunaan teknologi ini cukup tepat
sangat penting, maka diperlukan untuk mendapatkan data permukaan
pengelolaan hutan mangrove yang bumi yang kompleks dengan wilayah
optimal agar kerusakan dan kajian yang cukup luas dengan cepat
berkurangnya luas hutan mangrove dan efisien. Jenis Citra yang digunakan
dapat diminimalisir salah satunya juga adalah OLI Landsat.
terjadi di hutan mangrove Delta
Mahakam, Kalimantan Timur. Delta
4

Maksud dan Tujuan Penulisan Kalimantan Timur. Penelitian ini


Papper menggunakan citra Landsat OLI yang
kemudian dilakukan transformasi
Pada tema yang pertama, “Studi
indeks vegetasi Normalized Different
Perubahan Garis Pantai Dengan
Vegetation Index (NDVI). Nilai dari
Pendekatan Penginderaan Jauh Di
transformasi NDVI dikorelasikan
Wilayah Pesisir Kecamatan Soropia
dengan hasil pengukuran kerapatan di
(Sulawesi Tenggara)”. Maksud dan
lapangan untuk mendapatkan nilai
tujuan dari peneliti adalah, bertujuan
kerapatan pada citra.
untuk mengetahui dan memetakan
perubahan garis pantai di wilayah
pesisir Kecamatan Soropia Tahun 1990
Hasil Dan Pembahasan
± 2014 dengan menggunakan
perbandingan citra satelit Landsat. Pada tema pertama, menjelaskan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat penggunaan Citra Landsat pada

memberikan informasi kepada perubahan garis pantai Kecamatan

pemerintah, masyarakat dan berbagai Soporia dengan cara membandingkan

pihak tentang perubahan garis pantai garis pantai pada Tahun 1990, 2002,

yang terjadi di sepanjang pantai dan 2014 ( pada gambar 1). Data garis

wilayah pesisir Kecamatan Soropia pantai Tahun 1990 diperoleh dari Citra

serta dapat dijadikan sebagai acuan Landsat 5 TM aquisisi 14 April 1990.

dalam pengembangan dan pengelolaan Garis pantai Tahun 2002 diperoleh dari

wilayah pesisir. Citra Landsat 7 ETM+ aquisisi 30


September 2002 dan garis pantai Tahun
Pada tema yang kedua,“Pemetaan
2014 diperoleh dari citra Landsat 8
Kerusakan Mangrove Menggunakan
OLI/TIRS aquisisi 9 Oktober 2014.
Citra Landsat OLI Di Delta
Garis pantai tahun 1990 digunakan
Mahakam, Kalimantan Timur”.
sebagai garis pantai awal untuk
Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui perubahan garis pantai
mengetahui kondisi kerusakan
yang terjadi selama tahun 1990 ± 2014.
mangrove di Delta Mahakam,
Citra Landsat 5 TM satelit ini memiliki
5

resolusi temporal selama 16 hari. 8 OLI/TIRS, satelit ini memiliki dua


Landsat 5 TM band 1 Visible (0.45 - sensor yaitu sensor Operational Land
0.52 µm), resolusi 30 m, untuk Imager (OLI) dan Thermal Infrared
diferensiasi tanah / tumbuhan, zona Sensor (TIRS). Kedua sensor ini
pesisir. Citra Landsat 7ETM+ menyediakan resolusi spasial 30 meter
memiliki resolusi temporal 16 hari. (visible, NIR, SWIR), 100 meter
Fitur tambahan yang dimiliki oleh (thermal), dan 15 meter (pankromatik).
Landsat 7 yaitu band pankromatik Band yang digunakan Band 1
dengan resolusi spasial 15 m, 5 % Coastal/Aerosol, (0.435 – 0.451 µm),
kalibrasi radiometrik mutlak, channel resolusi 30 m.
IR termal dengan resolusi spasial 60 m.
Penilitian pada tema yang kedua dalam
Bandyang digunakan 4 Near-Infrared
memetakan kerusakan Mangrove di
(0.772 – 0.898 µm), resolusi 30 m,
Delta Mahakam (Kalimantan Timur)
untuk biomass, tipe vegatasi, dan
menggunakan Landsat 8 OLI/TIRS
pemetaan garis pantai.
dimana band spectral yang digunakan
untuk penlitian Band 4 Red (0.636 –
0.673 µm), resolusi 30 m. Persentase
akurasi didapatkan dari perbandingan
antara nilai kerapatan di lapangan
dengan nilai kerapatan pada citra. Hasil
uji akurasi rata-rata kerapatan
mangrove adalah 80,66% yang artinya
hasil pengolahan citra Landsat OLI
dapat mempresentasikan kerapatan
mangrove sebenarnya di lapangan.
Gambar 1. Overlay garis pantai Citra
Landsat Tahun 1990, 2002, dan 2014 (RGB-
653)

resolusi 30 m, untuk diferensiasi


tanah / tumbuhan, zona pesisir. Landsat
6

Daftar Pustaka

Halim1), Halili2) , dan La Ode Alirman


Afu3), “Studi Perubahan Garis Pantai
Dengan Pendekatan Penginderaan
Jauh Di Wilayah Pesisir Kecamatan
Soropia (Sulawesi Tenggara)”

Ratri Ma’rifatun Nisaa’1), dan Nurul


2
Khakhim ), “Pemetaan Kerusakan
Mangrove Menggunakan Citra
Landsat OLI Di Delta Mahakam,
Kalimantan Timur”

Gambar 2. Peta Kerusakan Mangrove Delta


Mahakam Tahun 2015

Anda mungkin juga menyukai