Anda di halaman 1dari 9

PERMODELAN TSUNAMI UNTUK PENENTUAN ZONA MITIGASI

DAN ANALISIS DAMPAK TERHADAP KEGIATAN PERIKANAN


DI WILAYAH PESISIR SENDANG BIRU

(Modeling Tsunami Zone for Determination of Mitigation and Analysis of Impact on Coastal
Areas of Fishing in Sendang Biru)

Fikrul Islamy1 , Aida Sartimbul2 , Nurin Hidayati3

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang

ABSTRAK
Penelitian tentang permodelan pengaruh tsunami terhadap tataguna wilayah dilakukan pada Bulan
Januari sampai Maret 2011 di wilayah pesisir Sendang Biru, Malang Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk
1) mengkaji dampak tsunami terhadap genangan, 2) membuat pemodelan simulasi tsunami, dan 3)
membuat peta awal daerah rawan bencana untuk kegiatan perikanan. Metode diskriptif digunakan dalam
penelitian ini dengan teknik pemodelan tsunami type Tunami N2, Unique Value Color ArcGis Analist untuk
tampakan genangan dan enam skenario model simulasi berdasarkan kekuatan gempa yaitu 6,5SR, 7SR,
7,5SR, 8SR, 8,5SR dan 9SR dengan data primer berupa data topografi, bathimetri, rupa bumi serta data
sekunder berupa data riwayat tsunami dengan mengambil lima titik (5 series) pengamatan RunUp (Ru2%).
Hasil menunjukkan bahwa gempa 6,5SR didapatkan nilai Ru2% Series1-5 masing-masing sebesar 5,668m;
1,518m; 1,567m; 1,659m; dan 4,610m. Gempa 7SR dengan nilai Ru2% Series1-5 masing-masing sebesar
10,217m; 2,813m; 3,074m; 3.236m; 9.019m. Gempa 7.5SR dengan nilai Ru2% Series1-5 masing-masing
sebesar 17,743; 5.020m; 5,473m; 5,667m; 15,792m. Gempa 8SR menunjukan Ru2% Series1-5 masing-
masing sebesar 32,169m; 9,196m; 10,351m; 10,424m; 28,527m. Gempa 8.5SR dengan nilai Ru2% Series1-5
masing-masing sebesar 57,252m; 20,154m; 29,224m; 21,369m; 42,365m. Gempa 9SR dengan nilai Ru2%
Series1-5 masing-masing sebesar 71,668m; 34,.413m; 33,352m; 31,535m; 45,813m. Hasil penelitian ini
menyarankan perlunya kewaspadaan terhadap bahaya tsunami pada skala gempa 7.5SR, 8SR, 8.5SR dan
9SR, karena efek genangannya mampu menurunkan produktifitas kegiatan perikanan dan perubahan
beberapa struktur ruang pesisir sekitar.
Kata kunci : Model Simulasi Tsunami, Tipe Tsunami, Perubahan Zona, Sendang Biru

Research on modeling the effect of the tsunami on land use in the area conducted from January to March 2011 in
the coastal region Sendang Biru, South Malang. This study aimed to 1) assess the impact of the tsunami on the puddle, 2)
create a tsunami simulation modeling, and 3) create a preliminary map of disaster-prone areas for fishing activities.
Descriptive method used in this study with tsunami modeling techniques Tunami type N2, Unique Color Value ArcGIS
analyst for Tampakan six inundation scenarios and simulation models based on the power of an earthquake of 6.5
magnitude, 7SR, 7.5 SR, 8SR, 9SR 8.5 SR and data primary form of data on topography, bathymetry, earth manner and
secondary data tsunami history by taking a five-point (5 series) observations of runup (Ru2%). The results showed that the
6.5 magnitude earthquake obtained values Ru2% Series1-5 each at 5.668 m, 1.518 m, 1.567 m, 1.659 m, and 4.610
m. Earthquake 7SR the value Ru2% Series1-5 each at 10.217 m, 2.813 m, 3.074 m, 3.236m; 9.019m. Earthquake
7.5SR the value Ru2% Series1-5 each at 17.743; 5.020m; 5.473 m, 5.667 m, 15.792 m. Earthquake 8SR shows
Ru2% Series1-5 each at 32.169 m, 9.196 m, 10.351 m, 10.424 m, 28.527 m. Earthquake 8.5SR the value Ru2%
Series1-5 each at 57.252 m, 20.154 m, 29.224 m, 21.369 m, 42.365 m. Earthquake 9SR value Ru2% Series1-5 each
at 71.668 m, 34, .413 m, 33.352 m, 31.535 m, 45.813 m. The results of this study suggest the need for vigilance against
the danger of a tsunami on the scale of the earthquake 7.5SR, 8SR, 9SR 8.5SR and, due to the effects puddle can reduce
fishery productivity and changes in the structure of the surrounding coastal areas.

Keywords: Tsunami Simulation Model, Tsunami Type, Zone Change, Sendang Biru
1.Mahasiswa Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Brawijaya Malang angkatan 2006.
2.Dosen Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang; Pembimbing; I.
3.Dosen Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang; Pembimbing; II.
1. PENDAHULUAN 1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1.1 Latar Belakang 1. Membuat simulasi tsunami
2. Pengkajian daerah rawan
Indonesia merupakan salah satu
bencana akibat tsunami di pesisir
daerah yang aktif di dunia dari sudut
Sendang Biru
geofisik karena terletak di ujung selatan
3. Menganalisa dampak tsunami
lempeng Eurasia yang berbatasan dengan
terhadap kegiatan perikanan di
lempeng Indo-Australia memanjang dari
Sendang Biru
Andaman sampai Selatan Sumba dan
menerus ke Laut Banda. Sepanjang sisi
1.4 Kegunaan
sebelah Barat Daya Maluku, Lempeng
Kegunaan penelitian ini yaitu :
Australia berbatasan dengan Lempeng
1. 1.Bagi masyarakat, diharapkan
Caroline. Interaksi lempeng-lempeng ini
dapat digunakan sebagai
menyebabkan terjadinya gempa yang
pedoman atau acuan dasar
menyebabkan deformasi bawah laut yang
mitigasi awal dalam
kemudian diasumsikan sama dengan
menanggulangi bahaya tsunami.
deformasi muka laut. Terdapat 106
2. 2.Bagi instansi terkait, diharapkan
kejadian tsunami dalam kurun waktu mulai
dari hasil penelitian ini dapat
tahun 1883 hingga tahun 2000, 90%
dijadikan sebagai bahan atau
disebabkan oleh gempa tektonik, 9%
acuan untuk kegiatan pemantauan
disebabkan oleh letusan gunung merapi dan
dan pengawasan wilayah perairan
1% disebabkan oleh tanah longsor (Riadi,
di Indonesia khususnya pesisir
2003). Sementara itu melihat dari tingginya
Sendang Biru Malang Selatan.
potensi tsunami di Indonesia tidak
3. 3.Bagi akademisi, menambah
sebanding dengan jumlah riset yang
pengetahuan tentang penggunaan
berkembang terutama untuk wilayah selatan
dan perkembangan teknologi
Indonesia khususnya daerah Jawa Timur
penginderaan jauh dalam bidang
maka perlu dilakukan penelitian tentang
perikanan.
permodelan simulasi serta dampak terhadap
perubahan zonasi di daerah Malang Selatan
1.5 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
khususnya Sendang Biru untuk
Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan
meningkatkan kontribusi aktif dalam
Pesisir Sendang Biru pada bulan Januari
penanggulan bahaya tsunami sejak dini.
sampai dengan bulan Maret 2011.
1.2 Perumusan Masalah
Tsunami menyebabkan kerusakan dan 2. TINJAUAN PUSTAKA
kehancuran karena dampak dari
gelombangnya berupa banjir bandang, 2.1 Materi Penelitian
perubahan struktur lahan, dan erosi. Materi yang digunakan dalam
Sebagai wilayah yang terletak pada penelitian ini adalah :
garis lempeng Eurasia, Jawa Timur Parameter Hasil simulasi tsunami
berpeluang besar mengalami tsunami. numerik 2D (TUNAMI N2) dengan
Minimnya penelitian / informasi menggunakan pendekatan data bathymetri
tentang penyebab, proses terjadinya, 30 Arc Second GEBCO.
dampak dan lokasi terjadinya tsunami Parameter perubahan zonasi dengan
mendorong untuk dilakukanya penelitian menggunakan pendekatan data ASTER
berupa permodelan tsunami. GDEM 30m (ASTER Global Digital
Elavaion Model) dengan pendekatan  OriginPro 8.1 untuk
resolusi 30 x 30 perpixelnya, untuk mengkalkulasi data bathymetri
topografi daratan dengan perpaduan peta kedata matrix
BAKOLSUTANAL dan citra satelit Google  Notepad++, untuk mengedit
Earth premium picture. data Bathymetri
 Global Mapper 10 untuk
2.2. Metode Penelitian mengkonvert data bathymetri
Metode yang digunakan dalam *.nc ke *.xyz
penelitian ini adalah metode deskriptif dan
 Google Earth untuk literatur dan
analisis. Metode deskriptif adalah suatu
sumber informasi aktivitas
metode dalam meneliti status kelompok
tsunami.
manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu
 Arc View GIS 3.1 untuk proses
sistem pemikiran atau peristiwa pada masa
Lay out peta citra hasil
sekarang.
Interpretasi.
2.3 Data dan Peralatan
Adapun data dan peralatan yang  MS Word 2003, untuk penulisan
digunakan dalam penelitian ini adalah: laporan.
1. Data  MS EXCEL 2003, untuk
Data Bathymetri (30 Arc Second penghitungan statistik.
GEBCO), Data Informasi sumber
aktivitas tsunami di Malang Selatan 2.4 Teknik dan Metode Pengumpulan
sebagai acuan produksi kegiatan, Data Data
topografi permukaan Malang Selatan,
Data DEM 30 m wilayah Jawa Timur a. Penentuan Posisi dan Data
dan Data citra Google Earth Resolusi Informasi Wilayah
Premium. Penentun posisi dan data informasi
wilayah merupakan syarat dasar untuk
2. Peralatan wacana literatur dan digunakan untuk
Peralatan yang digunakan pada melengkapi metode kegiatan. Penentun
umumnya berkaitan dengan peralatan posisi wilayah biasanya tergantung pada
pengolahan citra yaitu: topik yang ditentukan pelaku penelitian
a. Hardware yaitu Malang Wilayah Selatan
Laptop Pentium Dual-Core 2.16  Lintang
GHz, 2 GB of RAM. Penggunaan -11.483 s/d -7.866 (Decimal Degrees)
Laptop dengan spesifikasi ini dapat 11o28.98S s/d 7o52S (DM)
mempercepat pengolahan data.  Bujur
b. Software 111.7 s/d 114.32 (Decimal Degrees)
Software yang digunakan dalam 111o42’E s/d 114o19.2E(DM)
Praktek Kerja Lapang ini meliputi :
 Compaq Visual Fortran 6 untuk b. Mendownload Data Bathymetri dan
mengolah bahasa pemograman Topografi
dan proses pembuatan produk Tahap mendowload data merupakan
gambar digital sebagai dasar tahapa penentu dalam langkah ketahap
animasi tsunami dan output selanjutnya metode modelling dan simulasi
keterangan data . tsunami ini. Tahapan awal yaitu yang
dibutuhkan adalah koneksi internet lancar
sehingga mampu mendukung lancarnya
proses mendownload data. Selanjutnya b. Perhitungan Data Matrix Tsunami
mendownload data melalui situs resmi Hasil dari perhitungan syarat awal
GEBCO yaitu: berupa panjang gelombang tsunami
(Excitation Length (km)), lebar gelombang
https://www.bodc.ac.uk/data/online_deliv tsunami (Excitation Width (km)), luas
ery/gebco/select/ gelombangtsunami (Excitation Length ²
Setelah itu mendownload data (km)) dan tinggi gelombang tsunami
dengan resolusi yang di tentukan. Untuk (Tsunami Height (m)) akan diformilasikan
sesi ini menggunakan resolusi 30 arc- kembali menjadi bentuk data matrik
second sehingga klik tool GEBCO 08 Grid, bathimetri dan data matrix gelombang
maka data yang dihasilkan dengan type file seperti pada Gambar 2.
*.nc
Data Perhitungan Syarat Awal

2.5 Pengolahan Data


a. Perhitungan Syarat Awal Mengkonversi nilai
Perhitungan syarat awal merupakan
- Excitation Length
mengkaji informasi posisi & identifikasi (km)
sumber tsunami dengan mentabulasi - Excitation Width
(km)
informasi data awal yaitu Kedalaman Menjadi Koordinat
sumber gempa (Focal depth (km)) dan Decimal
Edit Degres
Diagram X,Y,Z
kekuatan gempa (Earthquake mag.
- Kolom Table X & Y untuk
Mwconversion) melalui persamaan- Nilai Koordinat Peta
persamaan seperti pada Gambar 1 - Kolom Table Z untuk Nilai
Tsunami Height (m) Sesuai
Jumlah Nilai Hasil Konversi
Informasi Posisi & Identitas Sumber Tsunami
Matrix Process

Penentuan Wilayah Rawan &


Identitas Lokasi Tsunami Diagram Matrix

Tsunami

Entry to Formula Export file to text

- Focal depth (km)


- Earthquake mag.
Mwconversion Data Matrix Tsunami

Gambar 2. Alur Perhitungan Data Matrix Tsunami


Formula Process
2.6 T (Time) dan H (High)
T (Time) dan H (High) merupakan
Output Formula
proses penentuan waktu tempuh untuk T
- Excitation Length (km)
- Excitation Width (km)
(time) dan tinggi gelombang tsunami
- Excitation Length ² (km) untuk H (High). Terdapat tiga link file
- Tsunami Height (m) yang akan diregistrasi dan diolah agar
menghasilkan output file yang ingin
Data Perhitungan Syarat Awal dicapai.

Gambar 1. Alur Perhitungan Syarat Awal Tsunami


2.7 Display Gerak dan Proses Menggunakan software global mapper
pengolahan Citra data DEM 30 m kemudian diconvert
Display Gerak merupakan menjadi data countur dengan intervar
pembuatan anamisi tsunami disertai per 5 meter hingga per 1 meter untuk
pembacaan statistika pergerakan gambar mencapau data yang maksimal. Tahap
berdasarkan waktu (T) dan tinggi (H) akhir tinggal menghasilkan output peta
terhadap titik pantul gelombang tsunami yang menjadi syarat pengerjaannya.
yang ditentukan.
3.HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Pengolahan Mendapatkan Run
Up 3.1. Lokasi Penelitian
Runup untuk gelombang acak
Departemen Kehutanan RI (2010)
didefinisikan dengan menjelaskan Pantai Sendang Biru
memperhitungkan keacakan. Ru2% terletak di sebelah selatan tepatnya di
= elevasi, diukur dari SWL (still water Desa Tambakrejo, Kecamatan
level), yang dilampaui oleh 2% Sumbermanjing Wetan Kabupaten
gelombang yang merambat pada Tingkat II yang jaraknya kurang Iebih
lereng pantai (Hughes, 2005), dengan 69 km dengan lama perjalanan yang
ditempuh kurang Iebih 2,5 jam dari kota
catatan untuk lereng kasar dan kedap Malang dan cagar alam Pulau Sempu
air. secara geografis terletak diantara 112o40'
45" – 112o42'45" Bujur Timur dan
8o27'24" - 8o27'54- Lintang Selatan
sedangkan secara administrasi
pemerintah kawasan ini terletak di Desa
Tambakrejo Kecamatan Sumbermanjing
Wetan Kahupaten Tingkat II Malang.
Adapun lokasi yang menjadi tolak ukur
dalam penentuan Run Up awal dengan
penyebaran lima titik pengamatan yaitu:
 Terminal 1 ( 80 27’ 48,5”S_1120
42’23,4”T)
 Terminal 2 (80 26’ 26,2”S_1120
40’32.4”T)
 Terminal 3 (80 25’ 55,6”S_1120
Teori linier digunakan untuk 40’59,7”T)
menghitung run up maksimum  Terminal 4 (80 25’ 1,03”S_1120
sedangkan teori nonlinear digunakan 42’36,3”T)
untuk menggambarkan pembangkitan  Terminal 5 (80 25’ 1.52”S_1120
gelombang soliternya. Kriteria 43’34,7”T)
gelombang pecah harus
diperhitungkan untuk mengetahui 3.2 Daerah dan Desain Model
apakah gelombang solitary tersebut
a. Skenario Permodelan
pecah ketika ketika menuju pantai
ataukah pada saat rundown. Dari enam skenario perlakuan
permodelan yaitu 6,5 SR; 7 SR; 7,5 SR;
b. Pengolahan Peta Zonasi 8 SR; 8,5 SR dan 9 SR dihasilakan pola
Penggunaan peta zonasi grafik disain pergerakan tsunami
menggunakan analisa countur seperti pada gambar 3:
menggunakan data DEM 30 m.
b. Skenario Permodelan

Menampakan skenario permodelan


dasar tsunami terhadap topografi
pembentuknya terlihat pada Gambar 4, 5
dan 6 :

Gambar 4. Tampilan Gambar 3D Pembentukan Awal


Tsunami

Gambar 5. Tampilan Gambar 3D Pertengahan Proses


Tsunami

Gambar 3. Grafik Permodelan Tsunami


Gambar 6. Tampilan Gambar 3D Proses Pembentukan
Dengan informasi tinggi gelombang Tsunami Di Daratan
pada Ru2% tersaji pada tabel 1.
Tinggi Panjang
Gempa Tsunami Gelombang
Lebar
Gelombang
RunUp (Ru2%) tsunami (Meter) 3.3 Kajian Daerah Rawan Bencana
(m) (km) (km) series 1 series 2 series3 serie4 series5
Tsunami
6,5 SR 0,2 28,2 7,9 5,668 1,518 1,567 1,659 4,61
Parameter untuk memetakan wilayah
7 SR 0,4 50,1 14,1 10,217 2,813 3,074 3,236 9.019
perencaan mitigasi yaitu dengan
7,5 SR 0,7 89,1 25,1 17,743 5,02 5,473 5,667 15,792
mengadaptasi model genangan dari peta
8 SR 1,3 158,5 44,7 32,169 9,196 10,351 10,424 28,527

8,5 SR 2,4 281,5 79,4 57,252 20,154 29,224 21,369 42,365


genangan skenario 9 SR. Paremeter
9 SR 4,2 501,2 141,3 71,136 34,413 33,352 31,535 45,813
acuannya selain gempa dengan skala
terbesar juga status besar tutupan lahan
Tabel 1. tinggi gelombang pada Ru2%
akibat genangan tertinggi menjadi yaitu zona 1, 2, 3, 4 dan 5. Dari hasil
landasan pertimbangan. pembentukan pola ruang untuk kondisi
topografi yang diadaptasikan berdasarkan

Gambar 7. Peta Kajian Daerah Rawan Bencana Tsunami

Gambar 7 menjelaskan bahwa daerah genangan scenario 9SR, menunjukan


terdampak dari adaptasi genangan hasil luas ruang 0,879 hectares dengan titik
skenario 9SR disimbolkan dengan koordinat 112°40'33,2665"BT
menggunakan tutupan garis-garis merah. 8°25'20,1594"LS, Blok 2 menunjukan luas
Adapun daerah yang bersinggung langsung ruang 4,356 hectares dengan titik
dengan garis – garis merah tersebut yaitu koordinat 112°41'24,8594"BT
beberapa perkampungan di desa 8°24'48,4107"LS, Blok 3 menunjukan luas
Tambakrejo contohnya kampung baru ruang 0,410 hectares dengan titik
Pondodok dadap, sebagian pemukiman koordinat 112°42'28,5965"BT
sendang biru dan Kranjan Tambak rejo 8°24'13,3784"LS, Blok 4 menunjukan
serta beberapa penunjang aktivitas luas ruang 0,368 hectares dengan titik
perikanan yaitu PPP Pondokdadap yang koordinat 112°42'34,7728"BT
berada di pesisir Pantai Sendangbiru. 8°24'7,5233"LS dan Blok 5 menunjukan
Besarnya peran PPP Pondokdadak luas ruang 0,969 hectares dengan titik
terhadap perkembangan perikanan tangkap koordinat 112°41'41,8302"BT
di Jawa Timur, menjadi prioritas utama 8°25'27,6184"LS.
dalam mengkaji pembentukan wilayah Berdasarkan pendekan kemiringan
rawan bencana. Selain itu pula, kontur yang di adaptasi dengan lokasi
perkembangan penduduk yang mendukung wilayah zona aman 5 dihasilkan perencaan
kegiatan perikanan menjadi tolak ukur rute evakuasi terhadap tsunami pada
dalam perencanan wilayah mitigasi. Gambar. Penggunaan kemiringan kontur
tidak lebih dari 45o hal ini bertujuan
3.5 Penentuan Wilayah Mitigasi untuk mempermudah pijakan kearah zona
Dalam penentuan wilayah mitigasi, aman.
tahapan yang harus dikaji yaitu Untuk wilayah Sendang biru,
mengetahui tinggi tutupan genangan Kampung baru Pondokdadap, wilayah
maksimal dan pemanfatan data topografi. PPP Pondokdadap dan sebagian
Kemudian dibagi menjadi 5 status zona pemukiman Pondokrejo dianjurkan
menuju rute kearah titik 1. Untuk titik 2 b. Dampak Tsunami Terhadap
dan 5 dibuat sebagai kebijakan cadangan Kegiatan Pelabuhan
jika tidak berada atau telah melewati rute Dampak langsung yang diakibatkan
1. Untuk wilayah kampong pantai dan oleh tsunami terhadap pelabuhan di
Krajan Tambakrejo dianjurkan melalui sekitar pantai Sendang biru khususnya
rute ke arah titik 4 sementra rute kearah wilayah pelabuhan PPP Pondokdadap
titik 3sebagai kebijakan cadangan. Seperti pada skala 6,5SR dan 7SR yang
pada Gambar 8. menghasilkan tinggi

Gambar 8. Peta Perencanaan Rute Evakuasi

3.6 Analisa Dampak Tsunami Tehadap gelombang 2 dan 3 meter tsunami yaitu
Kegiatan Perikanan gangguan siklus kegiatan pada wilayah kerja
a Dampak Tsunami Terhadap laut dan memnculkan kepanikan pada pola
Perikanan Tangkap aktivitas di wilayah kerja darat.
Dampak langsung yang diakibatkan Pada gempa 7,5SR; 8SR; 8,5SR dan 9SR
oleh tsunami untuk perikanan tangkap di dengan tinggi golombang 5,473; 10,351;
sekitar pantai Sendang biru khususnya 29,224 dan 33,352 meter sangat
wilayah pelabuhan PPP Pondokdadap mengakibatkan dampak yang sangat buruk
pada skala 6,5SR dan 7SR yang yaitu melumpuhkan segala bentuk siklus
menghasilkan tinggi gelombang 2 dan 3 kegiatan mulai dari wilayah kerja darat dan
meter tsunami yaitu Pada garis pantai laut hingga separuh dampaknya pada
terjadi peningkatan gelombang laut yang wilayah operasinal darat. Ancaman yang
mengakibatkan kapal – kapal yang menepi sangat menghawatirkan adalah dengan
untuk aktivitas distribusi hasil tangkap ke kemampuan gelombang yang mampu
pelabuhan mengalami guncangan yang meluluhlantahkan stuktur bangan sepanjang
cukup besar. garis pantai hingga radius 3 kilometer.
Pada gempa 7,5SR; 8SR; 8,5SR dan Kerusakan dan kehancuran karena tsunami
9SR dengan tinggi golombang 5,473; merupakan hasil langsung dari tiga faktor:
10,351; 29,224 dan 33,352 meter, sangat banjir bandang, dampak gelombang
mampu melumpuhkan segala aktivitas terhadap struktur, dan erosi. Sementara
dan memporak – porandakan segala korban jiwa muncul karena tenggelamnya
sesuatu yang dilewati genangan tsunami. orang-orang dan dampak fisik atau trauma
disebabkan terjebaknya korban dalam
golakan gelombang tsunami yang yaitu tsunami untuk Skala gempa
membawa puingpuing. Arus kuat yang 7,5SR; 8SR; 8,5SR dan 9SR. Dampak
disebabkan oleh tsunami menyebabkan langsung yang diakibatkan oleh
terjadinya erosi pada pondasi dan rubuhnya tsunami terhadap perikanan tangkap &
jembatan atau dinding air laut. pelabuhan yaitu rusaknya atau
Pengambangan dan tekanan arus menyeret hilangnya sarana dan prasarana
rumah dan membalikkan kendaraan. perikanan tangkap yang representatif,
Tekanan gelombang tsunami juga Berkurangnya jumlah dan kualitas hasil
meruntuhkan kerangka bangunan dan perikanan ditingkat konsumen dan
struktur lainnya. Sementara, kerusakan yang menurunnya nilai tambah produk,
lumayan parah juga disebabkan oleh puing- menurunnya pendapatan dan
puing yang mengapung termasuk kapal, kesejahteraan masyarakat pesisir dan
mobil dan pepohonan yang dapat menjadi pulau-pulau kecil gangguan siklus
benda-benda berbahaya ketika menghantam kegiatan memnculkan kepanikan pada
gedung, dermaga dan kendaraan. Tekanan pola aktivitas di pelabuhan.
kencang yang tiba-tiba dari tsunami juga
menghancurkan kapal-kapal dan fasilitas 4.2. Saran
pelabuhan, bahkan oleh tsunami kecil Perlunya kewaspadaan terhadap
sekalipun. bahaya tsunami pada skala gempa 7,5SR;
8SR; 8,5SR dan 9SR, karena efek
4. KESIMPULAN DAN SARAN genangannya mampu menurunkan
4.1. Kesimpulan produktifitas kegiatan perikanan dan
Dari hasil penelitian dan perubahan beberapa struktur ruang pesisir
pembahasan di atas dapat disimpulkan sekitar.
bahwa :
1. Permodelan tsunami dipantai Sendang DAFTAR PUSTAKA
Biru menggunakan enam variasi skala
gempa yaitu 6,5SR; 7SR; 7,5SR; 8SR; Departemen Kehutanan RI, Dinas
Kehutanan dan Perkebunan
8,5SR dan 9SR. Dengan lima titik
Propinsi Malang. 2010 Penelitian
stasiun pengamatan runup awal dan Di Pantai Sendang Bird Dan
dua titik sumber tsunami sehingga Cagar Alam Pulau Sempu
dihasilkan tsunami untuk skala gempa Malang Selatan.
7,5SR; 8SR; 8,5SR dan 9SR http://www.dephut.go.id/INFOR
menunjukkan tingginya genangan MASI/PROPINSI/MALANG/m
tsunami dan masuk dalam katagori alang.html, di akses tanggal 15
Oktober 2010, pukul 11.04 WIB.
bahaya dan titik Pasut untuk Series1, 3,
dan 5 menunjukkan tingkat Hughes, S. A. 2005 (Juli). Estimating
peningkatan gelombang lebih tinggi Irregular Wave Runup on
dibandingkan 2 dan 4 Rough, Impermeable Slopes. US
2. Genangan tertinggi terdapat pada Army Corps of Engineers,
Dokumen ERDC/CHL CHETN-
skenario 9SR dengan nilai 71,136
III-70.
meter kemudian digunakan sebagai
pertimbangan penentuan ruang pada Riadi, A. G. 2003. Simulasi Nimerik
kontur hingga menjadi menjadi lima Penjalaran Tsunami Krakatau
zona aman. 1883. Fakulas Ilmu Bumi &
3. Dampak besar yang sangat Teknologi Mineral Institut
Teknologi Bandung, Bandung.
mempengaruhi kegiatan perikanan

Anda mungkin juga menyukai