Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika Vol. XX, No.

XX, Bulan Tahun

Pemetaan Tutupan Lahan Terumbu Karang dan Batimetri di


Semenanjung Pesisir Sitiris Tiris dengan Menggunakan
Sentinel 2a
Siti Rahma Lubis(a)*, dan Rita Juliani(b)

Jurusan Fisika, Universitas Negeri Medan, Medan, Indonesia, 20221


Email : (a*)rahmalubis346@gmail.com, (b)ritajuliani.unimed@gmail.com

Diterima (Tanggal Bulan Tahun), Direvisi (Tanggal Bulan Tahun)

Abstract. Research has been conducted mapping coral reef cover and batimetry in Sitiris-Tiris
Coastal Semananjung using sentinel 2A which aims to know the cover of the peninsula's coral reefs,
and to know the batimetry in sitiris-tiris village peninsula. The method used in the study was remote
sensing. Remote sensing is used to obtain land cover and batimetry. The data used for remote sensing
is secondary data obtained from usgs processed using Sentinel 2a imagery. The results of land cover
research from sentinel 2a obtained that coral reef cover has decreased over the last six years due to
anthropogenic causses, batimetry based on the points - the point that the coastal areas do not change
much.

Keywords: Remote Sensing, Image Map, Coral Reefs.

Abstrak. Telah dilakukan penelitian pemetaan tutupan lahan terumbu karang dan batimetri di
Semananjung Pesisir Sitiris-Tiris dengan menggunakan sentinel 2A yang bertujuan untuk mengetahui
tutupan lahan terumbu karang Semenanjung, dan mengetahui batimetri di Semenanjung Desa Sitiris-
Tiris. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah penginderaan jauh. Penginderaan jauh
digunakan untuk memperoleh tutupan lahan dan batimetri. Data yang digunakan untuk penginderaan
jauh adalah data sekunder yang diperoleh dari usgs yang diproses dengan menggunakan citra Sentinel
2a. Hasil penelitian tutupan lahan dari sentinel 2a diperoleh bahwa tutupan terumbu karang semakin
berkurang selama enam tahun terakhir disebabkan oleh faktor antropogenik causses, batimetri
berdasarkan titik – titik yang menjadi acuan bahwa daerah pesisir pantai tidak banyak mengalami
perubahan.

Kata kunci: Penginderaan Jauh, Peta Citra, Terumbu Karang.

PENDAHULUAN luas total sebesar 71.680,68 km2. serta


memiliki garis pantai sepanjang 1300 km2.
Luas wilayah laut Indonesia Kabupaten Tapanuli Tengah terletak
menjadikan Indonesia sebagai wilayah diwilayah pesisir pantai barat pulau
dengan kekayaan laut dan memiliki Sumatera dengan panjang garis pantai 200
keanekaragaman hayati laut terbesar km yang terdiri dari 20 Kecamatan [1].
didunia yang salah satu dari Terumbu karang mempunyai fungsi
keanekaragaman hayati Indonesia adalah antara lain untuk rekreasi , produksi , nilai
terembu karang. Sumatera Utara merupakan konservasi. Terumbu karang memiliki nilai
provinsi di Indonesia yang memiliki potensi ekonomis yang tinggi dan dapat menjadi
kekayaan laut yang cukup besar, memiliki sumber devisa jika dikelola dengan

1
Siti Rahma Lubis: Pemetaan Tutupan Lahan Terumbu Karang dan Batimetri di Semenanjung Pesisir Sitiris
Tiris dengan Menggunakan Sentinel 2a

maksimal. Nilai terumbu karang di menggunakan Spatial Analyst Tools di


Indonesia secara ekonomi adalah 4,2 milyar ArcGIS 10.3, melakukan penjumlahan
USD dari aspek perikanan [2]. Terumbu semua kriteria dengan Raster Calculator,
karang akan mengalami kerusakan jika membuat peta citra Semenanjung Pesisir
tidak dikelola dengan baik. Terumbu Pantai Sitiris-Tiris.
karang dapat mengalami kerusakan
disebabkan oleh faktor alami maupun
buatan. Parameter lingkungan yang
menyebabkan terjadinya kerusakan terumbu
Mulai
karang adalah gempa bumi [3]. 
Pemantauan ruang yang berkaitan
dengan terumbu karang dapat dilakukan
Pengambilan Data
dengan analisis citra sentinel-2. Citra
Sentinel 2A merupakan salah satu metode
analisis dalam pengindraan jauh. Penginderaan Jauh
Penggunaan citra Satelit Sentinel-2
untuk bidang kelautan telah dilakukan Data Citra Sentinel 2A
dengan sangat menjanjikan [4]. Metode
pemetaan topografi menggunakan teknologi
pengindraan jauh dapat memudahkan dalam Koreksi Radiometri
pengambilan data di daerah yang sulit
dijangkau oleh kapal dengan karakteristik
Data Citra Siap Pakai
kedalaman yang rendah, namun teknologi
ini belum mampu memberikan informasi
yang akurat. NDWI

METODE PENELITIAN Validasi/Pengujian

Pengambilan data Citra Sentinel 2A


menggunakan Penginderaan Jauh, data Overlay
yang didapat dilakukan proses pra-
pengolahan yaitu koreksi Radiometri
menggunakan GPS untuk mengambil titik Total sesuai kriteria dengan
kontrol lapangan berupa koordinat UTM
kemudian melakukan pemotongan citra rester calculator
dengan menggunakan software ArcGIS
10.3 pada citra sentinel 2a, penajaman citra
dengan melakukan komposit citra pada Interpretasi
software ArcGIS 10.3, melakukan
pemisahan daratan dari perairan dengan
NDWI (Normalized Difference Water Kesimpulan
Index). Proses pengolahan yaitu dengan
memasukkan data yang digunakan dalam
penelitian Citra Sentinel 2A tahun 2016-
2021. Proses pasca-pengolahan yaitu selesai
dengan mengoverlay peta citra

2
Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika Vol. XX, No. XX, Bulan Tahun

Gambar 1. Diagram Alir Penginderaan Jauh kerusakan terumbu karang disebabkan


faktor alam seperti perubahan iklim yang
tidak normal, dan faktor lainnya seperti
aktivitas manusia. Aktivitas manusia yang
menyebabkan terumbu karang rusak
disebabkan karena penggunaan pukat
harimau oleh nelayan dan jaring – jaring
kapal disekitaran pantai. Degradasi
HASIL DAN PEMBAHASAN terhadap kondisi terumbu karang di
sejumlah wilayah Indonesia terjadi akibat
1. Hasil Penelitian Tutupan Lahan
perbuatan manusia dan karena bencana
Hasil klasifikasi lahan tahun 2016
alam seperti coral bleaching, angin tofan
sampai tahun 2021 memberikan gambaran
dan tsunami [5].
umum berupa peta tutupan lahan dengan
Analisis data yang dilakaukan secara
warna yang berbeda untuk mempermudah
spasial dengan menggunakan citra jenis
pengenalan jenis tutupan lahan yang
sentinel 2a menunjukkan bahwa kerusakan
dilakukan. Jenis tutupan lahan diperoleh 5
terumbu karang sangat erat kaitannya
jenis indikator tutupan lahan berupa hutan,
dengan keadaan lingkungan, dimana jika
lahan terbuka, pasir, pemukiman, dan
suatu lingkungan memiliki kualitas perairan
terumbu karang. Hasil peta tutupan lahan
yang baik maka lingkungan tersebut baik
pada tahun 2016 sampai tahun 2021 dapat
untuk pertumbuhan terumbu karang.
dilihat pada gambar 2 dan tabel 1.

Tabel 1. Klasifikasi Tutupan Lahan Tahun 2016,


2017, 2018, 2019, 2020, dan tahun 2021.

Berdasarkan data tutupan lahan tabel. 1


dari tahun 2016 sampai tahun 2021 di
pesisir pantai tanjung Sitiris – Tiris
membutuhkan pelestarian dan perhatian
serius terhadap terumbu karang yang berada
disepanjang pesisir pantai tanjung.
Kelestarian terumbu karang harus dijaga,
agar terumbu karang dapat lestari dan
terhindar dari kepunahan. Penyebab

3
Siti Rahma Lubis: Pemetaan Tutupan Lahan Terumbu Karang dan Batimetri di Semenanjung Pesisir Sitiris
Tiris dengan Menggunakan Sentinel 2a

semakin meningkat. Terumbu karang


merupakan potensi pariwisata bagi pulau
kecil namun menjadi terancam habis karena
keberadaan perusan terumbu karang [7].

2. Hasil Penelitian Batimetri


Kedalaman dasar laut yang terlihat
pada tabel 2 tidak menampakkan objek –
objek berbahaya yang dapat mengganggu
lalu lintas perairan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tanjung merupakan
pantai berpasir yang didominasi oleh
terumbu karang dibagian perairannya.

Gambar 3. Tutupan Lahan Terumbu Karang Tahun


2016 – 2021
Pertumbuhan terumbu karang pada
dekade terakhir ini terancam punah karena
faktor suhu permukaan laut dan intensitas
curah hujan dan sering juga disebut dengan
dan faktor pendukung lainnya penyebab
rusaknya terumbu karang yaitu karena
keegiatan manusia yang melakukan
penangkapan ikan dengan bahan peledak
dan bahan kimia yang beracun sering
disebut dengan Auntropogenic Causses [6].
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan pada tutupan lahan semenanjung
Sitiris-Tiris dari tahun 2016 sampai tahun
2021. Penelitian yang dilakukan, terumbu
karang yang berada di tanjung teracncam
habis, karena kerusakannya setiap tahun

4
Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika Vol. XX, No. XX, Bulan Tahun

Tabel 2. Klasifikasi Batimetri Tanjung

Kedalaman tanjung Desa Sitiris – Tiris


terlihat bervariasi, semakin dalam
kedalaman maka semakin gelap warna yang
dihasilkan, seperti yang terlihat pada
gambar 3. Kedalaman dasar laut yang
terlihat pada gambar 3 tidak menampakkan
objek – objek berbahaya yang dapat
mengganggu lalu lintas perairan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tanjung
merupakan pantai berpasir yang didominasi
oleh terumbu karang dibagian perairannya.
Gambar 3. Batimetri Tanjung Sitiris-Tiris

Kedalaman pantai Sitiris – Tiris


termasuk dalam kategori sesuai untuk
wisata rekreasi pantai dan berenang karena
kedalaman tanjung Sitiris – Tiris yang
dangkal, kedalaman dasar laut sampai 200
meter merupakan perairan dangkal [8].
Kedalaman adalah faktor penting untuk
wisatawan dapat melakukan kegiatan
bermain air dengan aman. Kedalaman yang
aman untuk pengunjung berenang tidak
lebih dari 1.5 meter antisipasi terhadap
keamanan dalam berenang [9]. Daerah yang
layak untuk berenang yaitu bagian barat dan
timur, sedangkan bagian selatan tidak layak
digunakan untuk berenang (Gambar 3).
Pengamatan visual Pantai Sitiris – Tiris
tergolong kedalaman jenis pantai berpasir
coklat. Indahnya pasir coklat Pantai Sitiris –
Tiris menjadi daya tarik untuk memanjakan
wisatawan yang ingin menikmati suasana
pantai, dan melihat terumbu karang yang
ada di Pantai Desa Sitiris – Tiris.

KESIMPULAN

Tutupan luas terumbu karang di Desa


Sitiris-Tiris, Tapanuli Tengah, Sumatera
Utara mengalami penurunan dalam kurun
waktu 2016 – 2021 disebabkan faktor alam
dan faktor lainnya, seperti aktivitas
manusia. Aktivitas manusia yang
menyebabkan terumbu karang rusak
disebabkan karena penggunaan pukat

5
Siti Rahma Lubis: Pemetaan Tutupan Lahan Terumbu Karang dan Batimetri di Semenanjung Pesisir Sitiris
Tiris dengan Menggunakan Sentinel 2a

harimau oleh nelayan dan jaring-jaring yang menyebabkan rusaknya terumbu


kapal di Desa Sitiris-Tiris, Tapanuli karang.
Tengah, Sumatera Utara mengalami Batimetri berdasarkan titik – titik yang
kenaikan disebabkan oleh terjadinya menjadi acuan bahwa daerah pesisir pantai
pemulihan alami terhadap terumbu karang tidak banyak mengalami perubahan.
dan juga kurangnya aktivitas manusia dilaut

DAFTAR PUSTAKA [6] Rahmadsyah, Marlianto, E, dan Sitepu,


M., “Analysis of The Porites Coral
[1] Badan Pusat Statistika (BPS), Reef Growth Based on Natural Causes
“Kabupaten Tapanuli Tengah dalam in Central Tapanuli Sub Region Nopth
Angka 2014”, BPS Kabupaten Sumatera Indonesia”, International
Tapanuli Tengah, 2014. Journal of Srences. Basic and Applied
Research (IJSBAR), Vol. 22 No. 2, Pp.
[2] Suharsono, “Perspektif Biologi dalam 121-129, 2015.
Pengolahan Sumber Daya Hayati Laut
Berkelanjutan”, Yogyakarta, [7] Hagan AB., R. Foster, N. Perera, C, A.
Universitas Gadjah Mada, 2010. Gunawan, I. Silaban. Y. Yaha, Y.
Manuputty, I. Hazam dan G.
[3] Thamrin, “Kondisi Terumbu Karang Hodg“Tsunami Impacts In Aceh
Pulau Kasiak Pariaman Sumatera Barat Province and North Sumatera,
Pasca Gempa Bumi Padang 30 Indonesia”, Sri Langka, Sri Langka
September 2009”, Jurnal Perikanan Country Office, 2007.
dan Kelautan, Vol. 18 No. 1, Pp. 22-
34, September, 2013 [8] Nybakken JW, “Biologi Laut Suatu
Pendekatan Ekologis”, Jakarta, PT.
[4] Oktaviani, N, “Pengenalan Citra Satelit Gramedia, 1992.
Sentinel-2 untuk Pemetaan Kelautan”,
Oseana, Vol. 42 No. 3, Pp. 40-55, [9] Tambunan, J.M., S. Anggoro, H.
2017. Purnaweni, “Kajian Kualitas
Lingkungan dan Kesesuaian Wisata
[5] Westmacott S, Telek K, Wells S, West Pantai Tanjung Pesona Kabupaten
J. (2000). Pengelolaan Terumbu Bangka. Prosiding Seminar Nasional
Karang yang Telah Memutih dan Pengelolaan Sumberdaya Alam dan
Rusak: IUCN, Switzerland and Lingkungan. Magister Ilmu
Cambridge. Lingkungan”, Semarang, Magister
Ilmu Lingkungan UNDIP, 2013

Anda mungkin juga menyukai