Email : hasriageologi@gmail.com
Abstrak: Secara Administratif daerah penelitian berada pada wilayah Kecamatan Batauga
Kabupaten Buton Selatan, bertujuan untuk mengetahui karakteristik morfologi pantai dan
proses pembentukan pantai. Metode penelitian ini dilakukan secara deskriptif dengan
mengukur parameter geomorfologi, litologi, tataguna lahan, vegetasi dan proses pantai. Hasil
penelitian, menunjukkan bahwa daerah penelitian tersusun atas 7 satuan yaitu, batugamping
weckestone, batugamping packstone, batugamping mudstone, batugamping boundstone,
batugamping crystalline, alluvium, dan alluvial serta morfologi pada daerah penelitian
merupakan pantai bertebing ditandai dengan kondisi morfologi pantai yang terbagi atas
beberapa satuan morfologi pantai yaitu tanjung, cliff, nips, stack dan stump, notch, endapan
hasil organisme, dan delta. Genesa morfologi pantai pada daerah penelitian terbentuk akibat
dari proses sedimentasi, proses karstifikasi, abrasi oleh air laut, dan erosi oleh gelombang air
laut yang sudah berjalan cukup lama sehingga menghasilkan morfologi pantai yang beragam.
Abstract: Administratively the research area is in the Batauga District, South Buton Regency,
aiming to determine the morphological characteristics of the beach and the process of beach
formation. This research method was carried out descriptively by measuring the parameters
of geomorphology, lithology, land use, vegetation and coastal processes. The results of the
study, showed that the study area is composed of 7 units namely, limestone weckestone,
limestone packstone, limestone mudstone, limestone boundstone, limestones crystalline,
alluvium and alluvial and morphology of the research area is the beach cliffs condition
characterized by coastal morphology which is divided into several units coastal morphology,
namely headland, cliff, nips, stack and stump, notch, sediment yield organisms, and delta. The
genesis of coastal morphology in the research area is formed as a result of sedimentation
processes, karstification processes, abrasion by sea water, and erosion by sea waves that
have been running long enough to produce diverse coastal morphologies.
April____250
(JAGAT) Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi
ISSN : 2549-9181│ e-ISSN : 2684-6705
│ Vol.6 │ No.1│ 2022
1. PENDAHULUAN (landscape), yang mencakup sifat dan
Karakteristik pantai merupakan karakteristik dari bentuk morfologi,
cerminan dari proses alam yang terjadi klasifikasi dan perbedaannya serta proses
dipantai yang merupakan hasil interaksi yang berhubungan terhadap pembentukan
dinamis dari aspek-aspek geologi, morfologi tersebut (Dahuri, 2001).
geofisika dan ulah manusia. Faktor geologi Buton Selatan (Gambar 1)
merupakan wilayah yang berada di
meliputi topografi, litologi dan struktur,
Provinsi Sulawesi Tenggara (Sikumbang
sedangkan faktor dinamis geofisika dkk., 1995) yang sebagian wilayahnya
meliputi angin, gelombang, arus dan terdiri atas wilayah pesisir. Pada salah satu
pasang surut. Ulah manusia meliputi wilayah Buton Selatan terdapat pantai
pengambilan pasir pantai untuk keperluan yang di kenal dengan sebutan Pantai
bahan bangunan serta aktivitas Kasoria. Pesisir Pantai Kasoria merupakan
pembangunan diwilayah pantai. Interaksi pantai yang memberikan gambaran
morfologi dari
dari beberapa faktor tersebut diatas akan
suatu sistem pantai yang terus mengalami
menghasilkan karakteristik pantai yang proses abrasi dan sedimentasi. Oleh karena
berbeda-beda antara pantai yang satu itu, untuk memenuhi keterbatasan
dengan yang lainnya di sepanjang wilayah informasi terkait karakteristik morfologi
pantai. pantai serta proses terbentuknya yang
Morfologi adalah ilmu yang dapat bermanfaat untuk mendukung
aktivitas masyarakat di wilayah pesisir.
mempelajari tentang bentang alam
April____251
(JAGAT) Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi
ISSN : 2549-9181│ e-ISSN : 2684-6705
│ Vol.6 │ No.1│ 2022
2. METODE PENELITIAN bukit dengan relif yang terjal. Lokasi
penelitian di tempuh ± 8 jam dengan dari
Secara administrasi daerah penelitian
Kota Kendari menggunakan kendaraan
terletak di daerah Batauga Kabupaten
beroda dua dan kapal (Gambar 2).
Buton Selatan Provinsi Buton Selatan.
Topografi di daerah ini umumnya terdiri
Adapun metode penelitian yang dan material pantai meliputi batuan dan
digunakan terdiri dalam 4 yakni: pasir. peneliti melakukan pengambilan
data yang diperlukan dengan melakukan
a. Studi Pustaka pengamatan dan pengambilan data primer
seperti penentuan lintasan pengamatan,
Pada tahap ini akan dilakukan
pencatatan hari, tanggal, kondisi cuaca,
pengumpulan data sekunder dan titik pengambilan data, ploting titik pada
pengkajian literatur hasil penelitian peta dasar, pengamatan dan pencatatan
terdahulu yang berhubungan dengan data singkapan batuan yang meliputi
kondisi geologi daerah penelitian. dimensi singkapan serta kondisinya,
pengamatan bentangalam, pencatatan data
b. Pekerjaan Lapangan (Fieldwork) litologi, pengambilan sampel, dan
Pekerjaan lapangan meliputi dokumentasi data geologi lainnya.
pemetaan langsung di wilayah pesisir
berupa data kondisi morfologi mencakup c. Analisis Laboratorium
data morfografi (bentuk lahan) dan Analisis laboratorium pada penelitian
morfometri (elevasi dan sudut lereng serta ini yaitu analisis petrogtrafi. Analisis ini
panjang lereng), tata guna lahan, vegetasi bertujuan untuk mengetahui komposisi
April____252
(JAGAT) Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi
ISSN : 2549-9181│ e-ISSN : 2684-6705
│ Vol.6 │ No.1│ 2022
mineral penyusun beserta persentasenya. a. Litologi Daerah Penelitian
Untuk analisis petrografi, dibuat sayatan Penamaan satuan litologi daerah
tipis dari sampel karang Porites pada penelitian didasarkan pada kenampakan
sebuah plat mika ukuran 2 x 6 cm dengan fisik atau ciri-ciri batuan. Berdasarkan dari
tebal sayatan ±0,2 mm. Analisis sayatan hasil pengamatan langsung dilapangan dan
tipis dapat digunakan untuk menganalisis didukung dengan data sekunder. Hasil dari
adanya perubahan kalsit pada tingkat yang survey lapangan dan analisis secara
rendah (low-level calcite) (Erlangga dkk., megaskopis dan mikroskopis, litologi yang
2016). Sampel sayatan tersebut kemudian dijumpai pada daerah penelitian terdiri atas
diamati menggunakan mikroskop satuan batugamping weckestone,
polarisasi dengan perbesaran 100x dan batugamping packstone, batugamping
mengambil foto yang representatif dari mudstone, batugamping boundstone,
masing-masing sampel. batugamping crystalline, endapan alluvium
dan endapan alluvial.
d. Pengolahan Data
Analisis tipe geomorfologi wilayah 1. Satuan Batugamping Weckestone
pesisir menggunakan klasifikasi BMB oleh Berdasarkan hasil sayatan petrografi
Brahmantyo dan Bandono (2006) yang (Gambar 3) dengan warna absorsi coklat
dipadukan dengan data kondisi tua, warna interferensi coklat muda,
geomorfologi pesisir serta data foto struktur tidak berlapis, tekstur non klastik,
kenampakan bentangalam/bentanglahan. dengan porositas baik, permeabilitas
Pengelolahan data morfologi pantai buruk, serta memiliki kemas terbuka.
diperoleh dari pemetaan langsung di Komponen terdiri dari skeletal grain
wilayah pesisir berupa data kondisi berupa fosil foraminifera 20% warna
morfologi mencakup data morfografi absobs abu-abu, warna interfensi coklat.
(bentuk lahan) dan morfometri (elevasi dan Sparit jumlah persentase 30% dengan
sudut lereng serta panjang lereng), tata warna absorbs abu-abu, warna interferensi
guna lahan, litologi dan proses-proses ungu kebiruan, bentuk anhedral dan sparit
pantai. Penentuan karakterisik tipe wilayah berupa kalsit. Matriks dengan persentase
pesisir berdasarkan analisis petrologi untuk 35% warna absorbs coklat tua, warna
penentuan jenis batuan yang dijumpai interferensi coklat muda. Opak dengan
secara megaskopis dan analisis secara persentase 5% warna absobs hitam, warna
deskriptif kualitatif menggunakan data interferensi hitam. Pori persentase 10%
hasil pengamatan yang diperoleh dengan warna absobs biru, dan warna
dilapangan sera data hasil analisis interferensi biru. Sehingga dari hasil
laboratorium. analisis petrografi diberi nama batuan
wackestone (Dunham, 1962).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
April____253
(JAGAT) Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi
ISSN : 2549-9181│ e-ISSN : 2684-6705
│ Vol.6 │ No.1│ 2022
April____254
(JAGAT) Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi
ISSN : 2549-9181│ e-ISSN : 2684-6705
│ Vol.6 │ No.1│ 2022
3. Satuan Batugamping Mudstone warna absorbs abu-abu, warna interferensi
Berdasarkan hasil sayatan petrografi ungu kebiruan, bentuk anhedral dan
pada ST-6 (Gambar 5). warna absorbsi memiliki sparit berupa kalsit. Matriks
kecoklatan, warna interferensi abu-abu dengan jumlah persentase 40% memiliki
kehitaman, struktur tidak berlapis, tekstur warna absorbs coklat tua, dan warna
non klastik dengan bentuk mineral interferensi coklat muda. Opak dengan
euhedral-subhedral, porositas buruk, persentase 10% dengan warna absorbs
permeabilitas buruk dan kemas tertutup. hitam dan warna interferensi hitam.
Komponennya terdiri dari skeletal grain Sehingga dari hasil analisis petrografi
berupa fosil foraminifera dengan jumlah diberi nama batuan mudstone (Dunham,
persentase 40% memiliki warna absobs 1962).
abu-abu dan warna interferensi coklat.
Sparit jumlah persentase 10% dengan
April____255
(JAGAT) Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi
ISSN : 2549-9181│ e-ISSN : 2684-6705
│ Vol.6 │ No.1│ 2022
April____256
(JAGAT) Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi
ISSN : 2549-9181│ e-ISSN : 2684-6705
│ Vol.6 │ No.1│ 2022
b. Morfologi Pantai Kasoria
1. Pedataran Kars Batauga
Satuan morfologi pedataran karst
daerah penelitian menempati 25% dari luas
area penelitian dan tersebar di bagian Barat
dan Timur. Satuan pedataran ini terletak
pada ketinggian 0 sampai 60 mdpl, dengan
kemiringan lereng datar (Gambar 10).
Satuan morfologi ini terdiri dari litologi
batugamping weckestone, batugamping
packstone, batugamping mudstone, dan
Gambar 8. Endapan Alluvium Pantai
endapan aluvium. Satuan morfologi
Kasoria
pedataran ini merupakan salah satu tempat
7. Endapan Alluvial terakumulasinya hasil pelapukan dari
Satuan ini menempati wilayah batugamping. Pelapukan yang berlangsung
pedataran rendah dengan ditutupi oleh yaitu pelapukan fisika, biologi, dan kimia.
luasnya area perkebunan masyarakat pada Proses karstifikasi yang terjadi belum
daerah penelitian tersebut. Ciri fisik dari terlalu intens yang ditandai dengan ponor
endapan alluvial (Gambar 9) adalah pada satuan pedataran karst yang berada
material-material endapan yang belum pada daerah penelitian. Satuan ini
terkonsolidasi dan terlitifikasi sehingga digunakan sebagai tempat pemukiman
endapan material sangat rapuh (loose). masyarakat dan perkebunan.
Ukuran material dari satuan ini sangat
bervariasi dari berukuran lanau hingga
berangkal, pada umumnya fragmen-
fragmen dari material alluvial ini berupa
batuan sedimen yang terlapukkan hingga
terlepas dari singkapan utamanya. Satuan
endapan alluvial pada daerah penelitian ini
berumur dari miosen tengah-miosen akhir.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
Gambar 20. Delta Sungai Teo. dilakukan di daerah Batauga, Kabupaten
Buton Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara
c. Genesa Morfologi Pantai Kasoria maka, penulis menarik kesimpulan bahwa
Bentuk morfologi daerah penelitian daerah penelitian tersusun atas 7 satuan
yaitu pedataran kars Batauga, Perbukitan yaitu, batugamping weckestone,
karst Batauga. Bentuk morfologi daerah batugamping packstone, batugamping
penelitian dipengaruhi oleh proses mudstone, batugamping boundstone,
karstifikasi, abrasi oleh air laut, erosi oleh batugamping crystalline, alluvium, dan
gelombang air laut, dan proses alluvial. Serta bentuk fisik morfologi pada
sedimentasi. daerah penelitian terbagi atas beberapa
Proses karstifikasi yang terjadi pada satuan jenis morfologi yaitu satuan
daerah penelitian dibuktikan dengan pedataran kars Batauga, perbukitan kars
dominasi satuan batugamping packstone Batauga, tebing curam (cliff), tebing
pada morfologi pedataran dan perbukitan rendah (nips), tanjung, pilar laut (stack),
di jumpai batugamping crystalline pada stump, notch, delta, dan endapan hasil
daerah penelitian. Proses karstifikasi ini organisme. Satuan morfologi pantai pada
terjadi secara intens, sehingga membentuk daerah penelitian terbentuk akibat proses
beberapa morfologi pantai di daerah karstifikasi, proses abrasi yang dipengaruhi
penelitian, seperti adanya tebing curam oleh arus laut dan proses sedimentasi
(cliff), notch dan tebing rendah (nips), yang sehingga menghasilkan morfologi pantai
membentang sepanjang Barat-Timur yang beragam. Berdasarkan sudut pandang
daerah penelitian. Proses abrasi juga morfologinya Pantai Kasoria termaksud
memegang pengaruh penting dalam proses pantai yang bertebing.
April____262
(JAGAT) Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi
ISSN : 2549-9181│ e-ISSN : 2684-6705
│ Vol.6 │ No.1│ 2022
DAFTAR PUSTAKA Untuk Deteksi Kalsit Non Destruktif
Dari Fosil Karang Porites Endapan
Atmodjo, W. (2016): Geomorfologi Pesisir
Terumbu Kuarter Kendari, Sulawesi
Pantai Benteng Portugis, Kecamatan
Tenggara, Jurnal Riset, Pusat
Donorojo, Kabupaten Jepara, Jurnal
Penelitian Geoteknologi LIPI,
Kelautan Tropis, 19(2), hal. 150–160.
Bandung, hal. 15–21.
DOI:10.14710/jkt.v19i2.842
Noor, D. (2012): Geomorfologi (2 ed.),
Universitas Pakuan, Bogor.
Bird, E. C. F. (2008): Coastal
Rusdi, Padli, F., dan Hendra (2020): Studi
Geomorphology: An Introduction,
Morfologi Pantai Rewata’a Desa
2nd Edition (Second edi), Wiley, 436.
Lalampanau, Jambura Geoscience
Brahmantyo, B., dan Bandono (2006):
Review, 2(2), hal. 58–68.
Klasifikasi Bentuk Muka Bumi
DOI:10.34312/jgeosrev.v2i1.4039
(Landform) untuk Pemetaan
Sampurno, D. (2007): Pengembangan
Geomorfologi pada Skala 1:25.000
Kawasan Pantai Kaitannya dengan
dan Aplikasinya untuk Penataan
Geomorfologi, Karya Tulis ILmiah,
Ruang, Jurnal Geoaplika, 1(2), hal.
hal. 30.
71–78.
Shofian, T., Atmodjo, W., dan Marwoto, J.
Dahuri, R. (2001): Pengelolahan sumber
(2019): Geomorfologi Perairan Muara
daya wilayah pesisir dan lautan
Sungai Kaliboyo Batang Jawa
secara terpadu (XXIV) (P. Paramita,
Tengah, Journal of Marine Research,
Ed.), Jakarta, 305.
8(4), hal. 431–438.
Dunham, R. J. (1962): Classification of
DOI:10.14710/jmr.v8i4.25412
Carbonate Rocks According to
Sikumbang, N. (1995): Peta Geologi
Depositional Texture, The America
Lembar Buton Sulawesi Tenggara,
Association of Petroleum Geologists
Pusat Penelitian dan Pengembangan
Bulletin.
Geologi, Bandung, 1.
Erlangga, B. D., Mulyadi, D., dan
Cahyarani, S. Y. (2016): Analisis
Petrografi dan X-RAY Diffaraction
April____263