Anda di halaman 1dari 11

Dosen Pengampuh:

Ayub Pratama Aris, ST, MT

Disusun Oleh:
Arby Dharma (471421051)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI


JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2023
JUDUL : SEDIMEN
1) Pegunungan Kulon Progo berada di sebelah barat Dataran Yogyakarta dan menjadi
batas barat Cekungan Yogyakarta. Di sebelah timur Cekungan Yogyakarta terdapat
interaksi dengan Pegunungan Selatan Jawa. Interaksi tektonik ini memberikan
pengaruh terhadap Pegunungan Kulon Progo. Penelitian ini dilakukan dengan
pemetaan struktur geologi dan analisis data struktur di Pegunungan kulon Progo.
Analisis struktur geologi dilakukan dengan metode stereografis terhadap data
bidang perlapisan batuan sedimen, kekar, sesar dan lipatan hingga arah gaya utama
atau stress pembentuknya duketahui..(Widagdo et al., 2019)
2) Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi akuifer air tanah daerah Pallantikang
serta memetakan sebaran potensi air tanahnya.Metode yang digunakan adalah
metode geolistrik tahanan jenis konfigurasi Schlumberger dan pengukuran muka air
tanah sumur. Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan maka akuifer air tanah
Desa Pallantikang diperkirakan berasal dari batuan sedimen laut dengan nilai
tahanan jenis 0,0193 Ohm.m – 70,19 Ohm.m. Akuifer ini dapat dijumpai pada
kedalaman 1 m hingga 99 m sehingga Desa Pallantikang memiliki potensi air tanah
yang besar.(Nurfalaq et al., 2018)
3) Potensi sumber daya mineral kabupaten Kolaka hampir tersebar diseluruh
kecamatan. Ini dibuktikan dengan adanya beberapa perusahaan tambang yang
beroperasi di kabupaten Kolaka. Salah satu mineral yang ada di kabupaten Kolaka
adalah batu kapur atau yang biasa dikenal dengan istilah batu gamping. (Megawati
et al., 2019)
4) Menurut Rumidi dan Rosidi (1995) geologi Kabupaten Bantul terdiri dari tiga jenis
batuan yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan endapan. Berdasarkan tiga jenis
batuan tersebut dapat diperinci menjadi tujuh formasi yaitu formasi Yogyakarta,
formasi Sentolo(Prihastiwi, 2016)
5) East Java basin is a very large sedimentary basin and has been proven produce
hydrocarbons, this basin consists of several different sub-basins, one of the sub-
basin is in the Madura Strait and surrounding areas. Gravity is one of the
geophysical methods that can be used to determine geological subsurface
configurations and delineate sedimentary sub-basin based on density
parameter(Setiadi, Setyanta, et al., 2019)
6) Penelitian - penelitian yang telah dilakukan tersebut belum sampai kepada hasil
yang dapat memberikan gambaran tentang potensi migas secara tuntas, sehingga
perlu kajian lanjutan yang diharapkan dapat memberikan informasi di bawah
permukaan secara saintifik terkait dengan migrasi minyak/HC (fluida) yang
mengarah ke selatan Banjarnegara.  Diantara metode geofisika yang dapat
memberikan dan melengkapi dari penelitian sebelumnya, mencoba memproses
berdasarkan kajian gaya berat.(Supriyana et al., 2022)
7) Batuan sedimen tersebut umumnya berpori dan merupakan batuan pasir atau
karbonat dan terkadang minyak bumi ditemukan juga pada batuan vulkanik. Akibat
adanya migrasi salah satu bagian dari petroleum system maka minyak bumi akan
terakumulasi dan terjebak dalam cekungan batuan sedimen. Batuan yang menarik
bagi para ahli adalah batuan yang dapat menyimpan fluida (air, mineral dan gas)
atau biasa disebut batuan reservoir..(Rosyidan et al., 2015)
8) Berdasarkan karakteristik tanahnya, sifat tanah yang berimplikasi terhadap
pengelolaan lahan adalah sebaran besar butir dan sifat kimia tanah. Pengelolaan
lahan perlu diarahkan untuk meningkatkan reaksi tanah, mengurangi reaktivitas
aluminium, meningkatkan hara tanah (P dan K) serta bahan organik, dan
meningkatkan basa-basa dapat tukar.(Rosyidan et al., 2015)
9) Hasil analisis menunjukkan bahwa sampel endapan pasir yang diambil pada daerah
gumuk pasir memiliki rata-rata bentuk butir yang lebih menyerupai bentuk bola,
kebundaran yang lebih membundar, ukuran butir yang lebih halus, sortasi yang
lebih baik dan kedewasaan yang tingkatannya lebih dewasa dibandingkan dengan
sampel endapan pasir pada daerah pasang surut(Arif et al., 2020)
10) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi struktur geologi bawah
permukaan, mendelineasi sub-cekungan sedimen serta memperkirakan ketebalan
sedimen di Cekungan Akimeugah bagian selatan. Analisis data yang digunakan
yaitu analisis spektrum, filter optimum upward continuation serta pemodelan inversi
3D..(Setiadi, Purwanto, et al., 2019)
11) Hasil pengamatan, pengukuran dan konfirmasi lapangan terhadap material
penyusun pantai menunjukkan bahwa pantai Gosong didominasi oleh batuan beku
dan sebagian tersusun oleh batuan sedimen berupa batu pasir, hasil pengendapan
batuan lain melalui media air laut dan kemudian diendapkan.(Suntoko et al., 2021)
12) Hasil penelitian menunjukkan bahwa Geopark Silokek memiliki kenampakan
fisiografis yang berbeda berdasarkan kondisi geologi, hidrologi, dan ekologinya.
Pemodelan 3D akan memperjelas kenampakan fisiografis yang terdapat di kawasan
Geopark Silokek serta dapat menunjang potensi pariwisata di Geopark Silokek.
(Muharram et al., 2020)
13) batuan dasar Granit sebagai batuan dasar berumur pra-Tersier mencapai kedalaman
kurang lebih 11 km di bawah permukaan. Di bagian cekungan ini, diisi batuan
sedimen Tersier Tua setebal 5 km dan sedimen Tersier Muda diatasnya setebal 6 km.
Ke arah timur sedimen Tersier Muda makin menipis dan diakhiri oleh kemunculan
sedimen Tersier Tua akibat seretan intrusi batuan beku. (Mirnanda, 2020)
14) Analisis batuan induk dilakukan dengan menguji kandungan geokimia hidrokarbon
dalam batuan sedimen berbutir halus … d. Tmax Nilai Tmax ini merupakan salah
satu parameter geokimia yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat
kematangan batuan induk(Prabowo & Wijayanti, 2020)
15) Kajian struktur geologi di Pegunungan Kulonprogo dilakukan guna mengetahui
jenis-jenis struktur geologi yang ada dan pengaruhnya terhadap sebaran batuan.
Penelitian dilakukan dengan interpretasi kelurusan melalui citra DEM, pengukuran
data-data kekar, sesar dan lipatan. (Widagdo et al., 2016)
16) Batuan yang terbentuk pada periode pravulkanisme merupakan alas batuan yang
terbentuk pada periode vulkanisme.Hasil pemetaan dan penelitian geologi di
Pegunungan Selatan mulai 2003 dirangkum dalam tulisan ini. Hasil
pemetaan/penelitian tersebut di antaranya berupa formasi dapat dipisahkan lagi,
sehingga formasi tersebut diusulkan untuk ditingkatkan menjadi kelompok.(Surono,
2009)
17) Penelitian struktur geologi dengan menggunakan metoda elektromagnetik telah
dilakukan di lintasan yang memotong Jawa Barat bagian selatan untuk mempelajari
struktur- struktur yang dipengaruhi oleh aktifitas subduksi. Pengolahan data
dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SSMT 2000, MT Editor, dan
WinGLink..(Gaffar, 2017)
18) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh mineral struvite dengan
memanfaatkan magnesium dari batuan dolomit sebagai pembentuk kristal struvite
menggunakan reaktor sekat. (Adiman et al., 2020)
19) Penelitian ini dilakukan untuk mengestimasi keberadaan sub-cekungan sedimen,
mengidentifikasi pola struktur geologi, dan konfigurasi batuan dasar pada cekungan
Berau berdasarkan analisis data gayaberat. Metode yang dilakukan yaitu dengan
menganalisis data gayaberat menggunakan analisis spektral, filter polinomial, dan
pemodelan 2D.(Heryanto, 2006)
20) Penelitian bertujuan untuk mengetahui pola sebaran batuan dan keterdapatan
anomali kadar uranium berdasarkan data geologi, radiometri permukaan, dan data
log bor untuk mengetahui proses pengendapan batuan dan mineralisasi uranium.
(Sukadana & Syaeful, 2016)
21) Tujuan penulisan ini adalah untuk menyusun kerangka stratigrafi sikuen batuan
sedimen berumur Jura–Kapur di wilayahPapua. Selanjutnya, hasil dari kerangka
stratigrafi sikuen akan digunakan untuk mendeteksi batuan sumber hidrokarbon
potensial..(Fakhruddin et al., 2018)
22) Hasil pemodelan inversi 3D gaya berat menunjukkan bahwa batuan granit
mempunyai nilai rapat massa rata-rata sebesar 2,65 gr/cc dan batuan sedimen
mempunyai nilai rapat massa sekitar 2,4 gr/cc. Batuan granit yang muncul
berdasarkan model merupakan batolit dan pada bagian atas mengalami pelapukan,
batuan granit yang tererosi selanjutnya terdendapkan yang mengisi lembah-lembah
sebagai batuan sedimen yang kemungkinan membawa mineral-mineral ekonomis di
daerah penelitian..(Setiadi et al., 2021)
23) Nilai konduktivitas hidroulik didapatkan dari uji akuifer dengan metode constant
head permeabilitas pada sampel hasil pemboran inti. Simulator SGeMS
menggunakan metode interpolasi kriging mampu menjelaskan sebaran distribusi
konduktivitas hidroulik pada batuan sedimen. Validasi model dilakukan dengan
menggunakan koefisien korelasi antara hasil model dan data uji dilapangan(Cahyadi
et al., 2014)
24) Tanah marginal dari batuan sedimen masam memiliki karakteristik fisik yang sangat
ditentukan oleh jenis bahan induk tanah (Karakteristik Dan Permasalahan Tanah
Marginal Dari Batuan Sedimen Masam Di Kalimantan. Jurnal Penelitian Dan
Pengembangan Pertanian.(Suharta, 2010)
25) Hasil penelitian menunjukkan bahan induk tanah sangat berpengaruh terhadap
susunan mineralogi, sifat fisik, dan sifat kimia tanahnya. Tanah dari batuan sedimen
masam di daerah penelitian tergolong berpelapukan lanjut dicirikan oleh dominasi
mineral kaolinit dengan cadangan mineral sangat rendah..(Suharta & Prasetyo,
2008)
26) Hasil pengukuran geolistrik menampilkan penampang resistivitas bawah permukaan
daerah penelitian memiliki dua layer akuifer dengan ketebalan layer pertama 2
meter sampai 10 meter dan layer kedua 5 meter sampai 14 meter yang banyak
dijumpai pada satuan lapili dan beberapa pada batupasir dan breksi.(Kristanto et al.,
2020)
27) Tujuan penelitian adalah membuktikan ada atau tidaknya patahan dalam radius 5
km berdasarkan analisis geolistrik. Metode yang digunakan adalah pendataan
resisitivitas batuan bawah permukaan dalam konfigurasi dipole-dipole yang
memiliki dua elektroda arus dan dua elektroda potensial.(Fitri et al., 2017)
28) Ketersediaan hara dari P tersedia dan bahaya keracunan aluminium tidak termasuk
dalam kriteria tersebut. Kriteria kesesuaian lahan untuk tanaman jagung yang
dibangun berdasarkan kualitas lahan yang relevan dan produktivitas jagung
memberikan hasil kesesuaian lahan yang lebih realistik dan kuantitatif..(Widagdo et
al., 2019)
29) Secara umum terdapat tiga jenis batuan yang ada di permukaan bumi, yaitu batuan
beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Setiap jenis batuan berasal dari proses
pembentukan yang berbeda-beda. Beragam(Fitri et al., 2017)
30) Kebutuhan data yang sedikit akan mempermudah proses evaluasi lahan, lebih cepat,
murah dan akurat. Pemberian pupuk P dan pengapuran sangat direkomendasikan
untuk daerah penelitian terutama pada tanah masam yang berkembang dari batuan
sedimen untuk meningkatkan produktivitas jagung.(Widagdo et al., 2019)

Daftar Pustaka

Adiman, T. M. F., Feriyanto, A., . S., & Edahwati, L. (2020). MINERAL STRUVITE DARI
BATUAN SEDIMEN DENGAN REAKTOR KOLOM SEKAT. Jurnal Teknik Kimia,
14(2). https://doi.org/10.33005/jurnal_tekkim.v14i2.2034

Arif, S., Adibrata, P. F., & Dzakiya, N. (2020). Karakteristik Endapan Sedimen: Studi Kasus
Pantai Parangkusumo Daerah Istimewa Yogyakarta. Newton-Maxwell Journal of Physics,
1(1). https://doi.org/10.33369/nmj.v1i1.14293

Cahyadi, T. A., Notosiswoyo, S., Widodo, L. E., Iskandar, I., & Suyono. (2014). Distribusi
Konduktivitas Hidraulik Dari Hasil Uji Akuifer Constant Head Permeabilitas Pada Batuan
Sedimen Secara Heterogen. Prosiding TPT XXIII PERHAPI.
Fakhruddin, R., Ramli, T. K., & Fadli, D. (2018). Stratigrafi Sikuen Batuan Sedimen Jura-Kapur,
Papua. Lembaran Publikasi Minyak Dan Gas Bumi, 52(3).
https://doi.org/10.29017/lpmgb.52.3.722

Fitri, D. B., Hidayat, B., & Subandrio, A. S. (2017). Klasifikasi Jenis Batuan Sedimen
Berdasarkan Tekstur Dengan Metode Gray Level Co-occurrence Matrix Dan K-nn.
EProceedings of Engineering, 4(2).

Gaffar, E. Z. (2017). STRUKTUR GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DI GARUT SELATAN


BERDASARKAN DATA ELEKTROMAGNETIK. RISET Geologi Dan Pertambangan,
27(2). https://doi.org/10.14203/risetgeotam2017.v27.450

Heryanto, R. (2006). Hubungan antara diagenesis, reflektan vitrinit, dan kematangan batuan
pembawa hidrokarbon batuan sedimen Miosen di Cekungan Bengkulu. Indonesian Journal
on Geoscience. https://doi.org/10.17014/ijog.vol2no2.20074

Kristanto, W. A. D., Nandra Eko Nugroho, Thamzez Nuur Anom, & Ahmad Muhaimin. (2020).
POTENSI AIRTANAH PADA BATUAN SEDIMEN VULKANIK DENGAN
PENGUKURAN GEOLISTRIK DAERAH KECAMATAN PRAMBANAN, SLEMAN,
YOGYAKARTA. KURVATEK, 5(1). https://doi.org/10.33579/krvtk.v5i1.1595

Megawati, M., Alimuddin, A., & Abdul Kadir, L. (2019). Komposisi Kimia Batu Kapur Alam
dari Indutri Kapur Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara. SAINTIFIK, 5(2).
https://doi.org/10.31605/saintifik.v5i2.230

Mirnanda, E. (2020). Konfigurasi Cekungan Barito Kalimantan Selatan Berdasarkan Analisis


Data Gayaberat. INDONESIAN JOURNAL OF APPLIED PHYSICS, 10(2).
https://doi.org/10.13057/ijap.v10i2.27076

Muharram, A. N., Ramadani, F., & Putra, B. G. (2020). OPTIMALISASI DATA DIGITAL
TERRAIN MODEL UNTUK PEMBUATAN 3D FISIOGRAFIS DAN GEOMORFOLOGI
GEOPARK SILOKEK. JURNAL SWARNABHUMI : Jurnal Geografi Dan Pembelajaran
Geografi, 5(1). https://doi.org/10.31851/swarnabhumi.v5i1.3373
Nurfalaq, A., Nawir, A., Manrulu, R. Hi., & Umar, E. P. (2018). Identifikasi Akuifer Daerah
Pallantikang Kabupaten Jeneponto dengan Metode Geolistrik. Jurnal Fisika FLUX, 15(2).
https://doi.org/10.20527/flux.v15i2.5158

Prabowo, R. A., & Wijayanti, H. D. K. (2020). Analisis Geokimia Total Organic Carbon & Rock
Eval Pyrolisis Pada Black Shale Di Formasi Campur Darat Daerah Cakul, Kecamatan ….
Geoda, 01(02).

Prihastiwi, F. (2016). IDENTIFIKASI AKUIFER DI ZONA PATAHAN OPAK PASCA GEMPA


YOGYAKARTA 2006 DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI
SCHLUMBERGER. Universitas Negeri Yogyakarta, 5(2).

Purasongka, N. W., Syafri, I., & Jurnaliah, L. (2015). Karakteristik Batuan Sedimen Berdasarkan
Analisis Petrografi Pada Formasi Kalibeng Anggota Banyak. Bulletin of Scientific
Contribution, Vol.13.

Rosyidan, C., Satiawati, L., & Satiyawira, B. (2015). Analisa Fisikaminyak (Petrophysics) Dari
Data Log Konvensional Untuk Menghitung Sw Berbagai Metode. In PROSIDING
SEMINAR NASIONAL FISIKA (E-JOURNAL), IV.

Setiadi, I., D. Aryanto, N., & Nurdin, N. (2021). Delineasi Batuan Granit dan Sedimen Daerah
Bintan dan Sekitarnya, Kepulauan Riau Berdasarkan Analisis Data Gayaberat. Jurnal
Geologi Dan Sumberdaya Mineral, 22(3). https://doi.org/10.33332/jgsm.geologi.v22i3.594

Setiadi, I., Purwanto, C., Kusnida, D., & Firdaus, Y. (2019). INTERPRETASI GEOLOGI
BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN ANALISIS DATA GAYABERAT
MENGGUNAKAN FILTER OPTIMUM UPWARD CONTINUATION DAN
PEMODELAN 3D INVERSI : (STUDI KASUS: CEKUNGAN AKIMEUGAH SELATAN,
LAUT ARAFURA). JURNAL GEOLOGI KELAUTAN, 17(1).
https://doi.org/10.32693/jgk.17.1.2019.579

Setiadi, I., Setyanta, B., Nainggolan, T. B., & Widodo, J. (2019). Delineation of Sedimentary
Subbasin and Subsurface Interpretation East Java Basin in the Madura Strait and
Surrounding Area Based on Gravity Data Analysis. BULLETIN OF THE MARINE
GEOLOGY, 34(1). https://doi.org/10.32693/bomg.34.1.2019.621

Suharta, N. (2010). Karakteristik Dan Permasalahan Tanah Marginal Dari Batuan Sedimen
Masam Di Kalimantan. Jurnal Litbang Pertanian, 29(4).

Suharta, N., & Prasetyo, B. H. (2008). Susunan mineral dan sifat fisiko-kimia tanah bervegetasi
hutan dari batuan sedimen masam di Propinsi Riau. Jurnal Tanah Dan Iklim, 28.

Sukadana, I. G., & Syaeful, H. (2016). Evaluasi Sistem Pengendapan Uranium Pada Batuan
Sedimen Formasi Sibolga, Tapanuli Tengah. EKSPLORIUM, 37(2).
https://doi.org/10.17146/eksplorium.2016.37.2.3112

Suntoko, H.-. (2018). Identifikasi Patahan Pada Batuan Sedimen Menggunakan Metode
Geolistrik Konfigurasi Dipole-Dipole di Tapak RDE Serpong, Banten. Jurnal
Pengembangan Energi Nuklir, 19(2). https://doi.org/10.17146/jpen.2017.19.2.4045

Suntoko, H.-, Sunarko, S., Susiati, H., Suryanto, S., Iswanto, E. R., & Raharjo, P. (2021).
Karakteristik Pantai dan Proses Geologi Di Pantai Gosong, Kab. Bengkayang, Kalimantan
Barat. Jurnal Pengembangan Energi Nuklir, 23(2).
https://doi.org/10.17146/jpen.2021.23.2.6553

Supriyana, E., Padmawidjaja, T., & Akbar, R. (2022). Deformasi dan Kedalaman Batuan
Sedimen Daerah Banjarnegara Berdasarkan Analisis Gayaberat. Lembaran Publikasi
Minyak Dan Gas Bumi, 55(3). https://doi.org/10.29017/lpmgb.55.3.704

Surono. (2009). Litostratigrafi Pegunungan Selatan Bagian Timur Daerah Istimewa Yogyakarta
dan Jawa Tengah. Jurnal Geologi Dan Sumberdaya Mineral, 19(3).

Widagdo, A., Pramumijoyo, S., & Harijoko, A. (2016). Kajian Pendahuluan Kontrol Struktur
Geologi terhadap Sebaran Batuan-Batuandi Daerah Pegunungan Kulonprogo-Yogyakarta.
Proceeding, Seminar Nasional Kebumian Ke-9 Peran Penelitian Ilmu Kebumian Dalam
Pemberdayaan Masyarakat.
Widagdo, A., Pramumijoyo, S., & Harijoko, A. (2019). Pengaruh Tektonik Kompresional
Baratlaut-Tenggara Terhadap Struktur Bidang Perlapisan, Kekar, Sesar dan Lipatan di
Pegunungan Kulon Progo-Yogyakarta. Jurnal GEOSAPTA, 5(2).
https://doi.org/10.20527/jg.v5i2.6211

Anda mungkin juga menyukai