Studi Geokimia Granit Bangka dan Seismik Refleksi Resolusi Tinggi Uuntuk Identifikasi
Batuan Induk dan Sungai Purba di Prairan Kawasan Barat Indonesia
Ediar Usman1), Adjat Sudradjat2), Emmy R. Suparka3), Ildrem Syafri2) dan Dicky Muslim2)
1
) Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan
2
) Fakultas Teknik Geologi UNPAD
3
) Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB
Abstract Pendahuluan
Studi geokimia pada granit di Bangka sebagai batuan beku Daerah studi terletak di P. Bangka dan perairan sekitarnya,
dalam (plutonic rock) sebagai batuan induk sedimen Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Gambar 1). Lokasi
Terssier dan Kuarter merupakan batuan indeks untuk pengambilan contoh batuan dilakukan di sekitar pantai
menentukan daerah sedimen kuarsa yang berpotensi bagian utara P. Bangka, sedangkan pengambilan data
sebagai reservaoir hidrokarbon dan timah di wilayah sedimen dasar laut dilakukan di lepasa pantai bagian utara
perairan Kawasan Barat Indonesia (KBI). Pembagian P. Bangka.
batuan beku di KBI umumnya didasarkan pada posisi dan
perkembangan tektonik saat pembentukannya pada Pra-
Tersier hingga saat ini. Kondisi ini menyulitkan dalam
menentukan jenis dan tipe batuan beku yang dapat
dijadikan indeks dalam eksplorasi energi dan sumber daya
di KBI. Akibatnya sulit memprediksi pada batuan beku
mana saja yang berfungsi sebagai batuan induk untuk
reservoir dan pembawa timah di Kawasan Barat Indonesia.
Metoda
Hasil pengambilan data batuan dan sedimen dilanjutkan
dengan analisis geokimia untuk mendapat komposisi kimia.
Selanjunya adalah analisis dan pemodelan dalam berbagai
variasi diskriminan batuan beku, evolusi magma dan
lingkungan tektonik, sehingga dapat diketahui hubungan
antara batuan induk dan sedimen hasil rombakan di laut. Gambar 3. Plot contoh granit dan sedimen dasar laut
Karakteristik geokimia batuan menggunakan diagram SiO2 perairan Bangka bagian utara berdasarkan klasifikasi Cox
vs Na2O+K2O (Cox et al, 1979) untuk mengetahui jenis dkk. (1979) (Usman, 2011).
batuan. Diagram SiO2 vs K2O berdasarkan klasifikasi
Peccerillo dan Taylor (1976) untuk menentukan tingkat Plot sedimen dasar laut menunjukkan berada pada jenis
alkalin batuan, dan menentukan lingkungan tektonik diorit dan granodiorit. Perbedaan antara granit di darat dan
menggunakan diskriminan Al2O3 vs TiO2 menurut Muller sedimen yang seorah berasal dari diorit dan granodiorit
dkk. (1993); dalam Muller dan Grove (1997). disebabkan pada analisis sedimen dasar laut dipengaruhi
oleh beberapa perubahan pada beberapa unsur. Perubahan
Analisis data seismik melalui diinterpretasi untuk
mendapatkan model kedalaman dasar laut, ketebalan yang dominan terjadi pada penurunan SiO2 dan juga total
sedimen dan kedalaman batuan dasar. Data ketebalan alkali (Na2O + K2O). Penurunan tersebut disebabkan, pada
sedimen sebagai dasar penghitungan volume sedimen untuk saat deformasi pada granit dan transportasi di dalam media
menentukan volume timah sebagai dasar penghitungan air laut, mineral kuarsa (SiO2) mengalami perombakan, dan
keekonomiannya. Selanjutnya adalah data kedalaman juga unsur alkali (Na2O + K2O) mengalami pengurairan,
batuan dasar (basement top), bertujuan untuk mendapatkan sebagian terlepas dan mengikat pada unsur lain seperti
lembah purba (valeovalley) dan sungai purba
Al2O3 dan FeO3 pada studi ini cenderung meningkat.
(paleochannel) sebagai daerah akumulasi sedimen
mengandung timah. Interpretasi penampang seismik
berdasarkan pada penafsiran data seismik pantul dengan Selanjutnya pada diskriminan antara unsur SiO2 vs K2O
menggunakan prinsip-prinsip Seismik Stratigrafi, yaitu berdasarkan klasifikasi Peccerillo dan Taylor (1976) untuk
pengenalan terhadap ciri-ciri reflektor bagian dalam menentukan tingkat alkalin batuan untuk menentukan
(internal reflector) setiap unit seismik (Sangree & perkembangan deferensiasi dan evolusi magma sumber
Wiedmier, 1979; Sherif, 1980). batuan menunjukkan perkembangan yang mengarah ke
kalk-alkalin tinggi ke sedang termasuk dalam alkali granit
Hasil dan Diskusi
(Gambar 4).
Hasil analisis geokimia diperoleh beberapa unsur kimia
utama batuan beku dan sedimen dasar laut sebagai dasar Pendekatan untuk menentukan lingkungan tektonik
dalam penyusunan model jenis batuan, evolusi magma dan menggunakan diskriminan Al2O3 vs TiO2 menurut Muller
lingkungan tektonik. Pada diskriminan antara unsur SiO2 vs dkk. (1993); dalam Muller dan Grove (1997), diperoleh
Total Alkali (Na2O + K2O) berdasarkan klasifikasi Cox hasil plot kimia batuan berada pada daerah transisi antara
dkk. (1979 dalam Rollinson., 1992) untuk menentukan granit dalam lempeng (within plate granite) dan granit yang
fasies batuan beku dalam (plutonic rock), diperoleh jenis berhubungan dengan busur (arc-related) (Gambar 5).
batuan induk adalah granit. Seluruh contoh batuan berada
pada granit. Kondisi ini menunjukkan bahwa batuan beku
tersebut adalah murni sebagai granit (Gambar 3).
PROCEEDINGS
HAGI-IAGI Joint Convention Medan 2013
28 – 31 October