ABSTRAK
Daerah penelitian terletak di sepanjang pantai selatan Kabupaten Sukabumi. Daerah penelitian ini mengandung
pasir besi yang melimpah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan mineral pasir besi yang
berkaitan dengan sumber batuan berdasarkan data bor dan georadar. Metode penelitian terdiri dari pemetaan
geologi karakteristik pantai, pengambilan percontoh sedimen pantai (bor tangan dan bor mesin), georadar, dan
analisis laboratorium (besar butir dan mineral). Berdasarkan data dari 8 lokasi bor tangan ditemukan sedimen
pasir coklat dan pasir hitam. Sementara dari data 2 lokasi bor mesin, tekstur sedimennya terdiri dari pasir, pasir
lanauan, lanau pasiran dan lanau. Berdasarkan analisis mineral yang mengandung unsur Fe atau Ti, pasir ini
terdiri dari mineral magnetit, hematit, limonit, pirit dan rutil. Dari data georadar ditemukan 2 lapisan. Lapisan
pertama, yaitu lapisan paralel yang menerus menunjukkan sedimen pasir yang menerus. Lapisan ke dua, yaitu
paralel yang tidak menerus menunjukkan sedimen pasir dan bongkah setempat-setempat. Batuan sumber pasir
besi berasal dari batuan andesit, basal dan vulkanik yang telah mengalami pelapukan, transportasi dan
sedimentasi.
ABSTRACT
The studied area is located along the southern coast of Sukabumi Regency. Some abundant of iron sand is
identified in the area. The aim of study is to recognize comprehensively the minerals composition of the iron
sand related to source rock based on the data of drilling and georadar. The research methods comprise a
geologic mapping of coastal characteristic, coastal sediments sampling (by hand auger and drilling machine),
georadar, and laboratory analysis (grain size and mineral analysis). In eight hand auger data, some sediments
of brown sand and black sand were indicated in the area. While on the other two locations of machine drilling,
the data exhibit sediment textures of sand, silty sand, sandy silt and silt. Minerals analysis result reveals minerals
with elements Fe or Ti contents are magnetite, hematite, limonite, pyrite and rutile. From georadar survey, the
data mark two layers. The first is continuously parallel layer that shows continuous sand sediments. The second
is discontinuous parallel layer showing a patchy sand sediments and boulders. The source rock of iron sand is
originated from andesitic, basaltic and volcanic rocks, which have passed throughout weathering,
transportation, and sedimentation.
Naskah masuk : 05 Juli 2020, revisi pertama : 30 Juli 2020, revisi kedua : 20 September 2020, revisi terakhir : 27 September 2020. 125
DOI: 10.30556/jtmb.Vol16.No3.2020.1117
Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY-NC (http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/)
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 16, Nomor 3, September 2020 : 125 - 138
Mineral magnetit dan mineral piroksen Hal yang menarik adalah keberadaan pasir besi
dominan di sepanjang pantai dan lepas pantai di sepanjang Pantai Loji Pelabuhan Ratu dan
126
Kandungan Mineral pada Pasir Besi di Pantai Loji dan Ciletuh, Kabupaten Sukabumi ... Deny Setiady dkk.
Ciletuh yang dipisahkan oleh proses geologis kawasan Ciletuh sangat penting sebagai lokasi
dan sedimentasi yang berbeda, apakah tempat pembelajaran ilmu geologi, khususnya
berdasarkan sumber batuan yang sama atau aspek tektonik, petrologi, stratigrafi,
berbeda. Berdasarkan hal itu, maka penelitian mikropaleontologi dan geomorfologi, sehingga
ini dilakukan di kedua daerah tersebut untuk daerah tersebut dapat dikembangkan sebagai
menjawab hipotesis di atas. Tujuan penelitian “Laboratorium Alam Geologi Jawa Barat”.
ini adalah mengetahui keberadaan pasir besi di
Desa Loji dan Desa Ciletuh, Kabupaten Banyak lokasi yang dapat dijadikan sebagai
Sukabumi, hubungannya dengan batuan objek penelitian ilmu kebumian ini, yang bisa
sumber, berdasarkan data bor dan georadar. dikelompokkan kepada jenis batuan dan umur
pembentukannya, (Rosana dkk., 2006) yaitu :
Lokasi daerah penelitian terletak di sepanjang 1. Batuan Pra-Tersier :
pantai selatan, yaitu perairan Pelabuhan Ratu Batuan seri ofiolit : peridotit, gabro,
sampai Ciletuh. Secara geografis, daerah ini basalt, rijang (lempung merah)
terletak pada koordinat 106°24’-106°36’ Bujur Batuan malihan (metamorfik) : sekis,
Timur dan 6°58’- 7°10’ Lintang Selatan filit, serpentinit, gneiss
(Gambar 1). Batuan sedimen : serpih, batupasir
graywacke, batugamping
2. Batuan Tersier (Formasi Ciletuh):
TATANAN GEOLOGIS Batupasir kuarsa; konglomerat; lempung
Batugamping; breksi polimik; batubara
Berdasarkan pada karakteristik geologinya atau bahan karbon
yang sangat khas, unik dan langka, maka
127
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 16, Nomor 3, September 2020 : 125 - 138
Prisma akresi yang terbentuk di daerah sebanyak 148 percontoh sedimen, yang terdiri
perairan Pelabuhan Ratu merupakan prisma dari 49 percontoh sedimen bor mesin (BH-1),
akresi purba yang berumur Pra-Tersier (Kapur) 50 percontoh sedimen bor mesin (BH-2), 29
sampai Eosen Bawah. Kemudian pada bagian percontoh sedimen pantai dan 20 percontoh
selatan dari daerah penelitian juga terbentuk sedimen bor tangan. Analisis ini bertujuan
prisma akresi yang berumur Neogen. Sesar untuk mengetahui tekstur sedimen, baik secara
Cimandiri ini diduga sebagai penyebab horizontal maupun vertikal. Pemisahan fraksi
terpisahnya kumpulan sesar naik di teluk besar butir dilakukan dengan metode
Ciletuh dan kumpulan sesar naik di daratan pengayakan kering dengan diameter lubang
Pelabuhan Ratu. Sesar Cimandiri ini sebagai ayakan antara (-4 phi) – (4 phi) dan interval
sesar geser menganan yang memisahkan diameter ayakan antarfraksi adalah 0,5 phi.
kumpulan sesar naik di teluk Ciletuh dan
sekitarnya dengan kumpulan sesar naik di Analisis mineral dilakukan terhadap masing-
daratan Pelabuhan Ratu. Jarak terpisahnya masing percontoh yang diambil sebanyak 100
kedua kumpulan sesar naik ini sekitar 30 km gr dari ayakan ukuran 3 phi hasil analisis besar
(Sarmili dan Setiady, 2015). butir. Magnetit dipisahkan dengan separator
magnet, sedangkan untuk mineral lainnya
ditambahkan bromoform, kemudian mineral
METODE ikutan yang berat jenisnya lebih berat dari
bromoform 2,89 dianalisis secara mikroskopis.
Metode penelitian terdiri dari pemetaan
geologi karakteristik pantai, pengambilan Pengukuran georadar dilakukan dengan cara
percontoh sedimen pantai (permukaan pantai, menggerakkan transduser yang terdiri dari alat
bor tangan dan bor mesin), georadar dan pemancar dan penerima. Sinyal atau
analisis laboratorium yang terdiri dari analisis gelombang yang dipancarkan ke bawah
besar butir dan analisis mineral. permukaan akan menyebar dan sebagian akan
dipantulkan, karena adanya perbedaan
Pemetaan geologi karakteristik pantai kandungan listrik batuan. Sinyal yang
dimaksudkan untuk mengetahui jenis dan sifat dipantulkan kembali akan segera terekam pada
fisik sedimen pantai, serta perubahan- alat pencatat grafik (graphic recorder) dalam
perubahan garis pantai karena aktivitas bentuk penampang yang menerus. Secara garis
gelombang dan sungai. Karakteristik pantai besar peralatan Subsurface Interface Radar
dapat dikelompokkan ke dalam beberapa tipe terdiri dari:
pantai berdasarkan pada parameter litologis, a. Model main frame
topografis dan morfologis, dan vegetasi b. Model komputer sebagai input dan output
termasuk aktivitas manusia data digital
c. Model transduser (40 MHz, 200MHz dan 1
Pengambilan percontoh sedimen pantai GHz)
dilakukan secara hand specimen di permukaan d. Aki
(PSB), kemudian pengambilan percontoh e. Kabel
sedimen dengan menggunakan bor tangan
(BTSP) dan bor mesin (BH) untuk kedalaman
tertentu. Tujuannya untuk mengetahui HASIL DAN PEMBAHASAN
kedalaman sedimen, dalam hal ini untuk
mengetahui jenis dan ketebalan pasir pantai Hasil
serta kandungan mineral yang terdapat pada
sedimen tersebut. Percontoh sedimen di Berdasarkan hasil pemetaan geologi
permukaan pantai diambil secara sistematis karakteristik pantai, daerah penelitian terdiri
setiap 1 km, kecuali ada sedimen atau batuan atas pantai berpasir, pantai berpasir
yang menarik untuk dideskripsi. Percontoh berbongkah dan pantai berbatuan dasar.
sedimen diambil sebanyak 31 buah, mulai dari
pantai Karanghawu sampai Ciletuh. Pantai berpasir dicirikan dengan relief pantai
yang rendah (datar) dengan kemiringan <8°.
Analisis ukuran butir sedimen dilakukan pada Pantai berpasir dijumpai di sekitar muara
sedimen pantai. Analisis ini dilakukan Sungai Cimandiri dengan pasir pantainya
128
Kandungan Mineral pada Pasir Besi di Pantai Loji dan Ciletuh, Kabupaten Sukabumi ... Deny Setiady dkk.
berkembang membentuk suatu delta sepanjang Pantai berbatuan dasar (Gambar 5) dicirikan
kurang lebih 1,5 km. Pantai berpasir terdiri dari dengan kenampakan relief atau kemiringan
pasir berwarna hitam (Gambar 2) dan berwarna paras pantai yang tinggi (>12°), bahkan di
coklat (Gambar 3). Pantai berpasir hitam beberapa lokasi, tebing pantainya sekaligus
dengan material penyusun berupa endapan sebagai singkapan batuan formasi.
pasir homogen (dominan mineral Fe). Pantai
berpasir coklat mengandung perbandingan
mineral besi (30-50%) dan kuarsa (30-40%)
serta pecahan cangkang moluska (10%).
129
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 16, Nomor 3, September 2020 : 125 - 138
130
Kandungan Mineral pada Pasir Besi di Pantai Loji dan Ciletuh, Kabupaten Sukabumi ... Deny Setiady dkk.
Sedimen pantai bor tangan sebanyak 20 BTSB-3 kedalaman 0-60 cm adalah pasir
lokasi percontoh (BTSB). coklat (pada dasar sungai)
Sedimen pantai bor mesin sebanyak 90 BTSB-4, kedalaman 0-200 cm adalah pasir
lokasi percontoh (BH). hitam
BTSB-5 kedalaman 0-120 cm adalah pasir
Sedimen Permukaan Pantai (BSP) coklat (0-60 cm), pasir hitam (60-120 cm)
daerah muara sungai
Berdasarkan analisis besar butir terhadap 29 BTSB-6 kedalaman 0-160 cm adalah pasir
percontoh sedimen permukaan dihasilkan 2 hitam
jenis sedimen, yaitu sedimen pasir dan pasir BTSB-7 kedalaman 0-160 cm adalah pasir
kerikilan. Sedimen pasir kerikilan hanya hitam
terdapat pada 4 lokasi, yaitu PSB-07, PSB-11, BTSB-8 kedalaman 0-250 cm adalah pasir
PSB-18, dan PSB-29; sisanya adalah sedimen coklat (0-100), sedangkan pasir hitam
pasir. Berdasarkan hasil analisis mineral pada 7 kedalaman (100-250cm), dengan lokasi ke
percontoh yang dianalisis di permukaan pantai arah darat
(PSB), mineral yang mempunyai unsur pasir
besi terdiri dari mineral magnetit (1,24-36,20 Berdasarkan deskripsi megaskopis pada 8 lokasi
%), hematit (0,02-0,44 %), limonit (<0,03 %), dengan kedalaman beravariasi dari 60 sampai
rutil (<0,14%). 250 cm, sedimen pasir hasil bor tangan terdiri
dari pasir hitam dan pasir coklat. Pasir hitam
Berdasarkan Tabel 1, kandungan mineral mengandung mineral hitam 75%, kuarsa 15%
magnetit sepanjang permukaan pantai dari dan pecahan cangkang moluska 10%.
Karang Hawu sampai Ciletuh sangat tinggi Sedangkan pasir coklat mengandung mineral
pada lokasi PSB-16 muara Sungai Cimandiri- kuarsa 40%, mineral hitam 50% dan pecahan
Desa Loji mencapai 18%. Hal ini terjadi karena cangkang moluska 10%. Berdasarkan analisis
batuan induk di daerah penelitian terdiri dari besar butir, semua percontohnya adalah pasir.
breksi andesit dan basal. Mineral lain yang
mengandung pasir besi yaitu: magnetit Sebanyak 8 percontoh sedimen bor tangan
(MgFe3O4), hematit (Fe2O3), limonit telah dianalisis mineralnya, terutama yang
FeO(OH)·nH2O dan rutil (TiO2). Hematit mengandung unsur Fe dan Ti. Hasil analisis
terdapat pada seluruh percontoh permukaan mineral terdiri dari magnetit (21,33-76,85%),
yang dianalisis, sedangkan limonit hematit (0,02-0,10%), dan limonit <0,03%
FeO(OH)·nH2O dan rutil (TiO2) tidak terdapat (Table 2).
pada semua percontoh.
Dari Tabel 2 terlihat bahwa kandungan magnetit
Bor Tangan (BTSP) tertinggi terdapat pada BTSB-06 pada
permukaan sampai kedalaman 60 cm.
Hasil analisis besar butir terpilih sebanyak 20 Sementara itu, hematit tertinggi terdapat pada
percontoh dari 8 lokasi data bor tangan sebagai BTSB 06 (100-160 cm) dan limonit tertinggi
berikut: pada BTSB-06. BTSB-06 terdapat dekat muara
BTSB-1 kedalaman 0-200 cm adalah pasir Sungai Cimandiri di Desa Loji. Hal ini terjadi
coklat (120 cm) dan pasir hitam (120-200 karena hulu Sungai Cimandiri mengalir dan
cm) mengerosi batuan Formasi Jampang (breksi
BTSB-2 kedalaman 0-220 cm adalah pasir andesit) yang merupakan batuan breksi andesit,
hitam sebagai batuan induk dari mineral magnetit.
Tabel 1. Mineral yang mengandung unsur besi pada sedimen di permukaan pantai
131
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 16, Nomor 3, September 2020 : 125 - 138
Geologi daerah Ciletuh merupakan daerah Kandungan mineral pembawa unsur besi di
yang unik (Rosana dkk., 2006). Lokasi Lokasi BH-1 terdiri dari magnetit (21,87-61,1%),
pengambilan data bor BH-2 dilakukan di hematit (0,01-0,03%) dan limonit (<0,01%).
daerah ini sampai kedalaman 50 meter. Hasil analisis mineral berat di pantai
Sedimennya terdiri dari: berdasarkan bor mesin (BH-2) terdiri dari
Kedalaman 0-4 meter adalah sedimen pasir mineral magnetit (9,65-30,98%), hematit
hitam, <0,01980%), limonit (0,01-0,09%), rutil 0,00-
0,02 dan pirit <0,10%) (Tabel 4).
Tabel 3. Mineral yang mengandung unsur Fe dan Ti di pantai Kabupaten Sukabumi pada sedimen hasil bor
mesin (BH-1)
Tabel 4. Mineral yang mengandung unsur besi di pantai pada sedimen hasil bor mesin (BH-2)
132
Kandungan Mineral pada Pasir Besi di Pantai Loji dan Ciletuh, Kabupaten Sukabumi ... Deny Setiady dkk.
10 m
0ns
100
200
10 m
0 ns
100
200
Gambar 8. Penampang georadar memotong pantai di kawasan pantai Cimandiri
133
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 16, Nomor 3, September 2020 : 125 - 138
10 m
0 ns
100
200
134
Kandungan Mineral pada Pasir Besi di Pantai Loji dan Ciletuh, Kabupaten Sukabumi ... Deny Setiady dkk.
1 sampai 1,5 km. Berdasarkan data tersebut, dari laut dan arus surut dari darat, sehingga
maka di sekitar Cimandiri telah dilakukan sedimen yang dihasilkan melimpah, dan
pengambilan percontoh sedimen pantai dengan prosesnya kemungkinan dipengaruhi dari arus
menggunakan bor tangan dan pengeboran sungai darat (surut) dan arus laut (pasang)
mesin dengan kedalaman sampai 49 m. Bor
tangan sebanyak 8 titik dengan kedalaman Gambar 11 menunjukkan kandungan mineral
antara 0,6 m sampai 2,50 m. lainnya yang mengandung unsur besi dan Ti
adalah mineral hematit, limonit dan rutil.
Berdasarkan analisis besar butir pada Hematit dominan terdapat pada PSB-10 (muara
percontoh sedimen hasil permukaan (hand Sungai Ciramere), rutil pada PSB-15 (muara
specimen) dan bor tangan sedimennya Sungai Cimandiri) dan limonit pada PSB-02
seragam, yaitu berupa pasir. Hal ini (muara Sungai Cikajang).
menunjukkan bahwa sumber sedimen tersebut
belum begitu jauh dari sumbernya yang Pada sedimen hasil bor tangan, sedimen
diendapkan melalui sungai dan arus sejajar pasirnya banyak mengandung unsur besi dari
pantai. Pada bor BH-1 dan BH-2 terdapat mineral hematit, rutil dan sedikit limonit yang
perselingan jenis sedimen dari pasir, pasir bervariasi dari permukaan sampai kedalaman
lanauan, lanau pasiran dan lanau. Hal ini 260 cm. Hematit dan limonit dominan pada
menunjukkan kemungkinan ada pengaruh BTSB-05 yang berdekatan dengan BTSN-06,
darat dan laut sebagai sumber sedimen, yaitu yaitu muara Sungai mandiri.
dari darat (surut) dan dari laut (pasang).
Berdasarkan Gambar 12, kandungan magnetit
Berdasarkan data pengambilan sedimen pada sedimen dari bor mesin BH-1 di Desa Loji,
permukaan mulai dari PSB-1 (Karang Hawu) memperlihatkan kandungan mineral magnetit
sampai PSB-31 (Ciletuh) litologinya adalah sangat tinggi hampir 60% pada kedalaman 33-
pasir. Dari data 8 lokasi bor tangan di sekitar 34 m, dan 47-48 m. Hal ini terjadi kemungkinan
Desa Cidadap, Loji sampai Kertajaya, karena adanya pengendapan sedimen dari
sedimennya berupa pasir lepas dengan variasi muara sungai Cimandiri yang berasal dari batuan
warnanya pasir hitam. Di beberapa tempat induk breksi andesit. Kandungan magnetit dari
ditemukan pasir coklat, terutama pada muara hasil bor mesin BH-2 dengan kedalaman sampai
sungai. Berdasarkan Gambar 10, grafik 50 meter di desa Ciletuh mempunyai kandungan
kandungan mineral magnetit pada sedimen di yang <BH-1. Kandungan magnetit terbesar
permukaan pantai (PSB) dan bor tangan terdapat pada kedalaman 21-22 m. Sedangkan di
kandungan magnetit yang tertinggi pada BTSB- daerah Ciletuh, pengendapan sedimen melalui
06, yaitu muara Sungai Cimandiri, sedangkan sungai Ciletuh berasal dari batuan basal. Hal ini
di permukaan kandungan magnetit yang tinggi menunjukkan bahwa kemungkinan terdapat
pada PSB-15, yaitu muara Sungai Cimandiri. perbedaan sumber batuan pada kedua lokasi
Hal ini terjadi karena pertemuan arus pasang tersebut.
BTSB 06 (0-…
BTSB 06 (100-…
BTSB 08 (0-…
PSB 02
PSB 04
PSB 06
PSB 08
PSB 10
PSB 11
PSB 15
BTSB 01 (1,1cm)
Magnetit (%)
Gambar 10. Kandungan mineral magnetit di pantai (PSB) dan bor tangan (BTSB)
135
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 16, Nomor 3, September 2020 : 125 - 138
0,45000
0,40000
0,35000
0,30000
0,25000
0,20000
0,15000
0,10000
0,05000
0,00000
Gambar 11. Kandungan mineral hematit dan limonit pada sedimen permukaan dan bor tangan
70,00000
60,00000
50,00000
40,00000
30,00000
20,00000
10,00000
0,00000
Gambar 12. Kandungan magnetit hasil bor mesin (BH-1 dan BH-2)
0,12000
0,10000
0,08000
0,06000
0,04000
0,02000
0,00000
Gambar 13. Grafik kandungan mineral hematit, limonit, pirit dan rutil hasil bor mesin
136
Kandungan Mineral pada Pasir Besi di Pantai Loji dan Ciletuh, Kabupaten Sukabumi ... Deny Setiady dkk.
Dari data georadar di Ciletuh pada beberapa Ardiani, N. R., Setianto, S., Santosa, B., Wibawa, B.
tempat terlihat citra dengan konfigurasi reflektor M., Panatarani, C. dan Joni, I. M. (2020)
subpararel yang tidak menerus. Litologi bawah “Quantitative analysis of iron sand mineral
content from the south coast of Cidaun, West
permukaan ditafsirkan sebagai lapisan pasir
Java using rietveld refinement method,” in 2nd
dengan bongkah batuan masif (metasedimen
International Conference and Exhibition on
atau breksi). Di bawahnya, pada kedalaman 6 m Powder Technology (ICePTi) 2019, hal.
sampai 10 m terdiri dari reflektor subpararel 040003. doi: 10.1063/5.0003018.
dengan konduktivitas tinggi. Berdasarkan data
bor BH-2, litologinya tidak teratur, yaitu selang- Basuki, R., Ardi, N. D. dan Iryanti, M. (2017)
seling antara pasir, pasir lanauan dan lanau “Analisis sebaran mineral logam pada
pasiran. Berdasarkan karakteristik pantai, daerah sedimentasi batuan di daerah Kertajadi,
ini merupakan pantai berpasir dan berbongkah Cidaun, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat
menggunakan metoda geomagnet,” Wahana
secara acak. Berdasarkan hal tersebut, maka
Fisika, 2(1), hal. 37–46. doi:
sumber pasir besi tersebut merupakan batuan
10.17509/wafi.v2i1.7019.
dari kompleks melange.
137
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 16, Nomor 3, September 2020 : 125 - 138
Dwianti, R. F., Widada, S. dan Hariadi (2017) Setiady, D. (2010) “Hubungan kumpulan mineral
“Distribusi sedimen dasar laut di perairan berat pada sedimen pantai dan lepas pantai
pelabuhan Cirebon,” Jurnal Oseanografi, 6(1), dengan batuan asal darat di perairan Teluk
hal. 228–235. Pelabuhan Ratu, Jawa Barat,” Indonesian
Journal on Geoscience, 5(1), hal. 57–74. doi:
Faturachman, A. dan Setiady, D. (2006) “Dampak 10.17014/ijog.v5i1.93.
stabilitas lereng terhadap pencemaran di
Perairan Pelabuhan ratu Sukabumi,” Jurnal Setiady, D. (2017) “Potensi edapan pasir besi dan
Geologi Kelautan, 4(2), hal. 35–41. gumuk pasir serta hubungannya dengan
batuan induk di Pantai Pameungpeuk
Hilman, P. M., Suprapto, S. J., Sunuhadi, D. N., Kabupaten Garut,” Buletin Sumber Daya
Tampubolon, A. dan Wahyuningsih, R. (2014) Geologi, 12(1), hal. 25–38.
Pasir besi Indonesia, geologi, eksplorasi dan
pemanfaatannya. Bandung: Pusat Sumber Setiady, D. dan Sarmili, L. (2015) “Proses akrasi dan
Daya Geologi. abrasi berdasarkan pemetaan karakteristik
pantai dan data gelombang di Teluk
Kusumahbrata, Y. (2000) “Pengembangan Pelabuhan Ratu danCiletuh, Kabupaten
Geowisata, Alternatif Pemberdayaan Sukabumi, Jawa Barat,” Jurnal Geologi
Kepariwisataan Daerah,” in Proceeding Kelautan, 13(1), hal. 37–47. doi:
Lokakarya Geowisata di Kabupaten Lebak. 10.32693/jgk.13.1.2015.260.
138