BAB I
PENDAHULUAN
Provinsi Gorontalo terletak antara 0o 19’ – 1° 15’ Lintang Utara dan 121°
23’ – 125° 14’ Bujur Timur. Luas Provinsi Gorontalo secara keseluruhan adalah
12.435,00 km 2 (Badan Pusat Statistik, Gorontalo Dalam Angka 2012). Provinsi
Gorontalo memiliki berbagai jenis potensi pertambangan baik bahan tambang
logam, seperti emas, perak, tembaga,dan pasir besi, dan bahan tambang
nonlogam seperti slag pasir, batu, pasir-batu (sirtu), kerikil, besi andesit, batu
makora, basalt, batu gamping, toseki, granit, dan lain-lain.( Badan Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Potensi Pertambangan dan Energi).
1.2. Tujuan
1.3 Manfaat
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui kondisi geologi dan geokimia batuan
beku di Daerah Pohe dan sekitarnya, Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo
2. Agar mahasiswa mengetahui kandungan unsur kimia pada batuan dengan
menggunakan metode X-Ray Fluorecence (XRF).
3. Agar mahasiswa mengetahui kandungan mineral pada batuan melalui sifat
optik mineral dengan menggunakan mikroskop polarisasi Olympus.
3
BAB II
GEOLOGI REGIONAL
2.1 GEOMORFOLOGI
2.2 STRATIGRAFI
Pada Formasi Endapan Danau (Qpl) dikuasai oleh batu lempung kelabu,
setempat mengandung sisa tumbuhan dan lignit. Daerah ini juga terdapat batu
pasir berbutir halus sampai kasar serta kerikil dijumpai dibeberapa tempat. Satuan
ini termampatkan lemah, tebalnya menurut data bor mencapai 94 meter ( Trail,
1974)
satuan Gabro. Masih pada eosin, terjadi penukaran dasar samudra yang
berlangsung hingga miosen awal, dan ini menghasilkan lava bantal yang cukup
luas. Kegiatan tersebut diikuti pula oleh terjadinya retas-retas yang umumnya
bersusunan biasa dan banyak menerobos Formasi Tinombo. (Ratman,1976
BAB III
METODE PRAKTIKUM
8
yaitu menganalisis sampel dari batuan yang telah diambil di dalam laboratorium
yang dilakukan dengan XRF ( X-Ray Fluorensces ).
1) Tahap Persiapan
Tahap persiapan ini meliputi studi literatur yaitu berupa kajian awal
tentang geologi regional daerah penelitian dan petrologi batuan, khususnya batuan
beku. Persiapan selanjutnya adalah penyediaan segala peralatan dan bahan yang
diperlukan selama penelitian seperti kompas, GPS, palu geologi, kantong sampel,
HCL, alat tulis, dan buku lapangan dll.
2) Tahap Praktikum
Tahap praktikum ini berupa penentuan lokasi yang akan diteliti ( stasiun ),
melakukan pengamatan dan pencatatan tentang unsur-unsur geologi yang ditemui
di lokasi praktikum, dan pengambilan sampel dan dokumentasi.
b. Pengayakan
Sampel yang telah menjadi bubuk diayak dengan menggunakan saringan
berukuran 100 mesh. Serbuk sampel hasil pengayakan kemudian dimasukkan
kedalam amplop/kemasan, selanjutnya akan diuji dengan menggunakan alat
spektrometer X-Ray Flourescence (XRF) portable.
Bagian yang satunya lagi digosok dari bubuk 150 lagi sampai ukuran
tipismya mencapai 0,3 mm. untuk menghindari mineral pada chiprock hilang
karna digosok cara rerus menerus sebaiknya dikontrol mengunakan mikroskop
agar hasilnya maksimal.
4) Tahap Pelaporan
Tahap terakhir ialah tahap penyusunan laporan praktikum dimana data yang
telah diolah kemudian dibuat dalam bentuk laporan sebagai hasil akhir dari
praktikum lapangan mineral optik
13
TAHAP PERSIAPAN
TAHAP PRAKTIKUM
TAHAP PELAPORAN
LAPORAN AKHIR
GEOKIMIA
15
BAB IV
.Pada lokasi ini diambil sampel batuan granodiorit dan sampel batuan yang
meupakan mafic encleave untuk dideskripsi secara detail. Pada batuan granodiorit
dengan warna abu-abu segar dan struktur massif, holokristalin, equigranular
dengan kemas tertutup, Kemudian dilihat dari sifatnya yang felsik serta mineral
penyusun batuan yaitu hornblende, quartz, ortoclase,biotite. Selanjutnya ke dua
sampel batuan ini akan preparasi dan di analisis laboratorium memakai XRF.
Granodiorite
40.00%
36.80%
35.00%
30.20%
30.00%
25.00%
20.00%
15.89%
15.00%
10.00%
7.50%
5.00%
2.86% 2.71%
1.43% 1.17%
0.64% 0.36% 0.17% 0.15%
0.00%
O Fe Si Ca Te K Sr Ti Mn Zr Cr Rb
Fe KA1
5000
4000
3000
2000
Cr LB1
Cps
1000
Fe KB1
K KA1
500
Si KA1
Ti KA1
Mn KA1
Sr KA1
Zr KA1
300
Rb LA1
Sr LA1
Cr KA1
Rb KA1
K KB1
200
Mn KB1
LB1
Sr KB1
SrKB1
Ti KB1
Zr KB1
LB1LA1
Fe LA1
Zr LA1
100
Rb KB1
Rb LB1
Cr KB1
Fe LB1
Zr LB1
Si
MnMn
0
32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0.8 0.6
KeV
Mafic Encleave
0.6
49.79%
0.5
0.4
32.70%
0.3
0.2
0.1 7.66%
6.50%
1.83% 1.41%
0.00% 0.11%
0
Formula Fe O Ca Si Mn K Zr
Fe KA1
8000
7000
6000
5000
4000
3000
Ca KA1
Cps
2000
Fe KB1
800 1000
Mn KA1
Ca KB1
600
400
Si KA1
Zr KA1
Mn KB1
200
LA1
LB1LA1
Zr LA1
Si KB1
Zr KB1
LB1
100
Zr LB1
MnMn
Fe Fe
0
32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0.8 0.6
KeV
Formul
Formul
a Concentration
a Concentration
O 36.80%
Fe 49.79%
Fe 30.20%
O 32.70%
Si 15.89%
Ca 7.66%
Ca 7.50%
Si 6.50%
Te 2.86%
Mn 1.83%
K 2.71%
K 1.41%
Sr 1.43%
Zr 0.11%
Ti 1.17%
Mn 0.64%
Zr 0.36%
Cr 0.17%
Rb 0.15%
Hasil XRF dari sampel Granodiorit dan Mafic Encelave di sajikan pada
Tabel diatas. Nampak dari kedua tabel tersebut bahwa kandungan senyawa kimia
tertinggi adalah Fe dan O kemudian diikuti oleh Si dan Ca .Komposisi kimia dari
kedua sampel batuan beku yang diperlihatkan pada tabel diatas hanya batuan beku
intrusi saja. Dari sini terlihat perbedaan persentase dari setiap senyawa oksida,
salah satu contoh ialah dari oksida SiO2 jumlah konsentrasi O terbanyak dimiliki
oleh batuan granodiorit dan semakin menurun ke batuan mafic encleave.
Sedangkan Fe dari batuan granodirit semakin bertambah kandungannya kearah
batuan mafic encleave.
Pengamatan nikol sejajar dilakukan pada ukuran lensa okuler P7x mikro
dengan ukuran lensa objektif yaitu 0,10.
Pengamatan nikol silang dilakukan pada ukuran lensa okuler P7x mikro
dengan ukuran lensa objektif yaitu 0,10.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Ibu Dr.Sc Yayu Indriati Arifin M.Si, selaku dosen pembimbing serta
pengggung jawab praktikum yang telah banyak memberikan masukkan
yang sangat berarti.
2. Asisten Laboratorium Teknik Geologi yang telah banyak membantu
dan membimbing praktikan dalam melaksanakan praktikum.
3. Rekan mahasiswa dan semua pihak yang telah membantu selama
praktikum.
24
DAFTAR PUSTAKA
Bemmelen, R.W. van. 1949. The Geology of Indonesia. 2nd Ed. Martinus Nijhoff,
The Hague.
Simanjuntak, T.O. 1986. Struktur Duplet (Dwi Unsur) Sesar Singkap Sesar Lurus
Mendatar di Lengan Utara Sulawesi, PT. XV IAGI
Trail, D.S. 1973. Extract From General Geological Survay On Block 2, Sulawesi,
PT. Tropic Endeavour
25
LAMPIRAN-LAMPIRAN