Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan
ini dengan baik.

Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta


kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat
nanti.

Saya tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
saya mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan ini, supaya
laporan ini nantinya dapat menjadi laporan yang lebih baik lagi. Demikian dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan ini saya mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membimbing saya dalam penulisan laporan ini.

Demikian, semoga laporan ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Gorontalo, 22 april 2019

Moehammad Jasim Agi Saputra


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Paleontologi berasal dari bahasa yunani, yaitu paleon yang berarti tua atau
yang berkaitan dengan masa lalu ontos berarti kehidupan dan logos yang berarti
ilmu atau pembelajaran, atau di pihak lain menyebutkan bahwa paleontology
adalah juga paleobiologi ( paleon = tua, bios = hidup, logos = ilmu ) jadi
paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sejarah.

Paleontologi adalah ilmu yangluk hidup purba yang biasanya adalah


dengan mempelajari fosil-fosilnya. Paleontologi adalah mempelajari fosil makh
untuk mempelajari jejak kehidupan dan segala sesuatu tentang zaman purba.
Secara sempit, Paleontologi dapat diartikan ilmu mengenai fosil sebab jejak
kehidupan zaman purba terekam dalam fosil.

Fosil adalah sisa kehidupan purba yang terawetkan secara alamiah dan
terekam pada bahan-bahan dari kerak bumi.sisa kehidupan tersebut dapat berupa
cangkang binatang,jejak atau cetakan yang mengalami pembentukan atau
penggantian oleh mineral. Catatan fosil ( fossil record ) adalah susunan teratur di
mana fosil mengendap dalam lapisan/ strata,pada batuan sedimen yang menandai
berlalunya waktu geologis.Semakin atas letak strata tempat fosil
ditemukan,semakin muda usia fosil tersebut.

Ada beberapa wilayah di Indonesia yang terdapat fosil contohnya di


daerah gorontalo, dimana di daerah ini terdapat pada lengan atas pulau sulawesi.
Di daerah Gorontalo ada banyak lokasi atau tempat yang terdapat fosil. Salah
satu tempat atau daerah yang terdapat fosil yaitu daerah Iluta kecamatan batuda’a
kabupaten Gorontalo. Di daerah tersebut terdapat macam-macam jenis fosil.

1.2 Tujuan

1) Untuk mengetahui kondisi geologi, jenis fosil serta keterdapatan fosil


pada batuan di lokasi praktikum.
1.3 Manfaat

1) Mahasiswa dapat mengetahui kondisi geologi, jenis fosil serta


keterdapatan fosil pada batuan di lokasi praktikum.
BAB II
GEOLOGI REGIONAL
2.1. Geomorfologi

Wilayah Gorontalo yang ditempati oleh Cekungan Air Tanah Limboto berada
pada bagian lengan utara Sulawesi, dimana sebagian besar daerah ini ditempati
oleh satuan batuan Gunung Api Tersier. Di wilayah bagian tengah daerah ini
dijumpai dataran rendah berbentuk memanjang yang terbentang dari arah barat-
barat laut ke timur-tenggara yang diduga semula merupakan danau dengan
pusatnya berada di Danau Limboto.
Wilayah Cekungan Limboto dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga)
satuan morfologi, yaitu : satuan morfologi satuan pegunungan berlereng terjal,
satuan morfologi perbukitan bergelombang dan satuan morfologi dataran rendah,
Satuan morfologi pegunungan berlereng terjal, terutama menempati
wilayah bagian tengah dan utara wilayah Gorontalo, yang menjadi pembatas
sebelah timur dan sebelah utara dafi Cekungan Air Tanag Limboto yaitu di
dengan beberapa puncaknya berada di Pegunungan Tilongkabila, antara lain : G.
Gambut (1954 m), G. Tihengo (1310 m), G. Pombolu (520 m) dan G. Alumolingo
(377 m), satuan morfologi ini terutama dibentuk oleh satuan batuan Gunungapi
tersier dan batuan Plutonik.

Satuan morfologi perbukitan bergelombang, terutama dijumpai di daerah


bagian selatan dan bagian barat dan menjadi batas cekungan di sebelah selatan
dan sebelah utara. Satuan morfologi ini umumnya menunjukkan bentuk puncak
membulat dengan lereng relatif landai dan berjulang kurang dari 200 meter yang
terutama ditempati oleh satuan batuan Gunungapi dan batuan sedimen berumur
Tersier hingga Kuarter.
Satuan morfologi dataran, merupakan daerah dataran rendah yang berada
di bagian tengah wilayah Cekungan Limboto yaitu di sekitar Danau Limboto.
Pada umumnya daerah ini ditempati oleh satuan aluvium dan endapan danau.
Aliran sungai di wilayah ini umumnya mempunyai pola ‘sub dendritic dan ‘sub
parallel”
2.2. Stratigrafi
Mengacu pada peta lembar Limboto, susunan stratigrafi regional daerah
penelitian dari muda ke tua diurutkan sebagai :
1) Batu gamping Terumbu (Ql) : batugamping koral. Berwarna putih, dan
umumnya pejal.satuan ini sebagian sudah terangkat
membentuk perbukitan sedang sebagian lainnya masih berkembang terus
di bawah muka laut hingga sekarang.
2) Endapan Danau (Qpl) : batu lempung, batupasir, dan kerikil. Endapan ini
umumnya dikuasai oleh batulempung abu-abu kecoklatan; setempat
mengandung sisa tumbuhan dan lignit. Sebaran satuan ini terutama
menempati daerah Lembah Paguyaman dan disekitar Danau Limboto.
Ketebalannya mencapai 94 m, dengan alas batuan diorit
3) Batuan Gunungapi Pinogu (TQpv) : aglomerat, tuf, lava andesitik-
basaltik. Satuan ini diduga menindih Breksi Wobudu, sehingga umurnya
diperkirakan Pliosen Akhir sampai Pleistosen awal. Sebaran satuan ini
terdapat di sebelah selatan dan tenggara Lembah Paguyaman, juga di dekat
Teluk Kuandang, dan di beberapa tempat yang bukit-bukit terpisah
4) Diorit Boliohuto (Tmbo) : diorit, granodiorit. Satuan ini terdiri dari batuan
diorit sampai granodiorit yang mengandung kuarsa 20% dengan
kandungan feldspar dan biotit cukup menonjol. Di beberapa tempat
dijumpai senolit bersusunan basa, menunjukkan kemungkinan batuan
dioritan tersebut berasosiasi (menerobos) batuan basa jauh di
bawah permukaan. Batuan ini menerobos Formasi Dolokapa. Satuan ini
diperkirakan berumur Miosen tengah hingga Akhir, dan diduga sebagai
sumber dari endapan emas letakan yang terdapat di daerah Wonggahu

2.3. Tektonik dan Struktur geologi


Tektonik lempeng merupakan konsep dari ilmu geologi yang relatif baru,
yang diperkenalkan sekitar tahun 1960-an dan konsep ini telah merubah
pandangan dan pemahaman kita terhadap planet bumi yang dinamis. Teori
tektonik lempeng telah mempersatukan kajian-kajian tentang Bumi dari
berbagai sudut pandang keilmuan yang ada dalam cabang ilmu geologi, mulai
dari cabang ilmu yang mempelajari tentang fosil (paleontologi) sampai cabang
ilmu yang mempelajari kegempaan (seismologi).
Geologi struktur adalah cabang geologi yang berhubungan dengan
perubahan bentuk, dan struktur internal dari batuan terutama dengan deskripsi,
representasi dan analisis struktur, terutama pada skala kecil. Geologi struktur
mirip tektonik, tetapi tektonik umumnya digunakan pada skala regional.
Geologi struktur berkaitan erat dengan bentuk, struktur internal batuan dan
mineral serta menganalisanya. Geologi struktur mirip dengan tektonik, tetapi
tektonik digunakan dalam arti yang lebih luas.
a. Patahan / sesar
Patahan / sesar adalah struktur rekahan yang telah mengalami
pergeseran. Umumnya disertai oleh struktur yang lain seperti lipatan,
rekahan dsb. Adapun di lapangan indikasi suatu sesar / patahan dapat
dikenal melalui : a) Gawir sesar atau bidang sesar; b). Breksiasi,
gouge, milonit, ; c). Deretan mata air; d). Sumber air panas; e).
Penyimpangan / pergeseran kedudukan lapisan; f) Gejala-gejala
struktur minor seperti: cermin sesar, gores garis, lipatan dsb (Djauhari
Noor, 2012).
b. Kekar
Kekar adalah struktur retakan/rekahan terbentuk pada batuan akibat
suatu gaya yang bekerja pada batuan tersebut dan belum mengalami
pergeseran. Secara umum dicirikan oleh: a). Pemotongan bidang
perlapisan batuan; b). Biasanya terisi mineral lain (mineralisasi)
seperti kalsit, kuarsa dsb; c) kenampakan breksiasi (Djauhari Noor,
2012).
c. Lipatan
Lipatan adalah deformasi lapisan batuan yang terjadi akibat dari
gaya tegasan sehingga batuan bergerak dari kedudukan semula
membentuk lengkungan. Berdasarkan bentuk lengkungannya lipatan
dapat dibagi dua, yaitu a). Lipatan Sinklin adalah bentuk lipatan yang
cekung ke arah atas, sedangkan lipatan antiklin adalah lipatan yang
cembung ke arah atas (Djauhari Noor, 2012).

Struktur yang terdapat dilokasi iluta Stasiu 2 merupakan sesar Turun atau
Normal Fault.

Gaya Tektonik yang terjadi dilokasi tersebut biasa saja merupakan gaya
endogen atau gaya yang berada dibawah permukaan bumi.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1.Lokasi Praktikum
Lokasi praktikum berada pada daerah Dembe dan sekitarnya.
Lokasi praktikum secara administrasi berada di daerah Dembe untuk
lokasi praktikum ini dari kampus Universitas Negeri Gorontalo dapat di
tempuh dengan waktu kurang lebih tiga puluh menit, dengan kendaraan
motor. Secara geografis koordinat untuk lokasi Dembe stasiun 1 berada
pada 00o 33’01” N dan 122o59’43” E, untuk lokasi Dembe stasiun 2
berada pada titik koordinat 00o 32’55” N dan 122o 59’31” E dan lokasi
Dembe Stasiun 3 berada pada titik koordinat 00o32’57” N dan
122o59’31”.
3.2. Peralatan yang digunakan
Adapun alat dan yang digunakan selama praktikum :

No Nama Alat Gambar Fungsi


1. Kompas Untuk mengukur
strike/dip,
menentukan
arah mata angin dan
membidik objek di
lapangan

2. Palu Geologi Untuk mengambil


sampel batuan
3. Busur 360˚ Untuk mengukur
arah mata angin
dipeta.

4. GPS Untuk menentukan


titik koordiant dan
membantu dalam
tracking map.

5. Loop Mengamati unsur


yang kasat mata
misalnya mineral
dari fosil kecil.

6. Kamera mendokumentasikan
hasil penelitian di
lapangan.

7. Buku Lapangan Untuk mencatat


semua hasil dari
pengamatan.
8. Mistar Untuk Menggaris
Peta.

9. Papam ClipBoard Untuk alas saat


menulis dan untuk
alas peta.

10. Komperator Batuan Sebagai acuan untuk


Sedimen dan menentukan jenis
Komperator Batuan batuan.
Beku

11. Pensilm Warna Untuk mewarnai


peta yang telah di
plot.

12. HCL Untuk kandungan


menguji kandungan
senyawa karbonat
CO3 yang
terkandung pada
batuan.
13. Kantong Sampel Untuk menyimpan
sampel penelitian di
lapangan.

3.3.Prosedur Kerja
3.3.1. Persiapan Praktikum
Pertama-tama persiapan dilakukan di depan Laboratorium Teknik
Geologi John Ario Katili pada pukul 07.00 WITA, sebelum menuju ke
tempat praktikum asisten dosen memberikan pengarahan serta pembagian
peta lokasi praktikum dan tentang apa saja yang akan di lakukan nanti
pada saat praktikum, setelah itu menuju ke lokasi praktikum dengan
menggunakan kendaraan motor
3.3.2. Pengumpulan Data
a. Stasiun 1
Pada stasiun pertama para praktikan langsung mengambil
alat tulis beserta peta kemudian langsung memplot lokasi sesuai
kordinat yang di berikan asisten dosen, setelah memplot lokasi para
praktikan kemudian mulai mendeskripsikan singkapan yang ada
mulai dari lokasi singkapan, arah perlemparan, dan juga kondisi
geomorfologi,litologi serta mencari fosil. para praktikan juga di
arahkan oleh asisten dosen untuk mengsketsa singkapan, dan tidak
lupa di lakukan pengambilan sampel dan dokumentasi. Selanjutnya
menuju ke stasiun berikutnya.
b. Stasiun 2
Untuk stasiun dua praktikan melakukan hal yang sama juga
pada stasiun pertama yaitu memplot lokasi, mendeskripsikan
singkapan, mendeskripsikan geomorfologi, litologi, struktur,
mengsketsa singkapan, menentukan Strike/dip juga pengambilan
sampel dan dokumentasi. Kemudian lanjut ke stasiun berikutnya.
c. Stasiun 3
Pada Stasiun tiga praktikan melakukan kembali memplot
lokasi, mendeskripsikan singkapan, mendeskripsikan
geomorfologi, litologi, pengambilan fosil, mengsketsa singkapan,
pengambilan sampel dan dokumentasi.
3.4. Diagram Alir
Diagram proses pelaksanaan praktikum

-Pengambilan
Persiapan data
Pembuatan
-Litologi
-Alat laporan
-Geomorfologi
-Bahan hasil
-Statigrafi
-Kendaraan praktikum
-Tektonik dan
struktur geologi
-Dokumentasi
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Observasi Lapangan


4.1.1 Stasiun 1

Gambar 4.1.1 Singkapan Batuan Sedimen

Singkapan berada disebelah selatan. Arah pelemparan U-S dengan dimensi


singkapan tinggi 7 m dan panjang 20 m.

Singkapan merupakan jenis singkapan sedimen, warna putih (segar), matriks


pasir halus, semen karbonatan, pemilihan dan porositas baik, jenis batuan yaitu
gamping.

4.1.2 Stasiun 2

Gambar 4.1.2 Singkapan Batuan Sedimen

Singkapan berada disebelah barat jalan. Arah pelemparan U-S dengan dimensi
singkapan tinggi 11 m dan panjang 30 m.
Singkapan merupakan jenis singkapan sedimen yang memiliki warnah coklat,
matriks pasir halus, pemilahan dan porositas baik, jenis batuan yaitu lempung.

Lokasi tersebut merupakan pegunungan structural dikarenakan keterdapatan


sesar. Dengan nilai strike/dip 225oN/70oE

4.1.1. Stasiun 3

Gambar 4.1.3 Singkapan perlapisan Batuan Sedimen

Singkapan berada disebelah selatan jalan. Arah pelemparan U-S dengan


dimensi singkapan tinggi 9 m dan panjang 15 m.

Singkapan memiliki perlapisan yaitu lapisan yang pertama gamping kedua


pasir keempat lanau dan lapisan terakhir yaitu lempung.

4.2 Pengamatan fosil


DAFTAR PUSTAKA

Djauhari Noor, 2008: Pengantar Geologi, Published by Pakuan University


Press 2008.

Anda mungkin juga menyukai