Anda di halaman 1dari 9

Pendahuluan

Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang diberkahi sekaligus diancam oleh kondisi alamnya. Wilayah Indonesia sangat luas dengan panjang wilayah sekitar 6000 km dari ujung barat sampai ujung timur dan terbagi menjadi 3 daerah waktu. Selain itu, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta orang. Yang tak dapat disangkal adalah kenyataan bahwa wilayah Indonesia terletak pada pertemuan antara Lempeng Caroline Pasifik, Lempeng Laut Filipina dan Lempeng Hindia-Australia, yang mengakibatkan sebagian besar wilayah Indonesia menjadi wilayah yang rawan terhadap bencana alam seperti: gempa bumi, tsunami dan gunung berapi. Pada Desember 2004, gempa dan tsunami telah menybabkan kerusakan/kerugian yang dahsyat, terutama di provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD). Tsunami juga telah menewaskan ribuan orang di negara-negara sekitar Samudera Hindia, seperti Malaysia, Thailand, Myanmar, India, Srilangka, Bangladesh, Maldives dan negara-negara benua Afrika. Lebih dari 200 ribu orang tewas oleh tsunami Aceh, karena itu tsunami Aceh dianggap sebagai tsunami paling mematikan dalam sejarah kejadian tsunami. Daerah lain yang diperkirakan rawan oleh bencana gempa dan tsunami adalah Provinsi Gorontalo. Pada bulan November 2008, terjadi gempa berkekuatan 7,7 Skala Richter pada 138 kilometer baratlaut Gorontalo pada kedalaman 10 km dan berpotensi terjadi tsunami. Selain itu disepanjang pantai barat pulau Sumatera dan pantai selatan pulau Jawa juga berpotensi terjadinya gempa dan tsunami, terutama pada beberrapa kota di wilayah pesisir yang mempunyai populasi penduduk yang besar. Berdasarkan kondisi tersebut, informasi mengenai daerah rawan bencana tsunami dan jalur evakuasi sangat penting dan dibutuhkan oleh masyarakat untuk meminimalkan jumlah korban dan kerusakan bila bencana Geografis. tsunami Data terjadi. satelit Informasi ini dapat jauh dihasilkan digunakan dengan untuk menggunakan data satelit penginderaan jauh dan Sistem Informasi penginderaan

mengidentifikasi

tutupan

lahan

dipermukaan

bumi,

dan

untuk

menghasilkab informasi topografi daerah (DEM: Digital Elevation Modefy). Dimana, informasi tutupan lahan dan DEM telah diketahui sebagai parameter-parameter utama menghasilkan model daerah kerawanan bencana alam, seperti gempa bumi dan tsunami.

Maksud dan Tujuan Maksud dari kegiatan penelitian ini adalah menyediakan informasi ilmiah daerah jauh. Tujuan dari kegiatan ini adalah tersedianya informasi yang memadai, akurat, dan mudah diakses masyarakat terkait bencana tsunami. Selain itu, dari kegiatan ini akan dihasilkan peta simulasi jalur evakuasi bencana tsunami di Provinsi Gorontalo dengan memanfaatkan informasi geografi dan data citra satelit penginderaan jauh. Sasaran Kegiatan Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa membantu Pemerintah Daerah dalam meminimalisir jumlah korban bencana tsunami melalui jalur evakuasi yang tepat dan mudah diterapkan. Selain itu, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan juga oleh lembaga, badan atau organisasi yang bergerak pada penanggulangan bencana. Bagi kalangan akademis, penelitian ini dapat dikembangkan lagi untuk menemukan sistem evakuasi bencana yang lebih komprehensif. Lokasi Kegiatan Lokasi kegiatan adalah Provinsi Gorontao. Letak Gorontalo berada diantara patahan besar palung Sangihe disisi timur, serta patahan Gorontalo dibagian tengah. Jalur patahan ini termasuk sesar yang aktif, yang membelah Kota Gorontalo dan Danau Limboto oleh karenanya Gorontalo senantiasa merasakan ancaman laten akan guncangan gempa yang dapat menelan korban di masa depan. rawan bencana dan upaya evakuasi yang benar dengan memanfaatkan informasi geografi dan data citra satelit penginderaan

Gambaran Umum Provinsi Gorontalo


Gorontalo secara resmi menjadi provinsi sejak tanggal 16 Februari 2001, mempunyai Oleh karenanya wilayah di sebagian wilayah utara Pulau Sulawesi. gambaran kehidupan masyarakat Gorontalo tidak provinsi disekitarnya. Walaupun demikian,

banyak berbeda dengan

untuk lebih memahami, berikut ini secara rinci akan diberikan ulasan singkat mengenai gambaran umum wilayah Gorontalo. Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Gorontalo dengan ibu kota Gorontalo terletak antara 0,190 1,150 Lintang Utara dan 121,230 123,430 Bujur

Timur. Letak Gorontalo diapit oleh Provinsi Sulawesi Utara dan Provinsi Sulawesi Tengah di sebelah Timur dan Barat, sedangkan di sebelah Utara dan Selatan diapit oleh Laut Sulawesi dan Teluk Tomini. Celcius, sedangkan suhu udara rata-rata pada malam hari Secara 23,60 umum, suhu udara di Propinsi Gorontalo rata-rata pada siang hari 31,70 Celcius, kelembaban udara relatif tinggi dengan rata-rata 82,8 persen. Letak geografis yang berbeda-beda yaitu dataran, pantai dan danau serta sungai menyebabkan potensi desa/kelurahan, mata pencaharian, maupun perilaku penduduk juga berbeda. Misalkan di desa pantai, sebagian besar mata pencaharian penduduk adalah nelayan. Sementara itu penduduk di desa dataran maupun perbukitan banyak yang menjadi petani, yaitu petani sawah dan berkebun.

Provinsi Gorontalo terdiri dari 5 (lima) kabupaten dan 1 (satu) kota yaitu Kabupaten Kabupaten Gorontalo. 4.244,31 Pohuwato, Bone Jika ditinjau Kabupaten dari luas 34,75 Boalemo, Kabupaten Gorontalo, Utara dan yaitu dari Kota total Bolango, Kabupaten Gorontalo

wilayahnya, persen,
2

12.215,44 Km2, Kabupaten Pohuwato merupakan daerah terluas, yaitu Km2 atau sekitar kemudian Kabupaten Boalemo mempunyai luas 2.567,36 Km atau sekitar 21,02 persen, dan Kota Gorontalo mempunyai luas hanya 64,79 Km2 atau hanya sekitar 1,00 persen. Geomorfologi Wilayah Gorontalo yang ditempati oleh Cekungan Air Tanah Limboto berada pada bagian lengan utara Sulawesi, dimana sebagian besar daerah ini ditempati oleh satuan batuan Gunung Api Tersier. Di wilayah bagian tengah daerah ini dijumpai dataran rendah berbentuk memanjang yang terbentang dari arah barat-barat laut ke timur-tenggara yang diduga semula merupakan danau dengan pusatnya berada di Danau Limboto. Wilayah Cekungan Limboto dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) satuan morfologi, yaitu : satuan morfologi satuan pegunungan berlereng terjal, satuan morfologi perbukitan bergelombang dan satuan morfologi dataran rendah. , Satuan morfologi pegunungan berlereng terjal, terutama menempati wilayah bagian tengah dan utara wilayah Gorontalo, yang menjadi pembatas sebelah timur dan sebelah utara dafi Cekungan Air Tanag

Limboto yaitu di dengan beberapa puncaknya berada di Pegunungan Tilongkabila, antara lain : G. Gambut (1954 m), G. Tihengo (1310 m), G. Pombolu (520 m) dan G. Alumolingo (377 m), satuan morfologi ini terutama dibentuk oleh satuan batuan Gunungapi tersier dan batuan Plutonik. Satuan morfologi perbukitan bergelombang, terutama dijumpai di daerah bagian selatan dan bagian barat dan menjadi batas cekungan di sebelah selatan dan sebelah utara. Satuan morfologi ini umumnya menunjukkan bentuk puncak membulat dengan lereng relatif landai dan berjulang kurang dari 200 meter yang terutama ditempati oleh satuan batuan Gunungapi dan batuan sedimen berumur Tersier hingga Kuarter. Satuan morfologi dataran, merupakan daerah dataran rendah yang berada di bagian tengah wilayah Cekungan Limboto yaitu di sekitar Danau Limboto. Pada umumnya daerah ini ditempati oleh satuan aluvium dan endapan danau. Aliran sungai di wilayah ini umumnya mempunyai pola 'sub dendritic dan 'sub parallel". Stratigrafi Berdasarkan peta geologi lembar Tilamuta (S. Bachri, dkk, 1993) dan lembar Kotamobagu (T.Apandi, dkk, 1997) dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung, stratigrafi wilayah Cekungan Limboto disusun oleh formasi / satuan batuan sebagai berikut : (lihat Gambar 2.2: Peta Geologi Wilayah Cekungan Limboto). a. Endapan Permukaan

Alwium (Qal), terdiri dari : pasir, lempung, lanau, lumpur, kerikil dan kerakal yang bersifat lepas. Satuan batuan ini menempati daerah dataran rendah, terutama di daerah dataran, lembah sungai dan daerah rawa-rawa. Pelamparan dari satuan batuan ini terbatas pada daerah aliran sungai (DAS) seperti yang terdapat di sebelah barat Danau Limboto.

Endapan Danau (Qpl), terdiri dari : batu lempung, batu pasir, dan kerikil. Satuan batuan ini umumnya didominasi oleh batu lempung yang berwarna abu - abu kecoklatan, setempat mengandung sisa tumbuhan dan lignit, di beberapa tempat terdapat batu pasir berbutir halus hingga kasar, serta kerikil. Pada batupasir secara setempat terdapat struktur sedimen silang siur berskala kecil. Umumnya satuan batuan ini masih belum mampat dan diperkirakan

berumur Pliosen hingga Holosen. Sebaran satuan batuan ini menempati lembah di sekitar Danau Limboto. Ketebalan satuan batuan ini mencapai 94 meter dan dialasi oleh batuan Diorit (Trail, 1974). b. Satuan Batuan Sedimen dan Gunungapi

Formasi 'Anombo (Teot), terdiri dari : lava basal, lava andesit, breksi gunung api, dengan selingan batu pasir wake, batu pasir hijau, batu lanau, batu gamping merah, batu gamping kelabu, dan sedikit batuan termalihkan. Umur dari satuan batuan ini diperkirakan Eosen hingga Miosen Awal. Satuan batuan dari formasi ini terdapat di daerah sekitar G. Tahupo (828 m) di sebelah selatan.

Formasi Dolokapa (fmd), terdiri dari : batu pasir wake, batu lanau, batu lumpur, konglomerat, tuf, tuf lapili, aglomerat, breksi gunungapi dan lava bersusunan andesit sampai basal. Umur dari formasi ini diperkirakan Miosen Tengah hingga Awal. Miosen Akhir dengan lingkungan lingkungan pengendapan inner sublitoral dengan tebal diperkirakan lebih dari 2.000 meter. Sebaran dari satuan batuan di daerah ini menempati bagian tengah dan utara wilayah Gorontalo, yaitu di sebelah utara dari Cekungan Limboto (daerah Paleleh hingga sekitar daerah daerah Kuandang).

Batuan Gunungapi Bilungala (Tmbv), terdiri dari : breksi gunungapi, tuf dan lava. satuan batuan ini diperkirakan berumur Miosen Tengah hingga awal Miosen Akhir dengan tebal lebih dari 1.000 meter. Sebaran dari satuan batuan ini terdapat di bagian timur wilayah Gorontalo, di daerah Tolotio menerus ke timur.

Satuan Breksi Wobudu (Tpwv), terdiri dari : breksi gunungapi, aglomerat, tuf, tuf lapili, lava andesit dan lava basal. Satuan batuan ini diperkirakan berumur hingga Pliosen 1.500 Awal meter. dengan satuan ketebalan batuan ini diperkirakan 1.000

tersingkap di bagian utara wilayah Cekungan Limboto, mulai dari Pegunungan Paleleh hingga sebelah barat Teluk Kuandang.

Batuan

Gunungapi

Pinogu

(TQpv),

terdiri

dari:

perselingan

aglomerat, tuf dan lava. satuan batuan ini diperkirakan berumur Pliosen Akhir hingga Pliosen Awal dengan ketebalan mencapai 250 meter, sedangkan sebarannya terdapat di sebelah selatan wilayah

Cekungan Limboto dan daerah Teluk Kuandang serta di beberapa tempat yang membentuk bukit - bukit terpisah.

Batu Gamping Klastik (TQI), terdiri dari: kalkarenit, kalsirudif dan batu gamping koral. Satuan batuan ini diperkirakan berumur Pliosen Akhir hingga Pliosen Awal dengan ketebalan antara 100 hingga 200 meter, sedangkan sebaran nya terdapat di sebelah barat Danau Limboto.

Batu Gamping Terumbu (QI), terdiri dari: batu gamping koral. Umur dari satuan batuan ini diperkirakan Pliosen Akhir hingga Holosen dengan ketebalan mencapai 100 meter, sedangkan sebarannya terdapat di daerah dekat danau Limboto dan pantai selatan bagian timur.

c. Satuan Batuan Terobosan

Diorit Bone (Tmb), terdiri dari : diorit, diorit kuarsa, granodiorit dan adamelit. Satuan batuan ini diduga berumur Miosen Tengah hingga awal Miosen Akhir (Trail, 1974), dan terdapat di daerah sebelah timur sesar Gorontalo, juga di sebelah barat sesar disebelah utara dari Cekungan Limboto (daerah dekat Kuandang dan Paleleh).

Diorit Boliohuto (Tmbo), terdiri dari : diorit dan granodiorit Satuan batuan ini diperkirakan berumur Miosen Tengah hingga Miosen Akhir, dan mempunyai sebaran di daerah G. Boiiohuto.

Satuan Batuan Retas, terdiri dari : Andesit (Ta) dan Basal (fb). Satuan batuan ini menerobos satuan batuan dari Formasi Tinombo, Dolokapa, dan breksi Wobudu, sehingga umumya dianggap Miosen hingga Pliosen.

Struktur Geologi dan Kegiatan Tektonik Wilayah Gorontalo yang ditempati oleh Cekungan Air Tanah Limboto berada pada bagian lengan utara Sulawesi, dimana sebagian besar daerah ini ditempati oleh satuan batuan Gunung Api Tersier. Di wilayah bagian tengah daerah ini dijumpai dataran rendah berbentuk memanjang yang terbentang dari arah barat-barat laut ke timur-tenggara yang diduga semula merupakan danau dengan pusatnya berada di Danau Limboto. Geologi Daerah Cekungan Limboto Susunan batuan di daerah Cekungan Limboto disusun oleh beberapa satuan batuan yang berumur muda hingga tua , terdiri dari:

1. Endapan Danau (Qpl), terdiri dari: batu lempung, batu pasir, dan kerikil. Satuan batuan ini umumnya didominasi oleh oleh batu lempung yang berwama abu-abu kecoklatan, setempat mengandung sisa tumbuhan dan lignit, di beberapa tempat terdapat batu pasir berbutir halus hingga kasar, serta kerikil. Pada batu pasir secara setempat terdapat struktur sedimen silang siur bersekala kecil. Umumnya satuan batuan ini masih belum mampat dan diperkirakan berumur Pliosen hingga Holosen. Sebaran satuan batuan ini menempati daerah dataran yang terhampar di sekitar Danau Limboto. Ketebalan satuan batuan ini mencapai 94 meter dan dialasi oleh batuan diorit (Trail, 1974). 2. Batu Gamping Terumbu (QI), terdiri dari: batu gamping korat. Umur dari satuan batuan ini diperkirakan Pliosen Akhir hingga Holosen dengan ketebalan mencapai 100 meter, sedangkan sebarannya terdapat di daerah dekat danau Limboto dan pantai selatan. 3. Batu Gamping Klastik (TQI), terdiri dari : kalkarenit, kalsirudit dan batu gamping koral: Satuan batuan ini diperkirakan berumur Pliosen Akhir hingga Pliosen Awal dengan ketebalan antara 100 hingga 200 meter, sedangkan sebarannya terdapat di bagian utara cekungan yaitu sebelah barat Danau Limboto. 4. Batuan Gunungapi Pinogu (TQpv), terdiri dari : perselingan

aglomerat, tuf dan lava. satuan batuan in! diperkirakan berumur Pliosen Akhir hingga Pliosen Awal dengan ketebalan mencapai 250 meter, sedangkan sebarannya terdapat di sebelah selatan dan sebelah barat Cekungan Limboto dan di beberapa tempat membentuk bukit bukit terpisah. 5. Formasi Tinombo (Teot), terdiri dari : lava basal, lava andesit, breksi gunung api, dengan selingan batu pasir wake, batu pasir hijau, batu lanau, batu gamping merah, batu gamping kelabu, dan sedikit batuan termalihkan. Umur dari satuan batuan ini diperkirakan Eosen hingga Miosen Awal. Satuan batuan dari formasi ini terdapat di daerah sebelah selatan Tolotio (bagian timur). 6. Batuan Gunungapi Bilungala (Tmbv), terdiri dari : breksi gunungapi, tuf dan lava. satuan batuan ini diperkirakan berumur Miosen Tengah hingga awal Miosen Akhir dengan tebal lebih dari 1.000

meter. Sebaran dari satuan batuan ini terdapat di bagian timur Gorontalo, yaitu di daerah Tolotio menerus ke arah timur. Penduduk dan Karakteristiknya Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo dalam Gorontalo Dalam Angka 2009 menunjukkan bahwa jumlah penduduk di Provinsi Gorontalo Tahun 2008 telah mencapai 972.208 jiwa yang terdiri dari 486.708 jiwa penduduk laki-laki dan 485.500 tahun jiwa penduduk perempuan. Provinsi Jika dibandingkan Kota dengan dengan 2007, penduduk Gorontalo dengan

bertambah 1,24 persen. Kepadatan penduduk terbanyak berada di Gorontalo 2.549 jiwa/km2. Sedangkan wilayah kepadatan penduduk terkecil adalah Kabupaten Pohuwato yaitu hanya 27 jiwa/km2. Kabupaten terbesar, Gorontalo yaitu 35 merupakan dari daerah total dengan jumlah penduduk Provinsi Gorontalo. persen penduduk

Sedangkan jumlah penduduk terkecil terdapat di Kabupaten Gorontalo Utara hanya 10% kabupaten ini merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo hanya sebesar 17 persen. Ditinjau dari kepadatan penduduk jika dibandingkan angka jumlah penduduk dengan luas wilayah masing-masing kabupaten/ kota, maka terlihat Kota Gorontalo adalah wilayah yang terpadat penduduknya, dimana namun secara rata-rata setiap Km2 didiami hanya 27 jiwa oleh 2.549 per Km 2. orang. terbesar Dengan Sedangkan Kabupaten Pohuwato merupakan wilayah yang kepadatan penduduknya

demikian secara rata-rata kepadatan penduduk di Provinsi Gorontalo sebesar 80 jiwa per Km2. Jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang termasuk angkatan kerja adalah sejumlah 429.384 jiwa atau sekitar 62,4 persen.

Anda mungkin juga menyukai