ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan jenis magma dan lingkungan
magma batuan dasit berdasarkan karakteristik geokimia batuan dengan menggunakan metode
analisis geokimia dan analisis petrografi. Berdasarkan hasil penelitian lapangan, analisis
petrografi dan geokimia maka batuan beku yang terdapat pada lokasi penelitian adalah batuan
beku intermediet dengan jenis magma yang berbeda. Batuan dasit di daerah Bottolai yaitu
seri calc-alkaline dengan lingkungan pembentukan magma berupa zona island arc calc–
alkaline basalt sedangkan batuan dasit di daerah Camming terdapat dua seri yaitu calc-
alkaline dengan lingkungan pembentukan magma berupa zona active continental margin
calc–alkaline pada daerah Sungai Barutung dan seri thoeliitic dengan lingkungan
pembentukan magma berupa zona active continental margin thoeliite pada daerah Sungai
Barru. Perbedaan lingkungan tektonik pada daerah Camming diinterpretasikan akibat
pengaruh pengikatan potasium (K2O) dari batuan samping pada saat pembentukan batuan.
Berdasarkan perbedaan kandungan major element dan petrografi batuannya, maka
diinterpretasikan bahwa dasit porfiri di daerah Bottolai berbeda dengan dasit porfiri di daerah
Sungai Barru atau terdapat dua jenis dasit porfiri yang memiliki afinitas, lingkungan magma,
dan karakteristik yang berbeda baik dari aspek petrografi maupun geokimia batuan.
1
2
stratigrafi, dan struktur geologi serta conto dengan menggunakan tabel Michel–Levy
sampel batuan untuk dianalisis dengan (Kerr, 1958) sedangkan plagioklas yang
analisis petrografi dan analisis geokimia berupa kristallit–kristallit juga berjenis
untuk menghasilkan data–data yang akan andesin (An44–48) namun bersifat asam.
diolah. Perbedaan dari kedua plagioklas tersebut
menunjukkan adanya diferensiasi magma
dimana plagioklas yang berupa fenokris
JENIS, AFINITAS, DAN KRISTAL- terbentuk terlebih dahulu pada fase
ISASI MAGMA pertama dan plagioklas yang berupa
kristallit membeku pada fase kedua
Berdasarkan hasil pengamatan petrografis sehingga mempunyai sifat lebih asam.
diketahui ukuran mineral pada batuan ini
adalah berkisar antara <0,02 – 4,8 mm Mineral–mineral yang membeku pada fase
yang artinya batuan ini berteksur porfiritik. awal mengalami proses kristalisasi yang
Tekstur porfiritik dapat diintepretasikan khas sehingga menghasilkan tekstur
secara umum terjadi karena adanya dua khusus yaitu intergrowth. Pada sayatan
fase dalam pembekuan dan pendinginan A04/DSD dan A12/DST ditemukan tekstur
magma dimana pada awalnya beberapa intergrowth (gambar 1) yang menunjukkan
kristal telah terbentuk dengan pendinginan kenampakan adanya pertumbuhan bersama
magma yang lambat di bawah permukaan antara dua jenis mineral yang berbeda
sehingga terbentuk kristal yang besar dan dimana terlihat salah satu mineral melekat
kasar, kemudian ketika terjadi erupsi dan saling mengunci atau melingkupi
magma yang bergerak naik dengan mineral yang lain. Tekstur intergrowth
membawa kristal–kristal yang telah yaitu kenampakan mineral mafik
terbentuk terlebih dahulu (McPhie et al., menduduki atau menindih mineral
1993). plagioklas (McKenzie et al., 1982).Tekstur
ini terbentuk ketika kristalisasi mineral
Terjadinya diferensiasi juga ditunjukkan plagioklas yang berjalan lambat dan belum
oleh mineral plagioklas pada batuan ini. sempurna terisi oleh mineral hornblende
Plagioklas yang berupa fenokris dalam sehingga tampak kedua mineral tersebut
batuan ini adalah jenis labradorit (An54–56) tumbuh bersama.
dan andesin (An48) yang diidentifikasi
(a) (b)
Gb. 1 Sayatan A04/DSD (a) dan A12/DST (b) yang menunjukkan adanya
tekstur intergrowth.
Hampir pada semua sayatan petrografi tekstur zoning. Tekstur ini menunjukkan
memiliki tekstur khusus yang sama terjadinya proses evolusi magma yaitu
terutama pada sayatan A04/DSDdan pencampuran magma, dimana plagioklas
A12/DST (gambar 2) tampak adanya yang bertekstur zoning ini telah terbentuk
Analisis Geokimia Batuan Dasit Daerah Barru Kecamatan Barru Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan
Baso Rezki Maulana1, Kaharuddin MS2, Adi Tonggiroh2
3
terlebih dahulu, kemudian terjadi maka jenis magma dari batuan ini adalah
pencampuran magma yang berkomposisi magma basa (Alzwar dkk., 1988).
asam, yang kemudian plagioklas yang Fenokris pada conto sampel A04/DSD ini
mempunyai kembaran albit tumbuh/ berupa mineral feldspar, yaitu plagioklas
menindih di atas plagioklas yang jenis labradorit dan andesin ((Na,Ca)
bertekstur zoning. AlSi3O8) dengan persentasi sekitar 20 –
25%. Pada batuan ini juga terdapat
hornblende ((Ca, Na)2–3 (Mg, Fe+2, Fe+3,
Al)5 (Al, Si)8 O22 (OH)2) sekitar 15 – 20%
dan kuarsa (SiO2) sekitar 10 – 15%.
Fenokris pada conto sampel A12/DST dan
A20/DSMN ini berupa mineral feldspar,
yaitu plagioklas jenis labradorit ((Na,Ca)
AlSi3O8) dengan persentase sekitar 35 –
40%. Pada batuan ini juga terdapat klorit
yang merupakan mineral ubahan dari
Gb. 2 Tekstur zoning pada fotomikrograf hornblende ((Ca, Na)2–3 (Mg, Fe+2, Fe+3,
conto sayatan batuan A04/DSD. Al)5 (Al, Si)8 O22 (OH)2) sekitar 15 – 20%,
dan serisit yang merupakan mineral
Pada sayatan tipis A12/DST dan ubahan dari palgioklas ((Na,Ca) AlSi3O8).
A20/DSMN ditemukan adanya tekstur Kandungan mineral tersebut memperlihat-
porfiroblastik yaitu tekstur kristaloblastik kan kesesuaian dengan komposisi kimia
yang bersifat porfiritik dimana mineral dari batuan ini dimana senyawa SiO2,
fenokris berupa labradorit yang berbentuk Al2O3, Fe2O3, MgO, CaO, dan Na2O yang
melensa/membutir dalam massa dasar merupakan komposisi dari mineral
yang lebih halus (gambar 3). Tekstur ini plagioklas (sebagian besar telah terubah
mengindikasikan adanya tekanan yang menjadi serisit pada sampel A12/DST dan
kuat dari aktifitas tektonik sehingga A20/DSMN) dan hornblende (sebagian
mineral plagioklas pada batuan dasit besar telah terubah menjadi klorit pada
mengalami perubahan bentuk kristal sampel A12/DST dan A20/DSMN)
berupa pembundaran dan kesan penjajaran mendominasi daripada senyawa yang lain.
mineral. Hal ini sesuai dengan kondisi
singkapan dasit porfiri di daerah Jenis plagioklas dalam batuan ini
penelitian. umumnya adalah labradorit menunjukkan
bahwa jenis magma dari batuan ini adalah
jenis magma basa. Jenis magma tersebut
juga didukung oleh komposisi kimia dari
batuan ini yang ditunjukkan oleh
klasifikasi jenis magma berdasarkan
komposisi kimia major element dan trace
element (tabel 2 dan 3).
Analisis Geokimia Batuan Dasit Daerah Barru Kecamatan Barru Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan
Baso Rezki Maulana1, Kaharuddin MS2, Adi Tonggiroh2
4
Tabel 1 Hasil analisis petrografi dan geokimia pada sampel A04/DSD, A12/DST,
dan A20/DSMN pada klasifikasi jenis magma (Alzwar dkk., 1988).
Pembagian seri magma ini didasarkan kan bahwa selama proses kristalisasi
pada presentase kandungan kimia K2O dan magma terjadi peningkatan potasium
SiO2 pada batuan beku. (K2O) akibat asimilasi terhadap batuan
samping yang kaya akan potasium. Hal ini
Berdasarkan plotting kesebandingan berat didukung oleh data lapangan berupa
(%) K2O dan SiO2 pada klasifikasi afinitas dijumpainya kontak batuan dasit augen
magma (Peccerillo dan Taylor, 1976 dengan sekis muskovit dan dasit augen
dalam Rollinson, 1993), maka seri magma yang telah teralterasi pada stasiun 6 di
dari sampel kode A04/DSD adalah seri Dusun Bottolai.
calc–alkaline. Kandungan major element
berupa K2O dan SiO2 sampel A04/DSD Berdasarkan plotting kesebandingan berat
adalah 1,26% dan 67,14%. Pada conto (%) K2O dan SiO2 pada klasifikasi afinitas
sampel A04/DSD yang memiliki jenis magma (Peccerillo dan Taylor, 1976
magma seri calc-alkaline, diinterpretasi- dalam Rollinson, 1993), maka seri magma
Analisis Geokimia Batuan Dasit Daerah Barru Kecamatan Barru Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan
Baso Rezki Maulana1, Kaharuddin MS2, Adi Tonggiroh2
5
dari sampel kode A12/DST adalah seri tidak terjadi peningkatan potasium (K2O)
thoeliitic. Kandungan major element seperti pada batuan beku di Dusun
berupa K2O dan SiO2 sampel A12/DST Bottolai. Hal ini didukung oleh data
adalah 1,11% dan 68,19%. Pada conto lapangan berupa dijumpainya kontak
sampel A12/DST yang memiliki jenis singkapan dasit porfiri dengan batuan beku
magma seri thoeliitic, diinterpretasikan ultrabasa pada Dusun Camming.
bahwa selama proses kristalisasi magma
Tabel 2 Kandungan major element dalam part per million dari sampel A04/DSD,
A12/DST, dan A20/DSMN.
Major
A04/DSD A12/DST A20/DSMN
Element
SiO2 67,14 68,19 68,59
Al2O3 16,67 16,96 14,69
CaO 4,11 2,63 2,8
Fe2O3 2,96 2,17 1,88
K2O 1,26 1,11 2,02
MgO 2,1 1,15 1,16
MnO 0,052 0,019 0,026
Na2O 4,17 5,37 4,07
P2O5 0,07 0,087 0,102
TiO2 0,03 0,17 0,23
LOI 0,6 1,2 3,7
Total 99,162 99,056 99,268
*Sumber: Lab. PT. Intertek Utama Services Jakarta
Tabel 3 Kandungan trace element/HFSE (immobile) dalam part per million dari
sampel A04/DSD, A12/DST, dan A20/DSMN.
Berdasarkan plotting kesebandingan berat dari sampel kode A20/DSMN adalah seri
(%) K2O dan SiO2 pada klasifikasi afinitas calc-alkaline. Kandungan major element
magma (Peccerillo dan Taylor, 1976 berupa K2O dan SiO2 sampel A20/DSMN
dalam Rollinson, 1993), maka seri magma adalah 2,02% dan 68,59%. Pada conto
Analisis Geokimia Batuan Dasit Daerah Barru Kecamatan Barru Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan
Baso Rezki Maulana1, Kaharuddin MS2, Adi Tonggiroh2
6
sampel A20/DSMN yang memiliki jenis plagioklas, dimana pada mineral ini
magma seri calc-alkaline, diinterpretasi- terkonsentrasi unsur Na dan Ca. Dilihat
kan bahwa pada dasit porfiri di daerah dari senyawa NaO2 terhadap SiO2 yang
Sungai Barutung yang memiliki ciri fisik kadarnya sangat besar mencirikan akan
dan umur yang sama dengan conto sampel konsentrasi mineral plagioklas yang lebih
A12/DST di Dusun Camming namun dominan, sehingga ubahan dari mineral
memiliki sifat kimia/seri magma yang plagioklas pada sampel A12/DST dan
berbeda berupa peningkatan potasium A20/DSMN akan membentuk mineral
(K2O) akibat pengaruh proses asimilasi serisit yang berupa mineral sekunder. Pada
terhadap batuan samping yang kaya akan senyawa NaO2 terhadap SiO2
potasium (K2O). Hal ini didukung oleh menggambarkan kristalisasi fraksinasi
data lapangan berupa dijumpainya batuan mineral plagioklas yang terkonsentrasi
metamorf berupa sekis muskovit yang oleh unsur Na, dimana terjadi korelasi
kaya akan potasium (K2O) pada sebelah positif pada senyawa Na2O terhadap SiO2
Selatan daerah penelitian. sehingga pembentukan mineral plagioklas
melimpah.
Analisis Geokimia Batuan Dasit Daerah Barru Kecamatan Barru Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan
Baso Rezki Maulana1, Kaharuddin MS2, Adi Tonggiroh2
7
Berdasarkan plotting pada diagram variasi kepulauan maupun pada zona active
major element terhadap SiO2 (Harker, continent margin/konvergen antara tepi
1909 dalam Rollinson, 1993), diketahui kerak benua dengan kerak samudera yang
terjadi perubahan perbandingan antara tipis (Wilson, 1989).
senyawa Na2O, K2O, dan TiO2 terhadap
SiO2 yang bernilai positif sedangkan pada
perubahan perbandingan antara senyawa
Al2O3, CaO, FeO, dan MgO terhadap SiO2
yang bernilai negatif, sehingga dapat
diinterpretasikan magma pembentuk
batuan dasit di daerah Sungai Barru
sebelah Selatan Dusun Camming adalah
magma yang terbentuk di zona penunjam-
an yang bersifat asam (68,19% silika) dan
berasal dari lempeng samudera yang
bersifat basa (45 – 52% silika), sedangkan
magma pembentuk batuan dasit di Dusun
Bottolai adalah magma yang terbentuk di
Gb. 5 Plotting kandungan major
zona penunjaman yang bersifat asam
element terhadap SiO2 ke dalam
(67,14% silika) dan berasal dari lempeng
diagram variasi (Harker, 1909
samudera yang bersifat basa (45 – 52%
dalam Rollinson, 1993).
silika) dimana ketika magma naik
menembus peridotit, terjadi penurun-an
Berdasarkan kandungan trace element/
silika akibat proses asimilasi atau reaksi
HFSE (immobile) pada tabel 3 dari hasil
magma dengan batuan dinding yang kaya
analisis geokimia terhadap sampel
akan kalsium, magnesium, dan besi
A12/DST dan A20/DSMN maka lingkung-
sehingga mengakibatkan penurunan
an magma batuan dasit pada daerah
derajat keasaman magma. Bukti adanya
penelitian dapat diidentifikasi berdasarkan
proses asimilasi pada pembentukan dasit di
jenis dan afinitas magmanya. Lokasi
Dusun Bottolai yaitu adanya inklusi
penelitian termasuk dalam zona subduksi
berupa fragmen xenolit peridotit pada
antara lempeng kontinen Indo–Australia
batuan dasit porfiri.
dengan lempeng kontinen Eurasia dan
lempeng samudera Pasifik. Indonesia
Berdasarkan pengamatan petrografi
merupakan zona active continental margin
diketahui bahwa ukuran mineral pada
system (Mitchell dan Reading, 1969 dalam
sayatan tipis A04/DSD berkisar antara
Wilson, 1989) dan island arc system (after
<0,02 – 4,8 mm dan A12/DST dan
Wilson dan Davidson, 1984 dalam Wilson,
A20/DSMN berkisar antara <0,02 – 4,2
1989), sehingga tentu saja Pulau Sulawesi
mm atau batuan ini terdiri dari kristal
yang menjadi lokasi penelitian termasuk
mineral dan massa dasar yang artinya
zona tersebut.
batuan beku di lokasi penelitian memiliki
tekstur porfiritik. Secara umum, lingkung-
Berdasarkan kandungan trace element/
an tektonik yang dicirikan dengan sifat/
HFSE (immobile) yang ditunjukkan oleh
tekstur porfiritik yang sangat menonjol
sampel A04/DSD, A12/DST, dan
adalah lingkungan destructive/ convergent
A20/DSMN dengan menggunakan
yang erat kaitannya dengan penunjaman
klasifikasi lingkungan tektonik (Schandl
lempeng samudera ke dalam mantel bumi
dan Gorton, 2002 dalam Janousek et al.,
(earth’s mantle). Magma tipe calc–
2006) berupa perbandingan unsur Th-Hf-
alkaline dan tipe thoeliitic biasanya
Ta, maka dalam klasifikasi ini lingkungan
terbentuk pada zona island arc/busur
tektonik dari batuan beku di Dusun
Analisis Geokimia Batuan Dasit Daerah Barru Kecamatan Barru Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan
Baso Rezki Maulana1, Kaharuddin MS2, Adi Tonggiroh2
8
Analisis Geokimia Batuan Dasit Daerah Barru Kecamatan Barru Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan
Baso Rezki Maulana1, Kaharuddin MS2, Adi Tonggiroh2
9
Analisis Geokimia Batuan Dasit Daerah Barru Kecamatan Barru Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan
Baso Rezki Maulana1, Kaharuddin MS2, Adi Tonggiroh2
10
Analisis Geokimia Batuan Dasit Daerah Barru Kecamatan Barru Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan
Baso Rezki Maulana1, Kaharuddin MS2, Adi Tonggiroh2
11
Analisis Geokimia Batuan Dasit Daerah Barru Kecamatan Barru Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan
Baso Rezki Maulana1, Kaharuddin MS2, Adi Tonggiroh2
12
Analisis Geokimia Batuan Dasit Daerah Barru Kecamatan Barru Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan
Baso Rezki Maulana1, Kaharuddin MS2, Adi Tonggiroh2