Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mineral yang merupakan benda padat homogen yang terdapat di alam,
terbentuk secara anorgaik dan komposisi kimia pada batas-batas tertentu serta
mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur secara teratur. Minerogi
adalah ilmu yang mempelajari tentang mineral tentang mineral yang berupa
unsur-unsur dan senyawa-senyawa yang terdapat di alam dan merupakan
pembentuk bagian-bagian padat dari alam semesta. Mineralogi tidak hanya
terbatas pada material-material dari kerak bumi saja, tetapi ada juga dari luar
bumi, dan berdasakan pengukuran geofisika memberikan indikasi tentang
beberapa sifat-sifat mineral yang terdapat di bawah kerak bumi.
Minerogi adalah ilmu yang mempelajari tentang mineral tentang mineral
yang berupa unsur-unsur dan senyawa-senyawa yang terdapat di alam dan
merupakan pembentuk bagian-bagian padat dari alam semesta. Mineralogi tidak
hanya terbatas pada material-material dari kerak bumi saja, tetapi ada juga dari
luar bumi, dan berdasakan pengukuran geofsika memberikan indikasi tentang
beberapa sifat-sifat mineral yang terdapat di bawah kerak bumi.
Pada dasarnya mineral pembentuk batuan beku sebagian besar (90%)
mengandung oksigen, silikon, aluminium, besi, kalsium, sodium, potasium dan
magnesium. Atau bisa juga dikelompokkan berdasarkan warna mineralnya.
Mineral utama dapat dilihat di Deret Bowen.
Deret Bowen secara umum menggambarkan urutan kristalisasi mineral sesuai
dengan penurunan suhu (bagian kiri) dan perbedaan kandungan magma (bagian
kanan), dengan asumsi bahwa semua magma berasal dari magma induk yang
bersifat basa. Bagian ini dibagi menjadi 2 cabang, kontinyu dan diskontinyu.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah untuk:
1. Mengetahui jenis – jenis mineral pembentuk batuan
2. Mengetahui ciri – ciri mineral pembentuk batuan
3. Mengetahui perbedaan deret kontinyu dan diskontinyu

Rocks Farming Mineral 1


1.3 Alat dan Bahan
a. Alat
Pada praktikum mineral pembentuk batuan, diperlukan alat-alat sebagai
berikut :
1. Alat tulis
2. Camera hp
3. Lup
4. Komparator
b. Bahan
Bahan yang diperlukan pada praktikum kali ini adalah :
1. Batuan beku

1.4 Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja untuk praktikum mineral pembentuk batuan antara
lain :
1. Disiapkan batuan beku yang akan diamati mineralnya.
2. Dicatat nomor sampel dan foto batuan beku dengan menggunakan
kamera hp dengan bantuan lup.
3. Digambar sketsa batuan.
4. Disinari batuan dengan menggunakan senter untuk melihat lebih jelas
mineral penyusun batuan tersebut.
5. Ditentukan jenis – jenis mineral penyusun batuan tersebut.
6. Dicatat mineral yang terlihat.

Rocks Farming Mineral 2


BAB II
DASAR TEORI

Mineral dapat definisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat


secara alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan
tertentu, dimana atom-atom didalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang
sistimatis. Mineral dapat jumpai dimana saja, dapat berwujud sebagai batuan,
tanah, atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai. Beberapa daripada mineral
tersebut dapat mempunyai nilai ekonomis karena didapatkan dalam jumlah yang
besar, sehingga memungkinkan untuk ditambang seperti emas dan perak. Mineral,
kecuali beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk tertentu dalam keadaan padatnya,
sebagai perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya (Noor, 2009).
Dalam deret bowen terdapat dua deret pembentukan mineral-mineral ini dari
yang terbentuk pada suhu tinggi yang bersifat ultrabasa hingga kebawah menjadi
mineral asam, yaitu deret kontinyu dan deret diskontinyu. Deret kontinyu
digambarkan pada reaksi pada bagian kanan deret reaksi bowen dan deret
diskontinyu pada bagian kiri deret reaksi bowen (Danisworo, 1994).
Deret bowen adalah deret yang menjelaskan urutan pengkristalan magma
berdasarkan temperature pembentukan magma tersebut. Dimana pembentukan
magma ini ditentukan berdasarkan pada derajat kristalisasi dan lama pendinginan
magma, dan berpengaruh pada sifat yang akan dibawa oleh mineral yang
terbentuk. Komposisi kimia, reaksi unsur, dan proses keterbentukannya mineral
menjadi jawaban mengapa terdapat deret kontinyu dan deret diskontinyu pada
deret bowen. (Sukendar, 1978)

(Gambar 1. Deret Bowen)


Sumber: http://google.com/

Rocks Farming Mineral 3


Deret kontinyu menggambarkan pembentukan feldspar plagioklas yang
dimulai dari anorthite yang kaya akan Ca menjadi Oligoklas yang kaya akan Na.
Pada deret ini disebut deret kontinyu karena pembentukan mineral yang satu
dengan mineral yang lain dalam satu deret memiliki hubungan yang dekat seperti
bitownite yang sangat berhubungan dengan pembentukan mineral andesin yang
juga memiliki rumus kimia yang sama hanya saja nanti ada perbedaan dalam
komposisi Na dan Ca atau dan Si yaitu (Na, Ca) (Chris, 1992).
Pada deret diskontinyu menggambarkan pembentukan mineral-mineral
seperti olivine, piroksen, amfibol, dan biotit. Pembentukan ini dimulai dari olivine
kemudian semakin kebawah menjadi biotit. Deret ini disebut deret diskontinyu
dikarenakan tidak terdapat hubungan dalam pembentukan mineral-mineral ini
dimana sebagai contoh olivine memiliki rumus kimia XSiO4 sedangkan mineral
seperti biotit memiliki rumus kimia K(Mg, Fe2+)3 (Al, Fe3+)Si3O10(OH,F)2 dapat
dilihat bahwa perbedaan rumus kimia yang sangat mencolok, oleh karena itu deret
ini disebut deret diskontinyu karena tidak terdapatnya hubungan antara mineral
yang terbentuk pertama dan yang terbentuk setelahnya. Akan tapi kedua deret ini
bertemu pada satu titik dimana dalam deret ini membentuk huruf seperti (Y).
Kedua deretini bertemu pada pembentukan K-Feldspar, kemudian berlanjut ke
pembentukan muscovite, dan kuarsa (Petrucci, 1985).

Rocks Farming Mineral 4


3.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini , telah dilakukan pengamatan tentang rock farming
mineral atau mineral pembentuk batuan yang membahas tentang deret bowen,
deret bowen terdiri dari 2 yaitu contineu dan discontinou adapun contineu adalah
penurunan suhu dan diskontinou adalah perbedaan kandungan magma.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa setiap
batuan memiliki kandungan mineral yang berbeda-beda. Keterdapatan mineral
pada suatu batuan dapat menandakan bagaimana proses batuan tersebut terbentuk
hingga mengandung mineral-mineral tersebut. Kandungan mineral yang terdapat
dalam mineral juga menuntun penamaan batuan. Kandungan mineral yang
berbeda juga dapat menggambarkan unsur-unsur apa saja yang terdapat
didalamnya sehingga dari kandungan mineral tersebut dapat diketahui mineral
tersebut dapat dipergunakan untuk apa dan memiliki manfaat apa bagi kehidupan.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, saat melakukan pengamatan
terhadap beberapa batuan yang memiliki kandungan mineral tertentu, berbeda
persentase mineral yang terkandung dapat berpengaruh. Seperti pada batuan
granodiorit dan granit.
Ditandai dengan komposisi mineral kuarsa sekitar lebih dari 20% dan
plagioklas yang banyak maka batuan tersebut adalah granodiorit. Sedangkan jika
salah satunya memiliki kandungan kuarsa yang banyak dan plagioklas yang
sedikit bias dikatakan batuan tersebut adalah granit. Umumnya mineral
pembentuk batuan granit adalah biotit, horndblende, kuara, augit dan mika namun
pada pengamatan yang dilakukan kami tidak mendapatkan semuanya karena
kurangnya ketelitian saat melakukan pengamatan. Sedangkan, granodiorit
umumnya memiliki komposisi kuarsa yang lebih sedikit, orthoklas, biotit,
amphibole dan plagioklas. Kami juga hanya menemukan beberapa mineralnya
saja dengan alas an yang sama.
Pada praktikum kali ini diamati beberapa mineral pada batuan. Yaitu pada
batuan yang pertama adalah granit. Batu Granit adalah salah satu jenis batuan
beku bersifat asam yang terbentuk dari proses pembekuan magma yang secara
lambat di dalam permukaan bumi. Karena terbentuk di dalam bumi, maka batu
grait merupakan Batu Intrusif (Plutonik). Kata Granit berasal dari bahasa latin

Rocks Farming Mineral 5


yaitu Granum yang artinya butir padi. Batu Granit umumnya Berwarna Putih,
abu-abu, atau campuran keduanya, terkadang juga berwarna merah muda atau
jingga. Batuan ini kasar, keras, dan kuat, sering terdapat di pinggir pantai, pinggir
sungai, atau di dasar sungai. Batu Granit sering dimanfaatkan sebagai bahan
bangunan.
Batuan yang kedua adalah granodiorit. Granodiorit adalah batuan beku
intrusif dengan tekstur faneritik yang mirip dengan granit, namun mengandung
lebih banyak plagioklas felspar daripada ortoklas felspar. Menurut diagram
QAPF, granodiorit memiliki volume kuarsa lebih besar dari 20%, dan 65%-90%
felsparnya merupakan plagioklas. Plagioklas dengan jumlah yang lebih besar
dapat membuat batuan ini menjadi tonalit. Granodiorit berkomposisi felsik hingga
intermediet. Batuan ekstrusif yang ekuivalen dengannya adalah dasit. Granodiorit
mengandung sejumlah besar Natrium (Na) dan kalsium (ca) yang kaya
plagioklas, K-felspar, kuarsa, dan sejumlah kecil mika muskovit juga mineral-
mineral lebih terang lainnya. Biotit dan amfibol dalam bentuk hornblende juga
lebih melimpah di granodiorit daripada granit, sehingga dapat dengan mudah
dibedakan karena granodiorit menjadi lebih gelap. Mika pada granodiorit dapat
hadir dalam bentuk kristal-kristal heksagonal, dan hornblende dapat hadir dalam
bentuk kristal-kristal seperti jarum. Sejumlah kecil mineral-mineral oksida seperti
magnetit, ilmenit, dan ulvospinel dapat hadir begitu juga mineral-mineral sulfida.
Batu selanjutnya yaitu batu gamping. Batu Gamping (Kapur) adalah salah
satu jenis batuan sedimen yang terdiri dari mineral utama calcite (kalsium
karbonat). Pembentukan batu gamping dapat terjadi secara mekanik, kimia, dan
organik. Mineral calcite banyak terdapat pada organisme laut, oleh karena itu
biasanya terbentuk dari cangkang binatang laut, kerang, dan jasad makhluk hidup
laut yang telah mati. Batu Gamping (kapur) mudah larut dalam air terutama yang
mengandung CO2, dan bila ditetesi zat asam maka akan membentuk gas CO2.
Batuan ada yang keras adapula yang lunak. Warna batuan ini umumnya putih
keabu-abuan, namun adajuga yang berwarna merah, kuning, hitam, atau abu – abu
gelap. Batu Kapur sering dimanfaatkan sebagai bahan baku semen.
Yang terakhir yaitu batuan metamorf foliasi. Batuan metamorf merupakan
batuan yang terbentuk dari hasil proses metamorfisme, dimana terjadi perubahan

Rocks Farming Mineral 6


atau alterasi; physical (struktur, tekstur) dan chemical (mineralogical) dari suatu
batuan pada temperatur dan tekanan tinggi dalam kerak bumi atau Batuan
metamorf adalah batuan yang berasal dari batuan induk yang lain, dapat berupa
batuan beku, batuan sedimen, maupun batuan metamorf sendiri yang telah
mengalami proses/perubahan mineralogi, tekstur maupun struktur sebagai akibat
pengaruh temperatur dan tekanan yang tinggi. Proses metamorfosa terjadi dalam
fasa padat, tanpa mengalami fasa cair, dengan temperatur 2000 C – 6500 C. Pada
pengklasifikasiannya berdasarkan struktur, batuan metamorf diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu Foliasi, struktur planar pada batuan metamorf sebagai akibat
dari pengaruh tekanan diferensial (berbeda) pada saat proses metamorfisme. Dan
Non foliasi, struktur batuan metamorf yang tidak memperlihatkan penjajaran
mineral-mineral dalam batuan tersebut.
Pada batuan tersebut terdapat mineral pembentuk batuan yaitu kuarsa. Pada
sampel terlihat warna mineral kuarsa yaitu putih bening, sistem kristalnya adalah
triklin, memiliki kilap kaca dengan kekerasan 7 menurut skala mohs yang telah
dipraktekkan dengan alat yang telah dibawa pada saat praktikum, goresnya putih,
dengan belahan dan pecahan yang jelas dan choncoidal, tenacitynya adalah
malleable dan berat jenis yang dicari pada literatur didapatkan 2,5 kg/m3 dengan
kemagnetannya adalah diamagnetik, derajat ketransparanan adalah transparant
mineral memiliki sifat khas yang dapat menggores kaca. rumus kimia dari mineral
kuarsa yaitu SiO2 yang memiliki kegunaan sebagai bahan pembuatan kaca.
Mineral ini terbentuk oleh proses kristalisasi magma / berasosiasi dengan mineral
orthoklas pada saat pengendapan hidrothermal.
Mineral selanjutnya yaitu plagioklas Pada sampel terlihat warna mineral
palgioklas yaitu putih susu, sistem kristalnya adalah triklin, memiliki kilap kaca
dengan kekerasan 5,5 menurut skala mohs yang telah dipraktekkan dengan alat
yang telah dibawa pada saat praktikum, goresnya putih, dengan belahan dan
pecahan yang sempurna dan uneven, tenacitynya adalah malleable dan berat jenis
yang dicari pada literatur didapatkan 2,64 kg/m3 dengan kemagnetannya adalah
diamagnetik, derajat ketransparanan adalah opaque mineral memiliki sifat khas
dapat digores kaca. Mineral plagioklas memiliki rumus kimia NalSi3O4-

Rocks Farming Mineral 7


CaAl2Si2O8 yang memiliki kegunaan sebagai batu hias. Mineral ini terbentuk oleh
proses kristalisasi magma / berasosiasi dengan batuan granit.
Mineral selanjutnya yaitu biotit, warna yang terlihat pada mineral ini adalah
hitam arang, sistem kristalnya adalah monokin, memiliki kilap arang dengan
kekerasan 2,5-3 menurut skala mohs yang telah dipraktekkan dengan alat yang
telah dibawa pada saat praktikum, goresnya hitam, dengan belahan dan pecahan
yangsempurna dan uneven, tenacitynya adalah sectile dan berat jenis yang dicari
pada literatur didapatkan 2,9-3,4 kg/m3 dengan kemagnetannya adalah
diamagnetik, derajat ketransparanan adalah opaque mineral memiliki sifat khas
yang dapat menggores kaca. Dengan rumus kimia K(Mg, Fe)3 (Al Si3O10) (OH)2
yang memiliki kegunaan sebagai pengisi mert, media percetakan. Mineral ini
terbentuk pada kondisi metamorfik ketika batu lempung terkena panas hingga
membentuk sekis.
Pada mineral selanjutnya yatiu mineral orthoklas, warna yang terlihat adalah
coklat muda, sistem kristalnya adalah monoklin, memiliki kilap kaca dengan
kekerasan 5,5 menurut skala mohs yang telah dipraktekkan dengan alat yang telah
dibawa pada saat praktikum, goresnya putih, dengan belahan dan pecahan yang
baik dan ueven, tenacitynya adalah malleable dan berat jenis yang dicari pada
literatur didapatkan 2,55 kg/m3 dengan kemagnetannya adalah diamagnetik,
derajat ketransparanan adalah transparant mineral memiliki sifat khas sama keras
dengan baja. Dengan rumus kimia KAISi3O8 yang memiliki kegunaan sebagai
bahan industri porselen. Mineral ini terbentuk oleh proses kristalisasi magma.
Pada mineral berikutnya yitu hornblend, warna yang terlihat adalah hitam,
sistem kristalnya adalah monoklin, memiliki kilap kaca dengan kekerasan 5-6
menurut skala mohs yang telah dipraktekkan dengan alat yang telah dibawa pada
saat praktikum, goresnya hitam, dengan belahan dan pecahan yang sempurna dan
ueven, tenacitynya adalah britlle dan berat jenis yang dicari pada literatur
didapatkan 2,9-3.4 kg/m3 dengan kemagnetannya adalah diamagnetik, derajat
ketransparanan adalah transparant mineral memiliki sifat khas sama keras dengan
baja. Dengan rumus kimia Ca2 (Mg, Fe, Al)5 (Al,Si)8 O22 (OH) yang memiliki
kegunaan sebagai bahan industri. Mineral ini terbentuk oleh proses pembentukan
magma dan berasosiasi dengan piroksen dan biotit.

Rocks Farming Mineral 8


Pada mineral selnjutnya yaitu olivin, warna yang terlihat adalah putih
kehijauan, sistem kristalnya orthorombik, memiliki kilap kaca dengan kekerasan 5
menurut skala mohs yang telah dipraktekkan dengan alat yang telah dibawa pada
saat praktikum, goresnya putih, dengan belahan dan pecahan yang baik dan even,
tenacitynya adalah brittle dan berat jenis yang dicari pada literatur didapatkan
3,27-4,5 Kg/m3 dengan kemagnetannya adalah diamagnetik, derajat
ketransparanan adalah opaque mineral memiliki sifat khas dapat digores
menggunakan koin. Dengan rumus kimia (Mg, Fe)2 SiO4 yang memiliki
kegunaandalam proses metalurgi. Oloivin mengkristal dari magma yang kaya
akan magnesium dan rendah silika.
Pada mineral selanjutnya yaitu pirit, warna yang terlihat adalah kuning
keemasan, sistem kristalnya adalah isometrik, memiliki kilap logam dengan
kekerasan 7 menurut skala mohs yang telah dipraktekkan dengan alat yang telah
dibawa pada saat praktikum, goresnya putih kekuningan, dengan belahan dan
pecahan yang tidak sempurna dan even, tenacitynya adalah brittle dan berat jenis
yang dicari pada literatur didapatkan 4,95-5,10 kg/m3 dengan kemagnetannya
adalah paramagnetik, derajat ketransparanan adalah opaque mineral memiliki sifat
khas tidak larut dalam air. Dengan rumus kimia FeS2 yang memiliki kegunaan
sebagai batu cincin. Mineral ini terbentuk oleh proses hidrotermal dan berasosiasi
dengan batuan sedime disekitarnya.
Pada mineral berikutnya yaitu feldspar, warna yang terlihat adalah merah
muda, sistem kristalnya adalah triklin, memiliki kilap kaca dengan kekerasan 6
menurut skala mohs yang telah dipraktekkan dengan alat yang telah dibawa pada
saat praktikum, goresnya putih, dengan belahan dan pecahan yang sempurna dan
choncoidal, tenacitynya adalah brittle dan berat jenis yang dicari pada literatur
didapatkan 2,55-2,76 kg/m3 dengan kemagnetannya adalah diamagnetik, derajat
ketransparanan adalah opaque mineral memiliki sifat khas sama keras dengan
baja. Dengan rumus kimia KalSi3O8-CaAl2Si2O8 yang memiliki kegunaan sebagai
batu gurinda. Mineral ini terbentuk oleh proses kristalisasi magma, berasosiasi
dengan batuan granit dan metamorf.

Rocks Farming Mineral 9


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah :
1. Jenis – jenis mineral pembentuk batuan ada 2 yaitu mineral mafic yang
bewarna gelap dan terbentuk pada suhu yang tinggi serta cenderung
bersifat basa. Mineral kedua yaitu mineral felsic yang terbentuk pada
suhu yang rendah, bewarna terang dan cenderung bersifat asam.
2. Untuk mengetahui ciri – ciri dari mineral pembentuk batuan, praktikan
bisa membedakannya berdasarkan warna mineral.
4.2 Saran

Selama melakukan praktikum mineral pembentuk batuan, praktikan


diharapkan mampu mengatahui mineral penyusun dari masing-masing batuan.
Dan praktikan diharapkan mampu untuk mengetahui apa saja karakteristik dari
mineral-mineral pembentuk batuan tersebut.

Rocks Farming Mineral 10


DAFTAR PUSTAKA

Asikin, Sukendar.1978. Mineral Fisik. Bandung : Departemen Teknik Geologi


ITB.
Danisworo, dkk. 1994. Kristalografi dan Mineralogi. Yogyakarta: UPN.
Noor, Djauhari. 2009. Pengantar Geologi. Bogor: CV Graha Ilmu.
Pellant, Chris. 1992. Rocks and Minerals. London: Dorling Kindersley.
Petrucci, Ralph. 1985. Mineralogi dan Terapan Modern. Jakarta : Erlangga

Rocks Farming Mineral 11

Anda mungkin juga menyukai