Anda di halaman 1dari 9

MODUL PRAKTIKUM

G E O L O G I S T R U K T U R

MODUL 2
Oleh:
Tim Laboratorium
DEPARTEMEN TEKNIK GEOFISIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2022
ANALISISI KEKAR
Kekar (Joint) adalah rekahan yang membentuk pola sistematik dengan blok yang
saling berpisah pada bidang batuannya yang belum mengalami pergerseran. Kekar dapat
terbentuk baik secara primer yaitu bersamaan dengan pembentukan batuan, misalnya kekar
kolom dan kekar melembar pada batuan beku, selain itu juga secara sekunder yaitu setelah
pembentukan batuan seperti akibat proses tektonik atau deformasi batuan. Dari hasil
eksperimen dengan memberi gaya pada contoh batuan akan diperoleh retakan (fracture) yang
menyudut lancip dengan arah gaya kompresi yang tidak pernah melebihi 450, umumnya sekitar
300, tergantung sudut geser dalam dari batuan. Terbentuk juga retakan lain yang searah dengan
gaya kompresi, disebut extension fracture dan tegak lurus gaya kompresi disebut release
fracture. Kekar terbentuk akibat dari gagalnya sebuah batuan untuk menahan elastisitasnya
dari stress yang mengenai suatu batuan. Karakteristik umum yang ditemui pada kekar, ialah:

• Pemotongan bidang perlapisan batuan


• Biasanya terisi mineral lain/mineralisasi seperti kalsit, kuarsa, dan sebagainya. Oleh
karena sifatnya sebagai bidang retak, ia seringkali menjadi jalur perpindahan fluida.
Kekar yang diisi mineral disebut urat (vein), sedangkan yang tidak terisi mineral disebut
joint.
• Dapat dikelompokkan berdasarkan sifat dan karakter retakan/rekahan, serta arah gaya
yang bekerja pada batuan tersebut.
Berdasarkan proses terjadinya, kekar dibagi menjadi 2 yaitu kekar yang terbentuk akibat
Proses Tektonik dan Proses Non-Tektonik.
a) Kekar yang terbentuk akibat dari adanya gaya – gaya tektonik yang bekerja pada sebuah
batuan menyebabkan adanya beberapa jenis kekar pada proses tektonik yaitu.
• Shear Joint (Kekar Gerus)
Kekar gerus adalah kekar yang terbentuk akibat adanya stress compressive
yang diberikan pada batuan. Kekar ini saling berpasangan dan memiliki pola
saling berpotongan dengan membentuk sudut lancip searah dengan gaya
utamanya. Ciri – ciri dari kekar ini dapat dilihat sebagai berikut:
- Umumnya kekar pada bidang licin/rata
- Memotong seluruh batuan
- Memotong fragmen batuan
- Berpasangan dan saling memotong
- Rapat dan tertutup

Gambar 3.1 Contoh dan ilustrasi kekar gerus yang saling berpasangan dan saling berpongongan
• Tension Joint (Kekar tarik)
Kekar tarik adalah kekar yang diakibatkan oleh pelepasan beban atau
pemuaian batuan. Kekar ini terbentuk dengan arah tegak lurus dari arah gaya
tarikannya (gaya tension). Kekar tarik sendiri dibagi 2 jenis yaitu:
Extension Joint yang merupakan kekar dengan bidang rekahannya sejajar
dengan arah gaya tegasannya, dan
Release Joint yang merupakan kekar terbentuk akibat hilangnya atau
berkurangnya tekanan gaya tegasannya dengan orientasi arahnya tegak lurus
terhadap gaya tegasan.
Ciri – ciri dari kekar tarik dapat dilihat sebagai berikut:
- Terbuka dapat terisi
- Tidak beraturan
- Tidak memotong fragmen batuan

Gambar 3.2 Contoh dan ilustrasi kekar tarik

Gambar 3.3 Pola kekar gerus dan kekar tarik (Kekar Sistematik)
b) Kekar yang terbentuk bukan akibat adanya gaya tektonik yang terjadi pada sebuah
batuan melainkan terbentuk akibat dari pembentukan/pendinginan batuan itu sendiri,
oleh karena itu kekar ini terjadi dari Proses Non-Tektonik. Contoh dari kekar non-
tektonik ini adalah sebagai berikut:

• Sheet Joint (Kekar Lembar)


Kekar lembar yaitu sekumpulan kekar yang relatif sejajar dengan permukaan
tanah, biasanya terdapat pada batuan beku. Terbentuknya kekar ini akibat
penghilangan beban batuan yang tererosi. Penghilangan beban ini terjadi
akibat:
- Batuan beku belum benar-benar membeku secara menyeluruh
- Terjadinya erosi yang dipercepat secara tiba-tiba di atas batuan
- Sering terjadi pada sebuah intrusi konkordan (sill) dangkal

Gambar 3.4 Sheet joint

• Srinkage Joint (Kekar Pengerutan)


Kekar Pengerutan disebabkan karena gaya pengerutan yang timbul dari
pendinginan (batuan beku) atau pengeringan (batuan sedimen) yang biasanya
berbentuk polygonal yang memanjang. Pada batuan beku, kekar ini dapat
berupa seperti tiang/kolom. Pada umunya kekar kolom terjadi akibat intrusi
dangkal dengan bentuknya yang seperti pilar-pilar berbentuk segi empat atau
enam. Contoh dari jenis ini adalah Columnar Joint.
Gambar 3.5 Srinkage joint atau columnar joint

Dalam pengukuran data kekar sendiri biasanya mengukur besar nilai strike & dip dari
kekar gerus (shear joint) yang memiliki nilai sudut 30°-45°. Cara mengukurnya kekar juga
sama seperti mengukur strike&dip dari suatu struktur bidang. Pola tegasan yang membentuk
kekar-kekar tersebut terdiri dari tegasan/gaya utama maksimum (𝝈1), tegasan utama
menengah (𝝈2) dan tegasan utama minimum (𝝈3). Tegasan utama maksimum (𝜎1) membagi
sudut lancip yang dibentuk oleh kedua shear joint yang saling berpasangan, tegasan utama
menengah (𝜎2) sejajar dengan perpotongan kedua kekar gerus yang berpasangan tersebut,
sedangkan tegasan utama minimum (𝜎3) membagi dua sudut tumpul yang dibentuk oleh kedua
shear joint.

Gambar 3.5 Hubungan gaya dengan pola kekar. F/ 𝜎1 gaya terbesar, Q/ 𝜎2 gaya menengah, R/ 𝜎3
gaya terkecil
Untuk memahami bagaimana arah gaya tektonik yang bekerja pada batuan dilakukan analisis
kekar yang nantinya akan dapat mengetahui interpretasi dari struktur sesar dan lipatan pada
daerah penelitan. Hubungan antara kekar, sesar, dan lipatan dan dilihat pada gambar sebagai
berikut.

Gambar 3.6 Hubungan struktur sesar, lipatan, dan kekar

Gambar 3.7 Pola kekar akibat adanya lipatan pada puncak antiklin

Dalam melakukan analisis kekar dapat dilakukan dengan 3 metode yaitu dengan metode
analisis histogram, analisis diagram kipas, dan analisis stereografis. untuk menganalisis
kekar dengan menggunakan histogram dan diagram kipas, maka data yang dianalisis hanyalah
menggunakan data jurus/strike dari kekar dengan mengabaikan besar dan kemiringan/dip dari
batuan. Gayayang bekerja di anggap lateral. Karena arah kemiringan kekar diabaikan, maka
dalam perhitungan kekar yang mempunyai arah N180°E dihitung sama dengan N0°E, N220°E
dihitung sama dengan N40°E, N115°E sama dengan N295°E. Jadi semua pengukuran dihitung
ke dalam interval N0°E - N90°E dan N270°E – N0°E.
Prosedur Analisis:
Untuk analisis statistik, data yang diperkenankan umumnya 50 data, tetapi 30 data masih di
perkenankan. Dalam analisis ini kekar gerus dan kekar tarik dipisahkan, karena gaya yang
bekerja untuk kedua jenis kekar tersebut berbeda.
1. Buat tabulasi dari data pengukuran kekar berdasarkan jurus kekar ke dalam tabel. Buat
interval 5 derajat. Hitung frekuensi dan prosentase masing-masing interval. Prosentase
dihitung masing-masing interval terhadap seluruh pengukuran.

Gambar 3. 8 Tabel perhitungan data kekar


2. Membuat histogram.
a. Buat sumbu datar untuk jurus kekar, dan sumbu tegak sebagai prosentase.
b. Sumbu datar terdiri dari N 270°E - N0°E - N90°E. Buat skala sesuai interval (5
derajat).
c. Buat balok masing-masing interval sesuai dengan besar prosentase masing-
masing interval.
d. arah gaya = sudut yang terbaca pada sumbu datar yang merupakan titik tengah
antara dua maksima yang berjarak kurang dari 90 derajat.

Gambar 3.9 Histogram, maksima N 2,5° W / N 357,5° E dan N 62,5° E. Gaya utama N 30° E

3. Membuat diagram kipas.


a. Buat setengah lingkaran bagian atas dengan jari-jari menunjukkan besar
prosentase terbesar dari interval yang ada (misal 24%).
b. Pada sumbu datar plot prosentase. Dari pusat 0%, jari-jari terluar = prosentase
terbesar (24%).
c. Busur lingkaran dibagi menurut interval (jika interval 5 derajat maka dibagi
menjadi 18 segmen). Plot jurus kekar sesuai interval (N270°E, 275, …, 355, 0,
5, …, 85, N90°E).
d. Buat busur lingkaran dengan jari-jari = prosentase masing-masing interval
mulai dari batas bawah interval hingga batas atas interval. Misal interval N0°E
– N355°E prosentase = 20%, maka buat busur lingkaran dari sumbu tegak (N
00 E) hingga N85° dengan jari-jari skala 20%.
e. Arah gaya pembentuk kekar adalah besarnya sudut (jurus kekar) yang terbaca
pada busur lingkaran, yang diperoleh dengan membagi dua dari dua maksima
(interval dengan prosentase terbesar) yang berjarak kurang dari 90 derajat.
f. Bila ingin mencari arah sumbu lipatan, tambahkan 90 derajat dari arah gaya,
searah atau berlawanan jarum jam.
Gambar 3.10 Diagram kipas, Maksima N 2,50 W dan N 62,50 E. Arah gaya utama membagi dua
sudut kecil, N 300 E. Sumbu lipatan tegak lurus gaya, N 600 W.

Anda mungkin juga menyukai