Anda di halaman 1dari 23

(BAB X) PROYEKSI STEREOGRAFIS – ANALISIS KEKAR

1. Landasan Teori
Kekar (Joint) adalah rekahan pada batuan yang belum mengalamai
pergerseran. Kekar dapat terbentuk baik secara primer (bersamaan dengan
pembentukan batuan, misalnya kekar kolom dan kekar melembar pada batuan beku)
maupun secara sekunder (setelah proses pembentukan batuan, umumnya merupakan
kekar tektonik). Analisis kekar akan lebih teliti jika menggunakan proyeksi
stereografis, karena kemiringan kekar ikut diperhitungkan, tidak seperti halnya pada
analisis kekar dengan histogram maupun roset. Dengan analisis kontur ini dapat
ditafsirkan gaya utama pembentuk kekar, gaya menengah dan gaya terkecil yang
saling tegak lurus. Perlu diingat bahwa arah gaya utama membagi dua sudut lancip
yang dibentuk kekar gerus. Bila hanya diketahui satu arah kekar gerus maka kita harus
tahu sudut geser dalam batuan (a) yang biasanya kurang dari 45 0. Bila tidak diketahui
pakai teoritis a = 300. Atau asumsi gaya utama tegak lurus sumbu lipatan atau jurus
lapisan batuan (Moody dan Hill, 1956). Pada praktikum geologi struktur yang dibahas
adalah kekar yang terbentuk akibat gaya tektonik.
Kekar tektonik berdasarkan genesanya dibagi menjadi:
1. Shear joint (kekar gerus), yaitu kekar yang terjadi akibat tegasan kompresif
(compressive stress).
2. Tension joint (kekar tarik) ,yaitu kekar yang terjadi akibat tegasan tarikan (tension
stress), yang dibedakan menjadi:
a. Extension joint, terjadi akibat peregangan / tarikan.
Tanda-tanda untuk mengetahui kekar genus ini
1. Bidang kekar rata (lurus)
2. Adakala terdapat struktur "Pumice" akibat pergeseran yang sangat kecil
3. Bidang kekar rata dan rapat, tak ada pengisian walau memotong batuan yang
bermacam-macam maka dibidangnya tetap rata.
b. Release joint, terjadi akibat hilangnya tegasan yang bekerja
Tanda-tanda kekar tarik di lapangan
1. Sifatnya membuka
2. Biasanya rekahanya terisi dengan batuan lain
3. Bidang kekar tidak rata
Pola tegasan yang membentuk kekar-kekar tersebut terdiri dari tegasan utama
maksimum (σ 1), tegasan utama menengah (σ 2) dan tegasan utama minimum (σ 3).
Tegasan utama maksimum (σ 1) membagi sudut lancip yang dibentuk oleh kedua shear
joint, sedangkan tegasan utama minimum (σ 3) membagi sudut tumpul yang dibentuk
oleh kedua shear joint.

Gambar 10 Hubungan gaya dengan pola kekar. F gaya terbesar, Q gaya menengah, R
gaya terkecil.

2. Metode
Alat dan bahan
- Jangka
- Jarum
- Kertas Kalkir
- Penggaris
- Spidol
- Stereonet
3. Pembahasan
Soal
1. Jelaskan Langkah-langkah pengkonturan dalam proyeksi stereografis analisis
kekar?
2. Sebutkan 3 macam stereonet yang digunakan dalam analisis kekar!
3. Jelaskan cara interpretasi gaya pembentuk kekarr!
4. Jelaskan mengapa analisis kekar sebaiknya dilakukan dengan menggunakan dengan
proyeksi stereografis!
5. Apa yang dihasilkan dari analisis kontur gaya pembentuk kekar?
Jawaban
Tugas

1. N2 W/30 21. N56 E/30


11. N7 W/33
2. N4 W/31 22. N63 E/33
12. N7 W/32
3. N2 W/32 23. N62 E/30
13. N2 E/34
4. N3 W/33 24. N62 E/36
14. N4 E/37
5. N2 W/30 25. N62 E/34
16. N12 E/33
6. N2 W/36 26. N64 E/31
17. N13 E/30
7. N2 W/34 27. N62 E/34
18. N51 E/36
8. N4 W/31 28. N63 E/33
19. N53 E/34
9. N2 W/34 29. N61 E/33
20. N56 E/34
10. N3 W/33 30. N62E/32

1. Buatlah kontur dengan data di atas dan tentukan maksima 1 dan 2!


2. Tentukan gaya gaya pembentuk kekarnya!
Jawaban

4. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari proyeksi stereografis – analisis kekar, yaitu:
1. Proyeksi stereografis dapat digunakan dalam menganalisis kekar.
2. Masing masing proyeksi stereografis dapat digunakan dalam analisis kekar.
(BAB XI) PROYEKSI STEREOGRAFIS – ANALISIS SESAR

1. Landasan Teori
Sesar adalah suatu rekahan yang memperlihatkan pergeseran cukup besar
bidang rekahan atau zona rekahan dan sejajar terhadap bidang rekahan yang terbentuk
dan sudah mengalami pergeran. Pergeseran pada sesar dapat terjadi sepanjang garis
lurus (translasi) atau terputar (rotasi)
Berikut adalah istilah yang sering digunakan dalam analisis sesar secara grafis
antara lain:
1. Bidang sesar (fault plane) adalah suatu bidang sepanjang rekahan dalam batuan
yang tergeserkan.
2. Jurus sesar (strike) adalah arah dari suatu garis horizontal yang merupakan
perpotongan antara bidang sesar dengan bidang horizontal.
3. Kemiringan sesar (dip) adalah sudut antara bidang sesar dengan bidang horizontal
dan diukur tegak lurus jurus sesar.
4. Atap sesar (hanging wall) adalah blok yang terletak diatas bidang sesar apabila
bidang sesamya tidak vertikal.
5. Kaki sesar (Foot wall) adalah blok yang terletak dibawah bidang sesar.
6. Hade adalah sudut antara garis vertikal dengan bidang sesar dan merupakan
penyiku dari dip sesar
7. Heave adalah komponen horizontal dari slip/separation, diukur pada bidang vertikal
yang tegak lurus jurus sesar.
8. Throw adalah komponen vertikal dari slip / separation,diukur pada bidang vertikal
yang tegak turus jurus sesar.
9. Slickensides yaitu kenampakan pada permukaan sesar yang memperlihatkan
pertumbuhan mineral fibrous yang sejajar terhadap arah pergerakan.

Gambar 11 Bagian - bagian sesar.


Klasifikasi sesar berdasarkan genesanya maupun secara deskriptif ada
beberapa ahli yang telah mengelompokannya antara lain : Rickard (1972), Anderson
(1951) membagi sesar menjadi tiga yaitu:
1. Sesar Normal.
Sesar dengan poros tegasan utama maksimum (1) vertikal poros tegasan utama
Intermediet (2) dan poros tegangan utama minimum (3) horisontal.
2. Sesar Naik.
Sesar dengan poros tegasan utama minimum (3) vertikal, poros tegangan utama
maksimum (1) dan poros tegangan utama intermediate (2) horisontal.
3. Sesar Geser Mendatar.
Sesar dengan poros tegangan utama intermediate (2) vertikal poros tegangan
utama maksimum (1) dan poros tegangan utama minimum (3) horizontal.
Berdasarkan hanging wall dan foot wall,Hanging wall adalah bidang yg relatif
bergerak, Foot wall adalah bidang yg relatif diam (statis)
a. Sesar naik (thrust fault) < 450
(reverse fault) > 450
b. Sesar turun/normal fault
c. Sesar geser/strike slip fault
1. geser kanan
2. geser kiri

Gambar 12 Klasifikasi sesar.


2. Metode
Alat dan bahan
- Jangka
- Jarum
- Kertas Kalkir
- Penggaris
- Spidol
- Stereonet
3. Pembahasan
Soal
1. Jelaskan dan gambarkan bagaimana cara menginterprestasikan gaya gaya
pembentuk sesar !
2. Jelaskan manfaat menggunakan proyeksi stereografis dalam analisis sesar?
3. Gambarkan pencarian rake dalam analisis sesar menggunakan proyeksi orthogonal!
4. Gambarkan pencarian rake dalam analisis sesar menggunakan proyeksi
stereografis!
5. Gambar dan jelaskan hubungan antara pergerakan sesar dan struktur penyertanya!
Jawaban
Tugas
1. Sesar N800E/400 memotong dan menggeser lapisan batubara N600W/350NE dan
urat N2100E/200. Posisi tersingkapnya lapisan batubara dan urat
Pertanyaan:
a. Buat rekonstruksi dengan cara gabungan stereografis dan orthogonal!
b. Tentukan net slip dan rake!
2. Diketahui sesar sinistral kedudukan N400E/450NW. Pada bidang sesar terdapat
striasi (gores-garis) dengan arah N250E.
Pertanyaan:
a. Tentukan gaya-gaya yang bekerja!
Jawaban
4. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari proyeksi stereografis – analisis sesar, yaitu:
1. Proyeksi stereografis dapat menafsirkan pergerakan sesar dan membantu
penyelesaian analisis sesar.
2. Proyeksi stereografi dapat mencari secara cepat rake dari garis potong perlapisan
atau urat pada bidang sesar dan net slip.
(BAB XII) LIPATAN - PROYEKSI, KLASIFIKASI DAN REKONTRUKSI

1. Landasan Teori
Lipatan merupakan pencerminan dari suatu lengkungan yang mekanismenya
disebabkan oleh dua proses, yaitu bending (melengkung) dan buckling (melipat). Pada
gejala buckling, gaya yang bekerja sejajar dengan bidang perlapisan, sedangkan pada
bending, gaya yang bekerja tegak lurus terhadap bidang permukaan lapisan (Hill,
1953).
Daerah yang berstruktur lipatan, kubah, dan struktur patahan, pada dasarnya
disebabkan oleh tenaga endogen. Hanya saja tenaga endogen pembentuk ketiga daerah
struktur lipatan, kubah, dan patahan tidak sama. Pada daerah berstruktur lipatan,
disebabkan oleh tenaga endogen yang arahnya mendatar berupa tekanan, sehingga
batuan sedimen yang letak lapisan-lapisannya mendatar berubah menjadi terlipat atau
bergelombang. Daerah yang berstruktur demikian disebut daerah lipatan, dalam
bahasa Inggris disebut flexure. suatu lipatan memilik beberapa bagian, sebagai akibat
dari adanya lipatan tersebut. Unsur-unsur tersebut adalah antiklinal, sinklinal, sayap
antiklin. Di samping itu juga ada berupa sumbu antiklinal dalam kaitannya dengan
menentukan posisi suatu lipatan yaitu dip (kemiringan) dan strike (jurus), serta sumbu
sinklinal. Berbicara mengenai lipatan ada beberapa macam sebagai akibat dari kekutan
yang membentuknya, yaitu lipatan tegak, miring, menggantung, isoklin, rebah,
kelopak, antiklinoriun, dan sinklinorium. Di dunia ini banyak terdapat daerah lipatan
yang memperlihatkan bentukan topografi yang jelas, lipatan yang terkenal adalah
Sirkum Pasifik dan lipatan Alpina. Kedua lipatan tersebut mempunyai kelanjutan di
Indonesia. Lipatan Alpina di Indonesia berupa sistem pegunungan Sunda yang
terbentang di Indonesia mulai dari Sumatera, Jawa, Nusra, Maluku, dan berakhir di P
Banda. Lipatan ini merupakan busur dalam yang Indonesia bersifat volkanis dan busur
luar yang non vulkanis. Demikian pula dengan lipatan Sirkum Pasifik dari Pilipina
bercabang ke Kalimantan dan Sulawesi dan seterusnya.
Struktur lipatan merupakan salah satu struktur geologi yang paling umum
dijumpai pada batuan sedimen klastika, dan sering pula ditemukan pada batuan
vulkanik dan metamorf. Salah satu ciri khas batuan sedimen klastika adalah
dijumpainya bidang perlapisan batuan yang terbentuk pada saat sedimentasi. Apabila
kita perhatikan pada singkapan batuan di lapangan bidang perlapisan terebut
mempunyai bidang kedudukan yang bervariasi, hal ini tergantung pada tektonik yang
melatarbelakanginya. Terdapat beberapa mekanisme terbentuknya lipatan yang dapat
dibagi menjadi 4 yaitu:
1. Pemendekan (buckling)
2. pembengkokkan (bending)
3. aliran fleksur (flexural flow)
4. aliran pasif (passive flow)
Masing-masing mekaninsme tersebut disertai gelincir lengkukan (flexural slip)
yang paling banyak terdapat di antara tiap lapisan batuan yang berbeda, karena
perbedaan sifat batuan tiap satuan lapisan tersebut, seperti perbedaan kekompakan tiap
tubuh batuan, yang akan menyebabkan adanya gores - garis di bidang kontak kedua
batuan. Pada struktur sesar, hal ini disebut dengan cermin sesar. 
Tenaga yang mengenai suatu lapisan batuan, akan mengubah bentuk lapisan
menjadi sebuah lipatan sesuai ketahanan atau kekompakan komposisi batuan.
Gerakan yang berasal dari bumi yang menyebabkan atau menimbulkan bentuk-
bentuk tertentu disebabkan karena adanya gaya tegangan yang terdapat di kerak bumi
disebut gaya endogen. Gejala tektonik merupakan bagian dari gaya endogen.
2. Metode
Alat dan bahan
- Jangka
- Jarum
- Kertas Kalkir
- Penggaris
- Spidol
- Stereonet
3. Pembahasan
Soal
1. Jelaskan dan gambarkan bagian bagian lipatan!
2. Jelaskan Klasifikasi Lipatan Menurut Bilings ?
3. Jelaskan Klasifikasi Lipatan Menurut Fleuty!
4. Jelaskan Klasifikasi Lipatan Menurut Rickard!
5. Gambar dan jelaskan mekanisme terbentuknya lipatan!
Jawaban
Tugas
1. Diketahui data pengukuran sayap lipatan sebagai berikut: N2040E/150 , N2140E/460
, N2360E/310, N450E/360, N600E/480, N200E/220 .Tentukan kedudukan sumbu
lipatannya dengan diagram β dan S-pole.
2. Dari analisa statistik bidang perlapisan suatu lipatan, didapat kemiringan hinge
surface 600 dan penunjaman hinge line 400 , cari klasifikasi lipatan.
3. Rekontruksilah gambar lipatan berikut ini dengan menggunakan metode busur
interpolasi Higgins dan boundary ray :
Jawaban
4. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari lipatan - proyeksi, klasifikasi dan rekontruksi,
yaitu:
1. Kedudukan sumbu lipatan dan bidang sumbu dapat dilakukan rekontruksi.
2. Berdasarkan klasifikasi lipatan dapat ditentukan nama lipatannya.
3. Rekontruksi lipatan dapat dilakukan sesuai dengan metodenya.
(BAB XIII) KETIDAK SELARASAN

1. Landasan Teori
Keselarasan (Conformity) adalah hubungan antara satu lapis batuan dengan
lapis batuan lainnya diatas atau dibawahnya yang kontinyu (menerus), tidak terdapat
selang waktu (rumpang waktu) pengendapan. Secara umum di lapangan ditunjukkan
dengan kedudukan lapisan (strike/dip) yang sama atau hampir sama, dan ditunjang di
laboratorium oleh umur yang kontinyu. Sedangkan ketidak selarasan (Unconformity):
adalah hubungan antara satu lapis batuan dengan lapis batuan lainnya (batas atas atau
bawah) yang tidak kontinyu (tidak menerus), yang disebabkan oleh adanya rumpang
waktu pengendapan. Dalam geologi dikenal 3 (tiga) jenis ketidak selarasan, yaitu:
1. Ketidakselarasan Bersudut (Angular unconformity) adalah salah satu jenis
ketidakselarasan yang hubungan antara satu lapis batuan (sekelompok batuan)
dengan satu batuan lainnya (kelompok batuan lainnya), memiliki hubungan/kontak
yang membentuk sudut.
2. Disconformity adalah salah satu jenis ketidakselarasan yang hubungan antara
lapisan batuan (sekelompok batuan) dengan lapisan batuan lainnya (kelompok
batuan lainnya) dibatasi oleh satu rumpang waktu tertentu (ditandai oleh selang
waktu dimana tidak terjadi pengendapan).
3. Non-conformity adalah salah satu jenis ketidakselarasan yang hubungan antara
lapisan batuan (sekelompok lapisan batuan) dengan satuan batuan beku atau
metamorf.

Gambar 1.. Sketsa Angular Unconformity dan disconformity


3. Non-conformity
Adalah fenomena adanya lapisan batuan beku/metamorf yang dibawah
lapisan sedimen.

4. Angular unconformity
Adalah fenomena dimana beberapa lapisan sedimen memiliki perbedaan
sudut yang tajam dengan lapisan di atasnya (ketidakselarasan menyudut).
5. Disconformity
Adalah hubungan antara lapisan batuan sedimen yang dipisahkan oleh
bidang erosi. Fenomena ini terjadi karena sedimentasi terhenti beberapa waktu dan
mengakibatkan lapisan paling atas tererosi sehingga menimbulkan lapisan kasar.

6. Paraconformity
Adalah hubungan antara dua lapisan sedimen yang bidang
ketidakselarasannya sejajar dengan perlapisan sedimen. Pada kasus ini sangat sulit
sekali melihat batas ketidakselarasannya karena tidak ada batas bidang erosi. Cara
yang digunakan untuk melihat keganjilan antara lapisan tersebut adalah dengan
melihat fosil di tiap lapisan. Karena setiap sedimen memiliki umur yang berbeda
dan fosil yang terkubur di dalamnya pasti berbeda jenis.
2. Metode
Alat dan bahan
- Busur Drajat
- Penggaris
- Steronet
- Jarum
- Spidol
- Kertas Kalkir
3. Pembahasan
Soal
1. Apa perbedaan ketidakselarasan dan selaras (keselarasan) ?
2. Gambar dan jelaskan Angular Unconformity!
3. Gambar dan jelaskan Disconformity!
4. Gambar dan jelaskan Nonconformity !
5. Gambar dan jelaskan Paraconformity!
Jawaban

4. Kesimpulan
Proyeksi stereografis dapat digunakan untuk membantu mengetahui kedudukan
lapisan batuan yang dipisahkan oleh bidang ketidakselarasan, terutama
ketidakselarasan menyudut. Prinsipnya adalah dengan membuat lapisan di atas bidang
ketidakselarasan menjadi horisontal, sehingga lapisan di bawah ketidakselarasan
terputar pula.

Anda mungkin juga menyukai