1
Teknik Geologi, Universitas Sriwijaya, Palembang
Corresponding author: Faridasilalahi.fs@gmail.com
ABSTRAK: Geologi regional Sumatera didominasi oleh busur vulkanik Tersier dengan genung api aktif yang terbentuk
diatas batuan dasar Pra-Tersier. Ditemukannya jejak zona subduksi Mesozoikum di Pulau Sumatra ditandai dengan
tersingkapnya satuan stratigrafi berumur Jura-Kapur di daerah perbukitan Garba. Grup batuan komplek subduksi di
perbukitan Garba dapat dipisahkan menjadi grup batuan berasal dari lempeng benua dan dari lempeng samudra; dengan
sebagian yang menjadi batuan dasar termetamorfkan seperti yang ditemukan pada Formasi Tarap berumur Kapur – Awal
Perm di Desa Tanjung Kurung. Penelitian ini bertujuan mengetahui protolith susunan batuan dasar pada Formasi Tarap
yang berada di sebelah barat pegunungan Garba. Sebanyak 8 conto batuan telah diambil dan dipilih untuk analisa petrologi
dan petrografi. Data sementara hasil petrologi dan petrografi menunjukkan bahwa satuan batuan Formasi Tarap adalah
sekis dengan struktur foliasi-lepidoblastik, filit menunjukkan struktur foliasi-nemotoblastik dan sekis mika dengan
struktur foliasi-lepidoblastik, yang ditemukan sepanjang sungai Saka-Gilas. Satuan batuan metamorf yang ditemukan
pada Formasi Tarap merupakan hasil meramorfisme regional tingkat rendah dari batuan sedimen berupa mudstone yang
terdiri dari mineral mika, kuarsa dan sedikit pirit berukuran halus sebagai protolith dari filit dan sekis.
ABSTRACK: Sumatra geological region is dominated by Tertiary volcanic arc that formed above the Pre-Tertiary
basement. The traces of Mesozoic subduction zones on Sumatra was marked by the Jura-Cretaceous stratigraphic units
in the Garba mountain. Furthermore, the subduction complex rock groups in the Garba mountain can be separated into
rock groups derived from continental plates and oceanic plates; partly of it was being metamorphosed basement as found
in the Cretaceous Tarap Formation - Early Perm in Tanjung Kurung Village. The aims of the research by means to
determine the protolith of the basement arrangement in the Tarap Formation that is located West of The Garba
Mountains. Amounts of 8 rock samples have been taken and selected for petrological and petrographic analysis.
Preliminary data from petrological and petrographic results indicate that the Tarap Formation rock unit is a schist with
foliation-lepidoblastic structure, phyllite shows the foliation-nemotoblastic structure, that was found along The Saka-
Gilas River. The metamorphic rock unit in the Tarap Formation is the result of low-level regional metamorphism of
sedimentary rocks in the form of mudstone that consist of mica, quartz and a small amount of fine-sized pyrite as protoliths
of phyllite and schist.
750
F. Silalahi, et al.
751
Protolith Batuan Dasar Paleozoikum Formasi Tarap
752
F. Silalahi, et al.
Fasies Metamorfisme
Fasies metamorf yang ditemukan merupakan
pengelompokan mineral-mineral yang terbentuk pada
metamorfisme tingkat rendah sampai sedang. Dalam
fasies metamorfisme tekanan, temperature dan deformasi
menjadi faktor dominan yang mengubahkan batuan.
Faseies metamorfisme dengan medium pressure yang
tersingkap di permukaan merupakan fasies Greenschist,
amphibolite, atau granulite (Winter et al, 2014)
Fasies greenschist mengalami foliasi yang kuat
dengan kelimpahan mineral green chlorite, epidote, dan Gambar 6 Posisi sampel di daerah penelitian terhadap
actinolite (Best, Myron. G, 2003) dan terbentuk pada tipe skema fasies metaforfisme yang terbentuk di zona
continental geothermal gradient (Winter, 2014). subduksi (Ernst,1971 dalam Winter, 2014)
Berdasarkan diagram Winter (2014), yang tergambar
dalam diagram Gambar 7, fasies greenschist terbentuk Protolith
pada suhu 300-500◦C dengan tekanan berkisar 0.2 – 0.8 Shales dan mudrock merpakan pelitic protolith yang
Gpa, serta kedalaman 5-30km. Umumnya fasies paling banyak dari batuan sedimen. Kumpulan mineral
greenschist terbentuk pada kondisi rogenic regions. pelitic relatif terhadap kondisi perubahan P/T. Mineral
tersebut bersamaan dengan feldspathic dan lithic
sandstone akan menyusun kebanyakan material klastik
sepanjang passive continental slopes dan active
continental margin yang dekat dengan busur magmatik.
Gambaran skematik dari pelitic mineral assemblages
terhadap barrovian zone dapat dilihat pada Gambar 7.
753
Protolith Batuan Dasar Paleozoikum Formasi Tarap
Satuan batuan metamorf yang di temukan pada Best, Myron. G., (2003). Igneous and Metamorphic Rock
Formasi Tarap sepanjang aliran Sungai Gilas dan Sungai Second Edition. Brigham Young University; Berlin,
Saka merupakan batuan tipe metamorfisme regional yang German
terdiri dari filit, sekis. Melalui analisa petrografi yang Fettes, D. and J. Desmons (eds.) (2007). Metamorphic
dilakukan disimpulkan bahwa protolith batuan dasar Rocks: A Classification and Glossary of Terms.
Pleozoikum Formasi Tarap yang ditemukan merupakan Recommendations of the International Union of
pelitic rock (gambar 8) yang didukung oleh mineral yang Geological Sciences Subcommission on the
dijumpai berupa quatz, muscovite, chlorite, dan calcite. Systematics of Metamorphic Rocks,p. 256.
Berdasarkan pengamatan thin section mineral tersebut Cambridge University Press. Cambridge.
disimpulkan bahwa fasies yang berkembang adalah Gafoer, S., Amin, T.C., dan Pardede, R., (1993). Peta
greenschist yang terbentuk pada suhu 300-500◦C dengan Geologi Lembar Baturaja, 1:25.000, Pusat Survei
tekanan berkisar 0.2 – 0.8 Gpa, serta kedalaman 5-30km. Geologi, Bandung.
Batuan penyusun komplek metamorf ini umumnya Metcalfe, I., (2011). Paleozoic-Mesozoic history of SE
berfoliasi baik akibat pengaruh deformasi pada komplek Asia. The SE Asian Gateway: History and Tectonics
metamorf. Pada daerah penelitian didapati foliasi yang of the Australia-Asia Collision, 35, pp.7-35
berkembang baik dan adanya perubahan batuan dari filit Mottana, A., Crespi, R., Liborio, G., (1978). Guide to
hingga sekis yang merupakan salah satu ciri Rocks and Minerals. Simon & Shuster Inc.
metamorfisme regional. Pulunggono, A., Suparman, A., Assegaf, A., Purwanto,
T., (1990). Geologi Daerah Garba dan sekitarnya,
DAFTAR PUSTAKA Sumatera Selatan, Universitas Trisakti
Robertson, S. (1999). BGS Rock Classification Scheme
Advokaat, E. L., Bonger, M. L. M., Rudyawan, A., Volume 2 Classification of Metamorphic Rocks.
Boudagher-Fadel, M.K., Langereis, C. G., British Geological Survey: UK.
Hinsbergen, D. J. J (2018), Early Cretaceous origin Winter, John, D., (2014). Principles of Igneous and
of the Woyla Arc (Sumatra, Indonesia) on the Metamorphic Petrology. England and Associated
Australian plate, Earth and Planetary Science Letters Companies throughout the world
498 (2018) 348–361.
Barber, A.J. and Crow, M.J., (2005), An evaluation of
plate tectonic models for the development of
Sumatra: Gondwana Research, L6, no.I ,p.1-28
754