Anda di halaman 1dari 5

MINERAL, April 2021, Vol.

6 (1), Halaman 1 - 5

Perhitungan Cadangan Batupasir di Derah Perencanaan Tambang


Desa Pegongsoran, Kecamatan Pemalang,
Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah
(Calculation of Sandstone Reserves in the Mine Planning Area
Pegongsoran Village, Pemalang District, Pemalang Regency, Central Java)
1* 1 1 1 1
Narulita Santi , Wahju K Hidajat , Nur Adillah , Devina Trisnawati , Nurakhmi Qadaryati
1
Departemen Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
* Korespondensi E-mail: narulita.santi@live.undip.ac.id

Abstrak
Indonesia mempunyai cadangan batupasir dengan jumlah yang sangat besar tersebar merata
diseluruh wilayahnya. Salah satunya ialah potensi cadangan Batupasir yang berlokasi di Desa
Pegongsoran, Kecamatan Pemalang. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui persebaran
batuan bawah permukaan sehingga dapat ditentukan jumlah cadangan Batupasir yang dinilai prospek
untuk dilakukan penambangan. Metode yang digunakan yaitu metode geolistrik konfigurasi
Schlumberger. Pengukuran geolistrik dilakukan pada empat titik, selain itu juga dilakukan pemetaan
geologi untuk mengetahui kondisi geologi serta geomorfologi permukaan. Dari hasil pengolahan data
dilapangan didapatkan hasil bahwa litologinya berupa breksi vulkanik, batupasir, dan tuff. Untuk
mengetahui kondisi bawah permukaan dan persebaran lapisan batuan dilakukan korelasi dengan tiga
penampang yaitu penampang A-A’ yang terdiri dari titik geolistrik GL-04, GL-03, dan GL-01.
Penampang B-B’ terdiri dari titik geolistrik GL-04, GL-02, GL-01 serta penampang C-C’ terdiri dari titik
geolistrik GL-03 dan GL-02. Berdasarkan hasil perhitungan volumetri dengan metode blok model
3
menggunakan software rockworks diketahui volume batupasir sebesar 2.030.000 m sedangkan hasil
3
perhitungan menggunakan metode cross-section adalah sebesar 1.788.845 m .
Kata kunci: Pegongsoran, Tambang Batupasir, Geolistrik Schlumberger, Volumetri, Cross-section.

Abstract
Indonesia has large number of sandstone reserves throughout the region. One of the potential
reserves of Sandstones located in Pegongsoran, Pemalang. The purpose of the study is to know
subsurface rock distribution so amount of Sandstones reserves can be determined for mining. The
method used is Schlumberger arrays configuration geoelectrical method. Geoelectric measurements
carried out at four points, geological mapping also conducted to know geological conditions and
.
surface geomorphology. From data processing in the field lithology found in the field are volcanic
breccia, sandstones, and tuff. To figure out the subsurface conditions and rock layer distribution is
performed correlation with three sections A-A’ section consist of GL-04, GL-03, GL-01. The B-B’
section consist of GL-04, GL-02, GL-01 C-C’ section consisting of the geoelectrical points GL-03 and
GL-02. Based on volumetric calculation result with model block method using Rockworks software
3
sandstones volume is 2,030,000 m while Calculation results using Cross-section method is
3
1,788,845m .
Keywords: Pegongsoran, Sandstone mine, Schlumberger geoelectrical, Volumetric, Cross-section.

1. Pendahuluan Batupasir terjadi karena akumulasi material-


Indonesia merupakan negara yang material sedimen yang berukuran 2 - 1/16
mempunyai cadangan batuan dan mineral (Wentworth, 1922) yang kemudian terendapkan
bernilai ekonomis yang melimpah tersebar di daerah-daerah relatif rendah atau lembah.
hampir diseluruh wilayahnya. Batuan tersebut Batupasir dapat diperoleh juga dari satuan
mempunyai banyak kegunaan diberbagai bidang, konglomerat atau breksi. Batupasir berasal dari
salah satunya seperti pembangunan industri dan provenance yang berukuran besar yaitu dapat
perumahan, namun potensi yang ada masih berupa material dari batuan beku, metamorf, dan
belum dieksplorasi lebih lanjut. Salah satu sedimen. Seluruh material tersebut tererosi dari
potensi bahan galian didaerah penelitian yaitu batuan induknya bercampur menjadi satu
Batupasir. dengan material halus. Kuatnya proses ubahan
atau pelapukan batuan dan jauhnya transportasi

1
MINERAL, April 2021, Vol. 6 (1), Halaman 1 - 5

sehingga material batuan berbentuk elips atau hasil dari penelitan yang dilakukan. Metode
bulat dengan ukuran mulai dari kerikil sampai kualitatif diawali dengan studi pendahuluan
bongkah. daerah penelitian untuk mengetahui kondisi
Batupasir termasuk dalam komoditas batuan geologi permukaan. Kemudian dilakukan
yang memiliki potensi untuk di tambang. pengambilan data lapangan berupa data
Sebelum adanya penambangan, dilakukan geolistrik pada beberapa titik yang sudah
akuisisi geolistrik. Akuisisi geolistrik merupakan ditentukan. Selanjutnya metode analisis
salah satu metoda geofisika untuk mengetahui digunakan dalam pengolahan data hasil
perubahan tahanan jenis lapisan batuan di geolistrik.
bawah permukaan tanah dengan cara Dalam pengolahan data, menggunakan data
mengalirkan arus listrik DC (Direct Current) yang hasil pengukuran resistivitas adalah data
mempunyai tegangan tinggi ke dalam tanah. Resistivity dalam bentuk nilai R, V, I, dan rho.
Akuisisi geolistrik dalam penelitian ini digunakan Langkah pertama dalam pengolahan data adalah
untuk mengetahui sumberdaya maksimal pada pengeplottan data AB/2 dan tahanan jenis (ρ)
daerah penelitian. Penyelidikan geolistrik pada kurva lapangan serta koreksi matching
merupakan pendeteksian yang dilakukan pada curves untuk mengetahui nilai resistivitas asli
permukaan akan tetapi mampu mempelajari sifat batuan serta kedalamannya (Bisri, 2008)
aliran listrik yang ada dibawah permukaan
(Kanata dan Zubaidah, 2008). 3. Hasil dan Pembahasan
Dohr (1975) dalam Eva (2002) menjelaskan Berdasarkan interpretasi hasil pemrosesan
bahwa terdapat beberapa faktor yang persen lereng dan beda tinggi file DEM
mempengaruhi nilai tahanan jenis. Faktor menggunakan ArcGis 10.3 diketahui terdapat 4
tersebut antara lain: satuan secara genesa, menyesuaikan dengan
1. Jenis Material kondisi morfometri, antara lain: Dataran aliran
2. Kandungan Air Dalam Batuan piroklastik bergelombang landai, Dataran aliran
3. Porositas Batuan piroklastik bergelombang miring, Dataran aliran
4. Sifat Kimiawi piroklastik berbukit bergelombang, dan Dataran
Umumnya lapisan batuan tidak mempunyai aliran piroklastik berbukit terjal. penelitian
sifat homogen sempurna, seperti yang termasuk dalam satuan morfologi Dataran aliran
dipersyaratkan pada pengukuran geolistrik. piroklastik berbukit bergelombang.
Untuk posisi lapisan batuan yang terletak dekat Proses selanjutnya dilkaukan matching
dengan permukaan tanah akan sangat curves. Matching curves merupakan suatu
berpengaruh terhadap hasil pengukuran metode pencocokan data hasil geolistrik dengan
tegangan dan ini akan membuat data geolistrik bebarapa kurva untuk mendapatkan pemodelan
menjadi menyimpang dari, nilai sebenarnya resistivitas dan kedalaman batuan.
(Hendrajaya, 1990) Pengolahan data lapangan dengan
Pengolahan data lapangan dengan menggunakan Software Progress dilakukan
menggunakan Software Progress dilakukan dengan cara meng-input nilai bentangan
dengan cara meng-input nilai bentangan elektroda (AB/2) dan nilai tahanan jenis semu.
elektroda (AB/2) dan nilai tahanan jenis semu. Hasil input kedua nilai tersebut digambarkan
Hasil input kedua nilai tersebut digambarkan dalam suatu bentuk kurva plot data lapangan.
dalam suatu bentuk kurva plot data lapangan. Kemudian, input data kedalaman (dn) serta nilai
Kemudian, input data kedalaman (dn) serta nilai resistivitas (ρn) yang sudah diketahui dari hasil
resistivitas (ρn) yang sudah diketahui dari hasil matching curves. Langkah ini dilakukan untuk
matching curves. Langkah ini dilakukan untuk selanjutnya mencocokan kurva lapangan
selanjutnya mencocokan kurva lapangan (observed data) dengan model hasil matching
(observed data) dengan model hasil matching curves (calculated data). Apabila observed data
curves (calculated data). Perhitungan nilai dan calculated data memiliki selisih yang kecil
tahanan jenis sebenarnya dilakukan dengan atau nilainya saling mendekati maka nilai error
kurva karakteristik dan matching curves (Bisri, atau RMS (root mean square) semakin rendah
2008). Matching curves atau pencocokan kurva Kondisi Litologi Bawah Permukaan
merupakan kegiatan interpretasi data vertikal Berdasarkan peninjauan litologi secara
dengan menggunakan data lapangan yang langsung di daerah penelitian, penulis dapat
didapatkan dari penyelidikan geolistrik. menyimpulkan beberapa jenis litologi dari tua ke
muda yaitu:
2. Metode Penelitian 1. Satuan Breksi Vulkanik
Metode yang digunakan dalam penelitian ini Berwarna coklat kemerahan, struktur massif,
terdiri dari metode kualitatif dan analisis data. angular, sortasi moderately sorted, kemas
Metode kualitatif bertujuan untuk menyelidiki, terbuka. Matriks batuan berukuran pasir kasar
menemukan, menggambarkan dan menjelaskan (0,5 mm) dan fragmen berukuran bongkah

© Mining Engineering, Univ. of Bangka Belitung 2


MINERAL, April 2021, Vol. 6 (1), Halaman 1 - 5

(>256 mm) dengan komposisi Andesit dengan ketebalan yang relatif rendah.
(Wentworth, 1922). Batupasir yang ditemukan pada 2 titik
2. Satuan Batupasir sebelumnya menjadi lebih tipis hingga 4,1 m.
Berwarna abu-abu, struktur masif. Rounded, Tuff yang ditemukan pada titik GL-02
sortasi well sorted, kemas tertutup. Matriks diperkirakan menipis dibawah batupasir ini.
batuan berukuran pasir sedang (¼-½mm) dan Dibawahnya dijumpai litologi breksi vulkanik
fragmen berukuran pasir kasar (0,5 mm). dengan ketebalan 26,3 m , dan batupasir
Semen bersifat non karbonatan (Wentworth, setempat setebal 9,32 m dan lapisan paling
1922). bawah berupa breksi vulkanik setebal 23,63
3. Satuan Tuff m.
Berwarna abu-abu keputihan, butir pada 3. Sayatan C-C’
batuan berukuran <256 mm, tersusun oleh Sayatan ini melewati titik pengukuran
ash berwarna putih dan lengket ketika diberi geolistrik GL-03 dan GL-02. Pada titik GL-03,
air, juga terdapat mineral kuarsa. Batuan ini lapisan tuff dijumpai berada paling atas
berasal dari hasil proses vulkanisme pada dengan ketebalan 29,62 m. Dibawahnya
umumnya dengan mekanisme jatuhan, lapisan batupasir dijumpai setebal 15,2 m.
ditunjukkan oleh struktur batuannya normal Kemudian mengarah pada titik GL02, Lapisan
bedding, dimana pemilahan cenderung baik tuff juga ditemui menerus dan mengalami
karena terjadi di udara. Semen non penipisan hingga 23,54 m. Begitupun dengan
karbonatan. Berdasarkan klasifikasi (Fisher, lapisan batupasir dibawahnya yang
1984) batuan ini dinamakan Tuff. mengalami penipisan hingga 12,65 m. Pada
Persebaran Litologi Bawah Permukaan lapisan terbawah terdapat litologi berupa tuff
1. Sayatan A-A’ setebal 17,86 m, yang tidak ditemukan pada
Sayatan ini melewati titik pengukuran titik GL-03.
geolistrik GL-04, GL-03, dan GL-01. Pada titik Perhitungan Cadangan Batupasir
GL-04 dijumpai 3 litologi dari paling atas yaitu: A. Perhitungan volume cadangan dengan
tuff dengan ketebalan 8,52 m, batupasir Software Rockworks 15:
dengan ketebalan 9,93 m, dan breksi vulkanik Perhitungan volume dapat dilakukan pada
setebal 26,56 m. Kemudian mengarah pada aplikasi setelah terbentuk model
titik GL-03, lapisan tuff mengalami penebalan lithostratigrafi sebelumnya. Model
hingga 29,62 m. Lapisan batupasir juga lithostratigrafi ini terbentuk melalui proses
mengalami penebalan hingga 15,2 m gridding yang secara otomatis melalui aplikasi
sedangkan litologi breksi vulkanik menghilang Rockworks, dengan metode Lithoblending.
pada titik pengukuran geolistrik ini. Metode ini menginterpretasikan sebaran
Selanjutnya terjadi perubahan susunan litologi batuan dengan pendekatan nearest neighbor
pada titik GL-01. Bagian atas terdiri dari dan pembatasan pencarian pada bidang XY
perselingan tuff dan batupasir dengan yang sedang dihitung. Model sebaran batuan
ketebalan yang relatif rendah. Batupasir yang yang dihasilkan dari proses ini menjadi
ditemukan pada 2 titik sebelumnya menjadi sumber data nilai ketebalan dan nilai
lebih tipis hingga 4,1 m. Dibawahnya dijumpai ketebalan dikalikan dengan cell size (luas
litologi breksi vulkanik dengan ketebalan 26,3 area) adalah nilai volume batuan.
m , dan batupasir setempat setebal 9,32 m Perhitungan volume batuan dengan aplikasi
dan lapisan paling bawah berupa breksi Rockworks 15 menggunakan pendekatan
vulkanik setebal 23,63 m. volumetric yang berdasarkan nilai ketebalan
2. Sayatan B-B’ batuan dan luasan daerah (cell size). Hasil
Sayatan ini melewati titik pengukuran perhitungan ini ditampilkan dalam bentuk file
geolistrik GL-04, GL-02, dan GL-01. Pada titik xlsx yang berisi tabel volume tiap jenis batuan
GL-04 dijumpai 3 litologi dari paling atas yaitu: berdasarkan pada elevasi (Tabel 1).
tuff dengan ketebalan 8,52 m, batupasir B. Perhitungan volume cadangan dengan
dengan ketebalan 9,93 m, dan breksi vulkanik metode cross-section:
setebal 26,56 m. Kemudian mengarah pada Konsep perhitungan volume metode cross
titik GL-02, lapisan tuff mengalami penebalan section adalah dengan penentuan 2 luasan
hingga 23,54 m. Lapisan batupasir juga potongan melintang pada kedua ujung bidang
mengalami penebalan hingga 12,65 m yang diukur. Jenis bidang yang dihitung
sedangkan litologi breksi vulkanik menghilang luasannya bergantung pada kondisi lapangan
pada titik pengukuran geolistrik ini, dan yang dibutuhkan untuk dihitung. Bentuk
dijumpai litologi berupa tuff setempat setebal penampang yang umum ditemukan, antara
17,86 m. Selanjutnya terjadi perubahan lain : penampang dengan permukaan tanah
susunan litologi pada titik GL-01. Bagian atas asli mendatar, penampang dengan
terdiri dari perselingan tuff dan batupasir permukaan tanah asli miring, penampang

© Mining Engineering, Univ. of Bangka Belitung 3


MINERAL, April 2021, Vol. 6 (1), Halaman 1 - 5

dengan permukaan tanah asli mempunyai Berdasarkan hasil dan uraian pembahasan
dua kemiringan, dan penampang dengan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
permukaan tanah asli dalam galian dan 1. Berdasarkan pengolahan data dari
timbunan. Volume ditentukan dengan terlebih pengukuran geolistrik diketahui tiga jenis
dahulu sebelumnya menghitung luas masing batuan pada wilayah IUP yaitu breksi
masing penampang, dan kemudian dilakukan vulkanik, batupasir, dan tuff.
perhitungan dengan persamaan berikut : 2. Berdasarkan hasil korelasi 2D dan 3D,
lapisan tuff dan batupasir tersebar merata
pada daerah penelitian, sedangkan breksi
Keterangan : vulkanik hanya dijumpai pada bagian utara,
V : Volume bidang selatan, serta barat.
A1 : Luas bidang penampang 1 3. Estimasi volume sumberdaya material
A2 : Luas bidang penampang 2 batupasir pada daerah penelitian berdasarkan
L : Jarak antara bidang penampang 1 ke perhitungan dengan menggunakan software
3
bidang penampang 2 Rockworks 15 sebesar 2.030.000 m .
Sehingga, volume batupasir di daerah Sedangkan perhitungan volume batupasir
penelitian dengan metode cross-section dengan metode cross-section diketahui
3 3
adalah sebesar 1.788.845 m . sebesar 1.788.845 m .
Kelebihan dan Kekurangan Metode
Perhitungan yang Digunakan Daftar Pustaka
A. Software Rockworks 15 Bisri, M. 2008. Airtanah. Universitas Brawijaya
Berdasarkan pada perhitungan volume yang Press, Malang.
telah dilakukan, diketahui bahwa volume Brahmantyo, B., dan Bandono. 2006. Klasifikasi
maksimum batupasir yang ada di daerah Bentuk Muka Bumi (Landform) untuk
3
penelitian sebesar 2.030.000 m . Perhitungan Pemetaan Geomorfologi pada Skala 1:25.000
volume dengan menggunakan metode model dan Aplikasinya untuk Penataan Ruang.
block memiliki kelebihan yaitu mudah dalam Yogyakarta, hal. 071 – 078.
proses pengolahan data dikarenakan sudah Broto, S dan Afifah R.S. 2008. Pengolahan Data
berbasis komputer, untuk mendapatkan Geolistrik Dengan Metode Sclumberger.
estimasi volume, hal yang perlu dilakukan TEKNIK-Vol.29, No.2, 2008, ISSN 0852-1697.
hanya memasukkan data yang diperlukan Eva, R. 2002. Penggunaan Metode Geolistrik
dalam software Rockworks. Namun metode Untuk Mendeteksi Keberadaan Airtanah.
ini memiliki kekurangan yaitu dikarenakan Lampung: Fakultas Teknik Universitas
perhitungan volume menggunakan prinsip Muhammadiyah Metro.
nearest neighbor dimana perhitungan volume Fisher, R.V dan H. –U. Schmincke. 1984.
pada daerah yang tidak ada nilainya (missing Pyroclastic Rocks: Springer-Verlag, Berlin.
data) di interpolasi dengan nilai tetangga Hendrajaya, L dan Arif, I. 1990. Geolistrik
terdekatnya, sehingga nilai tersebut Tahanan Jenis. Monografi: Metode
merupakan nilai perkiraan (bukan nilai pasti). Eksplorasi. Laboratorium Fisika Bumi.
B. Metode Cross-section Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Sama seperti metode block model, metode Kanata, B dan Zubaidah. 2008. Permodelan
cross-section juga memiliki kelebihan maupun Fisika Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi
kekurangan. Metode cross-section Schlumberger untuk Investigasi Keberadaan
merupakan metode perhitungan volume Air Tanah. Jurnal Vo. 7 No. 1 Januari- Juni
dengan cara membuat penampang yang 2008. Mataram..
dapat merepresentasikan model dari suatu Telford, WM. 1990. Applied Geophysics Second
endapan. Pada masing-masing penampang Edition. Cambridge University.
dihitung luasnya kemudian dikalikan dengan van Bemmelen, R.W., 1949. The Geology of
jarak antar penampang tersebut untuk Indonesia, Vol.IA. Government Printing Office,
mendapatkan volumenya. Jadi, semakin The Hauge.
akurat representasi dari model endapannya, van Zuidam, R.A., 1983. Guide to
akan semakin akurat pula Geomorphologic Aerial Photographic
perhitungan volume yang dihasilkan. Interpretation and Mapping. Netherlands: ITC
Namun karena rumus perhitungan yang Enschede The Nederland.
digunakan adalah dengan pendekatan rumus Wentworth, C. K. 1922. A Scale of Grade and
trapesium, untuk model endapan dengan Class Terms for Clastic Sediments. The
bentuk yang rumit akan berkurang ke- Journal of Geology. 30 (5): 377-392. United
akuratan volume yang dihasilkan. States: The University of Chicago Press.

4. Kesimpulan

© Mining Engineering, Univ. of Bangka Belitung 4


MINERAL, April 2021, Vol. 6 (1), Halaman 1 - 5

Lampiran

Lampiran 1. Model lithostratigrafi hasil gridding data lapangan menggunakan Software


Rockworks 15

Lampiran 2. Skema pembagian luasan daerah penelitian untuk perhitungan volume

5
© Mining Engineering, Univ. of Bangka Belitung

Anda mungkin juga menyukai